Peran Radio Dalam Dakwah di radio

MAKALAH KOMUNIKASI MASSA
“PERAN RADIO DALAM DAKWAH”
YUME SACHARIAS PRAMUDHANA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Indonesia adalah bangsa yang kaya akan nilai-nilai budaya dan sejarah, yang

tentunya budaya dan sejarah tersebut mempengaruhi semua aspek kehidupan dan juga
memberikan serta membantu dalam pembentukan pola pikir (paradigma) masyarakat
dalam bernegara dan bertanah air.
Di era globalisasi ini dimana jaringan informasi dapat diakses dimanapun
kapanpun dan oleh siapapun mengakibatkan terjadinya perkembangan di segala sektor
dan pemahaman baru terhadap budaya serta penerapan-penerapan akan pola yang
diterapkan oleh negara lain.
Negara kita Indonesia adalah negara yang menjadi salah satu tujuan tempat
penyebaran jaringan informasi dan budaya global. Karena Indonesia adalah negara

berkembang dengan tingkat populasi yang tinggi dan ditunjang dengan berbagai macam
fasilitas yang mana dengan fasilitas tersebut memungkinkan untuk mengakses semua
informasi. Dan informasi yang didapat, didalamnya terdapat unsur-unsur budaya asing
yang mana sangat berlawanan dengan khas budaya kita sendiri.
Indonesia dan masyarakat dunia memiliki tujuan yang sama yaitu memajukan dan
meningkatkan taraf hidup serta memperbaiki kualitas sistem pemerintahan, tetapi apakah
kemajuan dan peningkatan taraf hidup itu harus mengobarkan nilai-nilai budaya bangsa
yang begitu berharga? Dan sudah semestinya sebagai generasi penerus haruslah sadar
akan bagaimana kondisi budaya bangsa dan berupaya bagaimana mestinya untuk
melestarikannya. Supaya karakteristik atau ciri khas bangsa kita ini tidak terkontaminasi
oleh budaya asing dan tidak hilang atau terjaga kelestariannya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sejarah Radio
2.1 Pengertian Radio
Radio adalah suatu perlengkapan elektronik yang termasuk media audio. Dan hanya
memberikan rangsangan audio(pendengar). Dengan melalui alat ini orang dapat mendengar
siaran tentang berbagai peristiwa,kejadian penting dan baru,masalah-masalah dalam
kehidupan serta acara rekreasi yang menyenangkan. Dapat dimengerti kalau audio menjadi

media pendidikan dalam berbagai aspek nya. Karena media ini memang memiliki potensi dan
kekuatan yang amat berpengaruh dalam dunia kependidikan.
Radio pendidikan adalah radio yang memanfaatkan dunia pembelajaran, dimana pola
atau ruang lingkup pembelajaran ialah pendidikan formal, nonformal, yang meliputi
pembelajaran. Dengan format radio pendidikan dan informasi (jauh berbeda dengan siaransiaran radio lain yang cenderung lebih besar porsinya kepada siaran hiburan), radio
pendidikan mampu menarik perhatian audiens yang haus akan informasi yang obyektif dan
berbobot. Misal dalam pelajaran baca tulis, radio berfungsi untuk menimbulkan motivasi
untuk belajar baik sendiri maupun berkelompok, juga untuk memobilisasikan pendapat dan
meningkatkan daya imajinasi anak.
Media audio/radio pembelajaran adalah suatu media yang menyampaikan pesan-pesan
pendidikan/pembelajaran melalui CD atau disiarkan melalui stasiun (station) pemancar radio
Menurut UU No. 32/2002 tentang penyiaran: ” Penyiaran radio adalah media komunikasi
massa dengar yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan
terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan”.
2.2 Sejarah Radio
Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima
gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan
gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society
pada tahun 1880 tapi hal tersebut hanyalah sebuah induksi. Heinrich Rudolf Hertz, antara
1886 dan 1880 pertama kali membuktikan teori maxwell melalui teori eksperimen,

memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut

gelombang

Hertzian),

dan

menemukan

bahwa

persamaan

elektromagnetik

dapat

diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut persamaan gelombang.
Amstrong seorang ahli teknis penemu radio yang dilahirkan pada tanggal 18

Desember 1890 di New York City, Amerika Serikat. Kepintaran dan keuletannya sudah
tampak sejak kecil. Ketika usianya menginjak 14 tahun, ia telah bercita-cita ingin menjadi
seorang penemu. Saat ia menginjak usia remaja, dia mulai mencoba menjad tukang servis
alat-alat rumah tangga tanpa kabel (nirkabel), dan ketika duduk di banggu SMA dia
melakukan uji coba membuat antena di depan rumahnya untuk mempelajari teknologi
nirkabel yang kala itu sering mengalami gangguan. Dia dengan mudha dan cepat dapat
mengetahui permasalahan pada alat komunikasi tersebut. Ia juga dapat menemukan
kelemahan sinyal pada penerima terakhir transmisi komunikasi. Padahal tidak ada cara lain
untuk memperkuat tenaga pada pengiriman akhir. Untuk mengembangkan pengetahuannya
dalam bidang gelombang komunikasi, setelah tamat SMA Amstrong masuk ke Universitas
Columbia jurusan Teknik. Di universitas itulah dia melanjutkan penelitiannya di bidang
nirkabel.
Pada tahun ketiga di Universitas Columbia, Amstrong memperkenalkan penemuannya
berupa penguat gelombang radio pertama (radio amplifier). Radio sendiri sebenarnya sudah
ditemukan terlebih dahulu oleh Lee De Forest dan kemudia mendesain ulang dengan
mengambil gelombang elektromagnetik yang datang dari sebuah transmisi radio dan dengan
cepat mengambil sinyal balik melalui tabung. Hanya sesaat, kekuatan sinyal akan meningkat
sebanyak 20.000 kali per detik. Fenomena ini oleh Amstrong disebut dengan “Regenarasi
Radio” yang merupakan penemuan penting dan sangat diperlukan saat radio pertama kali ada.
Dengan pengembangan ini, para teknisi radio tidak memerlukan 20 ton generator lagi

agar stasiun radio mereka mengudara. Desain sirkuit tunggal temuan Amstrong menjadi kunci
kelangsungan gelombang transmiter yang menjadi inti operasional radio. Dan dia lulus
sarjana teknik tahun 1913. Atas temuannya tersebut, Amstrong mematenkan ciptannya dan
memberi lisensinya pada Marconi Corporation tahun 1914.
1. Sejarah Perkembangan Radio
Radio berkembang dari tahun ke tahun antaranya: 1877: Edison memperkenalkan
phonograph. 1895: Marconi menemukan radio transmiter dan menjadikannya sebuah
transmiter. 1906: De Forest menemukan Vacuum tube. 1920: Frank Conrad memulai
KDKA di Pittsburg. 1926: RCA memulai jaringan radio NBC. 1934: Didirikannya
Komunitas Komunikasi Federal. 1949: Dimulainya era radio DJ. 1970: Stasiun FM

meningkat, mulai terdengar gaungnya dan sudah memiliki audience yang terbagi-bagi.
1996: Perilaku komunikasi menyebabkan banyak radio yang melakukan marger dan
kerjasama. 2000: Situs Internet Napser diperintahkan untuk mengakhiri saling berbagi
file di Internet secara bebas. 2002: Stasiun Radio Web setuju untuk berbagi sebagian
keuntungan untuk para musisi dan label untuk menggunakan hak cipta.
B. Karakteristik Radio
Radio sering disebut-sebut sebagai media buta karena hanya menampilkan audio tanpa
visual. Akan tetapi, radio dalam menjalankan perannya sebagai sarana komunikasi masal tetap
dipercaya oleh khayalak. Book D. Cary yang dikutip oleh Gede Bayu Rahanatha dalam

“BULETIN STUDI EKONOMI Volume 13 Nomor 1 Tahun 2008” mengungkapkan beberapa
karakteristik radio antara lain sebagai berikut:
1.

Radio terdapat di mana mana,
Book menyatakan bahwa penelitian menyebutkan bahwa sekitar setengah miliar

pesawat radio yang ada di dunia, 73% di antaranya berada di rumahrumah, toko- toko,
kantor-kantor, sedangkan sisanya terdapat pada kendaraan bermotor. Jika kita berada pada
jarak dengar sebuah radio yang sedang diputar, maka mau tidak mau kita akan
mendengarnya.
2.

Radio bersifat memilih
Geografi, demografi, dan keragaman program stasiun radio membantu pengiklan

untuk menetapkan target pendengar. Fleksibilitas semacam ini berarti bahwa spot dan adlips
iklan dapat disiarkan, baik secara lokal, regional, maupun nasional bahkan internasional,
pada jam-jam yang dapat disesuaikan dan program-program yang ditawarkan radio.
Keragaman seperti ini akan memungkinkan pengiklan atau sponsor mampu menembak

target yang sesuai.

3.

Radio bersifat ekonomis
Book mengungkapkan bahwa dalam satu minggu satu stasiun radio dapat meraih

sembilan dari sepuluh pendengar berusia 12 tahun ke atas. Pendengar berusia 18 tahun ke

atas mendengarkan radio selama hampir tiga setengah jam sehari. Seorang pengiklan
biasanya mempercayakan kombinasi yang efektif atas jangkauan dan frekuensi dengan biaya
yang relatif rendah per ribuan orang. Radio cepat dalam menyampaikan informasi Jika
timbul kebutuhan, maka pengiklan dapat mengiklankan produk yang langsung diudarakan
dalam hitungan beberapa jam. Hal ini sangat menguntungkan pengiklan yang menghadapi
situasi darurat.
4.

Radio cepat dalam menyampaikan informasi
Jika timbul kebutuhan, maka pengiklan dapat mengiklankan produk yang langsung


diudarakan dalam hitungan beberapa jam. Hal ini sangat menguntungkan pengiklan yang
menghadapi situasi darurat.
5.

Radio bersifat partisipasif
Terdapat hubungan emosional antara pendengar dengan penyiar radio. Hubungan

interaktif antara penyiar dan pendengar pun sangat mudah dilakukan. (Rahanatha, 2008: 43)
C. Kekuatan Media Radio untuk Dakwah
Media radio siaran dianggap sebagai “media komunikasi yang efektif”. Hal demikian
dikarenakan radio siaran memiliki beberapa kekebihan, diantara lain:
1) Memiliki daya langsung. Pesan dakwah dapat disampaikan secara langsung
kepada khalayak, proses penyampaian tidak begitu rumit atau kompleks. Pesan
dapat disiarkan langsung dari ruang studio melalui saluran modulisasi diteruskan
ke pemancar lalu sampai ke pesawat penerima.
2) Memiliki daya tembus. Siaran radio menjangkau wilayah yang luas, semakin kuat
saya pemancarnya semakin jauh jarak siarannya.
3) Memiliki daya tarik, yaitu terpadunya suara manusia, suara musik dan bunyi
tiruan (sound effect) sehingga mampu mengembangkan daya rekan pendengarnya.
Selain itu, “radio juga memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lain, ialah cepat

dan mudah di bawah kemana-mana. Radio bisa dinikmati sambil mengerjakan pekerjaan lain,
seperti memasak, menulis, menjahit dan semacamnya”.
Kelebihan dakwah melalui radio terletak pada efektifitas dan efisiensi berdakwah. Hal ini
nampak dari adanya bentuk yang sederhana tanpa harus bertemu antara da’i dan mad’unya.
(Ghazali, 1997: 41-63).

Atas dasar kelebihan yang ada pada radio, maka perlu sekali dimanfaatkan sebagai media
dakwah seperti yang terlihat sekarang ini. penggunaan radio sebagai media dakwah Islam
dipandang cukup membawa hasil dan sampai pada sasarannya tanpa banyak mengalami
hambatan. Radio sebagai media dakwah memiliki berberapa keutamaan antara lain:
1. Program radio dipersiapkan oleh seorang ahli, sehingga bahan yang disampaikan benarbenar bermutu.
2. Radio merupakan budaya dari masyarakat.
3. Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas memiliki.
4. Mudah dijangkau oleh masyarakat, artinya audien atau pendengar cukup di rumah.
5. Radio memapu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara tepat dan akurat.
6. Pesawat mudah dibawa kemana-mana. (Asmuni, 1983: 176-177)
Dalam pemahaman moderen, pandangan Radio bukan lagi objek yang menggunakan
telinga untuk menyimak sebuah acara. Mereka juga menggunakan nalar fikiran dan sekaligus
empati, sehingga membentuk sikap kritis. Jika program yang ditayangkan Radio tidak sesuai,
maka sikap mereka tidak sekedar memindah channel atau gelombang ke stasiun lain, tetapi akan

bersifat antipati terhadap stasiun yang dinilai mengecewakan.
Sebagai contoh, dominasi menu hiburan yang muncul di Radio menimbulkan kebosanan
jika tidak mampu menyuguhkan fariasi program. Dan salah satu pertimbangan untuk
memfariasikan program radio adalah sikap memberdayakan pendengar dengan memberikan
mereka suguhan informasi yang bersifat aktual dan yang dapat mencerdaskan intelektual
pendengarnya. (Masduki, 2004: 3).
Disinilah daya kreatifitas dari pengelola (owner) program radio siaran sangat dibutuhkan
dalam mengemas program siaran radio (format program). Di mana format program ini diartikan
sebagai bentuk penyajian program, yang dalam percakapan sehari-hari, istilah format program
ini lebih populer dibanding bentuk penyajian. Sebab dengan mengggunakan kata bentuk
penyajian kadang kala imej orang terseret pada pola announcing, dan sejenisnya. Sedangkan
istilah format program langsung menunjuk pada sifat dan struktur penyajian setiap acara.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai manajemen penyiaran. Di mana
manajemen penyiaran adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi penyiaran, yaitu
organisasi yang mengelola siaran. Ini berarti manajemen penyiaran sebagai motor penggerak
organisasi dalam usaha pencapaian tujuan bersama melalui penyelenggaraan siaran. Di sini

antara manajemen dan penyiaran, perlu dipadukan dan disesuaikan di atas landasan tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan tersebut ada yang bersifat idiil, materiil dan atau kedua-duanya.
Dalam usaha pencapaian tujuan ini, mengingat siaran memiliki dampak sangat luas pada

khalayak, serta mampu mengubah sikap, pendapat dan tingkah laku individu atau kelompok
dalam waktu relatif singkat, maka pengelola siaran mempunyai tanggung jawab moral terhadap
khalayak. Di sini manajemen penyiaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi atau memanfaatkan kepandaian atau keterampilan orang lain, untuk
merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan siaran, dalam usaha mencapai tujuan bersama.
(Raf’iuddin, 1997 : 32)
A. Rosyad Saleh mengartikan manajemen dakwah sebagai peroses merencanakan tugas,
mengedepankan tugas, kemudian mengarahkan kearah pencapaian tujuan sesuai sasaran yang
ditju. (Raf’iuddin, 1997)
Radio sebagai salah satu media komunikasi elektronik mempunyai prospek yang sangat
strategis dalam era informasi sekarang ini, sebab Radio merupakan salah satu media informasi
yang memiliki daya jangkau luas dan jauh. Manajemen yang dimaksudkan disini adalam melalui
penyusunan program dan pelaksanaan program siaran serta manajemen waktunya.
D. Kelemahan Media Radio untuk Dakwah
Dari kelebihan yang ada radio juga memiliki kelemahan dibandingkan media masa
lainnya. Adapun kelemahannya sebagai berikut:
1.
Siarannya hanya sekali didengar (tidak dapat diulang) memang dari pusat
pemancarnya.
2.
Terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran , artinya siaran radio tidak
setiap saat dapat didengar menurut kehendak (objeknya).
3.
Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun teknis.
Dengan melihat kelemahan diatas, masih terdapat kelemahan lainnya, diantaranya:
1.
Produksi radio hanya suara, karena produksinya hanya suara, maka seorang
reporter harus mutlak meguasai teknik announcing atau teknik penyiar.
2.
Radio tidak dapat mendemonstransikan karena layarnya terletak pada imajinasi
pendengar itu sendiri.
E. Peran Radio dalam Dakwah

Dakwah radio atau dakwah melalui radio artinya memperlakukan dan memanfaatkan media
paling populer di dunia i ni seperti : channel, sarana, atau alat untuk mencapai tujuan dakwah.
Jenis program dakwah di radio, selain ceramah dan dialog islam (talk show), materinya
terjemaahan hadist, ayat Al-Quran, ungkapan sahabat Nabi SAW, nasihat ulama, atau mutiara
kata islami. Jadi, di tengah keasyikan menikmati misalnya lagu-lagu pop indonesia, para
pendengar “didakwahi” secara “tidak sadar”. Para da’i dan lembaga-lembaga dakwah harus
memanfaatkan raadio untuk menebarkan risalah islam.

Pilihannya, mendirikan radio dakwah

atau sekedar dakwah lewat radio. Jika pilihannya berdakwah di radio, maka sang da’i harus
dibekali ilmu dan teknik siaran (announcingskill) agar mampu siaran layaknya penyiar
profesional. Alternatif lain, lembaga dakwah membuat paket-paket program religius ,seperti
drama radio,feature, atau sekedar insert/spot renungan islami yang dikemas semenarik mungkin
untuk disiarkan diradio. Media radio terbuktiefektif sebagai sarana komunikasi massa yang bisa
menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan menembus batas, terlebih dengan adanya fasilitas
streaming (internet). Radio dakwah sangat prospektif mendaatangkan iklan, khususnya produkproduk islami. Dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak, menyeru dan mempengaruhi
manusia agar selalu berpegang pada ajaran ALLAH SWT guna memperoleh kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat. Mengajak ke jalan ALLAH wajib hukumnya.

Keberhasilan ajakannya

mencerminkan prospek dan pelestarian perkembangan islam di masa mendatang, sebab maju dan
mundurnya agama terletak di tangan penganut-penganut-NYA. Disinilah,maka bimbingan dan
penyuluhan agama berperan dalam membangkitkan daya rohaniyah manusia melalui iman dan
ketaqwaan kepada ALLAH SWT. Di samping itu, sebagai landasan proses kegiatan dakwah dan
penerangan agama yang harus di laksanakan dalam berbagai lapisan masyarakat. Oleh karena
itu, sebagai sarana penyiaran agama radio juga dapat memberikan rangsangan terhadap persepsi
atau tanggapan dan tingkah laku bagi masyarakat banyak. Masyarakat sensitif terhadap
informasi, bahkan menjadi salah satu kebutuhan pokok selain kebutuhan sandang, pangan, dan
papan. Semakin banyak orang yang berhubungan dengan informasi, maka akan semakin banyak
pula pengetahuan bagi dirinya. Di dalam proses komunikasi sosial, peran ideal radio sebagai
media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengarnya.
Dalam menerima pesan dakwah yang disampaikan tentu saja masyarakat berbeda dalam
menerimanya. Begitu juga kepastian tingkat efektifitas pemanfaatan media dakwah. Radio dalam
proses berbeda dengan keberadaan pada daya serap pemahaman terhadap nilai yang disampaikan

melalui masing-masing media dakwah.

Dengan demikian radio dalam proses dakwahnya

berbeda dengan keberadaan media dakwah lainnya. Misalnya dalam penyiaran-penyiaran yang
berupa ceramah tentang keagamaan yang semuanya itu merupakan upaya penyebaran ajaran
yang mudah diterima masyarakat sebagai pedoman hidup guna memperoleh kebahagiaan dunia
dan akhirat. Tiga alasan mengapa radio semakin dilirik, karena sifat ketersegeraan ( actuality)
beita radio yang tersaji secara langsng menjadi primadona karena aktualitas dan objektivitasnya
aterjamin tanpa rekayasa ulang dari redaktur. Sifat format kemasan ( bodystyle), kemasan berita
radio dewasa ini makin bervariasi, sehingga memjudahkan pendengar (audiean) untuk memilih
kemasan yang pas untuk mereka, dan mencatat waktu penyiaran yang sesuai dengan kesibukan
mereka.

Sifat lokalitasnya, sebagai sarana kkomunikasi publik, radio menganut prinsip

segmentasi menurut kedekatan geografis dan prilaku sosial masyarakat sekitarnya. Prinsip ini
mengharuskan radio bersifat sangat lokal, dan karena itu radio lebih mampu menyerap lebih
dalam aspirasi lokal dan menyiarkannya. Kehadiran radio sebagai media dakwah adalah sudah
lama di manfaatkan, bagaimana mengemas dakwah melalui media radio agar lebih efektif masih
merupakan hal yang perlu dikaji lebih dalam oleh pengelola radiao dan lembaga-lembaga
dakwah. Terkait dengan efektifitas tersebut maka ada hal yang paling mendasar yang perlu dikaji
yakni berkaitan dengan format program siaran dakwah islam, dan juga yang tidak kalah
pentingnya adalah mengenai keterbatasan waktu yang disediakan untuk program siaran dakwah
islam di radio relatif sedikit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan radio sebagai media dakwah diantaranya :
1.

Daya Langsung
Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan dan penyampaian pesan
pada pendengarnya yang relatif cepat. Selanjutnya kita juga dapat melihat perbandingan
daya langsung radio siaran dengan media cetak. Suatu pesan dakwaah yang disampaikan
melalui media cetak membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan
membutuhkan waktu yang relatif lama. Sedangkan dalam radio siaran, pesan dakwah sudah
dapat dikoreksi dan di cek kebenarannya, serta dapat langsung di bacakan, bahkan radio
siaran dapat langsung menyiarkan suatu peristiwa yang tengah berlangsung melalui siaran
reportase atau siaran pandangan mata. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa radio siaran

seharusnya lebih aktual ketimbang surat kabar. Demikian juga dalam proses penyampaian
pesan dakwah melalui radio.
2.

Daya Tembus
Daya tembus merupakan faktor lain yangmenyebabkan radio dianggap memiliki kekuatan,
yaitu daya tembus radio siaran, dalam arti tidak mengenal jarak dan rintangan. Gununggunung, lembah-lembah, padang pasir, rawa-rawa maupun lautan dapat ditembus oleh siaran
radio.

3. Daya Tarik
Faktor ketiga yang menyebabkan radio siaran mempunyai kekuatan ialah daya tariknya yang
kuat. Selain keefektifitasannya, radio juga mempunyai sifat yang antara lain adalah :
Auditif



Yang dimaksud sifat auditif disini adalah bahwa keberadaan siaran radio hanya untuk
didengar. Siaran yang sampai ketelinga pendengar hanya sepintas lalu saja. Pendengar
yang tidak mengerti suatu uraian dari siaran radio, tidak mungkin meminta kepada
penyiar untuk mrngulanginya lagi, sebab ia pun tidak melihat penyiarnya dan siaran pun
berlalu begitu saja seperti angin.


Gangguan
Radio tidak luput dari kekurangan, khususnya dari faktor gangguan yang antara lain :
bahasa, channel, dan mekanik.



Inti
Maksudnya penyiar radio, da’i atau penghibur seakan-akan berada di tengah-tengah
pendengar, sehingga terjadi sapaan, canda, uraian tentang topik yang dibahas dan
petunjuk-petunjuk tentang moment moment tertentu.

BAB III
PEMBAHASAN
Teknologi yang dipakai untuk menghantar sinyal dengan cara modulasi dan radiasi
elektromagnetik ( gelombang elektromagnetik). Gelombang tersebut melintas dan merambat
melalui jalur udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena
gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara). Perkembangan
dunia tekhnologi kini berdampak pula terhadap siaran radio. Dulu kita hanya dapat menikmati
siaran radio dengan gelombang AM (Amplitude Modulation). Namun, kini pendengar pun
dimanjakan oleh kemunculan gelombang radio FM (frequency modulation) yang bersuara lebih
jernih. Orang yang berjasa menemukan gelombang FM adalah Edwin Howard Armstrong yang
dikenal sebagai “ Bapak penemu radio FM”. Atas dasar kelebihan yang ada pada radio, maka
perlu sekali dimanfaatkan sebagai media dakwah seperti yang terlihat sekarang ini. Penggunaan
radio sebagai media dakwah islam dipandang cukup membawa hasil dan sampai pada sasarannya
tanpa banyak mengalami hambatan Radio sebagai media dakwah memiliki beberapa keutamaan
antara lain :
Program radio dipersiapkan oelh seorang ahli, sehingga bahan yang disampaikan benar benar
bermutu.


Radio merupakan bagian dari budaya masyarakat.



Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas memiliki.



Mudah dijangkau oleh masyarakat, artinya audien atau pendengar cukup dirumah.



Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara tepat dan akurat.



Pesawat mudah dibawa kemana-mana.

Radio di bagi menjadi beberapa macam, diantaranya yaitu :


Radio AM

Radio AM (modulasi amplitudo ) bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan
gelombang audio.


Radio FM

Radio FM (modulasi frekuensi) bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio AM, yaitu
dengan memodulasi gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio.


Radio Internet

Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio) bekerja dengan cara
mentransmisikan gelombang suara lewat internet.
Radio Satelit



Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital. Siaran radio satelit
juga hanya bisa diterima di tempat terbuka dimana antena pada pesawat radio memiliki garis
pandang dengan satelit pemancar.
Radio Berdefinisi Tinggi (HD Radio)



Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini bekerja dengan menggabungkan sistem analog
dan digital sekaligus. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan radio sebagai media dakwah,
diantaranya :
Daya Langsung



Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan dan penyampaian pesan pada
pendengarnya yang relatif cepat.
Daya Tembus



Daya tembus merupakan faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki kekuatan, yaitu
daya tembus radio siaran, dalam arti tidak mengenal jarak dan rintangan.
Daya Tarik



Faktor ketiga yang menyebabkan radio siaran mempunyai kekuatan ialah daya tariknya yang
kuat. Selain keefektifitasannya, radio juga mempunyai sifat yang antara lain adalah :
Auditif



Yang dimaksud sifat auditif disini adalah bahwa keberadaan siaran radio hanya untuk didengar.


Gangguan

Radio tidak luput dari kekurangan, khususnya dari faktor gangguan yang antara lain : bahasa,
channel, dan mekanik.


Inti

Maksudnya penyiar radio, da’i atau penghibur seakan-akan berada di tengah-tengah pendengar,
sehingga terjadi sapaan, canda, uraian tentang topik yang dibahas dan petunjuk-petunjuk tentang
moment moment tertentu.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikan serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari
“nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu
yang menjadi semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, Identitas Nasional adalah
ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain
di dunia.
Adanya globalisasi membuat budaya kita terkikis oleh pengaruh globalisasi itu sendiri.
Saat ini dapat kita lihat bahwa Indonesia memiliki krisis identitas nasional. Banyak masyarakat
Indonesia yang telah melupakan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan basis dari identitas
nasional suatu bangsa.
Oleh karena nya, sudah seharusnya kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia untuk
sadar akan kondisi budaya kita sekarang dan berupaya untuk menjaga serta melestarikan budaya
lokal dan juga aspek lain yang mendukung identitas nasional itu sendiri, yang didasari dengan
adanya rasa cinta terhadap bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Ibn chamim, Asykuri dkk.2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: LP3I UMY.
Pdf.identitas nasional