Asuhan Keperawatan pada Ny. K dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di RSUD dr. Pirngadi Medan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia adalah sebuah teori yang dapat
digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia
pada saat memberikan perawatan dimana kebutuhan dasar ini mengatur lima
tingkatan prioritas meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan
keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga
diri dan tingkat yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri (Potter dan Perry,
2005).
Kebutuhan mobilisasi merupakan kebutuhan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
guna mempetahankan kesehatannya (Hidayat, 2008). Menurut Potter dan Perry
(2006), mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk dapat bergerak dengan
bebas dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat menuju kemandirian.
Mobilisasi mempunyai banyak tujuan seperti mengekspresikan emosi dengan
gerakan non verbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup
sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara
optimal maka sistem saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik
(Potter dan Perry, 2006).
Kerusakan komponen sistem saraf pusat yang mengatur pergerakan volunter

mengakibatkan gangguan kesejajaran tubuh dan mobilisasi. Jalur motorik pada
serebrum dapat rusak akibat trauma karena cedera kepala, iskemia karena cedera
serebrovaskular (stroke), atau infeksi bakteri karena meningitis (Potter dan Perry,
2006).
Pemenuhan dasar kebutuhan mobilisasi dapat terganggu jika terjadi gangguan
pada sistem saraf, otot, dan skeletal. Salah satu bentuk gangguan fungsi sistem
saraf, otot, dan skeletal adalah stroke. Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer dan Bare,
2002). Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak

1
Universitas Sumatera Utara

sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian
(Batticaca, 2008).
Stroke mengakibatkan berbagai defisit neurologis salah satunya adalah
penyakit motor neuron atas yang mengakibatkan kehilangan kontrol volunter
terhadap gerakan motorik. Disfungsi motor paling umum adalah hemiplegia yaitu
paralisis pada salah satu sisi karena lesi pada sisi otak yang berlawanan (Smeltzer

dan Bare, 2002).
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian yaitu
trombosis merupakan bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher,
embolisme serebral yang dibawa ke otak dari bagian tubu yang lain, iskemia yang
menyebabkan penurunan aliran darah ke otak, dan hemoragik serebral. Keempat
keadaan ini mengakibatkan penghentian suplai darah ke otak yang menyebabkan
kehilangan sementara atau

permanen gerakan, berpikir, memori, bicara atau

sensasi (Smeltzer dan Bare, 2002).
Salah satu bentuk rehabilitasi awal pada penderita stroke adalah dengan
memberikan mobilisasi. Mobilisasi yang awal juga mungkin mengurangi semua
komplikasi yang berhubungan dengan tempat tidur seperti pneumonia, emboli
pulmoner, dekubitus, dan masalah tekanan darah ortostatik. Mobilisasi awal
kemungkinan juga memiliki efek psikologis yang penting. Penelitian yang ada
menunjukkan bahwa mobilisasi yang sangat awal adalah salah satu faktor kunci
dalam perawatan pasien stroke (Gofir, 2009).
Di Indonesia penelitian berskala cukup besar dilakukan oleh survey ASNA
(Asean Neurologic Association) di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia, pada

penderita stroke akut yang dirawat di rumah sakit dan dilakukan survey mengenai
faktor-faktor resiko, lama perawatan, mortalitas dan morbiditasnya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan
dan profil usia dibawah 45 tahun cukup banyak yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun
berjumlah 54,7% dan diatas usia 65 tahun sebanyak 33,5% (Misbach, 2007).
Penulis telah melakukan praktik klinik keperawatan di ruang Kenanga 2 RSUD
dr. Pirngadi Medan selama 5 hari, ditemukan 5 orang dirawat karena stroke non
hemoragik, yang salah satunya adalah Ny. K.

2
Universitas Sumatera Utara

Hasil pengkajian pada Ny. K diketahui mempunyai masalah keperawatan
utama terkait mobilisasi. Berdasarkan hal tersebut penulis membuat karya tulis
ilmiah ini yaitu Asuhan Keperawatan Pada Ny. K dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Mobilisasi di RSUD dr. Pirngadi Medan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan dan mendokumentasikan asuhan keperawatan mobilisasi

pada pasien stroke nonhemoragik di RSUD dr. Pirngadi Medan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian kebutuhan dasar mobilisasi pada pasien stroke
nonhemoragik.
b. Mengetahui diagnosa kebutuhan dasar mobilisasi pada pasien stroke
nonhemoragik.
c. Melakukan perencanaan kebutuhan dasar mobilisasi pada pasien stroke
nonhemoragik.
d. Melakukan implementasi kebutuhan dasar mobilisasi pada pasien
stroke nonhemoragik.
e. Melakukan evaluasi mobilisasi pada pasien stroke nonhemoragik.

C. Manfaat
a.

Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar dan tolak ukur
kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan dengan
prioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi yang dapat digunakan
sebagai acuan bagi praktik keperawatan guna meningkatkan kualitas

pendidikan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa DIII keperawatan.

b.

Bagi Praktik Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
masukan bagi praktisi keperawatan guna meningkatkan pelayanan asuhan
keperawatan pada pasien dengan kebutuhan dasar mobilisasi.

3
Universitas Sumatera Utara

c.

Bagi Kebutuhan Klien
Memberikan pengetahuan tentang cara memenuhi kebutuhan klien
khususnya kebutuhan dasar mobilisasi guna meningkatkan derajat
kesehatan.

4

Universitas Sumatera Utara