Usulan Perancangan Fasilitas Kerja Untuk Mengurangi Musculoskeletal Disorder (MSDs) Pada Stasiun Pendempulan di CV.Super Plates

III-22

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Permasalahan

Musculoskeletal Disorder (MSDs) adalah keluhan pada otot skeletal yang
dirasakan seseorang mulai dari keluhan yang paling ringan sampai keluhan yang
paling sakit. Otot yang diberi beban statis secara repetitif dan menerima beban
tersebut dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan keluhan sakit pada otot
dimana terjadi kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Pekerja yang
melakukan kegiatan repetitif dalam satu siklus sangat rentan mengalami gangguan
MSDs1.
CV. Super Plates merupakan usaha menengah yang melakukan proses
pembuatan baterai mobil terletak di jalan Balai Desa no.141 Polonia. Usaha ini
memproduksi baterai mobil 20 unit/hari yang terdiri dari beberapa tegangan (volt)
dengan merek baterai yang di produksi adalah Samson. Proses pembuatan baterai
masih dilakukan dengan cara manual dengan bantuan peralatan yang sederhana.

Proses produksi dimulai dari peleburan aluminium, pencetakan plat aluminium,
pemotongan serta perapian plat aluminium, pendempulan, pengeringan, cell
assembly, proses elektrolisis, perakitan dan pemasangan, dan diakhiri dengan
pengecasan. Kondisi nyata dari seluruh tahapan proses produksi pembuatan
baterai, terlihat bahwa proses pendempulan memiliki risiko keluhan pada otot

1

Tarwaka, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, (Denpasar, 2004,
h. 107.

Universitas Sumatera Utara

III-23

rangka. Aktivitas pada stasiun pendempulan dilakukan secara manual dimulai dari
mengambil plat, mengambil dempul, mengoleskan dempul ke seluruh badan plat
kemudian menyusunnya ke dalam rak.
Proses pendempulan dilakukan oleh 2 orang pekerja selama 6 jam/hari.
Kondisi nyata yang ada di lantai produksi memperlihatkan kurangnya fasilitas

kerja yang mendukung berupa kursi kerja sehingga operator mengerjakan
pekerjaannya dengan postur tubuh berdiri statis, leher membungkuk dan kaki
digunakan sebagai tumpuan beban saat berdiri sehingga menyebabkan postur
pekerja tidak ergonomis seperti yang terlihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Posisi Operator Saat Bekerja di Stasiun Pendempulan
Laporan penelitian menyatakan bahwa 30% – 50% tentang kejadian MSDs
berkaitan dengan ergonomi. Masalah ergonomi akan lebih banyak terjadi pada
kondisi pekerjaan seperti mengulangi gerakan yang sama di seluruh hari kerja,
bekerja di posisi tidak benar atau statis, mengangkat barang berat, menggunakan

Universitas Sumatera Utara

III-24

kekuatan berlebihan untuk melakukan tugas, dan terkena getaran yang berlebihan
atau bekerja pada suhu ekstrim (OSHA 3125, 2000)
Penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2013), pada stasiun pemotongan
daun pandan di CV. XYZ dengan postur tubuh berdiri diperoleh hasil SNQ yang
menunjukkan MSDs. Hasil penilaian postur kerja operator dengan metode REBA

menunjukkan level tindakan perbaikan sekarang juga dengan kategori berbahaya
dan dapat menyebabkan risiko MSDs. Berdasarkan hasil antropometri diperoleh
dimensi fasilitas kerja yaitu kursi dengan tinggi 38 cm, panjang 44 cm, lebar 35
cm dan meja dengan tinggi 71 cm, panjang 153 cm, lebar 90 cm.
Penelitian lain dilakukan oleh Kristanto (2011), pada industri Barokah
Jaya dalam memproduksi kerupuk rambak yang terletak di Desa Turus Gede
Rembang. Salah satu proses produksinya adalah pemotongan kerupuk yang
menunjukkan beberapa keluhan dari para pekerja yang merasa kurang nyaman
dengan kondisi kerja duduk di kursi yang terlalu kecil tanpa meja dan dengan
posisi kaki tertekuk dan badan membungkuk sehingga sering mengalami
kesemutan, pegal-pegal, dan cepat merasa lelah. Hasil perancangan meja dan kursi
diperoleh pengaruh terhadap waktu baku dan output standar dalam penyelesaian
pemotongan kerupuk. Kondisi awal sebelum perancangan waktu baku sebesar
9,0848 detik/unit dan output standarnya sebesar 396 unit/jam sedangkan waktu
baku pada kondisi setelah perancangan sebesar 7,6766 detik/unit dan output
sebanyak 468 unit/jam. Kondisi ini menunjukkan peningkatan output sebanyak
72 unit/jam.

Universitas Sumatera Utara


III-25

Tidak

adanya fasilitas kerja operator pendempulan baterai mobil ini

menyebabkan kondisi kerja menjadi tidak ergonomis yang mengakibatkan
keluhan rasa sakit pada tubuh operator pendempulan. Dari wawancara yang
dilakukan terhadap operator, diketahui bahwa keluhan rasa sakit sering terjadi
pada tubuh bagian leher, punggung, pinggang, dan kaki. Operator juga sering
mengalami sakit pada bagian tubuh yang mengakibatkan operator tersebut tidak
dapat bekerja.
Fasilitas kerja yang tidak ergonomis dan sikap kerja yang salah pada
operator pendempulan menyebabkan MSDs sehingga perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk melihat resiko musculoskeletal pada operator dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya untuk mendapatkan usulan rancangan fasilitas kerja
dalam mengurangi risiko Musculoskeletal Disorder pada stasiun pendempulan di
CV.Super Plates.

1.2


Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah terjadinya keluhan rasa sakit

pada operator yang diakibatkan tidak adanya fasilitas kerja pada stasiun
pendempulan baterai tersebut sehingga menimbulkan MSDs (musculoskeletal
disorder).

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian adalah mendapatkan rancangan fasilitas kerja

yang ergonomis di bagian pendempulan.

Universitas Sumatera Utara

III-26

Tujuan khusus penelitian adalah:

1.

Mengidentifikasi bagian tubuh pekerja yang mengalami keluhan rasa sakit
dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM).

2.

Menganalisa dan menilai postur kerja aktual yang dilakukan pekerja dengan
menggunakan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA).

3.

Menilai beban kerja pekerja dengan Heart Rate.

4.

Mengukur dimensi tubuh (antropometri) pekerja sebagai dasar perancangan
fasilitas kerja yang ergonomis dengan Human Body Martin.

1.4


Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1.

Diharapkan

dapat

menjadi

bahan

masukan

bagi

perusahaan


guna

meningkatkan upaya perlindungan kesehatan bagi operator.
2.

Menerapkan

dan

mengembangkan

kemampuan

penulis

dalam

mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan.
3.


Memberi kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan pengalaman dalam
menyelesaikan permasalahan aktual di perusahaan yang dapat menjadi bahan
pertimbangan dan pengembangan pada perusahaan.

1.5

Batasan dan Asumsi Masalah
Batasan masalah pada penellitian ini adalah:

1.

Metode yang digunakan dalam penilaian postur kerja adalah metode REBA
(Rapid Entire Body Assesment).

Universitas Sumatera Utara

III-27

2.


Tidak melakukan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk usulan fasilitas
kerja yang ergonomis.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pekerja yang diamati bekerja secara normal.
2. Proses produksi dan prosedur kerja yang berlangsung pada perusahaan tidak
mengalami perubahan dan dianggap berjalan lancar selama penelitian berlangsung.
3. Peralatan yang digunakan selama proses produksi dalam kondisi yang baik dan
bekerja sesuai fungsinya.

1.6.

Sistematika Penulisan Tugas Sarjana
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian

adalah:
Bab I merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar
belakang permasalahan yang mendasari penelitian. Rumusan masalah yang
merupakan permasalahan pokok yang akan dicari solusinya. Tujuan penelitian
yang berisi mengenai tujuan penelitian secara umum dan secara khusus. Manfaat

dilakukannya penelitian. Batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian
untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang dibahas tidak meluas agar inti
pokok permasalahan dapat diselesaikan. Pada bab ini juga diuraikan sistematika
penulisan tugas akhir.
Pada Bab II Gambaran umum perusahaan berisi mengenai sejarah
perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, bahan baku, bahan penolong, serta bahan

Universitas Sumatera Utara

III-28

tambahan, deskripsi tugas dan tanggung jawab pekerja di CV.Super Plates, jumlah
pekerja dan jam kerja perusahaan.
Pada Bab III Landasan Teori menguraikan mengenai tinjauan pustaka
sebagai landasan utama dalam melakukan analisa dan pembahasan penelitian
yang berisi teori-teori berkaitan dengan postur kerja, kuesioner NBM, metode
REBA, beban kerja fisik, antropometri.
Pada Bab IV Metodologi penelitian menjelaskan mengenai metodologi
yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang meliputi tempat dan waktu
penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir dan instrumen
yang digunakan dalam melakukan penelitian, pengumpulan data, langkah-langkah
pengolahan hasil pengukuran postur kerja dengan metode REBA, identifikasi
kelelahan dengan perhitungan beban kerja fisik, perancangan perbaikan usulan
fasilitas kerja, analisa pemecahan masalah serta kesimpulan dan saran.
Pada Bab V Pengumpulan dan pengolahan data berisi data primer dan
sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu
dalam pemecahan masalah. Data primer terdiri dari data hasil Nordic Body Map
(NBM), pengukuran dimensi tubuh pekerja dan denyut nadi pekerja dan data
sekunder diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi perusahaan.
Pada Bab VI Analisis dan Pembahasan Hasil menguraikan

hasil dan

alternatif dari pengolahan data dan memberikan usulan perbaikan postur kerja
dan perbaikan fasilitas kerja yang ergonomis.
Bab VII Kesimpulan dan Saran berisi hasil yang didapat dari penelitian
dan saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan.

Universitas Sumatera Utara