Karakterisasi Edible Film dari Campuran Ekstraksi Keratin limbah bulu Ayam dan Pati jagung Sebagai Kemasan Layak Makan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Plastik merupakan bahan baru yang semakin berkembang. Dewasa ini plastik
banyak di gunakan untuk berbagai macam bahan dasar. Penggunaan plastik di
berbagai bidang di dasarkan pada alasan bahwa bahan plastik mempunyai
berbagai kelebihan. Diantaranya fleksibel (sesuai bentuk produk, transparan
(tembus pandang), tidak mudah pecah (lentur), bentuk laminasi (dengan
kombinasi bahan kemasan lain, aneka warna, tidak mudah rusak dan harganya
relatif lebih murah serta mudah di dapatkan, sebagai contoh plastik kemasan
makanan.
Salah satu alternatif yang bisa dipilih pengemas yang ramah lingkungan
adalah edible film (Wahyono, 2009). Keuntungan edible film antara lain dapat
dikonsumsi langsung bersama produk yang dikemas, tidak mencemari
lingkungan, memperbaiki sifat organoleptik produk yang dikemas, berfungsi
sebagai sumplemen penambah nutrisi, sebagai flavor, pewarna, zat antimikroba,
dan antioksidan (Murdianto, 2005). Edible film dapat dibuat dari berbagai bahan
baku yang memiliki komposisi pati yang cukup tinggi dan memberikan alternatif
bahan pengemas yang tidak berdampak pada pencemaran lingkungan karena

menggunakan bahan yang dapat diperbaharui dan harganya murah. Salah satu
bahan utama pembuatan edible film adalah pati (Darni Y, dkk, 2010).
Polisakarida seperti pati dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
edible film karena ekonomis, dapat diperbaharui, dapat terdegradasi oleh alam
menjadi senyawa- senyawa yang ramah lingkungan dan memberikan karakteristik
fisik yang baik. Serealia seperti jagung merupakan salah satu sumber pati. Jagung
memiliki persentase kandungan pati yang tinggi yaitu 90%, penanamannya yang
mudah, dan mudah didapatkan di Indonesia menjadikan jagung sangat potensial
dijadikan sebagai bahan dasar edible film.

Universitas Sumatera Utara

Selain dari pati sebagai komponen utama, yang di perlukan dalam pembuatan
edible film adalah Zat aditif lain, yaitu senyawa kimia yang bila di tambahkan
akan menaikkan sifat kimia dan sifat fisik berubah seperti yang di harapkan. Salah
satu contoh dari zat aditif adalah bahan pengisi (filler) dan pemblastis
(plasticizer), penambahan bahan pengisi (filler) yang berfungsi memperkuat
polimer dan meningkatkan sifat mekanik, dan dengan penambahan pemblastis
untuk menurunkan kekakuan dan temperatur transisi gelas.
Keratin merupakan protein berserat yang terdapat dalam kandungan bulu

ayam di harapkan dapat menjadi pengisi (filler) yang dapat digunakan dalam
pembuatan edible film. Dengan penambahan sorbitol sebagai pemblastis dapat
meningkatkan keelastisitas suatu bahan. Keratin yang diekstraksi dari limbah bulu
ayam di harapkan selain memberikan kekuatan sifat mekanik yang baik juga dapat
mengurangi volume dari limbah bulu ayam yang semakin lama semakin
meningkat seiring dengan permintaan konsumen akan kebutuhan daging ayam
yang semakin tinggi. Sehingga limbah bulu ayam dapat termanfaatkan dengan
optimal untuk di jadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan edible film.
Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan nilai ekonomis bulu ayam, maka
kajian pembuatan film kemasan layak makan dari pengisi keratin ini perlu di
lakukan.
Beberapa penelitian terdahulu telah di lakukan untuk menghasilkan edible
film. Salah satunya penelitian oleh, Ani Purwanti 2010, Analisis kuat tarik dan
Elongasi plastik kitosan terplastisasi Sorbitol, dari hasil penelitian yang telah di
lakukan dengan penambahan plasticizer dengan konsentrasi 2 gram sorbitol/gram
kitosan, nilai kuat tarik plastik kitosan mengalami penurunan dari 3,94 Mpa
menjadi 0,2 Mpa dan nilai persen elongasi plastik kitosan mengalami peningkatan
dari 1,5 % menjadi 16,6%. (Purwanti A, 2010)
Dengan demikian, dari beberapa literatur yang telah ada belum ada penelitian
yang menggunakan keratin sebagai bahan pengisi untuk di gunakan sebagai bahan

edible film. Oleh karena itu perlu diteliti edible film yang berpenguat keratin yang
di harapkan dapat memberikan kekuatan mekanik yang lebih baik dan dengan

Universitas Sumatera Utara

campuran pati dan sorbitol dapat menjadikannya sebagai kemasan makanan yang
layak makan.
Metode yang di gunakan pada penelitian ini adalah metode ekstraksi keratin
dari limbah bulu ayam yang di reaksikan dengan senyawa kimia. Dengan
menggunakan pati dari biji jagung yang telah diproses menjadi tepung jagung
komersial (Meizena) dan pemblastis sorbitol yang berfungsi untuk memberikan
sifat elastis bahan dan menurunkan kekakuan suatu bahan.

1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh preparasi bahan penguat

keratin dalam pati

terhadap sifat fisis, mekanik, morfologi dan termal dari film yang
terbentuk

2. Pada preparasi berapakah keratin sebagai penguat memberikan sifat
mekanik yang terbaik dengan sorbitol sebagai plastisizer pada film yang
terbentuk.
3. Apakah film yang di hasilkan dapat dibandingkan dengan sifat fisis dan
mekanik pada plastik kemasan yang memenuhi standar SNI layak makan.

1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah di batasi sebagai berikut
1. Keratin yang di ekstraksi dari bulu ayam, pati dari jagung dan pemblastis
sorbitol.
2. Metode yang dilakukan secara pencampuran (Blending) dilakukan Variasi
campuran berdasarkan persentase: 0%, 3%, 5%, 7% dan 9% dari wt
keratin.
3. Pengujian yang dilakukan meliputi :
a. Sifat mekanik
- Uji Tarik ( Tensile Strength )
- Perpanjangan (Elongation at break)
b. Sifat Morfologi
- Uji FT-IR


Universitas Sumatera Utara

d. Sifat Termal
- Uji DTA
e. Sifat Fisis
- Uji serapan air dan permeabilitas Uap air (WVTR)

1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui preparasi keratin terbaik dari bulu ayam sebagai pengisi pada
edible film yang terbentuk.
2. Mengetahui pengaruh campuran keratin dan pati jagung terhadap
karakteristik film yang terbentuk pada kondisi optimum dengan sorbitol
sebagai plastisizer
3. Mengetahui sifat fisis, mekanik, morfologi, termal, dari film layak makan
yang terbentuk.

1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi karakteristik film yang terbentuk dari preparasi

campuran ekstraksi keratin dan pati jagung.
2. Memberikan informasi tentang pengembangan pemanfaatan limbah bulu
ayam sebagai alternatif bahan dasar pengganti plastik konvensional di
masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara