penentuan materi pelajaran
MAKALAH PERENCANAAN PENGAJARAN BAHASA ARAB
PENENTUAN MATERI PELAJARAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perencanaan pengajaran bahasa arab
yang diampu oleh Dosen Zukhaira
Oleh :
Naili Vidya Yulistyana
(2303410032)
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
1
PRAKATA
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku
umatnya di akhir zaman.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan
Pengajaran Bahasa Arab sesuai dengan tugas tersebut maka selaku mahasiswa, kami
mendapat judul “PENENTUAN MATERI PELAJARAN”.
Makalah ini tidak akan terwujud dengan baik tanpa adanya dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih khususnya
kepada Ustadzah Zukhaira, selaku dosen mata kuliah Perencanaan Pengajaran Bahasa Arab
yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini baik isi maupun susunannya masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini kami
terima dengan senang hati.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami dan umumnya bagi semua
pihak.
Semarang, 9 Oktober 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
Prakata
ii
Daftar isi
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1
1
1
BAB II PEMBAHASAN
2
2.1 Penentuan Materi Pelajaran
2.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menetapkan Materi
2.3 Cara Menetapkan Materi
BAB III PENUTUP
2
3
4
7
3.1 Simpulan
3.2 Saran
7
7
Daftar Pustaka
8
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Materi pelajaran merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian
dipahami oleh siswa, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan instruksional yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau
komponen yang penting artinya untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran materi
pelajaran terdiri dari fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya,
yang terkandung dalam mata pelajaran.
Di samping materi pelajaran, unsur atau komponen lain yang perlu dikembangkan
pula dalam rangka mencapai tujuan-tujuan instruksional ialah kegiatan belajar-mengajar.
Tanpa adanya kegiatan belajar-mengajar yang tepat, sulit bagi siswa untuk dapat
memahami materi pelajaran yang telah disediakan. Kegiatan belajar-mengajar ini
mencakup baik kegiatan guru maupun kegiatan murid yang perlu diwujudkan dalam
setiap pengajaran untuk dapat mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah
ditetapkan.
Oleh karena itu, diharapkan adanya hubungan yang harmonis dan sistematik antara
tujuan, alat evaluasi, materi pelajaran, dan kegiatan belajar-mengajar. Persoalan sekarang
adalah bagaimana menetapkan materi pelajaran dan kegiatan belajar-mengajar yang
benar-benar dapat menunjang tercapainya tujuan-tujuan instruksional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan materi pelajaran?
2. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi?
3. Bagaimana cara menetapkan materi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara menentukan materi pelajaran.
2. Mengetahui apa yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi.
3. Mengetahui cara menetapkan materi.
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1 Penentuan Materi Pelajaran
Penentuan materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang
penting untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran, yang di dalamnya terdiri dari faktafakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya, yang terkandung dalam mata
pelajaran. Sebelum menentukan materi pelajaran yang akan disampaikan, perlu diketahui
pengertian awal dari materi pelajaran itu sendiri. Materi pelajaran merupakan suatu yang
disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa, melalui pembelajaran
yang menyenangkan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan instruksional yang telah
ditetapkan. Peserta didik harus benar-benar merasakan manfaat materi pelajaran itu
setelah ia mempelajarinya.
Dalam pemanfaatan bahan pengajaran sebaiknya mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Ada pemeriksaan awal, artinya bahan pengajaran yang akan digunakan harus
diperiksa terlebih dahulu supaya pengajar dapat menentukan apakah bahan tersebut
dapat berguna bagi peserta didik dalam mencapai tujuan.
2. Persiapan lingkungan, artinya dimanapun penyajian bahan pengajaran akan
berlangsung, semua perlengkapan harus ditempatkan pada tempat yang baik dan
benar.
3. Persiapan peserta didik, artinya apa yang dapat dipelajari sangat tergantung dari
bagaimana para peserta didik dipersiapkan untuk menerima bahan dan materi
pelajaran yang disajikan. Dari segi pendidikan, pengajar harus mempunyai
pandangan yang luas tentang bahan yang diajarkan dan bagaimana cara menyajikan
bahan tersebut. Topik harus rasional dan perlu ditunjukan motif pembelajaran itu.
Bagaimana peserta didik tetap merasa tertarik dan selalu memusatkan perhatian
kepada bahan yang disajikan oleh pengajar. (Iskandarwassid, 2011 : 218).
Penyajian bahan pengajaran, artinya hal yang harus dipersiapkan oleh pengajar
dan ia harus mampu melaksanakannya, ialah menyajikan bahan pelajaran bagaimana
pengajar harus memperhatikan penguasaan terhadap bahan dan materi pelajaran yang ia
sajikan, metode yang digunakan, keterampilan pemanfaatan media sampai kepada
penggunaan bahasa yang baik dan benar. Materi dan bahan pelajaran dirumuskan setelah
penentuan tujuan pengajaran, serta penyusunan alat evaluasi belajar.
Di dalam upaya menentukan materi pelajaran perlu dipertimbangkan kriteria
berikut:
1. Materi atau bahan itu tepat (valid) untuk pencapaian tujuan pengajaran.
2. Bahan ajar bermanfaat, artinya disesuaikan kebutuhan nyata dan tingkatan
pendidikan peserta didik.
3. Materi atau bahan pelajaran harus menarik.
5
4. Materi atau bahan harus berada dalam batas kemampuan peserta didik.
Dengan demikian, penentuan atau pemilihan materi pelajaran yang tepat sangat
penting karena tanpa materi yang tepat sesuai dengan tujuan, seluruh perencanaan dan
kegiatan pelaksanaan pengajaran di depan kelas tidak akan mencapai tujuan yang
optimal.
2.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menetapkan Materi
Materi pelajaran merupakan salah satu masukan yang harus dipertimbangkan
dalam memilih strategi pembelajaran. Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi
formal dan materi informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam buku
teks resmi di sekolah, sedangkan materi informal ialah bahan-bahan pelajaran yang
bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifat ini
dibutuhkan agar pengajaran lebih relevan dan aktual.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran,
antara lain:
a. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan
instruksional.
Contohnya: Di negara manapun, sekolah adalah tempat pendidikan yang berfungsi
mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik atau siswa, yang meliputi
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Pemenuhan fungsi tersebut diwujudkan
antara lain melalui pemberian berbagai jenis bidang studi atau mata pelajaran,
seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, IPA, IPS, Bahasa
Indonesia, dan sebagainya.
Untuk itu materi pelajaran yang diberikan dalam setiap mata pelajaran hendaknya
mendukung pencapaian tujuan instruksional mata pelajaran yang bersangkutan,
dalam rangka mewujudkan fungsi pendidikan yang diemban oleh sekolah tersebut.
b. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan/perkembangan siswa
pada umumnya.
Contohnya: Di samping menunjang pencapaian tujuan instruksional, materi
pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mempertimbangkan pula taraf kemampuan
peserta didik atau siswa yang bersangkutan. Suatu topik yang sama dapat berbeda
tingkat kedalamnnya untuk tingkat sekolah/kelas yang berbeda. Pembahasan tentang
topik lingkungan, kalimat, demokrasi, dan lain-lain, berbeda tingkat kedalamannya
antara kelas II, kelas IV, kelas VI apalagi antar SD, SMP dan SMA.
c. Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.
Contohnya: Dengan sistematis dan berkesinambungan di sini dimaksudkan bahwa
antara bahan yang satu dan bahan yang berikutnya ada hubungan fungsional, dimana 6
bahan yang satu menjadi dasar untuk/ berkaitan dengan bahan berikutnya. Misalnya,
sebelum sampai pada meteri tentang jenis-jenis transmigrasi, perlu dibahas terlebih
dahulu pengertian dari transmigrasi tersebut.
d. Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun
konseptual.
Contohnya: Bahan yang faktual sifatnya konkret dan mudah diingat, sedangkan
bahan yang sifatnya konseptual berisikan konsep-konsep abstrak, dan memerlukan
pemahaman yang lebih dalam. Dalam menetapkan materi pelajaran, kedua jenis
bahan tersebut perlu dimasukkan, berhubung keduanya penting untuk mencapai
tujuan.
2.3 Cara Menetapkan Materi
Menurut Kemp (1977), materi pelajaran atau bahan pelajaran(subject content)
dalam hubungannya dengan proses menyusun rancangan pengajaran merupakan
gabungan antara pengetahuan fakta dan informasi yang terperinci, keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan, syarat-syarat) dan faktor sikap. Sedangkan Merrill
membedakan isi materi menjadi empat, yaitu fakta, konsep, prosedur dan prinsip. Suatu
materi pelajaran yang lengkap akan mengandung keempat hal tersebut yang biasanya
terkait dengan rumusan kompetensi dasar, dan rumusan kompetensi dasar memberi
isyarat apakah materi yang dikehendaki berupa fakta, konsep, prosedur atau prinsip.
Misalnya, apabila di dalam kompetensi dasar verbanya berbunyi menyebutkan, maka
berarti peserta didik berhubungan dengan fakta dan dapat mengidentifikasi konsep
tertentu. Penyusunan kompetensi dasar akan berhubungan dengan penyusunan materi
pelajaran. Jadi, kompetensi dasar sebaiknya diurut dari hal- hal yang konkrit, dan
dilanjutkan dengan konsep, prinsip- prinsip untuk mempermudah pengorganisasian
materi pelajaran. Sebaiknya materi ini disediakan lebih banyak dari yang diperkirakan
supaya dalam pelaksanaan pengajaran tidak kekurangan bahan. Selain itu, mengurangi
bahan biasanya lebih mudah daripada menambah bahan ajar.
Dengan mengacu pada uraian yang telah dikemukakan, ada beberapa hal cara
dalam memilih/ menetapkan materi pelajaran:
a. Tujuan pengajaran
Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada tujuan-tujuan
instruksional yang ingin dicapai.
b. Pentingnya bahan
Materi yang diberikan hendaknya merupakan bahan yang betul-betul penting, baik
dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan
berikutnya.
7
c. Nilai praktis
Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi para siswa, dalam arti mengandung
nilai praktis/bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat perkembangan peserta didik
Kedalaman materi yang dipilih hendaknya ditetapkan dengan memperhitungkan
tingkat perkembangan berpikir siswa yang bersangkutan, dalam hal ini biasanya
telah dipertimbangkan dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan.
e. Tata urutan
Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan
dipelajarinya keseluruhan materi oleh peserta didik atau siswa.
Langkah- langkah berikut ini dapat dijadikan pegangan dalam menyusun materi:
1. Mengidentifikasi nama unit atau topik yang akan diajarkan
2. Mangidentifikasi generalisasi dan konsep yang dipakai dalam tiap unit atau
topik.
3. Mengidentifikasi konsep- konsep dan subkonsep yang meliputi generalisasi.
4. Menyusun generalisasi dan konsep berdasarkan urutan logis.
5. Mengembangkan kerangka rencana untuk setiap unit pelajaran.
Menurut Ali (2002), mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar,
jadi bahan pelajaran harus disusun secara gradual, yaitu:
1. Dari sederhana menuju yang kompleks
2. Dari konkrit menuju yang abstrak
3. Dari umum menuju yang kompleks
4. Dari yang sudah diketahui/faktual menuju konsep yang bersifat abstrak
5. Dari prinsip induksi menuju deduksi atau sebaliknya
Materi pelajaran dapat mengantarkan peserta didik dalam pencapaian tujuan;
bagaimana PBM yang dilaksanakan agar pengajar dan peserta didik mencapai tujuan
secara efektif, dan bagaimana menciptakan evaluasi yang tepat.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan penentuan materi pelajaran di atas dapat disimpulkan:
1. Penentuan materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang
penting untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran, yang di dalamnya terdiri dari
fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya, yang terkandung
dalam mata pelajaran
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi yaitu: (a) Materi
pelajaran hendaknya sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan instruksional,
(b) Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan/perkembangan
siswa pada umumnya, (c) Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara
sistematik dan berkesinambungan, (d) Materi pelajaran hendaknya mencakup halhal yang bersifat faktual maupun konseptual.
3. Cara dalam menetapkan materi diantaranya dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut: (a) Tujuan pengajaran, (b) Pentingnya bahan, (c) Nilai praktis,
(d) Tingkat perkembangan peserta didik, (e) Tata urutan.
3.2 Saran
1. Dalam menentukan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik,
hendaknya memilih materi yang benar-benar bermanfaat setelah dipelajari oleh
peserta didik.
2. Sebelum menetapkan materi yang akan diambil, perlu memperhatikan hal-hal
yang menunjang terpilihnya materi tersebut. Hal ini agar materi yang dipilih
dapat menunjang tujuan instruksional, sesuai dengan tingkat siswanya, materi
tersusun secara sistematis dan materi bersifat faktual maupun konseptual.
3. Agar materi pelajaran yang disampaikan dapat bermanfaat banyak bagi peserta
didik, hendaknya mempertimbangkan tujuan pengajaran, pentingnya bahan, nilai 9
praktis, tingkat perkembangan peserta didik, serta tata urutan dalam menyusun
materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sunendar, Dadang dan Iskandarwassid. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya
S. Nana Syaodih dan R. Ibrahim. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dapah. 2012. Penentuan Materi dan Langkah-langkahnya.
http://dapah.blogspot.com/2012/02/penentuan-materi-dan-langkah-langkah.html#close
Diunduh pada: Selasa, 2 Oktober 2012. Pukul 11.30 WIB
10
PENENTUAN MATERI PELAJARAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perencanaan pengajaran bahasa arab
yang diampu oleh Dosen Zukhaira
Oleh :
Naili Vidya Yulistyana
(2303410032)
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
1
PRAKATA
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku
umatnya di akhir zaman.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan
Pengajaran Bahasa Arab sesuai dengan tugas tersebut maka selaku mahasiswa, kami
mendapat judul “PENENTUAN MATERI PELAJARAN”.
Makalah ini tidak akan terwujud dengan baik tanpa adanya dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih khususnya
kepada Ustadzah Zukhaira, selaku dosen mata kuliah Perencanaan Pengajaran Bahasa Arab
yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini baik isi maupun susunannya masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini kami
terima dengan senang hati.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami dan umumnya bagi semua
pihak.
Semarang, 9 Oktober 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
Prakata
ii
Daftar isi
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1
1
1
BAB II PEMBAHASAN
2
2.1 Penentuan Materi Pelajaran
2.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menetapkan Materi
2.3 Cara Menetapkan Materi
BAB III PENUTUP
2
3
4
7
3.1 Simpulan
3.2 Saran
7
7
Daftar Pustaka
8
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Materi pelajaran merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian
dipahami oleh siswa, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan instruksional yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau
komponen yang penting artinya untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran materi
pelajaran terdiri dari fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya,
yang terkandung dalam mata pelajaran.
Di samping materi pelajaran, unsur atau komponen lain yang perlu dikembangkan
pula dalam rangka mencapai tujuan-tujuan instruksional ialah kegiatan belajar-mengajar.
Tanpa adanya kegiatan belajar-mengajar yang tepat, sulit bagi siswa untuk dapat
memahami materi pelajaran yang telah disediakan. Kegiatan belajar-mengajar ini
mencakup baik kegiatan guru maupun kegiatan murid yang perlu diwujudkan dalam
setiap pengajaran untuk dapat mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah
ditetapkan.
Oleh karena itu, diharapkan adanya hubungan yang harmonis dan sistematik antara
tujuan, alat evaluasi, materi pelajaran, dan kegiatan belajar-mengajar. Persoalan sekarang
adalah bagaimana menetapkan materi pelajaran dan kegiatan belajar-mengajar yang
benar-benar dapat menunjang tercapainya tujuan-tujuan instruksional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan materi pelajaran?
2. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi?
3. Bagaimana cara menetapkan materi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara menentukan materi pelajaran.
2. Mengetahui apa yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi.
3. Mengetahui cara menetapkan materi.
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1 Penentuan Materi Pelajaran
Penentuan materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang
penting untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran, yang di dalamnya terdiri dari faktafakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya, yang terkandung dalam mata
pelajaran. Sebelum menentukan materi pelajaran yang akan disampaikan, perlu diketahui
pengertian awal dari materi pelajaran itu sendiri. Materi pelajaran merupakan suatu yang
disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa, melalui pembelajaran
yang menyenangkan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan instruksional yang telah
ditetapkan. Peserta didik harus benar-benar merasakan manfaat materi pelajaran itu
setelah ia mempelajarinya.
Dalam pemanfaatan bahan pengajaran sebaiknya mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Ada pemeriksaan awal, artinya bahan pengajaran yang akan digunakan harus
diperiksa terlebih dahulu supaya pengajar dapat menentukan apakah bahan tersebut
dapat berguna bagi peserta didik dalam mencapai tujuan.
2. Persiapan lingkungan, artinya dimanapun penyajian bahan pengajaran akan
berlangsung, semua perlengkapan harus ditempatkan pada tempat yang baik dan
benar.
3. Persiapan peserta didik, artinya apa yang dapat dipelajari sangat tergantung dari
bagaimana para peserta didik dipersiapkan untuk menerima bahan dan materi
pelajaran yang disajikan. Dari segi pendidikan, pengajar harus mempunyai
pandangan yang luas tentang bahan yang diajarkan dan bagaimana cara menyajikan
bahan tersebut. Topik harus rasional dan perlu ditunjukan motif pembelajaran itu.
Bagaimana peserta didik tetap merasa tertarik dan selalu memusatkan perhatian
kepada bahan yang disajikan oleh pengajar. (Iskandarwassid, 2011 : 218).
Penyajian bahan pengajaran, artinya hal yang harus dipersiapkan oleh pengajar
dan ia harus mampu melaksanakannya, ialah menyajikan bahan pelajaran bagaimana
pengajar harus memperhatikan penguasaan terhadap bahan dan materi pelajaran yang ia
sajikan, metode yang digunakan, keterampilan pemanfaatan media sampai kepada
penggunaan bahasa yang baik dan benar. Materi dan bahan pelajaran dirumuskan setelah
penentuan tujuan pengajaran, serta penyusunan alat evaluasi belajar.
Di dalam upaya menentukan materi pelajaran perlu dipertimbangkan kriteria
berikut:
1. Materi atau bahan itu tepat (valid) untuk pencapaian tujuan pengajaran.
2. Bahan ajar bermanfaat, artinya disesuaikan kebutuhan nyata dan tingkatan
pendidikan peserta didik.
3. Materi atau bahan pelajaran harus menarik.
5
4. Materi atau bahan harus berada dalam batas kemampuan peserta didik.
Dengan demikian, penentuan atau pemilihan materi pelajaran yang tepat sangat
penting karena tanpa materi yang tepat sesuai dengan tujuan, seluruh perencanaan dan
kegiatan pelaksanaan pengajaran di depan kelas tidak akan mencapai tujuan yang
optimal.
2.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menetapkan Materi
Materi pelajaran merupakan salah satu masukan yang harus dipertimbangkan
dalam memilih strategi pembelajaran. Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi
formal dan materi informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam buku
teks resmi di sekolah, sedangkan materi informal ialah bahan-bahan pelajaran yang
bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifat ini
dibutuhkan agar pengajaran lebih relevan dan aktual.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran,
antara lain:
a. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan
instruksional.
Contohnya: Di negara manapun, sekolah adalah tempat pendidikan yang berfungsi
mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik atau siswa, yang meliputi
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Pemenuhan fungsi tersebut diwujudkan
antara lain melalui pemberian berbagai jenis bidang studi atau mata pelajaran,
seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, IPA, IPS, Bahasa
Indonesia, dan sebagainya.
Untuk itu materi pelajaran yang diberikan dalam setiap mata pelajaran hendaknya
mendukung pencapaian tujuan instruksional mata pelajaran yang bersangkutan,
dalam rangka mewujudkan fungsi pendidikan yang diemban oleh sekolah tersebut.
b. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan/perkembangan siswa
pada umumnya.
Contohnya: Di samping menunjang pencapaian tujuan instruksional, materi
pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mempertimbangkan pula taraf kemampuan
peserta didik atau siswa yang bersangkutan. Suatu topik yang sama dapat berbeda
tingkat kedalamnnya untuk tingkat sekolah/kelas yang berbeda. Pembahasan tentang
topik lingkungan, kalimat, demokrasi, dan lain-lain, berbeda tingkat kedalamannya
antara kelas II, kelas IV, kelas VI apalagi antar SD, SMP dan SMA.
c. Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.
Contohnya: Dengan sistematis dan berkesinambungan di sini dimaksudkan bahwa
antara bahan yang satu dan bahan yang berikutnya ada hubungan fungsional, dimana 6
bahan yang satu menjadi dasar untuk/ berkaitan dengan bahan berikutnya. Misalnya,
sebelum sampai pada meteri tentang jenis-jenis transmigrasi, perlu dibahas terlebih
dahulu pengertian dari transmigrasi tersebut.
d. Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun
konseptual.
Contohnya: Bahan yang faktual sifatnya konkret dan mudah diingat, sedangkan
bahan yang sifatnya konseptual berisikan konsep-konsep abstrak, dan memerlukan
pemahaman yang lebih dalam. Dalam menetapkan materi pelajaran, kedua jenis
bahan tersebut perlu dimasukkan, berhubung keduanya penting untuk mencapai
tujuan.
2.3 Cara Menetapkan Materi
Menurut Kemp (1977), materi pelajaran atau bahan pelajaran(subject content)
dalam hubungannya dengan proses menyusun rancangan pengajaran merupakan
gabungan antara pengetahuan fakta dan informasi yang terperinci, keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan, syarat-syarat) dan faktor sikap. Sedangkan Merrill
membedakan isi materi menjadi empat, yaitu fakta, konsep, prosedur dan prinsip. Suatu
materi pelajaran yang lengkap akan mengandung keempat hal tersebut yang biasanya
terkait dengan rumusan kompetensi dasar, dan rumusan kompetensi dasar memberi
isyarat apakah materi yang dikehendaki berupa fakta, konsep, prosedur atau prinsip.
Misalnya, apabila di dalam kompetensi dasar verbanya berbunyi menyebutkan, maka
berarti peserta didik berhubungan dengan fakta dan dapat mengidentifikasi konsep
tertentu. Penyusunan kompetensi dasar akan berhubungan dengan penyusunan materi
pelajaran. Jadi, kompetensi dasar sebaiknya diurut dari hal- hal yang konkrit, dan
dilanjutkan dengan konsep, prinsip- prinsip untuk mempermudah pengorganisasian
materi pelajaran. Sebaiknya materi ini disediakan lebih banyak dari yang diperkirakan
supaya dalam pelaksanaan pengajaran tidak kekurangan bahan. Selain itu, mengurangi
bahan biasanya lebih mudah daripada menambah bahan ajar.
Dengan mengacu pada uraian yang telah dikemukakan, ada beberapa hal cara
dalam memilih/ menetapkan materi pelajaran:
a. Tujuan pengajaran
Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada tujuan-tujuan
instruksional yang ingin dicapai.
b. Pentingnya bahan
Materi yang diberikan hendaknya merupakan bahan yang betul-betul penting, baik
dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan
berikutnya.
7
c. Nilai praktis
Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi para siswa, dalam arti mengandung
nilai praktis/bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat perkembangan peserta didik
Kedalaman materi yang dipilih hendaknya ditetapkan dengan memperhitungkan
tingkat perkembangan berpikir siswa yang bersangkutan, dalam hal ini biasanya
telah dipertimbangkan dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan.
e. Tata urutan
Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan
dipelajarinya keseluruhan materi oleh peserta didik atau siswa.
Langkah- langkah berikut ini dapat dijadikan pegangan dalam menyusun materi:
1. Mengidentifikasi nama unit atau topik yang akan diajarkan
2. Mangidentifikasi generalisasi dan konsep yang dipakai dalam tiap unit atau
topik.
3. Mengidentifikasi konsep- konsep dan subkonsep yang meliputi generalisasi.
4. Menyusun generalisasi dan konsep berdasarkan urutan logis.
5. Mengembangkan kerangka rencana untuk setiap unit pelajaran.
Menurut Ali (2002), mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar,
jadi bahan pelajaran harus disusun secara gradual, yaitu:
1. Dari sederhana menuju yang kompleks
2. Dari konkrit menuju yang abstrak
3. Dari umum menuju yang kompleks
4. Dari yang sudah diketahui/faktual menuju konsep yang bersifat abstrak
5. Dari prinsip induksi menuju deduksi atau sebaliknya
Materi pelajaran dapat mengantarkan peserta didik dalam pencapaian tujuan;
bagaimana PBM yang dilaksanakan agar pengajar dan peserta didik mencapai tujuan
secara efektif, dan bagaimana menciptakan evaluasi yang tepat.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan penentuan materi pelajaran di atas dapat disimpulkan:
1. Penentuan materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang
penting untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran, yang di dalamnya terdiri dari
fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya, yang terkandung
dalam mata pelajaran
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi yaitu: (a) Materi
pelajaran hendaknya sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan instruksional,
(b) Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan/perkembangan
siswa pada umumnya, (c) Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara
sistematik dan berkesinambungan, (d) Materi pelajaran hendaknya mencakup halhal yang bersifat faktual maupun konseptual.
3. Cara dalam menetapkan materi diantaranya dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut: (a) Tujuan pengajaran, (b) Pentingnya bahan, (c) Nilai praktis,
(d) Tingkat perkembangan peserta didik, (e) Tata urutan.
3.2 Saran
1. Dalam menentukan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik,
hendaknya memilih materi yang benar-benar bermanfaat setelah dipelajari oleh
peserta didik.
2. Sebelum menetapkan materi yang akan diambil, perlu memperhatikan hal-hal
yang menunjang terpilihnya materi tersebut. Hal ini agar materi yang dipilih
dapat menunjang tujuan instruksional, sesuai dengan tingkat siswanya, materi
tersusun secara sistematis dan materi bersifat faktual maupun konseptual.
3. Agar materi pelajaran yang disampaikan dapat bermanfaat banyak bagi peserta
didik, hendaknya mempertimbangkan tujuan pengajaran, pentingnya bahan, nilai 9
praktis, tingkat perkembangan peserta didik, serta tata urutan dalam menyusun
materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sunendar, Dadang dan Iskandarwassid. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya
S. Nana Syaodih dan R. Ibrahim. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dapah. 2012. Penentuan Materi dan Langkah-langkahnya.
http://dapah.blogspot.com/2012/02/penentuan-materi-dan-langkah-langkah.html#close
Diunduh pada: Selasa, 2 Oktober 2012. Pukul 11.30 WIB
10