MINGGU 11 Pullorum CRD dan Snot
Penyebab :Penyebab : bakteri bakteri Salmonella pullorumSalmonella pullorum Nama lain : pullorum/berak kapur
Nama lain : pullorum/berak kapur
penyakit septicemia pada ayam umur 3 – 4 minggu penyakit septicemia pada ayam umur 3 – 4 minggu
Anak ayam mati : 2 – 5 hr post infeksi Anak ayam mati : 2 – 5 hr post infeksi
Kematian embrio ayam pada masa inkubasi hari ke Kematian embrio ayam pada masa inkubasi hari ke
19 19
Kerugian ekonomi :
Kerugian ekonomi : turun produksi telur dan daya turun produksi telur dan daya tetas, kematian embrio, anak ayam maupun ayam tetas, kematian embrio, anak ayam maupun ayam
dewasa dewasa
(2)
ETIOLOGI :
ETIOLOGI :
Salmonella pullorum Salmonella pullorum
Bentuk batang, Gram negatif, non motil, tidak berspora,
Bentuk batang, Gram negatif, non motil, tidak berspora,
fakultatif aerob.
fakultatif aerob.
CARA PENULARAN :
CARA PENULARAN :
Secara kongenital/vertikal : dari induk ke anak, saat telur
Secara kongenital/vertikal : dari induk ke anak, saat telur
di ovarium, oviduk atau kloaka.
di ovarium, oviduk atau kloaka.
Secara horisontal :
Secara horisontal :
- oral, melalui pakan, air minum dan litter yg
- oral, melalui pakan, air minum dan litter yg
terkontaminasi.terkontaminasi.
- aerogen/udara pernapasan : dalam mesin tetas
- aerogen/udara pernapasan : dalam mesin tetas
melalui : debu, bulu-bulu, anak ayam dan pecahan melalui : debu, bulu-bulu, anak ayam dan pecahan
(3)
FAKTOR PREDISPOSISI : FAKTOR PREDISPOSISI :
UDARA JELEK UDARA JELEK
SANITASI KURANG SANITASI KURANG
KUAL DAN KUAN PAKAN RENDAH KUAL DAN KUAN PAKAN RENDAH PENYAKIT LAIN
PENYAKIT LAIN
GEJALA KLINIS : GEJALA KLINIS :
ANAK AYAM ANAK AYAM
KEDINGINAN, NGANTUK, DIARE PUTIH DAN KEDINGINAN, NGANTUK, DIARE PUTIH DAN COKLAT KEHIJAUAN
COKLAT KEHIJAUAN
GUMPALAN SPT PASTA PD KLOAKA GUMPALAN SPT PASTA PD KLOAKA
LEMAH KAKI, SAYAP MENGGANTUNG, SESAK LEMAH KAKI, SAYAP MENGGANTUNG, SESAK NAPAS
NAPAS
(4)
AYAM DEWASA AYAM DEWASA
DEPRESI, KEKURUSAN, ANEMIA, DIARE, PROD. DEPRESI, KEKURUSAN, ANEMIA, DIARE, PROD. TELUR
TELUR
MENURUNMENURUN
PERUBAHAN PASCA MATI : PERUBAHAN PASCA MATI :
HATI MEMBESAR, HAEMORRHAGI, GUMPALAN HATI MEMBESAR, HAEMORRHAGI, GUMPALAN
DARAH DI RONGGA PERUT DARAH DI RONGGA PERUT
JANTUNG DILATASI, NODULI PUTIH KEABUAN JANTUNG DILATASI, NODULI PUTIH KEABUAN
PERIKARDIUM : BENGKAK, PERIKARDITIS, CAIRAN PERIKARDIUM : BENGKAK, PERIKARDITIS, CAIRAN
FIBRINOUS FIBRINOUS
LIMFA, GINJAL MEMBESAR, JEJAS NEKROTIS LIMFA, GINJAL MEMBESAR, JEJAS NEKROTIS
(5)
REPRODUKSI JANTAN : ABSES KECIL PADA TESTES,
REPRODUKSI JANTAN : ABSES KECIL PADA TESTES,
PENEBALAN.
PENEBALAN. PENCEGAHAN :
PENCEGAHAN :
FUMIGASI : KMnO4 dan formalin
FUMIGASI : KMnO4 dan formalin
KEBERSIHAN KANDANG , ALAT DAN LINGKUNGAN
KEBERSIHAN KANDANG , ALAT DAN LINGKUNGAN
HINDARI SISA PAKAN
HINDARI SISA PAKAN
TELUR TETAS UPAYAKAN DARI PERUS. PEMBIBIT YG
TELUR TETAS UPAYAKAN DARI PERUS. PEMBIBIT YG
BEBAS SALMONELLOSIS
BEBAS SALMONELLOSIS PENGOBATAN :
PENGOBATAN :
SULFONAMIDE ATAU ANTIBIOTIK
SULFONAMIDE ATAU ANTIBIOTIK
TDK HILANGKAN INFEKSI, MENEKAN ANGKA KEMATIAN
TDK HILANGKAN INFEKSI, MENEKAN ANGKA KEMATIAN
(6)
PENGENDALIAN :
PENGENDALIAN :
PERUSAHAAN PEMBIBIT YG TERSERANG PERUSAHAAN PEMBIBIT YG TERSERANG
SALMONELLOSIS DILARANG KELUARKAN TELUR SALMONELLOSIS DILARANG KELUARKAN TELUR
TETAS, AYAM MATI ATAUPUN HIDUP, KECUALI UNTUK TETAS, AYAM MATI ATAUPUN HIDUP, KECUALI UNTUK DIAGNOSIS.
DIAGNOSIS.
AYAM MATI : DIBAKAR DAN DIKUBUR AYAM MATI : DIBAKAR DAN DIKUBUR
UJI MASAL PD UNGGAS DI ATAS 4 BL, YG POSITIF UJI MASAL PD UNGGAS DI ATAS 4 BL, YG POSITIF
DIMUSNAHKAN. YG DUBIUS ISOLASI DAN UJI LAB DIMUSNAHKAN. YG DUBIUS ISOLASI DAN UJI LAB PETERNAKAN YG POSITIF MENGANDUNG PENY : PETERNAKAN YG POSITIF MENGANDUNG PENY : - DILARANG LALU LINTAS ORANG, KECUALI
- DILARANG LALU LINTAS ORANG, KECUALI
PETUGASPETUGAS
- ORANG YG KELUAR DARI PETERN TSB HAPUS - ORANG YG KELUAR DARI PETERN TSB HAPUS
(7)
SNOT (CORYZA)
SNOT (CORYZA)
ETIOLOGI ETIOLOGI
BAKTERI : BAKTERI : Haemophilus paragallinarumHaemophilus paragallinarum hanya tahan 5 – 6 jam di luar tbh hospeshanya tahan 5 – 6 jam di luar tbh hospes Berbentuk batang, Gram negatifBerbentuk batang, Gram negatif
3 serotype dg antigen yg sama3 serotype dg antigen yg sama
Teknik diagnosis : gunakan antigen dari Teknik diagnosis : gunakan antigen dari
salah satu serotipe. salah satu serotipe.
SNOT (CORYZA)
SNOT (CORYZA)
(8)
C
CARA PENULARANARA PENULARAN
Ayam bertindak sebagai pembawa penyakit Ayam bertindak sebagai pembawa penyakit (carrier)
(carrier)
Penularan melalui udara yang dibatukkan atau Penularan melalui udara yang dibatukkan atau oleh pakan dan air minum yang tercemar.
oleh pakan dan air minum yang tercemar.
SNOT (CORYZA)
SNOT (CORYZA)
(9)
SNOT (CORYZA)
SNOT (CORYZA)
GEJALA KLINIS GEJALA KLINIS
P
Penurunan konsumsi pakanenurunan konsumsi pakan, p, produksi telur dan roduksi telur dan pertumbuhan
pertumbuhan
Cairan berlendir dikeluarkan dari hidung dan Cairan berlendir dikeluarkan dari hidung dan
mata mata
C
Conjunctivitis yang disertai dengan perlekatan onjunctivitis yang disertai dengan perlekatan kelopak mata
kelopak mata C
Cairan mengumpul dalam sinus infraorbitalis airan mengumpul dalam sinus infraorbitalis secara unilateral atau bilateral
secara unilateral atau bilateral : : mata menutup mata menutup T
(10)
T
Terlihat sulit bernapas. erlihat sulit bernapas. D
Diare kadang-kadang juga terlihat. iare kadang-kadang juga terlihat. Gejala-gejala
Gejala-gejala bisa bisa berlangsung beberapa berlangsung beberapa
minggu dan akan lebih lama lagi apabila ada minggu dan akan lebih lama lagi apabila ada
komplikasi dengan
komplikasi dengan Mycoplasma gallisepticumMycoplasma gallisepticum. . Angka kematian sebagai akibat snot
Angka kematian sebagai akibat snot diklasifikasikan rendah.
diklasifikasikan rendah.
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS
(11)
SNOT (CORYZA)
SNOT (CORYZA)
KELAINAN PASCA MATIKELAINAN PASCA MATI
Eksudat mengental berwarna putih dan
Eksudat mengental berwarna putih dan
atau kuning ditemukan di dalam sinus
atau kuning ditemukan di dalam sinus
infraorbitalis dengan bau khas
infraorbitalis dengan bau khas
Penimbunan eksudat seperti keju dalam
Penimbunan eksudat seperti keju dalam
kantong conjunctiva.
(12)
(13)
SNOT (CORYZA)
SNOT (CORYZA)
PENGENDALIAN DAN PENGOBATAN
PENGENDALIAN DAN PENGOBATAN
Pengendalian
Pengendalian
Sanitasi kandang yang bagus, menghindari litter Sanitasi kandang yang bagus, menghindari litter
yang terlalu basah, tidak memelihara ayam yang terlalu basah, tidak memelihara ayam
dengan umur berbeda dalam satu flok. Vaksinasi dengan umur berbeda dalam satu flok. Vaksinasi
dengan vaksin Coryza penting dilakukan. dengan vaksin Coryza penting dilakukan.
Pengobatan
Pengobatan
Pengobatan dengan Sulfathiazole cukup efektif Pengobatan dengan Sulfathiazole cukup efektif
mengatasi Coryza. Apabila tidak ditemukan mengatasi Coryza. Apabila tidak ditemukan preparat ini bisa digunakan sulfamethazine, preparat ini bisa digunakan sulfamethazine,
sulfamerazine atau erythromycin. sulfamerazine atau erythromycin.
(14)
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
PENYEBAB : PENYEBAB :
BAKTERI : - BAKTERI : - Mycoplasma gallisepticumMycoplasma gallisepticum
- Mycoplasma synoviae- Mycoplasma synoviae KERUGIAN EKONOMI :
KERUGIAN EKONOMI :
- PERTUMBUHAN TERHAMBAT - PERTUMBUHAN TERHAMBAT
- KOVERSI PAKAN TINGGI - KOVERSI PAKAN TINGGI
- KUALITAS KARKAS MENURUN - KUALITAS KARKAS MENURUN
- AYAM AFKIR MENINGKAT - AYAM AFKIR MENINGKAT
- PRODUKSI TELUR MENURUN - PRODUKSI TELUR MENURUN
(15)
PERBANDINGAN CRD DENGAN SALMONELLOSIS
PERBANDINGAN CRD DENGAN SALMONELLOSIS
Keduanya disebabkan oleh bakteri
Keduanya disebabkan oleh bakteri
Transmisi bakteri lewat telur, secara vertikal, menurun
Transmisi bakteri lewat telur, secara vertikal, menurun
dari induk kepada keturunan.
dari induk kepada keturunan.
Bakteri dpt dideteksi secara serologis dg test darah
Bakteri dpt dideteksi secara serologis dg test darah
sederhana.sederhana.
CRD
CRD lebih sulit diberantas drpdlebih sulit diberantas drpd Salmonellosis Salmonellosis
CRD lebih luas penyebarannya terutama pada umur
CRD lebih luas penyebarannya terutama pada umur
bervariasi.
bervariasi.
Daya tahan Mycoplasma di luar hospes lebih lama.
Daya tahan Mycoplasma di luar hospes lebih lama.
Pengobatan dg antibiotik Mycoplasma yg
Pengobatan dg antibiotik Mycoplasma yg
resis-CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
(16)
ETIOLOGI
ETIOLOGI
Bakteri gram negatif, cocoid, tdk berdinding sel, Bakteri gram negatif, cocoid, tdk berdinding sel,
pH : 7,8 dan suhu : 37 – 38 der Celc. pH : 7,8 dan suhu : 37 – 38 der Celc.
1.
1. Sasaran infeksi :Sasaran infeksi :
Epithelium saluran pernapasan dan Epithelium saluran pernapasan dan
reproduksireproduksi
2.
2. Desinfektan yg peka thd Mycoplasma :Desinfektan yg peka thd Mycoplasma :
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
(17)
ETIOLOGI
ETIOLOGI
3. Antibiotik yg peka thd Mycoplasma : 3. Antibiotik yg peka thd Mycoplasma :
Tylosin, tiamulin, spyromycin, Tylosin, tiamulin, spyromycin,
spectinomycin, lincomycin, gentamycin. spectinomycin, lincomycin, gentamycin.
4. Ketahanan Mycoplasma dlm tubuh hospes : 4. Ketahanan Mycoplasma dlm tubuh hospes :
M. gallisepticumM. gallisepticum : 18 bl : 18 bl
M. synoviaeM. synoviae : 5 th. : 5 th.
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
(18)
HEWAN RENTAN DAN CARA PENULARAN
HEWAN RENTAN DAN CARA PENULARAN
Hewan rentan
Hewan rentan : : ayam, kalkun, puyuh, itik ayam, kalkun, puyuh, itik
Cara Penularan : Cara Penularan :
Vertikal (transovarium)Vertikal (transovarium)
Horisontal : partikel yg dibatukkan Horisontal : partikel yg dibatukkan
mengkontaminasi udara, pakan dan air minum. mengkontaminasi udara, pakan dan air minum. Mekanis : manusia, pakaian, kantong pakan, Mekanis : manusia, pakaian, kantong pakan,
kotak ayam, alat-alat, kendaraan kotak ayam, alat-alat, kendaraan Mencemari vaksin hidup (live)Mencemari vaksin hidup (live)
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
(19)
FAKTOR FAKTOR
PREDISPOSISI :PREDISPOSISI :
Stress, ventilasi jelek, kepadatan tinggi, jarak antar Stress, ventilasi jelek, kepadatan tinggi, jarak antar
kandang terlalu dekat, vaksinasi tdk terprogram, sanitasi kandang terlalu dekat, vaksinasi tdk terprogram, sanitasi
kurang pada telur tetas. kurang pada telur tetas.
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
(20)
Masa inkubasi
Masa inkubasi bervariasi, (1 – 4 mg) tergantung : bervariasi, (1 – 4 mg) tergantung :
Virulensi strainVirulensi strain
Dosis bakteri yg menginfeksiDosis bakteri yg menginfeksi Umur ternakUmur ternak
Status kekebalan ternakStatus kekebalan ternak
Gejala klinis :
Gejala klinis :
Lebih hebat pada anak ayam Lebih hebat pada anak ayam
Batuk, bersin, gangguan napas, keluar suara saat berna-Batuk, bersin, gangguan napas, keluar suara saat
berna-pas, sinusitis pd sinus infraorbitalis bengkak muka pas, sinusitis pd sinus infraorbitalis bengkak muka
Jika disertai infeksi M. synoviae pincang, bengkak Jika disertai infeksi M. synoviae pincang, bengkak
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
(21)
Perubahan Pasca mati :
Perubahan Pasca mati :
Radang kataral pd saluran pernapasanRadang kataral pd saluran pernapasan
Kantong hawa menebal, putih, berbusa, tdk tembus Kantong hawa menebal, putih, berbusa, tdk tembus cahaya, eksudat kental spt keju.
cahaya, eksudat kental spt keju. Pencegahan :
Pencegahan :
Anak ayam umur 1 hr – 3 minggu : aeromycin 20 Anak ayam umur 1 hr – 3 minggu : aeromycin 20
gram dalam 100 kg ransum dan 350 gram Natrium Sulfat gram dalam 100 kg ransum dan 350 gram Natrium Sulfat
dalam 100 kg ransum.dalam 100 kg ransum.
Menjelang perubahan iklim : Coccilin, 1 gr / 1 liter air Menjelang perubahan iklim : Coccilin, 1 gr / 1 liter air
Minum, diberi 5 hr berturut-turut.Minum, diberi 5 hr berturut-turut.
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
(22)
Airsacculitis akut berbusa akibat M. gallisepticum (Morrow, 2004).
PERUBAHAN PASCA MATI
(23)
Airsaculitis kaseosa (radang kantong hawa dengan eksudat mengental seperti keju) yang disebabkan oleh M. Gallisepticum (Shane, 1998).
(24)
PENGOBATAN
PENGOBATAN
Pada anak ayam : 5 gram Coccilin / 1 liter air Pada anak ayam : 5 gram Coccilin / 1 liter air
minum minum
Pada ayam dewasa : injeksi Streptomycin : 1 Pada ayam dewasa : injeksi Streptomycin : 1
gram streptomycin dilarutkan dlm 4 ml aquades gram streptomycin dilarutkan dlm 4 ml aquades steril. 1 ml per 2 kg Berat badan, selama 5 hari steril. 1 ml per 2 kg Berat badan, selama 5 hari
berturut-turut. berturut-turut.
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
(1)
FAKTOR
FAKTOR
PREDISPOSISI :
PREDISPOSISI :
Stress, ventilasi jelek, kepadatan tinggi, jarak antar
Stress, ventilasi jelek, kepadatan tinggi, jarak antar
kandang terlalu dekat, vaksinasi tdk terprogram, sanitasi
kandang terlalu dekat, vaksinasi tdk terprogram, sanitasi
kurang pada telur tetas.
kurang pada telur tetas.
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
(2)
Masa inkubasi
Masa inkubasi
bervariasi, (1 – 4 mg) tergantung : bervariasi, (1 – 4 mg) tergantung : Virulensi strainVirulensi strain
Dosis bakteri yg menginfeksiDosis bakteri yg menginfeksi Umur ternakUmur ternak
Status kekebalan ternakStatus kekebalan ternak
Gejala klinis :
Gejala klinis :
Lebih hebat pada anak ayam Lebih hebat pada anak ayam
Batuk, bersin, gangguan napas, keluar suara saat berna-Batuk, bersin, gangguan napas, keluar suara saat
berna-pas, sinusitis pd sinus infraorbitalis bengkak muka pas, sinusitis pd sinus infraorbitalis bengkak muka
Jika disertai infeksi M. synoviae pincang, bengkak Jika disertai infeksi M. synoviae pincang, bengkak
sendi dan tendo. sendi dan tendo.
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
(3)
Perubahan Pasca mati :
Perubahan Pasca mati :
Radang kataral pd saluran pernapasanRadang kataral pd saluran pernapasan
Kantong hawa menebal, putih, berbusa, tdk tembus Kantong hawa menebal, putih, berbusa, tdk tembus
cahaya, eksudat kental spt keju.
cahaya, eksudat kental spt keju.
Pencegahan :
Pencegahan :
Anak ayam umur 1 hr – 3 minggu : aeromycin 20 Anak ayam umur 1 hr – 3 minggu : aeromycin 20
gram dalam 100 kg ransum dan 350 gram Natrium Sulfat gram dalam 100 kg ransum dan 350 gram Natrium Sulfat
dalam 100 kg ransum.dalam 100 kg ransum.
Menjelang perubahan iklim : Coccilin, 1 gr / 1 liter air Menjelang perubahan iklim : Coccilin, 1 gr / 1 liter air
Minum, diberi 5 hr berturut-turut.Minum, diberi 5 hr berturut-turut.
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
CHRONIC RESPIRATORY DISEASE
(4)
Airsacculitis akut berbusa akibat
M. gallisepticum (Morrow, 2004).
PERUBAHAN PASCA MATI
(5)
Airsaculitis kaseosa (radang kantong hawa dengan eksudat mengental seperti keju) yang disebabkan oleh M. Gallisepticum (Shane, 1998).
(6)