Identifikasi Klorin Pada Beras Yang Diju

I

LO

G

IDENTIFIKASI KLORIN PADA BERAS YANG DIJUAL DI
PASAR KINDAI LIMPUAR KECAMATAN GAMBUT

SI
K

O

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
predikat Ahli Madya Analis Kesehatan

Oleh :

T


O

K

MIFTAHUL FARID
NIM P07134113307

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Arrahman Arrahim atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

I


Identifikasi kandungan klorin pada beras di pasar kindai limpuar kecamatan
dapat diselesaikan. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam

G

gambut

LO

rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh predikat Ahli Madya
Analis Kesehatan di Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan Analis Kesehatan.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan

O

berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

SI
K


besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung.
Penulis menyadari keterbatasan isi tulisan ini, oleh sebab itu segala kritik
dan saran menuju perbaikan sangat diharapkan. DemikianlahProposal Karya Tulis

K

Ilmiah ini di susun. Atas segala perhatian dan kerjasamanya penulis mengucapkan

T

O

terima kasih.

Banjarbaru, April 2015

Penulis

DAFTAR ISI


Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................i

I

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

G

BAB I PENDAHULUAN

LO

A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 5

O

C. Batasan Masalah ..................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian.................................................................... 5


SI
K

E. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Klorin...................................................................................... 7

K

1. Definisi Klorin.................................................................... 7

T

O

2. Bahaya Klorin .................................................................... 9
3. Penggunaan Klorin............................................................. 14
4. Penyalahgunaan Klorin ...................................................... 15

5. Penanganan Bila Terpapar Klorin ...................................... 16

B. Beras ....................................................................................... 18
1. Definisi Beras..................................................................... 18
2. Kandungan beras ................................................................ 19

3. Ciri beras berklorin............................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 23
B. Populasi dan Sampel............................................................... 23

I

C.Waktu dan Tempat Penelitian.................................................. 23

G

D. Instrumen dan Bahan.............................................................. 24

LO


E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional......................... 24
F. Cara Pengumpulan Data dan Pemeriksaan ............................. 24

O

G. Pengolahan Data .................................................................... 26
H. Kesulitan Penelitian................................................................ 26

T

O

K

SI
K

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

G

I

Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran
lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat

LO

makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga
bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain.

O

Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup, manusia berusaha


SI
K

memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primer tersebut adalah
makanan (Girisonta, 1990).

Kebutuhan makanan pokok setiap penduduk di seluruh penjuru dunia ini

K

satu sama lain berbeda, tetapi salah satu kebutuhan makanan pokok tersebut

O

adalah beras atau nasi, dan sebagian besar penduduk Indonesia makanan
pokoknya adalah nasi (beras) ini.

T


Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah

jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama
bagi mayoritas penduduk dunia (Girisonta, 1990).
Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar
penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok, beras dapat
digantikan atau disubstitusi oleh bahan makanan lainnya, namun beras memiliki

nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah
digantikan dengan bahan makanan yang lain. Beras atau nasi mengandung
berbagai zat makanan yang diperlukan oleh tubuh, antara lain : karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air (Girisonta, 1990).
Karbohidrat, protein, dan lemak terdapat dalam makanan pokok. Untuk

G

I

membuktikan bahwa padi atau beras sebagai bahan makanan pokok yang ideal
dapat dilihat pada Tabel 1 daftar komposisi bahan makanan, Direktorat Gizi


O

Tabel 1. Daftar Komposisi Bahan Makanan

LO

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

No

Bahan Makanan

Karbohidrat(%)

1

Beras pecah kulit

76

2

Beras giling

3

Lemak(%)

Protein (%)
7,5

79

0,7

7

Jagung putih

74

4

9

4

Jagung kuning

74

4

9

5

Ketela pohon

32

0,3

0,8

6

Kentang

19

0,1

2

7

Sagu

85

0,2

0,7

T

O

K

SI
K

1,9

Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (2002), di dalam Yandianto,
(2003).
Mutu beras dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu : mutu pasar, mutu
masak dan citarasa, serta mutu gizi. Kriteria mutu pasar umumnya dikenakan
terhadap beras giling. Karakteristik mutu masak dan citarasa beras giling terutama

ditentukan oleh perbandingan amilosa dan amilopektin. Penilaian terhadap mutu
gizi beras terutama diarahkan terhadap kandungan karbohidrat, protein, lemak
dalam beras (Damardjati dan Harahap 1982).
Masalah manipulasi mutu beras sebenarnya sudah sering dilakukan
pedagang/ penggilingan seperti penyemprotan zat aromatik dan pemakaian bahan

G

I

pemutih. Pemakaian bahan pemutih pada beras yang tidak jelas dan tidak sesuai
spesifikasi bahan tambahan yang diperbolehkan untuk pangan, dan konsentrasi

LO

pemakaian di atas ambang batas berbahaya bagi kesehatan manusia. Penggunaan
klorin dalam pangan bukan hal yang asing. Klorin sekarang bukan hanya

O

digunakan untuk bahan pakaian dan kertas saja, tetapi telah digunakan sebagai
bahan pemutih atau pengkilat beras, agar beras yang berstandar medium menjadi

SI
K

beras berkualitas super (Darniadi, 2010).

Klorin adalah bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pembunuh
kuman. Zat klorin akan bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus yang

K

diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Klorin berwujud gas berwarna

O

kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat. Zat klorin yang ada dalam beras
akan menggerus usus pada lambung (korosit) sehingga rentan terhadap penyakit

T

maag. Dalam jangka panjang mengkonsumsi beras yang mengandung klorin akan
mengakibatkan penyakit kanker hati dan ginjal (Adiwisastra, 1989).
Menurut hasil penelitian, menambahkan pemutih ini karena untuk
memenuhi tuntutan konsumen dan dapat meningkatkan keuntungan hasil
penjualan. Di pasar, konsumen selalu memilih beras yang putih dengan alasan
nasinya bisa lebih putih dan pulen seperti halnya beras bermutu tinggi.

Konsekuensinya, produsen kemudian bisa menambahkan bahan pemutih pada
beras. (Tanto, 2008)
Warna putih yang muncul adalah efek dari terkikisnya seluruh protein dan
lemak yang terdapat pada lapisan aleuron sehingga warna menjadi netral dan
lapisan endosperm yang sebagian besar adalah zat tepung akan memberikan efek

G

I

warna putih yang kuat, tercium aroma kimia seperti bau kaporit yang kuat yang
disebabkan bertambahnya daya serap air granula pati akibat terkikisnya protein.

LO

Sehingga klorin yang larut dalam air dapat masuk bersamaan dan terperangkap
dalam granula pati, permukaan beras menjadi licin (gloss) disebabkan lapisan hull

O

yang terdiri dari selulosa dioksidasi oleh klorin yang bertindak sebagai oksidator

SI
K

kuat dan mengikis lapisan hull secara keseluruhan sehingga beras menjadi licin.
Klorin banyak diperjual belikan di pasaran dalam bentuk kalsium
hipoklorida atau yang dikenal sebagai kaporit. Bentuknya berupa bubuk atau

K

briket padat. Bentuk klorin lain ada dalam senyawa kimia sodium chlorite yang
berbentuk kristal putih. Klorin sendiri sebenarnya zat kimia yang berfungsi

O

sebagai desinfektan atau pembunuh kuman (Nur, 1988).

T

Klorin sebenarnya merupakan salah satu unsur anorganik yang harus ada

dalam tubuh sebanyak 0,15 persen dari berat yang berguna untuk membentuk
jaringan tubuh, organ, dan sistem tubuh. Sementara itu klorin (yang berfungsi
sebagai pemutih) berupa gas, sehingga pada saat tepung diolah menjadi makanan,
karena adanya pengaruh panas, maka gas akan hilang. Demikian pula klorin yang
kemungkinan 'terjebak' dalam beras adalah klorin retensi. Artinya, bila beras

dicuci, maka klorin akan ikut dengan air pencuci, sehingga nasi yang dihasilkan
bebas klorin. Perhatian sebenarnya adalah bagaimana sintesis klorinnya, apakah
klorin disentesis dari bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan atau tidak. Bila
ditengarai berbahaya, maka tidak boleh digunakan sebagai bahan tambahan
makanan (Surya Online.com, 2007).

G

I

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan apakah ada atau tidak

O

C. Batasan Masalah

LO

kandungan klorin pada beras di pasar kindai limpuar kecamatan gambut ?

Penelitian Ini hanya dilakukan pada penjual beras di pasar kindai limpuar

SI
K

kecamatan gambut

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

K

Untuk mengetahui hasil identifikasi senyawa yang dicampurkan pada

O

beras di pasar kindai limpuar kecamatan gambut

T

2. Tujuan Khusus
Untuk identifikasi senyawa klorin pada beras.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademik
Dapat menambah literatur di bidang Toksikologi baik dari segi teori
maupun praktikum atau sebagai bahan penelitian selanjutnya.
2. Bagi Mahasiswa

3. Bagi Masyarakat

LO

G

mengaplikasikan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

I

Sebagai tambahan wawasan sehingga dapat mengembangkan dan

Sebagai pengetahuan dari dampak yang diakibatkan dari penggunaan

4. Bagi Penulis

O

klorin pada produk pangan.

T

O

K

SI
K

Untuk mengetahui bahaya klorin terhadap kesehatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Klorin
1. Definisi Klorin

I

Menurut adwisastra (1989) klorin, klor (cl) adalah unsur halogen yang

G

berat atomnya 35,46. Warnanya hijau kekuning-kuningan, titik didihnya -34,7 c,

LO

titk bekunya 0,102 c, kepadaan 2,488 atau 2 kali berat udara. Klor pada tekanan
dan suhu biasa bersifat gas dan dalam tekanan rendah mudah mencair. Klor tidak
terdapat bebas di alam tetapi terdapat dalam senyawa terutama terdapat dalam

O

logam natrium, magnesium,yang terdapat banyak ialah pada natrium chloride

SI
K

(nacl). Klorin merupakan hasil tambahan yang dibuat dari sodium hydroxide
dengan jalan mengelektrolisasikan sodium hydroxide .

K

Klor (berasal dari bahasa yunani chloros, yang berarti hijau pucat )
adalah unsur kima dengan unsur nomor atom 17 dan simbol cl. Termasuk dalam

O

golongan halogen. Sebagai ion klorida, yang merupakan garam dan senyawa lain,

T

secara normal ia banyak dan sangat diperlukan dalam banyak bentuk kehidupan,
termasuk manusia. Dalam wujud gas klor berwarna kuning kehijauan, baunya
sangat menyesakkan dan sangat beracun. Dalam bentuk cair dan padat,
merupakan agen pengoksidasi, peluncuran yang sangat efektif. Cirri-ciri utama
unsur klor merupakan unsur murni , mempunyai keadaan fisik berbentuk gas
berwarna kuning kehijauan, cl2 . Klor adalah gas kuning kehijauan yang dapat

bergabung dengan hamper seluruh unsure lain karena merupakan unsure bukan
logam yang sangat elektronegaif (annurunnisa, 2002).
Seperti halnya pemutih H2O2 (hidrogen peroksida), pemutih jenis dasar
klorin (sodium hipoklorit dan kalsiumhipoklorit) juga mempunyai sifat multi
fungsi yaitu selain sebagai pemutih , kedua senyawa tersebut juga bias sebagai

I

penghilang noda maupun desinfektan. Pemutih jenis dasar klorin terdiri dari dua

G

jenis yaitu padat dan cair. Pemutih padat adalah kalsium hipoklorit (caocl2) berupa

LO

bubuk putih. Pada umumnya masyarakat mengenal senyawa ini sebagai kaporit.
Kaporit lazim untuk menyuci hamakan air lodeng dan kolam renang. Kelemahan
kaporit adalah kelarutannya tidak sempurna, dimana selalu tersisa padatan dan

O

tidak bias dibuang sembarangan. Sodium hipoklorit (naocl) sudah lama dikenal

SI
K

sebagai produk pemutih yang handal. Hal mendasar yang perlu diketahui
mengenai pembuatan pemutih dari naocl adalah pengenalan terhadap senyawa
atau bahan naocl itu sendiri. Sodium hipoklorit (naocl) merupakan cairan

K

berwarna sedikit kekuningan, beraroma khas dan menyengat. Bahan naocl mudah

O

larut dalam air dengan dejajat kelarutan mencapai 100 % dan sedikit lebih berat
dibandingkan dengan air (berat jenis air lebih dari satu) serta bersifat sedikit basa

T

(parmono, 2003).
Pada suhu ruangan, klorin adalah gas berwarna kuning kehijau-hijauan

dengan bau yang sangat menyengat. Pada tekanan yang meningkat atau pada saat
temperature dibawah -30 f, cairannya berwarna kuning sawo dan encer. Klorin
hanya dapat larut dengan mudah di dalam air.tetapi apabila kontak dengan uap
adalah dalamasam hipoklorat(hclo) dan asam hidroklorik(hcl). Ketidakstabilan

asam hipoklorus ( HClO) membuatnya dapat dengan mudah menghilang,
membentuk oksigen bebas. Karena reaksi, pada dsarnya air mempertinggi oksidasi
klorin dan efek korosif (u.s. departmen of health and human services, 2007).
Klorin memiliki titik didih dan titik leleh/beku yang lebih rendah dari suhu

I

kamar (25 c). Sehingga ketika klorin berada dalam suhu kamar, maka klorin

LO

2. Bahaya Klorin

G

tersebut akan berwujud gas (fitrah, 2008)

Klor merupakan bahan yang penting dalam industry tetapi harus

O

diperhatikan pula bahaya-bahayanya, karena klor bersifat racun/toksis terutama
bila terisap pernapasan. Gas klor yang mudah dikenal karena baunya yang khas

SI
K

itu, bersifat merangsang (iritasi terhadap selaput lender pada mata/conjunctiva),
selaput lender hidung, selaput lender tenggorok, tali suara dan paru-paru.
Menghisap gas klor dalam konsentasi 1000 ppm dapat mengakIbatkan kematian

panas/pedih

O

rasa

K

mendadak ditempat. Orang yang menghirup gas klor akan merasakan sakit dan
pada

tenggorokan,

hal

ini

disebabkan

pengaruh

rangsangan/iritasi terhadap selaput lender (mucuc membrance) yang menimbulkan

T

batuk-batuk kering (kosong) yang terasa pedih panas, waktu menarik napas terasa
sakit dan sukar bernapas, waktu bernapas terdengar suara desing seperti penderita
asma/bronchitis (Adiwisastra, 1989).
Mekanisme terjadi toksik Klorin sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia. Klorin, baik dalam bentuk gas maupun cairan mampu mengakibatkan

luka yang permanen, terutama kematian. Pada umumnya luka permanen terjadi
disebakan oleh asap gas klorin. Klorin sangat potensial untuk terjadinya penyakit
di kerongkongan, hidung dan tract respiratory (saluran kerongkongan di dekat
paru-paru). Klorin juga dapat membahayakan sistem pemafasan terutama bagi
anak-anak dan orang dewasa. Dalam wujud gas, klor merusak membran mukus

I

dan dalam wujud cair dapat menghancurkan kulit. Tingkat klorida sering naik

G

turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam,

LO

adalah bagian utama dalam darah. Ada beberapa jalur pemajanan klorin pada
tubuh yang bersifat akut, yaitu (U.S. Department Of Health And Human Services,
2007)

O

1. pernafasan

SI
K

Pemajanan klorin pada konsentrasi rendah (1-10 ppm) dapat menyebabkan
iritasi mata dan hidung, sakit tenggorokan dan batuk. Menghirup gas klorin dalam
konsentrasi yang lebih tinggi (>15 ppm) dapat dengan cepat membahayakan

K

saluran pernafasan dengan rasa sesak di dada dan terjadinya akumulasi cairan di

O

paru-paru (edema paru-paru).

T

1. Kardiovaskular
Tachycardia dan pada awalnya hipertensi diikuti dengan hipotensi dapat

terjadi. Setelah pemajanan yang berat, maka jantung akan mengalami
penyempitan akibat kekurangan oksigen.

1. Metabolisme
Asidosis terjadi akibat kadar oksigen yang tidak mencukupi dalam
jaringan. Komplikasi berat akibat menghirup klorin dalam kadar yang besar
adalah mengaibatkan terjadinya kelebihan ion klorida di dalam darah,
menyebabkan ketidakseimbangan asam. Anak-anak akan lebih mudah diserang

I

oleh zat toksik yang tentunya dapat mengganggu proses metabolisme dalam

LO

1.

G

tubuh.
Kulit

Iritasi klorin pada kulit dapat menyebabkan rasa terbakar, peradangan dan

O

melepuh. Pemajanan cairan klorin dapat menyebabkan peradangan akibat suhu

SI
K

dingin.Paparan klorin menyebabkan cukup respon, yaitu kulit tampak kering dan
timbul bercak coklat, akandosis, edema intraepitel, hiper keraosis dan sel- sel
epitel atipikal terlihat di epidermis. Nixon et al. (1975) dalam U.S. Department of

K

health and human services melaporkan bahwa bercak pemutih yang mengandung
sodium hipoklorit 5,25%, dan pH 10,7 pada kulit manusia selama 4 jam itu dapat

O

menyebabkan gangguan.

T

Goffin et al. (1997) dalam U.S. Department of health and human services
melaporkan bahwa paparan uji tempel dari 15 wanita untuk 150 uL agen
pemutihan komersial yang mengandung sodium hipoklorit 4% dan natrium
hidroksida 0,2% sampai 90 menit tidak menghasilkan tanda-tanda klinis dari
iritasi. Namun, tes instrumental (reflektansi kolorimetri, kehilangan air
ransepidermal, dan konduktansi kulit) mengungkapkan kerusakan subklinis pada
stratum corneum. Para peneliti menyimpulkan bahwa solusi 4% sodium hipoklorit

dapat mengubah bagian superfisial dari stratum korneum tanpa memodifikasi
fungsi penghalang kulit.
Konsentrasi rendah di udara dapat menyebabkan rasa terbakar, mata berkedip
tidak teratur atau kelopak mata menutup tanpa sengaja atau di luar kemauan,

Jalur pencernaan

LO

2.

G

I

konjugtivitis. Komea mata terbakar dapat ter adi pada konsentrasi yang tinggi.

Larutan klorin yang dihasilkan dalam bentuk larutan sodium hipoklorit
dapat menyebabkan luka yang korosif apabila tertelan. Akibat-akibat akut untuk



SI
K

O

jangka pendek adalah. (MacDougall, 1994):

Pengaruh paparan klorin 250 ppm selama 30 menit kemungkinan besar
berakibat fatal bagi orang dewasa.
Terjadi iritasi tinggi waktu gas itu dihirup dan dapat menyebabkan kulit

K



dan mata terbakar.
Jika berpadu dengan udara lembab, asam hydroklorik dan hypoklorus

O



T

dapat mengakibatkan peradangan jaringan tubuh yang terkena. Pengaruh
14 s/d 21ppm selama 30 s/d 60 menit menyebabkan penyakit pada paruparu seperti pneumonitis, sesak nafas, ephisema dan bronkitis.

Bahaya keracunan oleh gas klor dapat terjadi. yaitu (Adiwisastra 1989) :
1. Keracunan Akut
Disebabkan karma menghisap gas klor dalam konsentrasi tinggi dan
penghisapan terjadi untuk pertama kalinya. Menghisap gas klor dalam 15 ppm
menimbulkan pengaruh rangsangan/iritasi pada selaput lendir tenggorokan dan

I

dalam 30 ppm menyebabkan batuk-batuk, dalam konsentrasi tinggi (1000 ppm)

G

mengakibatkan kematian mendadak . Gejala-gejala keracunan oleh gas klor, yaitu

LO

(Adiwisastra 1989) :

1. Tenggorok terasa gatal, pedih atau panas

O

2. Batuk terus menerus disebabkan pengaruh rangsangan terhadap refleks alat

SI
K

pernapasan yang menyebabkan orang tidak menahan batuk.
3. Pernapasan (kalau menarik napas) terasa sakit dan sesak.
4. Muka kelihatan kemerah-merahan.

K

5. Mata terasa pedih akibat rangsangan terhadap selaput lendir conjungtiva.
6. Batuk kadang-kadang disertai darah dan muntah-muntah hebat.

O

7. Pengisapan gas klor dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan

T

terhentinyapernapasan (asphyxia).
1. Keracunan Kronis
Disebabkan karena menghirup gas klor dalam konsentrasi rendah tetapi terjadi
berulang-ulang, sehingga dapat menyebabkan hilangnya rasa pada indra
penciuman, merusak gigi atau gigi keropos (Adiwisastra 1989).

Pengaruh terhadap kulit Klorin cair bila tertumpah mengenai kulit menimbulkan
luka bakar yang wama kulitnya kemerah-merahan dan membengkak.
Pengaruh terhadap mata Klor dalam konsentrasi tinggi (pekat) sangat merangsang
terhadap mata yang menimbulkan rasa pedih. Adapan bentuk aktivitas klorin

G

I

dalam tubuh adalah sebagai berikut (Luthana., 2008) :
1. Mengganggu sintesa protein

LO

2. Oksidasi dekarboksilasi dari asam amino menjadi nitrit dan aldehid
3. Bereaksi dengan asam nukleat, purin dan pirimidin
asam

deoksiribonukleat

(DNA)

O

4. Induksi

dengan

diiringi

kehilangan

kemampuan DNA-transforming.

SI
K

5. Timbulnya penyimpangan kromosom.

Efek toksik klorin yang terutama adalah sifat korosifnya. Kemampuan
oksidasi klorin sangat kuat, dimana di dalam air klorin akan melepaskan oksigen

K

dan hidrogen klorida yang menyebabkan kerusakan jaringan. Sebagai altematif,

O

klorin dirubah menjadi asam hipoklorit yang dapat menembus sel dan bereaksi
dengan protein sitoplasmik yang dapat merusak struktur sel (U.S. Department Of

T

Health And Human Services, 2007).
3. Penggunaan Klorin
Klor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCL atau asam klorida pada
lambung. HCL memiliki kegunaan untuk membunuh kuman bibit penyakit dalam
lambung dan juga mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Klorin adalah unsur

kimia ketujuh tertinggi yang diproduksi di dunia. Digunakan sebagai alat pemutih
pada industri kertas, pulp, dan tekstil. Digunakan untuk manufaktur pestisida dan
herbisida, misalnya DDT, untuk alat pendingin, obat farmasi, vinyl (pipa PVC),
plastik , bahan pembersih, dan untuk perawatan air dan air limbah. Supaya bisa
dipakai, klorin sering dikombinasikan dengan senyawa organik (bahan kimia yang
unsur

karbon)

yang

biasanya

menghasilkan

organoklorin.

I

mempunyai

G

Organoklorin itu sendiri adalah senyawa kimia yang beracun dan berbahaya bagi

LO

kehidupan karena dapat terakumulasi dan persisten di dalam tubuh makhluk
hidup.(MacDougall,1994)

Klorin dihasilkan oleh elektrolisis sodium klorida. Itu adalah sepuluh kali

O

lebih tinggi dari volume bahan-bahan kirnia yang dihasilkan oleh United States,

SI
K

yang tinggi yang pada tahun 1998 menghasilkan lebih dari 14 juta ton.
Klorin sangat penting digunakan sebagai pemutih dalam pabrik kertas dan
pakaian. Klorin digunakan sebagai bahan kimia pereaksi dalam pabrik logam

K

klorida, bahan pelarut klorinasi, pestisida. polimer, karet sintesis dan refrigeran.

T

O

(U.S. Department Of Health And Human Services, 2007).

4. Penyalahgunaan Klorin
Kegunaan Klorin yang sebenarnya adalah, antara lain sebagai alat pemutih

pada industri kertas, pulp, dan tekstil. Digunakan untuk manufaktur pestisida dan
herbisida. Sengaja atau tidak, Klorin telah diselewengkan, menyimpang dari

kegunaannya yang sebenarnya. Klorin digunakan oleh sebagian oknum supaya
beras menjadi putih.(Anonim,2014)

5. Penanganan bila terpapar Klorin
Cara penanganan
Terhirup

I



G

Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan, Bila perlu

LO

gunakan masker berkatup atau pernapasan penyelamatan. Jaga tetap hangat dan



Kontak dengan kulit

O

tetap beristirahat. Segera bawa kerumah sakit

SI
K

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air. Dalam jumlah yang banyak sampai
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20menit). Untuk luka

Kontak dengan mata

O



K

bakar, tutp area yang terbuka dengan kain kassa steril, kering dan longgar.

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal

T

(NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan
dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak
ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Tutup dengan perban steril.



Tertelan

Jika pasien dapat menelan, segera berikan air untuk diminum untuk mengencerkan
isi lambung. Jangan sesekali merangsang muntah atau member minum bagi pasien
yang tidak sadar. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada
punggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsang miringkan kepala

G

Jika ada kejang

LO



I

menghadap kesamping.

Jika ada kejang beri diazepam dengan dosis : Dewasa : 10-20 mg dengan
kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 ml/30 menit. Jika perlu dosis ini dapat diulang

T

O

K

SI
K

O

setelah 30-60 menit.Anak-anak : 200-300 µg/kg BB

B. Beras
1. Definisi beras
kata "beras" mengacu pada bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah
dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang

I

ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi).

G

Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan

LO

lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya.
Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang

O

disebut beras.

Anatomi beras

SI
K

Beras dari padi ketan disebut ketan.

aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses

O



K

Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari:

pemisahan kulit,
endospermia, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan



embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat

T



tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam
bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras.

2.

Kandungan beras
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati

(sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian
aleuron), mineral, dan air.

G

I

Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:
amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang



amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket

LO



Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan

O

warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera).

SI
K

Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat,
sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat

K

butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.

O

Macam dan warna beras
Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan

T

gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada
endospermia.
Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki
sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini
mendominasi pasar beras.

Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin
yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi
antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati
hitam.

seluruh patinya merupakan amilopektin.

LO

Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.

G

I

Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir

Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur
Pandanwangi' atau 'Rajalele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa

Aspek pangan

SI
K

objek rekayasa genetika beras.

O

aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi

K

Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok

O

terpenting warga dunia. Selain itu, beras merupakan komponen penting beras
kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan Air

T

tajin.

Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras.
Sosohan beras (lapisan aleuron), yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah
menjadi tepung rice bran. Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen dengan
sebutan tepung mata beras.

Untuk kepentingan diet, beras dijadikan sebagai salah satu sumber pangan bebas
gluten dalam bentuk berondong.
Di antara berbagai jenis beras yang ada di Indonesia, beras yang bewarna
merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Beras merah yang

I

telah dikenal sejak tahun 2800 SM ini, oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki

G

nilai nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Meski,

LO

dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih
rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai
energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal).

O

Selain lebih kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan

SI
K

kandungan tiaminnya yang lebih tinggi (0,12 mg 0,31 mg.
Kekurangan tiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung, dalam
keadaan berat dinamakan beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan berkurang,

K

gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, sernutan, jantung berdebar, dan

O

refleks berkurang. Unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah fosfor
(243 mg per 100 gr bahan). Dan selenium. Selenium merupakan elemen kelumit

T

(trace element) yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase.
Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan, peroksida

menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik-peroksida dapat berubah menjadi radikal
bebas yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel
hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit

degeneratif lainnya. Karena kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan
bahan ini mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit
degeneratif lain.(Anonim,2015)
3. Ciri beras berklorin,(Anonim,2014)

I

Beras premium
Warna putih kelabu, sedikit kusam.



Kesat bila digenggam.



Berbau khas beras.



Tampak segar dan jika direndam airnya hanya sedikit

Beras berklorin


Warna putih mengkilat.



Licin saat digenggam.

T

O

K



SI
K

O

berwarna putih.

G



LO







Meruapkan bau zat kimia, seperti bau obat.



Jika direndam, airnya berubah warna menjadi putih pekat.

Ciri beras berklorin jika sudah ditanak menjadi nasi


Setelah enam jam disimpan dalam pemanas, nasi menjadi
kuning dan apek.



Jika disimpan dalam wadah biasa selama tiga jam, nasi
menguning, keras, dan berkerak.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

I

Penelitian in imenggunakan Survei Deskriptif, yaitu suatu metode

G

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi

LO

tentang suatu keadaan secara objektif, yang sedang dihadapi pada situasi
sekarang. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional yaitu suatu penelitian

SI
K

waktu. (Notoadmodjo, 2005).

O

dengan cara pendekatan, observasi dan pengumpulan data sekaligus pada satu

B. Populasi dan Sampel

K

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah sampel beras yang dijual di pasar

O

kindai limpuar kecamatan gambut.

T

2. Sampel

Sampel dari penelitian di peroleh secara sampling acak yaitu beras yang

dijual di pasar kindai limpuar kecamatan gambut.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2015 bertempat di
Laboratorium Toksikologi Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.

D. Instrumen dan Bahan
Peralatan yang digunakan untuk penelitian adalah :
E. Variabel dan definisi Operasional
1. Variabel
Variabel dari penelitian ini adalah variabel mandiri, yaitu klorin yang

G

I

terdapat pada beras .
2. Definisi Operasional

digunakan sebagai desinfektan.

LO

a. Klorin adalah zat kimia yang berbentuk padat atau cair yang biasanya

O

b. Beras berklorin adalah pangan yang bercampur klorin.
c. Identifikasi adalah suatu pemeriksaan secara kimia untuk mengetahui

SI
K

ada tidaknya klorin dalam beras yang dijual di pasar kindai limpuar
kecamatan gambut.

F. Cara Pengumpulan Data dan Pemeriksaan

K

Data primer :

T

O

a. Observasi

Observasi (pengamatan) yang dilakukan adalah untuk mengetahui

berapa jumlah macam beras yang dijual di pasar kindai limpuar kecamatan
gambut diberikan kuisioner guna mendukung hasil pemeriksaan di pasar
kindai limpuar kecamatan gambut.

b. Sampling
Peneliti ke pedagang beras untuk mengambil sampel berupa tahu yang
telah diminta saat observasi . Sampel terkumpul dan diberi label masingmasing sampel tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan senyawa klorin

G

I

pada sampel beras.

LO

c. Prosedur Pemeriksaan
1. Persiapan sampel

2. Pemeriksaan sampel

O

Sampel beras yang akan diuji di masukkan kedalam gelas ukur.

SI
K

Prosedur kerja : identifikasi Klorin dari reaksi Ki 10% dan amilum 1%
dalam suasana asam.

a. Persiapan analisa

K

Dicuci beras secukupnya dengan aquadest, tamping air beras bekas
cucian

T

O

b. Identifikasi Klorin


Dimasukkan 1-2 ml air beras kedalam tabung reaksi lalu
ditambahkan dengan beberapa tetes HCL encer (1N)



Ditambahkan 1 ml KI 10% dan 5-10 tetes kloroform atau
amilum 1%.



Jika terbentuk warna ungu menunjukkan beras (+)
mengandung klorin.

G. Pengolahan Data
Data berupa hasil pemeriksaan senyawa klorin yang diperoleh, diedit,

I

diberi kode dan dimasukkan dalam bentuk tabulasi kemudian dibuat presentase

LO

H. Kesulitan Penelitian

O

yang berkaitan dengan penelitian ini.

G

hasil positif dan negatif. Hasil kuisioner dianalisis untuk memperoleh informasi

SI
K

Kesulitan dari penelitian ini adalah mengumpulkan beras pada saat
pengambilan sampel karena kemungkinan tidak semua dari penjual beras
berkenan untuk mengizinkan beras mereka untuk diteliti mengingat bahwa mereka

T

O

K

takut usaha mereka akan ditutup.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2000. Nasi Cepat Tanak (Nasi instan). Jurnal Teknologi Pangan
Dan Gizi-IPB. Vol. 1 No. 10 Agst. 2000 : 142-147.
Adiwisastra, A. 1989, sumber, Bahaya serta Penanggulangan Keracunan.
Penerbit Angkasa Bandung.

I

Buckle, K.A. 1990. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

G

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku
Kedokteran ECG. Jakarta

LO

Adnan, C.A 2008. Peranan Unsur Klor Dan Senyawanya Pada Tubuh
Manusia (Jurnal Elektronik). Diakses 2 April 2015
http://www.pssplab.com/journal/01.dpf

O

My Collage and I, 2014. Toksisitas Klorin Dan Cara Penanganannya. Diakses
2 April 2015 https://nitamustika16.wordpress.com

SI
K

MacDougal, J.A 1994. Ekspose Pencemaran Di Sumut. Diakses 2 April 2015
http://www.library.ohiou.edu
Fitrah, M, dkk, 2008. Sejarah Unsur Halogen. Diakses 2 April 2015
http://rumahkimia.wordpress.com

K

DIY AGRICENTER. Beras. Diakses 2 Aril 2015
http://agricenter.jogjaprov.go.id/

O

Budi Yanto, 2015. Pengertian Klorin Dan Penggunaan Klorin Dalam
Kehidupan. Diakses 2 April 2015 http://www.sridianti.com

T

TIM TEMPO, 2014. Begini, Cara Mengenali Beras Impor Berklorin. Diakses
2 April 2015 http://www.tempo.co

Lampost.co, DKK, 2014. Penggunaan Klorin Manipulasi Mutu Beras. Diakses
2 April 2015 http://lampost.co
Dian Novita Sinuhaji. 2009. Perbedaan Kandungan Klorin Pada Beras
Sebelum Dan Sesudah Dimasak Tahun 2009. Skripsi Mahasiswa FKM USU.
U.S. Departement Of Health And Human Services, 2007. Chlorine. Diakses 5
April 2015 http://www.atsdr.cdc.gov.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65