BAB III Isu isu strategis

BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pencapaian tujuan pembangunan daerah diawali dengan perumusan
perencanaan yang berkualitas. Kondisi tersebut diatas sangat erat
kaitannya dengan keberadaan institusi perencana dalam hal ini Bappeda
yang membantu Kepala Daerah dalam Perencanaan Pembangunan
Daerah. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Bappeda masih
menghadapi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur
perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah yang
terbit

pada

pertengahan

tahun


rencana

atau

setelah

proses

perencanaan selesai dan final;
2. Belum terbangunnya sistim informasi data pembangunan;
3. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan;
4. Belum optimalnya penelaahan usulan masyarakat oleh SKPD
5. Belum optimalnya analisa usulan program dan kegiatan dengan SKPD
sehingga terjadi ketidakselarasan output dan outcome yang dihasilkan;
6. Belum optimalnya hasil riset sebagai dasar pengambilan kebijakan
pembangunan
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Daerah
Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih Sejahtera, Mandiri,
Berbudaya dan Terintegrasikannya Sistem E-Government menuju Smart

Regency pada Tahun 2021 berkorelasi dengan tugas dan fungsi Bappeda
yaitu :
1. Mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas
Perencanaan yang berkualitas akan menjadi landasan yang baik
dalam

upaya

mewujudkan

visi

daerah.

Hasil

perencanaan

pembangunan daerah akan akomodatif terhadap dinamika dan
aspirasi masyarakat, sehinga secara efektif dan efisien dapat

mewujudkan

visi,

misi

dan

tujuan

pembangunan

daerah.

Perencanaan pembangunan daerah dilandaskan pada kerangka
berpikir global dan bertindak untuk kepentingan lokal (think globally
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021

Page III - 1


act locally). Hal ini dimaksudkan bahwa perencanaan pembangunan
daerah dapat memberikan arah yang tepat bagi proses pembangunan
daerah sehingga mampu meningkatkan kapasitas daerah dan
masyarakat menghadapi arus globalisasi yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya
saing daerah.
2. Mewujudkan perencanaan pembangunan yang partisipatif
Perencanaan partisipatif adalah proses perencanaan pembangunan
yang mampu mengakomodir secara obyektif berbagai kebutuhan dan
aspirasi masyarakat agar dapat menghasilkan perencanaan yang
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu
dalam setiap pengambilan keputusan memerlukan keterlibatan
seluruh

lapisan

masyarakat

termasuk


di

dalamnya

adalah

perempuan.
Misi meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui
peningkatkan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e-govt
yang terintegrasi

dalam memberikan pelayanan bagi

masyarakat

didukung melalui tujuan yang telah ditetapkan Bappeda, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah
Perencanaan pembangunan daerah merupakan sub sistem dari
sistem perencanaan pembangunan nasional. Sistem perencanaan

pembangunan

mengedepankan

partisipatif

yang

berlandaskan

partisipasi

aktif

seluruh

pada

pendekatan


pada

prinsip

pemangku

perencanaan

keterbukaan

kepentingan

dan

(stakeholders)

dengan menerapkan prinsip kesetaraan dan keadilan. Pemantapan
sistem

perencanaan


pembangunan

daerah

ditempuh

dengan

mengedepankan partisipatif aktif stakeholders agar mampu menghasilkan perencanaan pembangunan yang bersifat komprehensif, dan
holistik atau menyeluruh, sehingga mampu memberikan arah
kebijaksanaan pembangunan dan menciptakan iklim kondusif bagi
keterlibatan

aktif

stakeholders

dalam


keseluruhan

proses

pembangunan daerah yang akan mendukung upaya peningkatan tata
kelola pemerintahan menjadi lebih baik.
Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan
untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021

Page III - 2

tertuang dalam RKPD sebagai penjabaran tahunan dari RPJMD
sehingga dapat tepat sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan.
Evaluasi

pelaksanaan

Rencana


adalah

bagian

dari

kegiatan

perencanaan pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan
dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian
sasaran,

tujuan,

dan

kinerja

pembangunan.


Evaluasi

ini

dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang
tercantum dalam dokumen rencana pembangunan dalam rangka
perencanaan pembangunan.
Institusi

perencana

pembangunan

harus

dapat

meningkatkan

kemampuan menyediakan data atau informasi pembangunan dengan
cepat, tepat dan akurat. Data dan informasi dapat diakses oleh
seluruh

komponen

masyarakat.

Upaya

ini

akan

mendukung

terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat.
2. Mewujudkan pelayanan yang handal
Sebagai penggerak perencanaan, SDM perencana pembangunan
menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan proses
perencanaan pembangunan. Kualitas perencanaan sangat tergantung
pada kemampuan dan keahlian para perencana secara teknis maupun
kemampuan lain yang bersifat intersektoral multidisipliner dan berpikir
komprehensif. Peningkatan kualitas SDM merupakan peningkatan
kualitas individu dalam mengemban beban tugas masing-masing dalam
organisasi. Peningkatan profesionalisme merupakan upaya peningkatan
kinerja terkait dengan kesetiaan, logika dan etika. Meningkatkan
kapasitas instansi perencanaan dengan mengupayakan untuk senantiasa meningkatkan kemampuan baik personil maupun kelembagaan
merupakan upaya untuk mewujudkan pelayanan yang handal kepada
semua pihak.

Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021

Page III - 3

Tabel 3.1
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Daerah
Visi : Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan
terintegrasikannya sistem e-governance menuju Smart Regency pada Tahun 2021
Misi dan Program
Faktor
Pelayanan
KDH dan Wakil KDH
No
SKPD
Penghambat
Pendorong
terpilih
1. Misi1: Meningkatkan tata
Pendampingan
Belum ada
1. Sudah
kelola pemerintahan yang
penyusunan
instrumen
terbentuknya
baik melalui peningkatan
perencanaan,
yang baku dan
Pokja/penga
kualitas birokrasi yang
pengendalian
jelas dalam
mpu
responsif dan penerapan e- dan evaluasi
menganalisis
perencanaan
gov yang terintegrasi dalam pembangunan
korelasi antara
dan
memberikan pelayanan
ke SKPD
program yang
Pengendalian
bagi masyarakat
satu dengan
per SKPD
program
Program peningkatan
2. Sudah
lainnya
pengembangan sistem
terbangun edalam
pelaporan capaian
planning
mendukung
kinerja dan keuangan
melalui
pencapaian
Program perencanaan
sistem
sasaran
pembangunan daerah
informasi
maupun
misi
Program peningkatan
perencanaan
daerah
sistem pengawasan
pembanguna
internal dan
n daerah
pengendalian
(Simrenda)
pelaksanaan kebijakan
KDH
Program
Pengembangan
Komunikasi Informasi
dan Media Massa
Program peningkatan
dan Pengembangan
pengelolaan keuangan
dan kekayaan daerah
Program kerjasama
pembangunan
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Program peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur
Program peningkatan
kapasitas sumber daya
aparatur
Program penyelamatan
dan pelestarian
dokumen/arsip daerah
Program
Layanan data
Belum seluruh
Sudah
dan informasi
jenis data
terbangun
pengembangan
data/informasi/statisti pembangunan
pada profil
sistem
k daerah
data dapat
informasi
terisi
profil data
secara online

Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021

Page III - 4

No

2

3.

Misi dan Program
KDH dan Wakil KDH
terpilih
Program
pengembangan data
dan informasi
Program peningkatan
kualitas pelayanan publik

Pelayanan
SKPD

Layanan
perijinan KKN,
PKL dan
Penelitian

Faktor
Penghambat

Kepuasan
masyarakat
terhadap
kenyamanan
ruang
pengurusan
perijinan
masih
kurang
Kurangnya
inovasi

Program pengkajian
dan penelitian bidang
Iptek

Layanan
Pengembangan
Iptek

Misi 2 : Meningkatkan
pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang berkualitas
dan menjangkau bagi
semua lapisan masyarakat
Program perencanaan
pembangunan sosial
budaya
Misi 3 : Meningkatkan
penguatan sistem ekonomi
kerakyatan, aksesibilitas
dan kemampuan ekonomi
rakyat, penanggulangan
kemiskinan
Program perencanaan
pembangunan ekonomi
Program perencanaan
prasarana wilayah dan
sumber daya alam
Program
pengembangan dan
pengelolaan jaringan
irigasi rawa dan
jaringan pengairan
lainnya

Layanan data
dan informasi
pembangunan
bidang sosial
budaya

Belum seluruh
jenis data
pada profil
data sosial
budaya dapat
terisi

Layanan data
dan informasi
pembangunan
bidang ekonomi

Belum seluruh
jenis data
pada profil
data bidang
ekonomi dapat
terisi

Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021

Pendorong

Sudah
terbangun
sistem
aplikasi
pelayanan
perijinan

1. Adanya
pedoman
roadmap
SIDa
(Sistem
Inovasi
Daerah)
2. Adanya
website
Bappeda
sebagai
sarana
informasi
dan
publikasi
yang
interaktif
Sudah
terbangun
sistem
informasi
profil data
pembanguna
n secara
online
Sudah
terbangun
sistem
informasi
profil data
pembanguna
n secara
online

Page III - 5

No
4.

Misi dan Program
KDH dan Wakil KDH
terpilih
Misi 4 : Memantapkan dan
meningkatkan kualitas
pengelolaan sumber daya
alam, penataan ruang,
lingkungan hidup dan
kenyamanan
Program Pengendalian
Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan
Hidup
Program Perlindungan
dan

Faktor

Pelayanan
SKPD
Layanan
informasi
penataan
ruang

Penghambat
Adanya
perbedaan
batas wilayah
yang diatur
dalam
Permendagri
dan Perda
RTRW

Pendorong
Sudah adanya
system berbasis
Citra dan kajian
rencana rinci

Konservasi Sumber
Daya Alam
Program perencanaan tata
ruang

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra DIY
Dalam rangka mengintegrasikan, dan mensinergikan perencanaan
antara pusat dan daerah maka diperlukan penyandingan antara
sasaran pada Renstra KL, yaitu Bappenas dan Renstra Provinsi, yaitu
Bappeda DIY sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 3.2
Sasaran Dalam Renstra Bappenas, Bappeda DIY dan
Bappeda Sleman

SASARAN
BAPPENAS
Tercapainya
integrasi,
sinkronisasi
dan sinergi
antar daerah,
antar ruang,
antar waktu,
dan antar
fungsi
pemerintah,
maupun antara

SASARAN
BAPPEDA DIY
Keterpaduan
program/kegiatan
pembangunan
meningkat

SASARAN
BAPPEDA
SLEMAN
Meningkatnya
kualitas
perencanaan
pembangunan
daerah

Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021

PERMASALAHAN

Adanya potensi
perbedaan arah
kebijakan
program
pembangunan
mengingat
periodisasi yang
berbeda-beda
antara Pusat,
Provinsi dan
Kabupaten

Page III - 6

SASARAN
BAPPENAS

SASARAN
BAPPEDA DIY

perencanaan,
penganggaran,
pelaksanaan
dan
pengawasan

Konsistensi antara
program kegiatan
yang telah
dilaksanakan
dengan rencana
yang telah
disusun
sebelumnya

-

Meningkatnya
peran
Kementrian
PPN/Bappenas
terkait
koordinasi
kebijakan
pembangunan
nasional
lainnya.
Terlaksananya
peningkatan
kapasitas
kelembagaan
Kementerian
PPN/Bappenas

SASARAN
BAPPEDA
SLEMAN
Meningkatnya
kualitas
pengendalian
pembangunan
daerah
Meningkatnya
kualitas
evaluasi
pembangunan
daerah

Tersedianya data
statistik yang
akutantable (up to
date, valid dan
kemudahan akses
untuk publik)
untuk
mendukung
perencanaan
-

Meningkatnya
kualitas data
dan informasi
pembangunan
daerah

-

Meningkatnya
kualitas
layanan

PERMASALAHAN

Perbedaan
nomenklatur
program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
pusat
dengan
yang dilaksanakan oleh Provinsi
dan Kabupaten

Keterlambatan
penyajian data
statistik karena
menunggu hasil
SUSENAS yang
tersedia
mendekati akhir
tahun anggaran

-

Masih lemahnya
monitoring dan
evaluasi
terhadap
pelaksanaan
SOP dan SP

Secara umum, telah ada keselarasan antar sasaran dari instansi
Pusat, Provinsi maupun Kabupaten. Lebih lanjut sasaran-sasaran
tersebut akan dijabarkan melalui indikator kinerja sasaran beserta target
per tahunnya.
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021

Page III - 7

Dalam upaya pencapaian sasaran, dijalankan program dan kegiatan.
Sinergi program dan kegiatan Pemerintah Pusat sebagaimana disusun
oleh Bappenas, Pemerintah Provinsi oleh Bappeda DIY dengan program
dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Sleman yang disusun oleh Bappeda
masih memiliki permasalahan sebagaimana tersebut diatas.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTW
Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031 . Perda tersebut ditetapkan untuk
mengarahkan

pembangunan

di

Kabupaten

Sleman

dengan

memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, dan berkelajutan.
Tabel 3.3
Telaahan RTRW Terkait Pelayanan Bappeda
TELAHAAN

Implikasi
RTRW

IMPLIKASI
TERHADAP
PELAYANAN
BAPPEDA
Permohonan
rekomendasi
tata ruang
dari
masyarakat
belum
sepenuhnya
berpedoman
pada
dokumen
RTRW

FAKTOR
PENDORONG

Bappeda selaku
sekretariat
BKPRD
mempunyai
kewenangan
dalam
mengkoordinasikan kegiatan
penyelenggaraan
penataan ruang

PENGHAMBAT

Belum
ditetapkannya
peraturan
daerah tentang
Rencana Detail
Tata Ruang

Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS) adalah rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program.

Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021

Page III - 8

Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Bappeda berdasarkan Analisis KLHS
Hasil KLHS terkait
Tugas dan Fungsi
SKPD
Pelaksanaan
program
perencanaan tata
ruang
mempertimbangkan
penyesuaian alokasi
ruang dengan daya
dukung dan daya
tampung

Faktor
Pelayanan SKPD
Layanan informasi
penataan ruang

Penghambat

Pendorong

Adanya
perbedaan
batas wilayah
yang diatur
dalam
Permendagri
dan Perda
RTRW

Sudah
adanya
system
berbasis
Citra dan
kajian
rencana
rinci

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Perencanaan pembangunan secara terpadu, terarah dan berkesinambungan, diperlukan analisis terhadap berbagai isu strategis. Bappeda
sebagai SKPD yang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan perencanaan pembangunan daerah, memiliki peran yang sangat penting didalam
merumuskan kebijakan perencanaan pembangunan, oleh karenanya
analisis isu strategis merupakan langkah awal didalam proses perencanaan pembangunan daerah. Analisis isu strategis dilakukan melalui
proses brainstrorming dan mapping jenis layanan yang telah dilakukan
oleh Bappeda, faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan layanan,
tantangan dan peluang pengembangan layanan. Berdasarkan proses
analisis tersebut, maka isu strategis Bappeda adalah sebagai berikut :
1. Adanya

peluang

perundangan

dan

inkonsistensi
pedoman

karena
yang

perubahan

mengatur

peraturan

perencanaan,

pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah yang terbit pada
pertengahan tahun rencana atau setelah proses perencanaan selesai
dan telah ditetapkan menjadi produk hukum daerah;
2. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan;
3. Belum optimalnya analisa usulan program dan kegiatan SKPD
sehingga terjadi ketidakselarasan output, outcome yang dihasilkan
dan kontribusinya pada pencapaian sasaran daerah;
4. Kompetensi SDM belum sesuai kebutuhan layanan;

Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021

Page III - 9

5. Belum optimalnya hasil riset sebagai dasar pengambilan kebijakan
pembangunan
6. Masih lemahnya monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan SOP
dan Standar Pelayanan

Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021

Page III - 10