BEBERAPA TOKOH ALIRAN HUKUM ALAM
BEBERAPA TOKOH ALIRAN
HUKUM ALAM
Muchamad Ali Safa’at
ST THOMAS AQUINAS
• Karya: Summa Theologica, De Regimene
Principum;
• Pengetahuan Iman dan Pengetahuan Alamiah;
• Harus ada kesesuaian antara cara dan tujuan,
seperti hukum sebab akibat di alam;
• Tujuan hidup manusia dan masyarakat tidak
hanya untuk survive melainkan kesempurnaan
(perfection);
• Hukum mengatur basic impuls (self
preservation, procreate, improve, decision)
agar mencapai perfection;
4 Macam Hukum
• Lex Aeterna Æ Rasio Tuhan yang tidak dapat
ditangkap manusia
• Lex Divina Æ Rasio Tuhan yang ditangkap
manusia (Kitab Suci)
• Lex Naturalis Æ Penjelmaan Lex Aeterna dan
Lex Divina yang ditangkap oleh alam dan rasio
manusia
• Lex Positivis Æ Hukum Positif sebagai
pelaksanaan Hukum Alam
Asas‐Asas Hukum Alam
• Principia Prima Æ asas dimiliki manusia yang
bersifat mutlak, tidak dapat diasingkan, dan
tidak dapat berubah
• Principia Secundaria Æ Diturunkan dari
Principia Prima. Tidak Mutlak. Merupakan
Penafsiran terhadap Principia Prima.
STOA
• Entire universe was governed by “reason”,
man reasons was a part of universal reason.
• When man lived according to reason, he lived
naturally.
• Perwujudan di masa Romawi:
– Jus Civile
– Jus Gentium
– Jus Naturale
HUGO DE GROOT
• Karya: De Jure Belli ac Pacis, dan Mare Liberum.
• Hukum Alam merupakan pencetusan pikiran manusia
apakah tingkah laku manusia baik atau buruk, diterima
atau ditolak, atas dasar kesusilaan alam.
• Natural Law is a body of principles right of action in
accordance with the rational nature of man that
immutable even there were no God. Natural Law is a
doctrin of Individual rights against arbitrary authority.
• Natural law is so immutable that it cannot be changed
by God Himself.
HUGO DE GROOT
• Tujuan hidup manusia Æ a Peaceful Life as root of all
justice and law.
• Tujuan hidup ini menjadi dasar penilaian dan tindakan
manusia, termasuk dalam membuat perjanjian.
• Oleh karena itu perjanjian berlaku sebagai Undang‐
Undang (pacta sunt servanda). Negara juga terbentuk
berdasarkan perjanjian sosial (theoritically perfect).
• Untuk mengetahui hukum alam dapat dilakukan secara
a priori (rational and social nature of man) dan a
posteriori (examining the acceptance of these
principles among nations)
IMMANUEL KANT
• Karya:
– Kritik der Reiner Vernunft (Critique of Pure Reason) Æ mengetahui,
memahami dan menyadari melalui Panca Indera dan Pikiran.
– Kritik der Praktische Vernunft (Critique of Practical Reason) Æ
Masalah moral dan kesusilaan.
– Kritik der Urteilkraft (Critique of Power and Judgement) Æ Estetika
• Pengetahuan:
– Pengalaman
– Penggunaan akal/rasio
• Pengalaman hanya merupakan gejala dari fenomena yang akan
disusun oleh akal. Akal telah memiliki preconception.
• Kebenaran sejati (ding‐an‐sich) tidak akan ditemukan dari gejala,
tetapi melalui akal.
IMMANUEL KANT
• Hakikat manusia adalah rational, free willing,
distict from nature, a part of nature but capable
to dominating it.
• Ultimate aim is free will.
• Principles:
– Act in such a way that the maxim of your action could
be made the maxim of a general action.
– An action is right only if it can coexist with each and
every man’s free will according to the universal law.
JOHN RAWL
• Society is more or less self‐sufficient association of
persons. A system of cooperation.
• Basic principles of justice are ment to secure
generalized wants or primary social goods (basic
liberties, opportunitiy, power and minimum wealth).
• Principle of Justices:
– Each person have an equal right to the most extensive
total system of equal basic liberties compatible with a
similar system of liberties for all (original position).
– Social and economic inequalities are to be arranged so that
they are for the greatest benefit of the least advantaged,
and for fair equality of opportunity.
JOHN RAWL
• PRINCIPLE OF PRIORITY:
– Prority of liberty Æ Liberty can be restricted only
for the sake of liberty
– An inequality of opportunity must enhance the
opportunity of those with the lesser opportunity.
– An excessive rate of saving must on balance
mitigate the burden of those bearing this
hardship.
HUKUM ALAM
Muchamad Ali Safa’at
ST THOMAS AQUINAS
• Karya: Summa Theologica, De Regimene
Principum;
• Pengetahuan Iman dan Pengetahuan Alamiah;
• Harus ada kesesuaian antara cara dan tujuan,
seperti hukum sebab akibat di alam;
• Tujuan hidup manusia dan masyarakat tidak
hanya untuk survive melainkan kesempurnaan
(perfection);
• Hukum mengatur basic impuls (self
preservation, procreate, improve, decision)
agar mencapai perfection;
4 Macam Hukum
• Lex Aeterna Æ Rasio Tuhan yang tidak dapat
ditangkap manusia
• Lex Divina Æ Rasio Tuhan yang ditangkap
manusia (Kitab Suci)
• Lex Naturalis Æ Penjelmaan Lex Aeterna dan
Lex Divina yang ditangkap oleh alam dan rasio
manusia
• Lex Positivis Æ Hukum Positif sebagai
pelaksanaan Hukum Alam
Asas‐Asas Hukum Alam
• Principia Prima Æ asas dimiliki manusia yang
bersifat mutlak, tidak dapat diasingkan, dan
tidak dapat berubah
• Principia Secundaria Æ Diturunkan dari
Principia Prima. Tidak Mutlak. Merupakan
Penafsiran terhadap Principia Prima.
STOA
• Entire universe was governed by “reason”,
man reasons was a part of universal reason.
• When man lived according to reason, he lived
naturally.
• Perwujudan di masa Romawi:
– Jus Civile
– Jus Gentium
– Jus Naturale
HUGO DE GROOT
• Karya: De Jure Belli ac Pacis, dan Mare Liberum.
• Hukum Alam merupakan pencetusan pikiran manusia
apakah tingkah laku manusia baik atau buruk, diterima
atau ditolak, atas dasar kesusilaan alam.
• Natural Law is a body of principles right of action in
accordance with the rational nature of man that
immutable even there were no God. Natural Law is a
doctrin of Individual rights against arbitrary authority.
• Natural law is so immutable that it cannot be changed
by God Himself.
HUGO DE GROOT
• Tujuan hidup manusia Æ a Peaceful Life as root of all
justice and law.
• Tujuan hidup ini menjadi dasar penilaian dan tindakan
manusia, termasuk dalam membuat perjanjian.
• Oleh karena itu perjanjian berlaku sebagai Undang‐
Undang (pacta sunt servanda). Negara juga terbentuk
berdasarkan perjanjian sosial (theoritically perfect).
• Untuk mengetahui hukum alam dapat dilakukan secara
a priori (rational and social nature of man) dan a
posteriori (examining the acceptance of these
principles among nations)
IMMANUEL KANT
• Karya:
– Kritik der Reiner Vernunft (Critique of Pure Reason) Æ mengetahui,
memahami dan menyadari melalui Panca Indera dan Pikiran.
– Kritik der Praktische Vernunft (Critique of Practical Reason) Æ
Masalah moral dan kesusilaan.
– Kritik der Urteilkraft (Critique of Power and Judgement) Æ Estetika
• Pengetahuan:
– Pengalaman
– Penggunaan akal/rasio
• Pengalaman hanya merupakan gejala dari fenomena yang akan
disusun oleh akal. Akal telah memiliki preconception.
• Kebenaran sejati (ding‐an‐sich) tidak akan ditemukan dari gejala,
tetapi melalui akal.
IMMANUEL KANT
• Hakikat manusia adalah rational, free willing,
distict from nature, a part of nature but capable
to dominating it.
• Ultimate aim is free will.
• Principles:
– Act in such a way that the maxim of your action could
be made the maxim of a general action.
– An action is right only if it can coexist with each and
every man’s free will according to the universal law.
JOHN RAWL
• Society is more or less self‐sufficient association of
persons. A system of cooperation.
• Basic principles of justice are ment to secure
generalized wants or primary social goods (basic
liberties, opportunitiy, power and minimum wealth).
• Principle of Justices:
– Each person have an equal right to the most extensive
total system of equal basic liberties compatible with a
similar system of liberties for all (original position).
– Social and economic inequalities are to be arranged so that
they are for the greatest benefit of the least advantaged,
and for fair equality of opportunity.
JOHN RAWL
• PRINCIPLE OF PRIORITY:
– Prority of liberty Æ Liberty can be restricted only
for the sake of liberty
– An inequality of opportunity must enhance the
opportunity of those with the lesser opportunity.
– An excessive rate of saving must on balance
mitigate the burden of those bearing this
hardship.