Laporan Pertanian Terpadu
1
TUMPANGSARI
JAGUNG DAN KACANG TANAH
Disusun oleh :
NICOLINE DIANA PATIPEME
J3W414001
EROFITA Y. PALLO
DAVID MUKKA
ANAKLETUS KOTOUKI
RAYMONDUS PAERI
PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmatnya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan praktikum pertanian
terpadu
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
laporan ini dapat dipergunakan sebaik –baiknya.
Laporan ini saya akui masih jauh dari sempurna, baik dari segi bahasan dan
penulisannya karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu saya harapkan kepada Bapak dan Ibu Dosen untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Bogor, Desember 2014
Penyusun
3
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
4
PENDAHULUAN
JAGUNG
Salah satu komoditi tanaman pangan yang mengambil peran dalam pembangunan
sektor pertanian adalah komoditi jagung. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah
satu tanaman pangan dunia yang terpenting dan terbanyak ditanam selain gandum
dan padi. Jagung pertama kali ditanam oleh suku Indian pada 7000 tahun yang
lalu dan diperkirakan berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Pada abad 16
jagung diperkenalkan ke Asia Tenggara oleh bangsa Portugis. Di Indonesia
sendiri, jagung merupakan komoditas pangan kedua setelah padi dan sumber
kalori atau makanan pengganti beras. Namun, ada penduduk beberapa daerah di
Indonesia misalnya di Madura dan Nusa Tenggara menggunakan jagung sebagai
bahan pangan pokok.
Jagung termasuk komoditas strategis dalam pembangunan pertanian dan
perekonomian Indonesia, mengingat komoditas ini mempunyai fungsi multiguna.
Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak
(hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari
bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa,
yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.
Penggunaan jagung untuk pakan telah mencapai 50% dari total kebutuhan.
Dalam kurun waktu tahun 2000-2004 saja, kebutuhan jagung untuk bahan baku
industri pakan, makanan, dan minuman meningkat 10-15%/tahun. Namun
produksi jagung di Indonesia masih relatif rendah dan masih belum dapat
memenuhi kebutuhan konsumen yang cenderung terus meningkat.
Menurut Subandi dkk. (1998), produksi jagung nasional belum mampu
mengimbangi permintaan yang sebagian dipacu oleh pengembangan industri
pakan dan pangan. Masih rendahnya produksi jagung ini disebabkan oleh
beberapa faktor dan masalah klasik yang selalu dihadapi terutama di tingkat
petani. Kerja keras untuk meningkatkan produksi jagung, baik melalui perluasan
areal tanam maupun penggunaan benih hibrida dan komposit telah dilakukan dan
terbukti dapat meningkatkan produksi jagung nasional. Walapun hingga kini
5
belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat, sehingga masih diperlukan
impor. Namun peluang peningkatan produksi jagung dalam negeri masih terbuka
lebar mengingat minat petani rakyat untuk budidaya jagung masih sangat besar.
KACANG TANAH
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan yang
menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman
yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50
cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk Tanaman ini
berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini telah
menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya kacang
tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh pedagangpedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari
Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle memasukkan
Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula
Kacang Tanah dari Mesir Republik Rakyat Tiongkok dan India kini merupakan
penghasil kacang tanah terbesar dunia. Di indonesia kacang tanah terpusat di
Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh
Indonesia,
Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedang bijinya
dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati , minyak dan lain-lain.
Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang
kaya protein dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam
polongnya), digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah
diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang
menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran
minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. Selain dipanen biji
atau polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya (daun dan batang) untuk
makanan ternak atau merupakan pupuk hijau.
6
Kacang tanah budidaya di Indonesia dibagi menjadi dua tipe :
1) Tipe tegak
Jenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya terdapat pada
ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek genjah dan kemasakan buahnya
serempak.
2) Tipe menjalar.
Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah terdapat
pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umnya berumur panjang. Tipe
menjalar lebih disukai karena memiliki potensi hasil lebih tinggi.
Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut :
1) Daya hasil tinggi.
2) Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
3) Hasilnya stabil.
4) Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
5) Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.
Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu :
1) Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).
2) Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan).
3) Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietasvarietas yang ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang lain
karena memang berbeda varietas.
7
TUMPANGSARI
Untuk meningkatkan produktivitas lahan, khususnya pada lahan kering dapat
dilakukan melalui pertanaman secara tumpangsari, karena pertanaman secara
tumpangsari pada lahan kering dapat memelihara kelembaban dan kadar air tanah
serta mengurangi erosi dan meningkatkan kesuburan tanah.
Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada
lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan
tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis
tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga
pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda.
Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki
pada pola tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara
lain: 1) akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan
maupun penyerapan sinar matahari), 2) populasi tanaman dapat diatur sesuai yang
dikehendaki, 3) dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas,
4) tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman
yang diusahakan gagal dan 5) kombinasi beberapa jenis tanaman dapat
menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis
sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan
kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.
Salah satu contoh tanaman lokal yang memliki potensi tumbuh dan berkembang
dengan cara tumpangsari adalah kacang tanah (Arachis hypogeae) dan jagung
(Zea mays). Panen jagung di Indonesia tahun 2008 mencapai 4 juta ha dengan
rata-rata pro-duktivitas 4,08 t/ha (Syafruddin et al., 2010). Aspek komponen
produksi pada kacang tanah pada penanaman jagung dipengaruhi oleh jarak tanam
dan perompesan daun jagung (Zuchri, 2007). Penanaman campuran merupakan
sistem pertanaman dua atau lebih jenis tanaman yang di tanam pada sebidang
tanah dengan musim tanam yang sama.
8
TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan tanah dikerjakan saat hujan pertama mulai turun. Saat ini musim
hujan kadang kurang jelas jatuhnya, namun sebagai ancer-ancer bisa pada bulan
Oktober sampai awal Nopember. Pengolahan tanah ini dilakukan agar tanah
menjadi gembur. Selain membuat tanah menjadi gembur, pengolahan tanah akan
dapat menghilangkan gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan dicangkul
sedalam 10-15 cm, kemudian dicacah sambil membuang gulma yang ada dan
yang terakhir dibuat guludan. Arah guludan sebaiknya menghadap ke barat-timur
dengan lebar guludan antara 170-180 cm. Antara dua guludan dibuat saluran
selebar 20-30 cm untuk mengalirkan air, agar saat hujan tanah tetap dalam
keadaan atus sehingga akar tanaman jagung maupun kacang tanah tidak
tergenang.
Pada pola tumpangsari jagung dan kacang tanah, diatur dimana jagung sebagai
tanaman pokok dan kacang tanah sebagai tanaman sela. Benih jagung yang akan
ditanam adalah jagung komposit (bersari bebas) varietas Bisma berlabel yang
sudah diberi seed treatment. Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 2-3 cm,
dengan jarak antar barisan tanaman 200 cm, sedangkan jarak dalam barisan adalah
40 cm. Kebutuhan benih jagung setiap hektar lahan dengan pola tumpangsari
adalah 15 kg (2 benih tiap lubang tanam), sehingga populasi tanaman jagung
dalam 1 ha lahan adalah 25.000 batang. Sedangkan untuk kacang tanah yang akan
ditanam adalah kacang tanah varietas Jerapah, varietas ini mempunyai biji 2
dalam setiap polong. Jarak tanaman kacang tanah adalah 25 x 25 cm, sehingga
dalam setiap guludan terdapat 1 baris tanaman jagung dan 5 baris tanaman kacang
tanah. Populasi tanaman kacang tanah dalam 1 ha kurang lebih 100.000 tanaman
atau sekitar 70% dibanding pola monokultur.
Kebutuhan benih kacang tanah untuk setiap 1 ha lahan dengan pola tumpangsari
dengan jagung adalah 50 kg biji kering (1 benih tiap lubang tanam). Pemupukan
dilakukan dua kali yaitu pada saat tanam dan pada saat tanaman telah berumur 1
bulan. Dosis pupuk untuk jagung adalah 120 kg Urea, 65 kg SP-36 dan 50 kg
9
KCL. Dosis pupuk untuk kacang tanah adalah 40 kg Urea, 80 kg SP-36 yang
masing-masing diberikan dalam dua kali pemupukan. Pemupukan pertama pada
jagung adalah 80 kg Urea, 65 kg SP-36 dan 50 kg KCl, satu bulan kemudian
ditambahkan pupuk susulan yaitu Urea sebanyak 40 kg. Pemupukan pertama pada
kacang tanah adalah: 20 kg Urea, 80 kg SP-36 dan 40 kg KCL, selang satu bulan
ditambahkan pupuk susulan yaitu 20 kg Urea. Cara pemupukan yaitu semua
pupuk yang akan diberikan dicampur jadi satu, kemudian dibuat larikan dekat
barisan tanaman (sekitar 5 cm dari barisan tanaman dengan kedalaman antara 5-7
cm), pupuk ditabur sepanjang larikan kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Pemupukan kedua untuk tanaman jagung larikan disesuaikan dengan tajuk
tanaman, sedangkan untuk kacang tanah larikan dibuat di tengah jarak antara dua
barisan tanaman kacang tanah. Perawatan atau pemeliharaan tanaman meliputi
beberapa kegiatan antara lain penyulaman, penyiangan dan pembumbunan.
Penyulaman sebaiknya dilakukan agar tidak ada spot-spot kosong yang akan diisi
oleh gulma bila tidak dilakukan penyulaman. Penyulaman untuk tanaman jagung
dilakukan antara 4-7 hari setelah tanam, sedangkan untuk kacang tanah antara 510 hari setelah tanam. Sebaiknya penyulaman tidak terlalu lama melakukannya.
Penyiangan dan pembumbunan dilakukan paling tidak sebanyak dua kali atau
menyesuaikan dengan kondisi gulma, bila memang gulma tumbuh dominan dapat
dilakukan penyiangan lagi. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman
berumur 15 hari, sedangkan penyiangan yang kedua dilakukan setelah tanaman
berumur 30 hari sebelum dilakukan pemupukan susulan. Pada penyiangan kedua
ini sekaligus dilakukan pembumbunan yaitu dengan menggemburkan tanah dan
menikkan tanah ke sekitar batang. Untuk kacang tanah sebaiknya dilakukan
pembumbunan sekali lagi yaitu pada saat tanaman selesai berbunga sekitar 40 hari
setelah tanam. Pengendalian hama penyakit dimaksudkan agar kesehatan tanaman
dapat terjaga sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pengendalian hama maupun penyakit dengan menggunakan pestisida sebaiknya
dilakukan dengan bijaksana, karena bahan kimia ini selain membunuh hama tetapi
juga sekaligus membunuh predatornya juga. Jadikanlah pestisida sebagai pilihan
yang mempunyai spektrum sempit. Pada jagung yang sering dijumpai adalah
penyakit bulai untuk hamanya adalah penggerek daun penghisap daun.
10
Panen
Pemanenan tanaman jagung dapat dilakukan setelah tanaman berumur sekitar
90 hari, dengan tanda-tanda biji jagung cukup tua untuk dipanen, yaitu: klobot
telah berwarna kuning kecoklatan, bila dikupas biji terlihat mengkilap dan bila
ditekan dengan kuku tidak meninggalkan bekas.
Cara panen dilakukan dengan menyabit batang jagung setinggi pinggang,
kemudian jagung langsung dipetik dan dikupas klobotnya dijemur sampai kadar
air 12%, saat menjemur jangan membiarkan tongkol jagung terhampar di atas
tanah tanpa diberi alas karena akan mudah terkontaminasi jamur. Biji yang telah
kering dipipil dan kemudian ditampi, dan kemudian dimasukkan ke dalam karung
yang bersih dan jagung sudah siap untuk dijual.
Tanaman kacang tanah siap untuk dipanen apabila telah berumur kurang lebih 100
hari. Adapun tanda-tanda tanaman siap panen, antara lain: tanaman telah tua
sebagian besar daun telah menguning, bila dicabut 75% polong telah mengeras
dan guratan kulit polong terlihat nyata, bila polong dikupas warna bagian dalam
kulit kehitaman.
Cara panen dilakukan dengan mencabut tanaman. Untuk menghindari banyak
polong yang tertinggal dalam tanah maka diusahakan panen pada saat tanah
lembab atau basah, kalau kondisi tanah kering sebelum dipanen sebaiknya tanah
disiram air telebih dahulu. Setelah itu tanaman dicabut dan ditumpuk dengan rapi
dipinggir lahan sampai tanaman selesai dicabut.
Petiklah polong dengan hati-hati, dan sekaligus saat pemetikan polong ini disortir
polong cacat, busuk ataupun kosong dibuang. Setelah itu polong-polong kacang
tanah dikumpukan dan kemudian dijemur di bawah terik matahari. Pada kondisi
matahari cerah, polong sudah cukup kering setelah dijemur ke dalam karung yang
bersih, dan siap untuk disimpan ataupun dipasarkan.
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Warsana SP, Msi. 2009. Introduksi Teknologi Tumpangsari Jagung dan Kacang
tanah. Tabloid Sinar Tani. Jawa Tengah.
TUMPANGSARI
JAGUNG DAN KACANG TANAH
Disusun oleh :
NICOLINE DIANA PATIPEME
J3W414001
EROFITA Y. PALLO
DAVID MUKKA
ANAKLETUS KOTOUKI
RAYMONDUS PAERI
PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmatnya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan praktikum pertanian
terpadu
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
laporan ini dapat dipergunakan sebaik –baiknya.
Laporan ini saya akui masih jauh dari sempurna, baik dari segi bahasan dan
penulisannya karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu saya harapkan kepada Bapak dan Ibu Dosen untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Bogor, Desember 2014
Penyusun
3
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
4
PENDAHULUAN
JAGUNG
Salah satu komoditi tanaman pangan yang mengambil peran dalam pembangunan
sektor pertanian adalah komoditi jagung. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah
satu tanaman pangan dunia yang terpenting dan terbanyak ditanam selain gandum
dan padi. Jagung pertama kali ditanam oleh suku Indian pada 7000 tahun yang
lalu dan diperkirakan berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Pada abad 16
jagung diperkenalkan ke Asia Tenggara oleh bangsa Portugis. Di Indonesia
sendiri, jagung merupakan komoditas pangan kedua setelah padi dan sumber
kalori atau makanan pengganti beras. Namun, ada penduduk beberapa daerah di
Indonesia misalnya di Madura dan Nusa Tenggara menggunakan jagung sebagai
bahan pangan pokok.
Jagung termasuk komoditas strategis dalam pembangunan pertanian dan
perekonomian Indonesia, mengingat komoditas ini mempunyai fungsi multiguna.
Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak
(hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari
bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa,
yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.
Penggunaan jagung untuk pakan telah mencapai 50% dari total kebutuhan.
Dalam kurun waktu tahun 2000-2004 saja, kebutuhan jagung untuk bahan baku
industri pakan, makanan, dan minuman meningkat 10-15%/tahun. Namun
produksi jagung di Indonesia masih relatif rendah dan masih belum dapat
memenuhi kebutuhan konsumen yang cenderung terus meningkat.
Menurut Subandi dkk. (1998), produksi jagung nasional belum mampu
mengimbangi permintaan yang sebagian dipacu oleh pengembangan industri
pakan dan pangan. Masih rendahnya produksi jagung ini disebabkan oleh
beberapa faktor dan masalah klasik yang selalu dihadapi terutama di tingkat
petani. Kerja keras untuk meningkatkan produksi jagung, baik melalui perluasan
areal tanam maupun penggunaan benih hibrida dan komposit telah dilakukan dan
terbukti dapat meningkatkan produksi jagung nasional. Walapun hingga kini
5
belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat, sehingga masih diperlukan
impor. Namun peluang peningkatan produksi jagung dalam negeri masih terbuka
lebar mengingat minat petani rakyat untuk budidaya jagung masih sangat besar.
KACANG TANAH
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan yang
menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman
yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50
cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk Tanaman ini
berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini telah
menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya kacang
tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh pedagangpedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari
Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle memasukkan
Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula
Kacang Tanah dari Mesir Republik Rakyat Tiongkok dan India kini merupakan
penghasil kacang tanah terbesar dunia. Di indonesia kacang tanah terpusat di
Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh
Indonesia,
Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedang bijinya
dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati , minyak dan lain-lain.
Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang
kaya protein dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam
polongnya), digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah
diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang
menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran
minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. Selain dipanen biji
atau polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya (daun dan batang) untuk
makanan ternak atau merupakan pupuk hijau.
6
Kacang tanah budidaya di Indonesia dibagi menjadi dua tipe :
1) Tipe tegak
Jenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya terdapat pada
ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek genjah dan kemasakan buahnya
serempak.
2) Tipe menjalar.
Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah terdapat
pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umnya berumur panjang. Tipe
menjalar lebih disukai karena memiliki potensi hasil lebih tinggi.
Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut :
1) Daya hasil tinggi.
2) Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
3) Hasilnya stabil.
4) Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
5) Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.
Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu :
1) Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).
2) Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan).
3) Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietasvarietas yang ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang lain
karena memang berbeda varietas.
7
TUMPANGSARI
Untuk meningkatkan produktivitas lahan, khususnya pada lahan kering dapat
dilakukan melalui pertanaman secara tumpangsari, karena pertanaman secara
tumpangsari pada lahan kering dapat memelihara kelembaban dan kadar air tanah
serta mengurangi erosi dan meningkatkan kesuburan tanah.
Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada
lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan
tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis
tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga
pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda.
Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki
pada pola tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara
lain: 1) akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan
maupun penyerapan sinar matahari), 2) populasi tanaman dapat diatur sesuai yang
dikehendaki, 3) dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas,
4) tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman
yang diusahakan gagal dan 5) kombinasi beberapa jenis tanaman dapat
menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis
sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan
kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.
Salah satu contoh tanaman lokal yang memliki potensi tumbuh dan berkembang
dengan cara tumpangsari adalah kacang tanah (Arachis hypogeae) dan jagung
(Zea mays). Panen jagung di Indonesia tahun 2008 mencapai 4 juta ha dengan
rata-rata pro-duktivitas 4,08 t/ha (Syafruddin et al., 2010). Aspek komponen
produksi pada kacang tanah pada penanaman jagung dipengaruhi oleh jarak tanam
dan perompesan daun jagung (Zuchri, 2007). Penanaman campuran merupakan
sistem pertanaman dua atau lebih jenis tanaman yang di tanam pada sebidang
tanah dengan musim tanam yang sama.
8
TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan tanah dikerjakan saat hujan pertama mulai turun. Saat ini musim
hujan kadang kurang jelas jatuhnya, namun sebagai ancer-ancer bisa pada bulan
Oktober sampai awal Nopember. Pengolahan tanah ini dilakukan agar tanah
menjadi gembur. Selain membuat tanah menjadi gembur, pengolahan tanah akan
dapat menghilangkan gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan dicangkul
sedalam 10-15 cm, kemudian dicacah sambil membuang gulma yang ada dan
yang terakhir dibuat guludan. Arah guludan sebaiknya menghadap ke barat-timur
dengan lebar guludan antara 170-180 cm. Antara dua guludan dibuat saluran
selebar 20-30 cm untuk mengalirkan air, agar saat hujan tanah tetap dalam
keadaan atus sehingga akar tanaman jagung maupun kacang tanah tidak
tergenang.
Pada pola tumpangsari jagung dan kacang tanah, diatur dimana jagung sebagai
tanaman pokok dan kacang tanah sebagai tanaman sela. Benih jagung yang akan
ditanam adalah jagung komposit (bersari bebas) varietas Bisma berlabel yang
sudah diberi seed treatment. Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 2-3 cm,
dengan jarak antar barisan tanaman 200 cm, sedangkan jarak dalam barisan adalah
40 cm. Kebutuhan benih jagung setiap hektar lahan dengan pola tumpangsari
adalah 15 kg (2 benih tiap lubang tanam), sehingga populasi tanaman jagung
dalam 1 ha lahan adalah 25.000 batang. Sedangkan untuk kacang tanah yang akan
ditanam adalah kacang tanah varietas Jerapah, varietas ini mempunyai biji 2
dalam setiap polong. Jarak tanaman kacang tanah adalah 25 x 25 cm, sehingga
dalam setiap guludan terdapat 1 baris tanaman jagung dan 5 baris tanaman kacang
tanah. Populasi tanaman kacang tanah dalam 1 ha kurang lebih 100.000 tanaman
atau sekitar 70% dibanding pola monokultur.
Kebutuhan benih kacang tanah untuk setiap 1 ha lahan dengan pola tumpangsari
dengan jagung adalah 50 kg biji kering (1 benih tiap lubang tanam). Pemupukan
dilakukan dua kali yaitu pada saat tanam dan pada saat tanaman telah berumur 1
bulan. Dosis pupuk untuk jagung adalah 120 kg Urea, 65 kg SP-36 dan 50 kg
9
KCL. Dosis pupuk untuk kacang tanah adalah 40 kg Urea, 80 kg SP-36 yang
masing-masing diberikan dalam dua kali pemupukan. Pemupukan pertama pada
jagung adalah 80 kg Urea, 65 kg SP-36 dan 50 kg KCl, satu bulan kemudian
ditambahkan pupuk susulan yaitu Urea sebanyak 40 kg. Pemupukan pertama pada
kacang tanah adalah: 20 kg Urea, 80 kg SP-36 dan 40 kg KCL, selang satu bulan
ditambahkan pupuk susulan yaitu 20 kg Urea. Cara pemupukan yaitu semua
pupuk yang akan diberikan dicampur jadi satu, kemudian dibuat larikan dekat
barisan tanaman (sekitar 5 cm dari barisan tanaman dengan kedalaman antara 5-7
cm), pupuk ditabur sepanjang larikan kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Pemupukan kedua untuk tanaman jagung larikan disesuaikan dengan tajuk
tanaman, sedangkan untuk kacang tanah larikan dibuat di tengah jarak antara dua
barisan tanaman kacang tanah. Perawatan atau pemeliharaan tanaman meliputi
beberapa kegiatan antara lain penyulaman, penyiangan dan pembumbunan.
Penyulaman sebaiknya dilakukan agar tidak ada spot-spot kosong yang akan diisi
oleh gulma bila tidak dilakukan penyulaman. Penyulaman untuk tanaman jagung
dilakukan antara 4-7 hari setelah tanam, sedangkan untuk kacang tanah antara 510 hari setelah tanam. Sebaiknya penyulaman tidak terlalu lama melakukannya.
Penyiangan dan pembumbunan dilakukan paling tidak sebanyak dua kali atau
menyesuaikan dengan kondisi gulma, bila memang gulma tumbuh dominan dapat
dilakukan penyiangan lagi. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman
berumur 15 hari, sedangkan penyiangan yang kedua dilakukan setelah tanaman
berumur 30 hari sebelum dilakukan pemupukan susulan. Pada penyiangan kedua
ini sekaligus dilakukan pembumbunan yaitu dengan menggemburkan tanah dan
menikkan tanah ke sekitar batang. Untuk kacang tanah sebaiknya dilakukan
pembumbunan sekali lagi yaitu pada saat tanaman selesai berbunga sekitar 40 hari
setelah tanam. Pengendalian hama penyakit dimaksudkan agar kesehatan tanaman
dapat terjaga sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pengendalian hama maupun penyakit dengan menggunakan pestisida sebaiknya
dilakukan dengan bijaksana, karena bahan kimia ini selain membunuh hama tetapi
juga sekaligus membunuh predatornya juga. Jadikanlah pestisida sebagai pilihan
yang mempunyai spektrum sempit. Pada jagung yang sering dijumpai adalah
penyakit bulai untuk hamanya adalah penggerek daun penghisap daun.
10
Panen
Pemanenan tanaman jagung dapat dilakukan setelah tanaman berumur sekitar
90 hari, dengan tanda-tanda biji jagung cukup tua untuk dipanen, yaitu: klobot
telah berwarna kuning kecoklatan, bila dikupas biji terlihat mengkilap dan bila
ditekan dengan kuku tidak meninggalkan bekas.
Cara panen dilakukan dengan menyabit batang jagung setinggi pinggang,
kemudian jagung langsung dipetik dan dikupas klobotnya dijemur sampai kadar
air 12%, saat menjemur jangan membiarkan tongkol jagung terhampar di atas
tanah tanpa diberi alas karena akan mudah terkontaminasi jamur. Biji yang telah
kering dipipil dan kemudian ditampi, dan kemudian dimasukkan ke dalam karung
yang bersih dan jagung sudah siap untuk dijual.
Tanaman kacang tanah siap untuk dipanen apabila telah berumur kurang lebih 100
hari. Adapun tanda-tanda tanaman siap panen, antara lain: tanaman telah tua
sebagian besar daun telah menguning, bila dicabut 75% polong telah mengeras
dan guratan kulit polong terlihat nyata, bila polong dikupas warna bagian dalam
kulit kehitaman.
Cara panen dilakukan dengan mencabut tanaman. Untuk menghindari banyak
polong yang tertinggal dalam tanah maka diusahakan panen pada saat tanah
lembab atau basah, kalau kondisi tanah kering sebelum dipanen sebaiknya tanah
disiram air telebih dahulu. Setelah itu tanaman dicabut dan ditumpuk dengan rapi
dipinggir lahan sampai tanaman selesai dicabut.
Petiklah polong dengan hati-hati, dan sekaligus saat pemetikan polong ini disortir
polong cacat, busuk ataupun kosong dibuang. Setelah itu polong-polong kacang
tanah dikumpukan dan kemudian dijemur di bawah terik matahari. Pada kondisi
matahari cerah, polong sudah cukup kering setelah dijemur ke dalam karung yang
bersih, dan siap untuk disimpan ataupun dipasarkan.
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Warsana SP, Msi. 2009. Introduksi Teknologi Tumpangsari Jagung dan Kacang
tanah. Tabloid Sinar Tani. Jawa Tengah.