T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Teknik Permainan Simulasi untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran Kelas X IPS 1 T1 Full text
PENGGUNAAN TEKNIK PERMAiNAN SIMULASI UNTUK
MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA
NEGERI 1 TENGARAN KELAS X IPS 1
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Diajukan kepada program Bimbingan dan konseling
untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh
Taufik Hermawan
132012034
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK
MENINGKATKANKONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1
TENGARAN KELAS X IPS 1
Oleh : Taufik Hermawan
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Pembimbing 1 Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M.Si., Pembimbing 2 Sapto Irawan,
S.Pd, M.Pd.
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikasi teknik permainan
simulasi dalam meningkatkan konsentrasi belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran
Kelas X IPS 1.. Penelitian ini dilaksanakan berdasar hasil pra penelitian ditemukan
Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dengan kategori konsentrasi belajar
Sangat Rendah dan Rendah. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
eksperimen semu dengan desain penelitian pretest-posttest. Subjek penelitian adalah
12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam dua kelompok
dengan teknik purposive random sampling yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner Konsentrasi
Belajar yang terdiri dari 56 item. Teknik analisis data menggunakan Mann Withney
dengan bantuan progam SPSS for windows release 16.0. Terdapat perbedaan yang
signifikan Konsentrasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran Kelas X IPS 1 pada
kelompok eksperimen setelah mengikuti treatment bimbingan kelompok dengan
teknik permainan simulasi dengan koefisien Asymp. Sig ( 2- tailed) sebesar 0,046 <
0,050 dan terdapat peningkatan mean rank kelompok eksperimen dari 2,00 menjadi
5,00. Dengan demikian hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik
permainan simulasi dapat meningkatkan secara signifikan Konsentrasi Belajar Siswa
SMA Negeri 1 Tengaran Kelas X IPS 1.
Kata Kunci :Konsentrasi Belajar, Bimbingan Kelompok teknik Permainan Simulasi
menengah pertama adalah konsentrasi
PENDAHULUAN
Masalah yang saat ini banyak
dialami
dikalangan
menengah
atas
siswa
sekolah
maupun
sekolah
belajar. Kondisi ini dapat berkenaan
dengan keadaan pada diri siswa yaitu
berupa
kelemahan-kelemahan
yang
dapat
objek, misalnya konsntrasi pikiran,
berkenaan dengan lingkungan yang
perhatian, dan sebagainya. Di dalam
tidak menguntungkan bagi dirinya.
belajar seorang siswa memerlukan
dimiliki
siswa
dan
Kemampuan
berkonsentrasi
belajar
siswa
penting
maupun
menyelesaikan
diberikan.
juga
untuk
pada
saat
pada
saat
tugas-tugas
yang
Secara
umum
yang
dimaksud dengan konsentrasi adalah
suatu kemampuan seseorang untuk
bisa mencurahkan perhatian dalam
waktu yang relatif lama Firosalia,
(2007). Sedangkan seorang anak yang
dikatakan berkonsentrasi dalam belajar
adalah di mana ketika anak tersebut
bisa memusatkan perhatiannya pada
apa
yang
dipelajari.
Dengan
berkonsentrasi,
anak
tidak
mudah
mengalihkan
perhatiannya
pada
masalah lain di luar apa yang dia
pelajari. Semakin banyak informasi
yang diserap ketika dia mengikuti
pelajaran maka semakin baik pula
kemampuan
konsentrasinya
dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Menurut
konsentrasi
Djamarah,
belajar
adalah
konsentrasi
dalam
perwujudan
perhatian yang terpusat pada materi
yang
dipelajari
disampaikan
agar
apa
mampu
yang
dipahami.
Sedangkan menurut Deny Hendrata,
(2007) konsentrasi merupakan sumber
kekuatan pikiran yang akan bekerja
berdasarkan daya ingat dan lupa.
Pikiran tidak dapat bekerja untuk lupa
dan untuk mengingat dalam waktu
yang bersamaan. Seseorang terkadang
sangat mudah melupakan sesuatu hal
karena daya konsentrasi terhadap apa
yang pernah dipahami tersebut mulai
berkurang, sedangkan orang
yang
mempunyai konsentrasi yang baik
maka akan mengingat suatu hal dalam
waktu yang cukup lama. Slameto,
(2003)
berpendapat
belajar
bahwa
berkonsentrasi
dalam
berarti
memusatkan pikiran terhadap suatu
mata
pelajaran
dengan
mengesampingkan segala hal lainya
(2008),
suatu
pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu
yang
tidak
pelajaran.
berhubungan
dengan
Beberapa permasalahan siswa
layanan-layanan di dalam bimbingan
khususnya di SMA Negeri 1 Tengaran
dan
seperti kurang tegasnya para guru
sekolah meliputi, layanan informasi,
terhadap pemakaian handphone di
orientasi, penyaluran dan penempatan,
sekolahan terutama pada saat jam
konseling
pelajaran
kelompok dan bimbingan kelompok.
yang
berdampak
pada
kurangnya konsentrasi siswa terhadap
pelajaran. Kemudian masih kurangnya
kemauan siswa dalam memfokuskan
fikirannya terhadap pelajaran di kelas,
justru siswa lebih mudah terpengaruh
kondisi di luar kelas sehingga fikiran
mereka justru di luar mata pelajaran di
dalam kelas. Akibatnya pada saat
ulangan akhir atau test akhir mereka
kesulitan mengerjakan soal-soal yang
sebenarnya sudah pernah dipelajari
pada saat pelajaran berlangsung.
Permasalahan
belajar
ini
tidak
konsentrasi
hanya
menjadi
konseling
yang
diadakan
individu,
di
konseling
Tohirin (2008) mengemukakan
bahwa “layanan bimbingan kelompok
merupakan suatu cara memberikan
bantuan (bimbingan) kepada individu
(siswa) melalui kegiatan kelompok.
Dalam layanan bimbingan kelompok,
aktivitas, dan dinamika kelompok
harus diwujudkan untuk membahas
berbagai
hal
yang
pengembangan
berguna
atau
bagi
pemecahan
masalah individu (siswa) yang menjadi
peserta layanan. Sedangkan tujuan dari
bimbingan kelompok menurut Winkel
dan
Sri
Hastuti
(2004)
adalah
tanggung jawab guru di bidang studi
menunjang perkembangan pribadi dan
saja tetapi juga menjadi tanggung
perkembangan sosial masing-masing
jawab guru pembimbing yaitu melalui
anggota kelompok serta meningkatkan
layanan bimbingan dan konseling, di
mutu kerja sama dalam kelompok
mana layanan ini akan sangat efektif
guna aneka tujuan yang bermakna bagi
karena akan memahami lebih dalam
para
apa sebenarnya yang menjadi inti
tersebut,
permasalahan siswa tersebut. Beberapa
meningkatkan
partisipan.
Berdasarkan
peneliti
konsentrasi
hal
berupaya
belajar
siswa
dengan
melakukan
layanan
tidak
disukainya
atau
pelajaran
tersebut diajarkan oleh pengajar yang
bimbingan kelompok.
juga tidak disukainya.
LANDASAN TEORI
Menurut Dimyati dan Mudjiono
Konsentrasi Belajar
(2009),
“Konsentrasi
belajar
Jika seorang siswa sering merasa
merupakan kemampuan memusatkan
tidak dapat berkonsentrasi di dalam
perhatian pada pelajaran. Pemusatan
belajar, sangat mungkin siswa tidak
perhatian tersebut tertuju pada isi
dapat merasakan nikmat dari proses
bahan
belajar yang dilakukannya. Hal ini
memperolehnya.”
mungkin dapat terjadi karena siswa
sedang mempelajari pelajaran yang
tidak disukai, pelajaran yang dirasakan
sulit, pelajaran dari guru yang tidak
disukai, atau suasana tempat belajar
yang siswa pakai tidak menyenangkan
Gangguan konsentrasi pada saat
belajar banyak dialami oleh para
pelajar terutama di dalam mempelajari
pelajaran
tingkat
kesulitan
yang
mempunyai
cukup
tinggi,
misalnya pelajaran yang berkaitan
dengan ilmu pasti, atau mata pelajaran
yang termasuk kelompok ilmu sosial.
Kesulitan
Menurut
mengemukakan
siswa
yang
konsentrasi
semakin
bertambah berat jika seorang pelajar
terpaksa mempelajari pelajaran yang
maupun
proses
Fanu
(2009)
beberapa
ciri-ciri
mengalami
masalah
konsentrasi belajar antara lain :
a. Tidak bisa memberikan perhatian
yang
(Hakim, 2003).
mata
belajar
penuh
atau
melakukan
kesalahan-kesalahan
ceroboh
karena
dalam
melakukan
pekerjaan atau pelajaran sekolahnya
b. Mengalami kesulitan untuk terusmenerus terfokus pada pekerjaan
sekolah ketika sedang belajar atau
tidak
kerasan
bermainnya
bermain
dengan
ketika
ia
kegiatan
sedang
c. Tampak
tidak
memberikan
i. Pelupa
atau
mudah
melupakan
perhatian dan tidak menghormati
pelajaran atau materi yang sudah
orang lain ketika sedang berbicara
diberikan
d. Tidak bisa megikuti petunjuk atau
arahan yang diberikan kepadanya
Bimbingan Kelompok
Bimbingan
untuk melakukan sebuah pekerjaan
kelompok
dan tugas-tugas sekolahnya (tetapi
proses
hal
diberikan pada individu dalam situasi
ini
bukan
dikarenakan
ketidakmampuannya
memahami
untuk
atau
kenakalannya,
karena
melainkan
pemberian
adalah
kelompok.
bantuan
Bimbingan
yang
kelompok
ditujukan untuk mencegah timbulnya
masalah
pada
siswa
dan
bisa
mengembangkan potensi siswa. Secara
memperhatikan petunjuk tersebut,
umum dapat dikatakan bahwa sebagai
melainkan pada hal-hal lainnya)
salah
disebabkan oleh ia tidak
e. Mengalami
kesulitan
dalam
satu
bimbingan
teknik
bimbingan
kelompok
,
mempunyai
mengorganisasikan/mengatur tugas-
prinsip, kegiatan dan tujuan yang sama
tugas dan kegiatan-kegiatannya
dengan bimbingan. Perbedaanya hanya
f. Menghindari, tidak menyenangi,
dan enggan mengerjakan tugastugas
yang
memerlukan
(Romlah, 2001). Melalui kegiatan
bimbingan individu diharapkan dapat :
g. Menghilangkan berbagai macam
barang-barang yang dimilikinya,
seperti mainan, tugas-tugas sekolah,
pensil, buku, peralatan, baju, dan
seterusnya
(1)
bergerak
rangsangan-rangsangan lainnya
atau
menggunakan
dan
mengembangkan kemampuanya secara
optimal; (2) membuat pilihan-pilihan
yang tepat dan bijaksan; dan (3) dapat
mengatasi
h. Mudah terusik oleh kegaduhan,
yang
situasi kelompok.
usaha
mental berlarut-larut seperti PR
objek
terletak pada pengelolaan, yaitu dalam
masalah-masalah
yang
dihadapi baik disekolah maupun luar
sekolah.
pemainnya
Teknik Permainan Simulasi
Permainan
simulasi
dapat
merupakan gabungan antara teknik
bermain
peranan
dengan
teknik
diskusi. Dalam permainan stimulasi
para pemainnya berkelompok dan
berkompetisi untuk mencapai tujuantujuan
tertentu
dengan
mentaati
peraturan-peraturan yang ditetapkan
bersama. Permainan simulasi cocok
dipakai
untuk
memotivasi
anak
belajar, terutama bila bahan pelajaran
yang dipelajarinya kurang menarik.
Permainan simulasi selain berguna
untuk memperkenalkan konsep dan
menanamkan
pengertian
tentang
sesuatu hal, juga mempunyai kekuatan
untuk
membangkitkan
minat
dan
perhatian anak.
penellitian
ini
yang
simulasi. Menurut Romlah (2001)
permainan simulasi dapat dikatakan
merupakan gabungan antara teknik
bermain peran dengan teknik diskusi.
permainan
berkompetisi untuk mencapai tujuantujuan
tertentu
dengan
mentaati
peraturan-peraturan yang ditetapkan
bersama.
Cara membuat permainan simulasi:
1. Meneliti
masalah
yang
banyak
dialami anak, terutama menyangkut
bidang
pendidkan
dan
sosial.
Merumuskan tujuan yang ingin
dicapai dalam permainan itu
2. Membuat
daftar
atau
sumber-
sumber yang dapat dipakai untuk
membantu penyelesaian topik yang
akan dikerjakan.
3. Memilih situasi dalam kehidupan
sebenarnyan yang ada kaitannya
dengan kehidupan siswa.
situasi-situasi yang sudah dipilih.
digunakan adalah teknik permainan
Dalam
dan
4. Membuat model atau skenario dari
Tahap-Tahap Permainan Simulasi
Dalam
berkelompok
simulasi
para
5. Identifikasi apa saja dan berapa
orang yang akan terlibat dalam
permainan
tersebut.
Pemegang
peran apa saja sangat diperlukan
dan apa peran masing-masing.
6. Membuat alat permainan simulasi,
misalnya beberan simulasi, kartu
pesan, kartu yang berisi kegiatan
yang harus dilakukan untuk mengisi
kegiatan selingan, dsb.
Setelah
permainan
Firosalia
penentuan
pemain maka dilaksanakan permainan
dengan
Berdasarkan hasil penelitian
langkah-langkah
sebagai
berikut :
(2007)
meneliti
tentang
teknik konsntrasi belajar siswa kelas
X-5 SMA N 1 Salatiga melalui
bimbingan kelompok dengan hasil
bahwa bimbingan kelompok tidak
dapat meningkatkan teknik konsentrasi
1. Menyediakan alat permainan
beserta kelengkapannya.
belajar siswa X-5 SMA N 1 Salatiga
karena dalam 7 aspek konsentrasi yang
2. Fasilitator menjelaskan tujuan
diajukan hanya signifikan terhadap
permainan dan yang menjadi
peningkatan konsentrasi belajar dalam
fasilitaor yaitu suru, konselor
mengatasi gangguan pemikiran akibat
dan wali kelas.
kejenuhan. Hal ini bisa saja terjadi
3. Menentukan
pemain,
pemegang peran dan penulis.
karena layanan yang diberikan kurang
spesifik, misal dengan satu teknik baik
4. Menjelaskan aturan permainan
itu bermain peran, teknik diskusi
5. Bermain dan berdiskusi.
kelompok atau juga dengan teknik
6. Menyimpulkan hasil diskusi
permainan.
Bisa
juga
karena
setelah seluruh permainannya
kurangnya pemahaman siswa terhadap
selesai
penyampaian materi dan hasil kegiatan
dan
mengemukakan
masalah-masalah yang belum
bimbingan
sempat diselesaiakan pada saat
konsentrasi siswa tidak bis meningkat
itu.
dengan bimbingan kelompok.
7. Menutup
permainan
serta
menentukan waktu dan tempat
bermain berikutnya.
sehingga
Sedangkan
Dirgantoro
“Efektifitas
Kelompok
(2012)
penelitian
Walet
dengan
judul
Layanan
dalam
membuat
Bimbingan
Meningkatkan
Konsentrasi Belajar siswa Kelas XI
IPS 3 SMA Krisren Purwodadi”,
sama
dengan
dilakukan
hasil
kelompok
bahwa
secara
meningkatkan
siswa
XI
signifikan
konsentrasi
IPS
Purwodadi
bimbingan
3
dengan
SMA
dengan
penelitian
yang
bahwa
hasil
Walet
dapat
penelitian yang dilakukan Jarwi di
belajar
SMK PGRI 2 Salatiga kela XE dapat
Kristen
dikatakan
p=0,029≤0,050.
berhasil.
menggunakan
Peneliti
beberapa
juga
teknik
di
Berbeda dengan hasil dari penelitian
dalam pemberian layanan bimbingan
Firosalia,
kelompok,
meskipun
dengan
dalam
penelitian
ini
menggunakan beberapa teknik yang
menurut
ada dalam bimbingan kelompok tetapi
pertemuannya siswa sangat antusias
peneliti ini berhasil meningkatkan
dan mengikuti dengan baik kegiatan
konsentrasi siswa kelas XI IP 3 SMA
bimbingan kelompok. Dari hal itu
Kristen Purwodadi. Berarti dalam
jugalah
pelaksanaan
mempunyai
layanan
bimbingan
kelompok ini berjalan dengan baik dan
konsentrasi
belajar
siswa.
yang
pada
membuat
kemauan
setiap
siswa
untuk
meningkatkan konsentrasi belajarnya.
dapat dikatakan sukses karena mampu
meningkatkan
Walet
Dari ketiga penelitian di atas
menurut penulis melihat bahwa masih
ingin membuktikn bahwa sebenarnya
Penelitian
yang
dilakukan
tehnik apa yang lebih tept digunakan
Jarwi (2010) mengenai “Efektivitas
dalam
layanan bimbingan kelompok dalam
belajar dengan layanan bimbingan
meningkatkan
kelompok
konsentrasi
belajar
meningkatkan
sehingga
konsentrasi
peneliti
siswa SMK PGRI 2 Salatiga kelas XE
menggunakan tehnik permainan dalm
jurusan
menghasilkan
upaya untuk meningkatkan konsentrasi
bahwa layanan bimbingan kelompok
belajar siswa di SMA Negeri 1
efektif
Tengaran Kelas X IPS 1.
sekretaris”
secara
meningkatkan
signifikan
konsentrasi
dapat
belajar
siswa dengan p=0,007≥0,050. Hampir
Subjek yang diambil dalam
METODE
Jenis
penelitian
ini
adalah
eksperimen yang digunakan adalah
eksperimen
semu
(Quasi
Eksperimental )dengan desain pretestposttest. Penelitian eksperimental ini
meniru
kondisi
penelitian
eksperimental murni semirip mungkin,
akan tetapi tidak semua variabel yang
relevan
dapat
dikendalikan
dan
dimanipulasi (Azwar,2000). Penelitian
dimulai dengan memberikan Pre-Test
kepada
kelompok
dengan
menggunakan instrumen Konsentrasi
Belajar (Fanu. 2009) terlebih dahulu
dengan maksud untuk mengetahui
homogenitas dan kejelasan keadaan
kelompok
sebelum
diberi
perlakuan.Uji
homogenitas
untuk
memastikan
perbedaan
bahwa
yang
tidak
signifikan
ada
antara
kedua kelompok.
penelitian ini adalah siswa kelas X IPS
1 SMA Negeri 1 Tengaran. Dalam
penelitian ini subjek terdiri dari 33
siswa dengan jumlah siswa yang
memiliki konsentrasi rendah sebanyak
12 siswa. Teknik pengumpulan data
yang
digunakan
yaitu
dengan
menggunakan instrumen angket dari
Fanu (2009). Skala ini berisi tentang
masalah
konsentrasi
belajar
yang
dilakukan oleh siswa di sekolahan
yang terdiri dari 56 item. Dari 56 item
tersebut
terdiri
dari
pernyataan
favorabel dan pernyataan unfavorabel.
Pernyataan
favorabel
pernyataan
yang
sedangkan
adalah
mendukung,
unfavorabel
adalah
pernyataan yang tidak mendukung
(Azwar, 2000). Setiap item meiliki 5
alternatif
jawaban
dan
memiliki
interval skor 1 sampai 5. Jika itemnya
berupa
pernyataan
positif
maka
Setelah kondisi dapat diketahui
skornya 5 untuk jawaban Sangat
dengan jelas, maka subjek diberikan
Sesuai (SS), 4 untuk jawaban Sesuai
treatment yang kemudian akan diukur
(S) 3 untuk jawaban Antara Sesuai dan
Post-Test
Tidak ( E), 2 untuk jawaban Tidak
pada kelompok kontrol dan kelompok
Sesuai (TS), 1 untuk jawaban Sangat
eksperimen.
Tidak Sesuai (STS). Sedangkan untuk
keberhasilannya
melalui
item negatif skornya 5 untuk jawaban
Tabel 4.2 Uji Homogenitas
Sangat Tidak Sesuai (STS), 4 untuk
jawaban Tidak Sesuai (TS), 3 untuk
Test Statisticsa
jawaban Antara Sesuai dan Tidak (E),
Usia
Nilai
2 untuk jawaban Sesuai (S) dan 1
Mann-Whitney U
4,000
Wilcoxon W
10,000
untuk jawaban Sangat Sesuai (SS).
HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Penelitian
a.
coba
instrumen
dilakukan pada tanggal
1
Agustus 2016 kepada 33 di
SMA Negeri 1 Tengaran. Uji
coba
ini
dilakukan
untuk
mengetahui validitas item dan
reliabilitas instrumen tersebut
dengan teknik test-pretest.
Untuk
bahwa
membuktikan
kedua
kelompok
memiliki kesamaan dilakukan
uji
homogenitas
menghasilkan
(Tailed)>
0,50.
-0,225
0,822
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
1,000b
Berdasarkan tabel 4.2 dapat
Test Awal (Pre-test)
Uji
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
dan
Asymp.
Hasil
harus
Sig
Uji
Homogenitas disajikan dalam
bentuk tabel berikut ini :
disimpulkan
bahwa
kedua
kelompok
yaitu
kelompok
kontrol
dan
kelompok
eksperimen bersifat homogen
dengan ketentuan Asymp. Sig.
(2
Tailed)>
0,50.
Dapat
dibuktikan dengan Asymp. Sig.
(2 Tailed) = 0,822 untuk usia.
Disamping usia, suku ,dan
jenis kelamin, hasil pre-test
yang
telah
dilakukan
sebelumnya
juga
menunjukan
bahwa
skor
kontrol
dan
kelompok
harus
eksperimen homogen atau tidak
ada perbedaan yang signifikan
antar kedua kelompok tersebut.
Hasil Pre-test akan disajikan
dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Hasil Pre-Test Kelompok
Sesuai rancangan penelitian dan hasil
Eksperimen dan Kelompok
analisis,
selanjutnya
kelompok
ekperimen akan diberikan treatment
dalam bentuk bimbingan kelompok
Test Statisticsa
Skor Pre-test
sedangkan kelompok kontrol tidak
Nilai
Mann-Whitney U
3,500
Wilcoxon W
9,500
Z
diberikan treatment apapun. Berikut
adalah rancangan program treatment
-0,443
Asymp. Sig. (2-tailed)
dalam usaha meningkatkan konsentrasi
0,658
belajar siswa SMA Negeri 1 Tengaran.
0,700b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
b. Layanan (Treatment)
Treatment
diberikan
Ranks
dengan memberikan layanan
kelompok
Nilai
Mean
Rank
N
Sum of
Ranks
bimbingan kelompok dengan
Ekpserim
en
6
3,83
22,98
teknik
Kontrol
6
3,17
19,02
kelompok eksperimen sesuai
Total
12
dengan
permainan
rancangan
kepada
program
yang telah dibuat sebanyak 8
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dipastikan
kali
bahwa tidak ada perbedaan yang
dilaksanakan
signifikan antara skor pre-test dari
tertentu
kelompok
dengan konseli. Layanan ini
eksperimen
dengan
pertemuan
pada
sesuai
dan
jam-jam
kesepakatan
kelompok kontrol. Dapat dibuktikan
dapat
dengan
Asymp. Sig. (2 Tailed) =
apabila kelompok eksperimen
,658> 0.5. Dari tabel 4.4 juga dapat
pada saat dilaksanakan post-
dilihat bahwa mean rank kelompok
test menunjukan peningkatan
eksperimen 3,83 sedangkan kelompok
konsentrasi
kontrol 3,17.
hasilnya
dikatakan
berhasil
belajar
lebih
kelompok kontrol.
tinggi
dan
dari
c. Test Akhir (Post Test)
Post-test
dilakukan
dengan menyebarkan kembali
Test Statisticsa
instrumen Konsentrasi Belajar
Nilai
kepada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang
Mann-Whitney U
0,000
Wilcoxon W
6,000
Z
-1,993
berisi 56 item pertanyaan. Post-
Asymp. Sig. (2-tailed)
tes dilakukan pada tanggal 18
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
0,046
0,100b
Januari 2017.
Berikut
adalah
hasil
Berdasarkan
hasil
analisis
data
skor pre-test dan skor post-test
menggunakan SPSS 16.0, diketahui
kelompok
bahwa terdapat perbedaan antara mean
eksperimen
yang
disajikan dalam bentuk tabel
rank
hasil
kelompok
eksperimen
berikut :
dengan kelompok kontrol. Setelah
diberikan treatment berupa Bimbingan
Tabel
4.5
Hasil
Perbandingan
Konsentrasi
Analisis
Hasil
Belajar
Data
post-test
Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
nila
i
Mean
Rank
N
kepada kelompok eksperimen, mean
rank hasilnya sebesar 5,00, sedangkan
pada kelompok kontrol yang tidak
diberikan treatment total mean rank
Ranks
Kelompo
k
Kelompok dengan teknik permainan
Sum of
Ranks
sebesar
2,00.
disimpulkan
Ekpseri
men
6
5,00
30,00
Kontrol
6
2,00
12,00
Sehingga
bahwa
mean
dapat
rank
kelompok eksperimen lebih tinggi dari
Total
12
pada kelompok kontrol.
PEMBAHASAN
Setelah
semua
sesi
telah
dilaksanakan, peneliti menyebarkan
kuisioner konsentrasi belajar kepada
kedua
kelompok,
yaitu
kelompok
kelompok kontrol yang tida diberikan
eksperimen dan kelompok kontrol
treatment
sebagai
post-test
peningkatan yang signifikan bahkan
nantinya akan membandingkan antara
ada juga yang mengalami penurunan.
kedua
Dengan
post-test.
Hasil
kelompok.
Setelah
melalui
yang
tidak
demikian
mengalami
maka
pengolahan data ditemukan bahwa
disimpulkan
hasil post-test kelompok eksperimen
kelompok dengan teknik permainan
dan kelompok kontrol menunjukan
dapat
perbedaan
belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran
yang
signifikan.
Berdasarkan hasil post-test, diketahui
eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan
hasil analisis data skor pre-test dan
post-test
konsentrasi
belajar
pada
kelompok eksperimen, hal ini berbeda
dengan kelompok kontrol yang tidak
mengalami
peningkatan
signifikan bahkan
terdapat
yang
subjek
konsentrasi belajar yang menurun.
Dengan
demikian,
maka
dapat
disimpulkan bahwa teknik permainan
dapat
meningkatkan
konsentrasi
belajar siswa SMA Negeri 1 Tengaran.
Konsentrasi belajar siswa SMA Negeri
1 Tengaran meningkat karena adanya
treatment
yang
diberikan
berupa
bimbingan kelompok dengan teknik
permainan, hal ini berbeda dengan
bimbingan
meningkatkan
konsentrasi
Kelas XI IPS 1.
bahwa terjadi peningkatan konsentrasi
belajar yang signifikan pada kelompok
bahwa
dapat
Perubahan ini mulai bisa dilihat
dai pertemuan keempat dimana setiap
anggota kelompok atau konseli sudah
mulai
bisa
konsentrasi
menyadari
pentingnya
belajar
konsentrasi
.
belajar siswa mulai meningkat setelah
saling bertukar pikiran serta pemberian
saran-saran dari seti permasalahan
yang siswa alami dan mereka juga
sadar
bahwa
mungkin
ada
permasalahan yang lebih sulit dari
permasalahan dirinya. Dari pertemuan
keempat dan selanjutnya dapat juga
dilihat
adanya
perubahan
dan
peningkatan pola berfikir dari yang
irrasional berubah menjadi rasional.
Peningkatan
konsentrasi
kelompok
eksperimen juga meningkat, dapat
dilihat dari saat siswa mengikuti
permainan
dan
dalam
mengikuti
kegiatan
mereka
bimbingan
kelompok siswa dapat memahami
setiap isntruksi dari peneliti dan
permasalahan-permasalahan
kelompoknya.
kelompok
Hal
anggota
itu
kontrol
berarti
memperhatikan
dengan baik ketika teman mereka dan
peneliti
bebicara,
memahami
apa
sehingga
dapat
maksud
dari
pembicaraan itu. Berbeda pada saat
masih sesi awal pertemuan yang pada
kenyataannya siswa masih terlihat
sibuk
sendiri-sendiri,
dan
ketika
peneliti dan jika ada salah satu anggota
kelompok berbicara siswa belum bisa
memperhatikannya sehinggat ketika
peneliti
bertanya
kelompok
kebingungan.
kepada
terkadang
Serta
anggota
ada
menurut
yang
hasil
pembicaraan dari peneliti dengan wali
kelas siswa kelas XI IPS 1, anggota
kelompok yang diberikan treatmen ini
sudah menjadi
lebih
baik
ketika
mengikuti pelajaran, serta tugas-tugas
baik di sekolah maupun di rumah bisa
dikerjakan dengan baik.
PENUTUP
Dengan diadakannya penelitian
dalam
upaya
meningkatkan
konsentrasi belajar siswa SMA Negeri
1 Tengaran kelas X IPS 1 dengan
teknik Permainan Simulasi tujuantujuan
dari
layanan
bimbingan
kelompok dapat berguna baik bagi
peneliti juga bagi siswa. Hal ini dapat
dilihat
dari
adanya
peningkatan-
peningkatan hasil dari pengolahan data
setelah
diberikannya
layanan
dan
penigkatan hasil belajar siswa. Hakim
(2003)
bahwa
penyebab
“Ada
terjadinya
dua
faktor
gangguan
konsentrasi belajar yaitu faktor internal
dan
eksternal,
bisa
dari
rasa
mengantuk, lapar, serta gangguangangguan lain pada faktor jasmani dan
rohani siswa. Bisa juga dari kegaduhan
di luar ruangan, bau menyengat dari
luar kelas yang membuat siswa tidak
dapat
berkonsentrasi
penuh
pada
materi yang disampaikan. Sebelum
diberikannya
layanan
bimbingan
kelompok dengan teknik permainan
simulasi, siswa kurang berkonsentrasi
dalam belajar, seperti contoh ketika dia
merasa lapar dan mengantuk siswa
diberikannya
lebih memilih dengan kesibukan lain
kelompok teknik permainan, siswa
seperti
mengalami
bermain
handphone
atau
layanan
bimbingan
peningkatan
dalam
mengobrol dengan teman sebangunya.
menerima pembelajaran dari guru,
Siswa juga lebih memperhatikan hal-
seperti dapat mengulang kembali apa
hal lain di luar mata pelajaran, seperti
yang
melihat-lihat ke luar ruangan. Tetapi
mengerjakan
setelah diberikannya layanan bimb
waktu yang ditentukan, seta mampu
ingan
teknik
mengatur waktu belajarnya dengan
permanan simulasi, siswa mengalami
baik. Dari pernyataan tersebut peneliti
peningkatan
konsentrasi
menarik kesimpulan bahwa apabila
belajarnya, siswa sudah tidak lagi
dalam pelaksanaan layanan bimbingan
memperdulikan hal-hal yang terjadi di
kelompok ini dapat berjalan dengan
luar pelajaran. Siswa juga secara
baik maka permasalahan-permasalahan
penuh
yang
siswa terutama konsentrasi belajar
menyampaikan materi di depan kelas.
sesuai dengan yang diteliti penulis
Dari hal tersebut siswa juga mulai
akan dapat teratasi. Jadi layanan
mengabaikan
dan
bimbingan kelompok dengan teknik
mengantuk karena terbantu dengan
permainan ini dapat digunakan untuk
aktifnya kerja otak dan fisik ketika
meningkatkan
pelajaran berlangsung.
siswa.
kelompok
dengan
pada
memperhatikan
rasa
guru
lapar
Romlah (2001) mengemukan
bahwa
“Bimbingan
kelompok
diharapkan dapat membuat individu
mengembangkan
kemampuannya
secara optimal dan membuat pilihanpilihan yang tepat dan bijaksana pada
permasalahan yang dihadapi”. Setelah
telah
dipelajari,
tugas
sesuai
konsentrasi
dapat
dengan
belajar
Arikunto, Suharsini, 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktis.
Jakarta : Rineka Cipta.
Firosalia, Kristin. 2007. Meningkatkan
Teknik Konsentrasi Belajar
Siswa Kelas X-5 SMA N 1
Salatiga Melalui Bimbingan
Kelompok. Program Studi BK
UKSW
(Skripsi
tidak
diterbitkan).
Saifuddin. 2005. Metode
Penelitian.
Yogyakarta
:
Pustaka Pelajar
Hakim, Thursan. 2003. Mengatasi
Gangguan Konsentrasi. Jakatra
: Puspa Swara.
. 2000. Reliabilitas dan
Validitas. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Jarwi.
DAFTAR RUJUKAN
Azwar,
Denny, Hendrata. 2007. Konsentrasi
Belajar.
(http://www.blogspot.com/200
9/10/pengertian-belajar.html
diunduh Kamis 20 Oktober
2016).
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar
dan Pembelejaran. Jakarta :
Rineka Cipta.
Dirgantoro, Walet. 2012. Efektifitas
Layanan Bimbingan Kelompok
dalam
Meningkatkan
Konsentrasi Belajar siswa
Kelas XI IPS 3 SMA Krisren
Purwodadi. Program Studi BK
UKSW
(Skripsi
tidak
diterbitkan)
Djamarah, Saiful Bahri. 2008. Rahasia
Sukses Belajar. Jakarta
:
Rineka Cipta.
Fanu, James Le. 2009. Deteksi Dini
Masalah-Masalah Psikologi Anak.
Yogyakarta : Think
2010. Efektivitas Layanan
Bimbingan Kelompok dalam
Meningkatkan
Konsentrasi
Belajar Siswa SMK PGRI 2
Salatiga Kelas XE Jurusan
Sekretaris. Program Studi BK
UKSW
(Skripsi
tidak
diterbitkan)
Makmum, Abin Syamsuddin. 2007.
Psikologi
Pendidikan
(Perangkat Sistem Pengajaran
Modul). Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Rifa’i, Achmad dan Anni, Chatarina
Tri.
2009.
Psikologi
Pendidikan.
Semarang:
Universitas Negeri Semarang
Press
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental;
Konsep,
Cakupan,
dan
Perkembangannya. Yogyakarta
: Penerbit ANDI.
Slameto. 2010. Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhinya.
Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Supriyono.
2008.
Studi
Kasus
Bimbingan Konseling. Semarang :
Swadaya Manunggal
Tohirin. 2008. Bimbingan dan
Konseling Di Sekolah dan
Madrasah. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Winkel W.S dan Hastuti, Sri. 2004.
Bimbingan dan Konseling di
Institusi
Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi
MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA
NEGERI 1 TENGARAN KELAS X IPS 1
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Diajukan kepada program Bimbingan dan konseling
untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh
Taufik Hermawan
132012034
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK
MENINGKATKANKONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1
TENGARAN KELAS X IPS 1
Oleh : Taufik Hermawan
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Pembimbing 1 Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M.Si., Pembimbing 2 Sapto Irawan,
S.Pd, M.Pd.
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikasi teknik permainan
simulasi dalam meningkatkan konsentrasi belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran
Kelas X IPS 1.. Penelitian ini dilaksanakan berdasar hasil pra penelitian ditemukan
Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dengan kategori konsentrasi belajar
Sangat Rendah dan Rendah. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
eksperimen semu dengan desain penelitian pretest-posttest. Subjek penelitian adalah
12 Siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Tengaran dan dibagi dalam dua kelompok
dengan teknik purposive random sampling yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner Konsentrasi
Belajar yang terdiri dari 56 item. Teknik analisis data menggunakan Mann Withney
dengan bantuan progam SPSS for windows release 16.0. Terdapat perbedaan yang
signifikan Konsentrasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran Kelas X IPS 1 pada
kelompok eksperimen setelah mengikuti treatment bimbingan kelompok dengan
teknik permainan simulasi dengan koefisien Asymp. Sig ( 2- tailed) sebesar 0,046 <
0,050 dan terdapat peningkatan mean rank kelompok eksperimen dari 2,00 menjadi
5,00. Dengan demikian hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik
permainan simulasi dapat meningkatkan secara signifikan Konsentrasi Belajar Siswa
SMA Negeri 1 Tengaran Kelas X IPS 1.
Kata Kunci :Konsentrasi Belajar, Bimbingan Kelompok teknik Permainan Simulasi
menengah pertama adalah konsentrasi
PENDAHULUAN
Masalah yang saat ini banyak
dialami
dikalangan
menengah
atas
siswa
sekolah
maupun
sekolah
belajar. Kondisi ini dapat berkenaan
dengan keadaan pada diri siswa yaitu
berupa
kelemahan-kelemahan
yang
dapat
objek, misalnya konsntrasi pikiran,
berkenaan dengan lingkungan yang
perhatian, dan sebagainya. Di dalam
tidak menguntungkan bagi dirinya.
belajar seorang siswa memerlukan
dimiliki
siswa
dan
Kemampuan
berkonsentrasi
belajar
siswa
penting
maupun
menyelesaikan
diberikan.
juga
untuk
pada
saat
pada
saat
tugas-tugas
yang
Secara
umum
yang
dimaksud dengan konsentrasi adalah
suatu kemampuan seseorang untuk
bisa mencurahkan perhatian dalam
waktu yang relatif lama Firosalia,
(2007). Sedangkan seorang anak yang
dikatakan berkonsentrasi dalam belajar
adalah di mana ketika anak tersebut
bisa memusatkan perhatiannya pada
apa
yang
dipelajari.
Dengan
berkonsentrasi,
anak
tidak
mudah
mengalihkan
perhatiannya
pada
masalah lain di luar apa yang dia
pelajari. Semakin banyak informasi
yang diserap ketika dia mengikuti
pelajaran maka semakin baik pula
kemampuan
konsentrasinya
dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Menurut
konsentrasi
Djamarah,
belajar
adalah
konsentrasi
dalam
perwujudan
perhatian yang terpusat pada materi
yang
dipelajari
disampaikan
agar
apa
mampu
yang
dipahami.
Sedangkan menurut Deny Hendrata,
(2007) konsentrasi merupakan sumber
kekuatan pikiran yang akan bekerja
berdasarkan daya ingat dan lupa.
Pikiran tidak dapat bekerja untuk lupa
dan untuk mengingat dalam waktu
yang bersamaan. Seseorang terkadang
sangat mudah melupakan sesuatu hal
karena daya konsentrasi terhadap apa
yang pernah dipahami tersebut mulai
berkurang, sedangkan orang
yang
mempunyai konsentrasi yang baik
maka akan mengingat suatu hal dalam
waktu yang cukup lama. Slameto,
(2003)
berpendapat
belajar
bahwa
berkonsentrasi
dalam
berarti
memusatkan pikiran terhadap suatu
mata
pelajaran
dengan
mengesampingkan segala hal lainya
(2008),
suatu
pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu
yang
tidak
pelajaran.
berhubungan
dengan
Beberapa permasalahan siswa
layanan-layanan di dalam bimbingan
khususnya di SMA Negeri 1 Tengaran
dan
seperti kurang tegasnya para guru
sekolah meliputi, layanan informasi,
terhadap pemakaian handphone di
orientasi, penyaluran dan penempatan,
sekolahan terutama pada saat jam
konseling
pelajaran
kelompok dan bimbingan kelompok.
yang
berdampak
pada
kurangnya konsentrasi siswa terhadap
pelajaran. Kemudian masih kurangnya
kemauan siswa dalam memfokuskan
fikirannya terhadap pelajaran di kelas,
justru siswa lebih mudah terpengaruh
kondisi di luar kelas sehingga fikiran
mereka justru di luar mata pelajaran di
dalam kelas. Akibatnya pada saat
ulangan akhir atau test akhir mereka
kesulitan mengerjakan soal-soal yang
sebenarnya sudah pernah dipelajari
pada saat pelajaran berlangsung.
Permasalahan
belajar
ini
tidak
konsentrasi
hanya
menjadi
konseling
yang
diadakan
individu,
di
konseling
Tohirin (2008) mengemukakan
bahwa “layanan bimbingan kelompok
merupakan suatu cara memberikan
bantuan (bimbingan) kepada individu
(siswa) melalui kegiatan kelompok.
Dalam layanan bimbingan kelompok,
aktivitas, dan dinamika kelompok
harus diwujudkan untuk membahas
berbagai
hal
yang
pengembangan
berguna
atau
bagi
pemecahan
masalah individu (siswa) yang menjadi
peserta layanan. Sedangkan tujuan dari
bimbingan kelompok menurut Winkel
dan
Sri
Hastuti
(2004)
adalah
tanggung jawab guru di bidang studi
menunjang perkembangan pribadi dan
saja tetapi juga menjadi tanggung
perkembangan sosial masing-masing
jawab guru pembimbing yaitu melalui
anggota kelompok serta meningkatkan
layanan bimbingan dan konseling, di
mutu kerja sama dalam kelompok
mana layanan ini akan sangat efektif
guna aneka tujuan yang bermakna bagi
karena akan memahami lebih dalam
para
apa sebenarnya yang menjadi inti
tersebut,
permasalahan siswa tersebut. Beberapa
meningkatkan
partisipan.
Berdasarkan
peneliti
konsentrasi
hal
berupaya
belajar
siswa
dengan
melakukan
layanan
tidak
disukainya
atau
pelajaran
tersebut diajarkan oleh pengajar yang
bimbingan kelompok.
juga tidak disukainya.
LANDASAN TEORI
Menurut Dimyati dan Mudjiono
Konsentrasi Belajar
(2009),
“Konsentrasi
belajar
Jika seorang siswa sering merasa
merupakan kemampuan memusatkan
tidak dapat berkonsentrasi di dalam
perhatian pada pelajaran. Pemusatan
belajar, sangat mungkin siswa tidak
perhatian tersebut tertuju pada isi
dapat merasakan nikmat dari proses
bahan
belajar yang dilakukannya. Hal ini
memperolehnya.”
mungkin dapat terjadi karena siswa
sedang mempelajari pelajaran yang
tidak disukai, pelajaran yang dirasakan
sulit, pelajaran dari guru yang tidak
disukai, atau suasana tempat belajar
yang siswa pakai tidak menyenangkan
Gangguan konsentrasi pada saat
belajar banyak dialami oleh para
pelajar terutama di dalam mempelajari
pelajaran
tingkat
kesulitan
yang
mempunyai
cukup
tinggi,
misalnya pelajaran yang berkaitan
dengan ilmu pasti, atau mata pelajaran
yang termasuk kelompok ilmu sosial.
Kesulitan
Menurut
mengemukakan
siswa
yang
konsentrasi
semakin
bertambah berat jika seorang pelajar
terpaksa mempelajari pelajaran yang
maupun
proses
Fanu
(2009)
beberapa
ciri-ciri
mengalami
masalah
konsentrasi belajar antara lain :
a. Tidak bisa memberikan perhatian
yang
(Hakim, 2003).
mata
belajar
penuh
atau
melakukan
kesalahan-kesalahan
ceroboh
karena
dalam
melakukan
pekerjaan atau pelajaran sekolahnya
b. Mengalami kesulitan untuk terusmenerus terfokus pada pekerjaan
sekolah ketika sedang belajar atau
tidak
kerasan
bermainnya
bermain
dengan
ketika
ia
kegiatan
sedang
c. Tampak
tidak
memberikan
i. Pelupa
atau
mudah
melupakan
perhatian dan tidak menghormati
pelajaran atau materi yang sudah
orang lain ketika sedang berbicara
diberikan
d. Tidak bisa megikuti petunjuk atau
arahan yang diberikan kepadanya
Bimbingan Kelompok
Bimbingan
untuk melakukan sebuah pekerjaan
kelompok
dan tugas-tugas sekolahnya (tetapi
proses
hal
diberikan pada individu dalam situasi
ini
bukan
dikarenakan
ketidakmampuannya
memahami
untuk
atau
kenakalannya,
karena
melainkan
pemberian
adalah
kelompok.
bantuan
Bimbingan
yang
kelompok
ditujukan untuk mencegah timbulnya
masalah
pada
siswa
dan
bisa
mengembangkan potensi siswa. Secara
memperhatikan petunjuk tersebut,
umum dapat dikatakan bahwa sebagai
melainkan pada hal-hal lainnya)
salah
disebabkan oleh ia tidak
e. Mengalami
kesulitan
dalam
satu
bimbingan
teknik
bimbingan
kelompok
,
mempunyai
mengorganisasikan/mengatur tugas-
prinsip, kegiatan dan tujuan yang sama
tugas dan kegiatan-kegiatannya
dengan bimbingan. Perbedaanya hanya
f. Menghindari, tidak menyenangi,
dan enggan mengerjakan tugastugas
yang
memerlukan
(Romlah, 2001). Melalui kegiatan
bimbingan individu diharapkan dapat :
g. Menghilangkan berbagai macam
barang-barang yang dimilikinya,
seperti mainan, tugas-tugas sekolah,
pensil, buku, peralatan, baju, dan
seterusnya
(1)
bergerak
rangsangan-rangsangan lainnya
atau
menggunakan
dan
mengembangkan kemampuanya secara
optimal; (2) membuat pilihan-pilihan
yang tepat dan bijaksan; dan (3) dapat
mengatasi
h. Mudah terusik oleh kegaduhan,
yang
situasi kelompok.
usaha
mental berlarut-larut seperti PR
objek
terletak pada pengelolaan, yaitu dalam
masalah-masalah
yang
dihadapi baik disekolah maupun luar
sekolah.
pemainnya
Teknik Permainan Simulasi
Permainan
simulasi
dapat
merupakan gabungan antara teknik
bermain
peranan
dengan
teknik
diskusi. Dalam permainan stimulasi
para pemainnya berkelompok dan
berkompetisi untuk mencapai tujuantujuan
tertentu
dengan
mentaati
peraturan-peraturan yang ditetapkan
bersama. Permainan simulasi cocok
dipakai
untuk
memotivasi
anak
belajar, terutama bila bahan pelajaran
yang dipelajarinya kurang menarik.
Permainan simulasi selain berguna
untuk memperkenalkan konsep dan
menanamkan
pengertian
tentang
sesuatu hal, juga mempunyai kekuatan
untuk
membangkitkan
minat
dan
perhatian anak.
penellitian
ini
yang
simulasi. Menurut Romlah (2001)
permainan simulasi dapat dikatakan
merupakan gabungan antara teknik
bermain peran dengan teknik diskusi.
permainan
berkompetisi untuk mencapai tujuantujuan
tertentu
dengan
mentaati
peraturan-peraturan yang ditetapkan
bersama.
Cara membuat permainan simulasi:
1. Meneliti
masalah
yang
banyak
dialami anak, terutama menyangkut
bidang
pendidkan
dan
sosial.
Merumuskan tujuan yang ingin
dicapai dalam permainan itu
2. Membuat
daftar
atau
sumber-
sumber yang dapat dipakai untuk
membantu penyelesaian topik yang
akan dikerjakan.
3. Memilih situasi dalam kehidupan
sebenarnyan yang ada kaitannya
dengan kehidupan siswa.
situasi-situasi yang sudah dipilih.
digunakan adalah teknik permainan
Dalam
dan
4. Membuat model atau skenario dari
Tahap-Tahap Permainan Simulasi
Dalam
berkelompok
simulasi
para
5. Identifikasi apa saja dan berapa
orang yang akan terlibat dalam
permainan
tersebut.
Pemegang
peran apa saja sangat diperlukan
dan apa peran masing-masing.
6. Membuat alat permainan simulasi,
misalnya beberan simulasi, kartu
pesan, kartu yang berisi kegiatan
yang harus dilakukan untuk mengisi
kegiatan selingan, dsb.
Setelah
permainan
Firosalia
penentuan
pemain maka dilaksanakan permainan
dengan
Berdasarkan hasil penelitian
langkah-langkah
sebagai
berikut :
(2007)
meneliti
tentang
teknik konsntrasi belajar siswa kelas
X-5 SMA N 1 Salatiga melalui
bimbingan kelompok dengan hasil
bahwa bimbingan kelompok tidak
dapat meningkatkan teknik konsentrasi
1. Menyediakan alat permainan
beserta kelengkapannya.
belajar siswa X-5 SMA N 1 Salatiga
karena dalam 7 aspek konsentrasi yang
2. Fasilitator menjelaskan tujuan
diajukan hanya signifikan terhadap
permainan dan yang menjadi
peningkatan konsentrasi belajar dalam
fasilitaor yaitu suru, konselor
mengatasi gangguan pemikiran akibat
dan wali kelas.
kejenuhan. Hal ini bisa saja terjadi
3. Menentukan
pemain,
pemegang peran dan penulis.
karena layanan yang diberikan kurang
spesifik, misal dengan satu teknik baik
4. Menjelaskan aturan permainan
itu bermain peran, teknik diskusi
5. Bermain dan berdiskusi.
kelompok atau juga dengan teknik
6. Menyimpulkan hasil diskusi
permainan.
Bisa
juga
karena
setelah seluruh permainannya
kurangnya pemahaman siswa terhadap
selesai
penyampaian materi dan hasil kegiatan
dan
mengemukakan
masalah-masalah yang belum
bimbingan
sempat diselesaiakan pada saat
konsentrasi siswa tidak bis meningkat
itu.
dengan bimbingan kelompok.
7. Menutup
permainan
serta
menentukan waktu dan tempat
bermain berikutnya.
sehingga
Sedangkan
Dirgantoro
“Efektifitas
Kelompok
(2012)
penelitian
Walet
dengan
judul
Layanan
dalam
membuat
Bimbingan
Meningkatkan
Konsentrasi Belajar siswa Kelas XI
IPS 3 SMA Krisren Purwodadi”,
sama
dengan
dilakukan
hasil
kelompok
bahwa
secara
meningkatkan
siswa
XI
signifikan
konsentrasi
IPS
Purwodadi
bimbingan
3
dengan
SMA
dengan
penelitian
yang
bahwa
hasil
Walet
dapat
penelitian yang dilakukan Jarwi di
belajar
SMK PGRI 2 Salatiga kela XE dapat
Kristen
dikatakan
p=0,029≤0,050.
berhasil.
menggunakan
Peneliti
beberapa
juga
teknik
di
Berbeda dengan hasil dari penelitian
dalam pemberian layanan bimbingan
Firosalia,
kelompok,
meskipun
dengan
dalam
penelitian
ini
menggunakan beberapa teknik yang
menurut
ada dalam bimbingan kelompok tetapi
pertemuannya siswa sangat antusias
peneliti ini berhasil meningkatkan
dan mengikuti dengan baik kegiatan
konsentrasi siswa kelas XI IP 3 SMA
bimbingan kelompok. Dari hal itu
Kristen Purwodadi. Berarti dalam
jugalah
pelaksanaan
mempunyai
layanan
bimbingan
kelompok ini berjalan dengan baik dan
konsentrasi
belajar
siswa.
yang
pada
membuat
kemauan
setiap
siswa
untuk
meningkatkan konsentrasi belajarnya.
dapat dikatakan sukses karena mampu
meningkatkan
Walet
Dari ketiga penelitian di atas
menurut penulis melihat bahwa masih
ingin membuktikn bahwa sebenarnya
Penelitian
yang
dilakukan
tehnik apa yang lebih tept digunakan
Jarwi (2010) mengenai “Efektivitas
dalam
layanan bimbingan kelompok dalam
belajar dengan layanan bimbingan
meningkatkan
kelompok
konsentrasi
belajar
meningkatkan
sehingga
konsentrasi
peneliti
siswa SMK PGRI 2 Salatiga kelas XE
menggunakan tehnik permainan dalm
jurusan
menghasilkan
upaya untuk meningkatkan konsentrasi
bahwa layanan bimbingan kelompok
belajar siswa di SMA Negeri 1
efektif
Tengaran Kelas X IPS 1.
sekretaris”
secara
meningkatkan
signifikan
konsentrasi
dapat
belajar
siswa dengan p=0,007≥0,050. Hampir
Subjek yang diambil dalam
METODE
Jenis
penelitian
ini
adalah
eksperimen yang digunakan adalah
eksperimen
semu
(Quasi
Eksperimental )dengan desain pretestposttest. Penelitian eksperimental ini
meniru
kondisi
penelitian
eksperimental murni semirip mungkin,
akan tetapi tidak semua variabel yang
relevan
dapat
dikendalikan
dan
dimanipulasi (Azwar,2000). Penelitian
dimulai dengan memberikan Pre-Test
kepada
kelompok
dengan
menggunakan instrumen Konsentrasi
Belajar (Fanu. 2009) terlebih dahulu
dengan maksud untuk mengetahui
homogenitas dan kejelasan keadaan
kelompok
sebelum
diberi
perlakuan.Uji
homogenitas
untuk
memastikan
perbedaan
bahwa
yang
tidak
signifikan
ada
antara
kedua kelompok.
penelitian ini adalah siswa kelas X IPS
1 SMA Negeri 1 Tengaran. Dalam
penelitian ini subjek terdiri dari 33
siswa dengan jumlah siswa yang
memiliki konsentrasi rendah sebanyak
12 siswa. Teknik pengumpulan data
yang
digunakan
yaitu
dengan
menggunakan instrumen angket dari
Fanu (2009). Skala ini berisi tentang
masalah
konsentrasi
belajar
yang
dilakukan oleh siswa di sekolahan
yang terdiri dari 56 item. Dari 56 item
tersebut
terdiri
dari
pernyataan
favorabel dan pernyataan unfavorabel.
Pernyataan
favorabel
pernyataan
yang
sedangkan
adalah
mendukung,
unfavorabel
adalah
pernyataan yang tidak mendukung
(Azwar, 2000). Setiap item meiliki 5
alternatif
jawaban
dan
memiliki
interval skor 1 sampai 5. Jika itemnya
berupa
pernyataan
positif
maka
Setelah kondisi dapat diketahui
skornya 5 untuk jawaban Sangat
dengan jelas, maka subjek diberikan
Sesuai (SS), 4 untuk jawaban Sesuai
treatment yang kemudian akan diukur
(S) 3 untuk jawaban Antara Sesuai dan
Post-Test
Tidak ( E), 2 untuk jawaban Tidak
pada kelompok kontrol dan kelompok
Sesuai (TS), 1 untuk jawaban Sangat
eksperimen.
Tidak Sesuai (STS). Sedangkan untuk
keberhasilannya
melalui
item negatif skornya 5 untuk jawaban
Tabel 4.2 Uji Homogenitas
Sangat Tidak Sesuai (STS), 4 untuk
jawaban Tidak Sesuai (TS), 3 untuk
Test Statisticsa
jawaban Antara Sesuai dan Tidak (E),
Usia
Nilai
2 untuk jawaban Sesuai (S) dan 1
Mann-Whitney U
4,000
Wilcoxon W
10,000
untuk jawaban Sangat Sesuai (SS).
HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Penelitian
a.
coba
instrumen
dilakukan pada tanggal
1
Agustus 2016 kepada 33 di
SMA Negeri 1 Tengaran. Uji
coba
ini
dilakukan
untuk
mengetahui validitas item dan
reliabilitas instrumen tersebut
dengan teknik test-pretest.
Untuk
bahwa
membuktikan
kedua
kelompok
memiliki kesamaan dilakukan
uji
homogenitas
menghasilkan
(Tailed)>
0,50.
-0,225
0,822
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
1,000b
Berdasarkan tabel 4.2 dapat
Test Awal (Pre-test)
Uji
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
dan
Asymp.
Hasil
harus
Sig
Uji
Homogenitas disajikan dalam
bentuk tabel berikut ini :
disimpulkan
bahwa
kedua
kelompok
yaitu
kelompok
kontrol
dan
kelompok
eksperimen bersifat homogen
dengan ketentuan Asymp. Sig.
(2
Tailed)>
0,50.
Dapat
dibuktikan dengan Asymp. Sig.
(2 Tailed) = 0,822 untuk usia.
Disamping usia, suku ,dan
jenis kelamin, hasil pre-test
yang
telah
dilakukan
sebelumnya
juga
menunjukan
bahwa
skor
kontrol
dan
kelompok
harus
eksperimen homogen atau tidak
ada perbedaan yang signifikan
antar kedua kelompok tersebut.
Hasil Pre-test akan disajikan
dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Hasil Pre-Test Kelompok
Sesuai rancangan penelitian dan hasil
Eksperimen dan Kelompok
analisis,
selanjutnya
kelompok
ekperimen akan diberikan treatment
dalam bentuk bimbingan kelompok
Test Statisticsa
Skor Pre-test
sedangkan kelompok kontrol tidak
Nilai
Mann-Whitney U
3,500
Wilcoxon W
9,500
Z
diberikan treatment apapun. Berikut
adalah rancangan program treatment
-0,443
Asymp. Sig. (2-tailed)
dalam usaha meningkatkan konsentrasi
0,658
belajar siswa SMA Negeri 1 Tengaran.
0,700b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
b. Layanan (Treatment)
Treatment
diberikan
Ranks
dengan memberikan layanan
kelompok
Nilai
Mean
Rank
N
Sum of
Ranks
bimbingan kelompok dengan
Ekpserim
en
6
3,83
22,98
teknik
Kontrol
6
3,17
19,02
kelompok eksperimen sesuai
Total
12
dengan
permainan
rancangan
kepada
program
yang telah dibuat sebanyak 8
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dipastikan
kali
bahwa tidak ada perbedaan yang
dilaksanakan
signifikan antara skor pre-test dari
tertentu
kelompok
dengan konseli. Layanan ini
eksperimen
dengan
pertemuan
pada
sesuai
dan
jam-jam
kesepakatan
kelompok kontrol. Dapat dibuktikan
dapat
dengan
Asymp. Sig. (2 Tailed) =
apabila kelompok eksperimen
,658> 0.5. Dari tabel 4.4 juga dapat
pada saat dilaksanakan post-
dilihat bahwa mean rank kelompok
test menunjukan peningkatan
eksperimen 3,83 sedangkan kelompok
konsentrasi
kontrol 3,17.
hasilnya
dikatakan
berhasil
belajar
lebih
kelompok kontrol.
tinggi
dan
dari
c. Test Akhir (Post Test)
Post-test
dilakukan
dengan menyebarkan kembali
Test Statisticsa
instrumen Konsentrasi Belajar
Nilai
kepada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang
Mann-Whitney U
0,000
Wilcoxon W
6,000
Z
-1,993
berisi 56 item pertanyaan. Post-
Asymp. Sig. (2-tailed)
tes dilakukan pada tanggal 18
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
0,046
0,100b
Januari 2017.
Berikut
adalah
hasil
Berdasarkan
hasil
analisis
data
skor pre-test dan skor post-test
menggunakan SPSS 16.0, diketahui
kelompok
bahwa terdapat perbedaan antara mean
eksperimen
yang
disajikan dalam bentuk tabel
rank
hasil
kelompok
eksperimen
berikut :
dengan kelompok kontrol. Setelah
diberikan treatment berupa Bimbingan
Tabel
4.5
Hasil
Perbandingan
Konsentrasi
Analisis
Hasil
Belajar
Data
post-test
Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
nila
i
Mean
Rank
N
kepada kelompok eksperimen, mean
rank hasilnya sebesar 5,00, sedangkan
pada kelompok kontrol yang tidak
diberikan treatment total mean rank
Ranks
Kelompo
k
Kelompok dengan teknik permainan
Sum of
Ranks
sebesar
2,00.
disimpulkan
Ekpseri
men
6
5,00
30,00
Kontrol
6
2,00
12,00
Sehingga
bahwa
mean
dapat
rank
kelompok eksperimen lebih tinggi dari
Total
12
pada kelompok kontrol.
PEMBAHASAN
Setelah
semua
sesi
telah
dilaksanakan, peneliti menyebarkan
kuisioner konsentrasi belajar kepada
kedua
kelompok,
yaitu
kelompok
kelompok kontrol yang tida diberikan
eksperimen dan kelompok kontrol
treatment
sebagai
post-test
peningkatan yang signifikan bahkan
nantinya akan membandingkan antara
ada juga yang mengalami penurunan.
kedua
Dengan
post-test.
Hasil
kelompok.
Setelah
melalui
yang
tidak
demikian
mengalami
maka
pengolahan data ditemukan bahwa
disimpulkan
hasil post-test kelompok eksperimen
kelompok dengan teknik permainan
dan kelompok kontrol menunjukan
dapat
perbedaan
belajar Siswa SMA Negeri 1 Tengaran
yang
signifikan.
Berdasarkan hasil post-test, diketahui
eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan
hasil analisis data skor pre-test dan
post-test
konsentrasi
belajar
pada
kelompok eksperimen, hal ini berbeda
dengan kelompok kontrol yang tidak
mengalami
peningkatan
signifikan bahkan
terdapat
yang
subjek
konsentrasi belajar yang menurun.
Dengan
demikian,
maka
dapat
disimpulkan bahwa teknik permainan
dapat
meningkatkan
konsentrasi
belajar siswa SMA Negeri 1 Tengaran.
Konsentrasi belajar siswa SMA Negeri
1 Tengaran meningkat karena adanya
treatment
yang
diberikan
berupa
bimbingan kelompok dengan teknik
permainan, hal ini berbeda dengan
bimbingan
meningkatkan
konsentrasi
Kelas XI IPS 1.
bahwa terjadi peningkatan konsentrasi
belajar yang signifikan pada kelompok
bahwa
dapat
Perubahan ini mulai bisa dilihat
dai pertemuan keempat dimana setiap
anggota kelompok atau konseli sudah
mulai
bisa
konsentrasi
menyadari
pentingnya
belajar
konsentrasi
.
belajar siswa mulai meningkat setelah
saling bertukar pikiran serta pemberian
saran-saran dari seti permasalahan
yang siswa alami dan mereka juga
sadar
bahwa
mungkin
ada
permasalahan yang lebih sulit dari
permasalahan dirinya. Dari pertemuan
keempat dan selanjutnya dapat juga
dilihat
adanya
perubahan
dan
peningkatan pola berfikir dari yang
irrasional berubah menjadi rasional.
Peningkatan
konsentrasi
kelompok
eksperimen juga meningkat, dapat
dilihat dari saat siswa mengikuti
permainan
dan
dalam
mengikuti
kegiatan
mereka
bimbingan
kelompok siswa dapat memahami
setiap isntruksi dari peneliti dan
permasalahan-permasalahan
kelompoknya.
kelompok
Hal
anggota
itu
kontrol
berarti
memperhatikan
dengan baik ketika teman mereka dan
peneliti
bebicara,
memahami
apa
sehingga
dapat
maksud
dari
pembicaraan itu. Berbeda pada saat
masih sesi awal pertemuan yang pada
kenyataannya siswa masih terlihat
sibuk
sendiri-sendiri,
dan
ketika
peneliti dan jika ada salah satu anggota
kelompok berbicara siswa belum bisa
memperhatikannya sehinggat ketika
peneliti
bertanya
kelompok
kebingungan.
kepada
terkadang
Serta
anggota
ada
menurut
yang
hasil
pembicaraan dari peneliti dengan wali
kelas siswa kelas XI IPS 1, anggota
kelompok yang diberikan treatmen ini
sudah menjadi
lebih
baik
ketika
mengikuti pelajaran, serta tugas-tugas
baik di sekolah maupun di rumah bisa
dikerjakan dengan baik.
PENUTUP
Dengan diadakannya penelitian
dalam
upaya
meningkatkan
konsentrasi belajar siswa SMA Negeri
1 Tengaran kelas X IPS 1 dengan
teknik Permainan Simulasi tujuantujuan
dari
layanan
bimbingan
kelompok dapat berguna baik bagi
peneliti juga bagi siswa. Hal ini dapat
dilihat
dari
adanya
peningkatan-
peningkatan hasil dari pengolahan data
setelah
diberikannya
layanan
dan
penigkatan hasil belajar siswa. Hakim
(2003)
bahwa
penyebab
“Ada
terjadinya
dua
faktor
gangguan
konsentrasi belajar yaitu faktor internal
dan
eksternal,
bisa
dari
rasa
mengantuk, lapar, serta gangguangangguan lain pada faktor jasmani dan
rohani siswa. Bisa juga dari kegaduhan
di luar ruangan, bau menyengat dari
luar kelas yang membuat siswa tidak
dapat
berkonsentrasi
penuh
pada
materi yang disampaikan. Sebelum
diberikannya
layanan
bimbingan
kelompok dengan teknik permainan
simulasi, siswa kurang berkonsentrasi
dalam belajar, seperti contoh ketika dia
merasa lapar dan mengantuk siswa
diberikannya
lebih memilih dengan kesibukan lain
kelompok teknik permainan, siswa
seperti
mengalami
bermain
handphone
atau
layanan
bimbingan
peningkatan
dalam
mengobrol dengan teman sebangunya.
menerima pembelajaran dari guru,
Siswa juga lebih memperhatikan hal-
seperti dapat mengulang kembali apa
hal lain di luar mata pelajaran, seperti
yang
melihat-lihat ke luar ruangan. Tetapi
mengerjakan
setelah diberikannya layanan bimb
waktu yang ditentukan, seta mampu
ingan
teknik
mengatur waktu belajarnya dengan
permanan simulasi, siswa mengalami
baik. Dari pernyataan tersebut peneliti
peningkatan
konsentrasi
menarik kesimpulan bahwa apabila
belajarnya, siswa sudah tidak lagi
dalam pelaksanaan layanan bimbingan
memperdulikan hal-hal yang terjadi di
kelompok ini dapat berjalan dengan
luar pelajaran. Siswa juga secara
baik maka permasalahan-permasalahan
penuh
yang
siswa terutama konsentrasi belajar
menyampaikan materi di depan kelas.
sesuai dengan yang diteliti penulis
Dari hal tersebut siswa juga mulai
akan dapat teratasi. Jadi layanan
mengabaikan
dan
bimbingan kelompok dengan teknik
mengantuk karena terbantu dengan
permainan ini dapat digunakan untuk
aktifnya kerja otak dan fisik ketika
meningkatkan
pelajaran berlangsung.
siswa.
kelompok
dengan
pada
memperhatikan
rasa
guru
lapar
Romlah (2001) mengemukan
bahwa
“Bimbingan
kelompok
diharapkan dapat membuat individu
mengembangkan
kemampuannya
secara optimal dan membuat pilihanpilihan yang tepat dan bijaksana pada
permasalahan yang dihadapi”. Setelah
telah
dipelajari,
tugas
sesuai
konsentrasi
dapat
dengan
belajar
Arikunto, Suharsini, 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktis.
Jakarta : Rineka Cipta.
Firosalia, Kristin. 2007. Meningkatkan
Teknik Konsentrasi Belajar
Siswa Kelas X-5 SMA N 1
Salatiga Melalui Bimbingan
Kelompok. Program Studi BK
UKSW
(Skripsi
tidak
diterbitkan).
Saifuddin. 2005. Metode
Penelitian.
Yogyakarta
:
Pustaka Pelajar
Hakim, Thursan. 2003. Mengatasi
Gangguan Konsentrasi. Jakatra
: Puspa Swara.
. 2000. Reliabilitas dan
Validitas. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Jarwi.
DAFTAR RUJUKAN
Azwar,
Denny, Hendrata. 2007. Konsentrasi
Belajar.
(http://www.blogspot.com/200
9/10/pengertian-belajar.html
diunduh Kamis 20 Oktober
2016).
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar
dan Pembelejaran. Jakarta :
Rineka Cipta.
Dirgantoro, Walet. 2012. Efektifitas
Layanan Bimbingan Kelompok
dalam
Meningkatkan
Konsentrasi Belajar siswa
Kelas XI IPS 3 SMA Krisren
Purwodadi. Program Studi BK
UKSW
(Skripsi
tidak
diterbitkan)
Djamarah, Saiful Bahri. 2008. Rahasia
Sukses Belajar. Jakarta
:
Rineka Cipta.
Fanu, James Le. 2009. Deteksi Dini
Masalah-Masalah Psikologi Anak.
Yogyakarta : Think
2010. Efektivitas Layanan
Bimbingan Kelompok dalam
Meningkatkan
Konsentrasi
Belajar Siswa SMK PGRI 2
Salatiga Kelas XE Jurusan
Sekretaris. Program Studi BK
UKSW
(Skripsi
tidak
diterbitkan)
Makmum, Abin Syamsuddin. 2007.
Psikologi
Pendidikan
(Perangkat Sistem Pengajaran
Modul). Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Rifa’i, Achmad dan Anni, Chatarina
Tri.
2009.
Psikologi
Pendidikan.
Semarang:
Universitas Negeri Semarang
Press
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental;
Konsep,
Cakupan,
dan
Perkembangannya. Yogyakarta
: Penerbit ANDI.
Slameto. 2010. Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhinya.
Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Supriyono.
2008.
Studi
Kasus
Bimbingan Konseling. Semarang :
Swadaya Manunggal
Tohirin. 2008. Bimbingan dan
Konseling Di Sekolah dan
Madrasah. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Winkel W.S dan Hastuti, Sri. 2004.
Bimbingan dan Konseling di
Institusi
Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi