LAPORAN ILMU LINGKUNGAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosok Gunung Ciremai, atau sering juga disebut Cereme, Careme,
atau Cerme, memang bagaikan sesosok raksasa yang berdiri menjulang di
tengah-tengah dataran rendah kawasan pantai utara Jawa Barat bagian
timur. Tingginya yang mencapai 3.078 meter di atas permukaan laut (m
dpl) atau 2.578 meter di atas Kota Kuningan membuatnya menjadi gunung
tertinggi di seantero Jawa Barat dan Banten. Gunung Ciremai
dikategorikan sebagai gunung api kuarter Tipe A berbentuk strato yang
masih berstatus aktif. Status aktif Tipe A yang dimilikinya, membuat
Ciremai adalah satu dari 80 gunung api sejenis yang tersebar di seluruh
Indonesia dan satu di antara gunung api teraktif di Pulau Jawa. Ciremai
juga termasuk dalam ratusan gunung api yang membentuk cincin api (ring
of fire), yaitu rangkaian gunung api aktif yang berbentuk seperti rantai
cincin mengelilingi Samudra Pasifik.
Namun, jika dibanding gunung-gunung api aktif lainnya di Jawa
dan Indonesia, Ciremai termasuk memiliki tabiat yang paling “kalem” dan
“ramah”, karena sejak letusan pertama yang tercatat dalam sejarah pada
tahun 1698 lalu, gunung tersebut tidak pernah mengeluarkan kekuatan
yang terlalu berlebihan sehingga menyebabkan jatuhnya banyak korban

jiwa manusia.
Hutan lindung di kawasan Gunung Ciremai merupakan kawasan
Hutan Lindung/Tutupan yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda
dan disahkan pada tanggal 28 Mei 1941 dengan fungsi utama pengaturan
tata air, pencegah erosi, sedimentasi, longsor, banjir dan bencana alam
akibat letusan gunung merapi, menjaga kesuburan tanah areal di bawahnya
dan kelestarian flora dan fauna di dalam ekosistemnya. Usulan Bupati
Kabupaten Kuningan dan Majalengka yang disetujui DPRD mendapat
respon yang positif sehingga berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. 424/Menhut-II/2004Tanggal 19 Oktober 2004, Perubahan
Fungsi Hutan Lindung Pada Kelompok Hutan Gunung Ciremai Seluas +

1 | Laporan Observasi Hutan Lindung

15.500 ha Terletak di Kabupaten Kuningan Dan Majalengka, rovinsi Jawa
Barat Menjadi Taman Nasional dan kemudian di kelola oleh Balai Taman
Nasional Gunung Ciremai sejak akhir tahun 2006.
Di Desa Cibeureum yaitu 184,70 Ha dan Desa Tarumajanya yaitu
147,74 Ha. Sedangkan kegiatan pertanian tanaman sayur hampir
mendominasi pemanfaatan lahan di semua kawasan empat desa di aliran

10 km pertama Sungai Citarum. Dominasi kegiatan perkebunan dan
pertanian juga paling luas ada di Tarumajaya, sedangkan sisa hutan paling
sedikit ada di wilayah Desa Cibeureum yang menyisakan hutan lindung
seluas 66,42 Ha. Sedangkan dari analisa pola perubahan lahan di kawasan
ini, dapat dilihat bahwa perubahan lahan dari kawasan lindung menjadi
kawasan pertanian paling tinggi terjadi di Desa Cibeureum.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari hutan lindung ?
2. Apa fungsi dari hutan lindung ?
3. Apa saja fungsi hutan lindung bagi lingkungan dan masyarakat ?
4. Apa saja maanfaat dari hutan lindung ?
5. Apa saja tanaman yang ditanami di hutan lindung ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari hutan lindung.
2. Mengetahui fungsi dari hutan lindung.
3. Mengetahui fungsi hutan lindung bagi lingkungan dan masyarakat.
4. Mengetahui maanfaat dari hutan lindung.
5. Mengetahui tanaman yang ditanami di hutan lindung

BAB II

PEMBAHASAN
A. Teori
Hutan lindung (protection forest) adalah kawasan hutan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk
2 | Laporan Observasi Hutan Lindung

dilindungi agar fungsi-fungsi ekologisnya terutama menyangkut tata air dan
kesuburan tanah agar tetap dapat berjalan dan dinikmati manfaatnya oleh
masyarakat di sekitarnya. Undang-undang RI no 41 tahun 1999 tentang
Kehutanan menyebutkan. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan
untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah
intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.“
Dari pengertian di atas tersirat bahwa hutan lindung dapat ditetapkan di
wilayah hulu sungai (termasuk pegunungan di sekitarnya) sebagai wilayah
tangkapan hujan (catchment area), di sepanjang aliran sungai bilamana
dianggap perlu, kemudian di tepi-tepi pantai misalnya pada hutan bakau, dan
tempat-tempat lain sesuai fungsi yang diharapkan. Dalam hal ini, undangundang tersebut juga menjelaskan bahwa yang dimaksud sebagai kawasan
hutan dalam pengertian di atas adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai

hutan tetap.
Sumber daya alam nampaknya makin hari makin terjepit di antara makin
besarnya kebutuhan manusia. Alam merupakan obyek pemenuhan kebutuhan
manusia. Tidak ada satu-pun kebutuhan manusia di dunia ini yang tidak
tergantung dari alam. Udara, air, angin, baju, besi, minyak, Semua yang kita
gunakan untuk kebutuhan hidup di dunia ini, ujung-ujungnya kembali
bergantung ke alam. Pada era otonomi daerah dewasa ini, inisiatif untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat cenderung diselenggarakan untuk
memenuhi

tujuan

jangka

pendek,

tanpa

memperhatikan


kelestarian

lingkungan dan keberlanjutan pembangunan jangka panjang. Konversi lahan
dari kawasan lindung – yang berfungsi menjaga keseimbangan tata air –
menjadi kawasan budidaya (lahan usaha) guna meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) merupakan praktek pembangunan yang kerap terjadi (Salim.
2006: 45).
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, aktivitas yang
dilakukan terhadap alam semakin meningkat volumenya, sehingga berakibat
pada kondisi fisik lahan menjadi tidak seperti semula. Terlebih dahulu kita

3 | Laporan Observasi Hutan Lindung

perlu melihat mengenai lahan sebagai sumberdaya itu sendiri. Menurut (PP)
No 7 Tahun 1997 Tentang Pengusahaan Hutan Taman Industri hutan berfngsi
sebagai Lahan yang menjadi matra dasar ruang dan dapat dilihat dalam 3
fungsi yaitu fungsi lingkungan, fungsi ekonomi, dan fungsi sosial. Fungsi
lingkungan dapat dilihat dari lahan yang dipandang sebagai muka bumi
sebagai biosfir yang berfungsi sebagai tempat kehidupan. Fungsi ekonomi
dapat dilihat dari lahan yang dipandang sebagai lokasi dan benda ekonomi,

yaitu benda yang dapat diperjualbelikan, sebagai tempat usaha, benda
kekayaan, jaminan. Disamping itu lahan juga sebagai sarana produksi yang
berfungsi sebagai tempat tumbuhnya tanaman yang dibudidayakan.
Lahan yang mempunyai fungsi sosial dapat dilihat dari lahan yang di
atasnya terdapat hak atas tanah mempunyai fungsi sosial untuk kepentingan
masyarakat umum. Secara skematis digambarkan oleh Salim (2006:55)
sebagai berikut:
Ekonomi
Ruang
Sosial
Lahan
Lingkungan
Gambar 1.1
Fungsi Ekonomi, Sosial Dan Lingkungan
Dalam Lahan Sebagai Matra Dasar Pembentuk Ruang

Kawasan lindung sendiri dalam kebijakan penataan ruang daerah
memiliki beberapa jenis fungsi, antara lain :Kawasan yang Memberikan
Perlindungan Kawasan Bawahannya, Kawasan Perlindungan Setempat,
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya, Kawasan Rawan

Bencana. Sedangkan pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah
dari kerusakan fungsi lingkungan, berupa Meningkatkan fungsi lindung
4 | Laporan Observasi Hutan Lindung

terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta nilai sejarah dan buday,
Mempertahankan keanekaragaman hayati meliputi tumbuhan, satwa, tipe
ekosistem, dan keunikan alam (Mangunjaya.2005:31).
Ada 2 macam kawasan lindung yang memberikan perlindungan
kawasan dibawahnya, yaitu kawasan hutan lindung dan resapan air. Secara
fungsional, kawasan yang tergolong kategori ini diperuntukkan untuk
menjamin terselenggaranya fungsi konservasi hidro-orologis bagi kegiatan
pemanfaatan lahan. Berdasarkan UU no 41 Tahun 1999 tentang pembagian
hutan, Kawasan hutan lindung merupakan salah satu bagian dari Sumberdaya
Hutan (SDH). Pada UU tersebut disebutkan bahwa SDH memberikan manfaat
barang /jasa baik langsung maupun tidak langsung, dapat disebutkan sebagai
berikut:
1. Manfaat Langsung yaitu hasil hutan berupa kayu dan hasil hutan non
kayu, penyedia pakan ternak, penyedia pangan bagi masyarakat sekitar
hutan dan rekreasi.
2. Manfaat tak langsung yaitu kemampuan pohon untuk absorbsi CO2

dan menghasilkan O2 untuk berlindung dan berkembang biak satwa
liar, perlindungan tanah dan air, pemandangan, perlindungan
keanekaragaman hayati, sumber plasma nutfah, sekat bakar, wind
brake, sejarah, penelitian, nilai keberadaan hutan
Berdasarkan paparan mengenai manfaat dari SDH tersebut dapat
ditarik suatu pemahaman mengenai kawasan hutan lindung, bahwa kawasan
hutan lindung memberikan manfaat/jasa secara tidak langsung berupa
perlindungan terhadap perkembangan satwa, perlindungan terhadap tanah dan
air, perlindungan keanekaragaman hayati dan sumber plasma nutfah, inilah
yang dikatakan bahwa kawasan lindung berfungsi konservasi ekologis. Salah
satu arahan pengelolaan kawasan lindung secara eksplisit tersirat bahwa pada
kawasan lindung diluar kawasan hutan, adapun kegiatan budidaya yang
diperkenankan adalah kegiatan yang tidak mengolah permukaan tanah secara
intensif seperti hutan atau tanaman keras yang panennya atas dasar
penebangan pilih sehingga tidak terjadi erosi tanah. Hal ini menyiratkan
ketidak jelasan mengenai bagaimana kondisi yang dimaksud dengan kawasan
lindung diluar kawasan hutan.
5 | Laporan Observasi Hutan Lindung

Kawasan lindung diluar kawasan hutan, apabila dicermati merupakan

kawasan yang termasuk penting dalam fungsi lindung, akibat ketidak jelasan
aturan mengenai kawasan ini dan juga berhadapan langsung dengan
kepentingan ekonomi masyarakat, yang berakibat pada kerentanan kawasan
ini menjadi kawasan yang dapat dieksploitasi berlebihan sehingga menjadi
kawasan kritis.
B. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di daerah
Kuningan tepatnya di Kawasan Hutan Lindung Cibeureum yang dijadikan
sebagai objek wisata alam Cibeureum. Awal mula berdirinya desa cibeureum
ini pada jaman kerajaan pangeran endang junaga dan sekutu lainnya yang
mengalami peperangan sehingga menimbulkan banyak korban yang
berjatuhan dan para prajurit yang telah meninggal dibawa kebawah aliran
sungai untuk dimandikan secara masal, sehingga aliran air sungai tersebut
tercampur oleh darah sehingga menyebabkan air

berwarna merah yang

disebut cai beureum atau Cibeureum.
Kawasan Hutan Lindung yang dijadikan sebagai objek wisata alam
Cibeureum ini merupakan objek yang baru dibangun sekitar tahun 2012

hingga sekarang kurang lebih sudah tiga tahun wisata alam ini di nikmati oleh
masyarakat sekitar

wilayah tersebut maupun pendatang dari luar yang

sengaja untuk berwisata ke tempat Kawasan Hutan Lindung yang dijadikan
sebagai objek wisata alam Cibeureum. Objek wisata alam Cibeureum ini
memiliki luas tanah kurang lebih 12 hektar, tempat wisata ini dikelola oleh
PEMDA dan PDAU atau masyarakat asli Cibeureum.
Dilihat dari keadaan wisata alam Cibereum masih perlu
ditingkatkan dalam pelestarian lingkungannya dan fasilitas untuk mendukung
objek wisata alam Cibeurem ini, dikarenakan kurang adanya tempat duduk
yang kurang memadai dan kurang nyaman, sehingga pengunjung hanya
duduk seadanya saja dan tumbuhan disekitar wisata cibereum kurang
bervariasi. Selain itu, terdapat pula hewan monyet yang ada disekitar wisata
cibeureum.
Objek wisata alam Cibeureum ini, mulai beraktifitas dari pagi jam
07.00 WIB sampai sore hari jam 18.00 WIB. Wisata alam ini sering dipadati
6 | Laporan Observasi Hutan Lindung


oleh pengunjung setiap hari libur adapun hari-hari biasa tetapi relatif
pengunjungnya lebih sedikit. Disamping itu, objek wisata Cibeureum sering
dilakukan satu bulan sekali untuk bersosialisasi dengan massyarakat disekitar
wisata tersebut.
Seperti yang diketahui bahwa sebuah Hutan Lindung erat kaitannya
pula dengan masyarakat sekitar. Hutan umumnya adalah sebuah kawasan
yang rindang dan rimbun yang ditumbuhi berbagai pepohonan begitu pula
pada Hutan Lindung Cibeureum. Berdasarkan hasil observasi di Kawasan
Hutan Lindung Cibeureum Kabupaten Kuningan, bahwa jarak hutan lindung
dengan masyarakat sekitar adalah berjarak sekitar 0,5 km. Ada beberapa
responden yang telah diberikan beberapa pertanyaan seputar kawasan hutan
lindung dan pengaruhnya terhadap masyarakat sekitar.
Para responden setidaknya telah mengetahui apa yang dimaksud
dengan lingkungan dan betapa pentingnya untuk menjaga lingkungan.
Diantaranya yaitu dengan cara menjaga kebersihan dan tidak membuang
sampah sembarangan. Dalam hal penertiban sampah masyarakat pada
kawasan hutan lindung ini tidak ada petugas pemungut sampah sehingga
tidak ada biaya dalam hal pengurusan sampah. Akan tetapi, mereka
berinisiatif membuat bank sampah. Selain itu sampah-sampah lainnya
seringkali dibakar oleh sebagian masyarakat.
Sebagian responden menyatakan bahwa hutan lindung tidak terlalu
penting dan sebagian lagi mengatakan bahwa hutan lindung Cibeureum
sangat penting. Responden yang merasa bahwa hutan lindung biasa saja
karena hutan tidak terlalu berpengaruh dalam kehidupannya. Serta populasi
monyet pada hutan tersebut sering kali mengganggu masyarakat dengan
mendatangi kebun warga ketika musim kemarau. Selain itu, masyarakat
menyatakan bahwa hutan lindung Cibeureum sangat berpengaruh karena
hutan tersebut merupakan resapan air yang besar sehingga digunakan sebagai
sumber mata air. Pada saat ini air dari hutan tersebut disalurkan kerumahrumah warga menggunakan pipa air terutama pada musim kemarau.
Sebelumnya sumber air di daerah Cibeureum memiliki banyak mata air baik
dari waduk maupun sungai yang bearus deras, tetapi sekarang sumber air
tersebut telah berkurang bahkan mengering.

7 | Laporan Observasi Hutan Lindung

Pelestarian Hutan Lindung Cibeureum menurut para responden sangat
penting untuk dijaga. Seperti kelestarian dari flora dan faunanya, dalam hal
tumbuhan yang ada di hutan lindung tidak boleh ada penebangan pohon
karena akan diberi sanksi dan di denda. Para responden pun tidak memiliki
pertanian maupun perladangan di hutan lindung. Meskipun para warga sekitar
mayoritas bemata pencaharian sebagai petani dan berkebun, diantaranya yaitu
padi dan singkong. Responden yang menyatakan bahwa hutan lindung
Cibeureum sangat perlu dijaga dan dikelola kelestariannya karena jika tidak
ada hutan lindung maupun pepohonan maka daerah kawasan hutan lindung
akan menjadi gersang.
C. Analisis Hasil Observasi
Menurut teori bahwa Hutan lindung merupakan kawasan hutan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk
dilindungi agar fungsi-fungsi ekologisnya terutama menyangkut tata air dan
kesuburan tanah agar tetap dapat berjalan dan dinikmati manfaatnya oleh
masyarakat di sekitarnya, maka dari itu hutan yang ada di kawasan
Cibeureum dijadikan sebagai tempat object wisata alam untuk di nikmati oleh
masyarakat sekitar maupun pendatang dari luar yang sengaja untuk berwisata
ke tempat kawasan cibeurem yang hampir sudah lama dijadikan tempat
wisata. Selain itu juga hutan yang ada di kawasan cibeurem ini di jadikan
pula sebagai tempat pertanian oleh masyarakatnya seperti pertanian pohon
kopi, sayuran dan lainnya yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh masyarkat
sekitarnya dan masih ada juga yang masih dijadikan hutan asli.
Dilihat dari tingkat pelestarian lingkungan yang ada di kawasan
cibeurem ini masih kurang jauh tingkat kelestariannya dikarenakan
pepohonan yang ada dikawasan cibeureum masih begitu sedikit dan tidak
bervariasi bahkan tidak ada yang memperhatikan tigkat kesuburannya. Dalam
hal ini, undang-undang menjelaskan bahwa yang dimaksud sebagai kawasan
hutan adalah suatu wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap agar tetap terjaga
ekosistemnya. Tetapi pada kenyataannya hutan yang ada dikawasaan
cibeureum ini yang dikelola oleh PEMDA dan PDAU atau masyarakat asli
Cibeureum hanya digunakan sebagai tempat wisata yang masih dibilang

8 | Laporan Observasi Hutan Lindung

sederhana, dilihat dari tanamn yang ada dikawasan cibereum yang masih
sedikit sehingga dilihatnya tidak begitu menarik, tempat duduknya yang
hanya beberapa saja dan toilet yang kurang memadai.
Dapat dilihat bahwa hutan lindug itu banyak manfaatnya salah
satunya sebagai Fungsi lingkungan bahwa lahan yang dipandang sebagai
muka bumi berfungsi sebagai tempat kehidupan masyarakat yang ada di
lingkungan hutan tersebut. Selaini itu sebagai fungsi ekonomi yang dapat
dipandang sebagai lokasi dan benda ekonomi, yaitu benda yang dapat
diperjual belikan seperti hasil pertanian tanaman kopi dan sayur-sayuran
bahkan pohon-pohon yang sudah besar di tebang untuk dijadikan bahanbahan bangunan dari pada membahayakan manusia dan makhluk lainnya.
Dan sebagai tempat usaha seperti kawasan cibeureum yang dijadikan tempat
object wisata. Disamping itu juga sebagai sarana produksi yang berfungsi
sebagai tempat tumbuhnya tanaman yang dibudidayakan seperti tanamantanaman langkah yang harus benar-benar dilindungi dan dijaga.
Saat ini masyarakat belum sepenuhnya menyadari bahwa pentingnya
menjaga hutan lindung, hanya beberapa warga dikawasan hutan lindung yang
berinisiatif untuk memungut sampah tanpa adanya biaya yang dikeluarkan
oleh pemerintah untuk mereka, mereka berinisiatif membuat bank sampah
yang bertujuan agar sampah-sampah non organik dan organik dapat
dipisahkan secara mudah. Mereka memanfaatkan sampah non organik untuk
dikumpulkan lalu dijual kepada pengepul rongsokan sedangkan sampah
organiknya mereka bakar dan tanah yang bekas menjadi tempat pembakaran
sampahnya mereka kelola sendiri sebagai pupuk tanaman untuk ladang
mereka agar mereka mendapatkan hasil panen yang bagus.
Pada musim kemarau biasanya masyarakat sering mengeluh dengan
adanya populasi monyet dikawasan hutan lindung yang sering kali turun
kerumah penduduk atau keladang mereka untuk mencari makan karena
tempat tinggal mereka yang sedang mengalami kekeringan sehingga tidak
tersedianya makanan untuk mereka. Sering kali para monyet tersebut
merampas makanan yang dibawa oleh pengunjung kawasan hutan lindung
Cibeureum. Hutan Lindung Cibeureum sangat berpengaruh penting terhadap
9 | Laporan Observasi Hutan Lindung

masyarakat sekitar ataupun flora dan fauna yang ada disekitarnya, karena
hutan tersebut merupakan sumber kehidupan makhluk hidup sekitar. Disana
terdapat mata air yang digunakan oleh penduduk sekitar sebagai sumber mata
air pencarian, banyak pepohonan yang sering kali mereka tebang untuk
dijadikan sebagai bahan bangunan rumah tangga mereka dan beberapa flora
dan fauna yang mereka manfaatkan sebagai lauk pauk serta ada beberapa
lahan kosong yang mereka manfaatkan untuk bercocok tanam. Tetapi apabila
hutan itu tidak dijaga serta dilestarikan dengan baik bisa menyebabkan hutan
itu

menjadi

gundul

akibat

penebangan

liar

dan

musim

kemarau

berkepanjangan maka bisa saja hal yang tidak diinginkan terjadi seperti
halnya kebakaran hutan, sumber air yang mengering serta beberapa flora dan
fauna yang mengalami kematian.
Oleh karena itu kita sebagai masyarakat perlu kesadaran diri untuk
menjaga lingkungan alam sekitar agar tidak rusak dan melestarikan alam
sekitar untuk generasi kita berikutnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan teori dan hasil observasi maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hutan lindung (protection forest) adalah kawasan hutan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk
dilindungi agar fungsi-fungsi ekologisnya terutama menyangkut tata air dan
kesuburan tanah agar tetap dapat berjalan dan dinikmati manfaatnya oleh
masyarakat di sekitarnya.
2. Menurut undang-undang RI no 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
menyebutkan. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk

10 | L a p o r a n O b s e r v a s i H u t a n L i n d u n g

mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah
intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.“
3. Menjaga keseimbangan tata air – menjadi kawasan budidaya (lahan usaha)
guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan praktek
pembangunan yang kerap terjadi.
4. Fungsi hutan lindung bagi masyarakat yaitu unuk menjaga sumber air yang
biasa digunakan oleh masyarakat, menjadi sumber pendapatan bagi
penduduk, menjadikan lingkungan masyarakat menjadi teduh, sejuk
sehingga pemandangan tidak gersang.
5. Tanaman yang ditanam pada hutan lindung yaitu pinus, kopi, salam dan
pohon-pohon besar yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Salim. 2006. Dasar-dasar Hukum Kehutanan. Jakarta:Sinar Grafika.
Mangunjaya, Fahruddin M. 2005. Konservasi Alam. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Undang- undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
Peraturan Pemerintahan (PP) No 7 Tahun 1997 Tentang Pengusahaan Hutan
Taman Industri.

11 | L a p o r a n O b s e r v a s i H u t a n L i n d u n g

12 | L a p o r a n O b s e r v a s i H u t a n L i n d u n g