PERBANDINGAN POTENSI POHON ACACIA CRASSI
PERBANDINGAN ASPEK KANDUNGAN KIMIA POHON ACACIA
CRASSICARPA, ACACIA MANGIUM TUMBUHAN GELAM (MELALEUCA
CAJUPUTI POWELL) SEBAGAI BAHAN BAKU PULP KERTAS UNTUK
HUTAN TANAMAN INDUSTRI
ABSTRAK
Hutan Tanaman Industria acacia mangium untuk industri pulp yang
dikembangkan di Indonesia saat ini mengalami penurunan produktivitas akibat
penurunan kualitas tempat tumbuh pada daur kedua dan seterusnya. Oleh sebab
itu perlu dicari bahan baku alternatif pengganti acacia mangium. Untuk itu telah
dilakukan penelitian terhadap acacia crassicarpa dengan umur yaitu 5 tahun.
Pembuatan pulp kertas dilakukan dengan proses kraft. Kandungan senyawa kimia
kayu acacia crassicarpa, kayu acacia mangium dan kayu gelam (melaleuca
cajuputi powell) sampel masing-masing secara berurutan adalah α-selulosa
(48,52%, 51,81% dan 37,99%), holoselulosa (80,62%, 73,11% dan 75,39%),
lignin (27,07%, 26% dan 22,85%), pentosan (18,19%, 17,11% dan 18,85%), zat
ekstraktif (1,96%, 0% dan 4,58%) dan kadar abu (0,55%, 0,84% dan 0,92%).
Secara umum kayu acacia mangium tergolong memiliki kualitas yang cukup
bagus (sedang) dibandingkan acacia crassicarpa dan gelam (melaleuca cajuputi
powell).
1. Pendahuluan
Tanaman kayu yang sering digunakan untuk bahan baku
pembuatan pulp adalah Acacia sp. dan Eucalyptus sp. Kayu Acacia dan
Eucalyptus termasuk kedalam tanaman berdaun lebar. Tanaman ini tumbuh
baik pada tanah yang subur, tanah yang mengalami erosi dan tanah bekas
perladangan, dan juga tanaman ini sangat baik untuk memberantas alangalang karena cepat menutupi tanah.
Acacia merupakan jenis kayu yang diprioritaskan untuk
dikembangkan dalam lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) karena kayunya
cepat tumbuh, produksi kayunya tinggi dan tidak menuntut persyaratan
hidup yang tinggi, sehingga diprediksi akan menghasilkan produk dengan
kualitas yang baik dan seragam. Hutan Tanaman Industri di Indonesia baru
mengembangkan beberapa spesies yang digunakan sebagai bahan baku
pulp, dan yang menjadi unggulannya adalah Acacia mangium (Irianto
dkk., 2006).
2. Tujuan
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komponen
kimia kayu dilakukan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), meliputi
kadar holoselulosa, selulosa alfa (SNI 0444:2009), lignin (SNI
0492:2008), pentosan (SNI 14-1304- 1989), abu (SNI ISO 2144:2010) dan
zat ekstraktif (SNI 14-1032:1989).
3. Bahan dan Metode
a. Bahan
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kayu
Acacia crassicarpa, kayu acacia mangium dan kayu gelam yang
berumur 5 tahun. Kayu ini berasal dari kawasan Hutan Tanaman
Industri (HTI) yang sedang dikembangkan di daerah sumatera selatan.
b. Metode
Pelaksanaan penelitian ini meliputi persiapan bahan baku kayu
acacia crassicarpa, kayu acacia mangium dan kayu gelam. Analisis
komponen kimia kayu dilakukan menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI), meliputi kadar holoselulosa, selulosa alfa (SNI 0444:2009),
lignin (SNI 0492:2008), pentosan (SNI 14-1304- 1989), kadar abu
(SNI ISO 2144:2010) dan zat ekstraktif (SNI 14-1032:1989).
4. Hasil dan pembahasan
Tabel 1. Hasil analisis komponen kimia kayu
Gelam
A.
A.
(melaleuc
crassicarp
mangium a cajuputi
Sifat kimia kayu
a
powell)
5 tahun
5 tahun
5 tahun
Holoselulosa (%)
80,62
73,11
75,39
Pentosan (%)
18,19
17,11
18,85
Lignin (%)
27,07
26
22,85
Selulosa alfa (%)
48,52
51,81
37,99
Zat ekstraktif (%)
1,96
4,58
Kadar abu (%)
0,55
0,84
0,92
5. Kesimpulan
Kandungan senyawa kimia kayu acacia crassicarpa, kayu acacia
mangium dan kayu gelam (melaleuca cajuputi powell) sampel masing-masing
secara berurutan adalah α-selulosa (48,52%, 51,81% dan 37,99%),
holoselulosa (80,62%, 73,11% dan 75,39%), lignin (27,07%, 26% dan
22,85%), pentosan (18,19%, 17,11% dan 18,85%), zat ekstraktif (1,96%, 0%
dan 4,58%) dan kadar abu (0,55%, 0,84% dan 0,92%). Jika dibandingkan
dengan klasifikasi kualitas kayu sebagai bahan baku industri pulp berdasarkan
komposisi zat kimia yang terkandung dalam kayunya, maka secara umum
kayu acacia mangium tergolong memiliki kualitas yang cukup bagus (sedang)
dibandingkan acacia crassicarpa dan gelam (melaleuca cajuputi powell).
DAFTAR PUSTAKA
CRASSICARPA, ACACIA MANGIUM TUMBUHAN GELAM (MELALEUCA
CAJUPUTI POWELL) SEBAGAI BAHAN BAKU PULP KERTAS UNTUK
HUTAN TANAMAN INDUSTRI
ABSTRAK
Hutan Tanaman Industria acacia mangium untuk industri pulp yang
dikembangkan di Indonesia saat ini mengalami penurunan produktivitas akibat
penurunan kualitas tempat tumbuh pada daur kedua dan seterusnya. Oleh sebab
itu perlu dicari bahan baku alternatif pengganti acacia mangium. Untuk itu telah
dilakukan penelitian terhadap acacia crassicarpa dengan umur yaitu 5 tahun.
Pembuatan pulp kertas dilakukan dengan proses kraft. Kandungan senyawa kimia
kayu acacia crassicarpa, kayu acacia mangium dan kayu gelam (melaleuca
cajuputi powell) sampel masing-masing secara berurutan adalah α-selulosa
(48,52%, 51,81% dan 37,99%), holoselulosa (80,62%, 73,11% dan 75,39%),
lignin (27,07%, 26% dan 22,85%), pentosan (18,19%, 17,11% dan 18,85%), zat
ekstraktif (1,96%, 0% dan 4,58%) dan kadar abu (0,55%, 0,84% dan 0,92%).
Secara umum kayu acacia mangium tergolong memiliki kualitas yang cukup
bagus (sedang) dibandingkan acacia crassicarpa dan gelam (melaleuca cajuputi
powell).
1. Pendahuluan
Tanaman kayu yang sering digunakan untuk bahan baku
pembuatan pulp adalah Acacia sp. dan Eucalyptus sp. Kayu Acacia dan
Eucalyptus termasuk kedalam tanaman berdaun lebar. Tanaman ini tumbuh
baik pada tanah yang subur, tanah yang mengalami erosi dan tanah bekas
perladangan, dan juga tanaman ini sangat baik untuk memberantas alangalang karena cepat menutupi tanah.
Acacia merupakan jenis kayu yang diprioritaskan untuk
dikembangkan dalam lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) karena kayunya
cepat tumbuh, produksi kayunya tinggi dan tidak menuntut persyaratan
hidup yang tinggi, sehingga diprediksi akan menghasilkan produk dengan
kualitas yang baik dan seragam. Hutan Tanaman Industri di Indonesia baru
mengembangkan beberapa spesies yang digunakan sebagai bahan baku
pulp, dan yang menjadi unggulannya adalah Acacia mangium (Irianto
dkk., 2006).
2. Tujuan
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komponen
kimia kayu dilakukan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), meliputi
kadar holoselulosa, selulosa alfa (SNI 0444:2009), lignin (SNI
0492:2008), pentosan (SNI 14-1304- 1989), abu (SNI ISO 2144:2010) dan
zat ekstraktif (SNI 14-1032:1989).
3. Bahan dan Metode
a. Bahan
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kayu
Acacia crassicarpa, kayu acacia mangium dan kayu gelam yang
berumur 5 tahun. Kayu ini berasal dari kawasan Hutan Tanaman
Industri (HTI) yang sedang dikembangkan di daerah sumatera selatan.
b. Metode
Pelaksanaan penelitian ini meliputi persiapan bahan baku kayu
acacia crassicarpa, kayu acacia mangium dan kayu gelam. Analisis
komponen kimia kayu dilakukan menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI), meliputi kadar holoselulosa, selulosa alfa (SNI 0444:2009),
lignin (SNI 0492:2008), pentosan (SNI 14-1304- 1989), kadar abu
(SNI ISO 2144:2010) dan zat ekstraktif (SNI 14-1032:1989).
4. Hasil dan pembahasan
Tabel 1. Hasil analisis komponen kimia kayu
Gelam
A.
A.
(melaleuc
crassicarp
mangium a cajuputi
Sifat kimia kayu
a
powell)
5 tahun
5 tahun
5 tahun
Holoselulosa (%)
80,62
73,11
75,39
Pentosan (%)
18,19
17,11
18,85
Lignin (%)
27,07
26
22,85
Selulosa alfa (%)
48,52
51,81
37,99
Zat ekstraktif (%)
1,96
4,58
Kadar abu (%)
0,55
0,84
0,92
5. Kesimpulan
Kandungan senyawa kimia kayu acacia crassicarpa, kayu acacia
mangium dan kayu gelam (melaleuca cajuputi powell) sampel masing-masing
secara berurutan adalah α-selulosa (48,52%, 51,81% dan 37,99%),
holoselulosa (80,62%, 73,11% dan 75,39%), lignin (27,07%, 26% dan
22,85%), pentosan (18,19%, 17,11% dan 18,85%), zat ekstraktif (1,96%, 0%
dan 4,58%) dan kadar abu (0,55%, 0,84% dan 0,92%). Jika dibandingkan
dengan klasifikasi kualitas kayu sebagai bahan baku industri pulp berdasarkan
komposisi zat kimia yang terkandung dalam kayunya, maka secara umum
kayu acacia mangium tergolong memiliki kualitas yang cukup bagus (sedang)
dibandingkan acacia crassicarpa dan gelam (melaleuca cajuputi powell).
DAFTAR PUSTAKA