Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Loyalitas dan Partisipasi Pemuda dalam Gereja Etnis di HKBP Salatiga
LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA
ETNIS DI HKBP SALATIGA
Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Teologi untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol)
Oleh
David Sarman H Pardede
Nim 712004092
Fakultas Teologi
Universitas Kristen Satya Wacana
2012
(2)
ii
LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA
ETNIS DI HKBP SALATIGA
Oleh
David Sarman H Pardede
Nim: 712004092
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah diuji pada
Hari/tanggal Jumat, 10 Februari 2012
Pembimbing
(3)
iii
LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA
ETNIS DI HKBP SALATIGA
Oleh
David Sarman H Pardede
Nim: 712004092
Skripsi ini telah uji oleh tim penguji skripsi
di Fakultas Teologi UKSW dan dinyatakan Lulus
pada tanggal 10 Februari 2012
Tim Penguji Skripsi
Penguji I
Penguji II
Pdt. Dr. Ebenhaizer Nuban Timo Pdt. Drs. Daniel Nuhamara, M.Th, Ed.D
Dekan Fakultas Teologi
(4)
iv
Motto
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras
adalah kemenangan yang hakiki
(5)
v
Persembahan
Skripsi Ini saya persembahkan kepada
Tuhan Yesus Kristus,
Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)
Almamater Fakultas Teologi UKSW,
Orang Tua dan Saudara-saudari terkasihku,
Sahabat-sahabat yang telah mendampingi selama penulisan skripsi ini,
(6)
vi
Kata pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkankepada Tuhan Yesus Kristus karena hanya oleh kasih setia dan penyertaanNya saja sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam penyelesaian proses pendidikan dengan harapan akan adanya suatu interaksi ilmiah antara ilmu teologi dengan interdisipliner ilmu-ilmu lainnya. Penulisan skripsi ini adalah proses penulisan yang dilaksanakan baik di dalam maupun di luar dunia akademis yang bertujuan untuk memberikan kelengkapan dan keseimbangan antara teori dan aplikasi selama penulis menempuh studi di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
Dalam hal ini, penulis memilih Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Salatiga sebagai tempat penelitian. Penulis merasa tertarik untuk membahas masalah ini karena penulis merasa prihatin dengan situasi dan kondisi pelayanan di tempat penulis mengadakan penelitian. Penulis melihat bahwa di tempat penulis mengadakan penelitian sangat minim dan bahkan hamper tidak ada keaktifan dari para pemuda untuk melakukan pelayanan dan aktif dalam kegiatan-kegiatan Gereja.
Selama proses penulisan ini berlangsung, banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi, namun berkat dukungan, kritik, saran atau masukan dari semua pihak, serta bimbingan dari dosen pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis secara khusus menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
(7)
vii
Fakultas : Pdt. Drs. Daniel Nuhamara M.Th, Ed.D (pembimbing) dan kepada semua dosen , karyawan, staff kantor, Fakultas Teolologi UKSW
Keluarga : orang tua tercinta, abang dan adik tersayang Paul Pardede beserta keluarga dan Dina Pardede beserta keluarga serta seluruh keluarga besar yang telah memberi dukungan dan motivasi.
Gereja : HKBP Salatiga, para majelis yang telah banyak memberi bantuan dan informasi mengenai HKBP Salatiga.
Teman-teman Batak di Salatiga Indra Nainggolan, Alwin Lumbantobing, Benedikhtus Simarmata, Yunis Saragih, John Purba, serta teman-teman di fakultas Eddy Wayan, Steven Kasman, Joesafat Harianja serta teman kos dan teman-teman laiinnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Semoga tulisan dapat bermanfaat dan memberi sumbangan pemikiran terhadap Gereja khususnya HKBP Salatiga dan fakultas, terlebih kepada penulis supaya semakin dapat meningkatkan pemahaman dan semakin memperlengkapi penulis dalam mempersiapkan diri untuk terjun dalam dunia pelayanan.
Penulis menyadari kekurangan dan kelemahan penulis, oleh karena itu penulis memohon maaf jika atas kesalahan baik itu dalam perkataan maupun dalam perbuatan serta dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata, sebagai penulis saya mengucapkan terima kasih banyak.
Tuhan beserta kita
(8)
viii Daftar Isi
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Halaman Persembahan iii
Halaman Motto iv
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Saripati BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 9
1.3. Tujuan Penelitian 9
1.4. Metodologi Penelitian 9 1.5. Sistematika Penulisan 11 BAB II. ETNISITAS, GEREJA DAN PARTISIPASI PEMUDA 2.1. Etnis dan Etnisitas. 12
2.2. Gereja dan Etnisitas di dalam Gereja Suku 18
2.3. Partisipasi Pemuda 22
2.3.1. Pengertian Partisipasi 22
2.3.2. Pengertian Pemuda 23
2.3.3. Gereja dan Kaum Muda 27
2.3.4. Faktor-faktor yang membentuk Partisipasi Pemuda 28
BAB III. PARTISIPASI PEMUDA DALAM PELAYANAN GEREJA DI HKBP SALATIGA 3.1. Terbentuknya HKBP Salatiga 31
3.2. Ekklesiogafi HKBP Salatiga 32
3.2.1. Layanan Persekutuan Ibadah (kebaktian) 32
3.2.2. Layanan Pastoral dan Diakonia 33
3.2.3. Layanan seksi Perempuan 34
3.2.4. Layanan seksi Ama (Seksi Bapak) 34
3.2.5. Layanan seksi Sekolah Minggu dan Remaja 34
3.2.6. Layanan seksi Pemuda (NHKBP) 35
3.3. Loyalitas Pemuda HKBP terhadap Etnis Batak dan Gereja HKBP di HKBP Salatiga tahun 2011. 3.3.1. Loyalitas Pemuda HKBP Salatiga terhadap Etnis dan Gereja 35
3.3.1.1. Dimensi Kebahasaan 36
3.3.1.2. Dimensi Kontak Sosial 37
3.3.1.3. Dimensi Behavior 38
3.3.1.4. Dimensi Sikap/Attitude 39
3.3.1.5. Dimensi Identifikasi Diri dengan Etnisitas dan Gereja 39
3.3.2. Partisipasi Pemuda HKBP Salatiga 3.3.2.1. Faktor Individual 40
3.3.2.2. Faktor Provider Kegiatan 41
3.3.2.3. Faktor Program atau Kegiatan 42
(9)
ix
BAB IV. LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM PELAYANAN GEREJA DI HKBP SALATIGA
4.1. Loyalitas Pemuda HKBP 46 4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya Partisipasi Pemuda HKBP 47 4.3. Kesimpulan 49 BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan dan Respon Teologis 52
5.2. Saran 55 DAFTAR PUSTAKA
(10)
x SARIPATI
Keberadaan pemuda sebagai generasi penerus pelayanan dalam Gereja adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari Gereja. Kemajuan zaman dan era globalisasi juga menuntut Gereja supaya dapat mengaktualisasikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada baik itu dalam pergaulan dan pola pikir yang semakin maju. Peran pemuda dalam hal ini sangat diperlukan, karena mereka adalah orang-orang yang lebih dekat dan sangat terbuka terhadap perubahan zaman di era globalisasi ini. Tanpa kehadiran pemuda pelayanan di Gereja akan terkesan kaku dan membosankan, dan disinilah fungsi dan peranan pemuda diperlukan dalam meningkatkan gairah dan semangat pelayanan di Gereja.
HKBP sebagai Gereja etnis Batak, dalam hal ini HKBP Salatiga juga dituntut harus dapat melihat dan peka terhadap setiap perubahan yang terjadi. Sebagai mana visi dan misi HKBP yaitu pemberdayaan warga untuk transformasi, pelayanan yang ada haruslah berbasis jemaat, dimana jemaat haruslah diikutsertakan secara aktif dalam setiap pelayanan dan bukan hanya dijadikan sebagai objek, akan tetapi harus dapat menjadi subjek atau pelaku-pelaku pelayanan sehingga visi dan misi HKBP itu tidak hanya akan menjadi jasad tanpa roh ketika warga jemaat hanya berada dalam posisi sebagai objek pelayanan yang sepenuhnya bergantung kepada pelayan. HKBP juga harus memiliki komitmen dan senantiasa membuka diri dalam memenuhi tugas dan panggilannya untuk memberdayakan setiap warga jemaat terlebih pemuda dalam menghadapi perubahan sosial ditengah-tengah arus globalisasi ini.
Sebagaimana keberadaan Gereja sebagai bagian yang integral dari kehidupan masyarakat.Maka pertumbuhan dan perkembangan Gereja tersebut juga menjadi salah satu perhatian masyarakat, khususnya masyarakat Kristen yang menjadi Gereja itu
(11)
xi
sendiri, dan oleh sebab itu gereja haruslah dapat menjadi tempat sekaligus sarana bagi setiap jemaatnya untuk mengekspresikan rasa saying dan cinta kepada Tuhan melalui sesamanya. Oleh karena itu HKBP harus dapat bekerja lebih proaktif, aktif, kritis, dan realistis dalam menghadapi tantangan-tantangan Gereja dewasa ini.
Sebagaimana Gereja-gereja lainnya, HKBP Salatiga juga memiliki tiga dewan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tri-tugas panggilan gereja, yaitu: dewan koinonia, marturia, dan diakonia. Dan yang menjadi perhatian penulis disini adalah dewan diakonia yang mengurus beberapa seksi dan diantaranya adalah seksi pemuda. Penulis melihat bahwa dewan diakonia belum bekerja secara maksimal dalam membimbing dan menjangkau pemuda dalam pelayanannya di Gereja HKBP Salatiga.
Penulis dalam hal ini memusatkan perhatian pada partisipasi dan keaktifan para pemuda HKBP di Salatiga, khususnya para pemuda Batak yang sedang melanjutkan studi pada jenjang perguruan tinggi di daerah Salatiga. Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan terhadap beberapa pemuda Batak di Salatiga, didapatkan adanya sebuah kesimpulan bahwa pemuda-pemuda Batak yang kuliah di Salatiga mengalami kekecewaan terhadap kinerja kerja dari para majelis (sintua) yang kurang memberikan perhatian dan ruang gerak bagi mereka untuk dapat menuangkan dan mengaplikasikan kreatifitas mereka serta kurang peka dalam memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari para pemuda.
Para pemuda menganggap keberadaan mereka kurang dianggap dan terkesan seperti diperalat, dengan kata lain mereka dipanggil hanya pada saat-saat tertentu saja ketika ada momen-momen penting yang mengharuskan adanya keberadaan pemuda dan
(12)
xii
setelah hal tersebut selesai mereka terkesan diacuhkan tanpa berusaha melakukan pendekatan-pendekatan atau kegiatan-kegiatan yang dapat menarik minat dan perhatian para pemuda tersebut untuk dapat semakin aktif dan berpartisipasi dalam pelayanan di HKBP Salatiga. Para majelis juga terkesan tertutup dan kurang mengaktifkan pemuda dalam hal menetapkan dan menentukan pelayanan-pelayanan yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pelayanan di HKBP Salatiga.
Hal-hal tersebut diatas memberikan dampak terhadap timbulnya keengganan dan rasa malas bagi para pemuda untuk mau aktif dan berpartisipasi dalam pelayanan di HKBP Salatiga yang terlihat dalam hal keberadaan dan pelayanan pemuda yang sangat minim di HKBP Salatiga.
(1)
vii
Fakultas : Pdt. Drs. Daniel Nuhamara M.Th, Ed.D (pembimbing) dan kepada semua dosen , karyawan, staff kantor, Fakultas Teolologi UKSW
Keluarga : orang tua tercinta, abang dan adik tersayang Paul Pardede beserta keluarga dan Dina Pardede beserta keluarga serta seluruh keluarga besar yang telah memberi dukungan dan motivasi.
Gereja : HKBP Salatiga, para majelis yang telah banyak memberi bantuan dan informasi mengenai HKBP Salatiga.
Teman-teman Batak di Salatiga Indra Nainggolan, Alwin Lumbantobing, Benedikhtus Simarmata, Yunis Saragih, John Purba, serta teman-teman di fakultas Eddy Wayan, Steven Kasman, Joesafat Harianja serta teman kos dan teman-teman laiinnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Semoga tulisan dapat bermanfaat dan memberi sumbangan pemikiran terhadap Gereja khususnya HKBP Salatiga dan fakultas, terlebih kepada penulis supaya semakin dapat meningkatkan pemahaman dan semakin memperlengkapi penulis dalam mempersiapkan diri untuk terjun dalam dunia pelayanan.
Penulis menyadari kekurangan dan kelemahan penulis, oleh karena itu penulis memohon maaf jika atas kesalahan baik itu dalam perkataan maupun dalam perbuatan serta dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata, sebagai penulis saya mengucapkan terima kasih banyak.
Tuhan beserta kita
(2)
viii Daftar Isi
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Halaman Persembahan iii
Halaman Motto iv
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Saripati BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 9
1.3. Tujuan Penelitian 9
1.4. Metodologi Penelitian 9 1.5. Sistematika Penulisan 11 BAB II. ETNISITAS, GEREJA DAN PARTISIPASI PEMUDA 2.1. Etnis dan Etnisitas. 12
2.2. Gereja dan Etnisitas di dalam Gereja Suku 18
2.3. Partisipasi Pemuda 22
2.3.1. Pengertian Partisipasi 22
2.3.2. Pengertian Pemuda 23
2.3.3. Gereja dan Kaum Muda 27
2.3.4. Faktor-faktor yang membentuk Partisipasi Pemuda 28
BAB III. PARTISIPASI PEMUDA DALAM PELAYANAN GEREJA DI HKBP SALATIGA 3.1. Terbentuknya HKBP Salatiga 31
3.2. Ekklesiogafi HKBP Salatiga 32
3.2.1. Layanan Persekutuan Ibadah (kebaktian) 32
3.2.2. Layanan Pastoral dan Diakonia 33
3.2.3. Layanan seksi Perempuan 34
3.2.4. Layanan seksi Ama (Seksi Bapak) 34
3.2.5. Layanan seksi Sekolah Minggu dan Remaja 34
3.2.6. Layanan seksi Pemuda (NHKBP) 35
3.3. Loyalitas Pemuda HKBP terhadap Etnis Batak dan Gereja HKBP di HKBP Salatiga tahun 2011. 3.3.1. Loyalitas Pemuda HKBP Salatiga terhadap Etnis dan Gereja 35
3.3.1.1. Dimensi Kebahasaan 36
3.3.1.2. Dimensi Kontak Sosial 37
3.3.1.3. Dimensi Behavior 38
3.3.1.4. Dimensi Sikap/Attitude 39
3.3.1.5. Dimensi Identifikasi Diri dengan Etnisitas dan Gereja 39
3.3.2. Partisipasi Pemuda HKBP Salatiga 3.3.2.1. Faktor Individual 40
3.3.2.2. Faktor Provider Kegiatan 41
3.3.2.3. Faktor Program atau Kegiatan 42
(3)
ix
BAB IV. LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM PELAYANAN GEREJA DI HKBP SALATIGA
4.1. Loyalitas Pemuda HKBP 46 4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya Partisipasi Pemuda HKBP 47 4.3. Kesimpulan 49 BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan dan Respon Teologis 52
5.2. Saran 55 DAFTAR PUSTAKA
(4)
x SARIPATI
Keberadaan pemuda sebagai generasi penerus pelayanan dalam Gereja adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari Gereja. Kemajuan zaman dan era globalisasi juga menuntut Gereja supaya dapat mengaktualisasikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada baik itu dalam pergaulan dan pola pikir yang semakin maju. Peran pemuda dalam hal ini sangat diperlukan, karena mereka adalah orang-orang yang lebih dekat dan sangat terbuka terhadap perubahan zaman di era globalisasi ini. Tanpa kehadiran pemuda pelayanan di Gereja akan terkesan kaku dan membosankan, dan disinilah fungsi dan peranan pemuda diperlukan dalam meningkatkan gairah dan semangat pelayanan di Gereja.
HKBP sebagai Gereja etnis Batak, dalam hal ini HKBP Salatiga juga dituntut harus dapat melihat dan peka terhadap setiap perubahan yang terjadi. Sebagai mana visi dan misi HKBP yaitu pemberdayaan warga untuk transformasi, pelayanan yang ada haruslah berbasis jemaat, dimana jemaat haruslah diikutsertakan secara aktif dalam setiap pelayanan dan bukan hanya dijadikan sebagai objek, akan tetapi harus dapat menjadi subjek atau pelaku-pelaku pelayanan sehingga visi dan misi HKBP itu tidak hanya akan menjadi jasad tanpa roh ketika warga jemaat hanya berada dalam posisi sebagai objek pelayanan yang sepenuhnya bergantung kepada pelayan. HKBP juga harus memiliki komitmen dan senantiasa membuka diri dalam memenuhi tugas dan panggilannya untuk memberdayakan setiap warga jemaat terlebih pemuda dalam menghadapi perubahan sosial ditengah-tengah arus globalisasi ini.
Sebagaimana keberadaan Gereja sebagai bagian yang integral dari kehidupan masyarakat.Maka pertumbuhan dan perkembangan Gereja tersebut juga menjadi salah satu perhatian masyarakat, khususnya masyarakat Kristen yang menjadi Gereja itu
(5)
xi
sendiri, dan oleh sebab itu gereja haruslah dapat menjadi tempat sekaligus sarana bagi setiap jemaatnya untuk mengekspresikan rasa saying dan cinta kepada Tuhan melalui sesamanya. Oleh karena itu HKBP harus dapat bekerja lebih proaktif, aktif, kritis, dan realistis dalam menghadapi tantangan-tantangan Gereja dewasa ini.
Sebagaimana Gereja-gereja lainnya, HKBP Salatiga juga memiliki tiga dewan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tri-tugas panggilan gereja, yaitu: dewan koinonia, marturia, dan diakonia. Dan yang menjadi perhatian penulis disini adalah dewan diakonia yang mengurus beberapa seksi dan diantaranya adalah seksi pemuda. Penulis melihat bahwa dewan diakonia belum bekerja secara maksimal dalam membimbing dan menjangkau pemuda dalam pelayanannya di Gereja HKBP Salatiga.
Penulis dalam hal ini memusatkan perhatian pada partisipasi dan keaktifan para pemuda HKBP di Salatiga, khususnya para pemuda Batak yang sedang melanjutkan studi pada jenjang perguruan tinggi di daerah Salatiga. Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan terhadap beberapa pemuda Batak di Salatiga, didapatkan adanya sebuah kesimpulan bahwa pemuda-pemuda Batak yang kuliah di Salatiga mengalami kekecewaan terhadap kinerja kerja dari para majelis (sintua) yang kurang memberikan perhatian dan ruang gerak bagi mereka untuk dapat menuangkan dan mengaplikasikan kreatifitas mereka serta kurang peka dalam memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari para pemuda.
Para pemuda menganggap keberadaan mereka kurang dianggap dan terkesan seperti diperalat, dengan kata lain mereka dipanggil hanya pada saat-saat tertentu saja ketika ada momen-momen penting yang mengharuskan adanya keberadaan pemuda dan
(6)
xii
setelah hal tersebut selesai mereka terkesan diacuhkan tanpa berusaha melakukan pendekatan-pendekatan atau kegiatan-kegiatan yang dapat menarik minat dan perhatian para pemuda tersebut untuk dapat semakin aktif dan berpartisipasi dalam pelayanan di HKBP Salatiga. Para majelis juga terkesan tertutup dan kurang mengaktifkan pemuda dalam hal menetapkan dan menentukan pelayanan-pelayanan yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pelayanan di HKBP Salatiga.
Hal-hal tersebut diatas memberikan dampak terhadap timbulnya keengganan dan rasa malas bagi para pemuda untuk mau aktif dan berpartisipasi dalam pelayanan di HKBP Salatiga yang terlihat dalam hal keberadaan dan pelayanan pemuda yang sangat minim di HKBP Salatiga.