BAB III Isu isu strategis
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pencapaian tujuan pembangunan daerah diawali dengan perumusan
perencanaan yang berkualitas. Kondisi tersebut diatas sangat erat
kaitannya dengan keberadaan institusi perencana dalam hal ini Bappeda
yang membantu Kepala Daerah dalam Perencanaan Pembangunan
Daerah. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Bappeda masih
menghadapi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur
perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah yang
terbit
pada
pertengahan
tahun
rencana
atau
setelah
proses
perencanaan selesai dan final;
2. Belum terbangunnya sistim informasi data pembangunan;
3. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan;
4. Belum optimalnya penelaahan usulan masyarakat oleh SKPD
5. Belum optimalnya analisa usulan program dan kegiatan dengan SKPD
sehingga terjadi ketidakselarasan output dan outcome yang dihasilkan;
6. Belum optimalnya hasil riset sebagai dasar pengambilan kebijakan
pembangunan
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Daerah
Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih Sejahtera, Mandiri,
Berbudaya dan Terintegrasikannya Sistem E-Government menuju Smart
Regency pada Tahun 2021 berkorelasi dengan tugas dan fungsi Bappeda
yaitu :
1. Mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas
Perencanaan yang berkualitas akan menjadi landasan yang baik
dalam
upaya
mewujudkan
visi
daerah.
Hasil
perencanaan
pembangunan daerah akan akomodatif terhadap dinamika dan
aspirasi masyarakat, sehinga secara efektif dan efisien dapat
mewujudkan
visi,
misi
dan
tujuan
pembangunan
daerah.
Perencanaan pembangunan daerah dilandaskan pada kerangka
berpikir global dan bertindak untuk kepentingan lokal (think globally
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 1
act locally). Hal ini dimaksudkan bahwa perencanaan pembangunan
daerah dapat memberikan arah yang tepat bagi proses pembangunan
daerah sehingga mampu meningkatkan kapasitas daerah dan
masyarakat menghadapi arus globalisasi yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya
saing daerah.
2. Mewujudkan perencanaan pembangunan yang partisipatif
Perencanaan partisipatif adalah proses perencanaan pembangunan
yang mampu mengakomodir secara obyektif berbagai kebutuhan dan
aspirasi masyarakat agar dapat menghasilkan perencanaan yang
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu
dalam setiap pengambilan keputusan memerlukan keterlibatan
seluruh
lapisan
masyarakat
termasuk
di
dalamnya
adalah
perempuan.
Misi meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui
peningkatkan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e-govt
yang terintegrasi
dalam memberikan pelayanan bagi
masyarakat
didukung melalui tujuan yang telah ditetapkan Bappeda, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah
Perencanaan pembangunan daerah merupakan sub sistem dari
sistem perencanaan pembangunan nasional. Sistem perencanaan
pembangunan
mengedepankan
partisipatif
yang
berlandaskan
partisipasi
aktif
seluruh
pada
pendekatan
pada
prinsip
pemangku
perencanaan
keterbukaan
kepentingan
dan
(stakeholders)
dengan menerapkan prinsip kesetaraan dan keadilan. Pemantapan
sistem
perencanaan
pembangunan
daerah
ditempuh
dengan
mengedepankan partisipatif aktif stakeholders agar mampu menghasilkan perencanaan pembangunan yang bersifat komprehensif, dan
holistik atau menyeluruh, sehingga mampu memberikan arah
kebijaksanaan pembangunan dan menciptakan iklim kondusif bagi
keterlibatan
aktif
stakeholders
dalam
keseluruhan
proses
pembangunan daerah yang akan mendukung upaya peningkatan tata
kelola pemerintahan menjadi lebih baik.
Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan
untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 2
tertuang dalam RKPD sebagai penjabaran tahunan dari RPJMD
sehingga dapat tepat sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan.
Evaluasi
pelaksanaan
Rencana
adalah
bagian
dari
kegiatan
perencanaan pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan
dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian
sasaran,
tujuan,
dan
kinerja
pembangunan.
Evaluasi
ini
dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang
tercantum dalam dokumen rencana pembangunan dalam rangka
perencanaan pembangunan.
Institusi
perencana
pembangunan
harus
dapat
meningkatkan
kemampuan menyediakan data atau informasi pembangunan dengan
cepat, tepat dan akurat. Data dan informasi dapat diakses oleh
seluruh
komponen
masyarakat.
Upaya
ini
akan
mendukung
terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat.
2. Mewujudkan pelayanan yang handal
Sebagai penggerak perencanaan, SDM perencana pembangunan
menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan proses
perencanaan pembangunan. Kualitas perencanaan sangat tergantung
pada kemampuan dan keahlian para perencana secara teknis maupun
kemampuan lain yang bersifat intersektoral multidisipliner dan berpikir
komprehensif. Peningkatan kualitas SDM merupakan peningkatan
kualitas individu dalam mengemban beban tugas masing-masing dalam
organisasi. Peningkatan profesionalisme merupakan upaya peningkatan
kinerja terkait dengan kesetiaan, logika dan etika. Meningkatkan
kapasitas instansi perencanaan dengan mengupayakan untuk senantiasa meningkatkan kemampuan baik personil maupun kelembagaan
merupakan upaya untuk mewujudkan pelayanan yang handal kepada
semua pihak.
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 3
Tabel 3.1
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Daerah
Visi : Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan
terintegrasikannya sistem e-governance menuju Smart Regency pada Tahun 2021
Misi dan Program
Faktor
Pelayanan
KDH dan Wakil KDH
No
SKPD
Penghambat
Pendorong
terpilih
1. Misi1: Meningkatkan tata
Pendampingan
Belum ada
1. Sudah
kelola pemerintahan yang
penyusunan
instrumen
terbentuknya
baik melalui peningkatan
perencanaan,
yang baku dan
Pokja/penga
kualitas birokrasi yang
pengendalian
jelas dalam
mpu
responsif dan penerapan e- dan evaluasi
menganalisis
perencanaan
gov yang terintegrasi dalam pembangunan
korelasi antara
dan
memberikan pelayanan
ke SKPD
program yang
Pengendalian
bagi masyarakat
satu dengan
per SKPD
program
Program peningkatan
2. Sudah
lainnya
pengembangan sistem
terbangun edalam
pelaporan capaian
planning
mendukung
kinerja dan keuangan
melalui
pencapaian
Program perencanaan
sistem
sasaran
pembangunan daerah
informasi
maupun
misi
Program peningkatan
perencanaan
daerah
sistem pengawasan
pembanguna
internal dan
n daerah
pengendalian
(Simrenda)
pelaksanaan kebijakan
KDH
Program
Pengembangan
Komunikasi Informasi
dan Media Massa
Program peningkatan
dan Pengembangan
pengelolaan keuangan
dan kekayaan daerah
Program kerjasama
pembangunan
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Program peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur
Program peningkatan
kapasitas sumber daya
aparatur
Program penyelamatan
dan pelestarian
dokumen/arsip daerah
Program
Layanan data
Belum seluruh
Sudah
dan informasi
jenis data
terbangun
pengembangan
data/informasi/statisti pembangunan
pada profil
sistem
k daerah
data dapat
informasi
terisi
profil data
secara online
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 4
No
2
3.
Misi dan Program
KDH dan Wakil KDH
terpilih
Program
pengembangan data
dan informasi
Program peningkatan
kualitas pelayanan publik
Pelayanan
SKPD
Layanan
perijinan KKN,
PKL dan
Penelitian
Faktor
Penghambat
Kepuasan
masyarakat
terhadap
kenyamanan
ruang
pengurusan
perijinan
masih
kurang
Kurangnya
inovasi
Program pengkajian
dan penelitian bidang
Iptek
Layanan
Pengembangan
Iptek
Misi 2 : Meningkatkan
pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang berkualitas
dan menjangkau bagi
semua lapisan masyarakat
Program perencanaan
pembangunan sosial
budaya
Misi 3 : Meningkatkan
penguatan sistem ekonomi
kerakyatan, aksesibilitas
dan kemampuan ekonomi
rakyat, penanggulangan
kemiskinan
Program perencanaan
pembangunan ekonomi
Program perencanaan
prasarana wilayah dan
sumber daya alam
Program
pengembangan dan
pengelolaan jaringan
irigasi rawa dan
jaringan pengairan
lainnya
Layanan data
dan informasi
pembangunan
bidang sosial
budaya
Belum seluruh
jenis data
pada profil
data sosial
budaya dapat
terisi
Layanan data
dan informasi
pembangunan
bidang ekonomi
Belum seluruh
jenis data
pada profil
data bidang
ekonomi dapat
terisi
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Pendorong
Sudah
terbangun
sistem
aplikasi
pelayanan
perijinan
1. Adanya
pedoman
roadmap
SIDa
(Sistem
Inovasi
Daerah)
2. Adanya
website
Bappeda
sebagai
sarana
informasi
dan
publikasi
yang
interaktif
Sudah
terbangun
sistem
informasi
profil data
pembanguna
n secara
online
Sudah
terbangun
sistem
informasi
profil data
pembanguna
n secara
online
Page III - 5
No
4.
Misi dan Program
KDH dan Wakil KDH
terpilih
Misi 4 : Memantapkan dan
meningkatkan kualitas
pengelolaan sumber daya
alam, penataan ruang,
lingkungan hidup dan
kenyamanan
Program Pengendalian
Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan
Hidup
Program Perlindungan
dan
Faktor
Pelayanan
SKPD
Layanan
informasi
penataan
ruang
Penghambat
Adanya
perbedaan
batas wilayah
yang diatur
dalam
Permendagri
dan Perda
RTRW
Pendorong
Sudah adanya
system berbasis
Citra dan kajian
rencana rinci
Konservasi Sumber
Daya Alam
Program perencanaan tata
ruang
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra DIY
Dalam rangka mengintegrasikan, dan mensinergikan perencanaan
antara pusat dan daerah maka diperlukan penyandingan antara
sasaran pada Renstra KL, yaitu Bappenas dan Renstra Provinsi, yaitu
Bappeda DIY sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 3.2
Sasaran Dalam Renstra Bappenas, Bappeda DIY dan
Bappeda Sleman
SASARAN
BAPPENAS
Tercapainya
integrasi,
sinkronisasi
dan sinergi
antar daerah,
antar ruang,
antar waktu,
dan antar
fungsi
pemerintah,
maupun antara
SASARAN
BAPPEDA DIY
Keterpaduan
program/kegiatan
pembangunan
meningkat
SASARAN
BAPPEDA
SLEMAN
Meningkatnya
kualitas
perencanaan
pembangunan
daerah
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
PERMASALAHAN
Adanya potensi
perbedaan arah
kebijakan
program
pembangunan
mengingat
periodisasi yang
berbeda-beda
antara Pusat,
Provinsi dan
Kabupaten
Page III - 6
SASARAN
BAPPENAS
SASARAN
BAPPEDA DIY
perencanaan,
penganggaran,
pelaksanaan
dan
pengawasan
Konsistensi antara
program kegiatan
yang telah
dilaksanakan
dengan rencana
yang telah
disusun
sebelumnya
-
Meningkatnya
peran
Kementrian
PPN/Bappenas
terkait
koordinasi
kebijakan
pembangunan
nasional
lainnya.
Terlaksananya
peningkatan
kapasitas
kelembagaan
Kementerian
PPN/Bappenas
SASARAN
BAPPEDA
SLEMAN
Meningkatnya
kualitas
pengendalian
pembangunan
daerah
Meningkatnya
kualitas
evaluasi
pembangunan
daerah
Tersedianya data
statistik yang
akutantable (up to
date, valid dan
kemudahan akses
untuk publik)
untuk
mendukung
perencanaan
-
Meningkatnya
kualitas data
dan informasi
pembangunan
daerah
-
Meningkatnya
kualitas
layanan
PERMASALAHAN
Perbedaan
nomenklatur
program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
pusat
dengan
yang dilaksanakan oleh Provinsi
dan Kabupaten
Keterlambatan
penyajian data
statistik karena
menunggu hasil
SUSENAS yang
tersedia
mendekati akhir
tahun anggaran
-
Masih lemahnya
monitoring dan
evaluasi
terhadap
pelaksanaan
SOP dan SP
Secara umum, telah ada keselarasan antar sasaran dari instansi
Pusat, Provinsi maupun Kabupaten. Lebih lanjut sasaran-sasaran
tersebut akan dijabarkan melalui indikator kinerja sasaran beserta target
per tahunnya.
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 7
Dalam upaya pencapaian sasaran, dijalankan program dan kegiatan.
Sinergi program dan kegiatan Pemerintah Pusat sebagaimana disusun
oleh Bappenas, Pemerintah Provinsi oleh Bappeda DIY dengan program
dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Sleman yang disusun oleh Bappeda
masih memiliki permasalahan sebagaimana tersebut diatas.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTW
Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031 . Perda tersebut ditetapkan untuk
mengarahkan
pembangunan
di
Kabupaten
Sleman
dengan
memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, dan berkelajutan.
Tabel 3.3
Telaahan RTRW Terkait Pelayanan Bappeda
TELAHAAN
Implikasi
RTRW
IMPLIKASI
TERHADAP
PELAYANAN
BAPPEDA
Permohonan
rekomendasi
tata ruang
dari
masyarakat
belum
sepenuhnya
berpedoman
pada
dokumen
RTRW
FAKTOR
PENDORONG
Bappeda selaku
sekretariat
BKPRD
mempunyai
kewenangan
dalam
mengkoordinasikan kegiatan
penyelenggaraan
penataan ruang
PENGHAMBAT
Belum
ditetapkannya
peraturan
daerah tentang
Rencana Detail
Tata Ruang
Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS) adalah rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program.
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 8
Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Bappeda berdasarkan Analisis KLHS
Hasil KLHS terkait
Tugas dan Fungsi
SKPD
Pelaksanaan
program
perencanaan tata
ruang
mempertimbangkan
penyesuaian alokasi
ruang dengan daya
dukung dan daya
tampung
Faktor
Pelayanan SKPD
Layanan informasi
penataan ruang
Penghambat
Pendorong
Adanya
perbedaan
batas wilayah
yang diatur
dalam
Permendagri
dan Perda
RTRW
Sudah
adanya
system
berbasis
Citra dan
kajian
rencana
rinci
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Perencanaan pembangunan secara terpadu, terarah dan berkesinambungan, diperlukan analisis terhadap berbagai isu strategis. Bappeda
sebagai SKPD yang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan perencanaan pembangunan daerah, memiliki peran yang sangat penting didalam
merumuskan kebijakan perencanaan pembangunan, oleh karenanya
analisis isu strategis merupakan langkah awal didalam proses perencanaan pembangunan daerah. Analisis isu strategis dilakukan melalui
proses brainstrorming dan mapping jenis layanan yang telah dilakukan
oleh Bappeda, faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan layanan,
tantangan dan peluang pengembangan layanan. Berdasarkan proses
analisis tersebut, maka isu strategis Bappeda adalah sebagai berikut :
1. Adanya
peluang
perundangan
dan
inkonsistensi
pedoman
karena
yang
perubahan
mengatur
peraturan
perencanaan,
pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah yang terbit pada
pertengahan tahun rencana atau setelah proses perencanaan selesai
dan telah ditetapkan menjadi produk hukum daerah;
2. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan;
3. Belum optimalnya analisa usulan program dan kegiatan SKPD
sehingga terjadi ketidakselarasan output, outcome yang dihasilkan
dan kontribusinya pada pencapaian sasaran daerah;
4. Kompetensi SDM belum sesuai kebutuhan layanan;
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 9
5. Belum optimalnya hasil riset sebagai dasar pengambilan kebijakan
pembangunan
6. Masih lemahnya monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan SOP
dan Standar Pelayanan
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 10
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pencapaian tujuan pembangunan daerah diawali dengan perumusan
perencanaan yang berkualitas. Kondisi tersebut diatas sangat erat
kaitannya dengan keberadaan institusi perencana dalam hal ini Bappeda
yang membantu Kepala Daerah dalam Perencanaan Pembangunan
Daerah. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Bappeda masih
menghadapi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur
perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah yang
terbit
pada
pertengahan
tahun
rencana
atau
setelah
proses
perencanaan selesai dan final;
2. Belum terbangunnya sistim informasi data pembangunan;
3. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan;
4. Belum optimalnya penelaahan usulan masyarakat oleh SKPD
5. Belum optimalnya analisa usulan program dan kegiatan dengan SKPD
sehingga terjadi ketidakselarasan output dan outcome yang dihasilkan;
6. Belum optimalnya hasil riset sebagai dasar pengambilan kebijakan
pembangunan
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Daerah
Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih Sejahtera, Mandiri,
Berbudaya dan Terintegrasikannya Sistem E-Government menuju Smart
Regency pada Tahun 2021 berkorelasi dengan tugas dan fungsi Bappeda
yaitu :
1. Mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas
Perencanaan yang berkualitas akan menjadi landasan yang baik
dalam
upaya
mewujudkan
visi
daerah.
Hasil
perencanaan
pembangunan daerah akan akomodatif terhadap dinamika dan
aspirasi masyarakat, sehinga secara efektif dan efisien dapat
mewujudkan
visi,
misi
dan
tujuan
pembangunan
daerah.
Perencanaan pembangunan daerah dilandaskan pada kerangka
berpikir global dan bertindak untuk kepentingan lokal (think globally
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 1
act locally). Hal ini dimaksudkan bahwa perencanaan pembangunan
daerah dapat memberikan arah yang tepat bagi proses pembangunan
daerah sehingga mampu meningkatkan kapasitas daerah dan
masyarakat menghadapi arus globalisasi yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya
saing daerah.
2. Mewujudkan perencanaan pembangunan yang partisipatif
Perencanaan partisipatif adalah proses perencanaan pembangunan
yang mampu mengakomodir secara obyektif berbagai kebutuhan dan
aspirasi masyarakat agar dapat menghasilkan perencanaan yang
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu
dalam setiap pengambilan keputusan memerlukan keterlibatan
seluruh
lapisan
masyarakat
termasuk
di
dalamnya
adalah
perempuan.
Misi meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui
peningkatkan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e-govt
yang terintegrasi
dalam memberikan pelayanan bagi
masyarakat
didukung melalui tujuan yang telah ditetapkan Bappeda, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah
Perencanaan pembangunan daerah merupakan sub sistem dari
sistem perencanaan pembangunan nasional. Sistem perencanaan
pembangunan
mengedepankan
partisipatif
yang
berlandaskan
partisipasi
aktif
seluruh
pada
pendekatan
pada
prinsip
pemangku
perencanaan
keterbukaan
kepentingan
dan
(stakeholders)
dengan menerapkan prinsip kesetaraan dan keadilan. Pemantapan
sistem
perencanaan
pembangunan
daerah
ditempuh
dengan
mengedepankan partisipatif aktif stakeholders agar mampu menghasilkan perencanaan pembangunan yang bersifat komprehensif, dan
holistik atau menyeluruh, sehingga mampu memberikan arah
kebijaksanaan pembangunan dan menciptakan iklim kondusif bagi
keterlibatan
aktif
stakeholders
dalam
keseluruhan
proses
pembangunan daerah yang akan mendukung upaya peningkatan tata
kelola pemerintahan menjadi lebih baik.
Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan
untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 2
tertuang dalam RKPD sebagai penjabaran tahunan dari RPJMD
sehingga dapat tepat sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan.
Evaluasi
pelaksanaan
Rencana
adalah
bagian
dari
kegiatan
perencanaan pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan
dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian
sasaran,
tujuan,
dan
kinerja
pembangunan.
Evaluasi
ini
dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang
tercantum dalam dokumen rencana pembangunan dalam rangka
perencanaan pembangunan.
Institusi
perencana
pembangunan
harus
dapat
meningkatkan
kemampuan menyediakan data atau informasi pembangunan dengan
cepat, tepat dan akurat. Data dan informasi dapat diakses oleh
seluruh
komponen
masyarakat.
Upaya
ini
akan
mendukung
terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat.
2. Mewujudkan pelayanan yang handal
Sebagai penggerak perencanaan, SDM perencana pembangunan
menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan proses
perencanaan pembangunan. Kualitas perencanaan sangat tergantung
pada kemampuan dan keahlian para perencana secara teknis maupun
kemampuan lain yang bersifat intersektoral multidisipliner dan berpikir
komprehensif. Peningkatan kualitas SDM merupakan peningkatan
kualitas individu dalam mengemban beban tugas masing-masing dalam
organisasi. Peningkatan profesionalisme merupakan upaya peningkatan
kinerja terkait dengan kesetiaan, logika dan etika. Meningkatkan
kapasitas instansi perencanaan dengan mengupayakan untuk senantiasa meningkatkan kemampuan baik personil maupun kelembagaan
merupakan upaya untuk mewujudkan pelayanan yang handal kepada
semua pihak.
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 3
Tabel 3.1
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Daerah
Visi : Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan
terintegrasikannya sistem e-governance menuju Smart Regency pada Tahun 2021
Misi dan Program
Faktor
Pelayanan
KDH dan Wakil KDH
No
SKPD
Penghambat
Pendorong
terpilih
1. Misi1: Meningkatkan tata
Pendampingan
Belum ada
1. Sudah
kelola pemerintahan yang
penyusunan
instrumen
terbentuknya
baik melalui peningkatan
perencanaan,
yang baku dan
Pokja/penga
kualitas birokrasi yang
pengendalian
jelas dalam
mpu
responsif dan penerapan e- dan evaluasi
menganalisis
perencanaan
gov yang terintegrasi dalam pembangunan
korelasi antara
dan
memberikan pelayanan
ke SKPD
program yang
Pengendalian
bagi masyarakat
satu dengan
per SKPD
program
Program peningkatan
2. Sudah
lainnya
pengembangan sistem
terbangun edalam
pelaporan capaian
planning
mendukung
kinerja dan keuangan
melalui
pencapaian
Program perencanaan
sistem
sasaran
pembangunan daerah
informasi
maupun
misi
Program peningkatan
perencanaan
daerah
sistem pengawasan
pembanguna
internal dan
n daerah
pengendalian
(Simrenda)
pelaksanaan kebijakan
KDH
Program
Pengembangan
Komunikasi Informasi
dan Media Massa
Program peningkatan
dan Pengembangan
pengelolaan keuangan
dan kekayaan daerah
Program kerjasama
pembangunan
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Program peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur
Program peningkatan
kapasitas sumber daya
aparatur
Program penyelamatan
dan pelestarian
dokumen/arsip daerah
Program
Layanan data
Belum seluruh
Sudah
dan informasi
jenis data
terbangun
pengembangan
data/informasi/statisti pembangunan
pada profil
sistem
k daerah
data dapat
informasi
terisi
profil data
secara online
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 4
No
2
3.
Misi dan Program
KDH dan Wakil KDH
terpilih
Program
pengembangan data
dan informasi
Program peningkatan
kualitas pelayanan publik
Pelayanan
SKPD
Layanan
perijinan KKN,
PKL dan
Penelitian
Faktor
Penghambat
Kepuasan
masyarakat
terhadap
kenyamanan
ruang
pengurusan
perijinan
masih
kurang
Kurangnya
inovasi
Program pengkajian
dan penelitian bidang
Iptek
Layanan
Pengembangan
Iptek
Misi 2 : Meningkatkan
pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang berkualitas
dan menjangkau bagi
semua lapisan masyarakat
Program perencanaan
pembangunan sosial
budaya
Misi 3 : Meningkatkan
penguatan sistem ekonomi
kerakyatan, aksesibilitas
dan kemampuan ekonomi
rakyat, penanggulangan
kemiskinan
Program perencanaan
pembangunan ekonomi
Program perencanaan
prasarana wilayah dan
sumber daya alam
Program
pengembangan dan
pengelolaan jaringan
irigasi rawa dan
jaringan pengairan
lainnya
Layanan data
dan informasi
pembangunan
bidang sosial
budaya
Belum seluruh
jenis data
pada profil
data sosial
budaya dapat
terisi
Layanan data
dan informasi
pembangunan
bidang ekonomi
Belum seluruh
jenis data
pada profil
data bidang
ekonomi dapat
terisi
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Pendorong
Sudah
terbangun
sistem
aplikasi
pelayanan
perijinan
1. Adanya
pedoman
roadmap
SIDa
(Sistem
Inovasi
Daerah)
2. Adanya
website
Bappeda
sebagai
sarana
informasi
dan
publikasi
yang
interaktif
Sudah
terbangun
sistem
informasi
profil data
pembanguna
n secara
online
Sudah
terbangun
sistem
informasi
profil data
pembanguna
n secara
online
Page III - 5
No
4.
Misi dan Program
KDH dan Wakil KDH
terpilih
Misi 4 : Memantapkan dan
meningkatkan kualitas
pengelolaan sumber daya
alam, penataan ruang,
lingkungan hidup dan
kenyamanan
Program Pengendalian
Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan
Hidup
Program Perlindungan
dan
Faktor
Pelayanan
SKPD
Layanan
informasi
penataan
ruang
Penghambat
Adanya
perbedaan
batas wilayah
yang diatur
dalam
Permendagri
dan Perda
RTRW
Pendorong
Sudah adanya
system berbasis
Citra dan kajian
rencana rinci
Konservasi Sumber
Daya Alam
Program perencanaan tata
ruang
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra DIY
Dalam rangka mengintegrasikan, dan mensinergikan perencanaan
antara pusat dan daerah maka diperlukan penyandingan antara
sasaran pada Renstra KL, yaitu Bappenas dan Renstra Provinsi, yaitu
Bappeda DIY sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 3.2
Sasaran Dalam Renstra Bappenas, Bappeda DIY dan
Bappeda Sleman
SASARAN
BAPPENAS
Tercapainya
integrasi,
sinkronisasi
dan sinergi
antar daerah,
antar ruang,
antar waktu,
dan antar
fungsi
pemerintah,
maupun antara
SASARAN
BAPPEDA DIY
Keterpaduan
program/kegiatan
pembangunan
meningkat
SASARAN
BAPPEDA
SLEMAN
Meningkatnya
kualitas
perencanaan
pembangunan
daerah
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
PERMASALAHAN
Adanya potensi
perbedaan arah
kebijakan
program
pembangunan
mengingat
periodisasi yang
berbeda-beda
antara Pusat,
Provinsi dan
Kabupaten
Page III - 6
SASARAN
BAPPENAS
SASARAN
BAPPEDA DIY
perencanaan,
penganggaran,
pelaksanaan
dan
pengawasan
Konsistensi antara
program kegiatan
yang telah
dilaksanakan
dengan rencana
yang telah
disusun
sebelumnya
-
Meningkatnya
peran
Kementrian
PPN/Bappenas
terkait
koordinasi
kebijakan
pembangunan
nasional
lainnya.
Terlaksananya
peningkatan
kapasitas
kelembagaan
Kementerian
PPN/Bappenas
SASARAN
BAPPEDA
SLEMAN
Meningkatnya
kualitas
pengendalian
pembangunan
daerah
Meningkatnya
kualitas
evaluasi
pembangunan
daerah
Tersedianya data
statistik yang
akutantable (up to
date, valid dan
kemudahan akses
untuk publik)
untuk
mendukung
perencanaan
-
Meningkatnya
kualitas data
dan informasi
pembangunan
daerah
-
Meningkatnya
kualitas
layanan
PERMASALAHAN
Perbedaan
nomenklatur
program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
pusat
dengan
yang dilaksanakan oleh Provinsi
dan Kabupaten
Keterlambatan
penyajian data
statistik karena
menunggu hasil
SUSENAS yang
tersedia
mendekati akhir
tahun anggaran
-
Masih lemahnya
monitoring dan
evaluasi
terhadap
pelaksanaan
SOP dan SP
Secara umum, telah ada keselarasan antar sasaran dari instansi
Pusat, Provinsi maupun Kabupaten. Lebih lanjut sasaran-sasaran
tersebut akan dijabarkan melalui indikator kinerja sasaran beserta target
per tahunnya.
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 7
Dalam upaya pencapaian sasaran, dijalankan program dan kegiatan.
Sinergi program dan kegiatan Pemerintah Pusat sebagaimana disusun
oleh Bappenas, Pemerintah Provinsi oleh Bappeda DIY dengan program
dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Sleman yang disusun oleh Bappeda
masih memiliki permasalahan sebagaimana tersebut diatas.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTW
Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031 . Perda tersebut ditetapkan untuk
mengarahkan
pembangunan
di
Kabupaten
Sleman
dengan
memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, dan berkelajutan.
Tabel 3.3
Telaahan RTRW Terkait Pelayanan Bappeda
TELAHAAN
Implikasi
RTRW
IMPLIKASI
TERHADAP
PELAYANAN
BAPPEDA
Permohonan
rekomendasi
tata ruang
dari
masyarakat
belum
sepenuhnya
berpedoman
pada
dokumen
RTRW
FAKTOR
PENDORONG
Bappeda selaku
sekretariat
BKPRD
mempunyai
kewenangan
dalam
mengkoordinasikan kegiatan
penyelenggaraan
penataan ruang
PENGHAMBAT
Belum
ditetapkannya
peraturan
daerah tentang
Rencana Detail
Tata Ruang
Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS) adalah rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program.
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 8
Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Bappeda berdasarkan Analisis KLHS
Hasil KLHS terkait
Tugas dan Fungsi
SKPD
Pelaksanaan
program
perencanaan tata
ruang
mempertimbangkan
penyesuaian alokasi
ruang dengan daya
dukung dan daya
tampung
Faktor
Pelayanan SKPD
Layanan informasi
penataan ruang
Penghambat
Pendorong
Adanya
perbedaan
batas wilayah
yang diatur
dalam
Permendagri
dan Perda
RTRW
Sudah
adanya
system
berbasis
Citra dan
kajian
rencana
rinci
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Perencanaan pembangunan secara terpadu, terarah dan berkesinambungan, diperlukan analisis terhadap berbagai isu strategis. Bappeda
sebagai SKPD yang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan perencanaan pembangunan daerah, memiliki peran yang sangat penting didalam
merumuskan kebijakan perencanaan pembangunan, oleh karenanya
analisis isu strategis merupakan langkah awal didalam proses perencanaan pembangunan daerah. Analisis isu strategis dilakukan melalui
proses brainstrorming dan mapping jenis layanan yang telah dilakukan
oleh Bappeda, faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan layanan,
tantangan dan peluang pengembangan layanan. Berdasarkan proses
analisis tersebut, maka isu strategis Bappeda adalah sebagai berikut :
1. Adanya
peluang
perundangan
dan
inkonsistensi
pedoman
karena
yang
perubahan
mengatur
peraturan
perencanaan,
pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah yang terbit pada
pertengahan tahun rencana atau setelah proses perencanaan selesai
dan telah ditetapkan menjadi produk hukum daerah;
2. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan;
3. Belum optimalnya analisa usulan program dan kegiatan SKPD
sehingga terjadi ketidakselarasan output, outcome yang dihasilkan
dan kontribusinya pada pencapaian sasaran daerah;
4. Kompetensi SDM belum sesuai kebutuhan layanan;
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 9
5. Belum optimalnya hasil riset sebagai dasar pengambilan kebijakan
pembangunan
6. Masih lemahnya monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan SOP
dan Standar Pelayanan
Perubahan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021
Page III - 10