ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KI
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN
PADA PT. SARWA KARYA WIGUNA PALEMBANG
Maulan Irwadi
Maya Dini
Selvi Rianti
Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Anika Palembang
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio keuangan yang bermanfaat untuk
menilai kinerja keuangan pada PT. Sarwa Karya Wiguna Palembang. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi data laporan keuangan
tahunan dari tahun 2013 sampai 2015. Alat analisis menggunakan analisis rasio likuiditas,
solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa Rasio lancar dan
rasio cepat perusahaan dari tahun 2013,2014 dan 2015 berada di bawah standar industri. Ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak sehat, rasio solvabilitas dari perhitungan debt
ratio dan debt to equity ratio menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak sehat, rasio
aktivitas dengan fixed asset turnover menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak sehat
karena tidak memenuhi standar industri yaitu 5 kali dan rasio profitabilitas dengan gross profit
margin perusahaan untuk tahun 2013, 2014 dan 2015 terus mengalami peningkatan untuk rasio
ini kinerja perusahaan sudah baik karena berada diatas standar rasio industri perusahaan
sejenis.
Kata kunci: Rasio, likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.
memperkirakan potensi risiko yang akan
dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan
kelangsungan pembayaran bunga dan
pengembalian pokok pinjaman.
PT. Sarwa Karya Wiguna merupakan
perusahaan yang aktivitas kerjanya sekarang
ini adalah: pelaksanaan kerja pelayanan teknik
meliputi pembangunan jaringan listrik
tegangan menengah dan tegangan rendah serta
pemeliharaan jaringan listrikuntuk wilayah
PT. PLN (persero) area Lahat dan PT. PLN
(persero) area Lampung . Pelaksanaan kerja
payment point online bank untuk penagihan
rekening listrik, telepon, PDAM dan lain
sebagainya, untuk wilayah Sumatera Selatan,
Jambi dan Bangka Belitung.
Berikut data aset lancar,hutang lancar
dan laba (rugi) yang diperoleh PT. Sarwa
Karya Wiguna Tahun 2013-2015 :
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Untuk menilai kinerja perusahaan dapat
dilihat dari laporan keuangan yang disajikan
oleh pihak manajemen perusahaan. Fahmi
(2015: 50) menyatakan bahwa analisis rasio
keuangan merupakan instrumen analisis
prestasi perusahaan yang menjelaskan
berbagai hubungan dan indikator keuangan,
yang ditujukan untuk menunjukan perubahan
dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi
di masa lalu dan membantu menggambarkan
trend pola perubahan tersebut, untuk
kemudian menunjukan rasio dan peluang yang
melekat pada perusahaan yang bersangkutan.
Analisis rasio keuangan menggunakan
data laporan keuangan yang telah ada sebagai
dasar penilaiannya. Analisis rasio dapat
digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi
kondisi suatu perusahaan dari perspektif
keuangan, serta dapat digunakan untuk
membimbing investor dan kreditor untuk
43
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
ISSN 2407 - 1072
Tabel 1.1
Aset Lancar, Hutang Lancar dan Laba(Rugi)
PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
No
Tahun
Aset Lancar
Hutang Lancar
1
2013
7.196.662.135,14
7.231.934.762,85
2
2014
10.759.769.618,29
12.851.417.608,91
3
2015
7.790.209.106,77
14.145.338.270,60
Sumber: PT. Sarwa Karya Wiguna, 2017
Laba/(Rugi)
1.881.977.121,69
1.856.820.933,02
1.973.769.885,81
Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat
dilihat nilai aset lancar mengalami
peningkatan pada tahun 2014 namun
mengalami penurunan pada tahun 2015. Laba
perusahaan mengalami penurunan pada tahun
2014 dan mengalami peningkatan pada tahun
2015, namun hal ini diikuti juga adanya
peningkatan hutang lancar perusahaan setiap
tahunnya.
Perusahaan
belum
melakukan
pengukuran kinerja menggunakan rasio
keuangan, untuk itu perusahaan perlu
mengukur kinerjanya menggunakan rasio
keuangan sehingga mengetahui tingkat
efektifitas kinerja perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah
yang diuraikan di atas maka penelitian ini di
beri judul “ Analisis Rasio Keuangan Untuk
Menilai Kinerja Pada PT. Sarwa Karya
Wiguna”.
bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara misalnya,
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus
dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Disamping itu juga
termasuk informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dalam hal laporan keuangan, sudah
merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk
membuat dan
melaporkan keuangan
perusahaannya pada suatu periode tertentu.
Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis
sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi
perusahaan terkini.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang
masalah, maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan dalam penelitian ini adalah
apakah kinerja perusahaan PT. Sarwa Karya
Wiguna tahun 2013 – 2015 sudah baik jika
diukur dengan menggunakan analisis rasio
keuangan dibandingan dengan rasio industri?
2.2 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari
dua bagian kata, yaitu “analisis” dan “laporan
keuangan”. Analisis adalah penguraian suatu
persoalan
atau
permasalahan
serta
menjelaskan mengenai hubungan antara
bagian-bagian yang ada didalamnya untuk
selanjutnya diperoleh suatu pengertian secara
keseluruhan. Sedangkan laporan keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Analisis laporan keuangan suatu
perusahaan pada dasarnya untuk mengetahui
tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat
risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan. Analisis laporan keuangan yang
mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang finansial
akan sangat membantu dalam menilai prestasi
manajemen masa lalu dan prospeknya di masa
datang.
1.3 Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian dari rumusan
masalah, maka manfaat dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kinerja pada PT.
Sarwa Karya Wiguna ditinjau dari analisis
rasio keuangan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut PSAK (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan) No. 1 tahun 2015 yaitu
sebagai berikut, laporan keuangan merupakan
44
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
Menurut Harahap dalam Hendry
(2013:621) mengungkapkan analisis laporan
keuangan berarti menguraikan pos-pos
laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik
antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.
Menurut Sofyan dalam Dedy (2016:16)
tujuan dari analisis laporan keuangan adalah
analisa laporan keuangan yang digunakan
sebagai alat screening awal dalam memilih
alternatif inventasi atau merger , sebagai alat
forecasting mengenai kondisi dan kinerja
keuangan di masa yang akan datang, sebagai
proses
diagnosa
terhadap
masalah
manajemen, dan sebagai alat evaluasi
terhadap manajemen.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan
suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara tepat waktu, menurut Fahmi
(2015:65). Artinya apabila perusahaan ditagih,
perusahaan akan mampu untuk memenuhi
utang tersebut terutama utang yang sudah
jatuh tempo. Rasio likuiditas secara umum
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Menurut Fahmi (2015:66) , current ratio
adalah ukuran yang umum digunakan atas
solvensi jangka pendek, kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kebutuhan utang
ketika jatuh tempo.
Current Ratio =
2) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Quick ratio (acit test ratio) sering disebut
dengan istilah rasio cepat. Rasio cepat
adalah perbandingan antara aset lancar
dikurangi persediaan dengan hutang
lancar. Rasio ini memberikan ukuran yang
lebih mendalam tentang likuiditas daripada
rasio lancar, (Nana, 2013).
2.3 Rasio Keuangan
Pengertian rasio keuangan menurut
James C Van Horne dalam Kasmir
(2015:104),
merupakan
indeks
yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan
diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya.
Menurut Fahmi (2015:49), rasio
keuangan adalah suatu kajian yang melihat
perbandingan antara jumlah-jumlah yang
terdapat pada laporan keuangan dengan
mempergunakan
formula-formula
yang
dianggap representatif untuk diterapkan.
Perhitungan rasio akan menjadi
bermanfaat apabila diinterpestasikan dalam
perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya,
atau dengan standar yang ditentukan
sebelumnya atau dengan rasio pesaing. Hasil
rasio keuangan ini digunakan untuk menilai
kinerja manajemen dalam suatu periode
apakah mencapai target seperti yang telah
ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai
kemampuan
manajemen
dalam
memberdayakan sumber daya perusahaan
secara efektif.
Quick Ratio/Acid Test Ratio =
2. Rasio Aktivitas
Menurut Fahmi (2015:77), rasio aktivitas
adalah rasio yang menggambarkan sejauh
mana suatu perusahaan mempergunakan
sumber daya yang dimilikinya guna
menunjang aktivitas perusahaan, dimana
penggunaan aktivitas ini dilakukan secara
sangat
maksimal
dengan
maksud
memperoleh hasil yang maksimal.
Yang termasuk dalam rasio aktivitas
adalah :
1) Fixed Assets Turnover
Rasio fixed assets turnover disebut juga
dengan perputaran aktiva tetap. Rasio ini
melihat sejauhmana aktiva tetap yang
dimiliki oleh suatu perusahaan memiliki
tingkat perputarannya secara efektif, dan
memberikan dampak pada keuangan
perusahaan, (Fahmi, 2015:79).
Fixed Assets Turnover =
2) Total Assets Turnover
Total assets turnover disebut juga dengan
perputaran total aset. Rasio ini melihat
sejauh mana keseluruhan aset yang
dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran
secara efektif, (Fahmi, 2015:80).
2.4 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Terdapat empat jenis rasio keuangan
yang dapat digunakan dalam menganalisis
laporan keuangan perusahaan yaitu :
45
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
Yang termasuk dalam rasio solvabilitas
yaitu :
1) Debt to Total Assets atau Debt Ratio
Dimana rasio ini disebut juga sebagai rasio
yang
melihat
perbandingan
utang
perusahaan,
yaitu
diperoleh
dari
perbandingan total utang dibagi dengan
total aset, (Fahmi, 2015:72).
Total Assets Turnover =
3. Rasio Profitabilitas
Menurut
Fahmi
(2015:80),
rasio
profitabilitas ialah rasio yang mengukur
efektivitas manajemen secara keseluruhan
yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh
dalam
hubungannya dengan penjualan maupun
investasi. Semakin baik rasio profitabilitas
makan semakin baik menggambarkan
kemampuan
tingginya
perolehan
keuntungan perusahaan.
Yang termasuk dalam rasio profitabilitas
ialah :
1) Gross Profit Margin
Rasio gross profit margin merupakan
margin laba kotor. Menurut Nana (2013)
Gross profit margin yaitu perbandingan
antara laba kotor dengan tingkat penjualan
yang dicapai perusahaan pada periode
yang sama. Rasio ini mencerminkan laba
kotor yang dapat dicapai setiap rupiah
penjualan yang terjadi.
Debt
to
Total
Asset/Debt
Ratio
=
2) Debt to equity ratio
Berapa bagian dari keseluruhan
kebutuhan dana yang dibelanjakan
dengan hutang.
Debt
to
equity
ratio
=
2.5 Penggunaan Analisa Rasio
Rasio
yang
dihasilkan
dapat
mengungkapkan kondisi perusahaan dengan
jelas maka rasio tersebut harus dibandingkan
dengan suatu standar ukur (tolak ukur).
Adapun tolak ukur menurut Munawir
dalam Nana (2013:07) antara lain:
a. Rasio yang telah ditentukan dalam budget
perusahaan yang bersangkutan.
b. Rasio-rasio yang semacam di waktu-waktu
yang lalu (rasio historis) dari perusahaan
yang bersangkutan.
c. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang
sejenis
yang
merupakan
pesaing
perusahaan yang dinilai cukup baik atau
berhasil dalam usahanya.
Gross Profit Margin =
2) Net Profit Margin
Rasio net profit margin disebut juga
dengan
rasio
pendapatan
terhadap
penjualan. Menurut Nana (2013), net profit
margin yaitu perbandingan antara laba
bersih dengan penjualan. Artinya berapa
persen keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan selama periode tertentu dari
setiap penjualan.
Net Profit Margin =
2.6 Rasio Standar Industri
Menurut Djarwanto dalam Roman
(2014) , “Standar rasio yang baik adalah yang
memberikan gambaran rata-rata. Gambaran
rata-rata paling tepat adalah rasio industri
(gabungan perusahaan sejenis)”. Dengan
adanya standar ini, perusahaan dapat
menentukan apakah kinerja keuangannya baik
atau tidak.
Di bawah ini merupakan tabel yang
menunjukkan rasio standar industri.2.1
3) Return on Investment (ROI)
Rasio Return on Investment (ROI) atau
pengembalian
investasi.
Tingkat
pengembalian aset merupakan kemampuan
perusahaan mengoperasikan harta untuk
mencari keuntungan.
Return
on
Investement
=
4. Rasio Solvabilitas
Menurut
Fahmi
(2015:72),
rasio
solvabilitas adalah mengukur seberapa
besar perusahaan dibiayai dengan utang.
46
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
Tabel 2.1
Rasio Standar Industri
Rasio Laporan Keuangan
Current Ratio
Quick Ratio
Debt to Aset Ratio
Debt to Equity Ratio
Fixed Asset Turn Over
Total Asset Turn Over
Gross Profit Margin
Net Profit Margin
Return on Investment
Standar Industri
2 kali
1,5 kali
35%
90%
5 kali
2 kali
30%
20%
30%
Sumber : Kasmir (2015)
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan pada kantor
PT. Sarwa Karya Wiguna yang bertempat di
Jl. Residen Abdul Rozak No.25 (Patal Pusri),
Lr. Bakti LKMD, Kalidoni, Palembang.
3.3 Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam
penyusunan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Data Primer
Yaitu data yang dikumpulkan secara
langsung dari objek yang diteliti. Peneliti
mengumpulkan data di PT. Sarwa Karya
Wiguna meliputi keadaan umum perusahaan
atau gambaran umum perusahaan yaitu data
tentang
sejarah
perusahaan,
struktur
organisasi serta visi dan misi perusahaan.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari pihak
lain setelah mengalami proses pengolahan dan
juga mempelajari masalah yang berhubungan
dengan objek yang objek yang diteliti melalui
buku-buku pedoman, literatur yang disusun
para ahli yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti. Pada perusahaan peneliti
mengambil data berupa data laporan keuangan
dan data pendukung lainnya.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan
data
yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Studi lapangan
Studi lapangan (field Research) adalah
pengumpulan data yang dilakukan dengan
jalan mendekati langsung responden baik
dengan melakukan wawancara, observasi,
maupun dengan menggunakan kuisioner. Data
penelitian
ini
dikumpulkan
dengan
menggunakan wawancara serta kuisioner
dengan pihak akuntansi PT. Sarwa Karya
Wiguna tentang gambaran umum perusahaan.
2. Studi Kepustakaan
Untuk memperoleh data sebagai bahan
pendukung dalam penelitian tugas akhir ini
maka peneliti melakukan studi kepustakaan
yang ditempuh dengan cara mengumpulkan
bahan-bahan berupa teori, dengan cara
mempelajari buku-buku referensi yang
berhubungan dengan judul penelitian.
3. Studi Dokumentasi
Yaitu metode yang digunakan untuk
memperoleh data atau dokumen perusahaan
berupa laporan keuangan perusahaan untuk
tahun 2013 sampai dengan 2015.
4. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Laporan keuangan PT. Sarwa Karya
Wiguna tahun 2013 sampai 2015 adalah
sebagai berikut :
4.1.1 Neraca
Berikut hasil dari neraca yang
dibukukan PT. Sarwa Karya Wiguna tahun
2013 sampai 2015 :
47
ISSN 2407 - 1072
URAIAN
Aset
-Aset Lancar
-Aset Tidak Lancar
-Jumlah Aset
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
Tabel 4.1
Neraca PT. Sarwa Karya Wiguna
Untuk Tahun 2013 sampai dengan 2015
TAHUN
2013
2014
2015
7.196.662.135,14 10.759.769.618,29 7.790.209.106,77
5.841.156.044,24 12.619.682.345,18 15.919.550.947,02
13.037.818.179,38 23.379.451.963,47 23.709.760.053,79
Kewajiban
-Hutang Lancar
-Hutang Tidak
Lancar
7.231.934.762,85
12.851.417.608,91 14.145.338.270,60
7.527.838.692,85
16.984.811.608,91 18.385.278.270,60
Ekuitas
-Total Hutang &
Ekuitas
5.509.979.486,53
6.394.640.354,55
5.324.481.783,18
13.037.818.179,38 23.379.451.963,47 23.709.760.053,79
Sumber : PT. Sarwa Karya Wiguna 2017
hutang tidak lancar pada tahun 2013 ke tahun
2014 dari Rp. 295.903.930,00 menjadi Rp.
4.133.394.000,00 dan terus meningkat di
tahun 2015 menjadi Rp. 4.239.940.000,00.
Untuk ekuitas PT. Sarwa Karya Wiguna
mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke
tahun 2014 akan tetapi pada tahun 2015
mengalami penurunan. Sedangkan untuk total
hutang dan ekuitas meningkat tiap tahunnya
mulai dari tahun 2013 ke tahun 2014 dan
tahun 2014 ke tahun 2015.
4.1.2 Laporan Laba Rugi
Dibawah ini merupakan laporan laba
rugi yang telah dibukukan PT. Sarwa Karya
Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 :
Dari data diatas diketahui bahwa aset
lancar pada tahun 2014 mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2013 tetapi
pada tahun 2015 aset lancar mengalami
penurunan. Untuk aset tidak lancar pada tahun
2013
sebesar
Rp.
5.841.156.044,24
mengalami peningkatan di tahun 2014 dan
terus mengalami peningkatan pada tahun
2015. Sedangkan untuk jumlah aset PT. Sarwa
Karya Wiguna mengalami kenaikan dari
tahun 2013 ke tahun 2014 cukup besar yaitu
sebesar Rp. 10.341.633.784 dan juga
mengalami peningkatan di tahun 2015.
Hutang lancar mengalami kenaikan tiap
tahun mulai dari tahun 2013 ke tahun 2014.
Terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada
URAIAN
Tabel 4.2
Neraca PT. Sarwa Karya Wiguna
Untuk Tahun 2013 sampai dengan 2015
TAHUN
2013
2014
2015
PENDAPATAN
-Pendapatan Usaha
18.871.105.215,00 24.583.302.788,00 38.212.759.227,64
BEBAN
-Beban Usaha
16.595.091.082,97 22.346.292.272,51 35.890.179.216,91
-Laba Usaha
-Pendapatan Lainlain
-Laba/Rugi Sebelum
Pajak
-Laba/Rugi Setelah
Pajak
2.276.014.132,03
2.237.010.515,49
2.322.580.010,72
135.209.665,39
165.190.089,32
254.234.468,78
2.411.223.797,42
2.402.200.604,81
2.576.814.479,51
1.881.977.121,69
1.856.820.933,02
1.973.769.885,81
48
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
ISSN 2407 - 1072
Sumber : PT. Sarwa Karya Wiguna 2017
naik kembali di tahun 2015 menjadi Rp.
2.322.580.010,72.
Pendapatan lain-lain yang diperoleh
perusahaan juga mengalami peningkatan di
setiap tahun, mulai tahun 2013 sampai tahun
2015. Laba rugi sebelum pajak pada tahun
2013 lebih besar dibandingkan tahun 2014
namun di tahun 2015 mengalami sedikit
peningkatan. Begitu juga untuk laba rugi
setelah pajak terjadi penurunan di tahun 2014
namun kembali meningkat di tahun 2015.
Dari data diatas diketahui bahwa
pendapatan usaha perusahaan mengalami
peningkatan cukup tinggi setiap tahunnya.
Pada tahun 2013 perusahaan mendapatkan
pendapatan
usaha
sebesar
Rp.
18.871.105.215,00 dan naik menjadi Rp.
24.583.302.788,00 pada tahun 2014 dan pada
tahun 2015 naik lagi menjadi Rp.
38.212.759.227,64. Untuk beban usaha juga
mengalami kenaikan setiap tahunnya yang
cukup tinggi, di tahun 2013 hanya sebesar Rp.
16.595.091.082,97
menjadi
Rp.
22.346.292.272,51 pada tahun 2014 dan di
tahun 2015 meningkat menjadi Rp.
35.890.179.216,91.
Laba
Usaha
yang
diperoleh perusahaan pada tahun 2013 sebesar
Rp. 2.276.014.132,03 namun mengalami
sedikit penurunan di tahun 2014 menjadi
sebesar Rp. 2.237.010.515,49 dan perlahan
4.2 Pembahasan
Berdasarkan perhitungan rasio analisis
laporan keuangan dapat diketahui sebagai
berikut :
4.2.1 Rasio Likuiditas
Dibawah ini merupakan hasil
perhitungan rasio likuiditas PT. Sarwa Karya
Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 yaitu :
Tabel 4.3
Rasio Likuiditas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
NO
Jenis Rasio
2013
2014
2015
1
2
Rasio Lancar
Rasio Cepat
0,99 Kali
0,93 Kali
0,84 Kali
0,68 Kali
0,55 Kali
0,47 Kali
Standar
Industri
2 Kali
1,5 Kali
Sumber: Data diolah, 2017
1. Rasio Lancar (Current Ratio )
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
di tabel 4.7 diketahui bahwa rasio lancar
perusahaan pada tahun 2013, 2014 dan 2015
berada di bawah standar industri yaitu 2 kali.
Ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
kurang sehat karena tidak memenuhi standar
industri. Berdasarkan laporan keuangan, untuk
aset lancar perusahaan mengalami kenaikan
tetapi diikuti juga dengan kenaikan pada
hutang lancar. Hal itu menyebabkan
perusahaan tidak dapat membayar hutang
lancar dengan aset tetap. Jika perusahaan
tidak memperbaiki kondisi tersebut maka
kreditabilitas perusahaan akan menurun,
perusahaan tidak mampu membayar hutang
tepat
waktu.
Sebaiknya
perusahaan
meningkatkan aset lancar perusahaan dan
menurunkan hutang lancar perusahaan agar
dapat melunasi hutang lancar tepat waktu,
serta mengurangi investasi dan mengurangi
pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio )
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
di tabel di atas menunjukan rasio cepat dari
likuiditas perusahaan, dimana pada tahun
2013 sampai dengan 2015 menunjukan angka
di bawah standar rasio industri yaitu 1,5 kali.
Rasio cepat (quick ratio) perusahaan pada
tahun 2013 sebesar 0,93 kali dari selisis total
aktiva lancar dengan pesediaan dalam
memenuhi kewajiban lancarnya. pada tahun
2014 mengalami penurunan sebesar 0,25 yaitu
0,68. Tahun 2015 kemampuan perusahaan
memenuhi kewajibanya sebesar 0.47. Hal ini
disebabkan karena peningkatan aktiva lancar
dan persediaan dari tahun ke tahun tidak
signifikan dengan kenaikan kewajiban lancar
dari tahun yang lalu sehingga perbandingan
antara aktiva lancar setelah dikurangi
persediaan tidak memenuhi kemampuan
perusahaan. Sebaiknya perusahaan menjual
sebagian persediaannya untuk melunasi
49
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
ISSN 2407 - 1072
pembayaran hutang lancar yang dimiliki
perusahaan.
Dibawah
ini
merupakan
hasil
perhitungan rasio solvabilitas PT. Sarwa
Karya Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015
yaitu :
4.2.2 Rasio Solvabilitas
Tabel 4.4
Rasio Solvabilitas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
NO
Jenis Rasio
2013
2014
2015
Standar
Industri
1
Debt Ratio
58%
73%
77%
35%
2
Debt to equity ratio
136%
265%
345%
90%
Sumber: Data diolah, 2017
hasil analisis menunjukkan angka diatas
standar rata-rata. Semakin tinggi rasio,
semakin rendah pendanaan perusahaan yang
disediakan oleh pemegang saham. Semakin
tinggi debt to equity ratio menunjukkan
komposisi total hutang semakin besar
dibanding dengan total modal sendiri,
sehingga berdampak semakin besar beban
perusahaan terhadap pihak luar atau kreditur.
Meningkatnya beban terhadap kreditur
menunjukkan sumber modal perusahaan
sangat bergantung dengan pihak luar. Selain
itu besarnya beban hutang yang ditanggung
perusahaan dapat mengurangi jumlah laba
yang diterima perusahaan. Sebaiknnya
perusahaan memanfaatkan hutang dengan
efektif agar memperoleh peningkatan pada
laba perusahaan.
1. Debt Ratio
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
di tabel 4.8 diketahui bahwa debt ratio
perusahaan pada tahun 2013, 2014 dan 2015
berada diatas standar industri yaitu 35%. Debt
ratio PT. Sarwa Karya Wiguna terus
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
kurang sehat karena tidak memenuhi standar
industri. Pendanaan dengan hutang semakin
banyak, maka akan semakin sulit bagi
perusahaan untuk memperoleh pinjaman
karena dikhawatirkan perusahaan tidak
mampu menutupi hutang-hutangnya dengan
aktiva yang dimilikinya. Jika perusahaan
bermaksud
untuk
menambah
hutang,
perusahaan perlu menambah terlebih dahulu
ekuitasnya.
2. Debt to Equity Ratio
Dari hasil analisis yang terlihat di tabel
diatas diketahui debt to equity ratio
mengalami kenaikan yang cukup besar setiap
tahunnya, dari tahun 2013 sampai 2015.
Standar industri yaitu sebesar 90% sedangkan
4.2.3 Rasio Aktivitas
Dibawah
ini
merupakan
hasil
perhitungan rasio aktivitas PT. Sarwa Karya
Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 yaitu :
Tabel 4.5
Rasio Aktivitas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
NO
1
2
Jenis Rasio
Fixed Asset Turn
Over
Total Asset Turn
Over
2013
2014
2015
Standar
Industri
3,63 kali
2,22 kali
2,63 kali
5 Kali
1,62 kali
1,19 kali
1,77 kali
2 Kali
Sumber: Data diolah, 2017
1. Fixed Asset Turn Over
50
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
ISSN 2407 - 1072
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
di tabel 4.9 diketahui bahwa fixed asset
turnover terjadi 3,63 kali dan terjadi
penurunan pada tahun 2014 menjadi sebesar
2,22 kali lalu terjadi sedikit kenaikan pada
tahun 2015 sebesar 2,63 kali. Ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
kurang sehat karena tidak memenuhi standar
industri yaitu sebesar 5 kali. Kemungkinan
terdapat kapasitas terlalu besar atau ada
banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat
atau disebabkan hal seperti investasi pada
aktiva tetap yang berlebihan dibandingan nilai
output yang diperoleh.
2. Total Asset Turnover
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
pada tabel diatas diketahui bahwa total asset
turnover pada tahun 2013 terjadi sebanyak
1,62 kali dan mengalami penurunan pada
tahun 2014 menjadi 1,19 kali dan mengalami
kenaikan yang cukup baik pada tahun 2015
meskipun masih dibawah standar industri
yaitu 2 kali. Namun pada tahun 2015 untuk
total asset turnover terlihat mendekati nilai
standar industri yaitu sebesar 1,77 kali. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan sudah mulai
memaksimalkan penggunaan keseluruhan
aktiva perusahaan dalam menghasilkan
penjualannya. Jumlah asset yang sama dapat
memperbesar volume penjualan apabila asset
turnover nya ditingkatkan atau diperbesar.
4.2.4 Rasio Profitabilitas
Dibawah
ini
merupakan
hasil
perhitungan rasio aktivitas PT. Sarwa Karya
Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 yaitu :
Tabel 4.6
Rasio Profitabilitas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
NO
Jenis Rasio
2013
2014
2015
1
2
3
Gross Profit Margin
Net Profit Margin
Return on Investment
89%
8,9%
14%
88%
6,6%
8%
91%
4,7%
8,3%
Standar
Industri
30%
20%
30%
Sumber: Data diolah, 2017
perusahaan tidak dapat menekan biaya-biaya
yang tidak perlu sehingga perusahaan tidak
mampu memaksimalkan laba bersih yang
diperoleh. Sebaiknya perusahaan melakukan
penganalisaan strategi penjualan dengan
penetapan harga dan mengurangi beban
operasional perusahaan.
3. Return On Investment
Dari hasil analisis perhitungan rasio
profitabilitas pada return on investment, pada
tahun 2013 perhitungan ROI adalah sebesar
14% dan turun 6% pada tahun 2014 menjadi
sebesar 8% dan kembali naik 0.3% pada tahun
2015 menjadi sebesar 8,3%. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
kurang sehat karena tidak memenuhi standar
industri yaitu sebesar 30%. Hal ini disebabkan
perusahaan banyak melakukan investasi diluar
perusahaan.
Perusahaan
sebaiknya
mempertimbangkan
investasi
dan
meningkatkan perputaran aktiva untuk
operasional perusahaan serta meningkatkan
penjualan.
1. Gross Profit Margin
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
pada tabel diatas diketahui bahwa gross profit
margin pada tahun 2013 sebesar 89% dan
mengalami penurunan pada tahun 2014
menjadi 88% dan mengalami kenaikan yang
cukup baik pada tahun 2015 sebesar 91% .
Untuk gross profit margin PT. Sarwa Karya
Wiguna sudah baik karena berada diatas
standar rasio industri perusahaan sejenis. Hal
ini menunjukkan bahwa harga pokok
penjualan relatif rendah dibandingkan dengan
penjualan. Perusahaan sudah baik dalam
mengendalikan
biaya
penjualan
serta
meningkatkan penjualan.
2. Net Profit Margin
Hasil analisis yang terlihat di tabel 4.10
diketahui nilai dari net profit margin untuk
tahun 2013, 2014 dan 2015 PT. Sarwa Karya
Wiguna berada di bawah standar industri yaitu
20%. Mulai dari tahun 2013 sampai 2015
terus mengalami penurunan yang cukup jauh.
Ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
kurang sehat karena tidak memenuhi standar
industri yaitu sebesar 20%. Hal ini disebabkan
51
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
sehingga perusahaan tidak mampu
memaksimalkan
laba
bersih
yang
diperoleh. Perusahaan terlalu banyak
melakukan investasi diluar perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan, saran yang dapat diberikan
kepada PT. Sarwa Karya Wiguna adalah
sebagai berikut :
1. Untuk rasio likuiditas,
perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan aset
lancar,
mengurangi
investasi
dan
mengurangi pengeluaran-pengeluaran tidak
perlu serta menjual sebagian persediaannya
untuk melunasi pembayaran hutang lancar
yang dimiliki perusahaan.
2. Untuk rasio solvabilitas, jika perusahaan
bermaksud untuk menambah hutang,
perusahaan perlu menambah terlebih
dahulu ekuitasnya. Serta sebaiknya
perusahaan dapat memanfaatkan hutang
dengan
efektif
agar
memperoleh
peningkatan pada laba perusahaan.
3. Untuk rasio aktivitas, perusahaan harus
memaksimalkan
penggunaan
seluruh
aktiva perusahaan untuk menghasilkan
penjualan. Jumlah aset yang sama dapat
memperbesar volume penjualan apabila
asset turnover nya ditingkatkan atau
diperbesar.
4. Untuk rasio profitabilitas, perusahaan
harus meningkatkan lagi pengendalian
biaya penjualan serta meningkatkan
penjualan. Perusahaan juga sebaiknya
harus melakukan penganalisaan strategi
penjualan dengan penetapan harga dan
mengurangi beban operasional perusahaan.
Serta perusahaan sebaiknya meningkatkan
perputaran aktiva perusahaan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja PT.
Sarwa Karya Wiguna tidak sehat. Hal ini
dapat dilihat dari:
1. Rasio Likuiditas
Rasio lancar dan rasio cepat perusahaan
dari tahun 2013,2014 dan 2015 berada di
bawah standar industri. Ini menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan tidak sehat
karena tidak memenuhi standar industri.
Hal itu disebabkan aset lancar perusahaan
mengalami kenaikan dan diikuti juga
dengan kenaikan pada hutang lancar. Serta
peningkatan aktiva lancar dan persediaan
dari tahun ke tahun tidak signifikan dengan
hutang lancar.
2. Rasio Solvabilitas
Berdasarkan perhitungan debt ratio dan
debt to equity ratio menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan tidak sehat. Hal ini
disebabkan oleh pendanaan dengan hutang
semakin banyak, komposisi hutang
semakin besar dibanding dengan total
modal perusahaan sendiri. Sehingga
berdampak
semakin
besar
beban
perusahaan terhadap pihak luar.
3. Rasio Aktivitas
Untuk fixed asset turnover menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan tidak sehat
karena tidak memenuhi standar industri
yaitu 5 kali. Ada banyak aktiva tetap yang
kurang dimanfaatkan atau disebabkan oleh
investasi pada aktiva tetap yang berlebihan
dibanding nilai output yang diperoleh.
Sedangkan untuk total asset turnover
mengalami kenaikan yang cukup baik di
tahun 2015, hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan
mulai
memaksimalkan
penggunaan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualannya.
4. Rasio Profitabilitas
Gross profit margin perusahaan untuk
tahun 2013, 2014 dan 2015 terus
mengalami
peningkatan.
Kinerja
perusahaan sudah baik karena berada
diatas standar rasio industri perusahaan
sejenis. Perusahaan sudah baik dalam
mengendalikan biaya penjualan serta
meningkatkan penjualan. Namun untuk net
profit margin dan return on investment
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
tidak sehat. Perusahaan tidak dapat
menekan biaya-biaya yang tidak perlu
52
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
Orniati, Yuli. Laporan Keuangan Sebagai
Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan.
Malang: Jurnal Universitas Gajayana
DAFTAR PUSTAKA
Andres, Hendry Maith. (2013). Analisis
Laporan Keuangan Dalam Mengukur
Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk. Manado:
Jurnal Universitas Sam Ratulangi
Ottay, Maikel Ch., Stanly W Alexander.
(2015). Analisis Laporan Keuangan
Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada
PT. BPR Citra Dumoga Manado.
Manado: Jurnal Universitas Sam
Ratulangi
Fahmi, Irham. (2015). Pengantar Manajemen
Keuangan Teori dan Soal Jawab.
Bandung: Penerbit Alfabeta
Rohayati. (2014). Analisis Pengaruh Sikap,
Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan
Perpajakan dan Pemahaman Peraturan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi
dan Bangunan di Kecamatan Kemuning
Kota Palembang. Palembang: Proposal
Penelitian Politeknik Anika
Junita, Silvi., Siti Khairani. Analisis Kinerja
Perusahaan dengan Menggunakan
Analisa
Rasio
Keuangan
pada
Perusahaan
Telekomunikasi
yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Palembang: Jurnal STIE MDP
Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Rubianti, Nana. (2013). Analisa Rasio
Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Perusahaan Pada PT. Admiral Lines
Cabang
TanjungPinang.
Tanjung
Pinang: Jurnal Universitas Maritim
Raja Ali Haji
Keown, Arthur J., Scoot David F., Martin
John D., Petty Jay W. (2008).
Manajemen Keuangan : Prinsip dan
Penerapan, Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks
53
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN
PADA PT. SARWA KARYA WIGUNA PALEMBANG
Maulan Irwadi
Maya Dini
Selvi Rianti
Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Anika Palembang
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio keuangan yang bermanfaat untuk
menilai kinerja keuangan pada PT. Sarwa Karya Wiguna Palembang. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi data laporan keuangan
tahunan dari tahun 2013 sampai 2015. Alat analisis menggunakan analisis rasio likuiditas,
solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa Rasio lancar dan
rasio cepat perusahaan dari tahun 2013,2014 dan 2015 berada di bawah standar industri. Ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak sehat, rasio solvabilitas dari perhitungan debt
ratio dan debt to equity ratio menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak sehat, rasio
aktivitas dengan fixed asset turnover menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak sehat
karena tidak memenuhi standar industri yaitu 5 kali dan rasio profitabilitas dengan gross profit
margin perusahaan untuk tahun 2013, 2014 dan 2015 terus mengalami peningkatan untuk rasio
ini kinerja perusahaan sudah baik karena berada diatas standar rasio industri perusahaan
sejenis.
Kata kunci: Rasio, likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.
memperkirakan potensi risiko yang akan
dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan
kelangsungan pembayaran bunga dan
pengembalian pokok pinjaman.
PT. Sarwa Karya Wiguna merupakan
perusahaan yang aktivitas kerjanya sekarang
ini adalah: pelaksanaan kerja pelayanan teknik
meliputi pembangunan jaringan listrik
tegangan menengah dan tegangan rendah serta
pemeliharaan jaringan listrikuntuk wilayah
PT. PLN (persero) area Lahat dan PT. PLN
(persero) area Lampung . Pelaksanaan kerja
payment point online bank untuk penagihan
rekening listrik, telepon, PDAM dan lain
sebagainya, untuk wilayah Sumatera Selatan,
Jambi dan Bangka Belitung.
Berikut data aset lancar,hutang lancar
dan laba (rugi) yang diperoleh PT. Sarwa
Karya Wiguna Tahun 2013-2015 :
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Untuk menilai kinerja perusahaan dapat
dilihat dari laporan keuangan yang disajikan
oleh pihak manajemen perusahaan. Fahmi
(2015: 50) menyatakan bahwa analisis rasio
keuangan merupakan instrumen analisis
prestasi perusahaan yang menjelaskan
berbagai hubungan dan indikator keuangan,
yang ditujukan untuk menunjukan perubahan
dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi
di masa lalu dan membantu menggambarkan
trend pola perubahan tersebut, untuk
kemudian menunjukan rasio dan peluang yang
melekat pada perusahaan yang bersangkutan.
Analisis rasio keuangan menggunakan
data laporan keuangan yang telah ada sebagai
dasar penilaiannya. Analisis rasio dapat
digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi
kondisi suatu perusahaan dari perspektif
keuangan, serta dapat digunakan untuk
membimbing investor dan kreditor untuk
43
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
ISSN 2407 - 1072
Tabel 1.1
Aset Lancar, Hutang Lancar dan Laba(Rugi)
PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
No
Tahun
Aset Lancar
Hutang Lancar
1
2013
7.196.662.135,14
7.231.934.762,85
2
2014
10.759.769.618,29
12.851.417.608,91
3
2015
7.790.209.106,77
14.145.338.270,60
Sumber: PT. Sarwa Karya Wiguna, 2017
Laba/(Rugi)
1.881.977.121,69
1.856.820.933,02
1.973.769.885,81
Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat
dilihat nilai aset lancar mengalami
peningkatan pada tahun 2014 namun
mengalami penurunan pada tahun 2015. Laba
perusahaan mengalami penurunan pada tahun
2014 dan mengalami peningkatan pada tahun
2015, namun hal ini diikuti juga adanya
peningkatan hutang lancar perusahaan setiap
tahunnya.
Perusahaan
belum
melakukan
pengukuran kinerja menggunakan rasio
keuangan, untuk itu perusahaan perlu
mengukur kinerjanya menggunakan rasio
keuangan sehingga mengetahui tingkat
efektifitas kinerja perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah
yang diuraikan di atas maka penelitian ini di
beri judul “ Analisis Rasio Keuangan Untuk
Menilai Kinerja Pada PT. Sarwa Karya
Wiguna”.
bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara misalnya,
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus
dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Disamping itu juga
termasuk informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dalam hal laporan keuangan, sudah
merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk
membuat dan
melaporkan keuangan
perusahaannya pada suatu periode tertentu.
Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis
sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi
perusahaan terkini.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang
masalah, maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan dalam penelitian ini adalah
apakah kinerja perusahaan PT. Sarwa Karya
Wiguna tahun 2013 – 2015 sudah baik jika
diukur dengan menggunakan analisis rasio
keuangan dibandingan dengan rasio industri?
2.2 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari
dua bagian kata, yaitu “analisis” dan “laporan
keuangan”. Analisis adalah penguraian suatu
persoalan
atau
permasalahan
serta
menjelaskan mengenai hubungan antara
bagian-bagian yang ada didalamnya untuk
selanjutnya diperoleh suatu pengertian secara
keseluruhan. Sedangkan laporan keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Analisis laporan keuangan suatu
perusahaan pada dasarnya untuk mengetahui
tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat
risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan. Analisis laporan keuangan yang
mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang finansial
akan sangat membantu dalam menilai prestasi
manajemen masa lalu dan prospeknya di masa
datang.
1.3 Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian dari rumusan
masalah, maka manfaat dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kinerja pada PT.
Sarwa Karya Wiguna ditinjau dari analisis
rasio keuangan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut PSAK (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan) No. 1 tahun 2015 yaitu
sebagai berikut, laporan keuangan merupakan
44
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
Menurut Harahap dalam Hendry
(2013:621) mengungkapkan analisis laporan
keuangan berarti menguraikan pos-pos
laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik
antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.
Menurut Sofyan dalam Dedy (2016:16)
tujuan dari analisis laporan keuangan adalah
analisa laporan keuangan yang digunakan
sebagai alat screening awal dalam memilih
alternatif inventasi atau merger , sebagai alat
forecasting mengenai kondisi dan kinerja
keuangan di masa yang akan datang, sebagai
proses
diagnosa
terhadap
masalah
manajemen, dan sebagai alat evaluasi
terhadap manajemen.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan
suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara tepat waktu, menurut Fahmi
(2015:65). Artinya apabila perusahaan ditagih,
perusahaan akan mampu untuk memenuhi
utang tersebut terutama utang yang sudah
jatuh tempo. Rasio likuiditas secara umum
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Menurut Fahmi (2015:66) , current ratio
adalah ukuran yang umum digunakan atas
solvensi jangka pendek, kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kebutuhan utang
ketika jatuh tempo.
Current Ratio =
2) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Quick ratio (acit test ratio) sering disebut
dengan istilah rasio cepat. Rasio cepat
adalah perbandingan antara aset lancar
dikurangi persediaan dengan hutang
lancar. Rasio ini memberikan ukuran yang
lebih mendalam tentang likuiditas daripada
rasio lancar, (Nana, 2013).
2.3 Rasio Keuangan
Pengertian rasio keuangan menurut
James C Van Horne dalam Kasmir
(2015:104),
merupakan
indeks
yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan
diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya.
Menurut Fahmi (2015:49), rasio
keuangan adalah suatu kajian yang melihat
perbandingan antara jumlah-jumlah yang
terdapat pada laporan keuangan dengan
mempergunakan
formula-formula
yang
dianggap representatif untuk diterapkan.
Perhitungan rasio akan menjadi
bermanfaat apabila diinterpestasikan dalam
perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya,
atau dengan standar yang ditentukan
sebelumnya atau dengan rasio pesaing. Hasil
rasio keuangan ini digunakan untuk menilai
kinerja manajemen dalam suatu periode
apakah mencapai target seperti yang telah
ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai
kemampuan
manajemen
dalam
memberdayakan sumber daya perusahaan
secara efektif.
Quick Ratio/Acid Test Ratio =
2. Rasio Aktivitas
Menurut Fahmi (2015:77), rasio aktivitas
adalah rasio yang menggambarkan sejauh
mana suatu perusahaan mempergunakan
sumber daya yang dimilikinya guna
menunjang aktivitas perusahaan, dimana
penggunaan aktivitas ini dilakukan secara
sangat
maksimal
dengan
maksud
memperoleh hasil yang maksimal.
Yang termasuk dalam rasio aktivitas
adalah :
1) Fixed Assets Turnover
Rasio fixed assets turnover disebut juga
dengan perputaran aktiva tetap. Rasio ini
melihat sejauhmana aktiva tetap yang
dimiliki oleh suatu perusahaan memiliki
tingkat perputarannya secara efektif, dan
memberikan dampak pada keuangan
perusahaan, (Fahmi, 2015:79).
Fixed Assets Turnover =
2) Total Assets Turnover
Total assets turnover disebut juga dengan
perputaran total aset. Rasio ini melihat
sejauh mana keseluruhan aset yang
dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran
secara efektif, (Fahmi, 2015:80).
2.4 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Terdapat empat jenis rasio keuangan
yang dapat digunakan dalam menganalisis
laporan keuangan perusahaan yaitu :
45
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
Yang termasuk dalam rasio solvabilitas
yaitu :
1) Debt to Total Assets atau Debt Ratio
Dimana rasio ini disebut juga sebagai rasio
yang
melihat
perbandingan
utang
perusahaan,
yaitu
diperoleh
dari
perbandingan total utang dibagi dengan
total aset, (Fahmi, 2015:72).
Total Assets Turnover =
3. Rasio Profitabilitas
Menurut
Fahmi
(2015:80),
rasio
profitabilitas ialah rasio yang mengukur
efektivitas manajemen secara keseluruhan
yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh
dalam
hubungannya dengan penjualan maupun
investasi. Semakin baik rasio profitabilitas
makan semakin baik menggambarkan
kemampuan
tingginya
perolehan
keuntungan perusahaan.
Yang termasuk dalam rasio profitabilitas
ialah :
1) Gross Profit Margin
Rasio gross profit margin merupakan
margin laba kotor. Menurut Nana (2013)
Gross profit margin yaitu perbandingan
antara laba kotor dengan tingkat penjualan
yang dicapai perusahaan pada periode
yang sama. Rasio ini mencerminkan laba
kotor yang dapat dicapai setiap rupiah
penjualan yang terjadi.
Debt
to
Total
Asset/Debt
Ratio
=
2) Debt to equity ratio
Berapa bagian dari keseluruhan
kebutuhan dana yang dibelanjakan
dengan hutang.
Debt
to
equity
ratio
=
2.5 Penggunaan Analisa Rasio
Rasio
yang
dihasilkan
dapat
mengungkapkan kondisi perusahaan dengan
jelas maka rasio tersebut harus dibandingkan
dengan suatu standar ukur (tolak ukur).
Adapun tolak ukur menurut Munawir
dalam Nana (2013:07) antara lain:
a. Rasio yang telah ditentukan dalam budget
perusahaan yang bersangkutan.
b. Rasio-rasio yang semacam di waktu-waktu
yang lalu (rasio historis) dari perusahaan
yang bersangkutan.
c. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang
sejenis
yang
merupakan
pesaing
perusahaan yang dinilai cukup baik atau
berhasil dalam usahanya.
Gross Profit Margin =
2) Net Profit Margin
Rasio net profit margin disebut juga
dengan
rasio
pendapatan
terhadap
penjualan. Menurut Nana (2013), net profit
margin yaitu perbandingan antara laba
bersih dengan penjualan. Artinya berapa
persen keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan selama periode tertentu dari
setiap penjualan.
Net Profit Margin =
2.6 Rasio Standar Industri
Menurut Djarwanto dalam Roman
(2014) , “Standar rasio yang baik adalah yang
memberikan gambaran rata-rata. Gambaran
rata-rata paling tepat adalah rasio industri
(gabungan perusahaan sejenis)”. Dengan
adanya standar ini, perusahaan dapat
menentukan apakah kinerja keuangannya baik
atau tidak.
Di bawah ini merupakan tabel yang
menunjukkan rasio standar industri.2.1
3) Return on Investment (ROI)
Rasio Return on Investment (ROI) atau
pengembalian
investasi.
Tingkat
pengembalian aset merupakan kemampuan
perusahaan mengoperasikan harta untuk
mencari keuntungan.
Return
on
Investement
=
4. Rasio Solvabilitas
Menurut
Fahmi
(2015:72),
rasio
solvabilitas adalah mengukur seberapa
besar perusahaan dibiayai dengan utang.
46
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
Tabel 2.1
Rasio Standar Industri
Rasio Laporan Keuangan
Current Ratio
Quick Ratio
Debt to Aset Ratio
Debt to Equity Ratio
Fixed Asset Turn Over
Total Asset Turn Over
Gross Profit Margin
Net Profit Margin
Return on Investment
Standar Industri
2 kali
1,5 kali
35%
90%
5 kali
2 kali
30%
20%
30%
Sumber : Kasmir (2015)
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan pada kantor
PT. Sarwa Karya Wiguna yang bertempat di
Jl. Residen Abdul Rozak No.25 (Patal Pusri),
Lr. Bakti LKMD, Kalidoni, Palembang.
3.3 Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam
penyusunan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Data Primer
Yaitu data yang dikumpulkan secara
langsung dari objek yang diteliti. Peneliti
mengumpulkan data di PT. Sarwa Karya
Wiguna meliputi keadaan umum perusahaan
atau gambaran umum perusahaan yaitu data
tentang
sejarah
perusahaan,
struktur
organisasi serta visi dan misi perusahaan.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari pihak
lain setelah mengalami proses pengolahan dan
juga mempelajari masalah yang berhubungan
dengan objek yang objek yang diteliti melalui
buku-buku pedoman, literatur yang disusun
para ahli yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti. Pada perusahaan peneliti
mengambil data berupa data laporan keuangan
dan data pendukung lainnya.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan
data
yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Studi lapangan
Studi lapangan (field Research) adalah
pengumpulan data yang dilakukan dengan
jalan mendekati langsung responden baik
dengan melakukan wawancara, observasi,
maupun dengan menggunakan kuisioner. Data
penelitian
ini
dikumpulkan
dengan
menggunakan wawancara serta kuisioner
dengan pihak akuntansi PT. Sarwa Karya
Wiguna tentang gambaran umum perusahaan.
2. Studi Kepustakaan
Untuk memperoleh data sebagai bahan
pendukung dalam penelitian tugas akhir ini
maka peneliti melakukan studi kepustakaan
yang ditempuh dengan cara mengumpulkan
bahan-bahan berupa teori, dengan cara
mempelajari buku-buku referensi yang
berhubungan dengan judul penelitian.
3. Studi Dokumentasi
Yaitu metode yang digunakan untuk
memperoleh data atau dokumen perusahaan
berupa laporan keuangan perusahaan untuk
tahun 2013 sampai dengan 2015.
4. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Laporan keuangan PT. Sarwa Karya
Wiguna tahun 2013 sampai 2015 adalah
sebagai berikut :
4.1.1 Neraca
Berikut hasil dari neraca yang
dibukukan PT. Sarwa Karya Wiguna tahun
2013 sampai 2015 :
47
ISSN 2407 - 1072
URAIAN
Aset
-Aset Lancar
-Aset Tidak Lancar
-Jumlah Aset
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
Tabel 4.1
Neraca PT. Sarwa Karya Wiguna
Untuk Tahun 2013 sampai dengan 2015
TAHUN
2013
2014
2015
7.196.662.135,14 10.759.769.618,29 7.790.209.106,77
5.841.156.044,24 12.619.682.345,18 15.919.550.947,02
13.037.818.179,38 23.379.451.963,47 23.709.760.053,79
Kewajiban
-Hutang Lancar
-Hutang Tidak
Lancar
7.231.934.762,85
12.851.417.608,91 14.145.338.270,60
7.527.838.692,85
16.984.811.608,91 18.385.278.270,60
Ekuitas
-Total Hutang &
Ekuitas
5.509.979.486,53
6.394.640.354,55
5.324.481.783,18
13.037.818.179,38 23.379.451.963,47 23.709.760.053,79
Sumber : PT. Sarwa Karya Wiguna 2017
hutang tidak lancar pada tahun 2013 ke tahun
2014 dari Rp. 295.903.930,00 menjadi Rp.
4.133.394.000,00 dan terus meningkat di
tahun 2015 menjadi Rp. 4.239.940.000,00.
Untuk ekuitas PT. Sarwa Karya Wiguna
mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke
tahun 2014 akan tetapi pada tahun 2015
mengalami penurunan. Sedangkan untuk total
hutang dan ekuitas meningkat tiap tahunnya
mulai dari tahun 2013 ke tahun 2014 dan
tahun 2014 ke tahun 2015.
4.1.2 Laporan Laba Rugi
Dibawah ini merupakan laporan laba
rugi yang telah dibukukan PT. Sarwa Karya
Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 :
Dari data diatas diketahui bahwa aset
lancar pada tahun 2014 mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2013 tetapi
pada tahun 2015 aset lancar mengalami
penurunan. Untuk aset tidak lancar pada tahun
2013
sebesar
Rp.
5.841.156.044,24
mengalami peningkatan di tahun 2014 dan
terus mengalami peningkatan pada tahun
2015. Sedangkan untuk jumlah aset PT. Sarwa
Karya Wiguna mengalami kenaikan dari
tahun 2013 ke tahun 2014 cukup besar yaitu
sebesar Rp. 10.341.633.784 dan juga
mengalami peningkatan di tahun 2015.
Hutang lancar mengalami kenaikan tiap
tahun mulai dari tahun 2013 ke tahun 2014.
Terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada
URAIAN
Tabel 4.2
Neraca PT. Sarwa Karya Wiguna
Untuk Tahun 2013 sampai dengan 2015
TAHUN
2013
2014
2015
PENDAPATAN
-Pendapatan Usaha
18.871.105.215,00 24.583.302.788,00 38.212.759.227,64
BEBAN
-Beban Usaha
16.595.091.082,97 22.346.292.272,51 35.890.179.216,91
-Laba Usaha
-Pendapatan Lainlain
-Laba/Rugi Sebelum
Pajak
-Laba/Rugi Setelah
Pajak
2.276.014.132,03
2.237.010.515,49
2.322.580.010,72
135.209.665,39
165.190.089,32
254.234.468,78
2.411.223.797,42
2.402.200.604,81
2.576.814.479,51
1.881.977.121,69
1.856.820.933,02
1.973.769.885,81
48
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
ISSN 2407 - 1072
Sumber : PT. Sarwa Karya Wiguna 2017
naik kembali di tahun 2015 menjadi Rp.
2.322.580.010,72.
Pendapatan lain-lain yang diperoleh
perusahaan juga mengalami peningkatan di
setiap tahun, mulai tahun 2013 sampai tahun
2015. Laba rugi sebelum pajak pada tahun
2013 lebih besar dibandingkan tahun 2014
namun di tahun 2015 mengalami sedikit
peningkatan. Begitu juga untuk laba rugi
setelah pajak terjadi penurunan di tahun 2014
namun kembali meningkat di tahun 2015.
Dari data diatas diketahui bahwa
pendapatan usaha perusahaan mengalami
peningkatan cukup tinggi setiap tahunnya.
Pada tahun 2013 perusahaan mendapatkan
pendapatan
usaha
sebesar
Rp.
18.871.105.215,00 dan naik menjadi Rp.
24.583.302.788,00 pada tahun 2014 dan pada
tahun 2015 naik lagi menjadi Rp.
38.212.759.227,64. Untuk beban usaha juga
mengalami kenaikan setiap tahunnya yang
cukup tinggi, di tahun 2013 hanya sebesar Rp.
16.595.091.082,97
menjadi
Rp.
22.346.292.272,51 pada tahun 2014 dan di
tahun 2015 meningkat menjadi Rp.
35.890.179.216,91.
Laba
Usaha
yang
diperoleh perusahaan pada tahun 2013 sebesar
Rp. 2.276.014.132,03 namun mengalami
sedikit penurunan di tahun 2014 menjadi
sebesar Rp. 2.237.010.515,49 dan perlahan
4.2 Pembahasan
Berdasarkan perhitungan rasio analisis
laporan keuangan dapat diketahui sebagai
berikut :
4.2.1 Rasio Likuiditas
Dibawah ini merupakan hasil
perhitungan rasio likuiditas PT. Sarwa Karya
Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 yaitu :
Tabel 4.3
Rasio Likuiditas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
NO
Jenis Rasio
2013
2014
2015
1
2
Rasio Lancar
Rasio Cepat
0,99 Kali
0,93 Kali
0,84 Kali
0,68 Kali
0,55 Kali
0,47 Kali
Standar
Industri
2 Kali
1,5 Kali
Sumber: Data diolah, 2017
1. Rasio Lancar (Current Ratio )
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
di tabel 4.7 diketahui bahwa rasio lancar
perusahaan pada tahun 2013, 2014 dan 2015
berada di bawah standar industri yaitu 2 kali.
Ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
kurang sehat karena tidak memenuhi standar
industri. Berdasarkan laporan keuangan, untuk
aset lancar perusahaan mengalami kenaikan
tetapi diikuti juga dengan kenaikan pada
hutang lancar. Hal itu menyebabkan
perusahaan tidak dapat membayar hutang
lancar dengan aset tetap. Jika perusahaan
tidak memperbaiki kondisi tersebut maka
kreditabilitas perusahaan akan menurun,
perusahaan tidak mampu membayar hutang
tepat
waktu.
Sebaiknya
perusahaan
meningkatkan aset lancar perusahaan dan
menurunkan hutang lancar perusahaan agar
dapat melunasi hutang lancar tepat waktu,
serta mengurangi investasi dan mengurangi
pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio )
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
di tabel di atas menunjukan rasio cepat dari
likuiditas perusahaan, dimana pada tahun
2013 sampai dengan 2015 menunjukan angka
di bawah standar rasio industri yaitu 1,5 kali.
Rasio cepat (quick ratio) perusahaan pada
tahun 2013 sebesar 0,93 kali dari selisis total
aktiva lancar dengan pesediaan dalam
memenuhi kewajiban lancarnya. pada tahun
2014 mengalami penurunan sebesar 0,25 yaitu
0,68. Tahun 2015 kemampuan perusahaan
memenuhi kewajibanya sebesar 0.47. Hal ini
disebabkan karena peningkatan aktiva lancar
dan persediaan dari tahun ke tahun tidak
signifikan dengan kenaikan kewajiban lancar
dari tahun yang lalu sehingga perbandingan
antara aktiva lancar setelah dikurangi
persediaan tidak memenuhi kemampuan
perusahaan. Sebaiknya perusahaan menjual
sebagian persediaannya untuk melunasi
49
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
ISSN 2407 - 1072
pembayaran hutang lancar yang dimiliki
perusahaan.
Dibawah
ini
merupakan
hasil
perhitungan rasio solvabilitas PT. Sarwa
Karya Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015
yaitu :
4.2.2 Rasio Solvabilitas
Tabel 4.4
Rasio Solvabilitas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
NO
Jenis Rasio
2013
2014
2015
Standar
Industri
1
Debt Ratio
58%
73%
77%
35%
2
Debt to equity ratio
136%
265%
345%
90%
Sumber: Data diolah, 2017
hasil analisis menunjukkan angka diatas
standar rata-rata. Semakin tinggi rasio,
semakin rendah pendanaan perusahaan yang
disediakan oleh pemegang saham. Semakin
tinggi debt to equity ratio menunjukkan
komposisi total hutang semakin besar
dibanding dengan total modal sendiri,
sehingga berdampak semakin besar beban
perusahaan terhadap pihak luar atau kreditur.
Meningkatnya beban terhadap kreditur
menunjukkan sumber modal perusahaan
sangat bergantung dengan pihak luar. Selain
itu besarnya beban hutang yang ditanggung
perusahaan dapat mengurangi jumlah laba
yang diterima perusahaan. Sebaiknnya
perusahaan memanfaatkan hutang dengan
efektif agar memperoleh peningkatan pada
laba perusahaan.
1. Debt Ratio
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
di tabel 4.8 diketahui bahwa debt ratio
perusahaan pada tahun 2013, 2014 dan 2015
berada diatas standar industri yaitu 35%. Debt
ratio PT. Sarwa Karya Wiguna terus
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
kurang sehat karena tidak memenuhi standar
industri. Pendanaan dengan hutang semakin
banyak, maka akan semakin sulit bagi
perusahaan untuk memperoleh pinjaman
karena dikhawatirkan perusahaan tidak
mampu menutupi hutang-hutangnya dengan
aktiva yang dimilikinya. Jika perusahaan
bermaksud
untuk
menambah
hutang,
perusahaan perlu menambah terlebih dahulu
ekuitasnya.
2. Debt to Equity Ratio
Dari hasil analisis yang terlihat di tabel
diatas diketahui debt to equity ratio
mengalami kenaikan yang cukup besar setiap
tahunnya, dari tahun 2013 sampai 2015.
Standar industri yaitu sebesar 90% sedangkan
4.2.3 Rasio Aktivitas
Dibawah
ini
merupakan
hasil
perhitungan rasio aktivitas PT. Sarwa Karya
Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 yaitu :
Tabel 4.5
Rasio Aktivitas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
NO
1
2
Jenis Rasio
Fixed Asset Turn
Over
Total Asset Turn
Over
2013
2014
2015
Standar
Industri
3,63 kali
2,22 kali
2,63 kali
5 Kali
1,62 kali
1,19 kali
1,77 kali
2 Kali
Sumber: Data diolah, 2017
1. Fixed Asset Turn Over
50
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
ISSN 2407 - 1072
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
di tabel 4.9 diketahui bahwa fixed asset
turnover terjadi 3,63 kali dan terjadi
penurunan pada tahun 2014 menjadi sebesar
2,22 kali lalu terjadi sedikit kenaikan pada
tahun 2015 sebesar 2,63 kali. Ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
kurang sehat karena tidak memenuhi standar
industri yaitu sebesar 5 kali. Kemungkinan
terdapat kapasitas terlalu besar atau ada
banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat
atau disebabkan hal seperti investasi pada
aktiva tetap yang berlebihan dibandingan nilai
output yang diperoleh.
2. Total Asset Turnover
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
pada tabel diatas diketahui bahwa total asset
turnover pada tahun 2013 terjadi sebanyak
1,62 kali dan mengalami penurunan pada
tahun 2014 menjadi 1,19 kali dan mengalami
kenaikan yang cukup baik pada tahun 2015
meskipun masih dibawah standar industri
yaitu 2 kali. Namun pada tahun 2015 untuk
total asset turnover terlihat mendekati nilai
standar industri yaitu sebesar 1,77 kali. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan sudah mulai
memaksimalkan penggunaan keseluruhan
aktiva perusahaan dalam menghasilkan
penjualannya. Jumlah asset yang sama dapat
memperbesar volume penjualan apabila asset
turnover nya ditingkatkan atau diperbesar.
4.2.4 Rasio Profitabilitas
Dibawah
ini
merupakan
hasil
perhitungan rasio aktivitas PT. Sarwa Karya
Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 yaitu :
Tabel 4.6
Rasio Profitabilitas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
NO
Jenis Rasio
2013
2014
2015
1
2
3
Gross Profit Margin
Net Profit Margin
Return on Investment
89%
8,9%
14%
88%
6,6%
8%
91%
4,7%
8,3%
Standar
Industri
30%
20%
30%
Sumber: Data diolah, 2017
perusahaan tidak dapat menekan biaya-biaya
yang tidak perlu sehingga perusahaan tidak
mampu memaksimalkan laba bersih yang
diperoleh. Sebaiknya perusahaan melakukan
penganalisaan strategi penjualan dengan
penetapan harga dan mengurangi beban
operasional perusahaan.
3. Return On Investment
Dari hasil analisis perhitungan rasio
profitabilitas pada return on investment, pada
tahun 2013 perhitungan ROI adalah sebesar
14% dan turun 6% pada tahun 2014 menjadi
sebesar 8% dan kembali naik 0.3% pada tahun
2015 menjadi sebesar 8,3%. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
kurang sehat karena tidak memenuhi standar
industri yaitu sebesar 30%. Hal ini disebabkan
perusahaan banyak melakukan investasi diluar
perusahaan.
Perusahaan
sebaiknya
mempertimbangkan
investasi
dan
meningkatkan perputaran aktiva untuk
operasional perusahaan serta meningkatkan
penjualan.
1. Gross Profit Margin
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
pada tabel diatas diketahui bahwa gross profit
margin pada tahun 2013 sebesar 89% dan
mengalami penurunan pada tahun 2014
menjadi 88% dan mengalami kenaikan yang
cukup baik pada tahun 2015 sebesar 91% .
Untuk gross profit margin PT. Sarwa Karya
Wiguna sudah baik karena berada diatas
standar rasio industri perusahaan sejenis. Hal
ini menunjukkan bahwa harga pokok
penjualan relatif rendah dibandingkan dengan
penjualan. Perusahaan sudah baik dalam
mengendalikan
biaya
penjualan
serta
meningkatkan penjualan.
2. Net Profit Margin
Hasil analisis yang terlihat di tabel 4.10
diketahui nilai dari net profit margin untuk
tahun 2013, 2014 dan 2015 PT. Sarwa Karya
Wiguna berada di bawah standar industri yaitu
20%. Mulai dari tahun 2013 sampai 2015
terus mengalami penurunan yang cukup jauh.
Ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
kurang sehat karena tidak memenuhi standar
industri yaitu sebesar 20%. Hal ini disebabkan
51
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
sehingga perusahaan tidak mampu
memaksimalkan
laba
bersih
yang
diperoleh. Perusahaan terlalu banyak
melakukan investasi diluar perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan, saran yang dapat diberikan
kepada PT. Sarwa Karya Wiguna adalah
sebagai berikut :
1. Untuk rasio likuiditas,
perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan aset
lancar,
mengurangi
investasi
dan
mengurangi pengeluaran-pengeluaran tidak
perlu serta menjual sebagian persediaannya
untuk melunasi pembayaran hutang lancar
yang dimiliki perusahaan.
2. Untuk rasio solvabilitas, jika perusahaan
bermaksud untuk menambah hutang,
perusahaan perlu menambah terlebih
dahulu ekuitasnya. Serta sebaiknya
perusahaan dapat memanfaatkan hutang
dengan
efektif
agar
memperoleh
peningkatan pada laba perusahaan.
3. Untuk rasio aktivitas, perusahaan harus
memaksimalkan
penggunaan
seluruh
aktiva perusahaan untuk menghasilkan
penjualan. Jumlah aset yang sama dapat
memperbesar volume penjualan apabila
asset turnover nya ditingkatkan atau
diperbesar.
4. Untuk rasio profitabilitas, perusahaan
harus meningkatkan lagi pengendalian
biaya penjualan serta meningkatkan
penjualan. Perusahaan juga sebaiknya
harus melakukan penganalisaan strategi
penjualan dengan penetapan harga dan
mengurangi beban operasional perusahaan.
Serta perusahaan sebaiknya meningkatkan
perputaran aktiva perusahaan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja PT.
Sarwa Karya Wiguna tidak sehat. Hal ini
dapat dilihat dari:
1. Rasio Likuiditas
Rasio lancar dan rasio cepat perusahaan
dari tahun 2013,2014 dan 2015 berada di
bawah standar industri. Ini menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan tidak sehat
karena tidak memenuhi standar industri.
Hal itu disebabkan aset lancar perusahaan
mengalami kenaikan dan diikuti juga
dengan kenaikan pada hutang lancar. Serta
peningkatan aktiva lancar dan persediaan
dari tahun ke tahun tidak signifikan dengan
hutang lancar.
2. Rasio Solvabilitas
Berdasarkan perhitungan debt ratio dan
debt to equity ratio menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan tidak sehat. Hal ini
disebabkan oleh pendanaan dengan hutang
semakin banyak, komposisi hutang
semakin besar dibanding dengan total
modal perusahaan sendiri. Sehingga
berdampak
semakin
besar
beban
perusahaan terhadap pihak luar.
3. Rasio Aktivitas
Untuk fixed asset turnover menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan tidak sehat
karena tidak memenuhi standar industri
yaitu 5 kali. Ada banyak aktiva tetap yang
kurang dimanfaatkan atau disebabkan oleh
investasi pada aktiva tetap yang berlebihan
dibanding nilai output yang diperoleh.
Sedangkan untuk total asset turnover
mengalami kenaikan yang cukup baik di
tahun 2015, hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan
mulai
memaksimalkan
penggunaan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualannya.
4. Rasio Profitabilitas
Gross profit margin perusahaan untuk
tahun 2013, 2014 dan 2015 terus
mengalami
peningkatan.
Kinerja
perusahaan sudah baik karena berada
diatas standar rasio industri perusahaan
sejenis. Perusahaan sudah baik dalam
mengendalikan biaya penjualan serta
meningkatkan penjualan. Namun untuk net
profit margin dan return on investment
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
tidak sehat. Perusahaan tidak dapat
menekan biaya-biaya yang tidak perlu
52
ISSN 2407 - 1072
Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017
Orniati, Yuli. Laporan Keuangan Sebagai
Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan.
Malang: Jurnal Universitas Gajayana
DAFTAR PUSTAKA
Andres, Hendry Maith. (2013). Analisis
Laporan Keuangan Dalam Mengukur
Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk. Manado:
Jurnal Universitas Sam Ratulangi
Ottay, Maikel Ch., Stanly W Alexander.
(2015). Analisis Laporan Keuangan
Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada
PT. BPR Citra Dumoga Manado.
Manado: Jurnal Universitas Sam
Ratulangi
Fahmi, Irham. (2015). Pengantar Manajemen
Keuangan Teori dan Soal Jawab.
Bandung: Penerbit Alfabeta
Rohayati. (2014). Analisis Pengaruh Sikap,
Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan
Perpajakan dan Pemahaman Peraturan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi
dan Bangunan di Kecamatan Kemuning
Kota Palembang. Palembang: Proposal
Penelitian Politeknik Anika
Junita, Silvi., Siti Khairani. Analisis Kinerja
Perusahaan dengan Menggunakan
Analisa
Rasio
Keuangan
pada
Perusahaan
Telekomunikasi
yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Palembang: Jurnal STIE MDP
Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Rubianti, Nana. (2013). Analisa Rasio
Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Perusahaan Pada PT. Admiral Lines
Cabang
TanjungPinang.
Tanjung
Pinang: Jurnal Universitas Maritim
Raja Ali Haji
Keown, Arthur J., Scoot David F., Martin
John D., Petty Jay W. (2008).
Manajemen Keuangan : Prinsip dan
Penerapan, Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks
53