Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alkhairaat: Studi Sosiologi tentang Peran Alkhairaat dalam Kemajemukan Agama di Kota Palu T2 752015015 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai sebuah Negara yang memiliki masyarakat
plural. Menurut Furnivall, masyarakat plural adalah masyarakat yang terdiri dari
dua atau lebih unsur atau tatanan sosial yang hidup berdampingan, tetapi tidak
bercampur dan menyatu dalam satu unit politik tunggal. 1 Sedangkan menurut
John Titaley pluralism adalah kenyataan bahwa dalam suatu kehidupan bersama
manusia terdapat keragaman suku, ras, budaya dan agama. 2 Kedua defenisi
tersebut mengarah pada suatu realitas kemajemukan seperti halnya realitas
masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, budaya, ras/etnis, dan
agama yang tersebar diseluruh pelosok nusantara. Secara khusus agama, di
Indonesia terdapat enam agama yang diakui keberadaannya, yaitu Islam, Kristen
Protestan, Kristen Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Fu Chu.
Kemajemukan seperti yang diuraikan di atas, juga menjadi fenomena
masyarakat Kota Palu. Secara geografis, Kota Palu memiliki luas Wilayah
395,06 kilometer persegi, berada pada kawasan dataran Lembah Palu dan Teluk
Palu yang secara astronomis terletak antara 0o,36” - 0o,56” Lintang Selatan dan

119o,45” - 121o,1” Bujur Timur, tepat berada di bawah garis Khatulistiwa
dengan ketinggian 0 - 700 meter dari permukaan laut. 3 Kota Palu yang juga
1

Azyurmadi Azra, Merawat Kemajemukan Merawat Indonesia (Yogyakarta: Kanisius,

2007), 10.
2

John A. Titaley, Religiousitas Di Alinea Tiga : Pluralism, Nasionalisme Dan Transformasi
Agama-Agama Di Indonesia (Salatiga: Satya Wacana University Press, 2013), 169.
3
Palu Dalam Angka 2015, Peny. Seksi Integritas Pengolahan dan Diseminisasi Statistik,
(Palu: BPS Kota Palu, 2015), 3.

1

merupakan ibu Kota Propinsi Sulawesi Tengah dibagi dalam delapan Kecamatan
dan 45 Keluarahan. Adapun kedelapan kecamatan tersebut, ialah Kecamatan
Palu Barat, Kecamatan Ulujuna, Kecamatan Tatanga, Kecamatan Palu Selatan,

Kecamatan Palu Timur, Kecamatan Mantikulo, Kecamatan Palu Utara, dan
Kecmatan Taweli. Secara administratif, batas-batas wilayah Kota Palu adalah
sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala;
sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Binangga, di sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Sigi, dan di sebelah Barat berbatasan dengan
Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu.4
Kota Palu merupakan daerah yang didiami oleh berbagai suku bangsa
yang memeluk agama yang berbeda-beda, seperti Kaili, Jawa, Kulawi, Pamona,
Banggai, dan Tionghoa. 5 Kaili sendiri sebagai suku asli terdiri atas 12 (dua
belas) etnik asli tersebar mendiami 10 (sepuluh) kabupaten dan satu kota.6 Selain
suku-suku tersebut, masyarakat Kota Palu juga dihuni oleh masyarakat yang
berlatar belakang suku Bali, Toraja, Manado, Sangihe, Bugis, dan Seko.7 Secara
khusus agama, hingga saat ini di tengah masyarakat Kota Palu terdapat beberapa
agama seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, dan Budha.
Hasil proyeksi Penduduk tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Kota Palu mencapai 362.202 jiwa. Berdasarkan hal itu, prosentase jumlah
penduduk Kota Palu menurut kepemelukan agama adalah Islam 80,67 prosent,
4

Akmal Salim Ruhana, Profil Gerakan Dakwah di Kota Palu dalam Beragama Antara

Jaminan Kemerdekaan Dan Religius, Harmoni: Jurnal Multikultural dan Multireligius, Set. Achmad
Rosidi, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI,
Volume 11, Nomor 2, April – Juni, 2012), 90.
5
Ibid.,
6
Atura Nu Ada Ate Givu Nu Ada To Kaili Ri Livuto Nu Palu, Peny. Timudin Dg. Mangera
Bauwo (Palu: Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, 2012), 18.
7
Hasil pengamatan penulis selama berada di Kota Palu baik sebelum maupun selama proses
penelitian.

2

Kristen Protestan 9,84 prosent, Kristen Katholik 2,68 prosent, Hindu 2,44
prosent, dan Budha 4,37 prosent.8

Tabel I. Penduduk Kota Palu Menurut Agama tahun 2014:
No


Agama

Jumlah Jiwa

Prosentase

1

Islam

292.188

80,67

2

Kristen Protestan

35.641


9,84

3

Kristen Katolik

9.707

2,68

4

Hindu

8.838

2,44

5


Budha

15.828

4,37

6

Kongfuchu

-

-

Jumlah

362.202

100


Sumber: Berdasarkan data Kementrian Agama Kota Palu

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Kota Palu
memeluk agama Islam. Fenomena masyarakat Kota Palu yang mayoritas
penduduknya memeluk agama Islam tidak terlepas dari keberadaan sebuah
Organisasi Islam yang bernama Al-Khairaat. Lembaga Al-khairaat berawal dari
sebuah madrasah di Palu, Sulawesi Tengah, yang didirikan oleh Sayid Idrus bin
Salim Aldjufri pada 14 Muharram 1349 Hijriah, bertepatan 11 Juni 1930
Masehi. Lembaga ini terus berkembang pesat di kota-kota dan kampungkampung hingga pada akhirnya menjadi Organisasi Keagamaan yang mapan,
mandiri dan mempengaruhi banyak daerah lainnya.9
Sayid Idrus bin Salim Aljufri, tokoh pendiri Alkhairaat adalah seorang
Ulama Besar yang berasal dari Hadramaut, memiliki pengetahuan yang luas
8
9

Palu Dalam Angka 2015…, 68.
Akmal Salim Ruhana, Profil Gerakan dakwah…, 91.

3


berbagai disiplin ilmu, khususnya ilmu agama Islam. Dia merupakan sosok
pengembang agama Islam di Sulawesi Tengah, khususnya di Kota Palu.
Organisasi Islam Alkhairaat yang didirikannya memiliki peran penting di tengah
masyarakat Kota Palu. Peran itu ialah Kota Palu menjadi arena pertemuan baik
regional maupun nasonal yang dilaksanakan oleh Organisasi Islam Alkhairaat.
Selain itu, kehadiran Alkhairaat telah mampu menciptakan manusia-manusia
yang mengenal dan mengetahui hak dan kewajibannya terhadap agama, bangsa,
dan negara.10
Dalam pandangan masyarakat Kota Palu, Sayyid Idrus bin Salim Aljufri
adalah sosok yang berjasa dalam memajukan dakwah Islam dan pendidikan di
tengah masyarakat Kota Palu. Dan karena hal itu, pemerintah Kota Palu
menetapkan, pertama, nama Sayyid Idrus bin Salim Aljufri diabadikan menjadi
nama bandara udara di Kota Palu.11 Saat ini Bandar udara Kota Palu bernama
Mutiara Sis Aljufri yang awalnya bernama Mutiara. Kedua, menetapkan
Wilayah Kecamatan Palu Barat sebagai Wilayah pusat religi. Alasan penetapan
tersebut ialah di Kecamatan Palu Barat terletak makam Sayyid Idrus Bin Salim
Aljufri yang menjadi tujuan utama ziarah religi. Ketiga, menetapkan nama
Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri menjadi nama sebuah jalan di Kecamatan Palu
Barat.
Kecamatan Palu Barat merupakan pusat pergerakan Organisasi Islam

Alkhairaat. Di Wilayah inilah terletak Kantor Pusat Pengurus Besar Organisasi
Islam Alkhairaat. Hasil proyeksi penduduk pada tahun 2013, menunjukkan
10

Abd. Muis Thahir, Sejarah Tanah Kaili Dan Perkembangannya, (Towale, 2004), 83.
Wawancara dengan Bapak Abdullah Latopada, Kepala Kantor Kementerian Agama
Provinsi Sulawes, 23 Agustus 2016.
11

4

bahwa jumlah penduduk Kecamatan Palu barat adalah 50.751 jiwa. Berdasarkan
hal tersebut, prosentase jumlah penduduk Kecamatan Palu Barat berdasarkan
kepemelukan agama adalah Islam 95 prosent, Kristen Protestan 3 Prosent,
Kristen Katolik 1 Prosent, dan Budha 1 Prosent.
Tabel I.2. Penduduk Kecamatan Palu Barat menurut agama tahun 201312:
No

Agama


Jumlah Jiwa

Prosentase

1

Islam

48.214

95

2

Kristen Protestan

1.523

3


3

Kristen Katolik

507

1

4

Budha

507

1

5

Hindu

-

-

6

Konfuchu

-

-

Jumlah

50.751

100

Sumber: Kementerian Agama Kota Palu.
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kecamatan Palu
Barat memeluk agama Islam. Hal ini diperkuat dengan banyaknya bangunan
rumah ibadah agama Islam di Wilayah Kecamatan Palu Barat.

Tabel 1.3. Jumlah Bangunan Rumah Ibadah di Kecamatan Palu Barat
Tahun 2016.13
Islam

Kristen

Budha

Hindu

Kongfuchu

Masjid

Surau

Gereja

Wihara

Pura

Miao/Kelenteng

35

21

1

1

-

-

12

Profil Kecamatan Palu Barat 2014, (Palu: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Penanaman Modal Kota Palu, 2014), 33-34.
13
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama proses penelitian. Adapun kegiatan
pengamatan ini dilakukan pada tanggal, 3, 5, 6 September 2016.

5

Secara keseluruhan jumlah Abnaul (masyarakat, umat) Organisasi Islam
Al-Khairaat di Kota Palu tahun 2015, adalah 231.590 jiwa, 75 % dari jumlah
keseluruhan umat Islam yang terdapat di Kota Palu. Hal ini menjadikan
Alkhairaat sebagai organisasi Islam dengan jumlah pengikut terbesar di Kota
Palu 14 dibandingkan dengan organisasi Islam lainnya seperti Nahdatul Ulama
(NU), Darud Da’wah wal Irsyad (DDI), Muhammdiyah, Majelis Ulama
Indonesia (MUI), dan beberapa Organisasi Islam kecil seperti Front Pembela
Islam (FPI), dan Forum Umat Islam (FUI),15 yang juga terdapat di Kota Palu.
Tidak dapat dipungkiri, Kota Palu yang di dalamnya Organisasi
Alkhairaat berdiri dan berkembang memiliki masyarakat yang majemuk dalam
hal agama. Pada umumnya Realitas kemajemukan agama di satu sisi merupakan
suatu tantangan. Tantangan, karena keragaman agamanya, terutama agamaagama dunia, dapat menjadi sumber bagi lahirnya konflik yang sangat serius
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, termasuk juga beragama.
Bawaan nilai-nilai moral, etis dan spiritual agama-agama dunia yang inherent,
dapat menjadi pemicu terciptanya konflik-konflik tersebut. Di sisi lain dapat
menjadi peluang, karena kalau keragaman agama itu bisa tertangani secara tepat,
kemungkinan konflik itu bisa berubah menjadi dukungan

moral, etis dan

spiritual yang positif bagi kehidupan, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
beragama.16
Apa yang dimaksudkan bahwa kemajemukan agama di satu sisi
merupakan sebuah tantangan telah terbukti di tengah kehidupan kemajemukan
14

Wawancara dengan Bapak Lukman Taher, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Alkhairat,
(20 Agustus 2016)
15
Akmal Salim Ruhana, Profil Gerakan Dakwa…, 91.
16
John A. Titaley, Religiousitas Di Alinea…, 43.

6

agama di Indonesia. Dalam sejarahnya, beberapa daerah di Wilayah Indonesia
mengalami berbagai macam konflik yang mengatasnamakan agama. Demikian
halnya masyarakat Kota Palu, dalam beberapa tahun terakhir terjadi peristiwa
intoleransi. Pada tahun 2004, terjadi peristiwa penembakan seorang pendeta.
Kemudian pada tahun 2005, terjadi peristiwa ledakan bom di Maesa, tepatnya di
pasar penjual daging babi. Masih segar dalam ingatan masyarakat Kota Palu
tentang peristiwa penembakan pendeta pada tahun 2004, masyarakat Kota Palu
kembali dikejutkan dengan peristiwa penembakan seorang pendeta pada tahun
2006.17 Tentu peristiwa-peristiwa ini menimbulkan pemikiran apakah tindakantindakan tersebut motifnya agama atau tidak? Kemudian sejauh mana peran
organisasi agama di Kota Palu, seperti halnya Alkhairaat, dalam merespon
berbagai peristiwa intoleransi tersebut?
Berbagai peristiwa intoleransi yang terjadi di tengah masyarakat Kota
Palu, mengindikasikan bahwa kerukunan antaragama di Kota Palu belum
sepenuhnya kondusif. Tindakan-tindakan intoleransi antaragama seperti tersebut
di atas tidak menutup kemungkinan terulang kembali. Dengan kata lain potensi
terjadinya tindakan intoleransi yang dapat mengakibatkan konflik antaragama di
tengah masyarakat Kota Palu yang majemuk, sangat besar. Hal ini memberi
pemahaman bahwa merawat dan menjaga kemajemukan agama masyarakat Kota
Palu, bukanlah sesuatu yang mudah. Realitas kemajemukan agama masyarakat
Kota Palu dapat menimbulkan persoalan-persoalan yang

17

sulit untuk

Halili dan Bonar Tigor Naipospos, Dari Stagnasi Menjemput Harapan Baru, Kondisi
Kebebasan Beragama/Berkeyakinan di Indonesia, ed. Ismail Hasani (Jakarta: Pustaka Masyarakat
Setara, 2014), 144-146.

7

mengatasinya. 18 Berdasarkan hal tersebut, peran organisasi agama, seperti
halnya Alkhairaat, sangat penting dalam rangka menjaga dan merawat
kemajemukan agama masyarakat Kota Palu.
Sebagai sebuah organisasi Islam yang memiliki abnaul terbesar dan
berada di tengah kemajemukan masyarakat Kota Palu, dipastikan Abnaul
Alkhairaat tidak dapat menghindari interaksi sosial dengan pemeluk agama lain.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses interaksi sosial tersebut sering
terjadi gesekan yang dapat menyebabkan konflik antaragama. Dalam konteks
Kota Palu, konflik atas nama agama sering kali terjadi disebabkan karena
kurangnya pemahaman masyarakat Kota Palu terhadap agama orang lain.19
Terciptanya kerukunan antar umat beragama di tengah masyarakat Kota
Palu, tidak terlepas dari peran Organisasi Agama yang terdapat di Kota Palu.
Dan peran tersebut tidak terlepas dari konsep kemajemukan yang dimiliki oleh
suatu organisasi agama. Konsep kemajemukan berhubungan erat dengan sikap
beragama yang dimiliki oleh suatu organisasi Agama, seperti halnya Alkhairaat.
Alkhairaat sebagai Organisasi Islam dengan jumlah abnaul terbesar di Kota
Palu, memiliki peran strategis untuk mewujudkan kerukunan antaragama di Kota
Palu. Jumlah Abnaul seperti itu, dapat menempatkan Alkhairaat sebagai salah
satu pilar dalam menjaga kerukunan hidup beragama di Kota Palu. Dalam Tri
Kerukunan hidup beragama, yaitu kerukunan intern umat beragama, kerukunan
antar umat beragama, dan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah,20

18

Abd. Muis Thahir, Sejarah Tanah Kaili, 85
Hamzah & A. Markarma, Aktualisasi Nilai-Nilai Kebersamaan Dalam Islam Berbasis
Multikulturalisme Di Kota Palu Sulawesi Tengah, (Palu: STAIN Datokarama, ISTIQRA, Jurnal
Penelitian Ilmiah, Vol. 1, No. 1 Januari-Juni 2013), 16.
20
Abd. Muis Thahir, Sejarah Tanah Kaili,... 85
19

8

Alkhairaat memiliki peran besar dalam menjaga tri kerukunan hidup beragama
tersebut.
2.

Masalah Penelitian
Bertolak dari latar belakang pemikiran tersebut di atas maka masalahnya
adalah bagaimana konsep Organisasi Islam Al-Khairaat tentang kemajemukan
agama di Kota Palu? Bagaimana peran Organisasi Islam Al-Khairaat di tengah
kemajemuka agama di Kota Palu?

3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang konsep kemajemukan
Organisasi Islam Alkhairaat serta mendeskripsikan dan menganalisis peran
Organisasi Islam Alkhairaat di tengah kemajemukan agama di Kota Palu.

4.

Manfaat Penelitian
1) Secara teoritis,
Penelitian ini dapat memberikan informasi atau sumbangan pemikiran bagi
masyarakat umum secara khusus Gereja tentang Organisasi Islam AlKhairaat di tengah kemajemukan masyarakat Kota Palu.
2 ) Secara praktis,
Bagi masyarakat Sulawesi Tengah secara khusus masyarakat Kota
Palu yang majemuk, kebebasan beragama yang bertanggung jawab,
toleransi, kerukunan, dan kerja sama antar kelompok-kelompok umat
beragama menjadi syarat utama membangun masyarakat sipil. Oleh sebab itu
penelitian ini sangat penting bagi para pemimpin masyarakat, organisasi

9

keagamaan, dan pemerintah, 21 memahami bahwa kemajemukan agama
masyarakat Kota Palu merupakan sebuah keniscayaan. Dan di dalamnya ada
komitmen bersama untuk menjaga dan merawat kemajemukan agama di
Kota Palu.
5.

Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor (dalam Lexy Moleong, 2010:4), metode kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam defenisi lain
metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan), analisa data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generlisasi. Disebut metode kualitatif, karena data
yang terkumpul lebih bersifat kualitatif.

22

Sifat dari penelitian ini adalah

deskriptif, artinya adalah menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta atau populasi tertentu. 23
Melalui penelitian ini akan diupayakan untuk menggambarkan secara
mendalam tentang situasi atau proses yang diteliti. Namun tidak hanya sebatas
mengumpulkan, menyusun serta mendeskripsikan data, tetapi juga menganalisa

21

Tony Tampake, Redefenisi Tindakan Sosial Dan Rekonstruksi Identitas Pasca Konflik
Poso: Studi Sosiologi Terhadap Gerakan Jemaat Eli Salom Kele’i di Poso, (Salatiga: Satya Wacana
University Press, 2014), 16.
22
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), 1
23
David Samiyono, Pengantar Kedalam Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial, Fakultas
Teologi, (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2004), 7.

10

dan menginterpretasi tentang arti data-data itu. 24 Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data akan menggunakan metode wawancara (interveuw).
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang
yang ingin memperoleh informasi dari seseorang dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis
besar dibagi dua, yakni wawancara tak tersturktur dan wawancara terstruktur.
Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara mendalam,
wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka, wawancara
etnografis. Sedangkan wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara
baku (standardized in-terview) yang susunan pertanyaaannya sudah ditetapkan
sebelumnya (biasanya tertulis dengan pilihan-pilihan jawaban yang juga sudah
disediakan. 25 Dalam proses wawancara yang akan lakukan, penulis mencoba
memadukan kedua model wawancara tersebut. Di satu sisi, penulis melakukan
wawancara mendalam, intensif, dan kualitatif. Di sisi lain, semua pertanyaan
wawancara, sebelumnya penulis telah siapkan. Narasumber utama yang akan
diwawancarai ialah pengurus pusat Gerakan Alkhairaat di Palu, pemerintah, dan
tokoh-tokoh agama lain

yang berkompeten memberikan informasi akurat

tentang Organisasi Islam Alkhairaat.
Penelitian

Kepustakaan.

Penelitian

kepustakaan

merupakan

cara

pengumpulan data dari bermacam-macam material yang terdapat diruang
kepustakaan, seperti koran, buku-buku, majalah, naskah, dokumen dan

24

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1982), 30.
25
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Pradigma Baru Ilmi Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 180.

11

sebagainya yang relevan dengan penelitian. 26 Studi kepustakaan berkaitan
dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan
norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selainitu studi
kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan
penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur Ilmiah.

27

Berdasarakan

pengertian tersebut, maka penelitian tentang konsep dan peran Organisasi Islam
Alkhairaat di Kota Palu menggunakan bermacam-macam material yang terdapat
diruang kepustakaan, buku, dokumen, dan arsip yang dianggap relevan dengan
kajian penelitian. Untuk penelitian kepustakaan ini, penulis lakukan di beberapa
tempat di Kota Palu, seperti Kantor Pengurus Besar Organisasi Islam Alkhairaat,
Perpustakaan Universitas Alkhairaat, dan Perpustakaan daerah Sulawesi Tengah.
6. Sistematika Penulisan
Secara garis besar tesis ini ditulis dalam beberapa bab, yaitu:
1) Bab I Pendahuluan.
Bab ini berisikan uraian tentang latar belakang permasalahan, rumusan
maslaah, tujuan penelitian, mnfaat penelitian, metode penelitian, dan
sistematikan penulisan.
2) Bab II Landasan Teoritis Tentang Peran Agama Dalam Kemajemukan
Bab ini berisi uraian tentang landasan teori dari konsep dan peran agama
dalam kemajemukan. Bagian ini diuraikan dalam tiga bagian, yaitu: defenisi
agama dan keberagamaan, tipologi sikap beragama, dan peran agama.

26

Koentjaraningrat, Kamus Istilah Anhtropologi, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Depdikbud, 1984), 420.
27
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif…, 38.

12

3) Bab III Alkhairaat di Kota Palu
Pada dasarnya yang menjadi inti sari bab III ialah konsep dan peran
Organisasi Islam Alkhairaat di tengah kemajemukan agama masyarakat Kota
Palu. Namun untuk mencapai hal tersebut maka dalam bab III ini diuraikan
beberapa hal yang berhubungan dengan tujuan utama uraian bab III tersebut.
Bab III terdiri atas tiga bagian besar. Pertama, situasi masyarakat Lembah
Palu sebelum agama Islam masuk. Kedua, masuknya agama Islam di Lembah
Palu. Ketiga, Islam Alkhairaat di Lembah Palu. Bagian ketiga terdiri atas
beberapa sub bagian, yaitu: profil Sayyid Idrus bin Salim Aljufri selaku tokoh
pendiri Organisasi Islam Alkhairaat, dari Hadramaut ke Indonesia, berdirinya
Alkhairat di Palu; Al-khairaat: Latar belakang, arti, tujuan serta ajarannya;
Nasionalisme Sayyid Idrus bin Salim Aljufri dan Abnaul Alkhairaat di tengah
kemajemukan masyarakat Indonesia; Alkhairaat paskah Sayyid Idrus bin
Salim Aljufri; dan Alkhairaat dalam Realitas Kemajemukan agama
masyarakat Kota Palu.
4) Bab IV Analisis
Bab IV berisi uraian Alkhairaat dalam kemajemuka agama di Kota Palu. Bab
ini terdiri atas tiga bagain utama, yaitu: Hakikat organisasi Islam Alkhairaat,
analisis konsep kemajemukan Organisasi Islam Alkhairaat serta analisis peran
Organisasi Islam Alkhairaat dalam kemajemukan agama masyarakat Kota
Palu.
5) Bab V Penutup
Berisi kesimpulan dan rekomendasi.

13

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20