Usulan Rancangan Fasilitas Kerja pada Stasiun Pengulir Tangkai Sapu untuk Mengurangi Resiko Musculoskeletal Disorder di CV Arba Jaya

V-18

ABSTRAK
Sapu ijuk merupakan alat bantu yang umum digunakan masyarakat untuk
membersihkan lantai. Aktivitas pembuatan sapu ijuk dilakukan secara manual
dengan bantuan alat seadanya. Operator pada stasiun pengulir tangkai sapu ijuk
melakukan aktivitas membungkuk dan memutar secara repetitif selama 8 jam
kerja. Pekerjaan ini digolongkan pekerjaan berat dan dilakukan secara berulang
dalam jangka waktu yang lama. Hasil Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
memperlihatkan keluhan yang dirasakan operator bagian pengulir tangkai sapu
adalah sakit dibahu kanan, sakit pada bokong, sakit pada siku kanan, sakit lengan
atas kanan, sakit pada tangan kiri, sakit pada tangan kanan, Sakit pada paha kiri,
dengan kategori sangat sakit. Hasil Penilaian postur kerja menggunakan metode
rapid entire body assesment (REBA) menunjukan level risiko tinggi bernilai 5-11
artinya operator memerlukan perbaikan sekarang juga. Usulan rancangan fasilitas
kerja berdasarkan prinsip antropometri operator pengulir tangkai sapu ijuk yaitu
tinggi bahu duduk (TBD), Pantat ke lutut (PKL), Lebar pinggul (LP) dan
Jangkauan tangan (JT).

Kata Kunci: Antropometri, Pengulir Tangkai Sapu Ijuk, REBA, SNQ.


Universitas Sumatera Utara