PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH PERSA (1)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MAKALAH
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM NKRI
MENGENAI MAKNA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
SERTA KEHIDUPAN BERNEGARA DALAM KONSEP NKRI
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5 :
1. DEWI SUTIANA
2. DEA
3. DIAN MIRAWATI
4. M.AFRIE
5. M.ARDIYANSYAH
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI....................................................................................................1
KATAPENGANTAR....................................................................2
BAB 1
PENDAHULUAN..........................................................................3
A. LatarBelakang..........................................................................3
B. RumusanMasalah....................................................................4
C. TujuanMasalah........................................................................5
D. BatasanMasalah.......................................................................5
BAB 2
PEMBAHASAN.............................................................................6
A. Makna Persatuan dan Kesatuan
Indonesia.........................................................................................6
B. Nilai Pancasila dalam Kemajemukian
Indonesia.........................................................................................8
C. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan
Indonesia.........................................................................................9
D. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuaan
Bangsa...........................................................................................10
E. Konsep NKRI menurut UUD 1945
F. Keunggulan NKRI
BAB 3
PENUTUP.....................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................12
B. Saran.......................................................................................12
Daftar
Pustaka.........................................................................................13
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul persatuan dan kesatuan bangsa makalah
ini diajukan kepada mahasiswa agar memahami konsep identitas
nasional.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen kami
bernama Dra. Siti Mutmainnah,M.Pd yang membimbing saya
hingga dapat menyelesaikan makalah saya, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Batam, 25 january 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya, kita mengenal bahwa bangsa Indonesia yang terdiri lebih dari
500 suku bangsa masing-masing memiliki kearifan lokal yang mengatur eksistensi
dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan dalam dirinya
sendiri, dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam lingkungannya,
dalam berbagai ungkapan tradisional berupa petatah, pantun nasihat, cerita rakyat
dan sebagainya. Kearifan lokal itu yang selama mencitrakan bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang ramah, sopan santun dan bermartabat. Dari keberagaman ini
muncul suatu pengertian bahwa ke-Indonesia-an memang di mulai dari adanya
keberagaman. Keberagaman itu terjadi disebabkan karena kepulauan Nusantara
terdiri atas: 17.200 pulau, lebih dari 300 etnis mayoritas dan minoritas dengan
berbagai bahasa yang tersebar dalam pulau-pulau. Namun diakui bahwa
keberagaman itu akan berakulturasi secara dinamik, kreatif dari berbagai aspek
yang berbeda menuju kepada satu kesatuan yang menjadi jati diri bangsa
Indonesia.
Salah satu fenomena yang kita rasakan sejak terbukanya era globalisasi yang
ditandai dengan masuknya pengaruh nilai-nilai baru dalam semua sendi kehidupan
kita serta komitmen bangsa untuk melakukan reformasi di segala bidang telah
membawa dampak perubahan masyarakat yang sangat besar. Dampak positif yang
kita rasakan antara lain adalah perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni akibat teknologi informasi. Namun dampak negatif yang
menyertai juga tidak kalah dahsyatnya berkaitan dengan masalah sosial budaya
yang menyangkut hal mendasar dari tabiat dan mentalitas bangsa. Selanjutnya dari
berbagai event budaya terlihat bahwa perkawinan budaya dalam era globalisasi
saat ini, memperlihatkan kecenderungan akan pengaruh dominan budaya barat
(Westernisasi) terhadap kebudayaan yang telah ada di Indonesia.
Masyarakat secara umum yang berinteraksi dengan budaya asing tersebut
terus menerus menyerap budaya barat dalam kehidupan kesehariannya sehingga
tidak disadari bahwa budaya Indonesia yang sangat tinggi beransur-angsur
kehilangan akar budaya dan nilai dasarnya. Kehilangan jati diri atas kebersamaan
tersebut menyebabkan terjadinya degradasi kehidupan sosial di mana-mana,
munculnya kerusuhan, dekadensi moral, ketidakpercayaan, kehilangan semangat
gotong royong dan sebagainya adalah dampak yang harus ditanggung bersama.
Seharusnya dengan sikap ke-bhinneka-tunggal-ika-an, rasa kebersamaan yang
seharusnya dipupuk dan dibina dalam rangka menuju
kemandirian dan kesejahteraan bangsa sesuai dengan tujuan bangsa dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pondasi dasar kebudayaan Indonesia
mempunyai sifat: akulturatif, integratif adaptif, kreatif dan harmonis yang dinamis
dalam menerima unsur-unsur budaya asing menyaring dan menyerap akan hal hal
yang dapat memperkaya munculnya ke-Indonesia-an. Dasar budaya “Bhinneka
Tunggal Ika” merupakan suatu unsur yang sangat fundamental yang dapat
dijadikan bingkai dasar untuk merajut kembali goyahnya jati diri kebudayaan
bangsa. Kemudian memahami kembali nilai-nilai kearifan lokal yang tergeser
pengaruh dari luar untuk mencari makna ke-Indonesia-an yang sebenar-benarnya
dalam arti yang lebih luas sebagai pedoman hidup individu, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa makna/konsep dari persatuan dan kesatuan ?
2. Bagaimana Penerapan/perwujudan Pancasila dalam kehidupan ?
3. Apa dampak jika makna pancasila tidak dihargai ?
4. Bagaimana cara menumbuhakan rasa persatuan dan kesatuan ?
5. Apa konsep NKRI menurut UUD 45?
6. Apa Keunggulan NKRI ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Agar semua orang mengetahui arti dari kesatuan dan persatuan
2. Agar semua orang tahu cara menerapkan Pancasila dalam kehidupan
3.
Untuk mengetahui mengetahui dampak jika Pancasila tidak di hargai dan
menemukan cara untuk minimalisir dampak nya
4.
Untuk mengetahui cara menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa
D. Batasan Masalah
Dalam Pembuatan Makalah ini, penulis hanya mengulas dan membatasi
masalah seputar:
1.
Definisi dari ersatuan dan kesatuan bangsa
2.
Cara-cara mengembalikan rasa Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
3.
Dampak dari tidak menghargai pancasila dalamkehidupan sehari-hari
4.
Rasa dan kesatuan terhadap bangsa harus di tanamkan dalam diri masingmasing setiap individu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Makna yang terkandung dalam kata persatuan hakikatnya adalah satu, yang
artinya bulat dan tidak terpecah-pecah. Mungkin persatuan di Indonesia bisa jika
dihubungkan dengan pengertian yang lebih baru bisa menjadi Nasionalisme.
Menurut Panggabean, Nasionalisme di bagi menjadi 2 macam yaitu, Kulturnation
( fokusnya pada formasi kesadaran dan solidaritas Nasional / sentiment Nasional )
dan Staatnatioon ( sebagai fenomena gerak idiologis yang bertujuan meraih
otonom dan identitas politik ).
Nasionalisme sebagai loyalitas ( etnis dan Nasional ), keinginan untuk
menegakkan Negara. Ibrahim Alfian menyatakan bahwa bentuk-bentuk organisasi
sosial politik seperti kekerabatan marga dan kesukuan merupakan hasil
perkembangan alamiah2., sedangkan nasionalisme lebih merupakan hasil
perkembangan historis. Nasionalisme merupakan transformasi pemahaman
kolektivitas berdasar pengalaman kolektif dalam sejarah.pembentukan ideologi
nasionaisme sebagai suatu faham yang mempengaruhi sejarah politik berkembang
secara bertahap. Menurut Stephen van Evera, menyebutkan 2 ciri, yaitu: Loyalitas
terhadap kelompok dan komunitasitu menginginkan Negara yang merdeka. Ada
dua cirri kecendrungan dalam Nasionalisme, yaitu Polisentris dan Etnosentris.
Menurut Benedict Anderson, menekankan Nasionalisme sebagai masyarakat yang
imajiner bangsa, adalah komunitas politik yang dibayangkan walaupun warganya
tidak saling mengenal, tetapi dalam dirinya ada perasaan sebagai suatu komunitas
yang jelas terpisah batasan-batasannya sehingga terpisah dengan bangsa lain.
Makna sila persatuan Indonesia pada intinya adalah:
Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Rela berkorban demi bangsa dan negara.
Cintaakan Tanah Air.
Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
.Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan
Hal yang mencerminkan persatuan Indonesia dapat kita lihat pada isi dari
sumpah pemuda yamg berbunyi “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku
bertumpah-darah yang satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia
mengaku berbangsa yang satu : bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri
Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa Indonesia”. Sumpah Pemuda
yang dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal
27-28 Oktober 1928 di Jakarta adalah perjuangan yang gemilang dari hasrat kuat
kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan agama, untuk
menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda.
Hal ini sangat jelas sekali tampak rasa nasionalisme yang sangat besar dari para
pemuda pada masa itu, yang dengan segala cara bagaimana mempersatukan negara
ini supaya menjadi negara yang merdeka berdaulat, adil dan makmur
Dengan rasa satu yang menjadi semakin kuatnya maka dalam diri seseorang
tersebut dengan sendirinya akan timbul suatu rasa yang cinta bangsa dan cinta
tanah air. Perlu diketahui bahwa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di
Indonesia bukan menjurus pada chauvinisne3. Sikap chauvinime ini akan
menimbulkan disintgrasi baik di di dalam negara maupun sudah berada di luar
negeri. Apabila sifat ini sudah melekat pada diri seseorang yang sudah salah
mengartikan apaitu nasionalisme, maka hal ini akan berdampak dengan
disintegrasi tersebut. Hal-hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan
kesatuan, misalya penonjolan kekuasaan, penonjolan keturunan4, harus
diusahankan agar tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat
Indonesia. Perlu diketahui ikatan kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak
dulu smpai sekarang lebih dihormati daripada kepentingan pribadi. Namun
tentunya semangat ini bagi bangsa indoneisa mengalami dinamikanya sendiri,
yang kadang kuat kadang melemah. Pada saat ini nasionalisme bangsa Indonesia
bisa jadi semakin memudar dikarenakan banyak mementingkan kepentingan
pribadi atau golongan daripada kepentingan negara.
B. Nilai Pancasila dalam Kemajemukian Budaya Indonesia
Keberagaman menjamin kehormatan antarmanusia di atas perbedaan, dari
seluruh prinsip ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia, baik ilmu ekonomi,
politik, hukum, dan sosial. Hak asasi manusia memperoleh tempat terhormat di
dunia, hak memperoleh kehidupan, kebebasan dan kebahagiaan yang dirumuskan
oleh MPR, dan ketika amandemen UUD `45, pasal 28, ditambah menjadi 10 ayat
dengan memasukkan substansi hak pencapaian tujuan di dalam pembukaan UUD
`45. Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa ini adalah sebuah
rasionalitas yang telah teruji. Pancasila adalah rasionalitas kita sebagai sebuah
bangsa yang majemuk, yang multi agama, multi bahasa, multi budaya, dan multi
ras yang bernama Indonesia.
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manuasia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama diantara elemenelemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras, kelompok, golongan
maupun kelompok agama. Oleh karena perbedaan merupakan bawaan kodrat
manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk negara.
Konsekuensinya negara adalah beranekaragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam
suatu persatuan yang diliukiskan dalam Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukan
untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada
suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan
bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu, maupun
golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya
harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas
individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan
seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena
itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh
tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh
warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam kaitannya dengan
pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban
dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan yang
kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di atas
moral dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri. Untuk
menjaga kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang
mengancam kebhinekaan mesti ditolak, pada saat yang sama segala sesuatu yang
mengancam moral kebhinekaan mesti diberantas. Karena kebhinekaan yang
bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung eksistensi dan
martabat manusia berbeda. Maka dari itu, masalah ataupun hal-hal yang
berhubungan dengan pelecehan SARA harus di tiadakian demi tercapainya negara
Indonesia yang penuh dengan persatuan dan kesatuan.
C .Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Sudah dikatakan di atas bahwa negara Indonesia terdiri dari beragam suku,
budaya, bahasa, agama, dan ras. Semua perbedaan tersebut harus memiliki wadah
untuk bergabung menjadi satu yaitu persatuan. Maka dari itu sangatlah penting
sebuah persatuan di dalam Negara agar terwujud kesatuan dan persamaan.
Negara Indonesia sendiri sangatlah besar dan luas sehingga sangatlah sulit untuk
mengaturnya apabila tidak ada persatuan. Bahkan sudah di sebutkan di dalam
Sumpah Pemuda yang berbunyi,
“
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
”
Sudah sangatlah jelas makna dari sumpah pemuda yang berisi cita-cita para
pendiri negara di atas. Mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
maksudnya mau membela bangsa Indonesia yang masuk ke dalam kategori bela
negara.
Mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia maksudnya kita hanya mengakui
bahwa kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dan berani
menjunjung tinggi negara Indonesia ini.
Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia maksudnya kita memiliki bahasa
persatuan untuk memudahkan berkomunikasi antar banyak ras suku di Indonesia
yaitu bahasa nasional bahasa Indonesia. Maka dari itu kita harus menjunjung
tinggi persatuan di Indonesia.
D. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah
menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan, kedamaian , persatuan dan
kesatuan. Tak hanya antar-sesama manusia, tetapi juga pada makhluk-makhluk
Allah lainnya, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain
sebagainya. Karena itu sulit dipahami jika manusia yang satu dengan yang lainnya
tidak berusaha mewujudkan perdamaian. Misi perdamaian Islam juga tercermin
dalam kata ‘Islam’ itu sendiri yang berarti selamat, sejahtera, aman, dan damai.
Tetapi menyatakan Islam berarti “salam” damai saja tak cukup. Setiap individu
Muslim harus membuktikan tak hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi
dengan amal perbuatan, bahwa Islam dan kaum Muslimin adalah cinta damai dan
betul-betul mengorientasikan diri menuju ke “Dar al-Salam” dengan cara damai
pula. Menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar merupakan perintah Islam;
tetapi nahyi munkar harus dilakukan dengan cara-cara ma’ruf, yakni cara-cara
yang baik, damai, persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan pengajaran yang baik;
bukan dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti pemaksaan,
kekerasan, apalagi terorisme.
Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi
kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa
memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri
menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu
diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat sembilan hal yang
perlu dilakukan:
1.
berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan;
2.
bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam
bekerja;
3.
bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah;
4.
5.
6.
7.
8.
9.
selalu membuat perencanaan;
memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi;
menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain;
rasional dan percaya kepada kemampuan iptek;
menjunjung tinggi keadilan; dan
berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.
E. Konsep NKRI menurut UUD 45
Sebagai warga negara yang baik, tentunya kalian harus memahami pengertian
atau makna negara Indonesia. Makna tesebut penting diketahui untuk semakin
mempertegas identitas negara Indonesia. Oleh karena itu, pada bagian ini kalian
akan dibekali pengetahuan mengenai makna konsep NKRI menurut UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengukuhkan
keberadaan Indonesia sebagai negara kesatuan dan menghilangkan keraguan
terhadap pecahnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal-pasal dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah
memperkukuh prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak sedikit pun
mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi negara federal.
Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah
negara kesatuan, yang berbentuk Republik.” Pasal yang dirumuskan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut merupakan tekad bangsa Indonesia
yang menjadi sumpah anak bangsa pada 1928 yang dikenal dengan Sumpah
Pemuda, yaitu satu nusa, satu bangsa, satu bahasa persatuan, satu tanah air yaitu
Indonesia.
Wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh setelah
dilakukan perubahan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
dimulai dari adanya ketetapan Majelis Permusyarawatan Rakyat yang salah
satunya adalah tidak mengubah Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai bentuk final
negara bagi bangsa Indonesia.
Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan didasari
pertimbangan bahwa negara kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan sejak awal
berdirinya negara Indonesia dan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide
persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang
(dasar pemikiran). UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945secara nyata
mengandung semangat agar Indonesia ini bersatu, baik yang tercantum dalam
Pembukaan maupun dalam pasal-pasal yang langsung menyebutkan tentang
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam lima Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1),
Pasal 18 ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta rumusan pasal-pasal yang mengukuhkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keberadaan lembaga-lembaga dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas
dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu “…. dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”.
Pembentukan pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia itu bertujuan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Tujuan tersebut bisa dicapai hanyalah dengan adanya kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia, sehingga dalam alinea keempat ini secara tegas
diproklamasikan, disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam satu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yang berbentuk dalam satu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Pancasila.
Makna negara Indonesia juga dapat dipandang dari segi kewilayahan. Pasal
25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
nucsantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh
undang-undang”.
Istilah Nusantara dalam ketentua tersebut dipergunakan untuk menggambakan
kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak
diantara Samudera Pasifik da Samudera Indonesia serta di anatara Benua Asia dan
Benua Australia.
Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup
1. kesatuan politik
2. kesatuan hukum
3. kesatuan sosial-budaya serta
4. kesatuan pertahanan dan keamanan.
Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, tetapi
semuanya terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia adalah
Negara kesatuan berbentuk republik yang wilayahnya merupakan kesatuan dari
ribuan pulau yang terletak diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta
di antara Benua Asia dan Australia.
F. Keunggulan NKRI
Indonesia adalah negara kepulauan. Hal ini bisa dibuktikan dari nama lain
atau julukan terhadap Indonesia, yaitu nusantara, yang berarti di antara nusa atau
di antara pulau. Jadi, Indonesia terdiri di antara pulau-pulau. Sebagai negara
kepulauan karena jumlah pulau besar dan kecil yang tersebar di wilayah Indonesia
sangat banyak yaitu mencapai ribuan pulau. Pulau-pulau tersebut terletak di
persimpangan dunia, yaitu di antara dua samudera dan dua benua. Kedua
samudera tersebut adalah Samudera Hindia dan Pasifik, serta di antara Benua Asia
dan Australia. Begitu indahnya pulau-pulau yang terletak di wilayah indonesia
yang membujur di garis khatulistiwa, sehingga diibaratkan bagaikan “Untaian
Ratna Mutu Manikam atau Zamrud Khatulistiwa”.
Sekalipun wilayah Indonesia tersebar di antara pulau-pulau, namun hal
tersebut tidak menjadikan bagsa Indonesia bercerai berai, namun justru menjadi
perekat untuk semakin meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini
dikarenakan secara yuridis formal bangsa Indonesia telah mempunyai landasan
yang kuat, misalnya dinyatakan dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 alinea II. Selain itu juga dalam Pasal 1 Ayat (1) yang
menyatakan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Dengan demikian, sekalipun secara nyata Indonesia terdiri dari berbagai
keanekaragaman penduduknya yang tersebar di berbagai pulau besar dan kecil
tidak menjadikan bangsa Indonesia bercerai berai. Hal ini sudah barang tentu
merupakan poin tersendiri yang menjadikan kita merasa bangga sebagai bangsa
Indonesia. Melihat dan mencermati kondisi dan letak geografis wilayah Indonesia,
sudah sewajarnyalah setiap insan yang merasa dirinya sebagai Warga Negara
Indonesia mempunyai kebanggaan tersendiri. Bangga di sini dalam arti merasa
berbesar hati atau merasa gagah karena mempunyai berbagai kelebihan atau
keunggulan. Jadi, yang dimaksud bangga sebagai bangsa dan bertanah air
Indonesia adalah merasa besar hati atau merasa berbesar jiwa atau merasa gagah
sebagai bangsa Indonesia.
Konsekuensinya, kalau kita merasa bangga sebagai bangsa Indonesia akan
selalu berupaya menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara, dimanapun kita
berada. Kita juga akan selalu berupaya meningkatkan citra dan nama baik
Indonesia melalui perbuatan-perbuatan nyata di masyarakat, seperti tidak merusak
hutanhutan lindung, benda-benda bersejarah apalagi memperjualbelikannya, selalu
menggunakan produk dalam negeri, dan sebagainya. Negara Indonesia memiliki
berbagai keunggulan. Keunggulan-keunggulan tersebut menurut Dadang Sundawa
dalam tulisannya yang berjudul Kerangka Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
(2007:20 - 22) diantaranya adalah:
• Jumlah dan potensi penduduknya yang cukup besar, yaitu menempati urutan
keempat di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Jumlah
penduduk yang besar merupakan potensi yang tidak ternilai harganya dalam
upaya mengisi dan mempertahankan kemerdekaan, termasuk sebagai modal
dasar dalam melaksanakan pembanagunan dalam upaya menyejahterakan
bangsa.
• Memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek kehidupan social budaya,
seperti adat istiadat, bahasa, agama, kesenian, dan sebagainya. Peerbedaan
atau keanekaragaman tersebut tidak menjadikan bangsa Indonesia
berceraiberai, namun justru merupakan potensi untuk mnengembangkan
dirinya menjadi bangsa yang besar. Hal ini juga didorong oleh adanya
semangat persatuan dan kesatuan sehingga sekalipun terdapat perbedaan,
namun bukan perbedaan yang ditonjolkan tetapi justru persamaannya.
• Dalam pengembangan wilayah, kita mempunyai konsep Wawasan Nusantara
sehingga sekalipun terdapat berbagai keanekaragaman namun prinsipnya
kita teteap satu pandangan, yaitu yang memandang bangsa Indonesia
merupakan satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hankam. d. Semangat sumpah pemuda yang selalu merasuki jiwa dan kalbu
bangsa Indonesia. Dengan menunjukkan bahwa kita sama-sama memahami
satu wilayah negara dan tanah air yang sama, yaitu Indonesia; sama-sama
merasa berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan sama-sama
menggunakan bahasa yang sama, yaitu bahasa Indonesia serta memiliki
sejarah yang sama, yaitu sejarah Indonesia. Dalam pergaulan yang
ditonjolkan adalah bangsa Indonesianya, bukan dari mana asal daerahnya.
• Memiliki tata krama atau keramahtamahan, sejak dahulu bangsa Indonesia
sangat terkenal akan keramahan dan kesopanannya sehingga sangat
menarik bangsa-bangsa lain di dunia untuk datang ke Indonesia. Namun
demikian, akhir-akhir inii ini kesopanan dan keramahan bangsa Indonesia
agak tercemar oleh ulah segelintir manusia yang tidak bertanggungjawab,
terutama yang gemar membuat kerusuhan, kerusakan dan perangaiperangai lain yang justru membuat bangsa lain takut datang ke Indonesia.
• Letak wilayahnya yang amat strategis, yaitu diposisi silang dunia sehingga
membuat Negara Indonesia menjadi wilayah yang amat ramai dan mudah
untuk dikunjungi dan disinggahi oleh bangsa-bangsa lain.
• Keindahan alam Indonesia tidak disangsikan lagi, seperti pantai-pantai di Bali
(Pantai Kuta, Pantai Sanur dan sebagainya), Sumatra (Danau Toba), Jawa
Barat (Pantai Pangandaran, Pantai Carita, Gunung Tangkuban Perahu).
• Salah satu keajaiban didunia juga ada di Indonesia, yaitu berupa CandBorobudur
yang tidak sedikit menarik wisatawan untuk datang ke Indonesia. Selain
candi Borobudur, Indonesia pun mempunyai keajaiban dunia lainnya yaitu
Pulau Komodo.
• Wilayahnya sangat luas, yaitu 5.193.250 Km2 yang meliputi daratan seluas
2.027.087 Km2 dan lautan seluas 3.166.163 Km2.
• Tanahnya amat subur dan kaya akan sumber alam. Selain hal-hal di atas yang
merupakan kondisi objektif bangsa Indonesia, maka secara internasional
atau mendunia, bangsa Indonesia juga sudah beberapa kali dipercaya oleh
bangsa-bangsa lain untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan yang
bersifat internasional yang juga tidak sedikit melahirkan sejarah bagi
bangsa-bangsa lain. Kita masih ingat apa yang terjadi pada tahun 1955, di
mana bangsa Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah dalam
menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang dampaknya sangat luas
bagi bangsa-bangsa di wilayah Asia-Afrika dalam upaya memerdekakan
diri dari belenggu penjajah, terutama yang masih belum merdeka saat itu.
Kita juga pernah dipercaya menjadi tuan rumah KTT Non Blok pada tahun
1992, dan Negara Indonesia juga termasuk perintis dan pendiri Gerakan Non Blok
tersebut. Selain itu kita juga mempunyai pabrik pesawat terbang yang bernama PT
Dirgantara Indonesia (dahulu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN)
yang telah menghasilkan pesawat-pesawat yang bisa dibanggakan. Sebagai bukti
rasa cinta dan bangga yang sangat mendalam terhadap wilayah tanah air, banyak
di antara seniman-seniman kita yang merefleksikannya dalam bentuk syair
maupun lagu. Ada lagu yang berjudul ”Rayuan Pulau Kelapa” yang diciptakan
Ismail Marzuki, ada juga beberapa lagu karya Koes Plus yang diberi judul
Nusantara dan Kolam Susu yang menggambarkan betapa indah dan suburnya
keadaan alam Indonesia. Kesemuanya itu sudah barang tentu merupakan alasan
yang sangat obyektif untuk menjadikan kita merasa bangga sebagai bangsa
Indonesia. Perasaan bangga sebagai bangsa Indonesia sudah barang tentu bukan
hanya sekedar slogan belaka, akan tetapi harus dibuktikan dengan karya-karya
nyata, baik dalam bentuk partisipasi dalam pembangunan maupun dalam bentuk
karya-karya yang dihasilkannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang memiliki banyak ragam budaya yang berbeda-beda dari
setiap suku daerah yang berbeda pula. Perbedaan itu sendiri justru
memberikan kontribusi yang cukup besar pada citra bangsa
Indonesia. Kebudayaan dari tiap-tiap suku daerah inilah yang
menjadi penyokong dari terciptanya budaya nasional Indonesia.
Identitas budaya nasional kita saat ini memang belum jelas selain
hanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan Pancasila
sebagai filosofi atau pandangan hidup bangsa. Selain itu,
perbedaan juga akan menyulut terjadinya sebuah konflik jika para
pelakunya tidak dapat mengendalikan emosi mereka masingmasing. Lingkungan dan masyarakat sangatlah menentukan
bagaimana sebuah kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di
dalam masyarakat itu sendiri.
B. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menginginkan
perubahan kearah yang lebih baik bagi bangsa Indonesia, kita
harus memulai perubahan itu dari hal kecil dalam diri kita sendiri.
Perilaku/kepribadin yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
harus kita kikis. Sementara itu, kita harus memupuk dan
mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita. Selanjutnya
kita juga harus menularkannya pada orang-orang disekitar kita,
agar kepribadian bangsa Indonesia bisa sesuai dengan rasa
persatuan dan kesatuan yang terdapat pada sila ke-3. Sehingga
harapan bangsa sebagai bangsa yang aman, adil, makmur, sentosa,
sejahtera, dan makmur dapat terwujut, demi kebahagiaan seluruh
masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
_Jamal, D. 1984. Pokok- Pokok Bahasa Pancasila.Bandung : Remaja Karya CV
Bandung.
_Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma Yogyakarta
_Koentjaraningrat, 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
_Margono, dkk. 2002. Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan
Kebangsaan. Malang : UM
_
http://fresh-lookout.blogspot.co.id/2012/03/pengaruh-budayaasing-terhadap.html
_https://www.google.com/search?
q=makalah+kesatuan+dan+kesatuan+indonesia&ie=utf-8&oe=utf8
MAKALAH
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM NKRI
MENGENAI MAKNA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
SERTA KEHIDUPAN BERNEGARA DALAM KONSEP NKRI
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5 :
1. DEWI SUTIANA
2. DEA
3. DIAN MIRAWATI
4. M.AFRIE
5. M.ARDIYANSYAH
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI....................................................................................................1
KATAPENGANTAR....................................................................2
BAB 1
PENDAHULUAN..........................................................................3
A. LatarBelakang..........................................................................3
B. RumusanMasalah....................................................................4
C. TujuanMasalah........................................................................5
D. BatasanMasalah.......................................................................5
BAB 2
PEMBAHASAN.............................................................................6
A. Makna Persatuan dan Kesatuan
Indonesia.........................................................................................6
B. Nilai Pancasila dalam Kemajemukian
Indonesia.........................................................................................8
C. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan
Indonesia.........................................................................................9
D. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuaan
Bangsa...........................................................................................10
E. Konsep NKRI menurut UUD 1945
F. Keunggulan NKRI
BAB 3
PENUTUP.....................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................12
B. Saran.......................................................................................12
Daftar
Pustaka.........................................................................................13
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul persatuan dan kesatuan bangsa makalah
ini diajukan kepada mahasiswa agar memahami konsep identitas
nasional.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen kami
bernama Dra. Siti Mutmainnah,M.Pd yang membimbing saya
hingga dapat menyelesaikan makalah saya, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Batam, 25 january 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya, kita mengenal bahwa bangsa Indonesia yang terdiri lebih dari
500 suku bangsa masing-masing memiliki kearifan lokal yang mengatur eksistensi
dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan dalam dirinya
sendiri, dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam lingkungannya,
dalam berbagai ungkapan tradisional berupa petatah, pantun nasihat, cerita rakyat
dan sebagainya. Kearifan lokal itu yang selama mencitrakan bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang ramah, sopan santun dan bermartabat. Dari keberagaman ini
muncul suatu pengertian bahwa ke-Indonesia-an memang di mulai dari adanya
keberagaman. Keberagaman itu terjadi disebabkan karena kepulauan Nusantara
terdiri atas: 17.200 pulau, lebih dari 300 etnis mayoritas dan minoritas dengan
berbagai bahasa yang tersebar dalam pulau-pulau. Namun diakui bahwa
keberagaman itu akan berakulturasi secara dinamik, kreatif dari berbagai aspek
yang berbeda menuju kepada satu kesatuan yang menjadi jati diri bangsa
Indonesia.
Salah satu fenomena yang kita rasakan sejak terbukanya era globalisasi yang
ditandai dengan masuknya pengaruh nilai-nilai baru dalam semua sendi kehidupan
kita serta komitmen bangsa untuk melakukan reformasi di segala bidang telah
membawa dampak perubahan masyarakat yang sangat besar. Dampak positif yang
kita rasakan antara lain adalah perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni akibat teknologi informasi. Namun dampak negatif yang
menyertai juga tidak kalah dahsyatnya berkaitan dengan masalah sosial budaya
yang menyangkut hal mendasar dari tabiat dan mentalitas bangsa. Selanjutnya dari
berbagai event budaya terlihat bahwa perkawinan budaya dalam era globalisasi
saat ini, memperlihatkan kecenderungan akan pengaruh dominan budaya barat
(Westernisasi) terhadap kebudayaan yang telah ada di Indonesia.
Masyarakat secara umum yang berinteraksi dengan budaya asing tersebut
terus menerus menyerap budaya barat dalam kehidupan kesehariannya sehingga
tidak disadari bahwa budaya Indonesia yang sangat tinggi beransur-angsur
kehilangan akar budaya dan nilai dasarnya. Kehilangan jati diri atas kebersamaan
tersebut menyebabkan terjadinya degradasi kehidupan sosial di mana-mana,
munculnya kerusuhan, dekadensi moral, ketidakpercayaan, kehilangan semangat
gotong royong dan sebagainya adalah dampak yang harus ditanggung bersama.
Seharusnya dengan sikap ke-bhinneka-tunggal-ika-an, rasa kebersamaan yang
seharusnya dipupuk dan dibina dalam rangka menuju
kemandirian dan kesejahteraan bangsa sesuai dengan tujuan bangsa dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pondasi dasar kebudayaan Indonesia
mempunyai sifat: akulturatif, integratif adaptif, kreatif dan harmonis yang dinamis
dalam menerima unsur-unsur budaya asing menyaring dan menyerap akan hal hal
yang dapat memperkaya munculnya ke-Indonesia-an. Dasar budaya “Bhinneka
Tunggal Ika” merupakan suatu unsur yang sangat fundamental yang dapat
dijadikan bingkai dasar untuk merajut kembali goyahnya jati diri kebudayaan
bangsa. Kemudian memahami kembali nilai-nilai kearifan lokal yang tergeser
pengaruh dari luar untuk mencari makna ke-Indonesia-an yang sebenar-benarnya
dalam arti yang lebih luas sebagai pedoman hidup individu, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa makna/konsep dari persatuan dan kesatuan ?
2. Bagaimana Penerapan/perwujudan Pancasila dalam kehidupan ?
3. Apa dampak jika makna pancasila tidak dihargai ?
4. Bagaimana cara menumbuhakan rasa persatuan dan kesatuan ?
5. Apa konsep NKRI menurut UUD 45?
6. Apa Keunggulan NKRI ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Agar semua orang mengetahui arti dari kesatuan dan persatuan
2. Agar semua orang tahu cara menerapkan Pancasila dalam kehidupan
3.
Untuk mengetahui mengetahui dampak jika Pancasila tidak di hargai dan
menemukan cara untuk minimalisir dampak nya
4.
Untuk mengetahui cara menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa
D. Batasan Masalah
Dalam Pembuatan Makalah ini, penulis hanya mengulas dan membatasi
masalah seputar:
1.
Definisi dari ersatuan dan kesatuan bangsa
2.
Cara-cara mengembalikan rasa Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
3.
Dampak dari tidak menghargai pancasila dalamkehidupan sehari-hari
4.
Rasa dan kesatuan terhadap bangsa harus di tanamkan dalam diri masingmasing setiap individu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Makna yang terkandung dalam kata persatuan hakikatnya adalah satu, yang
artinya bulat dan tidak terpecah-pecah. Mungkin persatuan di Indonesia bisa jika
dihubungkan dengan pengertian yang lebih baru bisa menjadi Nasionalisme.
Menurut Panggabean, Nasionalisme di bagi menjadi 2 macam yaitu, Kulturnation
( fokusnya pada formasi kesadaran dan solidaritas Nasional / sentiment Nasional )
dan Staatnatioon ( sebagai fenomena gerak idiologis yang bertujuan meraih
otonom dan identitas politik ).
Nasionalisme sebagai loyalitas ( etnis dan Nasional ), keinginan untuk
menegakkan Negara. Ibrahim Alfian menyatakan bahwa bentuk-bentuk organisasi
sosial politik seperti kekerabatan marga dan kesukuan merupakan hasil
perkembangan alamiah2., sedangkan nasionalisme lebih merupakan hasil
perkembangan historis. Nasionalisme merupakan transformasi pemahaman
kolektivitas berdasar pengalaman kolektif dalam sejarah.pembentukan ideologi
nasionaisme sebagai suatu faham yang mempengaruhi sejarah politik berkembang
secara bertahap. Menurut Stephen van Evera, menyebutkan 2 ciri, yaitu: Loyalitas
terhadap kelompok dan komunitasitu menginginkan Negara yang merdeka. Ada
dua cirri kecendrungan dalam Nasionalisme, yaitu Polisentris dan Etnosentris.
Menurut Benedict Anderson, menekankan Nasionalisme sebagai masyarakat yang
imajiner bangsa, adalah komunitas politik yang dibayangkan walaupun warganya
tidak saling mengenal, tetapi dalam dirinya ada perasaan sebagai suatu komunitas
yang jelas terpisah batasan-batasannya sehingga terpisah dengan bangsa lain.
Makna sila persatuan Indonesia pada intinya adalah:
Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Rela berkorban demi bangsa dan negara.
Cintaakan Tanah Air.
Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
.Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan
Hal yang mencerminkan persatuan Indonesia dapat kita lihat pada isi dari
sumpah pemuda yamg berbunyi “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku
bertumpah-darah yang satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia
mengaku berbangsa yang satu : bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri
Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa Indonesia”. Sumpah Pemuda
yang dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal
27-28 Oktober 1928 di Jakarta adalah perjuangan yang gemilang dari hasrat kuat
kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan agama, untuk
menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda.
Hal ini sangat jelas sekali tampak rasa nasionalisme yang sangat besar dari para
pemuda pada masa itu, yang dengan segala cara bagaimana mempersatukan negara
ini supaya menjadi negara yang merdeka berdaulat, adil dan makmur
Dengan rasa satu yang menjadi semakin kuatnya maka dalam diri seseorang
tersebut dengan sendirinya akan timbul suatu rasa yang cinta bangsa dan cinta
tanah air. Perlu diketahui bahwa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di
Indonesia bukan menjurus pada chauvinisne3. Sikap chauvinime ini akan
menimbulkan disintgrasi baik di di dalam negara maupun sudah berada di luar
negeri. Apabila sifat ini sudah melekat pada diri seseorang yang sudah salah
mengartikan apaitu nasionalisme, maka hal ini akan berdampak dengan
disintegrasi tersebut. Hal-hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan
kesatuan, misalya penonjolan kekuasaan, penonjolan keturunan4, harus
diusahankan agar tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat
Indonesia. Perlu diketahui ikatan kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak
dulu smpai sekarang lebih dihormati daripada kepentingan pribadi. Namun
tentunya semangat ini bagi bangsa indoneisa mengalami dinamikanya sendiri,
yang kadang kuat kadang melemah. Pada saat ini nasionalisme bangsa Indonesia
bisa jadi semakin memudar dikarenakan banyak mementingkan kepentingan
pribadi atau golongan daripada kepentingan negara.
B. Nilai Pancasila dalam Kemajemukian Budaya Indonesia
Keberagaman menjamin kehormatan antarmanusia di atas perbedaan, dari
seluruh prinsip ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia, baik ilmu ekonomi,
politik, hukum, dan sosial. Hak asasi manusia memperoleh tempat terhormat di
dunia, hak memperoleh kehidupan, kebebasan dan kebahagiaan yang dirumuskan
oleh MPR, dan ketika amandemen UUD `45, pasal 28, ditambah menjadi 10 ayat
dengan memasukkan substansi hak pencapaian tujuan di dalam pembukaan UUD
`45. Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa ini adalah sebuah
rasionalitas yang telah teruji. Pancasila adalah rasionalitas kita sebagai sebuah
bangsa yang majemuk, yang multi agama, multi bahasa, multi budaya, dan multi
ras yang bernama Indonesia.
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manuasia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama diantara elemenelemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras, kelompok, golongan
maupun kelompok agama. Oleh karena perbedaan merupakan bawaan kodrat
manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk negara.
Konsekuensinya negara adalah beranekaragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam
suatu persatuan yang diliukiskan dalam Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukan
untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada
suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan
bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu, maupun
golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya
harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas
individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan
seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena
itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh
tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh
warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam kaitannya dengan
pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban
dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan yang
kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di atas
moral dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri. Untuk
menjaga kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang
mengancam kebhinekaan mesti ditolak, pada saat yang sama segala sesuatu yang
mengancam moral kebhinekaan mesti diberantas. Karena kebhinekaan yang
bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung eksistensi dan
martabat manusia berbeda. Maka dari itu, masalah ataupun hal-hal yang
berhubungan dengan pelecehan SARA harus di tiadakian demi tercapainya negara
Indonesia yang penuh dengan persatuan dan kesatuan.
C .Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Sudah dikatakan di atas bahwa negara Indonesia terdiri dari beragam suku,
budaya, bahasa, agama, dan ras. Semua perbedaan tersebut harus memiliki wadah
untuk bergabung menjadi satu yaitu persatuan. Maka dari itu sangatlah penting
sebuah persatuan di dalam Negara agar terwujud kesatuan dan persamaan.
Negara Indonesia sendiri sangatlah besar dan luas sehingga sangatlah sulit untuk
mengaturnya apabila tidak ada persatuan. Bahkan sudah di sebutkan di dalam
Sumpah Pemuda yang berbunyi,
“
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
”
Sudah sangatlah jelas makna dari sumpah pemuda yang berisi cita-cita para
pendiri negara di atas. Mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
maksudnya mau membela bangsa Indonesia yang masuk ke dalam kategori bela
negara.
Mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia maksudnya kita hanya mengakui
bahwa kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dan berani
menjunjung tinggi negara Indonesia ini.
Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia maksudnya kita memiliki bahasa
persatuan untuk memudahkan berkomunikasi antar banyak ras suku di Indonesia
yaitu bahasa nasional bahasa Indonesia. Maka dari itu kita harus menjunjung
tinggi persatuan di Indonesia.
D. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah
menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan, kedamaian , persatuan dan
kesatuan. Tak hanya antar-sesama manusia, tetapi juga pada makhluk-makhluk
Allah lainnya, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain
sebagainya. Karena itu sulit dipahami jika manusia yang satu dengan yang lainnya
tidak berusaha mewujudkan perdamaian. Misi perdamaian Islam juga tercermin
dalam kata ‘Islam’ itu sendiri yang berarti selamat, sejahtera, aman, dan damai.
Tetapi menyatakan Islam berarti “salam” damai saja tak cukup. Setiap individu
Muslim harus membuktikan tak hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi
dengan amal perbuatan, bahwa Islam dan kaum Muslimin adalah cinta damai dan
betul-betul mengorientasikan diri menuju ke “Dar al-Salam” dengan cara damai
pula. Menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar merupakan perintah Islam;
tetapi nahyi munkar harus dilakukan dengan cara-cara ma’ruf, yakni cara-cara
yang baik, damai, persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan pengajaran yang baik;
bukan dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti pemaksaan,
kekerasan, apalagi terorisme.
Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi
kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa
memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri
menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu
diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat sembilan hal yang
perlu dilakukan:
1.
berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan;
2.
bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam
bekerja;
3.
bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah;
4.
5.
6.
7.
8.
9.
selalu membuat perencanaan;
memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi;
menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain;
rasional dan percaya kepada kemampuan iptek;
menjunjung tinggi keadilan; dan
berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.
E. Konsep NKRI menurut UUD 45
Sebagai warga negara yang baik, tentunya kalian harus memahami pengertian
atau makna negara Indonesia. Makna tesebut penting diketahui untuk semakin
mempertegas identitas negara Indonesia. Oleh karena itu, pada bagian ini kalian
akan dibekali pengetahuan mengenai makna konsep NKRI menurut UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengukuhkan
keberadaan Indonesia sebagai negara kesatuan dan menghilangkan keraguan
terhadap pecahnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal-pasal dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah
memperkukuh prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak sedikit pun
mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi negara federal.
Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah
negara kesatuan, yang berbentuk Republik.” Pasal yang dirumuskan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut merupakan tekad bangsa Indonesia
yang menjadi sumpah anak bangsa pada 1928 yang dikenal dengan Sumpah
Pemuda, yaitu satu nusa, satu bangsa, satu bahasa persatuan, satu tanah air yaitu
Indonesia.
Wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh setelah
dilakukan perubahan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
dimulai dari adanya ketetapan Majelis Permusyarawatan Rakyat yang salah
satunya adalah tidak mengubah Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai bentuk final
negara bagi bangsa Indonesia.
Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan didasari
pertimbangan bahwa negara kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan sejak awal
berdirinya negara Indonesia dan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide
persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang
(dasar pemikiran). UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945secara nyata
mengandung semangat agar Indonesia ini bersatu, baik yang tercantum dalam
Pembukaan maupun dalam pasal-pasal yang langsung menyebutkan tentang
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam lima Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1),
Pasal 18 ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta rumusan pasal-pasal yang mengukuhkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keberadaan lembaga-lembaga dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas
dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu “…. dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”.
Pembentukan pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia itu bertujuan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Tujuan tersebut bisa dicapai hanyalah dengan adanya kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia, sehingga dalam alinea keempat ini secara tegas
diproklamasikan, disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam satu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yang berbentuk dalam satu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Pancasila.
Makna negara Indonesia juga dapat dipandang dari segi kewilayahan. Pasal
25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
nucsantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh
undang-undang”.
Istilah Nusantara dalam ketentua tersebut dipergunakan untuk menggambakan
kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak
diantara Samudera Pasifik da Samudera Indonesia serta di anatara Benua Asia dan
Benua Australia.
Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup
1. kesatuan politik
2. kesatuan hukum
3. kesatuan sosial-budaya serta
4. kesatuan pertahanan dan keamanan.
Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, tetapi
semuanya terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia adalah
Negara kesatuan berbentuk republik yang wilayahnya merupakan kesatuan dari
ribuan pulau yang terletak diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta
di antara Benua Asia dan Australia.
F. Keunggulan NKRI
Indonesia adalah negara kepulauan. Hal ini bisa dibuktikan dari nama lain
atau julukan terhadap Indonesia, yaitu nusantara, yang berarti di antara nusa atau
di antara pulau. Jadi, Indonesia terdiri di antara pulau-pulau. Sebagai negara
kepulauan karena jumlah pulau besar dan kecil yang tersebar di wilayah Indonesia
sangat banyak yaitu mencapai ribuan pulau. Pulau-pulau tersebut terletak di
persimpangan dunia, yaitu di antara dua samudera dan dua benua. Kedua
samudera tersebut adalah Samudera Hindia dan Pasifik, serta di antara Benua Asia
dan Australia. Begitu indahnya pulau-pulau yang terletak di wilayah indonesia
yang membujur di garis khatulistiwa, sehingga diibaratkan bagaikan “Untaian
Ratna Mutu Manikam atau Zamrud Khatulistiwa”.
Sekalipun wilayah Indonesia tersebar di antara pulau-pulau, namun hal
tersebut tidak menjadikan bagsa Indonesia bercerai berai, namun justru menjadi
perekat untuk semakin meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini
dikarenakan secara yuridis formal bangsa Indonesia telah mempunyai landasan
yang kuat, misalnya dinyatakan dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 alinea II. Selain itu juga dalam Pasal 1 Ayat (1) yang
menyatakan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Dengan demikian, sekalipun secara nyata Indonesia terdiri dari berbagai
keanekaragaman penduduknya yang tersebar di berbagai pulau besar dan kecil
tidak menjadikan bangsa Indonesia bercerai berai. Hal ini sudah barang tentu
merupakan poin tersendiri yang menjadikan kita merasa bangga sebagai bangsa
Indonesia. Melihat dan mencermati kondisi dan letak geografis wilayah Indonesia,
sudah sewajarnyalah setiap insan yang merasa dirinya sebagai Warga Negara
Indonesia mempunyai kebanggaan tersendiri. Bangga di sini dalam arti merasa
berbesar hati atau merasa gagah karena mempunyai berbagai kelebihan atau
keunggulan. Jadi, yang dimaksud bangga sebagai bangsa dan bertanah air
Indonesia adalah merasa besar hati atau merasa berbesar jiwa atau merasa gagah
sebagai bangsa Indonesia.
Konsekuensinya, kalau kita merasa bangga sebagai bangsa Indonesia akan
selalu berupaya menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara, dimanapun kita
berada. Kita juga akan selalu berupaya meningkatkan citra dan nama baik
Indonesia melalui perbuatan-perbuatan nyata di masyarakat, seperti tidak merusak
hutanhutan lindung, benda-benda bersejarah apalagi memperjualbelikannya, selalu
menggunakan produk dalam negeri, dan sebagainya. Negara Indonesia memiliki
berbagai keunggulan. Keunggulan-keunggulan tersebut menurut Dadang Sundawa
dalam tulisannya yang berjudul Kerangka Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
(2007:20 - 22) diantaranya adalah:
• Jumlah dan potensi penduduknya yang cukup besar, yaitu menempati urutan
keempat di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Jumlah
penduduk yang besar merupakan potensi yang tidak ternilai harganya dalam
upaya mengisi dan mempertahankan kemerdekaan, termasuk sebagai modal
dasar dalam melaksanakan pembanagunan dalam upaya menyejahterakan
bangsa.
• Memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek kehidupan social budaya,
seperti adat istiadat, bahasa, agama, kesenian, dan sebagainya. Peerbedaan
atau keanekaragaman tersebut tidak menjadikan bangsa Indonesia
berceraiberai, namun justru merupakan potensi untuk mnengembangkan
dirinya menjadi bangsa yang besar. Hal ini juga didorong oleh adanya
semangat persatuan dan kesatuan sehingga sekalipun terdapat perbedaan,
namun bukan perbedaan yang ditonjolkan tetapi justru persamaannya.
• Dalam pengembangan wilayah, kita mempunyai konsep Wawasan Nusantara
sehingga sekalipun terdapat berbagai keanekaragaman namun prinsipnya
kita teteap satu pandangan, yaitu yang memandang bangsa Indonesia
merupakan satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hankam. d. Semangat sumpah pemuda yang selalu merasuki jiwa dan kalbu
bangsa Indonesia. Dengan menunjukkan bahwa kita sama-sama memahami
satu wilayah negara dan tanah air yang sama, yaitu Indonesia; sama-sama
merasa berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan sama-sama
menggunakan bahasa yang sama, yaitu bahasa Indonesia serta memiliki
sejarah yang sama, yaitu sejarah Indonesia. Dalam pergaulan yang
ditonjolkan adalah bangsa Indonesianya, bukan dari mana asal daerahnya.
• Memiliki tata krama atau keramahtamahan, sejak dahulu bangsa Indonesia
sangat terkenal akan keramahan dan kesopanannya sehingga sangat
menarik bangsa-bangsa lain di dunia untuk datang ke Indonesia. Namun
demikian, akhir-akhir inii ini kesopanan dan keramahan bangsa Indonesia
agak tercemar oleh ulah segelintir manusia yang tidak bertanggungjawab,
terutama yang gemar membuat kerusuhan, kerusakan dan perangaiperangai lain yang justru membuat bangsa lain takut datang ke Indonesia.
• Letak wilayahnya yang amat strategis, yaitu diposisi silang dunia sehingga
membuat Negara Indonesia menjadi wilayah yang amat ramai dan mudah
untuk dikunjungi dan disinggahi oleh bangsa-bangsa lain.
• Keindahan alam Indonesia tidak disangsikan lagi, seperti pantai-pantai di Bali
(Pantai Kuta, Pantai Sanur dan sebagainya), Sumatra (Danau Toba), Jawa
Barat (Pantai Pangandaran, Pantai Carita, Gunung Tangkuban Perahu).
• Salah satu keajaiban didunia juga ada di Indonesia, yaitu berupa CandBorobudur
yang tidak sedikit menarik wisatawan untuk datang ke Indonesia. Selain
candi Borobudur, Indonesia pun mempunyai keajaiban dunia lainnya yaitu
Pulau Komodo.
• Wilayahnya sangat luas, yaitu 5.193.250 Km2 yang meliputi daratan seluas
2.027.087 Km2 dan lautan seluas 3.166.163 Km2.
• Tanahnya amat subur dan kaya akan sumber alam. Selain hal-hal di atas yang
merupakan kondisi objektif bangsa Indonesia, maka secara internasional
atau mendunia, bangsa Indonesia juga sudah beberapa kali dipercaya oleh
bangsa-bangsa lain untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan yang
bersifat internasional yang juga tidak sedikit melahirkan sejarah bagi
bangsa-bangsa lain. Kita masih ingat apa yang terjadi pada tahun 1955, di
mana bangsa Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah dalam
menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang dampaknya sangat luas
bagi bangsa-bangsa di wilayah Asia-Afrika dalam upaya memerdekakan
diri dari belenggu penjajah, terutama yang masih belum merdeka saat itu.
Kita juga pernah dipercaya menjadi tuan rumah KTT Non Blok pada tahun
1992, dan Negara Indonesia juga termasuk perintis dan pendiri Gerakan Non Blok
tersebut. Selain itu kita juga mempunyai pabrik pesawat terbang yang bernama PT
Dirgantara Indonesia (dahulu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN)
yang telah menghasilkan pesawat-pesawat yang bisa dibanggakan. Sebagai bukti
rasa cinta dan bangga yang sangat mendalam terhadap wilayah tanah air, banyak
di antara seniman-seniman kita yang merefleksikannya dalam bentuk syair
maupun lagu. Ada lagu yang berjudul ”Rayuan Pulau Kelapa” yang diciptakan
Ismail Marzuki, ada juga beberapa lagu karya Koes Plus yang diberi judul
Nusantara dan Kolam Susu yang menggambarkan betapa indah dan suburnya
keadaan alam Indonesia. Kesemuanya itu sudah barang tentu merupakan alasan
yang sangat obyektif untuk menjadikan kita merasa bangga sebagai bangsa
Indonesia. Perasaan bangga sebagai bangsa Indonesia sudah barang tentu bukan
hanya sekedar slogan belaka, akan tetapi harus dibuktikan dengan karya-karya
nyata, baik dalam bentuk partisipasi dalam pembangunan maupun dalam bentuk
karya-karya yang dihasilkannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang memiliki banyak ragam budaya yang berbeda-beda dari
setiap suku daerah yang berbeda pula. Perbedaan itu sendiri justru
memberikan kontribusi yang cukup besar pada citra bangsa
Indonesia. Kebudayaan dari tiap-tiap suku daerah inilah yang
menjadi penyokong dari terciptanya budaya nasional Indonesia.
Identitas budaya nasional kita saat ini memang belum jelas selain
hanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan Pancasila
sebagai filosofi atau pandangan hidup bangsa. Selain itu,
perbedaan juga akan menyulut terjadinya sebuah konflik jika para
pelakunya tidak dapat mengendalikan emosi mereka masingmasing. Lingkungan dan masyarakat sangatlah menentukan
bagaimana sebuah kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di
dalam masyarakat itu sendiri.
B. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menginginkan
perubahan kearah yang lebih baik bagi bangsa Indonesia, kita
harus memulai perubahan itu dari hal kecil dalam diri kita sendiri.
Perilaku/kepribadin yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
harus kita kikis. Sementara itu, kita harus memupuk dan
mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita. Selanjutnya
kita juga harus menularkannya pada orang-orang disekitar kita,
agar kepribadian bangsa Indonesia bisa sesuai dengan rasa
persatuan dan kesatuan yang terdapat pada sila ke-3. Sehingga
harapan bangsa sebagai bangsa yang aman, adil, makmur, sentosa,
sejahtera, dan makmur dapat terwujut, demi kebahagiaan seluruh
masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
_Jamal, D. 1984. Pokok- Pokok Bahasa Pancasila.Bandung : Remaja Karya CV
Bandung.
_Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma Yogyakarta
_Koentjaraningrat, 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
_Margono, dkk. 2002. Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan
Kebangsaan. Malang : UM
_
http://fresh-lookout.blogspot.co.id/2012/03/pengaruh-budayaasing-terhadap.html
_https://www.google.com/search?
q=makalah+kesatuan+dan+kesatuan+indonesia&ie=utf-8&oe=utf8