Penentuan Kadar Logam Besi (Fe) dan Zink (Zn) Pada Air Sumur Warga di Sekitar TPA Sampah Namo Bintang

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TPA Namo Bintang
Tempat pembuangan akhir (TPA) Namo Bintang telah beroperasi sejak tahun
1987. Pengelolaan sampah di TPA ini masih menggunakan sistem pembuangan
terbuka (open dumping). Timbunan sampah padat dan kurangnya sanitasi
menyebabkan polusi lingkungan dan terancamnya komunitas masyarakat yang
tinggal di sekitar TPA. TPA Namo Bintang yang memiliki luas lebih kurang 14
hektar tidak memiliki sarana saluran dan kolam penampungan air lindi. Air lindi
yang dihasilkan dari biodegradasi sampah yang ditumpuk di lahan TPA berpotensi
untuk mengkontaminasi air tanah disekitar kawasan TPA. Sebagian besar
masyarakat menggunakan air sumur sebagai air bersih dan juga sebagai air minum
(Ashar, 2015).
Komposisi sampah yang dibuang di TPA menentukan jumlah logam berat
dalam air lindi. Di Indonesia, metode pengolahan akhir sampah di TPA umumnya
masih menggunakan metode open dumping. Penelitian–penelitian yang berkaitan
dengan pencemaran logam berat pada air tanah disekitar TPA juga telah banyak

dilakukan. Kota Medan merupakann salah satu kota terbesar di Indonesia yang
menghasilkan sampah sekitar 5,495 ton atau 1,374 kubik sampah yang ada di
sekitar kota Medan setiap harinya. Dari seluruh total sampah ini, diperkirakan
62% menjangkau dua TPA, salah satunya TPA Namo Bintang yang berlokasi di
wilayah pemerintahan Kabupaten Deli Serdang yang berjarak sekitar 15 km dari
pusat kota Medan (Ashar, 2015).

Universitas Sumatera Utara

7

Regulasi

di

Indonesia

tidak

mengeluarkan


pedoman

mengenai

pengoperasiaan TPA yang menggunakan metode open dumping, namun justru
berdasarkan UU No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan persampahan dinyatakan
bahwa TPA yang beroperasi dengan sistem open dumping harus sudah ditutup
paling lama lima tahun setelah undang–undang ini di berlakukan. Oleh sebab itu,
pada tahun 2013 pemerintah kota medan wajib tidak mengoperasikan TPA Namo
Bintang. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) No.03 3241 1994 tentang
cara pemilihan TPA, disebutkan bahwa lokasi pemukiman terdekat dengan TPA
adalah 500 meter, sedangkan pada kenyataannya masyarakat yang bermukim di
sekitar TPA hanya berjarak 100 meter (Ashar, 2015).

2.2 Pengertian Air
Air merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat vital. Secara langsung air
diperlukan untuk minum, mandi, mencuci dn lain-lain. Secara tidak langsung air
dibutuhkan sebagai bagian ekosistem yang dengannya kehidupan di bumi dapat
berlangsung. Walaupun air merupakan sumber daya yang dapat diperbarui, tetapi

air akan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia (Azwar, 1996) .
Air juga merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga
air merupakan media transport utama bagi zat-zat makanan dan produk buangan
atau sampah yang dihasilkan proses kehidupan. Air secara alamiah tidak pernah
dijumpai dalam keadaan murni, tetapi selalu ada senyawa atau mineral atau unsur
lain yang terdapat didalamnya. Ketika air mengembun di udara dan jatuh
dipermukaan bumi, air tersebut telah menyerap debu atau melarutkan oksigen,
karbondioksida dan berbagai jenis gas lainnya. Kemudian air tersebut, baik yang
di atas maupun di bawah permukaan tanah waktu mengalir menuju ke berbagai
tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang
dilaluinya atau zat-zat organik lainnya(Achmad,2004).

Universitas Sumatera Utara

8

Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks, antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci dan lain sebagainya. Dengan demikian untuk
kelangsungan hidup, air harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan berkualitas
yang sangat memadai.Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang

paling penting. Seperti diketahui, kadar air pada tubuh manusia mencapai 68%.
Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per
hari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya (Suriawiria,1996).
Air terdapat bebas di alam dalam berbagai bentuk. Air bebas ini sangat
penting juga dalam pertanian, pencucian dan sanitasi umum maupun pribadi,
teknologi pangan dan sebagai air minum. Dalam pabrik pengolahan pangan, air
diperlukan untuk berbagai keperluan misalnya : pencucian, pengupasan umbi atau
buah, penentuan medium pemanasan atau pendingin,pembentukan uap, sterilisasi
dan keperluan-keperluan lainnya. Sumber air dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu : air permukaan (run-off water) misalnya air danau, sungai, bendungan, air
hujan, dan air dalam tanah misalnya sumur dan artesis (Sudarmadji,1989).
Berdasarkan kegunaannya, sumber air dapat dikategorikan menjadi empat
golongan, yaitu :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsuntanpa diolah terlebih dahulu.
2.Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
3.Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan

atau peruntukkan lain yang memprasyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut (Kristanto,2003).

Universitas Sumatera Utara

9

2.2.1 Air minum
Bagi manusia, air minum adalah salah satu kebutuhan utama.Air minum
seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.Air minum pun
seharusnya tidak mengandung kuman, patogen dan segala makhluk yang
membahayakan kesehatan manusia.Tidak mengandung zat kimia yang dapat
mengubah fungsi tubuh.Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan
endapan pada seluruh jaringan distribusinya (Slamet, 1994).
Standar air minum yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang
konsentrasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada di dalam air
minum agar tujuan penyediaan air bersih dapat tercapai. Standar demikian akan
berlainan dari setiapnegara , tergantung pada keadaan sosio-kultural termasuk
kemajuan teknologi suatu negara. Penyediaan air bersih, selain kuantitasnya,
kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku.Untuk ini perusahaan air

minum, selalu memeriksa kualitas airnya sebelum didistribusikan kepada
pelanggan. Karena air baku belum tentu memenuhi standar, maka seringkali
dilakukan pengolahan air untuk memenuhi standar air minum.Tergantung kualitas
air bakunya, pengolahan air minum dapat sangat sederhana sampai sangat
kompleks. Apabila air bakunya baik, maka mungkin tidak diperlukan pengolahan
samasekali. Apabila hanya ada kontaminan kuman, maka disinfeksi saja sudah
cukup. Dan apabila air baku semakin jelek kualitasnya, maka pengolahan harus
lengkap( Slamet,1994).

2.2.2Sumber Air
Dalam memenuhi kebutuhan air, manusia selalu memperhatikan kualitas dan
kuantitas air. Kualitas yang cukup diperoleh dengan mudah karena adanya siklus
hidrologi. Sekalipun air jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam,
melainkan bersikulasi akibat pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang
disebut siklus hidrologi.

Universitas Sumatera Utara

10


Air menguap akibat panasnya matahari. Penguapan ini terjadi pada air permukaan,
air yang berada di dalam lapisan tanah bagian atas (evaporasi), air yang ada di
dalam tumbuhan (transpirasi), hewan dan manusia (transpirasi, respirasi). Uap air
ini memasuki atmosfir. Di dalam atmosfir uap ini akan menjadi awan dan dalam
kondisi cuaca tertentu dapat mendingin dan berubah bentuk menjadi tetesantetesan air dan jatuh kembali ke permukaan bumi sebagai hujan.
Air hujan ini ada yang mengalir langsung masuk ke dalam air permukaan
(run-off), ada yang meresap kedalam tanah (perkolasi) dan menjadi air tanah baik
yang dangkal maupun yang dalam. Air tanah dalam akan timbul ke permukaan
sebagai mata air dan menjadi air permukaan. Air permukaan bersama-sama
dengan air tanah dangkal, dan air yang berada di dalam tubuh akan menguap
kembali

untuk

menjadi

awan.

Maka


siklus

hidrologis

ini

berulang

(Slamet,J.1994).Sumber air dicirikan oleh tiga komponen utama, yaitu komponen
hidrologi, komponen fisika-kimia, dan komponen biologi. Sumber-sumber air
dapat dibagi menjadi beberapa bagian seperti berikut ini :

2.2.2.1 Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Air
permukaan akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lain sebagainya.
Beberapa pengotoran untuk masing-masing air permukaan akan berbeda,
tergantung pada daerah pengaliran air permukaan. Jenis pengotorannya
merupakan kototan fisik, kimia, dan bakteriologi (Sutrisno, 2004).
Air permukaan merupakan air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa,

dan badan air lain yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Air yang
mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan dan air
yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai.Sekitar 69% air
yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan salju, dan sisanya berasal dari
air tanah di wilayah sekitar daerah aliran sungai (Effendy, 2003).

Universitas Sumatera Utara

11

2.2.2.2 Air Tanah (Groundwater)
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah.Air tanah
ditemukan pada akifer.Pergerakan air tanah sangat lambat, kecepatan arus berkisar
antara 10-10-10-3m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan
tanah, dan pengisian kembali.Lapisan tanah yang bersifat porous (mampu
menahan air) dan permeable (mampu melakukan atau memindahkan air) disebut
akifer.Akifer terbagi menjadi, yaitu akifer dangkal dan akifer dalam.Pada akifer
dangkal, maka air tanah biasanya lebih dipengaruhi oleh curah hujan.
Pada dasarnya, air tanah dapat berasal dari air hujan (presipitasi), baik
melalui proses infiltrasi secara langsung ataupun secara tidak lagsung dari air

sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya. Air tanah biasanya
memiliki kandungan besi relatif tinggi. Jika air tanah mengalami kontak dengan
udara akan mengalami oksigenasi, ion ferri pada ferri hidroksida yang banyak
terdapat dalam air tanah akan teroksidasi menjadi ion ferro, dan segera mengalami
presipitasi

(pengendapan)

serta

membentuk

warna

kemerahan

pada

air(Effendi,2003).


2.3Jenis-jenis dari air tanah ada 3, yaitu :
2.3.1 Air Tanah Dangkal
Daya proses peresapan air dari permukaan tanah ini menjadi penyebab terjadinya
air tanah dangkal. Dimana salah satu prosesnya lumpur akan tertahan dengan
sebagian bakteri sehingga air tanah akan menjadi lebih jernih, akan tetapi
kandungan zat kimia seperti garam-garam yang terlarut pada air tanah menjadi
lebih banyak. Hal ini dikarenakan lapisan tanah mengandung unsur-unsur kimia
tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Air tanah dangkal akan dijumpai
pada kedalaman 15 meter dan memiliki kualitas dan kuantitas yang bergantung
pada musim (Sutrisno, 2004).

Universitas Sumatera Utara

12

2.3.2 Air Tanah Dalam
Air tanah dalam memiliki metode pengambilan yang jauh lebih sulit dibandingkan
dengan air tanah dangkal. Biasanya untuk mengambil air tanah dalam ini
digunakan suatu bor dan pipa yang dimasukkan hingga kedalaman 100-300 m lalu
akan didapatkan suatu lapisan air. Air akan menyembur keluar jika terdapat
tekanan yang cukup besar pada tanah dan biasanya disebut sebagai air sumur
artesis. Jika air tidak dapat keluar maka digunakan pipa untuk mendorong air
tanah dalam agar dapat dikeluarkan. Dari segi kualitas, air tanah dalam memiliki
kualitas yang lebih baik daripada air tanah dangkal karena proses penyaringannya
jauh lebih sempurna danbebas dari bakteri. Kandungan zat-zat kimia pada air
tanah disusun sesuai dengan masing-masing lapisan-lapisan tanah yang dilalui
(Sutrisno, 2004).

2.3.3 Air Atmosfer atau Air Hujan
Air atmosfir disebut juga sebagai air hujan dan terjadi melalui proses evaporasi
(penguapan). Uap air bergerak ke atas hingga membentuk awan yang dapat
berpindah karena tiupan angin. Ruang udara yang mendapat akumulasi uap air
secara kontinu akan menjadi jenuh. Oleh pengaruh udara dingin pada lapisan
atmosfer, uap air tersebut mengalami sublimasi sehingga butiran-butiran uap air
membesar dan akhirnya jatuh sebagai hujan. Air yang jatuh sebagai hujan tidak
semuanya dapat mencapai permukaan tanah. Sebagian air yang mencapai
permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah dan menjadi air tanah melalui
proses infiltrasi dan sebagian lagi mengalir ke badan air sebagai air permukaan.
Air hujan memiliki pH normal sekitar 5,6 dan jika terjadi hujan asam maka nilai
pH lebih kecil yaitu 2 atau 3 (Sutrisno, 2004).

Universitas Sumatera Utara

13

2.4 Standar Kualitas Air Minum
Pengertian air minum menurut PERMENKES RI No.492/MENKES/IV/2010
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan (bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik) dan
dapat langsung diminum. Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk
hidup, zat, energi atau komponen lain didalam air. Kualitas air dinyatakan dengan
beberapa parameter, yaitu parameter fisika (suhu, warna, rasa, kekeruhan, padatan
terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar
logam dan sebagainya), parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri dan lain
sebagainya) dan parameter radioaktif (Effendy, 2003).

2.4.1 Parameter Fisika
Parameter fisika yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi
cahaya, suhu, warna dan bau, kecerahan dan kekeruhan, konduktivitas, padatan
total, padatan terlarut, padatan tersuspensi dan salinitas.
Parameter fisika pada air, yaitu sebagai berikut :

1. Suhu
Temperatur dari air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut
dan dapat mempengaruhi reaksi kimia dalam pengelolaan, teruama apabila
temperatur tersebut sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah 10–15°C,
tetapi iklim setempat, kedalaman pipa-pipa saluran air dan jenis air dari sumbersumber air akan mempengaruhi temperatur ini. Disamping itu, temperatur pada air
akan mempengaruhi secara langsung toksisitas banyak bahan kimia pencemar,
pertumbuhan mikroorganisme dan virus (Sutrisno,2004).

Universitas Sumatera Utara

14

2. Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
didalam air.Nilai kekeruhan maksimum yang diperbolehkan pada air minum yaitu
sebesar 5 skala NTU.Kekeruhan dapat disebabkan karena adanya bahan organik
dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus).
Tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempengaruhi proses penyaringan dan
mengurangi efektivitas pada proses penjernihan air (Effendy,2003).
Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna yang berlumpur dan
kotor. Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan, tetapi ia
menjadi tidak disenangi karena rupanya. Terdapatnya suhu, intensitas bau, rasa
dan kekeruhan yang melebihi standar yang ditetapkan dapat menimbulkan
kekhawatiran terkandungnya bahan-bahan kimia yang dapat mengakibatkan efek
toksik terhadap manusia (Sutrisno,2004).

3. Warna dan Bau
Warna dan bau pada air minum disebabkan karena bahan-bahan terlarut dan
tersuspensi baik berupa organik maupun anorganik. Standar kualitas air minum
yang baik adalah tidak bewarna dan tidak berbau.Berdasarkan PERMENKES
No.492/MENKES/PER/IV/2010 kadar maksimum warna yang diperbolehkan
pada air minum sebesar 15 TCU. Menurut Effeny (2003), warna dikelompokkan
menjadi dua, yaitu warna sesungguhnya (true color) dan warna tampak (apparent
color). Warna sesungguhnya adalah warna yang disebabkan oleh bahan-bahan
kimia terlarut.Sedangkan warna tampak adalah warna yang tidak hanya
disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi.

Universitas Sumatera Utara

15

4. Padatan Total, Terlarut, dan Tersuspensi
Padatan total adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami penguapan
dan pengeringan pada suhu tertentu. Padatan tersuspensi total yaitu bahan-bahan
tersuspensi biasanya memiliki diameter sebesar>1 μm. Padatan tersuspensi total
terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik. Padatan terlarut total
adalah bahan-bahan terlarut dengan ukuran diameter yaitu