S PPB 1202672 Chapter3
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan desain penelitian, partisipan penelitian, populasi
dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur dan analisis data penelitian.
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian korelasional. Desain korelasional yaitu saat peneliti tertarik untuk
melihat sejauh mana variasi dari dua variabel (atau lebih), yaitu perubahan dalam
satu variabel yang tercermin dalam perubahan lainnya (Creswell, J.W., 2012, hlm.
340). Teknik statistik korelasi digunakan untuk mengetahui kontribusi
keterhubungan sekolah (school connectedness) terhadap orientasi masa depan
siswa dalam bidang pekerjaan.
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang
memungkinkan dilakukannya pencatatan data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2012, hlm. 7). Dengan pendekatan
kuantitatif, setelah data diperoleh lalu diolah secara statistik dan dideskripsikan
untuk
mengetahui
gambaran
mengenai
keterhubungan
sekolah
(school
connectedness) dan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan menggunakan
metode deskriptif serta dicari besar kontribusi variabel x terhadap variabel y.
3.1.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode penelitian deskriptif.
Metode deskriptif digunakan dengan cara menganalisa peristiwa-peristiwa atau
masalah-masalah yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Dengan
menggunakan penelitian deskriptif, peneliti menghasilkan dan memperoleh
informasi yang tepat dan gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat
(Sukmadinata,
N.S.,
2013,
hlm.
54).
47
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
Penggunaan metode ini diharapkan agar peneliti mendapatkan deskripsi
mengenai kontribusi keterhubungan sekolah (school connectedness) terhadap
orientasi masa depan siswa dalam bidang perkejaan siswa kelas XI SMA Negeri 6
Bandung Tahun Ajaran 2015/2016.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung
Tahun Ajaran 2015/2016. Asumsi pemilihan siswa kelas XI pada jenjang Sekolah
Menengah Atas adalah sebagai berikut:
a.
Siswa berada pada rentang usia remaja, yaitu pada masa individu mengalami
pembentukan identitas serta harus mempersiapkan rencana kehidupan menuju
masa dewasa.
b.
Keterhubungan siswa terhadap sekolah serta pemahaman mengenai orientasi
masa depan harus dimiliki oleh siswa untuk mempersiapkan masa
depan/menuju masa dewasa.
c.
Remaja akhir yang bermula dari usia 16 atau 17 tahun hingga 18 tahun.
(Hurlock, E.B., 1980, hlm. 206), yaitu ketika remaja berada di SMA yang
menurut Hurlock, E.B. (1980, hlm. 221), mereka sudah memikirkan masa
depan secara bersungguh-sungguh. Remaja akhir/remaja yang lebih tua lebih
memikirkan apa yang akan dilakukan dan apa yang mampu dilakukan.
Remaja juga memikirkan cara untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan.
d.
Belum ada yang melakukan penelitian mengenai kontribusi keterhubungan
sekolah terhadap orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan siswa kelas XI
SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016.
3.2.2 Sampel Penelitian
Teknik penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
Slovin (Umar, H., 2007, hlm. 78), yaitu:
n=
�
+�� 2
n = jumlah sampel
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
N = Jumlah populasi
α = Derajat signifikasi (0,05)
maka,
n=
n=
n=
n=
�
+�� 2
+
+ ,
,
2
,
n = 169,784 dibulatkan keatas menjadi 170
Oleh karena itu, anggota sampel yang diambil dari jumlah anggota populasi
yaitu sebanyak 170 orang siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran
2015/2016. Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini, yang artinya cara pengambilan sampel
memberikan kesempatan sama terhadap seluruh anggota populasi untuk terpilih
menjadi sampel. Prosedur pengambilan sampel ini menggunakan bantuan daftar
bilangan acak pada Ms. Excel.
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Sampel Penelitian Keterhubungan Sekolah dan
Orientasi Masa Depan Siswa dalam Bidang Pekerjaan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kelas
XI IPA 1
XI IPA 2
XI IPA 3
XI IPA 4
XI IPA 5
XI IPA 6
XI IPS 1
XI IPS 2
XI IPS 3
Jumlah Sampel
Anggota Sampel Penelitian
19 Orang
19 Orang
19 Orang
19 Orang
19 Orang
19 Orang
19 Orang
19 Orang
18 Orang
170 Orang
3.3 Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
Berdasarkan konseptualisasi dipaparkan pada bab kajian teori, definisi
operasional dari keterhubungan sekolah (school connectedness) dalam penelitian
ini adalah persepsi siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016
mengenai penerimaan dan dukungan dari guru-guru/staf serta siswa lainya di
sekolah yang memunculkan perasaan dan keterlibatan aktif dirinya sebagai bagian
dari sekolah, yang ditandai dengan persepsi siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung
Tahun Ajaran 2015/2016 tentang: (1) sekolah, guru-guru/staf, serta teman sebaya
secara keseluruhan (General Support/Belongingness), (2) dukungan sosial yang
diterima dalam hubungan spesifik yaitu dukungan dari guru-guru, teman sebaya
serta keanggotaan siswa di sekolah (Specific Support/Relatedness), dan (3)
keterlibatan aktif (Engagement/Connectedness) dalam hubungan dan kegiatan
dengan guru serta siswa lainnya, yang pada akhirnya membuat siswa merasa
nyaman dan menikmati sekolah.
3.3.2 Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Berdasarkan konseptualisasi yang telah dipaparkan pada bab kajian teori,
definisi operasional dari orientasi masa depan bidang pekerjaan pada penelitian ini
adalah peninjauan siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016
untuk menentukan arah dan tujuan pada bidang pekerjaan/karir masa depan serta
pengelolaan rencana dan strategi untuk mencapainya, yang ditandai dengan
adanya:
1) Motivasi yang mengacu pada ketertarikan/minat dan harapan pekerjaan masa
depan siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung.
2) Perencanaan untuk merealisasikan harapan, minat dan tujuan pekerjaannya di
masa depan, yang meliputi representasi dari tujuan dan konteks masa depan
pekerjaan/karir yang diharapkan dapat terwujud, pembuatan rencana,
langkah-langkah dan strategi untuk mencapai tujuan pekerjaan yang
ditetapkan, serta pelaksanaan rencana, langkah-langkah dan strategi tersebut.
3) Evaluasi terhadap upaya/pelaksanaaan rencana yang dilakukan untuk
merealisasikan harapan, minat, dan tujuan tersebut. Evaluasi ini terdiri dari
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
kontrol diri, perkiraan pencapaian, dan kondisi emosi yang menyertai siswa
kelas XI di SMAN 6 Bandung.
3.4 Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik non tes
yaitu dengan instrumen atau alat pengumpulan data berupa angket/kuesioner.
Melalui angket, akan diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman,
pengetahuan, sikap atau pendapat dari seseorang (Arikunto, S., 2012, hlm. 27-28).
Berikut ini adalah dua instrumen yang digunakan dalam bentuk angket, yaitu:
3.4.1 Instrumen Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket yang
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan konstruk teori yang dikemukakan oleh
Karcher, M.J. & Lee, Y. (2002, hlm. 93) dan Lohmeier, J.H. & Lee, S.W. (2011,
hlm.87). Angket ini mengungkap beberapa subkonstruk dalam keterhubungan
sekolah, yaitu:
1.
General Support/Belongingness
2.
Specific Support/Relatedness
3.
Engagement/Connectedness
Selain itu, instrumen dibuat berdasarkan tiga sumber keterhubungan yaitu,
sekolah, guru &/staf sekolah serta teman sebaya. Angket ini terdiri dari 61 item
pernyataan yang menggunakan skala Likert dengan 5 pilihan jawaban pada setiap
itemnya. Siswa diminta untuk memilih pilihan jawaban pada setiap pernyataan
sesuai dengan keadaan diri siswa yang sebenarnya.
3.4.2 Instrumen Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Instrumen orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan ini dikembangkan
berdasarkan konstruk teori orientasi masa depan dari Nurmi, J.E. (1991, hlm.2-3),
yang kemudian difokuskan pada bidang pekerjaan saja. Instrumen yang akan
dibuat berupa angket/kuesioner yang mengungkap tiga subkonstruk yaitu:
1.
Motivasi
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
2.
Perencanaan
3.
Evaluasi
Angket yang dibuat sebanyak 57 item pernyataan dalam bentuk skala Likert
dengan 5 pilihan jawaban pada setiap itemnya. Siswa diminta untuk memilih
pilihan jawaban pada setiap pernyataan sesuai dengan keadaan diri siswa yang
sebenarnya.
3.4.3 Proses Pengembangan Instrumen
3.4.3.1 Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen dikembangkan berdasarkan definisi operasional variabel
keterhubungan sekolah (school connectedness) dan orientasi masa depan dalam
bidang pekerjaan. Kisi-kisi disusun sebagai acuan dalam penyusunan instrumen
agar tetap sesuai dengan tujuan dari penelitian. Berikut ini adalah kisi-kisi
instrumen penelitian:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
(Sebelum Uji Kelayakan Instrumen)
Tingkat
Sumber
No
Keterhubungan Keterhubungan
Sekolah
1
General
Support/
Belongingness
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
2
Specifics
Support/
Relatedness
Sekolah
Indikator
Persepsi mengenai
sekolah secara
umum/ keseluruhan
Persepsi mengenai
guru &/staf sekolah
secara umum/
keseluruhan
Persepsi mengenai
teman sebaya di
sekolah secara
umum/keseluruhan
Persepsi mengenai
hubunganspesifik
dalam keanggotaan
di sekolah
No.
Item
F UF
1, 4,
2, 5,
3
6
7,
8,
9
∑
6
10,
11,
12
6
13, 15,
14 16
4
17, 20,
18, 21,
19 22
6
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
3
No
Engagement/
Connectedness
Sekolah
Persepsi mengenai
hubungan spesifik
dengan guru&/staf
sekolah
Persepsi mengenai
hubungan spesifik
dengan teman
sebaya
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan secara
aktif di sekolah
Tingkat
Sumber
Keterhubungan Keterhubungan
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
Indikator
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan guru &/ staf
sekolah
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan teman
sebaya di sekolah
23, 27,
24, 28,
8
25, 29,
26 30
34,
31,
35,
32,
7
36,
33
37
38, 43,
39, 44,
40, 45, 10
41, 46,
42 47
No.
Item
∑
F UF
48, 51,
49, 52,
50 53
6
54, 58,
55, 59,
56, 60,
57 61
8
Jumlah
61
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pekerjaan
(Sebelum Uji Kelayakan Instrumen)
No
1
2
Aspek
Indikator
Kejelasan tujuan yang ingin di
capai
Target waktu pencapaian tujuan
Motivasi
karir
Dorongan atau motif pencapaian
tujuan
Pengetahuan mengenai pekerjaan
Perencanaan
karir yang dicita-citakan
No. Item
F
UF
∑
1,2,3
4,5,6
6
7,8
9,10
4
11,12,13
14,15,16
17,18, 21,22,
19,20
23,24
6
8
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
3
Evaluasi
Membangun rencana/srategi untuk
mencapai tujuan
Realisasi/pelaksanaan rencana
untuk mencapai tujuan
25,26,
27
31,32,
33,34
28,29,
30
35,36,
37
Keyakinan diri untuk mengontrol
realisasi dari harapan dan tujuan
38,39,
40,41
42,43,
44,45
8
46,47
48,49
4
50,51,
52,53
54,55,
56,57
8
Perkiraan terhadap kemungkinan
pencapaian tujuan
Kondisi emosi yang mengikuti
individu ketika mengevaluasi halhal yang dilakukannya untuk masa
depan
Total
6
7
57
3.4.3.2 Menyusun Item Butir Pernyataan Instrumen
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah berikutnya yaitu
menjabarkan kisi-kisi ke dalam butir-butir pernyataan. Penyusunan pernyataanpernyataan instrumen keterhubungan sekolah (school connectedness) dan orientasi
masa depan dalam bidang pekerjaan dibuat berdasarkan aspek dan indikator yang
telah dirumuskan dalam kisi-kisi.
3.4.3.3 Melakukan Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan
instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan isi. Instrumen keterhubungan sekolah
(school connectedness) dan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan yang
telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji coba kelayakan instrumen. Uji
kelayakan instrumen dilakukan dengan cara menimbang setiap item pernyataan.
Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli/dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.
Tabel 3.4
Hasil Judgement Instrumen
Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Keterangan
No. Pernyataan
Jumlah
Memadai
1,6,7,9,11,12,14,16,17,20,21,22,23,27,30,31,33,37,38,
36
40, 42,43,44,45,50,51,52,53,54,55, 56,57,58,59, 60,61,
Revisi
2,3,4,5,8,10,13,15,18,19,24,25,26,28,29,32,34,35,36,
25
39, 41,46,47,48,49
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
Buang
-
-
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
(SetelahUji Kelayakan Instrumen)
Tingkat
Keterhubungan
No. Item
Sumber
Keterhubungan
Indikator
1
General
Support/
Belongingness
Sekolah
Persepsi mengenai
sekolah secara umum/
keseluruhan
No
Tingkat
Keterhubungan
Sumber
Keterhubungan
Indikator
No
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
Sekolah
2
Specifics
Support/
Relatedness
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
3
Engagement/
Connectedness
F
UF
1,
2,
3
4,
5,
6
No. Item
Persepsi mengenai
guru &/staf sekolah
secara umum/
keseluruhan
Persepsi mengenai
teman sebaya di
sekolah secara
umum/keseluruhan
Persepsi mengenai
hubunganspesifik
dalam keanggotaan di
sekolah
Persepsi mengenai
hubungan spesifik
dengan guru&/staf
sekolah
Persepsi mengenai
hubungan spesifik
dengan teman sebaya
Sekolah
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan secara
aktif di sekolah
Guru&/Staf
Persepsi mengenai
∑
6
∑
F
7,
8,
9
UF
10,
11,
12
13,
14
15,
16
4
17,
18,
19
20,
21,
22
6
23,
24,
25,
26
27,
28,
29,
30
34,
35,
36,
37
43,
44,
45,
46,
47
51,
31,
32,
33
38,
39,
40,
41,
42
48,
6
8
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
Sekolah
Teman Sebaya
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan guru &/ staf
sekolah
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan teman sebaya
di sekolah
49,
50
52,
53
54,
55,
56,
57
60,
61
61
Jumlah
Tabel 3.6
Hasil Judgement Instrumen Orientasi Masa Depan
dalam Bidang Pekerjaan
Keterangan
No. Pernyataan
Jumlah
Memadai
3,4,6,8,9,10,11,12,13,21,22,23,24,25,27,28,29,30,31,3
2,34,35,36,38,40,41,42,44,45,46,47,48,49,51,53,54,55,
38
56, 57
Revisi
1,2,5,7,12,14,15,16,17,18,19,20,26,33,37,39,43,50, 52,
19
Buang
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Instrumen Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pekerjaan
(Setelah Uji Kelayakan Instrumen)
No
1
2
Aspek
Indikator
Kejelasan tujuan yang ingin
dicapai
Target waktu pencapaian tujuan
Motivasi
karir
Dorongan atau motif pencapaian
tujuan
Pengetahuan mengenai pekerjaan
Perencanaan karir yang dicita-citakan
Membangun rencana/srategi untuk
No. Item
F
UF
∑
1,2,3
4,5,6
6
7,8
9,10
4
11,12,13
14,15,16
17,18,
19,20
25,26,
6
21,22,
23,24
28,29,
8
6
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
3
mencapai tujuan
Realisasi/pelaksanaan rencana
untuk mencapai tujuan
Keyakinan diri untuk mengontrol
realisasi dari harapan dan tujuan
Perkiraan terhadap kemungkinan
pencapaian tujuan
Kondisi emosi yang mengikuti
individu ketika mengevaluasi halhal yang dilakukannya untuk masa
depan
Total
Evaluasi
27
31,32,
33,34
38,39,
40,41
30
35,36,
37
42,43,
44,45
46,47
48,49
4
50,51,
52,53
54,55,
56,57
8
7
8
57
3.4.3.4 Melakukan Uji Keterbacaan
Sebelum
instrumen
orientasi
masa
depan
bidang
pekerjaan
dan
keterhubungan sekolah (school connectedness) di uji validitas, instrumen terlebih
dahulu diuji keterbacaan kepada sampel yang setara yaitu empat orang siswa kelas
XI SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016.
Uji keterbacaan dilakukan untuk mengukur sejauh mana pernyataanpernyataan dapat dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbacaan, apabila
ada pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami, maka pernyataan tersebut akan
direvisi sehingga dapat dipahami oleh siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung
Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil uji keterbacaan, responden dapat
memahami dengan baik hampir seluruh item pernyataan, hanya ada beberapa kata
saja yang direvisi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item dapat
digunakan dan dimengerti oleh siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun
Ajaran 2015/2016.
3.4.4 Melakukan Uji Coba Instrumen
3.4.4.1 Uji Skala
Sebelum data hasil uji coba dilakukan uji validitas dan reliabilitas, dilakukan
terlebih dahulu uji skala untuk mengtehui interval atau skor statistik pada masingmasing skor pada pilihan jawaban. Berikut contoh pengolahan skala
keterhubungan sekolah (school connectedness) dan orientasi masa depan item 1
(selengkapnya terlampir).
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
Tabel 3.8
Contoh Uji Skala pada Item 1 Instrumen Keterhubungan Sekolah
Skala
1
2
3
4
5
F
0
0
2
20
11
f = p/N
0.000
0.000
0.020
0.202
0.111
Pk
0.000
0.000
0.020
0.222
0.333
pk-t
0.000
0.000
0.010
0.121
0.278
Z
0.000
0.000
-2.326
-1.17
-0,592
≈
0
0
0
1
2
Z+
0.000
0.000
0.000
1.156
1.734
Tabel 3.9
Contoh Uji Skala pada Item 1 Instrumen Orientasi Masa Depan
Bidang Pekerjaan
Skala
F
f = p/N
Pk
pk-t
Z
Z+
≈
1
2
3
4
5
0
4
9
11
9
0.000
0.040
0.091
0.111
0.091
0.000
0.040
0.131
0.242
0.333
0.000
0.020
0.086
0.187
0.288
0.000
-2.054
-1.372
-0.893
-0.562
0.000
0.000
0.682
1.161
1.492
0
0
1
1
1
Hasil
uji
skala
seluruh
instrumen
keterhubungan
sekolah
(school
connectedness) dan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat dilihat pada
lampiran.
3.4.4.2 Uji Validitas Butir Item
Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian melibatkan seluruh
pernyataan yang terdapat dalam angket pengungkap keterhubungan sekolah
(school connectedness) dan orientasi masa depan siswa dalam bidang pekerjaan.
Menurut Arikunto (2008, hlm. 65), sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
mengukur apa yang hendak diukur, jadi semakin tinggi nilai validasi
makamenunjukkan semakin valid instrumen.
Pengujian validitas instrument pada penelitian dilakukan dengan bantuan
SPSS Statistics 23. Validitas item dilakukan dengan menganalisis daya pembeda
menggunakan prosedur pengujian Spearman’s rho. Berikut ini adalah hasil uji
validitas dari setiap item pada instrument keterhubungan sekolah (school
connectedness):
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Item Instrumen
Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Signifikansi
No. Item
Jumlah
Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19,21,
22, 23, 24, 27, 28, 29, 31, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40,42,
47
43, 44, 46, 47, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 60, 61
Tidak Valid 15, 16, 20, 25, 26, 30, 32, 34, 41, 45, 48, 50, 58, 59
14
Berdasarkan hasil uji validitas insrumen keterhubungan sekolah (school
connectedness), menyatakan bahwa terdapat 14 item pernyataan yang “Tidak
Valid”, sehingga 14 item pernyataan tersebut dihilangkan. (hasil pengujian
validitas terlampir).
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Item Instrumen
Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Signifikansi
No. Item
Jumlah
Valid
1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23,
42
24, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 34, 35, 36, 38, 39, 41, 43,
44, 45, 46, 47, 49, 50, 51, 54, 55, 56, 57
Tidak Valid 2, 4, 12, 13, 14, 22, 25, 31, 33, 37, 40, 42, 48, 52, 53
15
Berdasarkan hasil uji validitas insrumen orientasi masa depan dalam bidang
pekerjaan, menyatakan bahwa terdapat 15 item pernyataan yang “Tidak Valid”,
sehingga 15 item pernyataan tersebut dihilangkan. (hasil pengujian validitas
terlampir).
3.4.4.3 Uji Reliabilitas
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
Reliabilitas instrumen menentukan instrumen yang digunakan dapat
dipercaya atau tidak. Reliabilitas instrumen ditunjukkan sebagai derajat
konsistensi skor yang diperoleh dari subjek penelitian dengan instrumen yang
sama dalam kondisi yang berbeda. Pengujian reliabilitas dalam penelitian
dilakukan dengan menggunakan Split Half Technique yang dianalisis dengan rumus
Spearman Brown dan memanfaatkan program SPSS Statistics 23.
Tabel 3.12
Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen
0,80 ≤ r ≤ 1,00
0,60 ≤ r ≤ 0,80
0,40 ≤ r ≤ 0,60
0,20 ≤ r ≤ 0,40
0,00 ≤ r ≤0,20
Derajat Keterandalan Sangat Tinggi
Derajat Keterandalan Tinggi
Derajat Keterandalan Cukup
Derajat Keterandalan Rendah
Derajat Keterandalan Sangat Rendah
(Arikunto, 2006, hlm. 276)
Uji reliabilitas dilakukan pada kedua instrumen. Berikut ini pemaparan hasil
uji reliabilitas dari instrumen keterhubungan sekolah (school connectedness) dan
instrumen orientasi masa depan bidang pekerjaan.
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Spearman's
rho
JML_
GANJIL
JML_
GENAP
Correlation Coefficient
Sig. (1-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (1-tailed)
N
JML_GANJIL
1.000
.
33
.872**
.000
33
JML_GENAP
.872**
.000
33
1.000
.
33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus
sebagai berikut:
rxx =
rxx =
���
+���
(Morissan, 2012, hlm. 102)
�
+�
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
=
=
× .
+ .
.
.
= 0.931
Hasil uji reliabilitas instrumen keterhubungan sekolah (school connectedness)
menunjukkan bahwa nilai reliabilitas instrumen adalah sebesar 0,931, artinya
instrumen tersebut memiliki tingkat konsistensi yang sangat tinggi. Instrumen
mampu menghasilkan skor-skor konsisten pada setiap item serta item layak
digunakan untuk penelitian.
Tabel 3.14
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Spearman's rho JML_
Correlation Coefficient
GANJIL Sig. (1-tailed)
N
JML_
Correlation Coefficient
GENAP Sig. (1-tailed)
N
JML_GANJIL JML_GENAP
1.000
.855**
.
.000
33
33
**
.855
1.000
.000
.
33
33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus
sebagai berikut:
rxx =
=
=
�
+�
× .
+ .
.
.
= 0.9218
Hasil uji reliabilitas instrumen orientasi masa depan bidang pekerjaan
menunjukkan bahwa nilai reliabilitas instrumen adalah sebesar 0,9218, artinya
instrumen tersebut memiliki tingkat konsistensi yang sangat tinggi. Instrumen
mampu menghasilkan skor-skor konsisten pada setiap item serta item layak
digunakan untuk penelitian. Kisi-kisi instrumen keterhubungan sekolah (school
connectedness) dan orientasi masa depan bidang pekerjaan setelah uji validitas
tersaji dalam tabel berikut:
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
Tabel 3.15
Kisi-Kisi Instrumen Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
(Setelah Uji Validitas)
No
Tingkat
Keterhubungan
Sumber
Keterhubungan
Sekolah
1
General
Support/
Belongingness
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
2
No
Specifics
Support/
Relatedness
Tingkat
Keterhubungan
Sekolah
Guru&/Staf
Sekolah
Sumber
Keterhubungan
Teman Sebaya
Sekolah
3
Engagement/
Connectedness
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
No. Item
Indikator
F
UF
Persepsi mengenai
1,
4,
sekolah secara umum/ 2,
5, 6
keseluruhan
3
Persepsi mengenai
7, 10,
guru &/staf sekolah
8, 11,
secara
9
12
umum/keseluruhan
Persepsi mengenai
teman sebaya di
13,
sekolah secara
14
umum/keseluruhan
Persepsi mengenai
15,
hubunganspesifik
18,
16,
dalam keanggotaan di
19
17
sekolah
20, 22,
Persepsi mengenai
21, 23,
hubungan spesifik
24
No. Item
Indikator
F
dengan guru&/staf
sekolah
Persepsi mengenai
hubungan spesifik
dengan teman sebaya
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan secara
aktif di sekolah
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan guru &/ staf
sekolah
Persepsi mengenai
25,
26
30,
31,
32,
33
FU
27,
28,
29
34,
35,
36,
37
∑
6
6
2
5
5
∑
5
8
38
39,
40,
41
4
42,
46,
6
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan teman sebaya
di sekolah
Jumlah
43,
44,
45
47
47
Tabel 3.16
Kisi-Kisi Instrumen Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
(Setelah Uji Validitas)
No
1
2
Aspek
Motivasi
Perencanaan
Indikator
Kejelasan tujuan yang ingin di
1, 2
capai
Target waktu pencapaian tujuan
5, 6
karir
Dorongan atau motif pencapaian
9, 10,
tujuan
11
Pengetahuan mengenai pekerjaan 12, 13,
karir yang dicita-citakan
14, 15
Membangun rencana/srategi untuk
19, 20
mencapai tujuan
Realisasi/pelaksanaan rencana
untuk mencapai tujuan
No
Aspek
Indikator
Keyakinan diri untuk mengontrol
realisasi dari harapan dan tujuan
3
Evaluasi
No. Item
F
UF
Perkiraan terhadap kemungkinan
pencapaian tujuan
Kondisi emosi yang mengikuti
individu ketika mengevaluasi halhal yang dilakukannya untuk masa
depan
Total
24, 25
∑
3, 4
4
7, 8
4
3
16, 17,
18
21, 22,
23
26, 27
No. Item
F
UF
7
5
4
No
28, 29,
30
31, 32,
33
6
34, 35
36
3
37, 38
39, 40,
41, 42
6
42
3.5 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan peneliti melalui tiga tahap yaitu:
3.5.1 Tahap Persiapan
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
Tahap persiapan setelah proposal diseminarkan dan disetujui oleh dosen
pembimbing yaitu meliputi:
3.5.1.1 Studi pendahuluan di sekolah untuk mengetahui fenomena yang akan
dibahas dalam skripsi.
3.5.1.2 Perumusan masalah, menyusun kerangka teori dan kerangka pikir
penelitian, serta menentukan metode penelitian, yang kemudian dibuat
dalam bentuk BAB I, II, dan III pada skripsi. Selanjutnya, dikoreksi dan
diberikan masukan oleh dosen pembimbing.
3.5.1.3 Mempersiapkan
instrumen
(alat
ukur)
berupa
angket
mengenai
keterhubungan sekolah (school connectedness) dan orientasi masa depan
bidang pekerjaan. Kemudian, dilakukan judgement instrumen oleh para
ahli sebelum disebarkan. Selanjutnya, dilakukan uji keterbacaan kepada
beberapa orang siswa kelas XI yang setara dengan sampel yang akan
diteliti.
3.5.2 Tahap Pengumpulan Data
Setelah mendapatkan izin dari pihak-pihak yang bersangkutan, kemudian
dilaksanakan pengumpulan data sesuai jumlah ukuran sampel yang telah
ditentukan yaitu 170 orang siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran
2015/2016, yang dilaksanakan pada tanggal 19-20 Mei 2016.
3.5.3 Tahap Pengolahan Data
Tahap pegolahan data yaitu mulai dari peneliti melakukan verifikasi data,
tabulasi data dan penyekoran data. Penyekoran data dilakukan sesuai bobot skala
interval yang telah ditentukan. Kemudian, data dikelompokkan sesuai dengan
kaidah yang telah dirumuskan. Lalu, langkah selanjutnya melakukan analisis data.
3.5.4 Tahap Interpretasi Hasil Penelitian dan Penarikan Kesimpulan
Pada tahap ini, dirumuskan pembahasan dari hasil pengolahan data, serta
dirumuskan simpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi untuk pihak-pihak
tertentu.
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65
3.6 Prosedur dan Teknik Analisis Data
3.6.1 Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa, menyeleksi atau memilih data
yang memadai untuk selanjutnya dilakukan pengolahan. Adapun tahapan
verifikasi data tersebut yaitu:
1) Mengecek jumlah angket yang terkumpul
2) Memisahkan angket berdasarkan kelas responden
3) Melakukan penginputan data sesuai dengan penyekoran yang telah ditetapkan
4) Melakukan perhitungan statistik sesuai dengan analisis yang dibutuhkan
3.6.2 Penyekoran Data
Pada angket keterhubungan sekolah (school connectedness) dan orientasi
masa depan dalam bidang pekerjaan, responden diminta untuk memilih alternatif
pilihan jawaban yang sesuai pada setiap butir pernyataan.
Tabel 3.17
Bobot Nilai Jawaban Skala School Connectedness
Skor
Favorable (+) Unfavorable (-)
Sangat Sesuai (5)
5
1
Sesuai (4)
4
2
Cukup Sesuai (3)
3
3
Tidak Sesuai (2)
2
4
Sangat Tidak Sesuai (1)
1
5
Tabel 3.18
Alternatif Pilihan
Bobot Nilai Jawaban
Skala Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Alternatif Pilihan
Sangat Sesuai (5)
Sesuai (4)
Cukup Sesuai (3)
Tidak Sesuai (2)
Sangat Tidak Sesuai (1)
Skor
Favorable (+) Unfavorable (-)
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66
Data skor yang didapat kemudian diinput dan dikonversikan sesuai dengan
hasil uji skala.
3.6.3 Pengelompokan Skor
Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen keterhubungan
sekolah dan orientasi masa depan bidang pekerjaan dikelompokkan menjadi dua
kategori. Pengelompokkan dua kategori tersebut dilakukan dengan mencari skor
idealnya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Skor min (Xmin)
= Nilai max ∙ Jumlah Item
Interval
= (Xmax -Xmin)/jumlah kategori
Skor max (Xmax)
= Nilai min ∙ Jumlah Item
Berikut ini adalah perhitungan skor pada setiap variabel:
a.
Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Skor max (Xmax)
= 85
Skor min (Xmin)
=0
Interval
= (85-0)/2 = 42.5
Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan perhitungan rumus diatas, maka
dapat dilakukan penentuan kategorisasi keterhubungan sekolah, yang ditampilkan
pada tabel 3.19.
Tabel 3.19
Kategori Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Kategori
Positif
Negatif
b.
Interval
X ≥ 42.5
X < 42.5
Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Skor max (Xmax)
= 74
Skor min (Xmin)
=0
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67
Interval
= (74 - 0)/2 = 37
Berdasarkan hasil perhitungan rumus diatas, maka dapat dilakukan penentuan
kategorisasi orientasi masa depan bidang pekerjaan yang ditampilkan pada tabel
berikut:
Tabel 3.20
Kategori Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Kategori
Jelas
Tidak Jelas
Interval
X ≥ 37
X < 37
3.6.4 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian menggunakan statistik inferensial. Melalui
statistik ini akan cocok digunakan bila sampelnya diambil dari populasi yang
jelas. Teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.
Jenis statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik, statistik ini
digunakan untuk menguji ukuran populasi melalui data sampel. Alasan
digunakannya statistika ini karena jenis skala data yang akan dianalisis keduanya
termasuk skala data ordinal baik variabel (x) maupun variabel (y), dan tidak
memenuhi syarat untuk analisis statistika parametrik yaitu karena data tidak
berdistribusi normal.
3.6.4.1 Uji Normalitas
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 241) penggunaan statistik parametrik
mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi
normal. Uji normalitas data dilakukan pada kedua variabel yang akan diteliti. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan
bantuan SPSS. Noor, J. (2012, hlm. 178) menyatakan bahwa cara mengetahui
signifikan atau tidak hasil uji normalitas yaitu dengan memperhatikan bilangan
pada kolom (Sig.). Data berdistribusi normal jika nilai sig (signifikansi) > 0,05,
dan data berdistribusi tidak normal jika nilai sig (signifikansi) < 0,05.
Tabel 3.21
Hasil Uji Normalitas Variabel X (Keterhubungan Sekolah)
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
SC
170
66.82
9.259
.123
.078
-.123
.123
.000c
Tabel 3.22
Hasil Uji Normalitas Variabel Y (Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
OMD
170
56.94
8.234
.097
.048
-.097
.097
.000c
Berdasarkan hasil uji normalitas, diperoleh nilai signifikansi untuk variabel x
(keterhubungan sekolah) sebesar 0,0001, yang menunjukkan (sig.) < 0,05, dan
variabel y (oreintasi masa depan bidang pekerjaan) sebesar 0,0001, yang
menunjukkan (sig.) < 0,05, maka variabel x dan y tidak berdistribusi normal,
berarti data tidak mewakili populasi dan tidak bisa digeneralisasikan, sehingga
tidak dapat menggunakan uji regresi dalam pengolahan data dan tidak dapat
melanjutkan pengolahan data dengan satistika parametrik. Uji korelasi diolah
dengan statitika non parametrik menggunakan metode Spearman’s Rho.
3.6.4.2 Uji Korelasi
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis korelasi. Analisis data
yang akan dilakukan untuk melihat kontribusi yaitu dengan uji korelasi analisis
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
Spearman Brown. Untuk mengetahui besar kecilnya koefisien korelasi yang
dihasilkan, berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.23
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Nilai rxy
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Interpretasi
Korelasi sangat lemah
Korelasi rendah
Korelasi sedang
Korelasi tinggi
Korelasi sangat tinggi
Sugiyono, 2012, hlm. 184
3.6.4.3 Uji Koefisien Determinasi
Perhitungan koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya
kontribusi variabel X terhadap variabel Y, rumus yang digunakan yaitu:
KD = � × 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi;
rxy = Koefisien Korelasi
Untuk memberikan petunjuk terhadap besar kecilnya koefisien determinasi
yang dihasilkan, berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.24
Interpretasi Koefisien Determinasi (r2)
Nilai Koefisien Determinasi (%)
81-100
61-80
41-60
21-40
0-20
Tingkat Hubungan
Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
(Akdon, & Hadi, S., 2005, hlm. 188)
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan desain penelitian, partisipan penelitian, populasi
dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur dan analisis data penelitian.
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian korelasional. Desain korelasional yaitu saat peneliti tertarik untuk
melihat sejauh mana variasi dari dua variabel (atau lebih), yaitu perubahan dalam
satu variabel yang tercermin dalam perubahan lainnya (Creswell, J.W., 2012, hlm.
340). Teknik statistik korelasi digunakan untuk mengetahui kontribusi
keterhubungan sekolah (school connectedness) terhadap orientasi masa depan
siswa dalam bidang pekerjaan.
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang
memungkinkan dilakukannya pencatatan data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2012, hlm. 7). Dengan pendekatan
kuantitatif, setelah data diperoleh lalu diolah secara statistik dan dideskripsikan
untuk
mengetahui
gambaran
mengenai
keterhubungan
sekolah
(school
connectedness) dan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan menggunakan
metode deskriptif serta dicari besar kontribusi variabel x terhadap variabel y.
3.1.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode penelitian deskriptif.
Metode deskriptif digunakan dengan cara menganalisa peristiwa-peristiwa atau
masalah-masalah yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Dengan
menggunakan penelitian deskriptif, peneliti menghasilkan dan memperoleh
informasi yang tepat dan gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat
(Sukmadinata,
N.S.,
2013,
hlm.
54).
47
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
Penggunaan metode ini diharapkan agar peneliti mendapatkan deskripsi
mengenai kontribusi keterhubungan sekolah (school connectedness) terhadap
orientasi masa depan siswa dalam bidang perkejaan siswa kelas XI SMA Negeri 6
Bandung Tahun Ajaran 2015/2016.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung
Tahun Ajaran 2015/2016. Asumsi pemilihan siswa kelas XI pada jenjang Sekolah
Menengah Atas adalah sebagai berikut:
a.
Siswa berada pada rentang usia remaja, yaitu pada masa individu mengalami
pembentukan identitas serta harus mempersiapkan rencana kehidupan menuju
masa dewasa.
b.
Keterhubungan siswa terhadap sekolah serta pemahaman mengenai orientasi
masa depan harus dimiliki oleh siswa untuk mempersiapkan masa
depan/menuju masa dewasa.
c.
Remaja akhir yang bermula dari usia 16 atau 17 tahun hingga 18 tahun.
(Hurlock, E.B., 1980, hlm. 206), yaitu ketika remaja berada di SMA yang
menurut Hurlock, E.B. (1980, hlm. 221), mereka sudah memikirkan masa
depan secara bersungguh-sungguh. Remaja akhir/remaja yang lebih tua lebih
memikirkan apa yang akan dilakukan dan apa yang mampu dilakukan.
Remaja juga memikirkan cara untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan.
d.
Belum ada yang melakukan penelitian mengenai kontribusi keterhubungan
sekolah terhadap orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan siswa kelas XI
SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016.
3.2.2 Sampel Penelitian
Teknik penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
Slovin (Umar, H., 2007, hlm. 78), yaitu:
n=
�
+�� 2
n = jumlah sampel
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
N = Jumlah populasi
α = Derajat signifikasi (0,05)
maka,
n=
n=
n=
n=
�
+�� 2
+
+ ,
,
2
,
n = 169,784 dibulatkan keatas menjadi 170
Oleh karena itu, anggota sampel yang diambil dari jumlah anggota populasi
yaitu sebanyak 170 orang siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran
2015/2016. Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini, yang artinya cara pengambilan sampel
memberikan kesempatan sama terhadap seluruh anggota populasi untuk terpilih
menjadi sampel. Prosedur pengambilan sampel ini menggunakan bantuan daftar
bilangan acak pada Ms. Excel.
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Sampel Penelitian Keterhubungan Sekolah dan
Orientasi Masa Depan Siswa dalam Bidang Pekerjaan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kelas
XI IPA 1
XI IPA 2
XI IPA 3
XI IPA 4
XI IPA 5
XI IPA 6
XI IPS 1
XI IPS 2
XI IPS 3
Jumlah Sampel
Anggota Sampel Penelitian
19 Orang
19 Orang
19 Orang
19 Orang
19 Orang
19 Orang
19 Orang
19 Orang
18 Orang
170 Orang
3.3 Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
Berdasarkan konseptualisasi dipaparkan pada bab kajian teori, definisi
operasional dari keterhubungan sekolah (school connectedness) dalam penelitian
ini adalah persepsi siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016
mengenai penerimaan dan dukungan dari guru-guru/staf serta siswa lainya di
sekolah yang memunculkan perasaan dan keterlibatan aktif dirinya sebagai bagian
dari sekolah, yang ditandai dengan persepsi siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung
Tahun Ajaran 2015/2016 tentang: (1) sekolah, guru-guru/staf, serta teman sebaya
secara keseluruhan (General Support/Belongingness), (2) dukungan sosial yang
diterima dalam hubungan spesifik yaitu dukungan dari guru-guru, teman sebaya
serta keanggotaan siswa di sekolah (Specific Support/Relatedness), dan (3)
keterlibatan aktif (Engagement/Connectedness) dalam hubungan dan kegiatan
dengan guru serta siswa lainnya, yang pada akhirnya membuat siswa merasa
nyaman dan menikmati sekolah.
3.3.2 Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Berdasarkan konseptualisasi yang telah dipaparkan pada bab kajian teori,
definisi operasional dari orientasi masa depan bidang pekerjaan pada penelitian ini
adalah peninjauan siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016
untuk menentukan arah dan tujuan pada bidang pekerjaan/karir masa depan serta
pengelolaan rencana dan strategi untuk mencapainya, yang ditandai dengan
adanya:
1) Motivasi yang mengacu pada ketertarikan/minat dan harapan pekerjaan masa
depan siswa kelas XI di SMAN 6 Bandung.
2) Perencanaan untuk merealisasikan harapan, minat dan tujuan pekerjaannya di
masa depan, yang meliputi representasi dari tujuan dan konteks masa depan
pekerjaan/karir yang diharapkan dapat terwujud, pembuatan rencana,
langkah-langkah dan strategi untuk mencapai tujuan pekerjaan yang
ditetapkan, serta pelaksanaan rencana, langkah-langkah dan strategi tersebut.
3) Evaluasi terhadap upaya/pelaksanaaan rencana yang dilakukan untuk
merealisasikan harapan, minat, dan tujuan tersebut. Evaluasi ini terdiri dari
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
kontrol diri, perkiraan pencapaian, dan kondisi emosi yang menyertai siswa
kelas XI di SMAN 6 Bandung.
3.4 Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik non tes
yaitu dengan instrumen atau alat pengumpulan data berupa angket/kuesioner.
Melalui angket, akan diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman,
pengetahuan, sikap atau pendapat dari seseorang (Arikunto, S., 2012, hlm. 27-28).
Berikut ini adalah dua instrumen yang digunakan dalam bentuk angket, yaitu:
3.4.1 Instrumen Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket yang
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan konstruk teori yang dikemukakan oleh
Karcher, M.J. & Lee, Y. (2002, hlm. 93) dan Lohmeier, J.H. & Lee, S.W. (2011,
hlm.87). Angket ini mengungkap beberapa subkonstruk dalam keterhubungan
sekolah, yaitu:
1.
General Support/Belongingness
2.
Specific Support/Relatedness
3.
Engagement/Connectedness
Selain itu, instrumen dibuat berdasarkan tiga sumber keterhubungan yaitu,
sekolah, guru &/staf sekolah serta teman sebaya. Angket ini terdiri dari 61 item
pernyataan yang menggunakan skala Likert dengan 5 pilihan jawaban pada setiap
itemnya. Siswa diminta untuk memilih pilihan jawaban pada setiap pernyataan
sesuai dengan keadaan diri siswa yang sebenarnya.
3.4.2 Instrumen Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Instrumen orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan ini dikembangkan
berdasarkan konstruk teori orientasi masa depan dari Nurmi, J.E. (1991, hlm.2-3),
yang kemudian difokuskan pada bidang pekerjaan saja. Instrumen yang akan
dibuat berupa angket/kuesioner yang mengungkap tiga subkonstruk yaitu:
1.
Motivasi
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
2.
Perencanaan
3.
Evaluasi
Angket yang dibuat sebanyak 57 item pernyataan dalam bentuk skala Likert
dengan 5 pilihan jawaban pada setiap itemnya. Siswa diminta untuk memilih
pilihan jawaban pada setiap pernyataan sesuai dengan keadaan diri siswa yang
sebenarnya.
3.4.3 Proses Pengembangan Instrumen
3.4.3.1 Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen dikembangkan berdasarkan definisi operasional variabel
keterhubungan sekolah (school connectedness) dan orientasi masa depan dalam
bidang pekerjaan. Kisi-kisi disusun sebagai acuan dalam penyusunan instrumen
agar tetap sesuai dengan tujuan dari penelitian. Berikut ini adalah kisi-kisi
instrumen penelitian:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
(Sebelum Uji Kelayakan Instrumen)
Tingkat
Sumber
No
Keterhubungan Keterhubungan
Sekolah
1
General
Support/
Belongingness
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
2
Specifics
Support/
Relatedness
Sekolah
Indikator
Persepsi mengenai
sekolah secara
umum/ keseluruhan
Persepsi mengenai
guru &/staf sekolah
secara umum/
keseluruhan
Persepsi mengenai
teman sebaya di
sekolah secara
umum/keseluruhan
Persepsi mengenai
hubunganspesifik
dalam keanggotaan
di sekolah
No.
Item
F UF
1, 4,
2, 5,
3
6
7,
8,
9
∑
6
10,
11,
12
6
13, 15,
14 16
4
17, 20,
18, 21,
19 22
6
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
3
No
Engagement/
Connectedness
Sekolah
Persepsi mengenai
hubungan spesifik
dengan guru&/staf
sekolah
Persepsi mengenai
hubungan spesifik
dengan teman
sebaya
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan secara
aktif di sekolah
Tingkat
Sumber
Keterhubungan Keterhubungan
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
Indikator
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan guru &/ staf
sekolah
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan teman
sebaya di sekolah
23, 27,
24, 28,
8
25, 29,
26 30
34,
31,
35,
32,
7
36,
33
37
38, 43,
39, 44,
40, 45, 10
41, 46,
42 47
No.
Item
∑
F UF
48, 51,
49, 52,
50 53
6
54, 58,
55, 59,
56, 60,
57 61
8
Jumlah
61
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pekerjaan
(Sebelum Uji Kelayakan Instrumen)
No
1
2
Aspek
Indikator
Kejelasan tujuan yang ingin di
capai
Target waktu pencapaian tujuan
Motivasi
karir
Dorongan atau motif pencapaian
tujuan
Pengetahuan mengenai pekerjaan
Perencanaan
karir yang dicita-citakan
No. Item
F
UF
∑
1,2,3
4,5,6
6
7,8
9,10
4
11,12,13
14,15,16
17,18, 21,22,
19,20
23,24
6
8
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
3
Evaluasi
Membangun rencana/srategi untuk
mencapai tujuan
Realisasi/pelaksanaan rencana
untuk mencapai tujuan
25,26,
27
31,32,
33,34
28,29,
30
35,36,
37
Keyakinan diri untuk mengontrol
realisasi dari harapan dan tujuan
38,39,
40,41
42,43,
44,45
8
46,47
48,49
4
50,51,
52,53
54,55,
56,57
8
Perkiraan terhadap kemungkinan
pencapaian tujuan
Kondisi emosi yang mengikuti
individu ketika mengevaluasi halhal yang dilakukannya untuk masa
depan
Total
6
7
57
3.4.3.2 Menyusun Item Butir Pernyataan Instrumen
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah berikutnya yaitu
menjabarkan kisi-kisi ke dalam butir-butir pernyataan. Penyusunan pernyataanpernyataan instrumen keterhubungan sekolah (school connectedness) dan orientasi
masa depan dalam bidang pekerjaan dibuat berdasarkan aspek dan indikator yang
telah dirumuskan dalam kisi-kisi.
3.4.3.3 Melakukan Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan
instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan isi. Instrumen keterhubungan sekolah
(school connectedness) dan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan yang
telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji coba kelayakan instrumen. Uji
kelayakan instrumen dilakukan dengan cara menimbang setiap item pernyataan.
Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli/dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.
Tabel 3.4
Hasil Judgement Instrumen
Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Keterangan
No. Pernyataan
Jumlah
Memadai
1,6,7,9,11,12,14,16,17,20,21,22,23,27,30,31,33,37,38,
36
40, 42,43,44,45,50,51,52,53,54,55, 56,57,58,59, 60,61,
Revisi
2,3,4,5,8,10,13,15,18,19,24,25,26,28,29,32,34,35,36,
25
39, 41,46,47,48,49
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
Buang
-
-
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
(SetelahUji Kelayakan Instrumen)
Tingkat
Keterhubungan
No. Item
Sumber
Keterhubungan
Indikator
1
General
Support/
Belongingness
Sekolah
Persepsi mengenai
sekolah secara umum/
keseluruhan
No
Tingkat
Keterhubungan
Sumber
Keterhubungan
Indikator
No
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
Sekolah
2
Specifics
Support/
Relatedness
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
3
Engagement/
Connectedness
F
UF
1,
2,
3
4,
5,
6
No. Item
Persepsi mengenai
guru &/staf sekolah
secara umum/
keseluruhan
Persepsi mengenai
teman sebaya di
sekolah secara
umum/keseluruhan
Persepsi mengenai
hubunganspesifik
dalam keanggotaan di
sekolah
Persepsi mengenai
hubungan spesifik
dengan guru&/staf
sekolah
Persepsi mengenai
hubungan spesifik
dengan teman sebaya
Sekolah
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan secara
aktif di sekolah
Guru&/Staf
Persepsi mengenai
∑
6
∑
F
7,
8,
9
UF
10,
11,
12
13,
14
15,
16
4
17,
18,
19
20,
21,
22
6
23,
24,
25,
26
27,
28,
29,
30
34,
35,
36,
37
43,
44,
45,
46,
47
51,
31,
32,
33
38,
39,
40,
41,
42
48,
6
8
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
Sekolah
Teman Sebaya
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan guru &/ staf
sekolah
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan teman sebaya
di sekolah
49,
50
52,
53
54,
55,
56,
57
60,
61
61
Jumlah
Tabel 3.6
Hasil Judgement Instrumen Orientasi Masa Depan
dalam Bidang Pekerjaan
Keterangan
No. Pernyataan
Jumlah
Memadai
3,4,6,8,9,10,11,12,13,21,22,23,24,25,27,28,29,30,31,3
2,34,35,36,38,40,41,42,44,45,46,47,48,49,51,53,54,55,
38
56, 57
Revisi
1,2,5,7,12,14,15,16,17,18,19,20,26,33,37,39,43,50, 52,
19
Buang
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Instrumen Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pekerjaan
(Setelah Uji Kelayakan Instrumen)
No
1
2
Aspek
Indikator
Kejelasan tujuan yang ingin
dicapai
Target waktu pencapaian tujuan
Motivasi
karir
Dorongan atau motif pencapaian
tujuan
Pengetahuan mengenai pekerjaan
Perencanaan karir yang dicita-citakan
Membangun rencana/srategi untuk
No. Item
F
UF
∑
1,2,3
4,5,6
6
7,8
9,10
4
11,12,13
14,15,16
17,18,
19,20
25,26,
6
21,22,
23,24
28,29,
8
6
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
3
mencapai tujuan
Realisasi/pelaksanaan rencana
untuk mencapai tujuan
Keyakinan diri untuk mengontrol
realisasi dari harapan dan tujuan
Perkiraan terhadap kemungkinan
pencapaian tujuan
Kondisi emosi yang mengikuti
individu ketika mengevaluasi halhal yang dilakukannya untuk masa
depan
Total
Evaluasi
27
31,32,
33,34
38,39,
40,41
30
35,36,
37
42,43,
44,45
46,47
48,49
4
50,51,
52,53
54,55,
56,57
8
7
8
57
3.4.3.4 Melakukan Uji Keterbacaan
Sebelum
instrumen
orientasi
masa
depan
bidang
pekerjaan
dan
keterhubungan sekolah (school connectedness) di uji validitas, instrumen terlebih
dahulu diuji keterbacaan kepada sampel yang setara yaitu empat orang siswa kelas
XI SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016.
Uji keterbacaan dilakukan untuk mengukur sejauh mana pernyataanpernyataan dapat dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbacaan, apabila
ada pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami, maka pernyataan tersebut akan
direvisi sehingga dapat dipahami oleh siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung
Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil uji keterbacaan, responden dapat
memahami dengan baik hampir seluruh item pernyataan, hanya ada beberapa kata
saja yang direvisi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item dapat
digunakan dan dimengerti oleh siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun
Ajaran 2015/2016.
3.4.4 Melakukan Uji Coba Instrumen
3.4.4.1 Uji Skala
Sebelum data hasil uji coba dilakukan uji validitas dan reliabilitas, dilakukan
terlebih dahulu uji skala untuk mengtehui interval atau skor statistik pada masingmasing skor pada pilihan jawaban. Berikut contoh pengolahan skala
keterhubungan sekolah (school connectedness) dan orientasi masa depan item 1
(selengkapnya terlampir).
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
Tabel 3.8
Contoh Uji Skala pada Item 1 Instrumen Keterhubungan Sekolah
Skala
1
2
3
4
5
F
0
0
2
20
11
f = p/N
0.000
0.000
0.020
0.202
0.111
Pk
0.000
0.000
0.020
0.222
0.333
pk-t
0.000
0.000
0.010
0.121
0.278
Z
0.000
0.000
-2.326
-1.17
-0,592
≈
0
0
0
1
2
Z+
0.000
0.000
0.000
1.156
1.734
Tabel 3.9
Contoh Uji Skala pada Item 1 Instrumen Orientasi Masa Depan
Bidang Pekerjaan
Skala
F
f = p/N
Pk
pk-t
Z
Z+
≈
1
2
3
4
5
0
4
9
11
9
0.000
0.040
0.091
0.111
0.091
0.000
0.040
0.131
0.242
0.333
0.000
0.020
0.086
0.187
0.288
0.000
-2.054
-1.372
-0.893
-0.562
0.000
0.000
0.682
1.161
1.492
0
0
1
1
1
Hasil
uji
skala
seluruh
instrumen
keterhubungan
sekolah
(school
connectedness) dan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat dilihat pada
lampiran.
3.4.4.2 Uji Validitas Butir Item
Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian melibatkan seluruh
pernyataan yang terdapat dalam angket pengungkap keterhubungan sekolah
(school connectedness) dan orientasi masa depan siswa dalam bidang pekerjaan.
Menurut Arikunto (2008, hlm. 65), sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
mengukur apa yang hendak diukur, jadi semakin tinggi nilai validasi
makamenunjukkan semakin valid instrumen.
Pengujian validitas instrument pada penelitian dilakukan dengan bantuan
SPSS Statistics 23. Validitas item dilakukan dengan menganalisis daya pembeda
menggunakan prosedur pengujian Spearman’s rho. Berikut ini adalah hasil uji
validitas dari setiap item pada instrument keterhubungan sekolah (school
connectedness):
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Item Instrumen
Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Signifikansi
No. Item
Jumlah
Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19,21,
22, 23, 24, 27, 28, 29, 31, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40,42,
47
43, 44, 46, 47, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 60, 61
Tidak Valid 15, 16, 20, 25, 26, 30, 32, 34, 41, 45, 48, 50, 58, 59
14
Berdasarkan hasil uji validitas insrumen keterhubungan sekolah (school
connectedness), menyatakan bahwa terdapat 14 item pernyataan yang “Tidak
Valid”, sehingga 14 item pernyataan tersebut dihilangkan. (hasil pengujian
validitas terlampir).
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Item Instrumen
Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Signifikansi
No. Item
Jumlah
Valid
1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23,
42
24, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 34, 35, 36, 38, 39, 41, 43,
44, 45, 46, 47, 49, 50, 51, 54, 55, 56, 57
Tidak Valid 2, 4, 12, 13, 14, 22, 25, 31, 33, 37, 40, 42, 48, 52, 53
15
Berdasarkan hasil uji validitas insrumen orientasi masa depan dalam bidang
pekerjaan, menyatakan bahwa terdapat 15 item pernyataan yang “Tidak Valid”,
sehingga 15 item pernyataan tersebut dihilangkan. (hasil pengujian validitas
terlampir).
3.4.4.3 Uji Reliabilitas
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
Reliabilitas instrumen menentukan instrumen yang digunakan dapat
dipercaya atau tidak. Reliabilitas instrumen ditunjukkan sebagai derajat
konsistensi skor yang diperoleh dari subjek penelitian dengan instrumen yang
sama dalam kondisi yang berbeda. Pengujian reliabilitas dalam penelitian
dilakukan dengan menggunakan Split Half Technique yang dianalisis dengan rumus
Spearman Brown dan memanfaatkan program SPSS Statistics 23.
Tabel 3.12
Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen
0,80 ≤ r ≤ 1,00
0,60 ≤ r ≤ 0,80
0,40 ≤ r ≤ 0,60
0,20 ≤ r ≤ 0,40
0,00 ≤ r ≤0,20
Derajat Keterandalan Sangat Tinggi
Derajat Keterandalan Tinggi
Derajat Keterandalan Cukup
Derajat Keterandalan Rendah
Derajat Keterandalan Sangat Rendah
(Arikunto, 2006, hlm. 276)
Uji reliabilitas dilakukan pada kedua instrumen. Berikut ini pemaparan hasil
uji reliabilitas dari instrumen keterhubungan sekolah (school connectedness) dan
instrumen orientasi masa depan bidang pekerjaan.
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Spearman's
rho
JML_
GANJIL
JML_
GENAP
Correlation Coefficient
Sig. (1-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (1-tailed)
N
JML_GANJIL
1.000
.
33
.872**
.000
33
JML_GENAP
.872**
.000
33
1.000
.
33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus
sebagai berikut:
rxx =
rxx =
���
+���
(Morissan, 2012, hlm. 102)
�
+�
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
=
=
× .
+ .
.
.
= 0.931
Hasil uji reliabilitas instrumen keterhubungan sekolah (school connectedness)
menunjukkan bahwa nilai reliabilitas instrumen adalah sebesar 0,931, artinya
instrumen tersebut memiliki tingkat konsistensi yang sangat tinggi. Instrumen
mampu menghasilkan skor-skor konsisten pada setiap item serta item layak
digunakan untuk penelitian.
Tabel 3.14
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Spearman's rho JML_
Correlation Coefficient
GANJIL Sig. (1-tailed)
N
JML_
Correlation Coefficient
GENAP Sig. (1-tailed)
N
JML_GANJIL JML_GENAP
1.000
.855**
.
.000
33
33
**
.855
1.000
.000
.
33
33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus
sebagai berikut:
rxx =
=
=
�
+�
× .
+ .
.
.
= 0.9218
Hasil uji reliabilitas instrumen orientasi masa depan bidang pekerjaan
menunjukkan bahwa nilai reliabilitas instrumen adalah sebesar 0,9218, artinya
instrumen tersebut memiliki tingkat konsistensi yang sangat tinggi. Instrumen
mampu menghasilkan skor-skor konsisten pada setiap item serta item layak
digunakan untuk penelitian. Kisi-kisi instrumen keterhubungan sekolah (school
connectedness) dan orientasi masa depan bidang pekerjaan setelah uji validitas
tersaji dalam tabel berikut:
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
Tabel 3.15
Kisi-Kisi Instrumen Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
(Setelah Uji Validitas)
No
Tingkat
Keterhubungan
Sumber
Keterhubungan
Sekolah
1
General
Support/
Belongingness
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
2
No
Specifics
Support/
Relatedness
Tingkat
Keterhubungan
Sekolah
Guru&/Staf
Sekolah
Sumber
Keterhubungan
Teman Sebaya
Sekolah
3
Engagement/
Connectedness
Guru&/Staf
Sekolah
Teman Sebaya
No. Item
Indikator
F
UF
Persepsi mengenai
1,
4,
sekolah secara umum/ 2,
5, 6
keseluruhan
3
Persepsi mengenai
7, 10,
guru &/staf sekolah
8, 11,
secara
9
12
umum/keseluruhan
Persepsi mengenai
teman sebaya di
13,
sekolah secara
14
umum/keseluruhan
Persepsi mengenai
15,
hubunganspesifik
18,
16,
dalam keanggotaan di
19
17
sekolah
20, 22,
Persepsi mengenai
21, 23,
hubungan spesifik
24
No. Item
Indikator
F
dengan guru&/staf
sekolah
Persepsi mengenai
hubungan spesifik
dengan teman sebaya
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan secara
aktif di sekolah
Persepsi mengenai
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan guru &/ staf
sekolah
Persepsi mengenai
25,
26
30,
31,
32,
33
FU
27,
28,
29
34,
35,
36,
37
∑
6
6
2
5
5
∑
5
8
38
39,
40,
41
4
42,
46,
6
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
kenyamanan dan
keterlibatan aktif
dalam hubungan
dengan teman sebaya
di sekolah
Jumlah
43,
44,
45
47
47
Tabel 3.16
Kisi-Kisi Instrumen Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
(Setelah Uji Validitas)
No
1
2
Aspek
Motivasi
Perencanaan
Indikator
Kejelasan tujuan yang ingin di
1, 2
capai
Target waktu pencapaian tujuan
5, 6
karir
Dorongan atau motif pencapaian
9, 10,
tujuan
11
Pengetahuan mengenai pekerjaan 12, 13,
karir yang dicita-citakan
14, 15
Membangun rencana/srategi untuk
19, 20
mencapai tujuan
Realisasi/pelaksanaan rencana
untuk mencapai tujuan
No
Aspek
Indikator
Keyakinan diri untuk mengontrol
realisasi dari harapan dan tujuan
3
Evaluasi
No. Item
F
UF
Perkiraan terhadap kemungkinan
pencapaian tujuan
Kondisi emosi yang mengikuti
individu ketika mengevaluasi halhal yang dilakukannya untuk masa
depan
Total
24, 25
∑
3, 4
4
7, 8
4
3
16, 17,
18
21, 22,
23
26, 27
No. Item
F
UF
7
5
4
No
28, 29,
30
31, 32,
33
6
34, 35
36
3
37, 38
39, 40,
41, 42
6
42
3.5 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan peneliti melalui tiga tahap yaitu:
3.5.1 Tahap Persiapan
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
Tahap persiapan setelah proposal diseminarkan dan disetujui oleh dosen
pembimbing yaitu meliputi:
3.5.1.1 Studi pendahuluan di sekolah untuk mengetahui fenomena yang akan
dibahas dalam skripsi.
3.5.1.2 Perumusan masalah, menyusun kerangka teori dan kerangka pikir
penelitian, serta menentukan metode penelitian, yang kemudian dibuat
dalam bentuk BAB I, II, dan III pada skripsi. Selanjutnya, dikoreksi dan
diberikan masukan oleh dosen pembimbing.
3.5.1.3 Mempersiapkan
instrumen
(alat
ukur)
berupa
angket
mengenai
keterhubungan sekolah (school connectedness) dan orientasi masa depan
bidang pekerjaan. Kemudian, dilakukan judgement instrumen oleh para
ahli sebelum disebarkan. Selanjutnya, dilakukan uji keterbacaan kepada
beberapa orang siswa kelas XI yang setara dengan sampel yang akan
diteliti.
3.5.2 Tahap Pengumpulan Data
Setelah mendapatkan izin dari pihak-pihak yang bersangkutan, kemudian
dilaksanakan pengumpulan data sesuai jumlah ukuran sampel yang telah
ditentukan yaitu 170 orang siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran
2015/2016, yang dilaksanakan pada tanggal 19-20 Mei 2016.
3.5.3 Tahap Pengolahan Data
Tahap pegolahan data yaitu mulai dari peneliti melakukan verifikasi data,
tabulasi data dan penyekoran data. Penyekoran data dilakukan sesuai bobot skala
interval yang telah ditentukan. Kemudian, data dikelompokkan sesuai dengan
kaidah yang telah dirumuskan. Lalu, langkah selanjutnya melakukan analisis data.
3.5.4 Tahap Interpretasi Hasil Penelitian dan Penarikan Kesimpulan
Pada tahap ini, dirumuskan pembahasan dari hasil pengolahan data, serta
dirumuskan simpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi untuk pihak-pihak
tertentu.
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65
3.6 Prosedur dan Teknik Analisis Data
3.6.1 Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa, menyeleksi atau memilih data
yang memadai untuk selanjutnya dilakukan pengolahan. Adapun tahapan
verifikasi data tersebut yaitu:
1) Mengecek jumlah angket yang terkumpul
2) Memisahkan angket berdasarkan kelas responden
3) Melakukan penginputan data sesuai dengan penyekoran yang telah ditetapkan
4) Melakukan perhitungan statistik sesuai dengan analisis yang dibutuhkan
3.6.2 Penyekoran Data
Pada angket keterhubungan sekolah (school connectedness) dan orientasi
masa depan dalam bidang pekerjaan, responden diminta untuk memilih alternatif
pilihan jawaban yang sesuai pada setiap butir pernyataan.
Tabel 3.17
Bobot Nilai Jawaban Skala School Connectedness
Skor
Favorable (+) Unfavorable (-)
Sangat Sesuai (5)
5
1
Sesuai (4)
4
2
Cukup Sesuai (3)
3
3
Tidak Sesuai (2)
2
4
Sangat Tidak Sesuai (1)
1
5
Tabel 3.18
Alternatif Pilihan
Bobot Nilai Jawaban
Skala Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Alternatif Pilihan
Sangat Sesuai (5)
Sesuai (4)
Cukup Sesuai (3)
Tidak Sesuai (2)
Sangat Tidak Sesuai (1)
Skor
Favorable (+) Unfavorable (-)
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66
Data skor yang didapat kemudian diinput dan dikonversikan sesuai dengan
hasil uji skala.
3.6.3 Pengelompokan Skor
Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen keterhubungan
sekolah dan orientasi masa depan bidang pekerjaan dikelompokkan menjadi dua
kategori. Pengelompokkan dua kategori tersebut dilakukan dengan mencari skor
idealnya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Skor min (Xmin)
= Nilai max ∙ Jumlah Item
Interval
= (Xmax -Xmin)/jumlah kategori
Skor max (Xmax)
= Nilai min ∙ Jumlah Item
Berikut ini adalah perhitungan skor pada setiap variabel:
a.
Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Skor max (Xmax)
= 85
Skor min (Xmin)
=0
Interval
= (85-0)/2 = 42.5
Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan perhitungan rumus diatas, maka
dapat dilakukan penentuan kategorisasi keterhubungan sekolah, yang ditampilkan
pada tabel 3.19.
Tabel 3.19
Kategori Keterhubungan Sekolah (School Connectedness)
Kategori
Positif
Negatif
b.
Interval
X ≥ 42.5
X < 42.5
Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Skor max (Xmax)
= 74
Skor min (Xmin)
=0
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67
Interval
= (74 - 0)/2 = 37
Berdasarkan hasil perhitungan rumus diatas, maka dapat dilakukan penentuan
kategorisasi orientasi masa depan bidang pekerjaan yang ditampilkan pada tabel
berikut:
Tabel 3.20
Kategori Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan
Kategori
Jelas
Tidak Jelas
Interval
X ≥ 37
X < 37
3.6.4 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian menggunakan statistik inferensial. Melalui
statistik ini akan cocok digunakan bila sampelnya diambil dari populasi yang
jelas. Teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.
Jenis statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik, statistik ini
digunakan untuk menguji ukuran populasi melalui data sampel. Alasan
digunakannya statistika ini karena jenis skala data yang akan dianalisis keduanya
termasuk skala data ordinal baik variabel (x) maupun variabel (y), dan tidak
memenuhi syarat untuk analisis statistika parametrik yaitu karena data tidak
berdistribusi normal.
3.6.4.1 Uji Normalitas
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 241) penggunaan statistik parametrik
mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi
normal. Uji normalitas data dilakukan pada kedua variabel yang akan diteliti. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan
bantuan SPSS. Noor, J. (2012, hlm. 178) menyatakan bahwa cara mengetahui
signifikan atau tidak hasil uji normalitas yaitu dengan memperhatikan bilangan
pada kolom (Sig.). Data berdistribusi normal jika nilai sig (signifikansi) > 0,05,
dan data berdistribusi tidak normal jika nilai sig (signifikansi) < 0,05.
Tabel 3.21
Hasil Uji Normalitas Variabel X (Keterhubungan Sekolah)
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
SC
170
66.82
9.259
.123
.078
-.123
.123
.000c
Tabel 3.22
Hasil Uji Normalitas Variabel Y (Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
OMD
170
56.94
8.234
.097
.048
-.097
.097
.000c
Berdasarkan hasil uji normalitas, diperoleh nilai signifikansi untuk variabel x
(keterhubungan sekolah) sebesar 0,0001, yang menunjukkan (sig.) < 0,05, dan
variabel y (oreintasi masa depan bidang pekerjaan) sebesar 0,0001, yang
menunjukkan (sig.) < 0,05, maka variabel x dan y tidak berdistribusi normal,
berarti data tidak mewakili populasi dan tidak bisa digeneralisasikan, sehingga
tidak dapat menggunakan uji regresi dalam pengolahan data dan tidak dapat
melanjutkan pengolahan data dengan satistika parametrik. Uji korelasi diolah
dengan statitika non parametrik menggunakan metode Spearman’s Rho.
3.6.4.2 Uji Korelasi
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis korelasi. Analisis data
yang akan dilakukan untuk melihat kontribusi yaitu dengan uji korelasi analisis
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
Spearman Brown. Untuk mengetahui besar kecilnya koefisien korelasi yang
dihasilkan, berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.23
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Nilai rxy
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Interpretasi
Korelasi sangat lemah
Korelasi rendah
Korelasi sedang
Korelasi tinggi
Korelasi sangat tinggi
Sugiyono, 2012, hlm. 184
3.6.4.3 Uji Koefisien Determinasi
Perhitungan koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya
kontribusi variabel X terhadap variabel Y, rumus yang digunakan yaitu:
KD = � × 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi;
rxy = Koefisien Korelasi
Untuk memberikan petunjuk terhadap besar kecilnya koefisien determinasi
yang dihasilkan, berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.24
Interpretasi Koefisien Determinasi (r2)
Nilai Koefisien Determinasi (%)
81-100
61-80
41-60
21-40
0-20
Tingkat Hubungan
Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
(Akdon, & Hadi, S., 2005, hlm. 188)
Aan Amelia, 2016
KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI
MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu