Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat Puskesmas dalam Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Kota Salatiga Tahun 2013 T1 462009055 BAB I

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi semua orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal merupakan tujuan pembanguan kesehatan seperti yang tercantum dalam Undang – Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya.

Keberhasilan pembangunan kesehatan hendaknya didukung dengan kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan. Bentuk dukungan yang diberikan antara lain dengan perilaku yang sehat serta kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu untuk menanggulangi masalah kesehatan yang terjadi (Tafwidhah, 2010).

Saat ini permasalahan kesehatan cukup kompleks, terutama dalam hal upaya kesehatan yang belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal ini tercermin pada masih tingginya angka kematian di Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) 118 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian


(2)

Bayi (AKB) sejumlah 24 per 1.000 kelahiran hidup, prevalansi gizi kurang masih terdapat sekitar 15% (RPJMN 2010-2014, 2010), masih tingginya angka penyebab kematian akibat stroke dan hipertensi sebesar 22,22%, dan kematian akibat Tubercolosis (Tb paru) sebesar 7,5% (Riset Kesehatan Dasar, 2010).

Sedangkan di Kota Salatiga Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2011 naik menjadi 212,5 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) turun menjadi 7,4 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) turun menjadi 7,4 per 1000 kelahiran hidup, angka penemuan kasus TB paru BTA (+) 44,62%, angka penemuan kasus ini masih dibawah target sebesar 70%. Jumlah keseluruhan kasus HIV/AIDS sampai dengan tahun 2011 sebesar 124 kasus, dan jumlah kasus IMS (Infeksi Menular Seksual) dari tahun ketahun semakin meningkat pada tahun 2011 sebesar 1175 kasus. Penyakit tidak menular juga merupakan penyebab utama kematian tertinggi bila dibandingkan dengan penyakit menular. Jumlah kasus jantung dan pembuluh darah 57%, PPOK 18%, DM 9%, asma bronkial 9% (Dinas Kesehatan Kota Salatiga, 2011).


(3)

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-upaya untuk memperluas jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan yang baik, berkelanjutan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga miskin rawan kesehatan atau resiko tinggi. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berhadapan dengan masyarakat adalah pusat kesehatan masyarakat ( Puskesmas).

Kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam melayani masyarakat meliputi enam upaya wajib Puskesmas yaitu promosi kesehatan, pelayanan pengobatan, pelayanan KIA dan KB, sanitasi lingkungan, pelayanan gizi dan penanggulangan penyakit menular (P2M), dan upaya pengembangan Puskesmas yang didasarkan pada kemampuan Puskesmas untuk mengembangkan upaya tersebut antara lain keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) (Depkes, 2004).

Perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) merupakan upaya program pengembangan yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan lainnya (Depkes, 2006).


(4)

Kegiatan perawat perkesmas dapat terwujud melalui peningkatan kerjasama lintas program terkait. Pelaksanaan perkesmas melalui program wajib Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), serta Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dapat dilakukan melalui program imunisasi. Petugas Puskesmas dapat mendatangi keluarga untuk melakukan pembinaan pada bayi yang drop out (DO). Kerjasama lintas program perkesmas dengan program gizi terwujud dalam pembinaan yang mempunyai bayi atau anak yang memiliki berat badan dibawah garis merah (BGM) dan ibu hamil atau nifas yang kekurangan energi serta membantu dalam hal pelaksanaan dalam pemberian makanan tambahan (PMT). Sedangkan lintas program dengan program pemberantasan penyakit, petugas Puskesmas membantu pemberian bimbingan serta tindak lanjut untuk kasus-kasus penyakit menular ataupun tidak menular.

Pemantauan perkesmas dilakukan secara periodik tiap bulan oleh perawat koordinator perkesmas. Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan untuk kerja perawat, peningkatan cakupan, dan mutu pelayanan kesehatan. Penilaian dilaksanakan minimal akhir tahun meliputi semua aspek baik input, proses, output, outcome, sebagai masukan penyusunan rencana kegiatan perkesmas tahun berikutnya. Cara yang


(5)

mudah untuk memudahkan pemantauan dan penilaian kinerja perkesmas adalah dengan melakukan penyajian hasil dengan menggunakan tabel, grafik blok/garis atau grafik Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) (Sualman, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dari 6 Puskesmas yang ada di Kota Salatiga, diketahui bahwa sepuluh tahun terakhir tidak ada penyajian kinerja perkesmas. Tahun ini perkesmas baru mulai diperbaharui kembali yaitu dengan melakukan pelatihan kepada perawat Puskesmas.

Data terakhir pencapaian pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas Kota Salatiga tahun 2001 87,94% dan tahun 2002 84,38%. Dari data tersebut pencapaian pelaksanaan perkesmas di Kota Salatiga mengalami penurunan (Laporan Stratifikasi Puskesmas Kota Salatiga DKK Salatiga dalam Abdillah, 2009). Hal ini membuktikan bahwa perkesmas yang telah dikembangkan secara insentif sejak tahun 1980 dalam pelaksanaannya masih ditemukan berbagai masalah dan kendala antara lain bahwa kegiatan Puskesmas belum sepenuhnya dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pelayanan lain dan dalam upaya peningkatan dan pemerataan pelayanan serta asuhan keperawatan belum mendapat perhatian secara khusus baik


(6)

dari penyelenggara pelayanan kesehatan maupun dari tenaga keperawatan itu sendiri (Depkes dalam Abdillah, 2009).

Pelaksanaan program perkesmas dan upaya peningkatan kinerja perkesmas yang dilaksanakan di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta didapatkan bahwa (1) 18,2% petugas memiliki kemampuan kurang, (2) 27,3 % petugas memiliki motivasi kurang, (3) tidak ada petugas yang tidak patuh, (4) 27,3 % petugas tidak melakukan perencanaan dengan baik, (5) 36,4 % petugas kurang baik dalam penggerakan pelaksanaan perkesmas, (6) 18,2 % petugas kurang baik dalam pengawasan, pengendalian dan penilaian perkesmas.

Kemampuan petugas sangat di perlukan dalam mendukung tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan perkesmas. Petugas yang dimaksud adalah tenaga medis seperti perawat, dokter dan bidan serta dimungkinkan tenaga kesehatan lain seperti tenaga sanitasi dan tenaga gizi. Dalam pelaksanaan perkesmas ini perawat sebagai anggota tim kesehatan mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan peran dan fungsinya. Perawat perkesmas di Puskesmas minimal mempunyai enam peran dan fungsi, yaitu sebagai penemu kasus (case finder), sebagai pemberi pelayanan (care giver), sebagai pendidik/penyuluh


(7)

kesehatan (health teacher/educater), sebagai koordinator dan kolaborator, pemberi nasehat (counseling), sebagai panutan (role model) (Depkes, 2006).

Dalam hal ini optimalisasi peran perawat sangat dibutuhkan dimana perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan harus melakukan peran dan fungsinya yang sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Effendy dalam Abdillah, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah “ Bagaimana gambaran peran perawat Puskesmas dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) di Kota Salatiga tahun 2013”.

1.3 Tujuan penelitian Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) di Kota Salatiga tahun 2013.


(8)

Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai pemberi asuhan keperawatan di Kota Salatiga.

b. Mengatahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai penemu kasus di Kota Salatiga.

c. Mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai pendidik kesehatan (educator) di Kota Salatiga.

d. Mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai koordinator dan kolabolator di Kota Salatiga.

e. Mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai konselor di Kota Salatiga.

f. Mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai panutan (role model) di Kota Salatiga.

g. Mengetahui tingkat pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat di Kota Salatiga.

1.4 Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan terkhususnya ilmu keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) dan untuk mengembangkan penelitian, melanjutkan kajian tentang


(9)

gambaran peran perawat dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas).

b. Manfaat praktis

1) Bagi Dinas Kesehatan Kota Salatiga

Memberikan tambahan bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan meningkatkan peran serta fungsi perawat khususnya dalam melakukan perkesmas di Puskesmas.

2) Bagi Institusi Puskesmas

Memberikan motivasi dan sebagai tambahan informasi bagi Puskesmas dalam sistem pelayanan kesehatan terkhususnya sistem layanan keperawatan untuk memberikan bimbingan bagi kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan baik individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.

3) Bagi Organisasi Profesi

Memberikan tambahan informasi kepada Organisasi PPNI dalam rangka pembinaan anggotanya melalui program perkesmas ini khususnya perawat yang bekerja di Puskesmas.


(1)

Kegiatan perawat perkesmas dapat terwujud melalui peningkatan kerjasama lintas program terkait. Pelaksanaan perkesmas melalui program wajib Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), serta Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dapat dilakukan melalui program imunisasi. Petugas Puskesmas dapat mendatangi keluarga untuk melakukan pembinaan pada bayi yang drop out (DO). Kerjasama lintas program perkesmas dengan program gizi terwujud dalam pembinaan yang mempunyai bayi atau anak yang memiliki berat badan dibawah garis merah (BGM) dan ibu hamil atau nifas yang kekurangan energi serta membantu dalam hal pelaksanaan dalam pemberian makanan tambahan (PMT). Sedangkan lintas program dengan program pemberantasan penyakit, petugas Puskesmas membantu pemberian bimbingan serta tindak lanjut untuk kasus-kasus penyakit menular ataupun tidak menular.

Pemantauan perkesmas dilakukan secara periodik tiap bulan oleh perawat koordinator perkesmas. Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan untuk kerja perawat, peningkatan cakupan, dan mutu pelayanan kesehatan. Penilaian dilaksanakan minimal akhir tahun meliputi semua aspek baik input, proses, output, outcome, sebagai masukan penyusunan rencana kegiatan perkesmas tahun berikutnya. Cara yang


(2)

mudah untuk memudahkan pemantauan dan penilaian kinerja perkesmas adalah dengan melakukan penyajian hasil dengan menggunakan tabel, grafik blok/garis atau grafik Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) (Sualman, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dari 6 Puskesmas yang ada di Kota Salatiga, diketahui bahwa sepuluh tahun terakhir tidak ada penyajian kinerja perkesmas. Tahun ini perkesmas baru mulai diperbaharui kembali yaitu dengan melakukan pelatihan kepada perawat Puskesmas.

Data terakhir pencapaian pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas Kota Salatiga tahun 2001 87,94% dan tahun 2002 84,38%. Dari data tersebut pencapaian pelaksanaan perkesmas di Kota Salatiga mengalami penurunan (Laporan Stratifikasi Puskesmas Kota Salatiga DKK Salatiga dalam Abdillah, 2009). Hal ini membuktikan bahwa perkesmas yang telah dikembangkan secara insentif sejak tahun 1980 dalam pelaksanaannya masih ditemukan berbagai masalah dan kendala antara lain bahwa kegiatan Puskesmas belum sepenuhnya dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pelayanan lain dan dalam upaya peningkatan dan pemerataan pelayanan serta asuhan keperawatan belum mendapat perhatian secara khusus baik


(3)

dari penyelenggara pelayanan kesehatan maupun dari tenaga keperawatan itu sendiri (Depkes dalam Abdillah, 2009).

Pelaksanaan program perkesmas dan upaya peningkatan kinerja perkesmas yang dilaksanakan di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta didapatkan bahwa (1) 18,2% petugas memiliki kemampuan kurang, (2) 27,3 % petugas memiliki motivasi kurang, (3) tidak ada petugas yang tidak patuh, (4) 27,3 % petugas tidak melakukan perencanaan dengan baik, (5) 36,4 % petugas kurang baik dalam penggerakan pelaksanaan perkesmas, (6) 18,2 % petugas kurang baik dalam pengawasan, pengendalian dan penilaian perkesmas.

Kemampuan petugas sangat di perlukan dalam mendukung tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan perkesmas. Petugas yang dimaksud adalah tenaga medis seperti perawat, dokter dan bidan serta dimungkinkan tenaga kesehatan lain seperti tenaga sanitasi dan tenaga gizi. Dalam pelaksanaan perkesmas ini perawat sebagai anggota tim kesehatan mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan peran dan fungsinya. Perawat perkesmas di Puskesmas minimal mempunyai enam peran dan fungsi, yaitu sebagai penemu kasus (case finder), sebagai pemberi pelayanan (care giver), sebagai pendidik/penyuluh


(4)

kesehatan (health teacher/educater), sebagai koordinator dan kolaborator, pemberi nasehat (counseling), sebagai panutan (role model) (Depkes, 2006).

Dalam hal ini optimalisasi peran perawat sangat dibutuhkan dimana perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan harus melakukan peran dan fungsinya yang sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Effendy dalam Abdillah, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah “ Bagaimana gambaran peran perawat Puskesmas dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) di Kota Salatiga tahun 2013”.

1.3 Tujuan penelitian Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) di Kota Salatiga tahun 2013.


(5)

Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai pemberi asuhan keperawatan di Kota Salatiga.

b. Mengatahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai penemu kasus di Kota Salatiga.

c. Mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai pendidik kesehatan (educator) di Kota Salatiga.

d. Mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai koordinator dan kolabolator di Kota Salatiga.

e. Mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai konselor di Kota Salatiga.

f. Mengetahui gambaran peran perawat Puskesmas sebagai panutan (role model) di Kota Salatiga.

g. Mengetahui tingkat pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat di Kota Salatiga.

1.4 Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan terkhususnya ilmu keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) dan untuk mengembangkan penelitian, melanjutkan kajian tentang


(6)

gambaran peran perawat dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas).

b. Manfaat praktis

1) Bagi Dinas Kesehatan Kota Salatiga

Memberikan tambahan bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan meningkatkan peran serta fungsi perawat khususnya dalam melakukan perkesmas di Puskesmas.

2) Bagi Institusi Puskesmas

Memberikan motivasi dan sebagai tambahan informasi bagi Puskesmas dalam sistem pelayanan kesehatan terkhususnya sistem layanan keperawatan untuk memberikan bimbingan bagi kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan baik individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.

3) Bagi Organisasi Profesi

Memberikan tambahan informasi kepada Organisasi PPNI dalam rangka pembinaan anggotanya melalui program perkesmas ini khususnya perawat yang bekerja di Puskesmas.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Mewujudkan Hak Anak Memperoleh ASI Eksklusif T1 312012046 BAB I

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat Puskesmas dalam Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Kota Salatiga Tahun 2013

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat Puskesmas dalam Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Kota Salatiga Tahun 2013 T1 462009055 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat Puskesmas dalam Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Kota Salatiga Tahun 2013 T1 462009055 BAB IV

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat Puskesmas dalam Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Kota Salatiga Tahun 2013 T1 462009055 BAB V

1 2 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat Puskesmas dalam Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Kota Salatiga Tahun 2013

0 0 21

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Mas dan Mbak Duta Wisata dalam Mempromosikan Kota Salatiga T1 BAB I

0 0 9

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Melakukan Pengawasan terhadap Peredaran Vaksin T1 BAB III

0 0 3

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Melakukan Pengawasan terhadap Peredaran Vaksin T1 BAB I

0 0 11

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pergaulan Multikultural di Kota Salatiga: Studi Peran Forum Persaudaraan antar Etnis Salatiga dalam Pengelolaan Pergaulan Multikultural di Kota Salatiga T1 BAB I

0 1 6