T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Teknik Permainan Simulasi untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran Kelas X IPS 1 T1 Full text

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK
MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA
NEGERI 1 TENGARAN KELAS X IPS 1

ARTIKEL TUGAS AKHIR
Diajukan kepada program Bimbingan dan konseling
untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh
Taufik Hermawan
132012034

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK
MENINGKATKANKONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1
TENGARAN KELAS X IPS 1

Oleh : Taufik Hermawan
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Pembimbing 1 Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M.Si., Pembimbing 2 Sapto Irawan,
S.Pd, M.Pd.
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikasi teknik permainan
simulasi dalam meningkatkan konsentrasi belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran
Kelas X IPS 1.. Penelitian ini dilaksanakan berdasar hasil pra penelitian ditemukan
Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dengan kategori konsentrasi belajar
Sangat Rendah dan Rendah. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
eksperimen semu dengan desain penelitian pretest-posttest. Subjek penelitian adalah
12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam dua kelompok
dengan teknik purposive random sampling yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner Konsentrasi
Belajar yang terdiri dari 56 item. Teknik analisis data menggunakan Mann Withney
dengan bantuan progam SPSS for windows release 16.0. Terdapat perbedaan yang
signifikan Konsentrasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran Kelas X IPS 1 pada
kelompok eksperimen setelah mengikuti treatment bimbingan kelompok dengan
teknik permainan simulasi dengan koefisien Asymp. Sig ( 2- tailed) sebesar 0,046 <

0,050 dan terdapat peningkatan mean rank kelompok eksperimen dari 2,00 menjadi
5,00. Dengan demikian hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik
permainan simulasi dapat meningkatkan secara signifikan Konsentrasi Belajar Siswa
SMA Negeri 1 Tengaran Kelas X IPS 1.
Kata Kunci :Konsentrasi Belajar, Bimbingan Kelompok teknik Permainan Simulasi

menengah pertama adalah konsentrasi

PENDAHULUAN
Masalah yang saat ini banyak
dialami

dikalangan

menengah

atas

siswa


sekolah

maupun

sekolah

belajar. Kondisi ini dapat berkenaan
dengan keadaan pada diri siswa yaitu
berupa

kelemahan-kelemahan

yang

dapat

objek, misalnya konsntrasi pikiran,

berkenaan dengan lingkungan yang


perhatian, dan sebagainya. Di dalam

tidak menguntungkan bagi dirinya.

belajar seorang siswa memerlukan

dimiliki

siswa

dan

Kemampuan
berkonsentrasi
belajar

siswa

penting


maupun

menyelesaikan
diberikan.

juga

untuk

pada

saat

pada

saat

tugas-tugas

yang


Secara

umum

yang

dimaksud dengan konsentrasi adalah
suatu kemampuan seseorang untuk
bisa mencurahkan perhatian dalam
waktu yang relatif lama Firosalia,
(2007). Sedangkan seorang anak yang
dikatakan berkonsentrasi dalam belajar
adalah di mana ketika anak tersebut
bisa memusatkan perhatiannya pada
apa

yang

dipelajari.


Dengan

berkonsentrasi,

anak

tidak

mudah

mengalihkan

perhatiannya

pada

masalah lain di luar apa yang dia
pelajari. Semakin banyak informasi
yang diserap ketika dia mengikuti

pelajaran maka semakin baik pula
kemampuan

konsentrasinya

dalam

mengikuti proses pembelajaran.
Menurut
konsentrasi

Djamarah,

belajar

adalah

konsentrasi

dalam


perwujudan

perhatian yang terpusat pada materi
yang

dipelajari

disampaikan

agar

apa

mampu

yang

dipahami.


Sedangkan menurut Deny Hendrata,
(2007) konsentrasi merupakan sumber
kekuatan pikiran yang akan bekerja
berdasarkan daya ingat dan lupa.
Pikiran tidak dapat bekerja untuk lupa
dan untuk mengingat dalam waktu
yang bersamaan. Seseorang terkadang
sangat mudah melupakan sesuatu hal
karena daya konsentrasi terhadap apa
yang pernah dipahami tersebut mulai
berkurang, sedangkan orang

yang

mempunyai konsentrasi yang baik
maka akan mengingat suatu hal dalam
waktu yang cukup lama. Slameto,
(2003)

berpendapat


belajar

bahwa

berkonsentrasi

dalam
berarti

memusatkan pikiran terhadap suatu
mata

pelajaran

dengan

mengesampingkan segala hal lainya
(2008),
suatu

pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu

yang

tidak

pelajaran.

berhubungan

dengan

Beberapa permasalahan siswa

layanan-layanan di dalam bimbingan

khususnya di SMA Negeri 1 Tengaran

dan

seperti kurang tegasnya para guru

sekolah meliputi, layanan informasi,

terhadap pemakaian handphone di

orientasi, penyaluran dan penempatan,

sekolahan terutama pada saat jam

konseling

pelajaran

kelompok dan bimbingan kelompok.

yang

berdampak

pada

kurangnya konsentrasi siswa terhadap
pelajaran. Kemudian masih kurangnya
kemauan siswa dalam memfokuskan
fikirannya terhadap pelajaran di kelas,
justru siswa lebih mudah terpengaruh
kondisi di luar kelas sehingga fikiran
mereka justru di luar mata pelajaran di
dalam kelas. Akibatnya pada saat
ulangan akhir atau test akhir mereka
kesulitan mengerjakan soal-soal yang
sebenarnya sudah pernah dipelajari
pada saat pelajaran berlangsung.
Permasalahan
belajar

ini

tidak

konsentrasi
hanya

menjadi

konseling

yang

diadakan

individu,

di

konseling

Tohirin (2008) mengemukakan
bahwa “layanan bimbingan kelompok
merupakan suatu cara memberikan
bantuan (bimbingan) kepada individu
(siswa) melalui kegiatan kelompok.
Dalam layanan bimbingan kelompok,
aktivitas, dan dinamika kelompok
harus diwujudkan untuk membahas
berbagai

hal

yang

pengembangan

berguna

atau

bagi

pemecahan

masalah individu (siswa) yang menjadi
peserta layanan. Sedangkan tujuan dari
bimbingan kelompok menurut Winkel
dan

Sri

Hastuti

(2004)

adalah

tanggung jawab guru di bidang studi

menunjang perkembangan pribadi dan

saja tetapi juga menjadi tanggung

perkembangan sosial masing-masing

jawab guru pembimbing yaitu melalui

anggota kelompok serta meningkatkan

layanan bimbingan dan konseling, di

mutu kerja sama dalam kelompok

mana layanan ini akan sangat efektif

guna aneka tujuan yang bermakna bagi

karena akan memahami lebih dalam

para

apa sebenarnya yang menjadi inti

tersebut,

permasalahan siswa tersebut. Beberapa

meningkatkan

partisipan.

Berdasarkan

peneliti
konsentrasi

hal

berupaya
belajar

siswa

dengan

melakukan

layanan

tidak

disukainya

atau

pelajaran

tersebut diajarkan oleh pengajar yang

bimbingan kelompok.

juga tidak disukainya.

LANDASAN TEORI

Menurut Dimyati dan Mudjiono

Konsentrasi Belajar

(2009),

“Konsentrasi

belajar

Jika seorang siswa sering merasa

merupakan kemampuan memusatkan

tidak dapat berkonsentrasi di dalam

perhatian pada pelajaran. Pemusatan

belajar, sangat mungkin siswa tidak

perhatian tersebut tertuju pada isi

dapat merasakan nikmat dari proses

bahan

belajar yang dilakukannya. Hal ini

memperolehnya.”

mungkin dapat terjadi karena siswa
sedang mempelajari pelajaran yang
tidak disukai, pelajaran yang dirasakan
sulit, pelajaran dari guru yang tidak
disukai, atau suasana tempat belajar
yang siswa pakai tidak menyenangkan

Gangguan konsentrasi pada saat
belajar banyak dialami oleh para
pelajar terutama di dalam mempelajari
pelajaran

tingkat

kesulitan

yang

mempunyai

cukup

tinggi,

misalnya pelajaran yang berkaitan
dengan ilmu pasti, atau mata pelajaran
yang termasuk kelompok ilmu sosial.
Kesulitan

Menurut
mengemukakan
siswa

yang

konsentrasi

semakin

bertambah berat jika seorang pelajar
terpaksa mempelajari pelajaran yang

maupun

proses

Fanu

(2009)

beberapa

ciri-ciri

mengalami

masalah

konsentrasi belajar antara lain :
a. Tidak bisa memberikan perhatian
yang

(Hakim, 2003).

mata

belajar

penuh

atau

melakukan

kesalahan-kesalahan
ceroboh

karena

dalam

melakukan

pekerjaan atau pelajaran sekolahnya
b. Mengalami kesulitan untuk terusmenerus terfokus pada pekerjaan
sekolah ketika sedang belajar atau
tidak

kerasan

bermainnya
bermain

dengan

ketika

ia

kegiatan
sedang

c. Tampak

tidak

memberikan

i. Pelupa

atau

mudah

melupakan

perhatian dan tidak menghormati

pelajaran atau materi yang sudah

orang lain ketika sedang berbicara

diberikan

d. Tidak bisa megikuti petunjuk atau
arahan yang diberikan kepadanya

Bimbingan Kelompok
Bimbingan

untuk melakukan sebuah pekerjaan

kelompok

dan tugas-tugas sekolahnya (tetapi

proses

hal

diberikan pada individu dalam situasi

ini

bukan

dikarenakan

ketidakmampuannya
memahami

untuk

atau

kenakalannya,

karena
melainkan

pemberian

adalah

kelompok.

bantuan

Bimbingan

yang

kelompok

ditujukan untuk mencegah timbulnya
masalah

pada

siswa

dan

bisa

mengembangkan potensi siswa. Secara

memperhatikan petunjuk tersebut,

umum dapat dikatakan bahwa sebagai

melainkan pada hal-hal lainnya)

salah

disebabkan oleh ia tidak

e. Mengalami

kesulitan

dalam

satu

bimbingan

teknik

bimbingan

kelompok

,

mempunyai

mengorganisasikan/mengatur tugas-

prinsip, kegiatan dan tujuan yang sama

tugas dan kegiatan-kegiatannya

dengan bimbingan. Perbedaanya hanya

f. Menghindari, tidak menyenangi,
dan enggan mengerjakan tugastugas

yang

memerlukan

(Romlah, 2001). Melalui kegiatan
bimbingan individu diharapkan dapat :

g. Menghilangkan berbagai macam
barang-barang yang dimilikinya,
seperti mainan, tugas-tugas sekolah,
pensil, buku, peralatan, baju, dan
seterusnya

(1)

bergerak

rangsangan-rangsangan lainnya

atau

menggunakan

dan

mengembangkan kemampuanya secara
optimal; (2) membuat pilihan-pilihan
yang tepat dan bijaksan; dan (3) dapat
mengatasi

h. Mudah terusik oleh kegaduhan,
yang

situasi kelompok.

usaha

mental berlarut-larut seperti PR

objek

terletak pada pengelolaan, yaitu dalam

masalah-masalah

yang

dihadapi baik disekolah maupun luar
sekolah.

pemainnya

Teknik Permainan Simulasi
Permainan

simulasi

dapat

merupakan gabungan antara teknik
bermain

peranan

dengan

teknik

diskusi. Dalam permainan stimulasi
para pemainnya berkelompok dan
berkompetisi untuk mencapai tujuantujuan

tertentu

dengan

mentaati

peraturan-peraturan yang ditetapkan
bersama. Permainan simulasi cocok
dipakai

untuk

memotivasi

anak

belajar, terutama bila bahan pelajaran
yang dipelajarinya kurang menarik.
Permainan simulasi selain berguna
untuk memperkenalkan konsep dan
menanamkan

pengertian

tentang

sesuatu hal, juga mempunyai kekuatan
untuk

membangkitkan

minat

dan

perhatian anak.

penellitian

ini

yang

simulasi. Menurut Romlah (2001)
permainan simulasi dapat dikatakan
merupakan gabungan antara teknik
bermain peran dengan teknik diskusi.
permainan

berkompetisi untuk mencapai tujuantujuan

tertentu

dengan

mentaati

peraturan-peraturan yang ditetapkan
bersama.
Cara membuat permainan simulasi:
1. Meneliti

masalah

yang

banyak

dialami anak, terutama menyangkut
bidang

pendidkan

dan

sosial.

Merumuskan tujuan yang ingin
dicapai dalam permainan itu
2. Membuat

daftar

atau

sumber-

sumber yang dapat dipakai untuk
membantu penyelesaian topik yang
akan dikerjakan.
3. Memilih situasi dalam kehidupan
sebenarnyan yang ada kaitannya
dengan kehidupan siswa.

situasi-situasi yang sudah dipilih.

digunakan adalah teknik permainan

Dalam

dan

4. Membuat model atau skenario dari

Tahap-Tahap Permainan Simulasi
Dalam

berkelompok

simulasi

para

5. Identifikasi apa saja dan berapa
orang yang akan terlibat dalam
permainan

tersebut.

Pemegang

peran apa saja sangat diperlukan
dan apa peran masing-masing.
6. Membuat alat permainan simulasi,
misalnya beberan simulasi, kartu
pesan, kartu yang berisi kegiatan

yang harus dilakukan untuk mengisi
kegiatan selingan, dsb.
Setelah

permainan

Firosalia
penentuan

pemain maka dilaksanakan permainan
dengan

Berdasarkan hasil penelitian

langkah-langkah

sebagai

berikut :

(2007)

meneliti

tentang

teknik konsntrasi belajar siswa kelas
X-5 SMA N 1 Salatiga melalui
bimbingan kelompok dengan hasil
bahwa bimbingan kelompok tidak
dapat meningkatkan teknik konsentrasi

1. Menyediakan alat permainan
beserta kelengkapannya.

belajar siswa X-5 SMA N 1 Salatiga
karena dalam 7 aspek konsentrasi yang

2. Fasilitator menjelaskan tujuan

diajukan hanya signifikan terhadap

permainan dan yang menjadi

peningkatan konsentrasi belajar dalam

fasilitaor yaitu suru, konselor

mengatasi gangguan pemikiran akibat

dan wali kelas.

kejenuhan. Hal ini bisa saja terjadi

3. Menentukan

pemain,

pemegang peran dan penulis.

karena layanan yang diberikan kurang
spesifik, misal dengan satu teknik baik

4. Menjelaskan aturan permainan

itu bermain peran, teknik diskusi

5. Bermain dan berdiskusi.

kelompok atau juga dengan teknik

6. Menyimpulkan hasil diskusi

permainan.

Bisa

juga

karena

setelah seluruh permainannya

kurangnya pemahaman siswa terhadap

selesai

penyampaian materi dan hasil kegiatan

dan

mengemukakan

masalah-masalah yang belum

bimbingan

sempat diselesaiakan pada saat

konsentrasi siswa tidak bis meningkat

itu.

dengan bimbingan kelompok.

7. Menutup

permainan

serta

menentukan waktu dan tempat
bermain berikutnya.

sehingga

Sedangkan
Dirgantoro
“Efektifitas
Kelompok

(2012)

penelitian

Walet

dengan

judul

Layanan
dalam

membuat

Bimbingan
Meningkatkan

Konsentrasi Belajar siswa Kelas XI

IPS 3 SMA Krisren Purwodadi”,

sama

dengan

dilakukan

hasil

kelompok

bahwa

secara

meningkatkan
siswa

XI

signifikan

konsentrasi

IPS

Purwodadi

bimbingan

3

dengan

SMA

dengan

penelitian

yang

bahwa

hasil

Walet

dapat

penelitian yang dilakukan Jarwi di

belajar

SMK PGRI 2 Salatiga kela XE dapat

Kristen

dikatakan

p=0,029≤0,050.

berhasil.

menggunakan

Peneliti

beberapa

juga

teknik

di

Berbeda dengan hasil dari penelitian

dalam pemberian layanan bimbingan

Firosalia,

kelompok,

meskipun

dengan

dalam

penelitian

ini

menggunakan beberapa teknik yang

menurut

ada dalam bimbingan kelompok tetapi

pertemuannya siswa sangat antusias

peneliti ini berhasil meningkatkan

dan mengikuti dengan baik kegiatan

konsentrasi siswa kelas XI IP 3 SMA

bimbingan kelompok. Dari hal itu

Kristen Purwodadi. Berarti dalam

jugalah

pelaksanaan

mempunyai

layanan

bimbingan

kelompok ini berjalan dengan baik dan

konsentrasi

belajar

siswa.

yang

pada

membuat
kemauan

setiap

siswa
untuk

meningkatkan konsentrasi belajarnya.

dapat dikatakan sukses karena mampu
meningkatkan

Walet

Dari ketiga penelitian di atas
menurut penulis melihat bahwa masih
ingin membuktikn bahwa sebenarnya

Penelitian

yang

dilakukan

tehnik apa yang lebih tept digunakan

Jarwi (2010) mengenai “Efektivitas

dalam

layanan bimbingan kelompok dalam

belajar dengan layanan bimbingan

meningkatkan

kelompok

konsentrasi

belajar

meningkatkan

sehingga

konsentrasi

peneliti

siswa SMK PGRI 2 Salatiga kelas XE

menggunakan tehnik permainan dalm

jurusan

menghasilkan

upaya untuk meningkatkan konsentrasi

bahwa layanan bimbingan kelompok

belajar siswa di SMA Negeri 1

efektif

Tengaran Kelas X IPS 1.

sekretaris”
secara

meningkatkan

signifikan
konsentrasi

dapat
belajar

siswa dengan p=0,007≥0,050. Hampir

Subjek yang diambil dalam

METODE
Jenis

penelitian

ini

adalah

eksperimen yang digunakan adalah
eksperimen

semu

(Quasi

Eksperimental )dengan desain pretestposttest. Penelitian eksperimental ini
meniru

kondisi

penelitian

eksperimental murni semirip mungkin,
akan tetapi tidak semua variabel yang
relevan

dapat

dikendalikan

dan

dimanipulasi (Azwar,2000). Penelitian
dimulai dengan memberikan Pre-Test
kepada

kelompok

dengan

menggunakan instrumen Konsentrasi
Belajar (Fanu. 2009) terlebih dahulu
dengan maksud untuk mengetahui
homogenitas dan kejelasan keadaan
kelompok

sebelum

diberi

perlakuan.Uji

homogenitas

untuk

memastikan
perbedaan

bahwa
yang

tidak

signifikan

ada
antara

kedua kelompok.

penelitian ini adalah siswa kelas X IPS
1 SMA Negeri 1 Tengaran. Dalam
penelitian ini subjek terdiri dari 33
siswa dengan jumlah siswa yang
memiliki konsentrasi rendah sebanyak
12 siswa. Teknik pengumpulan data
yang

digunakan

yaitu

dengan

menggunakan instrumen angket dari
Fanu (2009). Skala ini berisi tentang
masalah

konsentrasi

belajar

yang

dilakukan oleh siswa di sekolahan
yang terdiri dari 56 item. Dari 56 item
tersebut

terdiri

dari

pernyataan

favorabel dan pernyataan unfavorabel.
Pernyataan

favorabel

pernyataan

yang

sedangkan

adalah
mendukung,

unfavorabel

adalah

pernyataan yang tidak mendukung
(Azwar, 2000). Setiap item meiliki 5
alternatif

jawaban

dan

memiliki

interval skor 1 sampai 5. Jika itemnya
berupa

pernyataan

positif

maka

Setelah kondisi dapat diketahui

skornya 5 untuk jawaban Sangat

dengan jelas, maka subjek diberikan

Sesuai (SS), 4 untuk jawaban Sesuai

treatment yang kemudian akan diukur

(S) 3 untuk jawaban Antara Sesuai dan

Post-Test

Tidak ( E), 2 untuk jawaban Tidak

pada kelompok kontrol dan kelompok

Sesuai (TS), 1 untuk jawaban Sangat

eksperimen.

Tidak Sesuai (STS). Sedangkan untuk

keberhasilannya

melalui

item negatif skornya 5 untuk jawaban

Tabel 4.2 Uji Homogenitas

Sangat Tidak Sesuai (STS), 4 untuk
jawaban Tidak Sesuai (TS), 3 untuk

Test Statisticsa

jawaban Antara Sesuai dan Tidak (E),

Usia

Nilai

2 untuk jawaban Sesuai (S) dan 1

Mann-Whitney U

4,000

Wilcoxon W

10,000

untuk jawaban Sangat Sesuai (SS).
HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Penelitian
a.

coba

instrumen

dilakukan pada tanggal

1

Agustus 2016 kepada 33 di
SMA Negeri 1 Tengaran. Uji
coba

ini

dilakukan

untuk

mengetahui validitas item dan
reliabilitas instrumen tersebut
dengan teknik test-pretest.
Untuk
bahwa

membuktikan

kedua

kelompok

memiliki kesamaan dilakukan
uji

homogenitas

menghasilkan
(Tailed)>

0,50.

-0,225
0,822

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

1,000b

Berdasarkan tabel 4.2 dapat

Test Awal (Pre-test)
Uji

Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

dan

Asymp.
Hasil

harus
Sig
Uji

Homogenitas disajikan dalam
bentuk tabel berikut ini :

disimpulkan

bahwa

kedua

kelompok

yaitu

kelompok

kontrol

dan

kelompok

eksperimen bersifat homogen
dengan ketentuan Asymp. Sig.
(2

Tailed)>

0,50.

Dapat

dibuktikan dengan Asymp. Sig.
(2 Tailed) = 0,822 untuk usia.
Disamping usia, suku ,dan
jenis kelamin, hasil pre-test
yang

telah

dilakukan

sebelumnya

juga

menunjukan

bahwa

skor

kontrol

dan

kelompok

harus

eksperimen homogen atau tidak
ada perbedaan yang signifikan
antar kedua kelompok tersebut.
Hasil Pre-test akan disajikan
dalam bentuk tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Hasil Pre-Test Kelompok

Sesuai rancangan penelitian dan hasil

Eksperimen dan Kelompok

analisis,

selanjutnya

kelompok

ekperimen akan diberikan treatment
dalam bentuk bimbingan kelompok
Test Statisticsa

Skor Pre-test

sedangkan kelompok kontrol tidak

Nilai

Mann-Whitney U

3,500

Wilcoxon W

9,500

Z

diberikan treatment apapun. Berikut
adalah rancangan program treatment

-0,443

Asymp. Sig. (2-tailed)

dalam usaha meningkatkan konsentrasi

0,658

belajar siswa SMA Negeri 1 Tengaran.

0,700b

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

b. Layanan (Treatment)
Treatment

diberikan

Ranks

dengan memberikan layanan
kelompok

Nilai

Mean
Rank

N

Sum of
Ranks

bimbingan kelompok dengan

Ekpserim
en

6

3,83

22,98

teknik

Kontrol

6

3,17

19,02

kelompok eksperimen sesuai

Total

12

dengan

permainan

rancangan

kepada

program

yang telah dibuat sebanyak 8
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dipastikan

kali

bahwa tidak ada perbedaan yang

dilaksanakan

signifikan antara skor pre-test dari

tertentu

kelompok

dengan konseli. Layanan ini

eksperimen

dengan

pertemuan
pada

sesuai

dan
jam-jam

kesepakatan

kelompok kontrol. Dapat dibuktikan

dapat

dengan

Asymp. Sig. (2 Tailed) =

apabila kelompok eksperimen

,658> 0.5. Dari tabel 4.4 juga dapat

pada saat dilaksanakan post-

dilihat bahwa mean rank kelompok

test menunjukan peningkatan

eksperimen 3,83 sedangkan kelompok

konsentrasi

kontrol 3,17.

hasilnya

dikatakan

berhasil

belajar

lebih

kelompok kontrol.

tinggi

dan
dari

c. Test Akhir (Post Test)
Post-test

dilakukan

dengan menyebarkan kembali

Test Statisticsa

instrumen Konsentrasi Belajar

Nilai

kepada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang

Mann-Whitney U

0,000

Wilcoxon W

6,000

Z

-1,993

berisi 56 item pertanyaan. Post-

Asymp. Sig. (2-tailed)

tes dilakukan pada tanggal 18

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

0,046
0,100b

Januari 2017.
Berikut

adalah

hasil

Berdasarkan

hasil

analisis

data

skor pre-test dan skor post-test

menggunakan SPSS 16.0, diketahui

kelompok

bahwa terdapat perbedaan antara mean

eksperimen

yang

disajikan dalam bentuk tabel

rank

hasil

kelompok

eksperimen

berikut :

dengan kelompok kontrol. Setelah
diberikan treatment berupa Bimbingan

Tabel

4.5

Hasil

Perbandingan
Konsentrasi

Analisis

Hasil
Belajar

Data

post-test
Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

nila
i

Mean
Rank

N

kepada kelompok eksperimen, mean
rank hasilnya sebesar 5,00, sedangkan
pada kelompok kontrol yang tidak
diberikan treatment total mean rank

Ranks

Kelompo
k

Kelompok dengan teknik permainan

Sum of
Ranks

sebesar

2,00.

disimpulkan

Ekpseri
men

6

5,00

30,00

Kontrol

6

2,00

12,00

Sehingga

bahwa

mean

dapat
rank

kelompok eksperimen lebih tinggi dari
Total

12

pada kelompok kontrol.
PEMBAHASAN
Setelah

semua

sesi

telah

dilaksanakan, peneliti menyebarkan
kuisioner konsentrasi belajar kepada

kedua

kelompok,

yaitu

kelompok

kelompok kontrol yang tida diberikan

eksperimen dan kelompok kontrol

treatment

sebagai

post-test

peningkatan yang signifikan bahkan

nantinya akan membandingkan antara

ada juga yang mengalami penurunan.

kedua

Dengan

post-test.

Hasil

kelompok.

Setelah

melalui

yang

tidak

demikian

mengalami

maka

pengolahan data ditemukan bahwa

disimpulkan

hasil post-test kelompok eksperimen

kelompok dengan teknik permainan

dan kelompok kontrol menunjukan

dapat

perbedaan

belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran

yang

signifikan.

Berdasarkan hasil post-test, diketahui

eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan
hasil analisis data skor pre-test dan
post-test

konsentrasi

belajar

pada

kelompok eksperimen, hal ini berbeda
dengan kelompok kontrol yang tidak
mengalami

peningkatan

signifikan bahkan

terdapat

yang
subjek

konsentrasi belajar yang menurun.
Dengan

demikian,

maka

dapat

disimpulkan bahwa teknik permainan
dapat

meningkatkan

konsentrasi

belajar siswa SMA Negeri 1 Tengaran.
Konsentrasi belajar siswa SMA Negeri
1 Tengaran meningkat karena adanya
treatment

yang

diberikan

berupa

bimbingan kelompok dengan teknik
permainan, hal ini berbeda dengan

bimbingan

meningkatkan

konsentrasi

Kelas XI IPS 1.

bahwa terjadi peningkatan konsentrasi
belajar yang signifikan pada kelompok

bahwa

dapat

Perubahan ini mulai bisa dilihat
dai pertemuan keempat dimana setiap
anggota kelompok atau konseli sudah
mulai

bisa

konsentrasi

menyadari

pentingnya

belajar

konsentrasi

.

belajar siswa mulai meningkat setelah
saling bertukar pikiran serta pemberian
saran-saran dari seti permasalahan
yang siswa alami dan mereka juga
sadar

bahwa

mungkin

ada

permasalahan yang lebih sulit dari
permasalahan dirinya. Dari pertemuan
keempat dan selanjutnya dapat juga
dilihat

adanya

perubahan

dan

peningkatan pola berfikir dari yang
irrasional berubah menjadi rasional.
Peningkatan

konsentrasi

kelompok

eksperimen juga meningkat, dapat

dilihat dari saat siswa mengikuti
permainan

dan

dalam

mengikuti

kegiatan

mereka
bimbingan

kelompok siswa dapat memahami
setiap isntruksi dari peneliti dan
permasalahan-permasalahan
kelompoknya.
kelompok

Hal

anggota

itu

kontrol

berarti

memperhatikan

dengan baik ketika teman mereka dan
peneliti

bebicara,

memahami

apa

sehingga

dapat

maksud

dari

pembicaraan itu. Berbeda pada saat
masih sesi awal pertemuan yang pada
kenyataannya siswa masih terlihat
sibuk

sendiri-sendiri,

dan

ketika

peneliti dan jika ada salah satu anggota
kelompok berbicara siswa belum bisa
memperhatikannya sehinggat ketika
peneliti

bertanya

kelompok
kebingungan.

kepada

terkadang
Serta

anggota

ada
menurut

yang
hasil

pembicaraan dari peneliti dengan wali
kelas siswa kelas XI IPS 1, anggota
kelompok yang diberikan treatmen ini
sudah menjadi

lebih

baik

ketika

mengikuti pelajaran, serta tugas-tugas
baik di sekolah maupun di rumah bisa
dikerjakan dengan baik.

PENUTUP
Dengan diadakannya penelitian
dalam

upaya

meningkatkan

konsentrasi belajar siswa SMA Negeri
1 Tengaran kelas X IPS 1 dengan
teknik Permainan Simulasi tujuantujuan

dari

layanan

bimbingan

kelompok dapat berguna baik bagi
peneliti juga bagi siswa. Hal ini dapat
dilihat

dari

adanya

peningkatan-

peningkatan hasil dari pengolahan data
setelah

diberikannya

layanan

dan

penigkatan hasil belajar siswa. Hakim
(2003)

bahwa

penyebab

“Ada

terjadinya

dua

faktor

gangguan

konsentrasi belajar yaitu faktor internal
dan

eksternal,

bisa

dari

rasa

mengantuk, lapar, serta gangguangangguan lain pada faktor jasmani dan
rohani siswa. Bisa juga dari kegaduhan
di luar ruangan, bau menyengat dari
luar kelas yang membuat siswa tidak
dapat

berkonsentrasi

penuh

pada

materi yang disampaikan. Sebelum
diberikannya

layanan

bimbingan

kelompok dengan teknik permainan
simulasi, siswa kurang berkonsentrasi
dalam belajar, seperti contoh ketika dia

merasa lapar dan mengantuk siswa

diberikannya

lebih memilih dengan kesibukan lain

kelompok teknik permainan, siswa

seperti

mengalami

bermain

handphone

atau

layanan

bimbingan

peningkatan

dalam

mengobrol dengan teman sebangunya.

menerima pembelajaran dari guru,

Siswa juga lebih memperhatikan hal-

seperti dapat mengulang kembali apa

hal lain di luar mata pelajaran, seperti

yang

melihat-lihat ke luar ruangan. Tetapi

mengerjakan

setelah diberikannya layanan bimb

waktu yang ditentukan, seta mampu

ingan

teknik

mengatur waktu belajarnya dengan

permanan simulasi, siswa mengalami

baik. Dari pernyataan tersebut peneliti

peningkatan

konsentrasi

menarik kesimpulan bahwa apabila

belajarnya, siswa sudah tidak lagi

dalam pelaksanaan layanan bimbingan

memperdulikan hal-hal yang terjadi di

kelompok ini dapat berjalan dengan

luar pelajaran. Siswa juga secara

baik maka permasalahan-permasalahan

penuh

yang

siswa terutama konsentrasi belajar

menyampaikan materi di depan kelas.

sesuai dengan yang diteliti penulis

Dari hal tersebut siswa juga mulai

akan dapat teratasi. Jadi layanan

mengabaikan

dan

bimbingan kelompok dengan teknik

mengantuk karena terbantu dengan

permainan ini dapat digunakan untuk

aktifnya kerja otak dan fisik ketika

meningkatkan

pelajaran berlangsung.

siswa.

kelompok

dengan

pada

memperhatikan

rasa

guru

lapar

Romlah (2001) mengemukan
bahwa

“Bimbingan

kelompok

diharapkan dapat membuat individu
mengembangkan

kemampuannya

secara optimal dan membuat pilihanpilihan yang tepat dan bijaksana pada
permasalahan yang dihadapi”. Setelah

telah

dipelajari,
tugas

sesuai

konsentrasi

dapat
dengan

belajar

Arikunto, Suharsini, 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktis.
Jakarta : Rineka Cipta.

Firosalia, Kristin. 2007. Meningkatkan
Teknik Konsentrasi Belajar
Siswa Kelas X-5 SMA N 1
Salatiga Melalui Bimbingan
Kelompok. Program Studi BK
UKSW
(Skripsi
tidak
diterbitkan).

Saifuddin. 2005. Metode
Penelitian.
Yogyakarta
:
Pustaka Pelajar

Hakim, Thursan. 2003. Mengatasi
Gangguan Konsentrasi. Jakatra
: Puspa Swara.

. 2000. Reliabilitas dan
Validitas. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.

Jarwi.

DAFTAR RUJUKAN

Azwar,

Denny, Hendrata. 2007. Konsentrasi
Belajar.
(http://www.blogspot.com/200
9/10/pengertian-belajar.html
diunduh Kamis 20 Oktober
2016).
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar
dan Pembelejaran. Jakarta :
Rineka Cipta.
Dirgantoro, Walet. 2012. Efektifitas
Layanan Bimbingan Kelompok
dalam
Meningkatkan
Konsentrasi Belajar siswa
Kelas XI IPS 3 SMA Krisren
Purwodadi. Program Studi BK
UKSW
(Skripsi
tidak
diterbitkan)
Djamarah, Saiful Bahri. 2008. Rahasia
Sukses Belajar. Jakarta
:
Rineka Cipta.
Fanu, James Le. 2009. Deteksi Dini
Masalah-Masalah Psikologi Anak.
Yogyakarta : Think

2010. Efektivitas Layanan
Bimbingan Kelompok dalam
Meningkatkan
Konsentrasi
Belajar Siswa SMK PGRI 2
Salatiga Kelas XE Jurusan
Sekretaris. Program Studi BK
UKSW
(Skripsi
tidak
diterbitkan)

Makmum, Abin Syamsuddin. 2007.
Psikologi
Pendidikan
(Perangkat Sistem Pengajaran
Modul). Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Rifa’i, Achmad dan Anni, Chatarina
Tri.
2009.
Psikologi
Pendidikan.
Semarang:
Universitas Negeri Semarang
Press
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental;
Konsep,
Cakupan,
dan
Perkembangannya. Yogyakarta
: Penerbit ANDI.
Slameto. 2010. Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhinya.
Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Supriyono.
2008.
Studi
Kasus
Bimbingan Konseling. Semarang :
Swadaya Manunggal
Tohirin. 2008. Bimbingan dan
Konseling Di Sekolah dan
Madrasah. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Winkel W.S dan Hastuti, Sri. 2004.
Bimbingan dan Konseling di
Institusi
Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi

Dokumen yang terkait

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84