UTANG PEMERINTAH INDONESIA

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:28:24 2017 / +0000 GMT

UTANG PEMERINTAH INDONESIA
BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang
sangat melimpah, oleh sebab itu banyak negara yang ingin menguasai, memeras dan menguras bangsa Indonesia. Sejak
kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, Indonesia mulai membangun negaranya agar menjadi negara
yang mandiri, demi mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang adil dan makmur.
Setelah merdeka, pemerintahan Indonesia
memiliki warisan utang luar negeri yang diwariskan oleh pemerintahan Hindia Belanda, walaupun utang tersebut tidak pernah
dibayar oleh pemerintahan Indonesia, akan tetapi pemerintah Indonesia memiliki utang yang baru. Utang pemerintah merupakan
utang yang digunakan untuk melancarkan pembangunan perekonomian Indonesia.
Pembangunan perekonomian suatu bangsa
merupakan cara yang paling pertama dilakukan oleh suatu bangsa untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh
rakyat suatu bangsa. Pembangunan ekonomi suatu negara tidak hanya dapat dilakukan dengan bertekat dan semangat yang membaja
dari seluruh rakyatnya untuk membangun, tetapi harus didukung juga oleh ketersediaan sumberdaya ekonomi, baik sumberdaya
alam; sumberdaya manusia; dan sumberdaya modal yang produktif. Jadi, tanpa adanya daya dukung yang kuat dari sumberdaya
ekonomi yang produktif, maka pembangunan ekonomi mustahil dapat dilaksanakan dengan baik dan memuaskan. Adapun
kepemilikan terhadap sumberdaya ekonomi ini oleh negara-negara dunia ketiga atau negara-negara sedang berkembang tidaklah
sama. Ada negara yang memiliki kelimpahan pada jenis sumberdaya tertentu, ada pula yang kekurangan.

Indonesia
merupakan termasuk salah satu negara sedang berkembang. Pemerintah Indonesia berusaha dengan berbagai cara untuk melakukan
pembangunan ekonomi untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi demi meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat
dengan sumberdaya ekonomi yang dimiliki Indonesia. Tetapi akibat dari sumberdaya ekonomi yang terbatas terutama sumberdaya
modal maka pemerintah Indonesia mendatangkan pinjaman-pinjaman dari negara-negara lain untuk dapat memberikan dukungan
yang cukup bagi pelaksanaan program pembangunan ekonomi nasional. Pinjaman-pinjaman dari negara-negara lain ini tidak
bersifat cuma-cuma, tetapi dengan berbagai konsekuensi baik yang bersifat komersil maupun politis.
Pada satu sisi,
datangnya pinjaman dari luar negeri tersebut dapat digunakan untuk mendukung program pembangunan ekonomi nasionol
pemerintah, sehingga target pertumbuhan ekonomi nasional masyarakat meningkat. Tetapi pada sisi lain, diterimanya pinjaman dari
luar dapat menimbulkan berbagai masalah dalam jangka panjang, baik ekonomi maupun politik, dan akan menjadi beban yang
seolah-olah tak terlepaskan, yang justru menyebabkan berkurangnya tingkat kesejahteraan rakyat.
Utang pemerintah sudah
berawal sejak masa jabatan presiden Soekarno, dan berlanjut ke masa presiden Soeharto, BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid,
Megawati Soekarno Putri, serta hingga sampai dengan presiden sekarang Soesilo Bambang Yudhoyono. Dalam artian bahwa sejak
merdeka pemerintah Indonesia sudah memiliki pinjaman dari negara-negara lain (utang) yang wajib dibayar dan setiap pergantian
kepala pemerintahan, pemerintahan baru tersebut sudah memiliki kewajiban terhadap negara pemberi pinjaman. Didalam penulisan
ini penulis ingin melihat utang pemerintah Indonesia dari tahun 1990-2005, khususnya utang luar negeri pemerintah Indonesia.
Oleh sebab itu, kami ingin mengangkat masalah mengenai ? Utang Pemerintah Indonesia ?.1.2. Perumusan Masalah
Utang

pemerintah Indonesia sangat perlu diketahui mengingat sejak lahir kita semua sudah memiliki kewajiban utang kepada
negara-negara pemberi pinjaman karena kita merupakan warga negara Indonesia. Oleh karena itu, yang menjadi perumusan masalah
adalah Bagaimanakah Utang Pemerintah Indonesia ?1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah : Untuk
mengetahui utang pemerintah Indonesia.BAB IISTUDI KEPUSTAKAAN2.1. Landasan Teoritis2.1.1. Pengertian Utang
Utang merupakan satu kewajiban yang harus dibayar dikemudian hari yang timbul akibat transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan
dimana para pemberi pinjaman menyerahkan sesuatu yang berharga pada suatu waktu terrentu dalam pertukaran dengan suatu
perjanjian para penerima pinjaman harus membayarnya dikemudian hari, ( Lester V. Chandler, 1962 : 40 ).2.1.2. Jenis Utang
Ada banyak jenis-jenis utang, dalam penulisan ini hanya empat yang kami sebut. Menurut Lester V. Chandler ( 1962 : 43 ), utang
terbagi dalam berbagai jenis yaitu :a. Utang berdasarkan sifat si pemberi pinjaman terbagi atas ; - utang perseorangan - utang
perusahaan - utang pemerintah.b. Utang berdasarkan sifat si penerima pinjaman terbagi atas ; - utang yang diberikan olah
perseorangan - utang yang diberikan oleh perusahaan - utang yang diberikan oleh pemerintah.c. Utang berdasarkan untuk tujuan
apa utang itu diciptakan ; - utang konsumsi - utang produksi.d. Utang berdasarkan lamanya waktu peminjaman ; - utang jangka
panjang ( 1-5 tahun ) - utang jangka pendek ( kurang dari 1 tahun ) - utang yang dapat segera dibayar.BAB
IIIPEMBAHASAN3.1. Utang Pemerintah Indonesia Dari Tahun 1990-2005
Indonesia merupakan negara sedang
berkembang. Sebelum terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang cukup
baik. Hal ini sejalan dengan strategi pembangunan ekonomi yang dicanangkan oleh pemerintahan saat itu, yang menempatkan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai target prioritas pembangunan perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia sejak akhir tahun 1970-an selalu positif, serta tingkat pendapatan per kapita yang relatif rendah, menyebabkan target


Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:28:24 2017 / +0000 GMT

pertumbuhan ekonomi yang relatif tersebut tidak cukup dibiayai dengan modal sendiri, tetapi harus ditunjang dengan menggunakan
bantuan modal asing.
Modal asing ini merupakan pinjaman / utang pemerintah terhadap negara pemberi pinjaman. Pinjaman
pemerintah tersebut diterima dalam bentuk hibah serta soft loan dari negara-negara sahabat dan lembaga-lembaga pinjaman
lainnnya, baik secara bilateral maupun multilateral. Selanjutnya seiring dengan semakin berkembangnya perekonomian Indonesia,
pinjaman yang bersyarat lunak semakin terbatas diberikan, sehingga untuk keperluan-keperluan tertentu dan dalam jumlah yang
terbatas, pemerintah mulai menggunakan pinjaman komersial dan obligasi dari kreditur swasta internasional.
Karena semakin
pesatnya pembangunan dan terbatasnya kemampuan pemerintah untuk secara terus-menerus menjadi penggerak utama
pembangunan nasional, maka pemerintah Indonesia mengambil suatu kebijakan agar pembangunan perekonomian Indonesia tetap
berjalan dengan lancar demi kepentingan rakyat Indonesia agar adil dan sejahtera yaitu dengan cara melakukan kebijakan pinjaman
luar negeri.

Adapun utang pemerintah Indonesia dari tahun 1990-2005 dapat dilihat dari pinjaman pemerintah sebagai berikut
:TABEL III-1UTANG PEMERINTAH INDONESIA, 1990-2005( Dalam Milyar Rupiah ) Tahun Pinjaman Program(realisasi)
Pinjaman Proyek(realisasi) Total Utang 1990
83,815
13,465
97,280 1991
99,751
13,855
133,606 1992
110,979
85,896
196,875 1993
107,525
105,814
213,339
1994
98,378
107,525
205,903 1995
90,088

98,378
188,466 1996
119,001
90,088
209,089 1997
143,856
119,001
262,857 1998
511,067
249,257
760,324
1999
249,257
26,181
275,438 2001
6,416
19,736
26,152 2002
9,346
19,964

29,310 2003
10,350
18,900
29,250 2004
3,140,80
18,604,8
21,745,6
2005
7,905
20,130,8
28,035,8
Sumber : Data Koalisi Anti Utang (DEPKEU)Dari tabel III-1 dapat
dilihat bahwa selama kurun waktu tahun 1990 sampai dengan tahun 1997 total utang pemerintah Indonesia masih stabil atau tidak
terlalu besar perbedaan antara jumlah utang pemerintah pada saat tahun tersebut. Tetapi pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi di
Indonesia, utang pemerintah Indonesia meningkat drastis menjadi Rp. 760.324 milyar, jadi pemerintah dengan segala kebijakannya
memutuskan untuk melakukan pinjaman luar negeri guna menyelamatkan perekonomian nasional yang terancam kebangkrutan
akibat dari semakin melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar. Adapun pinjaman pemerintah yang begitu banyak pada tahun
1998 digunakan untuk menutup defisit anggaran yang besar akibat terjadinya krisis ekonomi.
Setelah tahun1998, pinjaman
pemerintah mulai menurun dari tahun 1999 sampai dengan 2005 demi mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap negara

pemberi pinjaman.3.2. Dampak Utang Pemerintah Terhadap Pembangunan Nasional
Dalam jangka panjang, utang luar negeri
dapat menimbulkan permasalahan ekonomi pada banyak negara penerima pinjaman. Di samping beban ekonomi yang harus diterima
rakyat pada saat pembayaran kembali, juga beban psikologis politis yang harus diterima oleh negara penerima pinjaman akibat
ketergantungannya denag bantuan asing.
Sejak krisis moneter yang terjadi pada awal tahun 1980-an, negara-negara
berkembang seperti Indonesia semakin terjerumus dalam krisis utang luar negeri, walaupun ada kecenderungan bahwa telah terjadi
perbaikan atau kemajuan perekonomian di negara-negara tersebut. Peningkatan pendapatan per kapita atau laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi di negara-negara berkembang belum berarti bahwa pada negara-negara tersebut dikategorikan kedalam negara
yang maju, dalam arti struktur ekonominya telah berubah menjadi struktur ekonomi industri dan perdagangan luar negerinya sudah
mantap. Tetapi pada kenyataannya, besar-kecilnya jumlah utang pemerintah yang dimiliki oleh suatu negara yang sedang
berkembang lebih disebabkan karena adanya defisit current account, kekurangan dana investasi, pembangunan perekonomian yang
tidak dapat ditutup dengan sumber-sumber dana didalam negeri, angka inflasi yang tinggi, dan ketidakefisienan struktural di dalam
perekonomiannya.
Sehingga meskipun secara teknis, pemerintahan suatu negara telah sempurna dalam upaya pengendalian
utang luar negerinya, pencapaian tujuan pembangunan akan sia-sia, kecuali jika negara tersebut secara finansial benar-benar kuat,
yaitu pendapatan nasionalnya mampu memikul beban langsung yang berupa pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri dan
bunganya dalam bentuk uang kepada pemberi pinjaman di luar negeri, karena utang luar negeri selalu disertai dengan kebutuhan
devisa untuk melakukan pembayaran kembali. Pembayaran cicilan utang beserta bunganya merupakan pengeluaran devisa yang
utama bagi banyak negara-negara penerima pinjaman.

Adapun pembayaran utang pemerintah Indonesia dari tahun
1990-2005 dapat dilihat pada tabel berikut :TABEL III-2PEMBAYARAN UTANG PEMERINTAH INDONESIA, 1990-2005(
Dalam Milyar Rupiah ) Tahun Pembayaran Utang 1990 10,011 1991 10,837 1992 11,942 1993 12,302 1994
12,780 1995 13,225 1996 17,428 1997 35,297 1998 44,984 1999 39,335 2000 47,776 2001 57,270 2002
55,120 2003 51,170 2004 48,556 2005 52,111 2006 91,613 Sumber : Data Koalisi Anti Utang (DEPKEU)Pada
tabel III-2 dapat dilihat bahwa pembayaran utang pemerintah dari tahun 1990 sampai dengan 1996 masih stabil, akan tetapi pada
tahun 1997 sampai dengan 2005 pembayaran utang pemerintah terus meningkat karena pembayaran cicilan pokok dan bunga utang
luar negeri pemerintah yang jatuh tempo akibat terdepresinya nilai tukar rupiah secara tajam terhadap dolar Amerika, apalagi
terjadinya krisis moneter di Indonesia pada awal tahun 1998. Sebenarnya pemerintah Indonesia sudah merencanakan untuk

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:28:24 2017 / +0000 GMT

membayar sebagian besar jumlah utang luar negerinya lebih cepat dari waktu pembayaran yang sebenarnya. Tapi tampaknya
komitmen pemerintah tidak berlangsung lama karena terjadinya krisis moneter di Asia Tenggara dan Timur pada pertengahan tahun
1997.Pembayaran kembali utang luar negeri yang meningkat dalam jumlah besar ini dilakukan pemerintah tidak hanya memakai

dana dari penerimaan dalam negeri saja, tetapi dengan segala pertimbangan pemerintah terpaksa juga menggunakan bantuan dana
dari IMF. Jadi, utang luar negeri yang lama dibayar dengan utang luar negeri yang baru. Dengan kata lain, Indonesia telah
terjerumus dalam krisis utang luar negeri, yaitu puncaknya pada tahun 1998 pada saat tejadinya krisis monetet di Indonesia.
Akibat dari adanya bantuan IMF dalam jumlah yang sangat besar tersebut, menyebabkan pemerintah Indonesia harus menerima
berbagai persyaratan dan resiko dalam pinjaman IMF ini. Sehingga pemerintah sangat terikat oleh IMF didalam menjalankan bidang
perekonomian.
Oleh sebab ini, pemerintah terus meningkatkan pembayaran utang luar negerinya terutama kepada IMF, agar
tidak terikat lagi dengan IMF, yang sangat merugikan perekonomian Indonesia. Demi mewujudkan Indonesia yang mandiri, adil,
dan sejahtera.BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN4.1. Kesimpulan
Perkembangan jumlah utang pemerintah dari tahun ke
tahun cenderung mengalami peningkatan. Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai berbagai tanggung jawab bagi bangsa Indonesia,
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam jangka pendek, utang luar negeri dapat memberikan kontribusi dalam
pembiayaan pembangunan ekonomi nasional, sehingga dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat sebelum terjadinya
krisis ekonomi.
Dalam jangka panjang utang luar negeri akan berdampak akan ketergantungan terhadap utang tersebut yang
akan menjadi beban bagi pemerintah karena utang tersebut harus dibayar beserta bunganya dan belum lagi persyaratan yang
diberikan selama peminjaman yang sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia.4.2. Saran
Sebaiknya pemerintah
Indonesia harus mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri.DAFTAR PUSTAKAKusfiardi. Koalisi Anti Utang.

Data DEPKEU.Atmadja, Adwin Surya. (2000). ?Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia?. Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Akuntansi Universitas Kristen Petra, Vol.2. No.1.Chandler, Lester V. (1962). Ekonomi Tentang Uang Dan
Bank, Jilid ke I, Alih Bahasa : H.S
. Hutagalung, Bhratara, Jakarta.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/3 |