5 PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA 1

Dimuat pada Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN :
1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman: 58 – 72.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS
PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA
TANAH ULTISOL SIMALINGKAR
The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches to Soil Water Holding Capacity and
the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol.

Dimuat pada Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN :
1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman: 58 – 72.

Parlindungan Lumbanraja
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan
Sutomo 4-A, Telp. 061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia.
E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com
Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan di Porlak Percobaan Fakultas Pertanian Universitas HKBP
Nommensen Medan yang berada di Desa Simalingkar B. Ketinggian Daerah ini lebih kurang
33 m dpl, jenis tanah Ultisol, pH tanah 5,5 dan tekstur tanah adalah pasir berlempung

(Lumbanraja, 2000). Penelitian berlangsung dari bulan Agustus samapai dengan November
2000.Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas Willis,
pupuk kandang sapi, fungisida, insektisida, dll.
Diduga bahwa pupuk kandang maupun mulsa jerami padi dan janjang sawit secara
tunggal dapat memperbaiki kapasitas pegang air tanah Ultisol Simalingkar dalam upaya
memperbaiki pertumbuhan tanaman kedelai. Diduga bahwa interaksi pupuk kandang
dengan mulsa jerami padi maupun janjang sawit dapat memperbaiki daya pegang air tanah
Ultisol Simalingkar dalam upaya memperbaiki pertumbuhan tanaman kedelai.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dua faktor
dengan tiga Ulangan. Faktor pertama adalah pupuk kandang sapi (K) yang terdiri dari tiga
taraf yaitu: K0 : Tanpa pupuk kandang, K1 : Pupuk kandang setara dengan 5 ton/ha, K2 :
Pupuk kandang setara dengan 10 ton/ha. Faktor kedua adalah pemberian mulsa (M) yang
terdiri dari tiga taraf yaitu: M0 : Tanpa mulsa, M1 : Mulsa jerami padi setara dengan 5 ton/ha
dan M2 : Mulsa janjang sawit setara dengan 5 ton/ha. Kombinasi perlakuan dalam penelitian
ini adalah 3 x 3 sehingga ada 9 kombinasi perlakuan yaitu: K0M0; K0M1; K0AM; K1M0;
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada

Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 1

K1M1; K1M2; K2M0; K2M1; K2M2, dengan 3 kali ulangan maka ada 27 petak
percobaan.Ulangan dilakukan tiga kali, letak masing-masing kombinasi perlakuan dalam
barisan ulangan diletakkan sesuai dengan hasil yang diperoleh dari pengacakan. Untuk
mengetahui respon yang diamati terhadap perlakuan yang diberikan dilakukan Uji Analisis
Variance (ANOVA) dan apabila menunjukkan bedanyata dilanjutkan dengan Uji Jarak
Berganda Duncan. Model persamaan percobaan adalah sebagai berikiut:
Ykij= µ +kk + ρi+βj + (ρ β)ij+Єkij, (Malau, 2002).
Tanah yang menjadi areal penelitian dibersihkan terlebih dahulu dari segala jenis
rumput atau gulma yang ada dengan babat lalu dibuat petak percobaan dengan ukuran 2 m x
2 m sebanyak 27 petak, dengan jarak antar petak percobaan 50 cm dan jarak antar barisan
ulangan 100 cm dan jarak tanam 20 cm x 20 cm.
Setelah persiapan petak percobaan dan perlakuannya selesai, selanjutnya dilakukan
penanaman dengan jarak tanam sesuai dengan yang tetapkan di atas. Setiap lobang tanam
yang dibuat dengan cara menugal, diberi 3 biji benih kedelai yang telah dilumuri degnan
Legin, kemudian ditutup dengan tanah. Bersamaan dengan penanaman dilakukan pemberian

pupuk dasar berupa Urea setara 100 kg/ha; TSP setara 200 kg/ha dan KCl setara 100 kg/ha.
Pengambilan para meter pengamatan dilakukan saat tanaman muncul bunga pertama.
Sifat fisika tanah yang diamati adalah kadar air tanah dan bagian tanaman yang diamati
meliputi: tinggi tanaman pada umur 3 dan 6 minggu setelah tanamn (m.s.t), bobot basah dan
bobot kering bagian atas dan bagian bawah tanaman kedelai.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Pemberian pupuk kandang sapi ke
dalam tanah sesuai dengan dosis yang diuji berpengaruh sangat nyata terhadap berat basah
dan berat kering bagian bawah tanaman tetapi hanya berpengaruh nyata terhadap kadar air
tanah, begitu juga terhadap parameter tinggi tanaman 3 m.s.t dan 6 m.s.t, bobot basah dan
bobot kering bagian atas tanaman kedelai. 2. Pemberian mulsa jerami padi dan janjang sawit
pada tanah sesuai dengan dosis yang diuji berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air tanah,
bobot basah dan bobot kering bagian atas dan bagian bawah tanaman kedelai, tetapi hanya
berpengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 m.s.t dan 6 m.s.t. 3.
Pengaruh interaksi kombinasi pemberian pupuk kandang sapi dan jenis mulsa (baik jerami
padi maupun janjang sawit) pada tanah sesuai dengan dosis yang diuji tidak berpengaruh
nyata terhadap kadar air tanah, begitu juga terhadap parameter tinggi tanaman 3 m.s.t dan 6
m.s.t, bobot basah maupun bobot kering bagian atas dan bagian bawah tanaman kedelai.
Abstract
The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches to Soil Water Holding Capacity and
the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol, by

Parlindungan Lumbanraja. Research took place in Simalingkar-B, Medan, North Sumatera ,
Indonesia. According to USDA soil classification this soil is Ultisol with loamy sand texture
and pH of soil is 5,5 the area is abouth 33 meters above sea level.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 2

Hypothesize that cattle manure application, as well as kind of mulches and their
combination will effecs soil water holding capacity and growth of soybeans (Glycine max
L). Research design with Randomize Complete Block Design, every parameter effect
significantly will be continued analized with Duncan’s Multiple Range Test.
Soil physical property that analized is soil water holding capacity. For crop observation
had made by measured crops heigt at 3 and 6 weeks after planted, and scaled fresh and dry

weight of shoots and roots of soybeans.
The concluding of the research can be explain that: 1. Aplications of cattle manure take
effected higly significant to crop observation such as crops fres and dry weight of roots parts of
soybeans, but only take affected significantly to soil wetnes as well as to crop observation such as
crops height at each week had been being measured, fres and dry weight of shoots parts of soybeans.
2. The treatment of mulches kinds take effected higly significant to soil wetnes as well as to crop
observation such as fres and dry weight of shoots and roots parts of soybeans, but only take affected
significantly to crop observation such as crops height at each week had been being measured. 3. The
interactions of the combinations of both treatment did took effected all parameters had been being
observed insignificantly.

Kata kunci: oil palm bunch, mulches, paddy straw, bulk density, porosity, soil wetness.

PENDAHULUAN
Latarbelakang
Kebutuhan kedelai terus meningkat dan karena produksi dalam negeri masih belum
mencukupi maka bahan ini harus di import juataan ton/tahun-nya dan besranya import ini
meningkat setiap tahun ( Sihombing, 1985 dalam BPPP, 1993; Deptan, 1990 dan Deptan,
1977). Berbagai usaha perlu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan bahan pangan di dalam
negeri, satu diantaranya adalah dengan meningkatkan konsumsi non beras, misalnya kedelai.

Sebagai salah satu sumber protein nabati, pengembangan komoditi ini cukup strategis karena
selain nilai gizinya yang tinggi, dapat dikonsumsi atau diolah dengan lebih variatif. Produksi
kita masih harus terus ditingkatkan karena produksi nasional masih tetap rendah
dibandingkan negara lain misalnya Amerika, Brazil, Jepang, dan Taiwan sudah dapat
menghasilkan 3,0t/ha (Sumarno dan Hartono, 1983). Produksi nasional sampai saat ini masih
dibawah 2,5 ton/ha hasil inipun masih merupakan konversi dari hasil petak percobaan.
Sebagai tanaman lahan kering , tanaman ini menghendaki air tanah sekitar kapasitas lapang
hingga pengisian polong, dan tanah agak kering hingga panen (Ibrahim, dkk., 1990).
Kekeringan saat pertumbuhan vegetativ mengakibatkan tanaman kerdil, saat berbunga atau
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 3

pengisian polong dapat menggagalkan hasil (Rusdi, 1986). Tanaman ini tumbuh baik pada

tanah dengan kondisi fisik yang baik, seperti struktur tanah yang gembur sehingga tanah
cukup gembur (Ibrahim, dkk., 1990).
Dalam upaya meningkatkan produksi ini dapat dilakukan dengan pengusahaan lahan
kering kurang lebih 123 juta hektar atau kurang-lebih 62% dari luas daratan Indonesia,
(Soepardi, 1983) yang masih tersedia dan belum dimanfaatkan, misalnya lahan terlantar yang
ditumbuhi alang-alang, namun perlu di perhatikan bahwa penanganan lahan kering yang tidak
tepat dapat menyebabkan degradasi lahan.
Masalah utama yang harus disikapi dalam penanganan lahan kering adalah terbatasnya
ketersediaan sumber air untuk kebutuhan tanaman usaha, presipitasi (dalam hal ini hujan)
merupakan satu-satunya sumber persediaan air bagi tanaman usaha pada lahan kering yang
jumlah dan penyebarannya pun tidak merata sepanjang tahun ( Lumbanraja, 1997).
Masalah lain yang dihadapi dalam pemanfaatan lahan kering adalah rendahnya
kapasitas pegang air tanah. Dalam kondisi tanah jenuh , saat air presipitasi melebihi kapasitas
pegang air tanah, air akan memempati pori-pori tanah, sedangkan kita tahu bahwa air pada
pori-pori drainase (aerasi) sebagian besar akan hilang sebagai air drainase sebelum sempat
dimanfaatkan oleh tanaman sebagai akibat dari sangat kecilnya daya pegang air tanah
tersebut. Jadi diperlukan penanganan tertentu yang dapat meningkatkan daya pegang air
tanah zona perakaran saat hujan dan memperkecil atau bahkan mencegah kehilangan air dari
permukaan tanah oleh evaporasi.
Aplikasi bahan yang dapat memperbaiki sifat –sifat fisik tanah, seperti pupuk kandang

juga penting manfaatnya dalam pembenahan tanah lahan kering. Pemberian pupuk kandang
seperti ini misalnya diketahui mampu memperbaiki beberapa sifat fisik tanah termasuk
didalamnya daya pegang air tanah (Lumbanraja, 1997 dan Darlita et al., 1994)
Selain itu pukulan langsung butir hujan akan menghancurkan agregat tanah, sebagian
dari butir tanah terdispersi akan menyumbat pori-pori tanah, meningkatkan kepadatan
permukaan tanah. Kondisi ini akan mengakibatkan menurunnya daya infiltrasi dan tata air
lainnya sehingga pemasukan air ke dalam tanah yang menjadi persediaan air tanaman
menjadi berkurang. Kondisi ini akan semakin diperburuk lagi dengan tingginya kehilangan
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 4

air melalui evaporasi dari permukaan tanah yang terbuka langsung terhadap sinar matahari
dan atau tiupan angin ( Lumbanraja, 1997).

Penutupan permukaan tanah untuk mengurangi kehilangan air dari perkmukaan tanah
melalui evaporasi juga merupakan alternatif lain dalam mengoptimalkan tata air dalam
pengelolaan lahan kering. Selain itu pemanfaatan sisa tanaman sebagai mulsa dalam
konservasi tanah dan air terutama untuk melindungi tanah dari pukulan ari hujan untuk
menghindari penghancuran agregat adalah sangat efektif ( Duley, 1939 dalam Schwab, et al.,
1966). Ibrahim, dkk., 1990 menegaskan bahwa mulsa dapat menjaga kelembsaban tanah,
memperlambat aliran permukaan, meningkatkan infiltrasi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan dari penggunaan pupuk
kandang, mulsa jerami dan janjang sawit dalam upaya memperbaiki potensi penggunaan
Ultisol Simalingkar dalam upaya memperbaiki pertumbuhan Kedelai.
Hipotesis
1. Diduga bahwa pupuk kandang maupun mulsa jerami padi dan janjang sawit secara
tunggal dapat memperbaiki kapasitas pegang air tanah Ultisol Simalingkar dalam
upaya memperbaiki pertumbuhan

tanaman kedelai.

2. Diduga bahwa interaksi pupuk kandang dengan mulsa jerami padi maupun janjang
sawit secara tunggal dapat memperbaiki kapasitas pegang air tanah Ultisol

Simalingkar dalam upaya memperbaiki pertumbuhan tanaman kedelai.
Kegunaan Penelitian:
1. Untuk memenuhi tugas Tri Dharma Perguranuan tinggi di Program Studi
Agroekoteknoloogi Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen-Medan
2. Sumber informasi tentang penggunaan pupuk kandang , mulsa jerami padi dan
janjang sawit pada tanah Ultisol Simalingkar terhadap kapasitas pegang air tanah
dan pertumbuhan tanaman kedelai.
BAHAN DAN METODA
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 5

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Porlak Percobaan Fakultas Pertanian Universitas HKBP

Nommensen Medan yang berada di Desa Simalingkar B. Ketinggian Daerah ini lebih kurang
33 m dpl, jenis tanah Ultisol, pH tanah 5,5 dan tekstur tanah adalah pasir berlempung
(Lumbanraja, 2000). Penelitian berlangsung dari bulan Agustus samapai dengan Nopember
2000.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas Willis,
pupuk kandang sapi, fingisida, insektisida, dll.
Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi, alat olah tanah dalam hal ini
cangkul, parang, babat, tugal, timbangan papan nama, meteran, gembor , corong, tali plastik,
ember, semprot punggung, bambu, oven, ringsampler dan alat-alat laboratorium lainnya serta
alat tulis.
Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dua faktor
dengan tiga Ulangan.
Faktor pertama adalah pupuk kandang sapi (K) yang terdiri dari tiga taraf yaitu:
K0 : Tanpa pupuk kandang
K1 : Pupuk kandang setara dengan 5 ton/ha
K2 : Pupuk kandang setara dengan 10 ton/ha
Faktor kedua adalah pemberian mulsa (M) yang terdiri dari tiga taraf yaitu:
M0 : Tanpa mulsa
M1 : Mulsa jerami padi setara dengan 5 ton/ha
M2 : Mulsa janjang sawit setara dengan 5 ton/ha
Kombinasi perlakuan dalam penelitian ini adalah 3 x 3 sehingga ada 9 kombinasi
perlakuan yaitu:
K0M0; K0M1; K0AM; K1M0; K1M1; K1M2; K2M0; K2M1; K2M2, dengan 3 kali
ulangan maka ada 27 petak percobaan.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 6

Ulangan dilakukan tiga kali, letak masing-masing kombinasi perlakuan dalam barisan
ulangan diletakkan sesuai dengan hasil yang diperoleh dari pengacakan.
Metode Analisis
Untuk mengetahui respon yang diamati terhadap perlakuan yang diberikan dilakukan
Uji Analisis Variance (ANOVA) dan apabila menunjukkan bedanyata dilanjutkan dengan Uji
Jarak Berganda Duncan.
Model persamaan percobaan adalah sebagai berikiut:
Ykij= µ +kk + ρi+βj + (ρ β)ij+Єkij
Ykij:

Pengamatan pada krelompok ke-k yang mendapat perlakuan pupuk kandang
pada taraf ke-i dan pemberian mulsa pada taraf ke-j

µ:

Nilai tengah

Kk:

Pengaruh kelompok ke –K

ρi:

Pengaruh pupuk kandang taraf ke-i

βj:

Pengaruh pemberian mulsa taraf ke –j

(ρβ)ij: Pengaruh interaksi pupuk kandang taraf ke-i degan pemberian mulsa taraf ke-j
Єkij:

Pengaruh galat pada ulangan kelompok ke-k dengan pupuk kandang taraf ke-i
dan pemberian mulsa taraf ke-j (Malau, 2002).

Pelaksanaan Penelitian
Petak percobaan
Tanah yang menjadi areal penelitian dibersihkan terlebih dahulu dari segala jenis
rumput atau gulma yang ada dengan babat lalu dibuat petak percobaan dengan ukuran 2 m x
2 m sebanyak 27 petak, dengan jarak antar petak percobaan 50 cm dan jarak antar barisan
ulangan 100 cm dan jarak tanam 20 cm x 20 cm.
Penanaman
Setelah persiapan petak percobaan dan perlakuannya selesai, selanjutnya dilakukan
penanaman dengan jarak tanam sesuai dengan yang tetapkan di atas. Setiap lobang tanam
yang dibuat dengan cara menugal, diberi 2 biji benih kedelai kemudian ditutup dengan
tanah.Bersamaan dengan penanaman dilakukan pemberian pupuk dasar berupa Urea setara
100 kg/ha; TSP setara 200 kg/ha dan KCl setara 100 kg/ha.
Pemeliharaan Tanaman
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 7

Adapun permerliharaan tanaman yang dilakukan adalah antara lain: penyiraman,
penyulaman, penyiangan, pembumbunan dan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan
kebutuhannya.
Pengamatan Parameter
Pengambilan para meter pengamatan dilakukan saat tanaman muncul bunga pertama.
Parameter Yang Diamati
Parameter Fisika Tanah
Sifat fisika tanah yang diamati meliputi:
1. Kadar Air Tanah
Parameter Tanaman
Bagian tanaman yang diamati meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tinggi tanaman 3 minggu setelah tanam (m.s.t)
Tinggi tanaman 3 minggu setelah tanam (m.s.t)
Bobot Basah Bagian Atas Tanaman
Bobot Basah Bagian Bawah Tanaman
Bobot Kering Bagian Atas Tanaman
Bobot Kering Bagian Bawah Tanaman

Yang dilaksanakan pada saat tanaman mulai berbunga, kurang lebih 6 minggu setelah
tanam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Kadar Air Tanah, Tinggi, Berat Basah dan
Berat Kering Tanaman Kedelai.
Pemberian pupuk kandang sapi ke dalam tanah sesuai dengan dosis yang diuji berpengaruh
sangat nyata terhadap berat basah dan berat kering bagian bawah tanaman tetapi hanya berpengaruh
nyata terhadap kadar air tanah, begitu juga terhadap parameter tinggi tanaman 3 m.s.t dan 6 m.s.t,
bobot basah dan bobot kering bagian atas tanaman kedelai.
Tabel. 1. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Kapasitas Pegang Air Tanah, Tinggi,
Berat Basah dan Berat Kering Tanaman Kedelai.
Perlakuan Pupuk
Kandang

Parameter
Kadar air
tanah (%)

Tinggi
tanaman 3

Tinggi
tanaman

Berat basah
bagian atas

Berat basah
bagian

Berat
kering

Berat
kering

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 8

m.s.t
(cm)

6 m.s.t
(cm)

ta naman
(g)

bawah
tanaman
(g)

bagian atas
ta naman
(g)

bagian
bawah
tanaman
(g)
5,637
aA

21,940
33,319
88,033
38,830
11,111
9,415
Setara dengan 0
a
b
a
a
aA
a
(ton/ha)
23,928
31,489
97,330
39,789
12,056
10,130
6,174
Setara dengan 5
ab
a
ab
ab
abAB
ab
abAB
(ton/ha)
24,751
31,956
99,359
41,082
13,163
10,978
6,778
Setara dengan 10
b
ab
b
b
bB
b
bB
ton/ha)
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf α 0,05 (huruf kecil) dan α 0,1 (huruf besar)

Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap Kadar Air Tanah, Tinggi, Berat Basah dan Berat Kering
Tanaman Kedelai.
Pemberian mulsa jerami padi dan janjang sawit pada tanah sesuai dengan dosis yang diuji
berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air tanah, bobot basah dan bobot kering bagian atas dan
bagian bawah tanaman kedelai, tetapi hanya berpengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi
tanaman 3 m.s.t dan 6 m.s.t.
Tabel. 2. Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap Kapasitas Pegang Air Tanah, Tinggi, Berat Basah
dan Berat Kering Tanaman Kedelai.
Perlakuan Mulsa

Tanpa Mulsa

Parameter
Kadar air
tanah (%)

Tinggi
tanaman
3 m.s.t
(cm)

Tinggi
tanaman6
m.s.t
(cm)

Berat basah
bagian atas
ta naman
(g)

Berat basah
bagian
bawah ta
naman
(g)

Berat
kering
bagian atas
ta naman
(g)

21,642
aA

31,226
a

90,611
a

38,693
aA

10,926
aA

9,352
aA

Berat
kering
bagian
bawah
tanam an
(g)
5,578
aA

25,380
33,193
102,681
41,593
12,918
11,259
6,704
Jerami padi Setara
bB
b
b
bB
bB
bB
bB
dengan 5(ton/ha)
23,597
32,344
91,430
39,415
12,485
9,911
6,307
Janjang sawit Setara
abAB
ab
a
aAB
bAB
aAB
bAB
dengan 5(ton/ha)
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada pada Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf α 0,05 (huruf kecil) dan α 0,1 (huruf besar).

Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk Kandang dengan Jenis Mulsa Terhadap Kadar Air
Tanah, serta Tinggi, Berat Basah dan Berat Kering Tanaman Kedelai.
Pengaruh interaksi kombinasi pemberian pupuk kandang sapi dan jenis mulsa (baik jerami
padi maupun janjang sawit) pada tanah sesuai dengan dosis yang diuji tidak berpengaruh nyata
terhadap kadar air tanah, juga terhadap parameter tinggi tanaman 3 m.s.t dan 6 m.s.t, bobot basah dan
bobot kering bagian atas dan bagian bawah tanaman kedelai.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 9

Tabel. 3. Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk Kandang dengan Jenis Mulsa Terhadap
Kapasitas Pegang Air Tanah, serta Tinggi, Berat Basah dan Berat Kering Tanaman
Kedelai.
Perlakuan pupuk kandang

Setara dengan 0 ton/ha

Perlakuan mulsa
Jerami padi 5
ton/ha
Kadar Air tanah (%)
21,777
22,173

Setara dengan 5 ton/ha

22,063

27,287

22,433

Setara dengan 10 ton/ha

21,087

26,680

26,487

Setara dengan 0 ton/ha

Tinggi tanaman 3 m.s.t (cm)
31,856
35,089

33,011

Setara dengan 5 ton/ha

31,422

31,522

31,522

Setara dengan 10 ton/ha

30,400

32,967

32,500

Setara dengan 0 ton/ha

Tinggi tanaman 6 m.s.t (cm)
86,789
87,533

89,778

Setara dengan 5 ton/ha

93,989

102,067

95,933

Setara dengan 10 ton/ha

91,056

118,444

88,578

Setara dengan 0 ton/ha

Berat basah bagian atas tanaman (g)
36,411
39,911

40,167

Setara dengan 5 ton/ha

39,989

41,344

38,033

Setara dengan 10 ton/ha

39,678

43,522

40,044

Tanpa mulsa

Setara dengan 0 ton/ha

Berat basah bagian bawah tanaman (g)
8,489
12,189

Janjangn sawit 5
ton/ha
21,870

12,656

Setara dengan 5 ton/ha

11,989

12,311

11,867

Setara dengan 10 ton/ha

12,300

14,256

12,933

Setara dengan 0 ton/ha

Berat kering bagian atas tanaman (g)
7,678
10,589

9,978

Setara dengan 5 ton/ha

10,378

9,022

10,989

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 10

Setara dengan 10 ton/ha

Setara dengan 0 ton/ha

10,000

12,200

Berat kering bagian bawah tanaman (g)
4,444
6,089

10,734

6,378

Setara dengan 5 ton/ha

6,067

6,300

6,156

Setara dengan 10 ton/ha

6,222

7,722

6,389

PEMBAHASAN
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Kadar Air Tanah, Tinggi, Berat Basah dan
Berat Kering Tanaman Kedelai.
Pemberian pupuk kandang sapi ke dalam tanah sesuai dengan dosis yang diuji berpengaruh
sangat nyata terhadap berat basah dan berat kering bagian bawah tanaman tetapi hanya berpengaruh
nyata terhadap kadar air tanah, begitu juga terhadap parameter tinggi tanaman 3 m.s.t dan 6 m.s.t,
bobot basah dan bobot kering bagian atas tanaman kedelai (Tabel. 1)

Seperti diketahui atas dasar teori bahwa bahan organik dapat berperan memperbaiki
daya mengikat air tanah, merangsang granulasi agregat tanah, menurunkan plastisitas, kohesi
dan sifat buruk tanah lainnya. Tubuh tanah dengan bahan organik yang cukup banyak adalah
syarat penting didalam pembentukan struktur mikro atau struktur kersai tanah, sebab tingkat
agregasi tanah sangat dipengaruhi oleh pemberian bahan organik. Perbaikan struktur tanah
akan mengakibatkan naiknya porositas total dan akan menimbulkan perubahan distribusi
pori . Bahan organik dalam bentuk humus dari tanaman dan hewan yang diberikan kedalam
tanah akan dapat meningkatkan kemampuan infiltrasi, mengurangi aliran permukaan,
meningkatkan kapasitas menahan air tanah dan air tersedia serta sebagai sumber hara bagi
tanaman. Bahan organik merupakan pemantap agregat tanah, pengatur aerasi dan cenderung
meningkatkan jumlah air tersedia bagi tanaman. Rendahnya bahan organik tanah akan
berakibat buruk terhadap tanaman karena porositas tanah cenderung menurun dan berat jenis
tanah meningkat. Jumlah penambahan bahan organik bukan merupakan jaminan terhadap
perbaikan fisik tanah, sebab hanya beberapa bagian tertentu dari bahan organik yang
berfungsi dalam meningkatkan kestabilan agregat tanah. Susunan dan distribusi bahan
organik boleh jadi yang terpenting. Sebagai contoh polisaccarida bersama dengan lendir, akar
tanaman dan microbia hanya bersifat pengikat agregat sementara; sedangkan akar kasar dan
hipa mengikat agregat dalam tempo sedang, dan asam-asam aromatik bersama dengan besi
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 11

dan aluminium juga aluminosilikat yang membentuk kompleks organometalik merupakan
pengikat agregat yang kuat dan tahan lama. Agregasi dan kekuatan agregat tanah akan
meningkat dengan penambahan pupuk kandang sebagai salah satu sumber bahan organik
tanah. Kemampuan bahan organik meningkatkan agregasi tanah akan meningkatkan daya
infiltrasi dan menurunkan kepadatan tanah.
Pengaruh pemberian pupuk kandang sebagai sumber bahan organik terhadap sifat
kimia tanah antara lain: sebagai salah satu sumber unsur hara, meningkatkan KTK tanah,
meningkatkan ketersediaan fosfor tanah. Bahan organik juga berpengaruh terhadap sifat
kimia tanah, terutama dalam hal menyerap dan menyediakan kation bagi tanaman. Dilain
pihak bahan organik yang telah melapuk mempunyai kapasitas tukar kation lebih besar
dibandingkan dengan koloida mineral, sihingga koloid organik dapat berfungsi sebagai buffer
dalam tanah. Dari rangkuman beberapa hasil penelitian bahwa penambahan bahan organik
kedalam tanah dapat memperbaiki beberapa hal seperti meningkatkan N total, P tersedia, Corganik, K-dd, Ca-dd, KTK dan unsur micro seperti Zn dan menurunkan Al-dd dibandingkan
terhadap tanpa perlakuan bahan organik. Terlihat bahwa semakin tinggi taraf bahan organik
dalam tanah cenderung semakain memperbaiki sifat kimia tanah. Tidak dapat dihindari
bahwa saat penambahan bahan organik kedalam tanah, sejumlah mikrobia juga ditambahkan
ke dalm tanah. Agar produktivitas tanah dapat ditingkatkan, harus ada usaha untuk
meningkatkan atau setidaknya mempertahankan kandungan bahan organik tanah, penggunaan
bahan organik di lahan kering, dapat memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman.
Jadi adanya perbaikan pertumbuhan kedelai seperti pada hasil penelitian yang
disajikan diatas jelas adalah merupakan pengaruh dari bahan organik yang diaplikasikan.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa pengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai
ini adalah menrupakan pengaruh dari adanya perbaikan terhadap kadar air tanah (12,76%)
tersebut sebagai pengaruh penambahan pupuk kandang pada taraf yang diujikan. Adanya
aplikasi pupuk kandang ke dalam tanah tentunya akan mengakibatkan penambahan unsur
hara kedalam tanah dengan perlakukan pupuk kandang, sebagaimana dijelaskan di atas
bahwa bahan ini mengandung N, P, dan K dan unsur hara liannya seperti telah diutarakan
diatas adalah juga merupakan faktor perbaikan yang ditimbulkan oleh aplikasi pupuk
kandang tersebut. Tapi dari kenyataan atas dasar data pengamatan penelitian ini tentunya
kenaikan kadar airlah yang mengakibatkan perbaikan pertumbuhan tanaman kedelai tersebut
lebih baik pada setiap parameter pertumbuhan tanaman yang diukur dibandingkan terhadap
perlakuan tanaman tanpa pemberian mulsa. Sebagai mana diketahui bahwa kondisi perakaran
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 12

tanaman sampai pada umur enam minggu setelah tanam masih sangat terbatas keadaan
perakarannya, untuk itu kelarutan hara dalam tanah sangat menentukan dalam memperlancar
pergerakan hara menuju daerah perakaran tanaman yang selanjutnya dapat diserap tanaman
guna menunjang kebutuhan tanamatersebut bagi pertumbuhannya.

Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap Kapasitas Pegang Air Tanah, Tinggi, Berat Basah dan
Berat Kering Tanaman Kedelai.
Pemberian mulsa jerami padi dan janjang sawit pada tanah sesuai dengan dosis yang diuji
berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air tanah, bobot basah dan bobot kering bagian atas dan
bagian bawah tanaman kedelai, tetapi hanya berpengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi
tanaman 3 m.s.t dan 6 m.s.t. (Tabel. 2)

Sebagaimana diketahui bahwa efisiensi air pada tanah yang terbuka sangat rendah,
namun demikian harus diingat bahwa evaporasi air tanah tidak terjadi hanya dari tanah yang
secara luas terbuka total, tetapi juga dari tiap bagian tanah yang tidak tertutupi oleh daundaun tanaman usaha. Untuk menurunkan evaporasi dapat dilakukan dengan penebaran bahan
mulsa dipermukaan tanah, selain menurunkan evaporasi mulsa juga dapat miningkatkan
penahanan air bagi tanah pada saat hujan. Keefektifan mulsa dalam pencegahan evaporasi
dari tanah sangat dipengaruhi oleh kesempurnaan bahan menutupi permukaan tanah, bahkan
diperoleh bahwa aplikasinya mampu menurunkan erosi (Arsyad, 1989) . Sebagai akibat dari
besarnya daya erosivitas hujan, penutupan tanah agar tidak langsung kena pukulan hujan
dirasa sangat perlu. Fungsinya yang paling utama adalah melindungi permukaan tanah dari
penghancuran pukulan butir hujan sehingga tanah ini akan tetap lebih permeabel dari tanah
yang tanpa mulsa (Lumbanraja, 1989).
Residu mulsa akan cukup berarti untuk mempertahankan kondisi fisik tanah seperti
laju infiltrasi tetap baik karena itu diharapkan bahwa tanah dengan mulsa lebih permeabel
dari tanah tanpa mulsa. Selain mengurangi erosi mulsa juga mempengaruhi suhu tanah,
kemampuan tanah menahan air, menurunkan kekuatan tahanan penetrasi tanah, kemantapan
agregat dan aerasi. Secara fisik mulsa juga dapat berfungsi menurunkan jumlah dan jarak
percikan tanah kalau ada, menurunkan dispersi butir tanah permukaan sehingga mencegah
pengerasan/pengkerakan pada permukaan tanah, menurunkan erosi internal dan penyumbatan
pori tanah, mengurangi fluktuasi suhu, mengendalikan frost, meningkatkan suhu pada musim
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 13

dingin, menurunkan suhu pada musim panas, menjaga/mempertahankan agregat
memperbesar resistensi tanah terhadap erosi, memperbesar porositas tanah, memperbesar
kapasitas infiltrasi, mempercepat air masuk kedalam tanah, menurunkan run off dan erosi,
menurunkan evaporasi bahkan mulsa dapat mengendalikan tanaman pengganggu. Juga
mulsa organik secara kimia akan dapat memberi keuntungan bagi tanah dan tanaman sebagai
sumber unsur hara setelah melapuk dan menjadi bahan organik dalam tanah dengan segala
manfaatnya, sehingga secara biologipun mengaktifkan aktivitas mikrobia tanah, insekta
tanah, cacing tanah dan populasi hewan tanah lainnya.
Dengan perlakuan jenis mulsa ini ada kenaikan kadar air tanah sebesar 17,27% dan
9,03% untuk aplikasi mulsa jerami padi dan mulsa janjang sawit berturut-turut. Namun perlu
ditegaskan bahwa hanya penambahan kadar air denga penggunaan mulsa jerami padilah
yang berpengaruh sangat nyata, sedangkan pada mulsa dengan abu janjang sawit meski ada
penambahan kadar air tanah tetapi penambahan tersebut tidak berbeda nyata terhadap mulsa
jerami padi dan juga dengan perlakuan tanpa mulsa. Tapi dari kenyataan di atas tentunya
kenaikan kadar air sebagai akibat pemakaian mulsa inilah yang mengakibatkan perbaikan
pertumbuhan tanaman kedelai tersebut lebih baik pada setiap parameter pertumbuhan
tanaman yang diukur dibandingkan terhadap perlakuan tanaman tanpa pemberian mulsa.
Sebagaimana diketahui bahwa kondisi perakaran tanaman sampai pada umur enam minggu
setelah tanam masih sangat terbatas keadaan perakarannya, untuk itu kelarutan hara dalam
tanah sangat menentukan dalam memperlancar pergerakan hara menuju daerah perakaran
tanaman agar dapat diserap tanaman tersebut guna memenuhi keperluan pertumbuhannya.
Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk Kandang dengan Jenis Mulsa Terhadap
Kapasitas Pegang Air Tanah, Tinggi, Berat Basah dan Berat Kering Tanaman Kedelai.
Pengaruh interaksi kombinasi pemberian pupuk kandang sapi dan jenis mulsa (baik
jerami padi maupun janjang sawit) pada tanah sesuai dengan dosis yang diuji tidak
berpengaruh nyata terhadap kadar air tanah, begitu juga terhadap parameter tinggi tanaman 3
m.s.t dan 6 m.s.t, bobot basah dan bobot kering bagian atas dan bagian bawah tanaman
kedelai (Tabel. 3).
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa peran memperbaiki daya mengikat air
tanah, merangsang granulasi agregat tanah, menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk
tanah lainnya, perbaikan struktur tanah akan mengakibatkan naiknya porositas total dan
akan menimbulkan perubahan distribusi pori, meningkatkan kemampuan infiltrasi,
mengurangi aliran permukaan, meningkatkan kapasitas menahan air tanah dan air tersedia
serta sebagai sumber hara bagi tanaman. Merupakan pemantap agregat tanah, pengatur aerasi
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 14

dan cenderung meningkatkan jumlah air tersedia bagi tanaman. Rendahnya bahan organik
tanah akan berakibat buruk terhadap tanaman, karena porositas tanah cenderung menurun
dan berat jenis tanah meningkat. Jumlah penambahan bahan organik bukan merupakan
jaminan terhadap perbaikan fisik tanah, sebab hanya beberapa bagian tertentu dari bahan
organik yang berfungsi dalam meningkatkan kestabilan agregat tanah. Susunan dan distribusi
bahan organik boleh jadi yang terpenting. Sebagai contoh polisaccarida bersama dengan
lendir, akar tanaman dan microbia hanya bersifat pengikat agregat sementara; sedangkan akar
kasar dan hipa mengikat agregat dalam tempo sedang, dan asam-asam aromatik bersama
dengan besi dan aluminium juga aluminosilikat yang membentuk kompleks organometalik
merupakan pengikat agregat yang kuat dan tahan lama. Agregasi dan kekuatan agregat tanah
akan meningkat dengan penambahan pupuk kandang sebagai salah satu sumber bahan
organik tanah . Bahan organik mampu meningkatkan agregasi tanah dengan demikian akan
meningkatkan daya infiltrasi dan menurunkan berat jenis tanah.
Pengaruhnya terhadap sifat kimia tanah antara lain: sebagai salah satu sumber unsur
hara, meningkatkan KTK tanah, meningkatkan ketersediaan fosfor tanah. Bahan organik juga
berpengaruh terhadap sifat kimia tanah terutama dalam hal menyerap dan menyediakan
kation bagi tanaman. Dilain pihak bahan organik yang telah melapuk mempunyai kapasitas
tukar kation lebih besar dibandingkan dengan koloida mineral, sihingga koloid organik dapat
berfungsi sebagai buffer dalam tanah. Tidak dapat dihindari bahwa saat penambahan bahan
organik kedalam tanah, sejumlah mikrobia juga ditambahkan ke dalam tanah tersebut.
Untuk menurunkan evaporasi dapat dengan penebaran bahan mulsa dipermukaan
tanah, selain menurunkan evaporasi mulsa juga dapat miningkatkan penahanan air bagi
tanah pada saat hujan. Keefektifan mulsa dalam pencegahan evaporasi dari tanah sangat
dipengaruhi oleh kesempurnaan bahan menutupi permukaan tanah, bahkan diperoleh bahwa
aplikasinya mampu menurunkan erosi . Sebagai akibat dari besarnya daya erosivitas hujan,
penutupan tanah agar tidak langsung kena pukulan hujan dirasa sangat perlu. Fungsinya yang
paling utama adalah melindungi permukaan tanah dari penghancuran pukulan butir hujan
sehingga tanah ini akan tetap lebih permeabel dari tanah yang tanpa mulsa .
Residu mulsa akan cukup berarti untuk mempertahankan kondisi fisik tanah seperti
laju infiltrasi tetap baik karena diharapkan bahwa tanah dengan mulsa lebih permeabel dari
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 15

tanah tanpa mulsa. Selain mengurangi erosi mulsa juga mempengaruhi suhu tanah,
kemampuan tanah menahan air, menurunkan kekuatan tahanan penetrasi tanah, kemantapan
agregat dan aerasi. Secara fisik mulsa juga dapat berfungsi menurunkan jumlah dan jarak
percikan tanah kalau ada, menurunkan dispersi butir tanah permukaan sehingga mencegah
pengerasan/pengkerakan pada permukaan tanah, menurunkan erosi internal dan penyumbatan
pori tanah, mengurangi fluktuasi suhu, mengendalikan frost, meningkatkan suhu pada musim
dingin, menurunkan suhu pada musim panas, memperbesar agregasi, memperbesar resistensi
tanah terhadap erosi, memperbesar porositas tanah, memperbesar kapasitas infiltrasi,
mempercepat air masuk kedalam tanah, menurunkan run off dan erosi, menurunkan evaporasi
bahkan mulsa dapat mengendalikan tanaman pengganggu . Secara kimiawi akan dapat
memberi keuntungan bagi tanah dan tanaman sebagai sumber unsur hara setelah melapuk dan
menjadi bahan organik dalam tanah dengan segala manfaatnya, sehingga secara biologipun
mengaktifkan aktivitas mikrobia tanah, insekta tanah, cacing tanah dan populasi hewan tanah
lainnya.
Dari setiap pengaruh baik pupuk kandang dan mulsa yang diutarakan di atas, sifatsifat tersebut sangat mendukung terhadap peningkatan kadar air tanah, sebagaimana terlihat
dalam penelitian ini bahwa memang terbukti ada peningkatan terhadap kadar air yang
walaupun dalam hal ini tidak berbeda secara nyata, tetapi bahwa adanya kecenderungan
kenaikan kadar air tersebut harus diperhatikan juga. Untuk setiap parameter yang diamati
terlihat bahwa kenaikan kadar air sebagai akibat dari kombinasi perlakuan pupuk kandang
dengan mulsa tersebut yang walaupun tidak berbeda nyata pada uji statisitk, namun kenaikan
kadar air sebagai akibat perlakuan ini secara kombinasi berpengaruh baik terhadap perbaikan
pertumbuhan tanaman kedelai yang diamati. Hasil terbaik dari pengamatan yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah pada kombinasi perlakuan mulsa dengan taraf aplikasi pupuk
kandang setara 10 ton/ha bahan, baik mulsa jerami maupun mulsa janjang sawit. Dari
kenyataan di atas tentunya kenaikan kadar air inilah yang mengakibatkan perbaikan
pertumbuhan tanaman kedelai tersebut lebih baik pada setiap parameter pertumbuhan
tanaman yang diukur dibandingkan terhadap perlakuan tanaman tanpa perlakuan pupuk
kandang dan mulsa. Sebagai mana diketahui bahwa kondisi perakaran tanaman sampai pada
umur enam minggu setelah tanam masih sangat terbatas keadaan perakarannya, untuk itu
kelarutan hara dalam tanah sangat menentukan dalam memperlancar pergerakan hara menuju
daerah perakaran tanaman. Pada perlakuan pupuk kandang secara tunggal pemberian bahan
setara dengan 10 ton/ha menaikkan kadar air tanah sebesar 12,76% dan perlakuan pemulsaan
dengan jerami padai menaikkan kadar air tanah 17,27% sedangkan mulsa janjang menaikkan
kadar air 9,03% tetapi pada kombinasi perlakuan ini ternyata terjadi peningkatan kadar air
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JENIS MULSA TERHADAP KAPASITAS PEGANG AIR TANAH DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN KEDELAI (Glycine max L) Var. Willis PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR The Effects of Cattle Manure and Kinds of Mulches
to Soil Water Holding Capacity and the Growth of Soybeans (Glycine max L) Var. of Willis on Simalingkar Ultisol. Parlindungan
Lumbanraja, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp.
061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia. E-mail: parlindungan_lumbanraja@yahoo.com Dimuat pada
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 5, No. 2, Agustus 2012, Halaman:
58 – 72.

Page 16

yang lebih besar. Pada kombinasi pemberian pupuk kandang pada dosis setara dengan 10
ton/ha dengan mulsa jerami padai dan janjang sawit terjadi peningkatan kadar air 22,5% dan
21,62% berturut-turut dibandingkan terhadap kadar air tanah tanpa perlakuan pupuk kandang
maupun mulsa. Jadi dari hasil tersebut jelaslah bahwa memang ada pengaruh perlakuan
kombinasi tersebut terhadap parameter yang diukur walaupun dalam hasil penelitian ini
belumlah terjadi pengaruh yang nyata dengan uji statistik yang dilakukan, namun pengaruh
perlakuan tersebut yang cenderung meningkatkan kadar air tanah dan peningkatan parameter
pertumbuhan lainnya yang diamati haruslah dipertimbangkan juga.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Pemberian pupuk kandang sapi ke dalam tanah sesuai dengan dosis yang diuji berpengaruh
sangat nyata terhadap berat basah dan berat kering bagian bawah tanaman tetapi hanya
berpengaruh nyata terhadap kadar air tanah, begitu juga terhadap parameter tinggi tanaman
3 m.s.t dan 6 m.s.t, bobot basah dan bobot kering bagian atas tanaman kedelai.
2. Pemberian mulsa jerami padi dan janjang sawit pada tanah sesuai dengan dosis yang diuji
berpengaruh sangat nyata terhadap kapasitas pegang air tanah, bobot basah dan bobot
kering bagian atas dan bagian bawah tanaman kedelai, tetapi hanya berpengaruh berbeda
nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 m.s.t dan 6 m.s.t.
3. Pengaruh interaksi kombinasi pemberian pupuk kandang sapi dan jenis mulsa (baik

jerami padi maupun janjang sawit) pada tanah sesuai dengan dosis yang diuji tidak
berpengaruh nyata terhadap kapasitas pegang air tanah, begitu juga terhadap
parameter tinggi tanaman 3 m.s.t dan 6 m.s.t, bobot basah maupun bobot kering
bagian atas dan bagian bawah tanaman kedelai.
SARAN
Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemberian pupuk kandang
dan jenis mulsa ini untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap hasil kedelai (ja