prosedur pengajuan keberatan atas ketetapan pajak kurang bayar PPN

45

BAB IV
HASIL MAGANG DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Harian Selama Magang
Penulis melaksanakan kegiatan magang selama 2 (dua) bulan dimulai sejak
tanggal 18 Juli 2017 s.d 18 September 2017 yaitu masuk pukul 08.00 sampai
dengan 17.00. Penulis melaksanakan kegiatan magang bertempat di Kantor
Akuntan Publik (KAP) Usman & Rekan yang beralamat di Jl. Panjang No.1
Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12230. Selama kegiatan magang, penulis
di bimbing oleh semua staf dan karyawan.
Berikut ini telah tercantum tabel yang berisi tentang kegiatan harian penulis
selama melaksanakan magang :
Tabel 1
Kegiatan Harian Selama Magang
No. Tanggal
1 Selasa,

Waktu


Uraian Kegiatan
1. Perkenalan karyawan dan

18 Juli 2017

penjelasan pekerjaan mahasiswa
08.00 – 17.00

2

Rabu,

3

19 Juli 2017
Kamis,

4

20 Juli 2017

Jumat
21 Juli 2017

magang.
2. Melakukan rekap faktur pajak

08.00 – 17.00
-

(lanjutan)
Tabel 1

ke dalam aplikasi excel.
Melakukan rekap faktur pajak ke
dalam aplikasi excel.
Izin (Ujian TOEFL)
Izin (Seminar Magang)

46


5

Senin,
24 Juli 2017

6

Selasa,

7

25 Juli 2017
Rabu,
26 Juli 2017

8

dan melakukan pencocokan antara
bukti fisik dengan data di excel.
Melakukan rekap faktur pajak ke


08.00 – 17.00

dalam aplikasi excel.
Melakukan pencarian fisik
dokumen faktur pajak di Indoarsip

08.00 – 17.00

dan melakukan pencocokan antara
bukti fisik dengan data di excel.
Melakukan pencarian fisik
dokumen faktur pajak di Indoarsip

08.00 – 17.00

dan melakukan pencocokan antara
bukti fisik dengan data di excel.
1. Pengajian bulanan KAP Usman


Jumat
28 Juli 2017

10

dokumen faktur pajak di Indoarsip

08.00 – 17.00

Kamis,
27 Juli 2017

9

Melakukan pencarian fisik

08.00 – 17.00

& Rekan
2. Melakukan rekap faktur pajak

ke dalam aplikasi excel.
Melakukan pencarian fisik

Senin,
31 Juli 2017

11

Selasa,

12

1 Agustus 2017
Rabu,
2 Agustus 2017

08.00 – 17.00

08.00 – 17.00
08.00 – 17.00


dokumen faktur pajak di Indoarsip
dan melakukan pencocokan antara
bukti fisik dengan data di excel.
Melakukan rekap faktur pajak ke
dalam aplikasi excel.
Melakukan rekap faktur pajak ke
dalam aplikasi excel.

(lanjutan)
Tabel 1
13

Kamis,
3 Agustus 2017

08.00 – 17.00

Mengoreksi data keberatan
dengan mencocokan dokumen


47

14

Jumat,
4 Agustus 2017

15

17

Rabu,

18

9 Agustus 2017
Kamis,
10 Agustus 2017


19

Jumat,

20

11 Agustus 2017
Senin,

21

14 Agustus 2017
Selasa,
15 Agustus 2017

08.00 – 17.00

dengan mencocokan dokumen
fisik.
Mengoreksi data keberatan


08.00 – 17.00

08.00 – 17.00

08.00 – 17.00

08.00 – 17.00
-

dengan mencocokan dokumen
fisik.
Melakukan rekap faktur pajak ke
dalam aplikasi excel.
Melakukan pembetulan atas
perhitungan PPN di aplikasi excel
dengan bukti fisik faktur pajak.
Melakukan rekap faktur pajak ke
dalam aplikasi excel.
Izin (Keperluan PKM)

Melakukan pembetulan atas

08.00 – 17.00

perhitungan PPN di aplikasi excel
dengan bukti fisik faktur pajak.
Melakukan pencarian fisik

Rabu,
16 Agustus 2017

dengan mencocokan dokumen
fisik.
Mengoreksi data keberatan

Selasa,
8 Agustus 2017

22

08.00 – 17.00

Senin,
7 Agustus 2017

16

fisik.
Mengoreksi data keberatan

08.00 – 17.00

dokumen faktur pajak di Indoarsip
dan melakukan pencocokan antara
bukti fisik dengan data di excel.

(lanjutan)
Tabel 1
23

Kamis,

24

17 Agustus 2017
Jumat,

25

18 Agustus 2017
Senin,
21 Agustus 2017

08.00 – 17.00
08.00 – 17.00

Libur hari kemerdekaan
Melakukan rekap faktur pajak ke
dalam aplikasi excel.
Melakukan pembetulan atas
perhitungan PPN di aplikasi excel

48

26

Selasa,

27

22 Agustus 2017
Rabu,
23 Agustus 2017

28

08.00 – 17.00

08.00 – 17.00

29

Jumat,

30

25 Agustus 2017
Senin,
28 Agustus 2017

31

Selasa,

32

29 Agustus 2017
Rabu,
30 Agustus 2017

dalam aplikasi excel.
Melakukan pencarian fisik
dokumen faktur pajak di Indoarsip
dan melakukan pencocokan antara
bukti fisik dengan data di excel.
Melakukan pembetulan atas

Kamis,
24 Agustus 2017

dengan bukti fisik faktur pajak
Melakukan rekap faktur pajak ke

08.00 – 17.00

perhitungan PPN di aplikasi excel
dengan bukti fisik faktur pajak
Izin.

-

Melakukan pencarian fisik
08.00 – 17.00

dokumen faktur pajak di Indoarsip
dan melakukan pencocokan antara
bukti fisik dengan data di excel.
Izin (Mengisi KRS)

-

Mengoreksi data keberatan
08.00 – 17.00

dengan mencocokan dokumen
fisik

(lanjutan)
Tabel 1
33

Kamis,
31 Agustus 2017

34

Jumat,

35

1 September 2017
Senin,

36

4 September 2017
Selasa,
5 September 2017

Mengoreksi data keberatan
08.00 – 17.00

08.00 – 17.00
08.00 – 17.00

dengan mencocokan dokumen
fisik
Libur Idul Adha.
Melakukan koreksi faktur pajak
Mengoreksi data keberatan
dengan mencocokan dokumen

49

37

Rabu,

38

6 September 2017
Kamis,

39

7 September 2017
Jumat,

40

8 September 2017
Senin,

41

11 September 2017
Selasa,
12 September 2017

42

Rabu,

43

13 September 2017
Kamis,
14 September 2017

08.00 – 17.00
08.00 – 17.00
08.00 – 17.00
08.00 – 17.00

08.00 – 17.00

08.00 – 17.00
08.00 – 17.00

fisik
Melakukan koreksi faktur pajak
Melakukan pencocokan data rekap
faktur pajak dengan bukti fisik.
Melakukan pencocokan data rekap
faktur pajak dengan bukti fisik.
Melakukan pencocokan data rekap
faktur pajak dengan bukti fisik.
Melakukan pembetulan atas
perhitungan PPN di aplikasi excel
dengan bukti fisik faktur pajak
Membuat surat keberatan
pemeriksaan pajak.
Membuat surat keberatan
pemeriksaan pajak.

(lanjutan)
Tabel 1
44

Jumat,

45

15 September 2017
Senin,

08.00 – 17.00

08.00 – 17.00
18 September 2017
Sumber : Data diolah oleh penulis, (2018).

Membuat surat keberatan
pemeriksaan pajak.
Pamit hari terakhir magang di
KAP Usman & Rekan.

Berikut ini adalah penjelasan secara garis besar kegiatan yang berlangsung
selama proses magang, di antaranya sebagai berikut :
1.

Melakukan rekap faktur pajak ke dalam aplikasi excel.
Merekap dan menyusun berkas bukti potong yang masuk dan menyimpannya
di dalam sebuah penyimpanan berkas. Merekap faktur pajak berfungsi untuk

2.

menyiapkan data baru yang lebih terstruktur dan rapih.
Melakukan pencarian fisik dokumen faktur pajak di Indoarsip dan melakukan
pencocokan antara bukti fisik dengan data di excel.

50

Pemeriksaan berfungsi untuk mencocokan kembali antara data yang sudah
ada di aplikasi excel dengan bukti fisik faktur pajak yang ada apakah sudah
3.

sesuai atau belum.
Melakukan pembetulan atas perhitungan PPN di aplikasi excel dengan bukti
fisik faktur pajak.
Dalam mempersiapkan pembetulan SPT Masa PPN diperlukan beberapa
dokumen terkait faktur pajak klien untuk diperiksa dan diolah kembali ke
dalam aplikasi excel. Pembetulan berfungsi untuk mencocokan kembali
antara data yang sudah ada di aplikasi excel dengan bukti fisik faktur pajak
yang ada apakah sudah sesuai atau belum.

4.

Membuat surat keberatan pemeriksaan pajak.
Membuat surat keberatan pemeriksaan pajak PPN 2015 ke Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak (DJP). SPHP (Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan) 2015 telah terbit pada tanggal 25 april 2017 dan KAP Usman &
Rekan merasa terdapat beberapa hasil dari SPHP yang tidak sesuai sehingga
akan mengajukan keberatan terhadap hasil pemeriksaan PPN tahun 2015.
Hasil pemeriksaan 2015 yang akan diajukan keberatan ke Kantor Wilayah
DJP adalah Surat Keberatan atas Surat Keberatan Atas Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Atas Pemanfaatan
JKP Masa 2015.

5.

Penyusunan file dan pencarian fisik dokumen faktur pajak di Indoarsip.
Dalam melakukan rekap faktur pajak pertama yang harus dilakukan yaitu
mencari dokumen faktur pajak, karena data dari faktur pajak inilah yang
nantinya akan diolah. Kegiatan ini dilakukan di Indoarsip yaitu tempat

51

penyimpanan berkas-berkas/dokumen-dokumen milik klien. Kemudian
menyusun tiap file klien dan merapihkan file yang sudah selesai di rekap
6.

guna memudahkan apabila di masa yang akan datang ingin dipergunakan lagi.
Membantu pembuatan SPT menggunakan eSPT.
Pembuatan SPT menggunakan software eSPT dari Direktur Jendral Pajak,
untuk memudahkan pembuatan SPT dimana divisi ini berfungsi sebagai

7.

konsultan pajak bagi perusahaan.
Membantu pembuatan surat-surat Tax Dispute yang dihadapi klien.
Sengketa pajak biasanya dimulai dari tidak setujunya Wajib Pajak akan hasil
pemeriksaan dari Tim Pemeriksa dan berakhir dalam pengajuan keberatan dan
dapat juga berakhir pada banding. Penulis membantu dalam pembuatan Surat
Keberatan dan pengkoreksian data keberatan dengan mencocokannya dengan

8.

bukti/dokumen fisik.
Mengamati jalannya persidangan di Sidang Pajak.
Ikut serta ke Pengadilan untuk mempelajari proses sidang atas kasus sengketa

keberatan yang sedang dihadapi.
4.2 Penerapan Teori untuk Kegiatan Harian Selama Magang
4.2.1 Prosedur Pengajuan Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Wajib Pajak mempunyai hak untuk mengajukan keberatan atas suatu
ketetapan pajak dengan mengajukan keberatan secara tertulis kepada Direktur
Jenderal Pajak paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan
pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan kecuali apabila Wajib
Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya. Atas keberatan tersebut Direktur Jenderal
Pajak akan memberikan keputusan paling lama dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan sejak surat keberatan diterima.

52

Adapun pelaksanaan prosedur pengajuan keberatan atas Surat Ketetapan
Pajak adalah sebagai berikut :
1.

Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang dipotong atau
dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai

2.

alasan yang menjadi dasar penghitungan.
Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal
dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau
pemungutan pajak kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa
jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar

3.

kekuasaannya.
Wajib Pajak yang bersangkutan harus dapat membuktikan ketidakbenaran

4.

ketetapan pajak tersebut.
Membuat persandingan atau matriks, sehingga dapat diperbandingkan
perhitungan, koreksi serta sanksi administrasi, seperti dituangkan dalam surat

5.

ketetapan pajak.
Persandingan harus disertakan bukti-bukti yang menjadi dasar penghitungan

6.

yang dilakukan oleh Wajib Pajak.
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak,
Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit
sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil

7.

pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan.
Tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud di atas bukan
merupakan surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan.

4.2.2 Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Wajib Pajak
4.2.2.1 Permohonan Pengajuan Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar

53

Setiap Wajib Pajak mengajukan surat permohonan keberatan atas Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dengan menyampaikan sendiri ke KPP.
Pada Pajak Pertambahan Nilai (PPN) misalnya, ada suatu kewajiban bagi wajib
pajak untuk memasukkan Surat Pemberitahuan (SPT). Dalam surat pemberitahuan
itu wajib pajak yang bersangkutan diharuskan oleh Undang-Undang untuk
memberitahukan jumlah pajak yang akan digunakan sebagai dasar penghitungan
pajak yang terhutang.
Surat permohonan keberatan yang disampaikan sendiri oleh wajib pajak
diterima di Kantor Pelayanan Pajak yaitu Tempat Pelayan Terpadu (TPT).
Kemudian dilakukan perekaman atas surat permohonan keberatan tersebut.
Elemen-elemen yang direkam di Tempat Pelayan Terpadu adalah :
1.

Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP).

2.

Nomor dan Tanggal Surat Keberatan Wajib Pajak.

3.

Nomor dan Tanggal Surat Ketetapan Wajib Pajak.

4.

Jenis Ketetapan.

5.

Jenis Pajak.

6.

Masa dan Tahun Pajak.

7.

Lampiran dan dokumen lainya yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengajukan keberatan.

4.2.2.2 Tata Cara Pengisian Formulir Keberatan

54

Sumber : www.pajak.go.id/sites/default/files/FormulirKeberatan.doc
Gambar 2
Formulir Keberatan

55

Sumber : www.pajak.go.id/sites/default/files/FormulirKeberatan.doc
Gambar 3
Petunjuk Pengisian Formulir Keberatan

56

4.2.2.3 Tata Cara Pengajuan Keberatan
Untuk dapat mengajukan upaya hukum keberatan, Wajib Pajak harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.
2.

Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.
Mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong
atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan

3.

disertai alasan-alasan yang menjadi dasar penghitungan.
1 (satu) surat keberatan diajukan hanya untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak,

4.

untuk satu pemotongan pajak atau untuk satu pemungutan pajak.
Melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah

5.

disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan.
Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat
ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh
pihak ketiga kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu

6.

tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak.
Surat keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat
keberatan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat keberatan tersebut
harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.
Surat Keberatan disampaikan oleh Wajib Pajak ke KPP tempat Wajib Pajak

terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan dengan cara :
1. Secara langsung, dengan menerima bukti penerimaan surat.
2. Melalui pos dengan bukti pengiriman surat.
3. Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman
surat.
4. e-Filing, dengan menerima bukti penerimaan elektronik.
4.2.2.4 Proses Penyelesaian Keberatan

57

SKP
Puas
Tidak Puas

Puas

Keberatan
Pajak

Diajukan ke

Direktur Jendral Pajak

Diajukan ke

Badan Peradilan Pajak

Diajukan ke

Mahkamah Agung Melalui
Badan Peradilan Pajak

Tidak Puas

Selesai
Puas

Banding
Tidak Puas

Puas

Peninjauan
Kembali

Sumber : Supramono dan Theresia Woro Damayanti, (2015 : 34).
Gambar 3
Skema Mekanisme Sengketa Pajak
Dalam

proses

penyelesaian

keberatan,

terdapat

beberapa

tahapan

penyelesaian sebagai berikut:
1.

Peminjaman Data dan Pemberian Keterangan
Dalam proses penyelesaian keberatan, Kepala Unit Pelaksana Penelitian
keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat :
1)

Meminjam buku, catatan, data, dan informasi dalam bentuk hardcopy
dan/atau softcopy kepada Wajib Pajak dan Wajib Pajak wajib memenuhi
paling lama 15 (limabelas) hari kerja sejak tanggal dikirimnya surat
peminjaman dan/atau permintaan.

58

2)

Meminta Wajib Pajak untuk memberikan keterangan, dan Wajib Pajak
wajib memenuhi paling lama 15 (limabelas) hari kerja sejak tanggal
dikirimnya surat peminjaman dan/atau permintaan.

3)

Meminta pihak lain diluar Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan
data dan atau keterangan.

4) Meninjau ke tempat Wajib Pajak jika diperlukan.
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas suatu pemotongan atau
pemungutan pajak, Wajib Pajak wajib menyerahkan asli bukti pemotongan
atau pemungutan pajak dan surat pernyataan yang menyatakan bahwa
pemotongan atau pemungutan pajak belum atau tidak akan dikreditkan.
2.

Peminjaman Data dan Pemberian Keterangan Yang Kedua
Apabila sampai dengan jangka waktu 15 (limabelas) hari kerja sejak tanggal
dikirimkannya surat peminjaman dan/atau permintaan, Wajib Pajak belum
meminjamkan sebagian atau seluruh buku, catatan, data, dan informasi
dan/atau belum memberikan keterangan yang diminta, maka Kepala Unit
Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak
menerbitkan peminjaman dan/atau permintaan yang kedua dalam jangka
waktu 5 (lima) hari kerja sejak batas waktu tersebut diatas berakhir. Wajib
Pajak wajib memenuhi peminjaman dan/atau permintaan yang kedua ini
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal dikirimnya surat
peminjaman dan/atau permintaan.

59

Dalam hal masih diperlukan, Wajib Pajak wajib meminjamkan bukti
tambahan dan/atau memberikan penjelasan, dalam jangka waktu sebagaimana
disebut dalam surat peminjaman dan/atau permintaan tambahan.
3.

Wajib Pajak Tidak Memenuhi Permintaan Data
Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi sebagian atau seluruhnya
peminjaman dan/atau permintaan serta tidak menyerahkan asli bukti
pemotongan atau pemungutan pajak dan surat pernyataan yang menyatakan
bahwa pemotongan atau pemungutan pajak belum atau tidak akan
dikreditkan, keberatan tetap diproses sesuai dengan data yang ada atau
diterima dan Kepala Unit Pelaksana Penelitian keberatan atas nama Direktur
Jenderal Pajak membuat Berita Acara.

4.

Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain dalam rangka Keberatan
Dalam hal diperlukan, untuk mendapatkan data dan/atau informasi yang
objektif yang dapat dijadikan dasar dalam mempertimbangkan keputusan
keberatan, Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan untuk
tujuan

lain

dalam

rangka

keberatan.

Pemeriksaan

yang

dimaksud

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang pemeriksaan.
5.

Pembahasan Sengketa Perpajakan
Dalam proses penyelesaian keberatan, Kepala Unit Pelaksana Penelitian
Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pembahasan
sengketa perpajakan yang diajukan keberatan dengan Wajib Pajak dan/atau
pihak lain yang terkait.

60

Dalam pembahasan sengketa perpajakan tersebut, Kepala Unit Pelaksana
Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat memanggil
Wajib Pajak dan/atau pihak lain yang terkait untuk melakukan pembahasan
sengketa perpajakan yang diajukan keberatan.
Dalam hal Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur
Jenderal Pajak memanggil Wajib Pajak dan/atau pihak lain untuk melakukan
pembahasan sengketa perpajakan yang diajukan keberatan, surat pemanggilan
dikirimkan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal pembahasan
sengketa perpajakan.
Pembahasan sengketa perpajakan tersebut dituangkan dalam Berita Acara
Pembahasan Sengketa Perpajakan.
6.

Data dan/atau Informasi yang Tidak Diberikan pada saat Pemeriksaan
Pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang tidak
diberikan pada saat pemeriksaan, tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatan, kecuali pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
tersebut berada di pihak ketiga dan belum diperoleh Wajib Pajak pada saat
pemeriksaan.
Dalam hal terdapat pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
yang belum diminta pada saat proses pemeriksaan tetapi diperlukan dan
diminta oleh Direktur Jenderal Pajak serta diserahkan oleh Wajib Pajak dalam
proses keberatan, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
yang diserahkan oleh Wajib Pajak tersebut dapat dipertimbangkan dalam

61

penyelesaian keberatan, sepanjang memiliki kaitan dengan koreksi yang
disengketakan.
Dalam hal terdapat pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
yang belum diminta pada saat proses pemeriksaan dan keberatan tetapi
diserahkan oleh Wajib Pajak dalam proses keberatan, pembukuan, catatan,
data, informasi, atau keterangan lain yang diserahkan oleh Wajib Pajak
tersebut dapat dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, sepanjang
memiliki kaitan dengan koreksi yang disengketakan.
7.

Permintaan Hadir, Penjelasan Hasil Penelitian Keberatan, dan Tanggapan atas
Hasil Penelitian Keberatan
Sebelum menerbitkan Surat Keputusan keberatan, Direktur Jenderal Pajak
wajib meminta Wajib Pajak untuk hadir guna memberikan keterangan atau
memperoleh

penjelasan

mengenai

keberatan

Wajib

Pajak

dengan

Surat Pemberitahuan Untuk Hadir tersebut harus dilampiri dengan
Pemberitahuan Hasil Penelitian Keberatan dan Formulir Surat Tanggapan
Hasil Penelitian Keberatan.
Pemberian keterangan dan penjelasan tersebut dituangkan dalam Berita
Acara.
Apabila Wajib Pajak tidak memanfaatkan kesempatan untuk hadir :
1) Dibuat Berita Acara.
2) Proses keberatan tetap dapat diselesaikan.

62

8.

Pencabutan Surat Keberatan
Wajib Pajak dapat mencabut pengajuan keberatan sepanjang Surat
Pemberitahuan Untuk Hadir belum disampaikan (sesuai dengan tanggal
kirim) kepada Wajib Pajak. Pencabutan pengajuan keberatan tersebut
diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala Unit Pelaksana
Penelitian keberatan secara tertulis.
Wajib Pajak yang mencabut pengajuan keberatan tidak dapat mengajukan
permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak
benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b UndangUndang KUP.
Kepala Unit Pelaksana Penelitian keberatan wajib memberikan jawaban atas
pencabutan pengajuan keberatan, paling lama 5 (lima) hari kerja sejak surat
pencabutan pengajuan keberatan diterima.
Dalam hal pencabutan pengajuan keberatan tidak memenuhi syarat maka
proses keberatan tetap diselesaikan dengan penerbitan Surat Keputusan
keberatan.

9.

Kuasa dalam Proses Keberatan
Pasal 15 Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dalam rangka
proses penyelesaian keberatan, kuasa Wajib Pajak harus menyerahkan Surat
Kuasa Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 UU KUP.

10. Jangka Waktu Penyelesaian Keberatan
Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan atas keberatan yang
diajukan Wajib Pajak paling lama 12 (dua belas) bulan sejak saat diterimanya

63

surat keberatan. Keputusan atas keberatan dapat berupa mengabulkan
seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya jumlah pajak
yang masih harus dibayar.
Apabila jangka waktu 12 (dua belas) bulan telah terlampaui dan Direktur
Jenderal Pajak tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan
tersebut dianggap dikabulkan dan Direktur Jenderal Pajak harus menerbitkan
Keputusan keberatan paling lama 1 (satu) bulan sejak jangka waktu tersebut
berakhir.
Keputusan atas keberatan diberikan dengan menerbitkan Surat Keputusan
Keberatan, dan melampirkan Pemberitahuan tertulis mengenai hak dan
kewajiban Wajib Pajak. Keputusan keberatan harus disampaikan kepada
Wajib Pajak melalui pos atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir,
dengan tanda bukti pengiriman surat.
11. Permintaan Keterangan Tertulis terkait Dasar Keputusan Keberatan
Jika diperlukan, sebelum mengajukan banding, Wajib Pajak dapat meminta
keterangan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala
KPP mengenai alasan yang menjadi dasar untuk mengabulkan sebagian atau
menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang dalam surat keberatan
Wajib Pajak. Atas permintaan tersebut, Direktur Jenderal Pajak harus
memberikan keterangan secara tertulis kepada Wajib Pajak paling lama 15
(lima belas) hari kerja sejak surat permintaan Wajib Pajak diterima. Jangka
waktu pemberian keterangan tersebut tidak menunda jangka waktu pengajuan
banding.

64

4.2.3 Dokumen Terkait dengan PPN
4.2.3.1 Faktur Pajak
Dalam rangka merekap faktur pajak pertama yang harus dipersiapkan adalah
dokumen faktur pajak yang akan dilakukan pembetulan.

Sumber : Kantor Akuntan Publik Usman & Rekan.
Gambar 3
Bukti Faktur Pajak
Setelah menyiapkan dokumen faktur pajak yang akan dibetulkan selanjutnya
melakukan rekap atas faktur pajak tersebut kedalam aplikasi excel, rekap ini
berfungsi untuk memudahkan melihat informasi yang akan dibutuhkan dan juga
memudahkan dalam mengolah data nantinya.
Data yang sudah siap lalu diperiksa dengan bukti fisik yang ada untuk melihat
adanya kesalahan terkait data yang ada di dalam aplikasi excel. Setelah
memeriksa data faktur pajak kemudian melakukan pemeriksaan atas perhitungan
PPN apakah sudah sesuai atau belum dengan bukti fisik.

65

Sumber : Kantor Akuntan Publik Usman & Rekan
Gambar 4
Data Rekap Faktur Pajak
4.2.3.2 Jurnal atas Transaksi Terkait PPN
Pada umumnya, pembayaran yang diterima oleh Perusahaan adalah 1 (satu)
bulan setelah penagihan sehingga pencatatan yang dilakukan oleh Perusahaan
pada saat penyerahan JKP adalah :
Uniblled
xxx
Service Revenue
xxx
Jurnal pada saat penerbitan invoice :
Account Receivable
xxx
Unbilled
xxx
Vat – Out
xxx
Jika penerimaan pembayaran dari Bukan Pemungut Pajak :
Bank/Cash
xxx
Account Receivable
xxx
Pencatatan pada saat pelunasan piutang adalah sebagai berikut, jika transaksi
penjualan dilakukan ke Pemungut Pajak :
Bank/Cash
xxx
Vat – Out
xxx
Account Receivable
Perbedaan jurnal pelunasan piutang untuk transaksi ke Pemungut dan Bukan
Pemungut di atas adalah jurnal pelunasan piutang dari Pemungut terdapat

66

pendebetan akun Hutang PPN Keluran. Hal ini dikarenakan PPN Keluaran telah
dipungut dan disetor oleh Klien ke Kas Negara sehingga tidak akan
mempengaruhi perhitungan PPN kurang/lebih bayar Perusahaan. Sesuai dengan
Pasal 2 KMK No.549 Tahun 2000 yang menyatakan bahwa PPN Keluran
dilaporkan Perusahaan rekanan apabila Perusahaan rekanan telah menerima
pembayaran dari Pemungut.
Pembelian dilakukan dengan waktu pembayaran adalah paling lambat akhit
bulan transaksi, sehingga pencatatan yang dilakukan oleh Perusahaan pada saat
pembelian BKP atau JKP adalah :
Inventory
xxx
Vat – In
xxx
Account Payable
xxx
Sedangkan pencatatan yang dilakukan pada saat pembayaran adalah :
Account Payable
xxx
Cash/Bank
xxx
4.2.3.3 Pencatatan PPN
Dalam kegiatan bisnisnya, Perusahaan melakukan transaksi baik penyerahan
JKP dan pembelian BKP atau perolehan JKP. Pencatatan PPN yang dilakukan
Perusahaan secara umum adalah sebagai berikut :
1.

PPN Keluaran (Vat – Out)
PPN Keluaran diperoleh Perusahaan atas transaksi penyerahan JKP kepada
kliennya. Besarnya nilai PPN Keluaran ditentukan dari nilai penyerahan JKP
kepada kliennya.
Jurnal saat selesai dilakukan pengerjaan :
Uniblled
Service Revenue
Jurnal pada saat penerbitan invoice :
Account Receivable
Unbilled

xxx
xxx
xxx
xxx

67

Vat – Out
xxx
Jika penerimaan pembayaran dari Bukan Pemungut Pajak :
Bank/Cash
xxx
Account Receivable
xxx
2.

PPN Masukan (Vat – In)
PPN Masukan diperoleh Perusahaan atas transaksi pembelian BKP atau
perolehan JKP kepada vendor. Perusahaan pada saat pembelian BKP atau JKP
adalah :
Inventory

xxx

Vat – In

xxx

Account Payable

xxx

Sedangkan pencatatan yang dilakukan pada saat pembayaran adalah :
Account Payable

xxx

Bank/Cash
3.

xxx

Jurnal Penyesuaian PPN pada akhir masa pajak
Berdasarkan penelusuran ke buku besar Perusahaan, diketahui bahwa dalam
SPT PPN Perusahaan dinyatakan berstatus Kurang Bayar, sehingga PPN
Masukan langsung di net-off dengan PPN Keluarannya. Jurnal penyesuaian
PPN pada akhir masa pajak :
Vat – Out

xxx

Vat – In

xxx

Dan jurnal pada saat Perusahaan melakukan pembayaran PPN adalah :
Vat – Out
Bank/Cash

xxx
xxx

68

Berikut adalah perhitungan PPN Keluaran dan PPN Masukan untuk Masa
Desember 2015 :
Jumlah PPN Keluaran yang dapat diperhitungkan

:

Rp. xxx

PPN disetor di muka dalam masa pajak yang sama

:

(Rp. xxx)

PPN Masukan yang dapat diperhitungkan

:

(Rp. xxx)

Jumlah PPN yang harus dibayar pada bulan Des 2015 :

Rp. xxx