metode harga pokok pesanan.docx (3)
A. Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan merupakan metode pengumpulan biaya produksi
yang digunakan untuk menentukan harga pokok produk dari sebuah perusahaan yang
menghasilkan produk berdasarkan pesanan. Tujuan dari diterapkannya metode ini
adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan, baik harga pokok
secara keseluruhan dari setiap pesanan atau untuk per satuan.
Dalam metode ini seluruh biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan
tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan membagi total biaya
produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan.
Metode harga pokok pesanan ini memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Produksi bersifat terputus sesuai dengan pesanan yang diterima.
b. Spesifikasi produk sesuai dengan permintaan pemesan.
c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan melalui kartu biaya pesanan, yang berisi
rincian setiap pesanan.
d. Total biaya produksi dihitung setelah pesanan selesai.
e. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan
total unit yang dipesan.
f. Pada umumnya akumulasi biaya menggunakan biaya normal.
g. Produk yang sudah selesai langsung diberikan pada pemesan.
Adapun manfaat informasi harga pokok pesanan adalah sebagai berikut.
1
1. Penentu harga jual pesanan
Perusahaan manufaktur yang aktivitas produksinya berdasarkan pesanan akan
memproduksi barang yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh
pemesan. Dengan demikian biaya produksi untuk setiap pesanan akan berbeda,
tergantung dari spesifikasi yang diminta pemesan. Hal ini akan menyebabkan
harga jual yang dibebankan kepada pemesan ditentukan oleh besarnya setiap biaya
produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi item pesanan tersebut.
2. Pertimbangan untuk menerima atau menolak pesanan
Tidak menutup kemugkinan produk yang dipesan oleh customer harga jualnya
sudah terbentuk di pasaran. Manajemen dapat memutuskan untuk menerima atau
menolak pesanan tersebut. Sebagai pertimbangan untuk menerima atau menolak,
manajemen membutuhkan informasi total harga pokok dari produk yang dipesan.
Informasi total harga pokok pesanan merupakan dasar bagi manajemen untuk
menghindarkan perusahaan dari kerugian saat menerima pesanan. Jika informasi
total harga pokok pesanan tidak tersedia, maka manajemen tidak dapat mengetahui
apakah harga yang diminta pemesan akan menguntungkan perusahaan atau tidak.
3. Alat untuk memantau realisasi biaya produksi
Saat perusahaan menerima pesanan dari pemesan, manajemen memerlukan
informasi biaya produksi yang dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan tersebut.
Dengan demikian manajemen dapat memantau jika proses produksi untuk suatu
pesanan akan menghasilkan total biaya produksi pesanan yang sesuai dengan
perhitungan sebelumnya.
4. Menghitung laba-rugi setiap pesanan
Informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam menghasilkan suatu produk
akan membantu manajemen mengetahui apakah suatu pesanan akan menghasilkan
laba atau justru rugi.
2
5. Harga pokok persediaan produk yang tercantum dalam neraca.
Salah satu laporan keuangan yang penting bagi perusahaan manufaktur adalah
neraca. Manajemen harus memasukkan harga pokok persediaan produk, baik
produk jadi atau yang masih dalam proses. Dengan demikian maka manajemen
dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang selesai
diproduksi, namun sampai dengan tanggal neraca masih belum diserahkan kepada
pemesan.
B. Arus Biaya
Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus
kegiatan usaha perusahaan tersebut. Siklus akuntansi biaya dalam usaha dagang
dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir
dengan penyajian harga pokok barang dagangan yang dijual. Siklus akuntansi biaya
pada perusahaan jasa dimulai dengan pencatatan biaya persiapa penyerahan jasa dan
berakhir dengan disajikan harga pokok jasa yang diserahkan. Siklus akuntansi biaya
pada perusahaan manufaktur dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku
yang dimasukkan dalam proses produksi dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik dan berakhir dengan disajikannya harga
pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang.
Hubungan antara siklus pembuatan produk dan siklus akuntansi dapata terlihat
sebagai berikut :
3
Siklus akuntansi biaya dapat digambarkan melalui hubungan rekening-rekening buku
besar yaitu sebagai berikut :
C. Pencatatan Transaksi
Untuk menentukan harga pokok produksi berdasarkan pesanan, siklus akuntansi
dapat dikelompokkan dalam bisya bahan baku dan penolong, biaya tenaga kerja,
biaya overhead pabrik, produk selesai, produk dalam proses, dan penjualan produk.
1. Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku
4
Akuntansi biaya bahan baku dan bahan penolong meliputi pembelian dan
pemakaian yang jurnalnya sebagai berikut :
a. Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku dan bahan penolong :
Persediaan Bahan Baku
Rp. xxx
Utang Dagang / Kas
Rp. xxx
b. Pemakaian Bahan Baku
BDP – Biaya Bahan Baku
Rp. xxx
Persediaan Bahan Baku
Rp. xxx
c. Pemakaian Bahan Penolong
BOP Sesungguhnya
Rp. xxx
Persediaan Bahan Penolong
Rp. xxx
2. Biaya Tenaga Kerja
Akuntansi biaya tenaga kerjameliputi pemakaian tenaga kerja pembayaran
dan pengalokasian biaya tenaga kerja.
a. Jurnal untuk mencatat pemakaian tenaga kerja :
Gaji dan Upah
Rp. xxx
Utang gaji dan upah
Rp. xxx
b. Waktu gaji dan upah dibayar :
Utang gaji dan upah
Rp. xxx
Kas
Rp. xxx
c. Pengalokasian atau pendistribusian gaji dan upah :
BDP- Biaya tenaga kerja langsung
Rp. xxx
BOP Sesungguhnya
Rp. xxx
Biaya Pemasaran / Penjualan
Rp. xxx
Biaya administrasi dan umum
Rp. xxx
Gaji dan upah
Rp. xxx
Penjelasan :
1) Rekening BDP – Biaya tenaga kerja langsung digunakan untuk mencatat jumlah
biaya tenaga kerja langsung pada departement produksi.
5
2) BOP sesungguhnya digunakan untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja tidak
langsung departement produksi, seperti upah mandor, teknisi alat alat produksi,
petugas laboratorium, petugas kebersihan dibagian produksi dan lain lain.
3) Biaya pemasaran untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja bagian pemasaran
atau penjualan.
4) Biaya administrasi dan umum untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja bagian
kantor.
3. Biaya Overhead Pabrik
Pembebanan BOP ke harga pokok pesanan dihitung berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka. Sedangkan BOP yang sesungguhnya dikeluarkan dan dicatat
dalam rekening BOP sesungguhnya.
Pada waktu penutupan buku perbedaan antara BOP yang dibebankan dengan
BOP yang sesungguhnya dikeluarkan dan dicatat dalam rekening selisih BOP. Selisih
BOP ini ditutup ke rekening harga pokok penjualan atau rugi/laba sehingga akuntansi
BOP meliputi akuntansi pembebanan BOP berdasarkan tarif, akuntansi BOP yang
sesungguhnya terjadi, penutupan rekening BOP, dan penutupan selisih BOP.
a. Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka :
BDP-Biaya Overhead Pabrik
Rp. xxxx
BOP yang dibebankan
Rp. xxxx
b. Jurnal untuk mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi :
BOP sesungguhnya
Rp. xxxx
Berbagai rekening di kredit
Rp. xxxx
c. Jurnal untuk menutup BOP
1) Jika BOP yang sesungguhnya sama dengan BOP yang dibebankan (tidak
terjadi selisih)
BOP yang dibebankan
BOP sesungguhnya
Rp. xxxx
Rp. xxxx
2) Jika BOP yang sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan (selisih
rugi)
6
BOP yang dibebankan
Rp. xxxx
Selisih BOP
Rp. xxxx
BOP sesungguhnya
Rp. xxxx
3) Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan (selisih
laba)
BOP yang dibebankan
Rp. xxxx
Selisih BOP
Rp. xxxx
BOP sesungguhnya
Rp. xxxx
d. Jurnal untuk menutup BOP
1) Jika BOP yang sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan (selisih
rugi).
Rugi-Laba/ Harga pokok Penjualan
Rp. xxxx
Selisih BOP
Rp. xxxx
2) Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan (selisih
laba).
Selisih BOP
Rp. xxxx
Rugi-Laba/ Harga pokok Penjualan
Rp. xxxx
4. Produk Jadi (Selesai)
Setelah pesanan selesai dikerjakan dipindahkan ke gudang oleh bagian produksi.
Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi tersebut dapat dihitung dari
informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan dan dicatat dalam rekening persediaan produk jadi.
Jurnal untuk mencatat produk jadi :
Persediaan Produk Jadi
Rp. xxxx
BDP – Biaya Bahan Baku
Rp. xxxx
BDP – Biaya Tenaga Kerja
Rp. xxxx
BDP – Biaya Overhead Pabrik
Rp. xxxx
5. Produk Dalam Proses
7
Pada akhir periode tertentu (terutama akhir bulan diadakan stock opname/
inventarisasi baik bahan jadi maupun produk/barang dalam proses. Produk yang
belum selesai tersebut dicatat dalam rekening persediaan dalam proses.
Jurnal untuk mencatat persediaan bahan dalam proses:
Persediaan bahan dalam proses
Rp. xxxx
BDP – Biaya Bahan Baku
Rp. xxxx
BDP – Biaya Tenaga Kerja
Rp. xxxx
BDP – Biaya Overhead Pabrik
Rp. xxxx
6. Penjualan/Penyerahan Produk Jadi
Penjualan atau penyerahan produk jadi kepada pemesan dicatat dalam rekening
penjualan sebesar nilai yang dijualanya dilakukan dengan mendebit rekening harga
pokok barang jadi sehingga jurnal yang dibuat pada waktu penjualan/penyerahan
produk jadi adalah sebagai berikut:
Kas/piutang dagang
Rp. xxxx
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Persediaan produk jadi
Rp. xxxx
Rp. xxxx
Rp. Xxxx
D. Kartu Harga Pokok Pesanan
Kartu harga pokok pesanan merupakan catatan yang penting dalam metode
harga pokok pesanan. Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu,
yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya
produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga
pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya
produksi langsung terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi tidak langsung
dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam
kartu harga pokok pesanan yang bersagkutan secara langsung, sedangkan biaya
produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif
tertentu. Berikut contoh kartu harga pokok pesanan:
8
Daftar Referensi
Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi ke 5. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN, 2015
http://ahmatarisubagio.blogspot.co.id/2015/10/harga-pokok-pesanan.html
https://zahiraccounting.com/id/blog/manfaat-informasi-menggunakan-metode-harga-pokokpesanan/ (diakses pada tanggal 27 september 2017)
9
Metode harga pokok pesanan merupakan metode pengumpulan biaya produksi
yang digunakan untuk menentukan harga pokok produk dari sebuah perusahaan yang
menghasilkan produk berdasarkan pesanan. Tujuan dari diterapkannya metode ini
adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan, baik harga pokok
secara keseluruhan dari setiap pesanan atau untuk per satuan.
Dalam metode ini seluruh biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan
tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan membagi total biaya
produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan.
Metode harga pokok pesanan ini memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Produksi bersifat terputus sesuai dengan pesanan yang diterima.
b. Spesifikasi produk sesuai dengan permintaan pemesan.
c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan melalui kartu biaya pesanan, yang berisi
rincian setiap pesanan.
d. Total biaya produksi dihitung setelah pesanan selesai.
e. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan
total unit yang dipesan.
f. Pada umumnya akumulasi biaya menggunakan biaya normal.
g. Produk yang sudah selesai langsung diberikan pada pemesan.
Adapun manfaat informasi harga pokok pesanan adalah sebagai berikut.
1
1. Penentu harga jual pesanan
Perusahaan manufaktur yang aktivitas produksinya berdasarkan pesanan akan
memproduksi barang yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh
pemesan. Dengan demikian biaya produksi untuk setiap pesanan akan berbeda,
tergantung dari spesifikasi yang diminta pemesan. Hal ini akan menyebabkan
harga jual yang dibebankan kepada pemesan ditentukan oleh besarnya setiap biaya
produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi item pesanan tersebut.
2. Pertimbangan untuk menerima atau menolak pesanan
Tidak menutup kemugkinan produk yang dipesan oleh customer harga jualnya
sudah terbentuk di pasaran. Manajemen dapat memutuskan untuk menerima atau
menolak pesanan tersebut. Sebagai pertimbangan untuk menerima atau menolak,
manajemen membutuhkan informasi total harga pokok dari produk yang dipesan.
Informasi total harga pokok pesanan merupakan dasar bagi manajemen untuk
menghindarkan perusahaan dari kerugian saat menerima pesanan. Jika informasi
total harga pokok pesanan tidak tersedia, maka manajemen tidak dapat mengetahui
apakah harga yang diminta pemesan akan menguntungkan perusahaan atau tidak.
3. Alat untuk memantau realisasi biaya produksi
Saat perusahaan menerima pesanan dari pemesan, manajemen memerlukan
informasi biaya produksi yang dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan tersebut.
Dengan demikian manajemen dapat memantau jika proses produksi untuk suatu
pesanan akan menghasilkan total biaya produksi pesanan yang sesuai dengan
perhitungan sebelumnya.
4. Menghitung laba-rugi setiap pesanan
Informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam menghasilkan suatu produk
akan membantu manajemen mengetahui apakah suatu pesanan akan menghasilkan
laba atau justru rugi.
2
5. Harga pokok persediaan produk yang tercantum dalam neraca.
Salah satu laporan keuangan yang penting bagi perusahaan manufaktur adalah
neraca. Manajemen harus memasukkan harga pokok persediaan produk, baik
produk jadi atau yang masih dalam proses. Dengan demikian maka manajemen
dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang selesai
diproduksi, namun sampai dengan tanggal neraca masih belum diserahkan kepada
pemesan.
B. Arus Biaya
Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus
kegiatan usaha perusahaan tersebut. Siklus akuntansi biaya dalam usaha dagang
dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir
dengan penyajian harga pokok barang dagangan yang dijual. Siklus akuntansi biaya
pada perusahaan jasa dimulai dengan pencatatan biaya persiapa penyerahan jasa dan
berakhir dengan disajikan harga pokok jasa yang diserahkan. Siklus akuntansi biaya
pada perusahaan manufaktur dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku
yang dimasukkan dalam proses produksi dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik dan berakhir dengan disajikannya harga
pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang.
Hubungan antara siklus pembuatan produk dan siklus akuntansi dapata terlihat
sebagai berikut :
3
Siklus akuntansi biaya dapat digambarkan melalui hubungan rekening-rekening buku
besar yaitu sebagai berikut :
C. Pencatatan Transaksi
Untuk menentukan harga pokok produksi berdasarkan pesanan, siklus akuntansi
dapat dikelompokkan dalam bisya bahan baku dan penolong, biaya tenaga kerja,
biaya overhead pabrik, produk selesai, produk dalam proses, dan penjualan produk.
1. Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku
4
Akuntansi biaya bahan baku dan bahan penolong meliputi pembelian dan
pemakaian yang jurnalnya sebagai berikut :
a. Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku dan bahan penolong :
Persediaan Bahan Baku
Rp. xxx
Utang Dagang / Kas
Rp. xxx
b. Pemakaian Bahan Baku
BDP – Biaya Bahan Baku
Rp. xxx
Persediaan Bahan Baku
Rp. xxx
c. Pemakaian Bahan Penolong
BOP Sesungguhnya
Rp. xxx
Persediaan Bahan Penolong
Rp. xxx
2. Biaya Tenaga Kerja
Akuntansi biaya tenaga kerjameliputi pemakaian tenaga kerja pembayaran
dan pengalokasian biaya tenaga kerja.
a. Jurnal untuk mencatat pemakaian tenaga kerja :
Gaji dan Upah
Rp. xxx
Utang gaji dan upah
Rp. xxx
b. Waktu gaji dan upah dibayar :
Utang gaji dan upah
Rp. xxx
Kas
Rp. xxx
c. Pengalokasian atau pendistribusian gaji dan upah :
BDP- Biaya tenaga kerja langsung
Rp. xxx
BOP Sesungguhnya
Rp. xxx
Biaya Pemasaran / Penjualan
Rp. xxx
Biaya administrasi dan umum
Rp. xxx
Gaji dan upah
Rp. xxx
Penjelasan :
1) Rekening BDP – Biaya tenaga kerja langsung digunakan untuk mencatat jumlah
biaya tenaga kerja langsung pada departement produksi.
5
2) BOP sesungguhnya digunakan untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja tidak
langsung departement produksi, seperti upah mandor, teknisi alat alat produksi,
petugas laboratorium, petugas kebersihan dibagian produksi dan lain lain.
3) Biaya pemasaran untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja bagian pemasaran
atau penjualan.
4) Biaya administrasi dan umum untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja bagian
kantor.
3. Biaya Overhead Pabrik
Pembebanan BOP ke harga pokok pesanan dihitung berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka. Sedangkan BOP yang sesungguhnya dikeluarkan dan dicatat
dalam rekening BOP sesungguhnya.
Pada waktu penutupan buku perbedaan antara BOP yang dibebankan dengan
BOP yang sesungguhnya dikeluarkan dan dicatat dalam rekening selisih BOP. Selisih
BOP ini ditutup ke rekening harga pokok penjualan atau rugi/laba sehingga akuntansi
BOP meliputi akuntansi pembebanan BOP berdasarkan tarif, akuntansi BOP yang
sesungguhnya terjadi, penutupan rekening BOP, dan penutupan selisih BOP.
a. Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka :
BDP-Biaya Overhead Pabrik
Rp. xxxx
BOP yang dibebankan
Rp. xxxx
b. Jurnal untuk mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi :
BOP sesungguhnya
Rp. xxxx
Berbagai rekening di kredit
Rp. xxxx
c. Jurnal untuk menutup BOP
1) Jika BOP yang sesungguhnya sama dengan BOP yang dibebankan (tidak
terjadi selisih)
BOP yang dibebankan
BOP sesungguhnya
Rp. xxxx
Rp. xxxx
2) Jika BOP yang sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan (selisih
rugi)
6
BOP yang dibebankan
Rp. xxxx
Selisih BOP
Rp. xxxx
BOP sesungguhnya
Rp. xxxx
3) Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan (selisih
laba)
BOP yang dibebankan
Rp. xxxx
Selisih BOP
Rp. xxxx
BOP sesungguhnya
Rp. xxxx
d. Jurnal untuk menutup BOP
1) Jika BOP yang sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan (selisih
rugi).
Rugi-Laba/ Harga pokok Penjualan
Rp. xxxx
Selisih BOP
Rp. xxxx
2) Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan (selisih
laba).
Selisih BOP
Rp. xxxx
Rugi-Laba/ Harga pokok Penjualan
Rp. xxxx
4. Produk Jadi (Selesai)
Setelah pesanan selesai dikerjakan dipindahkan ke gudang oleh bagian produksi.
Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi tersebut dapat dihitung dari
informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan dan dicatat dalam rekening persediaan produk jadi.
Jurnal untuk mencatat produk jadi :
Persediaan Produk Jadi
Rp. xxxx
BDP – Biaya Bahan Baku
Rp. xxxx
BDP – Biaya Tenaga Kerja
Rp. xxxx
BDP – Biaya Overhead Pabrik
Rp. xxxx
5. Produk Dalam Proses
7
Pada akhir periode tertentu (terutama akhir bulan diadakan stock opname/
inventarisasi baik bahan jadi maupun produk/barang dalam proses. Produk yang
belum selesai tersebut dicatat dalam rekening persediaan dalam proses.
Jurnal untuk mencatat persediaan bahan dalam proses:
Persediaan bahan dalam proses
Rp. xxxx
BDP – Biaya Bahan Baku
Rp. xxxx
BDP – Biaya Tenaga Kerja
Rp. xxxx
BDP – Biaya Overhead Pabrik
Rp. xxxx
6. Penjualan/Penyerahan Produk Jadi
Penjualan atau penyerahan produk jadi kepada pemesan dicatat dalam rekening
penjualan sebesar nilai yang dijualanya dilakukan dengan mendebit rekening harga
pokok barang jadi sehingga jurnal yang dibuat pada waktu penjualan/penyerahan
produk jadi adalah sebagai berikut:
Kas/piutang dagang
Rp. xxxx
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Persediaan produk jadi
Rp. xxxx
Rp. xxxx
Rp. Xxxx
D. Kartu Harga Pokok Pesanan
Kartu harga pokok pesanan merupakan catatan yang penting dalam metode
harga pokok pesanan. Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu,
yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya
produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga
pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya
produksi langsung terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi tidak langsung
dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam
kartu harga pokok pesanan yang bersagkutan secara langsung, sedangkan biaya
produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif
tertentu. Berikut contoh kartu harga pokok pesanan:
8
Daftar Referensi
Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi ke 5. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN, 2015
http://ahmatarisubagio.blogspot.co.id/2015/10/harga-pokok-pesanan.html
https://zahiraccounting.com/id/blog/manfaat-informasi-menggunakan-metode-harga-pokokpesanan/ (diakses pada tanggal 27 september 2017)
9