Studi Tutupan dan Kerapatan Lamun di Desa Sitardas Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kepulauan Indonesia terbentang antara Samudera Hindia dan Samudera
Fasifik. Ekosistem padang lamun Indonesia diperkirakan sebesar 30.000 km2 dan
masalah yang dihadapi oleh padang lamun sama dengan masalah yang dialami
ekosistem pesisir dan laut lainnya. Ekosistem padang lamun Indonesia kurang
dipelajari dibanding terumbu karang dan mangrove. Tetapi berdasar berbagai
indikasi, padang lamun juga rentan terhadap gangguan alam dan kegiatan manusia
(Solihin, dkk., 2014).
Lamun membentuk ekosistem khusus yang dikenal sebagai padang lamun.
Pada pantai yang didominasi oleh hutan mangrove, komunitas lamun sering
berfungsi sebagai penghubung fungsional dan daerah penyangga antara terumbu
karang (ke arah laut) dengan hutan mangrove (ke arah darat). Jika keadaan
memungkinkan, lamun juga dapat tumbuh dengan baik diterumbu karang, daerah
pasang surut, maupun hutan mangrove. Padang lamun juga ditemukan di sebagian
besar pesisir dengan dasar pasir berlumpur antara terumbu pinggir dan daerah
mangrove (Goltenboth, dkk., 2012).
Penurunan luas padang lamun di Indonesia dapat disebabkan oleh faktor

alami dan hasil aktivitas manusia terutama di lingkungan pesisir. Faktor alami
tersebut antara lain gelombang atau arus yang kuat, badai, gempa bumi, dan
tsunami. Sementara itu, kegiatan manusia yang berkontribusi terhadap penurunan
area padang lamun adalah reklamasi pantai, pengerukan, penambangan pasir, serta
pencemaran (COREMAP-LIPI, 2014).

Universitas Sumatera Utara

2

Desa Sitardas merupakan salah satu desa di Kecamatan Badiri, Kabupaten
Tapanuli Tengah yang menjadi salah satu lokasi konservasi terumbu karang di
wilayah pesisir laut Kabupaten Tapanuli Tengah yang memiliki hamparan padang
lamun. Aktivitas masyarakat pesisir yang umumnya sebagai nelayan yang
mempengaruhi kondisi padang lamun, padahal padang lamun memberi dampak
positif bagi nelayan karena fungsi padang lamun sebagai habitat ikan dan tempat
mencari makan ikan.

Perumusan Masalah
Padang lamun memiliki banyak fungsi terutama fungsi ekologis seperti

habitat biota laut dan tempat mencari makanan bagi berbagai biota laut. Akan
tetapi perlu dilakukan pemantauan secara bertahap untuk melihat kondisi padang
lamun, untuk pemantauan padang lamun didapatkan rumusan perrmasalahan
sebagai berikut:
1.

Berapa persentase tutupan lamun di Desa Sitardas, Kabupaten Tapanuli
Tengah?

2.

Berapa kerapatan lamun di Desa Sitardas, Kabupaten Tapanuli Tengah?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Mengetahui persentase tutupan lamun di Desa Sitardas, Kabupaten Tapanuli
Tengah.


2.

Mengetahui Kerapatan lamun di Desa Sitardas, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Universitas Sumatera Utara

3

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dalam
pengelolaan Sumberdaya pesisir khususnya padang lamun dan sebagai referensi
dalam pengelolaan ekosistem padang lamun bagi masyarakat dan Dinas Kelautan
dan Perikanan Tapanuli Tengah,

Kerangka Pemikiran
Secara umum komunitas padang lamun bersifat dinamis atau mudah
berubah dari waktu ke waktu terutama komunitas padang lamun di Desa Sitardas,
Kabupaten Tapanuli Tengah. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor alami dan hasil
aktivitas manusia. Untuk mengetahui kondisi padang lamun dapat dilihat melalui
tutupan dan kerapatan lamun dengan metode transek kuadrat.


Kerangka

pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Ekosistem Pesisir
Desa Sitardas

Terumbu Karang

Padang Lamun

Mangrove

Pemantauan Padang Lamun

Persentase Tutupan

Kerapatan

Pengelolaan Padang Lamun

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Universitas Sumatera Utara