Konsep Hukum untuk Teknologi Informasi

Konsep Hukum untuk Teknologi Informasi
Sufianto Mahfudz
Pusat Komputer USU Medan dan Sistem Informasi STTH Medan,
sufianto@usu.ac.id

Mahyuddin K. M. Nasution
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (Fasilkom-TI),
Universitas Sumatera Utara (USU)
Padang Bulan, Medan 20155 Sumatera Utara Indonesia
mahyuddin@usu.ac.id

penciptaannya, harus dibuat atau tersedia ada di suatu lingkungan sosial-budaya yang disebut negara atau bangsa.
II. WACANA
Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science Volume 1, Issue
1: 61-66, March 2005.
Tulisan asal, penulis hanya menggunakan nama: ”Mahyuddin”.

Abstract—Teknologi yang berkembang pesat menyebabkan beberapa kehidupan sosial-masyarakat menjadi goyah. Ini disebabkan
oleh sendi-sendi masyarakat tidak ditopang oleh aturan dan ketentuan
yang kukuh dan ada di masyarakat tersebut. Persoalan ini akan
dicermati dalam suatu wacana dilihat dari sisi teknologi itu sendiri.

Keywords – kiminal; kejahatan; kekayaan intelektual; sistem keamanan; sekuriti.

I. P ENDAHULUAN
Pada era informasi dan globalisasi, teknologi informasi
menjadi begitu penting dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Teknologi informasi telah menjadi bagian dari kehidupan
manusia, selain sebagai hasil karya manusia, juga bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraaan manusia [1].
Sebagai manusia, kebebasan menyampaikan pikiran, pendapat, informasi, dan ungkapan dalam kehidupan berdemokrasi
merupakan hak dan kewajiban setiap orang, yang dari sudut
ilmu, pengetahuan, dan teknologi dinyatakan sebagai kemampuan berkarya. Akan tetapi, setiap karya manusia tidak
saja bersangkut paut dengan manusia pribadi, pencipta karya
itu sendiri, tetapi juga akan mengenai atau mempengaruhi
manusia lain dan lingkungannya [2]. Semua teknologi yang
dihasilkan oleh manusia akan mempengaruhi kehidupan sosial
budaya di mana teknologi berada [3].
Setiap teknologi memiliki sisi baik dan sisi buruk [4].
Teknologi hanya sekedar alat dalam pencapaian kehidupan
lebih baik, dan jika disalahgunakan akan menyebabkan tujuan
mensejahterakan berbenturan dengan kepentingan-kepentingan

pribadi, sekumpulan orang, atau sekelompok masyarakat.
Oleh karena itu, aturan dan ketentuan yang berkaitan dengan
teknologi informasi, baik dari sudut penggunaannya maupun

Kejahatan (kriminal) atau penyalahgunaan yang berkaitan
dengan teknologi informasi atau kadangkala disebut secara
khusus sebagai kejahatan berkaitan dengan komputer, merupakan persoalan yang terus tumbuh dan berkembang. Kejahatan ini telah menghabiskan biaya publik yang sangat
besar, karena kehilangan yang disebabkan insiden kriminal
ini cenderung menjadi lebih besar daripada kehilangan yang
disebabkan oleh insiden yang berasal dari kerah putih [5].
Tindak pindana terhadap/menggunakan teknologi informasi
secara umum berkaitan dengan data dan informasi. Datainformasi beserta hal-hal yang terkait dengannya, baik itu
perangkat keras maupun perangkat lunak, termasuk konsep,
teori dan implementasi dapat dikatakan sebagai kekayaan
intelektual (intellectual property ). Jadi istilah data, informasi,
telematika, teknologi, informasi, komputer, sistem elektronik,
perangkat keras, perangkatl lunak, jaringan komputer, dan
istilah-istilah lain harus dipandang jelas dan baku secara
bahasa maupun batasannya [6].
Selain dari sudut istilah, tujuan dan batasan penggunaan

teknologi informasi akan bersangkut paut dengan masalahmasalah kemanusiaan, seperti hak azasi manusia, kemampuan,
kekuasaan, kerakyatan, sosial, dan pemerintahan. Kaitannya
bermula dari privasi sampai batas kebersamaan yang menyebabkan harus hadirnya sekuriti dan sistem keamanan yang
dikenakan terhadap kekayaan intelektual dan teknologi informasi, sehingga setiap orang, institusi, atau organisasi lainnya berbeda dalam hal penggunaannya [7]. Setiap kekayaan
intelektual termasuk teknologi informasi berada dalam batas
ruang dan waktu, batas ruang berarti berada dalam suatu tempat dan terlindungi, dan batas waktu bermakna dapat diubah
sesuai dengan keinginan pemiliknya tanpa mendapat ijin dari
pihak lain. Oleh karena itu, kekayaan intelektual terbagi dalam
dua kategori, yaitu kekayaan intelekturl yang bebas akses oleh
pengguna lain (terbuka), atau kekayaan intelektual yang tidak
bebas akses tetapi masih dapat digunakan oleh pihak lain
melalui sistem keamanan.

III. P ERNYATAAN H UKUM
Suatu pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau
salah. Kebenaran dan kesalahan ditentukan oleh kenyataan
yang berlaku secara umum atau menurut konteksnya. Oleh
karena itu, setiap kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan kesalahan dan kebenaran harus berupa pernyataan, yang
dalam hal ini disebut pernyataan hukum, dalam bidang
teknologi informasi [2].

Pernyataan:
”Setiap orang yang menggunakan dan/atau mengakses
komputer dan/atau sistem elektronik dengan cara
apapun tanpa hak, dengan maksud untuk memperoleh,
mengubah, merusak, atau menghilangkan informasi
dalam komputer dan/atau sistem elektronik ”.
dinyatakan sebagai melakukan kesalahan dalam bidang
teknologi informasi atau informatika dan telematika.
Semua perangkat teknologi informasi dan komunikasi dikategorikan sebagai perangkat elektronik, yang menurut kesatuan dan hubungan diantara perangkat-perangkat itu disebut
sebagai sistem elektronik. Dengan kata lain, suatu komputer
berarti suatu alat elektronik bersifat otomatis yang secara
internal terprogram yang dapat menyelenggarakan pengolahan
data, sedangkan sistem elektronik bermakna sekumpulan perlengkapan komputer, alat-alat elektronik lain atau perangkat
lunak yang terhubung, terkoneksi, atau tidak terkoneksi. Istilah
perangkat lunak (software) diartikan sebagai sekumpulan program, prosedur-prosedur, dan dokumentasi-dokumentasi yang
berkaitan dengan operasi sistem elektronik atau komputer [8],
[9].
Pernyataan hukum di atas selain berkaitan dengan semua
sistem elektronik, juga berkaitan dengan telematika, yaitu
masalah-masalah berkaitan dengan pemindahan atau transmisi

kekayaan intelektual, melibatkan pengertian-pengertian tentang jaringan komputer, layanan sistem elektronik, kekayaan
dan akses. Jaringan komputer diberi batasan sebagai sekumpulan alat-alat terkoneksi secara terkendali dan berelasi, dan
fasilitas-fasiiltas komunikasi meliputi lebih dari satu sistem
elektronik dengan kemampuan pemindahan atau transmisi data
di antaranya melalui fasilitas-fasilitas itu. Layanan sistem elektronik berarti penyertaaan sistem elektronik atau jaringan komputer untuk menyelenggarakan pekerjaan-pekerjaan bermanfaat. Sedangkan kekayaan dapat diartikan sebagai nilai dan
meliputi - tetapi tidak terbatas terhadap - informasi instrumen
keuangan, meliputi data yang dihasilkan secara elektronik dan
perangkat lunak dan program komputer baik yang dapat dibaca
oleh mesin maupun dalam bentuk borang yang dapat dibaca
manusia, dan sebarang butir data yang dapat dikenali baik
secara fisik maupun nyata (tidak dalam bentuk fisik).
Terminologi akses melibatkan pengertian menemui, memerintah, berkomunikasi dengan, menyimpan data di dalam, memanggil data dari, atau dalam hal lain menyebabkan sebarang sumber daya sistem elektronik berguna, seperti jaringan
komputer. Penggunaan kata akses berkaitan langsung dengan batasan sekuriti atau sistem keamanan yang dikenakan

terhadap kekayaan intelektual dan hak guna yang dimiliki
pemakai.
Setiap kekayaan intelektual yang diposisikan secara terbuka
memiliki sistem sekuriti baik secara perangkat keras dalam arti
topologi jaringan seperti penggunaan dinding api (firewall) untuk memisahkan jaringan internal organisasi dan jaringan luar
(global), maupun perangkat lunak seperti penggunaan identiti (id) komputer, juga setiap transmisi kekayaan intelektual

yang dipandang rahasia dan penting selalu melewati proses
enkripsi dan deskripsi, yaitu suatu proses manipulasi data
dan pembalikannya kembali. Oleh karena itu, data-informasi
yang merupakan kekayaan intelektual, dan dengan informasi
setiap keputusan dapat dibuat dengan baik. Jika diperoleh
tanpa hak, atau diubah sehingga menimbulkan fitnah, dirusak
atau dihilangkan sehingga memerlukan biaya dan waktu untuk
mendapatkannya, maka informasi perlu dilindungi oleh suatu
peraturan tentang hak akses atau penggunaan. Jadi, perkataan
tanpa hak berarti melanggar persyaratan yang diberikan oleh
sistem sekuriti berkaitan dengan akses terhadap kekayaan
intelektual.
Berdasarkan penjelasan di atas dimungkinkan untuk
membuat beberapa pernyataan hukum yang senada berkaitan
dengan beberapa aspek, misalnya
”Setiap orang yang
1) menggunakan, mengakses komputer, dan/atau sistem
elektronik dengan cara apapun tanpa hak, dengan maksud memperoleh, mengubah, merusak, atau menghilangkan informasi pertahanan nasional atau hubungan
internasioanl yang dapat menyebabkan gangguan atau
bahasa terhadap negara dan/atau hubungan dengan

subjek hukum internasional;
2) melakukan tindakan tanpa hak yang menyebabkan transmisi dari program, informasi, sandi atau perintah, komputer dan/atau sistem elektronik yang dilindungi negara
menjadi rusak;
3) menggunakan dan/atau mengakses komputer dan/atau
sistem elektronik secara tanpa hak atau melampui wewenangnya, baik dalam maupun luar negeri untuk memperoleh informasi dari komputer dan/atau sistem elektronik
yang dilingungi oleh negara;
4) menggunakan dan/atau mengakses komputer dan/atau
sistem elektronik milik pemerintah yang dilindungi secara tanpa hak;
5) menggunakan dan/atau mengakses tanpa hak melampui wewenangnya, komputer dan/atau sistem elektronik
yang dilindungi oleh negara, yang mengakibatkan komputer dan/atau sistem elektronik tersebut menjadi rusak;
6) menggunakan dan/atau mengakses tanpa hak atau
melampui wewenangnya, komputer dan/atau sistem elektronik yang dilindungi oleh masyarakat, yang mengakibatkan komputer dan/atau sistem elektronik tersebut
menjadi rusak;
7) mempengaruhi atau mengakibatkan terganggunya komputer dan/atau sistem elektronik yang digunakan oleh
pemerintah;

8) menyebarkan, memperdagangkan, dan/atau memanfaatkan kata laluan (password) atau informasi yang
serupa dengan hal tersebut, yang dapat digunakan menerobos komputer dan/atau sistem elektronik dengan tujuan menyalahgunakan komputer dan/atau sistem elektronik yang digunakan atau dilindungi oleh pemerintah;
9) melakukan perbuatan dalam rangka hubungan internasional dengan maksud merusak komputer dan/atau
sistem elektronik lainnya yang dilindungi negara dan berada di wilayah yuridiksi negara dan ditujukan kepada

siapa pun;
10) melakukan perbuatan dalam rangka hubungan internasional dengan maksud merusak komputer dan/atau
sistem elektronik lainnya yang dilindungi negara dan berada di wilayah yuridiksi negara dan ditujukan kepada
siapa pun;
11) menggunakan dan/atau mengakses komputer dan/atau
sistem elektronik secara tanpa hak atau melampaui
wewenangnya dengan maksud memperoleh keuntungan
atau memperoleh informasi keuangan dari bank, lembaga perbankan atau lembaga keuangan, penerbit kartu
kredit, atau kartu pembayaran atau yang mengandung
data laporan nasabahnya;
12) menggunakan data atau mengakses dengan cara apapun
kartu kredit atau kartu pembayaran milik orang lain
secara tanpa hak dalam transaksi elektronik untuk memperoleh keuntungan;
13) menggunakan dan/atau mengakses computer dan/atau
sistem elektronik bank, lembaga perbankan dan/atau
lembaga keuangan yang dilindungi secara tanpa
hak atau melampui wewenangnya, dengan maksud
menyalahgunakan, dan/atau untuk mendapatkan keuntungan daripadanya;
14) menyebarkan, memperdagangkan, dan/atau memanfaatkan sandi akses atau informasi yang serupa dengan
hal tersebut yang dapat digunakan menerobos komputer

dan/atau sistem elektronik dengan tujuan menyalahgunakan yang akibatnya dapat mempengaruhi sistem
elektronik bank, lembaga perbankan dan/atau lembaga
keuangan, serta perniagaan di dalam dan luar negari.
Atau pernyataan
”Setiap orang yang menggunakan dan/atau mengakses komputer dan/atau sistem elektronik dengan cara
apapun tanpa hak, dengan maksud memperoleh, mengubah, merusak, atau menghilangkan informasi milik
pemerintah yang karena statusnya harus dirahasiakan
atau dilindungi. ”
IV. P ENUTUP
Berdasarkan beberapa pengertian dan pernyataan di atas,
bentuk kejahatan (kriminal) atau tindak pidana yang berkaitan
dengan teknologi informasi dan komunikasi secara umum
dan khususnya kmputer yang menjadi pokok tuduhan, dapat
saja atas ketentuan atau berkaitan dengan hukum lain, yang
menyangkut hal-hal yang tidak diatur dalam suatu perundangundangan hukum, seperti instrumen keuangan: chek, draf,

money order, sertifikat, deposit, letter of credit, bill of exchange, credit card, digital money, digital signature , atau
sekuriti yang dapat dipasarkan.
R EFERENCES
[1] M. K. M. Nasution, ”Multimedia: Koridor pendidikan prima pendidikan

dan dunia usaha/industri”, Seminar Nasional Teknologi Informasi dan
Multimedia: 29-30 November, Medan: Ilmu Komputer USU, 2004.
[2] M. K. M. Nasution, ”Hak dan kewajiban berkarya dalam bidang informatika dan telematika”, Diskusi Para Akademisi, Medan: Indonesia
Media Law & Policy Centre, 2005.
[3] D. J. B. Svantesson, ”An update on the proposed Hague Convention
on exclusive choice of court agreements”, Computer Law & Security
Report Vol. 21(1): 22-29, 2005.
[4] J. Chu, ”Law Enforcement Information Technology: A Managerial,
operational, and practitioner guide”, CRC Press, 2005.
[5] S. R. Wolk, & W. J. Luddy, Jr., ”Legal aspects of computer use”,
Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1986.
[6] R. Burnett, ”Lagal risk management for the IT industry”, Computer Law
& Security Report Vol. 21(1): 61-67, 2005.
[7] D. Halliday, P. Ganley, ”Ruth Tomlinson and Miriam Andrews, Baker &
McKenzie’s annual review of developments in EU law relating to IP, IT
and telecommunications”, Computer Law & Security Report Vol. 21(1):
78-83, 2005.
[8] R. Atkins, ”Software contracts and the acceptance testing procedure”,
Computer Law & Security Report Vol. 21(1): 51-55, 2005.
[9] S. Saxby, ”European court of justice interprets key aspect of database

directive”, Computer Law & Security Report Vol. 21(1): 1-2, 2005.