ANALISIS OPERASIONAL MURABAHAH PADA PRODUK TABUNGAN EMAS TERHADAP KEUNTUNGAN DANA TITIPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA.

ANALISIS OPERASIONAL MURA>BAHAH PADA PRODUK
TABUNGAN EMAS TERHADAP KEUNTUNGAN DANA
TITIPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN
SURABAYA

SKRIPSI

OLEH:
HILMIYATUN NISA’
C04212056

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
2016

ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Analisis Operasional Murabahah pada Produk Tabungan Emas
Terhadap Keuntungan Dana Titipan Nasabah di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya”
merupakan hasil penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang

bagaimana analisis operasional produk tabungan emas di Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya dan Analisis akad murabahah pada produk tabungan emas terhadap keuntungan dana
titipan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dengan informan pimpinan cabang
dan staf karyawan khususnya bagian marketing yang telah mengetahui operasional produk
tabungan emas secara keseluruhan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
Hasil penelitian menjelaskan tabungan emas Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya menggunakan akad murabahah serta dalam operasionalnya tabungan emas di
Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya menggunakan sistem beli-titip emas. Artinya,
nasabah membeli sejumlah emas kemudian menitipkannya ke pihak Pegadaian Syariah. Setelah
mencapai jumlah tertentu, nasabah dapat mencetak emas yang dimiliki atau menjual kembali saat
membutuhkan uang tunai. Dan nasabah yang ingin mencetak emas dalam bentuk fisik emas akan
dikenakan biaya lagi dengan perhitungan sesuai berat emas yang akan dicetak nasabah dan
sesuai harga emas dunia pada hari tersebut.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah operasional murabahah yang terjadi dalam
transaksi jual beli pada produk tabungan emas memiliki keuntungan dana titipan yang tidak
merugikan kedua belah pihak. Selanjutnya, Operasional pada produk tabungan emas di
Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya ternyata tidak hanya menggunakan akad
murabahah saja, namun sebetulnya terdapat akad wadi’ah dan akad istishna’, yakni dikatakan

murabahah pada saat nasabah membeli atau menabung emas dan buyback, akad wadi’ah ketika
setoran dana nasabah sudah ada di dalam rekening tabungan emas, serta akad istishna’ ketika
dalam proses pembelian emas tersebut hanya dibuktikan print out bukti nota pembelian saja, jadi
bukan berupa fisik emas batangan, baru setelah ada nasabah yang ingin mencetak emas maka,
pihak Pegadaian Syariah Cabang Blauran akan memesan dan membelikannya ke PT.ANTAM.
Untuk patokan harga emas pada saat dijual dan buyback di Pegadaian Syariah Cabang Blauran
mengacu pada harga emas di PT.ANTAM. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
mengangkat permasalahan tentang produk tabungan emas di Pegadaian Syariah ini maka dapat
mengkaji mengenai analisis transaksi pembelian dan buyback emas Pegadaian Syariah kepada
PT.ANTAM, serta berapa besar margin yang diperoleh ketika nasabah buyback ke Pegadaian
Syariah dan ketika Pegadaian Syariah buyback ke PT.ANTAM.

Kata kunci : Murabahah, Wadi’ah, dan Istishna’

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM.......................................................................................


i

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR TRANSLITERASI ....................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ............................................... 8
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 9
D. Kajian Pustaka............................................................................ 9
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 12
F. Kegunaan Hasil Penelitian.......................................................... 12
G. Definisi Operasional ................................................................... 13
H. Metode Penelitian ...................................................................... 15
I. Sistematika Pembahasan ............................................................ 20

BAB II TINJAUAN TENTANG MURA>BAHAH, WADI>‘AH, ISTISHNA’
........................................................................................................ 22
A. Mura>bahah ................................................................................. 22
B. Wadi>‘ah ...................................................................................... 29
C. Istishna’...................................................................................... 37

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III OPERASIONAL MURA>BAHAH PADA PRODUK TABUNGAN EMAS
TERHADAP KEUNTUNGAN DANA TITIPAN DI PEGADAIAN
SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA............................ 48
A. Gambaran Umum Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya .48
B. Mekanisme Operasional Produk Tabungan Emas di Pegadaian Syariah
Cabang Blauran Surabaya ........................................................... 59
C. Operasional Mura>bahah pada Produk Tabungan Emas terhadap
Keuntungan Dana Nasabah di Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya..................................................................................... 64
BAB IV ANALISIS OPERASIONAL MURA>BAHAH PADA PRODUK
TABUNGAN EMAS TERHADAP KEUNTUNGAN DANA TITIPAN DI
PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA .... 76

A. Analisis Operasional Produk Tabungan Emas di Pegadaian Syariah
Cabang Blauran Surabaya ........................................................... 76
B. Analisis Operasional Mura>bahah pada Produk Tabungan Emas terhadap
Keuntungan Dana Titipan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya..................................................................................... 79
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 84
A. Kesimpulan ................................................................................ 84
B. Saran .......................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 86
LAMPIRAN .................................................................................................

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perum Pegadaian sampai saat ini merupakan satu-satunya lembaga
formal di Indonesia yang berdasarkan hukum diperbolehkan melakukan
pembiayaan dengan bentuk penyaluran kredit atas dasar hukum gadai. Tugas

pokok Perum Pegadaian adalah menjembatani kebutuhan dana masyarakat
dengan pemberian uang pinjaman berdasarkan hukum gadai. Tugas tersebut
dimaksudkan untuk membantu masyarakat agar tidak terjerat dalam praktikpraktik lintah darat.
Belakangan,

bersamaan

dengan

perkembangan

produk-produk

berbasis syariah yang kian marak di Indonesia, sektor pegadaian juga ikut
mengalaminya. Pegadaian Syariah di Indonesia dalam bentuk kerja sama
Bank Syariah dengan Perum Pegadaian membentuk Unit Layanan Gadai
Syariah di beberapa kota di Indonesia. Pegadaian syariah dalam menjalankan
operasionalnya berpegang kepada prinsip syariah.
Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik
seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba,

menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang
diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa
dan /atau bagi hasil.1 Hal ini menjadi peluang yang baik bagi pegadaian

1

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta:Kencana,2009),384.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Syariah untuk terus menciptakan inovasi produk-produk berbasis syariah
lainnya yang bisa meningkatkan minat nasabah untuk menggunakan jasa
pegadaian syariah dalam transaksi ekonominya.
Setiap produk yang diluncurkan ke pasar tidak selalu mendapat
respon yang positif. Bahkan cenderung mengalami kegagalan jauh lebih
besar dibandingkan keberhasilannya. Untuk mengantisipasi agar produk

yang diluncurkan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka
peluncuran produk diperlukan strategi-strategi tertentu.2 Produk yang
ditawarkan ke pasar haruslah memenuhi keinginan dan kebutuhan
nasabahnya. Jadi, setiap produk selalu diarahkan guna memenuhi kebutuhan
dan keinginan tersebut.
Begitu pula dengan peluncuran produk baru yang akan dikeluarkan
oleh pihak Pegadaian Syariah tentunya juga tidak akan lepas dari strategi
pemasaran yang harus dilakukan oleh bagian divisi pemasaran, mulai dari
pengenalan produk kepada nasabah hingga pengembangan produk.Untuk
menarik minat calon nasabah, dalam hal ini Pegadaian Syariah harus terlebih
dahulu merencanakan strategi pemasaran produk, agar nantinya produk
tersebut diminati oleh masyarakat luas.
Belakangan ini masyarakat Indonesia sangat antusias dengan
investasi emas, sebab banyak masyarakat sadar akan pentingnya investasi
emas atau menabung emas, mayoritas dari mereka memilih investasi emas
untuk tujuan mengamankan kekayaannya, mempertahankan nilai beli di
2

Kasmir, Pemasaran Bank (Kencana: Jakarta, 2004),127.


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

masa depan, mencukupi rencana masa depan, dan bisa juga untuk menambah
kekayaannya.3 Investasi logam mulia emas ini memang menjadi favorit
karena karakteristik emas yang tidak terpengaruh oleh inflasi dan guncangan
ekonomi (dari tahun ke tahun harga emas terus meningkat), ditambah lagi
tingginya likuiditas emas sehingga mudah dijual kapan saja saat masyarakat
membutuhkan dana. Hal ini tentunya menjadi peluang yang sangat bagus
bagi Pegadaian Syariah untuk menciptakan produk baru dalam lingkup
investasi emas yang tentunya berbasis syariah.
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan dalam islam, karena
dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk
pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk
menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam Al Qur’an terdapat ayatayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk
mempersiapkan hari esok secara lebik baik. Berikut firman Allah SWT yang
berkaitan dengan anjuran menabung :
QS. Al-Hasyr : 18
               


   

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 4
3

Syahrizal Bakri, “Cara Terbaik Investasi Emas”, www.carainvestasiemasbatangan.com,diakses
pada tanggal 29 April 2016.
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Pustaka Agung Harapan,
2010), 420.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4


Dari ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kita untuk bersiap-siap
dan mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman/taqwa)
maupum secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya.
Salah satu langkah perencanaan adalah dengan menabung.5
Saat ini sudah banyak sekali Lembaga Keuangan Syariah yang
menjual produk-produk investasi emas, kebanyakan Lembaga Keuangan
Syariah tersebut menerapkan sistem pembayaran tunai maupun angsuran
rutin tiap bulannya untuk produk jenis investasi emas ini. Pada akhir tahun
2015 lalu Pegadaian Syariah telah mengeluarkan produk baru yang diberi
nama tabungan emas. Produk tabungan emas ini merupakan inovasi dari
produk investasi emas yang telah diluncurkan oleh pihak Pegadaian Syariah
sebelumnya, yakni produk investasi logam MULIA.
Produk tabungan emas ini juga merupakan produk investasi emas
yang pertama kali ada di Pegadaian Syariah bahkan di Indonesia karena
produk ini memiliki perbedaan dari produk-produk investasi emas yang
sudah dikeluarkan oleh Lembaga Keuangan Syariah yang lain, yakni pada
produk tabungan emas ini menggunakan sistem pembelian emas dengan cara
menabung. Adapun, maksud dari menabung disini adalah nasabah yang ingin
memiliki atau membeli emas dapat menabung emas mulai berat 0,01 gram,
jadi apabila pada hari ini harga emas sekitar Rp.500 ribu maka nasabah bisa
menabung hanya dengan uang sekitar Rp.5.000 pun nasabah sudah dapat
mempunyai emas yang akan masuk pada rekening tabungan emas yang
5

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Gema Insani: Jakarta,
2001),153.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

dimilikinya, sehingga kapanpun nasabah mempunyai uang lebih dan ingin
membeli atau menabung emas, nasabah bisa langsung menabungkan uangnya
ke rekening yang dimiliki.6
Dalam menjalankan bisnis, satu hal yang sangat penting adalah
masalahakad (perjanjian). Akad sebagai salah satu cara untuk memperoleh
harta dalam syariat Islam yang banyak digunakan dalam kehidupan seharihari. Dalam istilah fiqh, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi
tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak,
seperti wakaf, talak, sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak, seperti
jual beli, sewa, wakalah, dan gadai.7
Islam melarang riba karena ketidakadilan yang melekat di dalamnya.
Alternatifnya, Islam menawarkan berbagai bentuk transaksi alternatif, yang
sarat dijiwai oleh fiqih muamalah. Transaksi-transaksi ini disebut sebagai
akad-akad muamalah, salah satunya adalah akad Muraba>hah.
Secara umum Muraba>h ah diartikan sebagai akad jual beli barang
dengan menyatakan tsaman (harga perolehan) dan ribh (keuntungan/margin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli.8
Adapun akad yang digunakan pada tabungan emas ini adalah

Mura>bahah, yakni akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual
menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian menjual
kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan

Dimas Ramadhan Zulkarnain, Wawancara, Surabaya, 11 April 2016.
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2012), 71.
8
Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Versi Salaf (Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2007), 40.

6
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

sesuai jumlah tertentu. Dalam akad murabahah, penjual menjual barangnya
dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan harga jual. Perbedaan
antara harga beli dan harga jual disebut dengan margin keuntungan.
Dalam pandangan Islam Murabahah merupakan suatu jenis jual beli
yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan implementasi muamalah

tijariyah (interaksi bisnis). Hal ini berdasarkan dalil dari Al-Qur’an maupun
Al-hadits.9 Karenanya transaksi Murabah}ah diperbolehkan sesuai dengan
Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang

Murabah}ah .
Pegadaian Syariah merupakan penjual atas barang (berupa emas) dan
nasabah (pemilik rekening tabungan emas) adalah nasabah, adapun harga
(emas) di Pegadaian Syariah ini mengacu pada harga emas dunia. Dalam hal
ini sebagai pihak penjual, Pegadaian Syariah baik unit maupun cabang akan
memfasilitasi transaksi jual beli emas yang dilakukan oleh nasabah pada hari
ini, yang nantinya dana tabungan ini akan dihimpun oleh kantor pusat
khususnya bagian divisi bisnis emasyang mempunyai tugas khusus untuk
menangani transaksi penjualan dan pembelian emas ke PT.ANTAM,
selanjutnya, setelah penghimpunan dana nasabah seIndonesia tersebut
terkumpul,maka bagian divisi bisnis emas ini akan langsung melakukan
transaksi pembelian emas ke PT.ANTAM sesuai dengan orderan emas dari
nasabah pada hari ini. PT.ANTAM merupakan mitra bisnis yang selama ini

9

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah,. 137.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

telah dipercaya oleh Perum Pegadaian untuk memproduksi emas yang
dibutuhkan oleh Pihak Pegadaian.
Dalam praktiknya, saldo tabungan emas ini bukan nominal uang,
tetapi jumlah berat emas yang dimiliki oleh nasabah yang bersangkutan, jadi
berapapun jumlah uang yang disetorkan ke rekening langsung dikonversikan
ke dalam satuan berat emas logam mulia 24 karat. Misalnya, nasabah
menabung Rp.100 ribu, sementara harga emas murni pada hari ini Rp.500
ribu pergram maka saldo tabungannya 0,20 gram.
Tabungan emas Pegadaian Syariah menggunakan sistem beli-titip
emas. Artinya, nasabah membeli sejumlah emas kemudian menitipkannya ke
pihak Pegadaian Syariah. Setelah mencapai jumlah tertentu, nasabah dapat
mencetak emas yang dimiliki atau menjual kembali saat membutuhkan uang
tunai. Dan nasabah yang ingin mencetak emas dalam bentuk fisik emas akan
dikenakan biaya lagi dengan perhitungan sesuai berat emas yang akan
dicetak nasabah dan sesuai harga emas dunia pada hari tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dilembaga ini dengan topik analisis akad mura>bahah padaproduk
tabungan emas,dan menuangkan dalam bentuk skripsi

dengan judul

“Analisis Operasional Mura>b ahah pada Produk Tabungan Emas Terhadap
Keuntungan Dana Titipan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya”.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan, dapat diidentifikasi
adanya beberapa masalah yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Peran Pegadaian Syariah dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat
Indonesia khususnya di Surabaya.
2. Mekanisme produk tabungan emas.
3. Implementasi Operasional Mura>bahah pada produk tabungan emas di
Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
4. Dana titipan pada Operasional produk tabungan emas di Pegadaian
Syariah Cabang Blauran Surabaya.
5. Strategi pemasaran tabungan emas di Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya.
6. Dampak penjualan produk tabungan emas terhadap peningkatan jumlah
nasabah.
Untuk lebih terarahnya penulisan ini dan menghindari pembahasan
yang terlalu melebar atau menyimpang, maka dibuatlah pembatasan masalah
sebagai berikut :
1. Operasional mura>b ahah pada produk tabungan emas di Pegadaian Syariah
Cabang Blauran Surabaya.
2. Analisis mura>b ahah pada operasional produk tabungan emas terhadap
keuntungan dana titipan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang masalah beserta identifikasi
masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana operasional mura>bahah produk tabungan emas di Pegadaian
Syariah Cabang Blauran Surabaya?
2. Bagaimana analisis operasional mura>b ahah pada produk tabungan emas
terhadap keuntungan dana titipan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini berisi penelitian yang pernah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan
diangkat oleh penulis. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis
berjudul “Analisis Operasional Murabahah pada Produk Tabungan Emas

Terhadap Keuntungan Dana Titipan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya)”. Proposal penelitian ini tentu tidak bisa lepas dari berbagai
penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pandangan dan referensi, yakni:
1.

Penelitian yang berjudul “Implementasi akad ijarah pada Pegadaian

Syariah cabang Solobaru oleh Mukhlas. Dalam penelitian ini
menjelaskan tentang apakah implementasi akad ijarah pada Pegadaian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Syariah cabang Solobaru sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.10
Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah
membahas tentang Analisis Operasional Mura>bahah pada Produk
Tabungan Emas Terhadap Keuntungan Dana Titipan di Pegadaian
Syariah Cabang Blauran Surabaya.
2.

Penelitian yang berjudul “Pelaksanaan akad rahn dan akad ijarah di

Pegadaian Syariah cabang Margonda, Depok oleh Bagus Prasetyo T.W..
Dalam penelitian ini menjelaskan tentang pelaksanaan akad rahn
dilakukan dengan cara pihak Pegadaian Syariah menahan barang
bergerak yang bersifat ekonomis yang dapat dijaminkan sebagai jaminan
atas utang Rahin. Untuk jasa simpan (ijarah) dipungut atas biaya
tempat, pengamanan, dan pemeliharaan marhun milik Rahin selama
digadaikan.11 Perbedaannya adalah penelitian ini membahas tentang
bagaimana pelaksanaan akad rahn dan akad ijarah di PT. Pegadaian
Syariah, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis akan
membahas lebih detail tentang Analisis Operasional Mura>bahah pada
Produk Tabungan Emas Terhadap Keuntungan Dana Titipan di
Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
3.

Penelitian yang berjudul Pelaksanaan gadai emas di Bank Mega Syariah

oleh Atiqoh Prakasi. Dalam penelitian ini menjelaskan tentang

10

Mukhlas, “Implementasi akad ijarah pada Pegadaian Syariah cabang Solobaru.” (Skripsi-Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah. 2011)

11

Bagus Prasetyo T.W “Pelaksanaan akad rahn dan akad ijarah di Pegadaian Syariah” (Skripsi—
Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. 2012)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

bagaimana kesesuaian pelaksanaan gadai emas di Bank Mega Syariah
dalam Fatwa DSN-MUI Nomor : 29/DSN MUI/IV/2002 tentang Rahn
dan Fatwa DSN-MUI Nomor :26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn

Emas.12 Perbedaannya adalah penelitian yang akan dilakukan oleh
penulis akan membahas lebih detail tentang Analisis Operasional

Mura>bahah pada Produk Tabungan Emas Terhadap Keuntungan Dana
Titipan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
4.

Penelitian

yang berjudul Analisis Penerapan

Akad Mura>bahah

pembiayaan implan pada guru SMPN 5 di Bank Syariah Mandiri KCP
Jembatan Merah Surabaya oleh Nita Aminatus Sholikah.13 Dalam
penelitian ini menjelaskan tentang Penerapan Akad Murabahah
pembiayaan implan pada guru SMPN 5 di Bank Syariah Mandiri KCP
Jembatan Merah Surabaya. Perbedaannya dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis adalah penulis akan membahas lebih detail
tentang Analisis Operasional Mura>b ahah pada Produk Tabungan Emas
Terhadap Keuntungan Dana Titipan di Pegadaian Syariah Cabang
Blauran Surabaya.
5.

Penelitian dengan judul Aspek resiko produk gadai emas pada Pegadaian

Syariah cabang Cinereoleh Anita Ristqi P.14 Dalam penelitian ini
12

Atiqoh Prakasi, “pelaksanaan gadai emas di Bank Mega Syariah dalam Fatwa DSN-MUI
Nomor :29/DSN MUI/IV/2002 tentang Rahn dan Fatwa DSN-MUI Nomor :26/DSNMUI/III/2002 tentang Rahn Emas” (Skripsi-- Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat, 2011).
13
Nita Aminatus Sholikah, “ Analisis Penerapan Akad Murabahah Pembiayaan implan pada guru
SMPN 5 di Bank Syariah Mandiri KCP Jembatan Merah Surabaya” (Skripsi--Universitas Negeri
Sunan Ampel Surabaya, Surabaya, 2014)
14
Anita Ristqi P, “Aspek resiko produk gadai emas pada Pegadaian Syariah cabang Cinere”
(Skripsi-- Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

menjelaskan tentang prosedur dan mekanisme produk gadai emas,
kemungkinan resiko yang terjadi pada produk gadai emas, serta langkahlangkah dan solusi apa saja yang dilakukan oleh pihak Pegadaian
Syariah

cabang

Cinere

terhadap

risiko-risiko

yang

dihadapi.

Perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis
adalah Analisis Operasional Mura>b ahah pada Produk Tabungan Emas
Terhadap Keuntungan Dana Titipan di Pegadaian Syariah Cabang
Blauran Surabaya.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui operasional mura>b ahah produk tabungan emas di
Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
2. Untuk mengetahui analisis operasional mura>b ahah produk tabungan emas
terhadap keuntungan dana titipan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian dan penulisan diharapkan untuk dapat
memberikan manfaat tersendiri. Untuk itu penulis berharap, mudah-mudahan
bermanfaat dan berguna bagi penulis maupun pembaca yaitu antara lain:
1. Aspek teoritis (keilmuan)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

a. Penelitian ini diharapkan akan menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan serta sebagai rujukan tambahan referensi atau perbandingan
untuk penelitian selanjutnya, khususnya bagi Program Studi Ekonomi
Syariah mengenai implementasi dari akad-akad muamalah tijariyah
pada suatu Lembaga Keuangan Syariah, salah satunya pada interaksi
bisnis yang menggunakan akad murabahah.
b. Sebagai bahan referensi bagi staf pengajar, mahasiswa, dan lain
sebagainya, khususnya dalam bidang keilmuan lembaga keuangan
Islam dan sebagai bahan pertimbangan pada kajian penelitian yang
akan datang.
2. Aspek praktis
a. Dengan adanya penelitian ini, semoga menjadi kajian awal untuk
memetakan prospek Pegadaian Syariah terkait dalam inovasi produkproduk berbasis syariah khususnya pada produk tabungan emas seiring
dengan meningkatnya minat nasabah dalam berinvestasi emas
khususnya di Indonesia.
b. Diharapkan dapat dijadikan acuan atau landasan bagi praktisi-praktisi
Lembaga Keuangan Syariah dalam melaksanakan transaksi dan
akadnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

G. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul “Analisis Operasional Mura>b ahah Pada Produk

Tabungan Emas Terhadap Keuntungan Dana Titipan di Pegadaian Syariah
Cabang Blauran Surabaya”.
Agar penelitian lebih terarah dan tidak salah pengertian pada judul
skripsi ini, maka perlu dijelaskan tentang istilah pokok yang menjadi
pokok bahasan dalam penelitian ini, antara lain :
Operasional Mura>bahah

: Operasional Mura>b ahah produk tabungan

Pada Produk Tabungan

emas ini terjadi ketika menabung dan

Emas di Pegadaian

buyback, serta wadi’ah ketika nasabah

Syariah Cabang Blauran

sudah menabung, dan istishna’ pada saat

Surabaya

nasabah membeli emas itu bukan dalam
bentuk fisik emas batangan, melainkan
hanya

berupa

print-out bukti nota

pembelian , baru setelah ada nasabah
yang ingin mencetak emas maka, pihak
Pegadaian Syariah Cabang Blauran akan
memesan

dan

membelikannya

ke

PT.ANTAM.
Keuntungan dana titipan

: Keuntungan dana titipan maksudnya

di Pegadaian Syariah

adalah

Pegadaian

Syariah

Cabang

Cabang Blauran

Blauran Surabaya bisa mengelola dana

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Surabaya.

(titipan)

yang disetor dari nasabah

tabungan emas dengan di back-up emas.
Analisis operasional

Analisis

yang

dilakukan

mura>b ahah pada produk

operasional produk tabungan emas dan

tabungan emas terhadap

penerapan

keuntungan dana titipan

dilakukan

di Pegadaian Syariah

Cabang Blauran Surabaya pada transaksi

Cabang Blauran

jual beli emas yang dilakukan antara

Surabaya

Pegadaian

murabahah pada Produk Tabungan Emas Terhadap
Keuntungan Dana Titipan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya.
3. Data dan sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini didapatkan dari
Wawancara dengan pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya, pengelola unit dan kasir Unit Pegadaian Syariah Urip
Sumoharjo Surabaya. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh
dari kepustakaan atau sumber yang digunakan oleh peneliti untuk
mendukung dan menunjang pembahasan dalam penelitiannya. Dalam hal
ini, data yang dibutuhkan sudah ada seperti :
a) Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bahah.
b) Adrian Sutedi, Perbankan Syariah
c) Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.
d) Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah.
e) Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

f) Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah.
g) Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik.
h) Wiroso, Jual Beli Mura>b ahah.
i) skripsi, jurnal dan penelitian-penelitian terdahulu.
j) Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian

ini

dilakukan

dengan

menggunakan

teknik-teknik

pengumpulan data sebagai berikut :
a. Teknik Wawancara
Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara secara langsung
dengan Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya, pengelola unit dan kasir Unit Pegadaian Syariah Urip
Sumoharjo Surabaya.
b. Teknik Observasi
Teknik Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan langsung ke lapangan, pada obyek penelitian
(dengan melakukan pencatatan sistematis mengenai fenomena yang
diteliti). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi partisipatif
yakni peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.16dan
peninjauan awal dilakukan dengan pengelola unit dan kasir di Unit

16

Ibid,. 310.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Pegadaian Syariah Urip Sumoharjo Surabaya terkait tentang produk
tabungan emas yang akan diteliti oleh peneliti.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada
subjek penelitian, namun melalui dokumen.17Pada penelitian ini
dokumen yang dimaksud didapat dari lembaga terkait ( Pegadaian
Syariah Cabang Blauran Surabaya), yakni melalui penggalian data
dengan cara menelaah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
kontribusi penjualan produk tabungan emas terhadap peningkatan
jumlah nasabah di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
5. Teknik pengolahan data
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan pengolahan data
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh
terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan
antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian.

18

dalam

penelitian ini penulis akan mengambil data dari Pegadaian Syariah
Cabang Blauran Surabaya.
b. Organizing , yaitu menyusun dan mensistematiskan data tentang
penelitian yang diperoleh dalam kerangka uraian yang telah
direncanakan.19

Dalam

penelitian

ini

peneliti

melakukan

17

M. Iqbal Hasan, Metodologi penelitian dan aplikasinya (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 87.
Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Alfabeta:Bandung,2008),243.
19
Ibid,. 245.
18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

pngelompokan data yang diperoleh dari Pegadaian Syariah Cabang
Blauran Surabaya yang selanjutnya data tersebut akan dianalisis dan
disusun

secara

sistematis

untuk

memudahkan

penulis

dalam

menganalisa data.
c.

Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang diperole leh dari
penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta
yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari
rumusan masalah.20 Dalam penelitian ini setelah semua data
dikelompokkan, maka langkah selanjutnya data tersebut dianalisis
untuk menghasilkan temuan untuk menjawab rumusan masalah yang
ada.

6. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis terhadap
data dan informasi yang diperoleh dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif yaitu cara analisis yang cenderung menggunakan
kata-kata untuk menjelaskan fenomena atau data yang diperoleh.21 Data
kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang tidak berbentuk angka
dan digunakan untuk analisa data deskriptif kualitatif. Analisis data
kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.
Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan pola pikir yang
berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus yakni analisis Operasional
20
21

Ibid,. 246.
Ibid,. 333.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Mura>b ahah pada produk tabungan emas terhadap keuntungan dana
titipandi Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya yang kemudian
akan diteliti, dianalisis, dan disimpulkan sehingga pemecahan persoalan
dan permasalahan dari rumusan masalah yang telah disebutkan.

I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini dipaparkan dengan tujuan untuk
memudahkan pembahasan dan pemahaman yang lebih lanjut dan jelas dalam
membaca penelitian ini, oleh karena itu, penulisan skripsi ini dibagi dalam
beberapa bab, pada tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab, sehingga
pembaca dapat memahami dengan mudah tentang penelitian yang dilakukan
oleh peneliti. Adapun sistematika pembahasan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan hasil penelitian, kajian pustaka, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab dua adalah kerangka teoritis atau kerangka konseptual yang
membahas dasar-dasar kajian untuk menjawab permasalahan yang ada dalam
penelitian. Dalam bab ini dibahas teori-teori yang menjadi dasar pedoman
tentang

judul penelitian yang akan diangkat. Hal ini merupakan studi

literatur dari berbagai referensi.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Bab tiga adalah penyajian data yang didapatkan dan sedikit gambaran
profil Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya. Dalam bab ini
menyajikan data yang didapatkan dari lapangan secara detail tanpa ada
penambahan atau pengurangan. Data yang disajikan dalam bab ini benarbenar disajikan secara objektif tanpa disertai opini penulis.
Bab empat berisikan analisis Operasional Mura>bahah pada produk
tabungan emas terhadap keuntungan dana titipan di Pegadaian Syariah
Cabang Blauran Surabaya.
Bab lima pada penelitian ini memuat penutup yang mencakup
kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban dari rumusan masalah dalam
penelitian ini.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TINJAUAN TENTANG MURA>BAHAH,WADI’AH, ISTISHNA’

A. Mura>b ahah
1. Pengertian Mura>b ahah
Secara umum Mura>b ahah diartikan sebagai akad jual
beli barang dengan menyatakan tsaman (harga perolehan) dan

ribh (keuntungan/margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli.1 Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang
berarti suatu bentuk jual beli dimana penjual menyatakan biaya
perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain
yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut.2
Sebagaimana dikutip dari buku karangan Syafi’i
Antonio mendefinisikan Bai’ al-Mura>bahah adalah jual beli
barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati.3 Dalam Bai’ al-Mura>b ahah ini, penjual harus
memberi tahu harga pokok pembelian dan menentukan tingkat
keuntungan sebagai tambahannya. Tingkat keuntungan dari
akad Mura>bahah ini dapat diperoleh dari persentase tertentu
dari biaya perolehan.4 Dalam akad Mura>bahah,lembaga

1

Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Versi Salaf (Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2007), 40.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: Rajawali Press, 2013), 81.
3
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema
Insani, 2001), 102.
4
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah.,82.

2

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

keuangan syariah berindak sebagai penjual dan nasabah sebagai
pembeli dengan harga jual dari lembaga keuangan syariah
adalah harga beli dari pemasok ditambah keuntungan sesuai
kesepakatan.5
Dalam pandangan Islam Mura>bahah merupakan suatu
jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan
implementasi muamalah tijariyah (interaksi bisnis). Hal ini
berdasarkan dalil dari Al-Qur’an maupun Al-hadits.6Karenanya
transaksi Mura>b ahah diperbolehkan sesuai dengan Fatwa
Dewan Syariah Nasional MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000
tentang Mura>bahah.
Dari definisi-definisi diatas dijelaskan bahwasannya

Mura>bahah merupakan salah satu contoh dari jual beli yang
benar (shahih ). Mura>b ahah termasuk akad jual beli yang
dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari, karena jual beli itu
merupakan bagian dari ta’awun (saling menolong), bagi
pembeli

menolong

penjual

yang

membutuhkan

uang

(keuntungan), sedangkan bagi penjual juga berarti menolong
pembeli yang sedang membutuhkan barang. Karenanya, jual
beli itu merupakan perbuatan yang mulia dan orang yang
melakukannya mendapat keridhaan Allah SWT. Bahkan
Rasulullah SAW menegaskan bahwa penjual yang jujur dan
5
6

Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), 30.
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah.,137.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

benar kelak di akhirat akan ditempatkan bersama para nabi,
syuhada, dan orang-orang saleh. Hal ini menunjukkan tingginya
derajat penjual yang jujur dan benar.
2. Landasan Hukum
Terdapat beberapa landasan hukum akad Mura>bahah
yang telah dijelaskan didalamAl-Qur’an maupun Al-hadits
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Firman Allah Swt dalam Surat Al-baqarah ayat 275
          
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”.7
b. QS. Al-Hasyr : 18
          
        
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.8
c. QS. An-Nisaa’: 9
         
     
Artinya :
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak
7

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Pustaka Agung
Harapan, 2010), 35.
8
Ibid., 420.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang
benar”. 9
d. QS. Yusuf: 47
           

  

Artinya :
“Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun
(lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai
hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk
kamu makan”. 10
e. Al-Hadits
Adapun dalil sunnah di antaranya adalah hadist yang
diriwayatkan dari Rasulullah SAW, Beliau bersabda:
“Sesungguhnya jual beli itu atas dasar saling ridha.”11
f. Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI
Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No. 04/DSNMUI/IV/2000, tanggal 1 April 2000 tentang Murabahah
menetapkan fatwa tentang murabahah untuk dijadikan
pedoman oleh Bank Syariah/ Lembaga Keuangan Syariah,
yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga
belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan
harga yang lebih sebagai laba.12
9

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjmahnya., 60.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya ., 183.
11
Mardani,Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2012),103.
12
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional (Jakarta: Erlangga, 2011), 256.
10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

3. Rukun dan Syarat Mura>b ahah
Dalam pelasanaan akad Mura>bahah terdapat beberapa
rukun dan syarat yang harus dipenuhi. Adapun rukun yang
harus dipenuhi dalam transaksi murabahah yaitu :
a. Bai’ (Penjual).
b. Musytari awal (pembeli pertama).
c. Musytari tsani (pembeli kedua).
d. Ma’qud ‘Alaih (obyek jual beli).
e. Shighat Ijab qabul (ucapan serah terima).13
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan
akad Mura>bahah yaitu :
a.

Penjual memberi tahu modal kepada nasabah.

b.

Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang
ditetapkan.

c.

Kontrak harus bebas dari riba.

d.

Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi
cacat atas barang sesudah pembelian.

e.

Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan
dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan
secara utang.
Secara prinsip, jika syarat (a), (d), atau (e) tidak
dipenuhi, pembeli memiliki pilihan untuk melanjutkan

13

Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf (Pasuruan: Pustaka Sidogiri,
2007), 41.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

pembelian seperti apa adanya, kembali kepada penjual
dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang
dijual, atau membatalkan kontrak.14
4. Macam-macam Mura>b ahah
Dalam praktiknya, akad Mura>bahah terdiri dari dari dua
macam, antara lain :
a. Mura>b ahah berdasarkan pesanan. Dalam akad ini lembaga
keuangan syariah melaksanakan transaksi Mura>bahah jika
ada nasabah yang memesan barang, sehingga penyediaan
barang baru dilakukan jika ada pesanan.
b. Mura>b ahah tanpa pesanan. Dalam akad ini lembaga
keuangan syariah tetap menyediakan barang meskipun ada
atau tidaknya pembeli, sehingga penyediaan barang tidak
terpengaruh dengan adanya pesanan atau pembeli.15
5. Manfaat dan Risiko Bai’Mura>bahah :
Transaksi jual beli dengan akad Mura>bahah tentunya
memiliki manfaat dan resiko. Bai’ Mura>bahah memberi
manfaat kepada Lembaga Keuangan Syariah dengan adanya
keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dan harga jual
kepada

14
15

nasabah

dan

dalam

Bai’Mura>bahah

ini

dapat

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik., 102.
Wiroso, jual beli Mura>bahah (Yogyakarta: UII Press, 2005), 37.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

memudahkan nasabah yang memudahkan barang namun belum
mempunyai uang yang cukup untuk memiliki barang tersebut.16\
Menurut

Muhammad

Syafi’I

Antonio,

beberapa

kemungkinan risiko yang harus diantisipasi pada Bai’

Mura>bahah antara lain sebagai berikut :
a. Taqhshi^r

(kelalaian), nasabah sengaja tidak membayar

angsuran.
b. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi apabila harga suatu
barang di pasar naik setelah bank membelikannya untuk
nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut.
c. Penolakan nasabah. Barang yang dikirim bisa saja ditolak
nasabah karena berbagai hal. Bisa jadi karena rusak dalam
perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya.
Kemungkinan lain adalah karena kriteria barang berbeda dari
yang dipesan nasabah.
d. Di jual kepada pihak lain.Ketika kontrak ditandatangani,
baran itu pun menjadi milik nasabah. Nasabah bebas
melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut, termasuk
untuk menjualnya kepada pihak lain. Jika terjadi demikian,
risiko untuk taqhshi^r sangat besar.17
6. Mekanisme akad Mura>bahah pada Lembaga Keuangan Syariah

16
17

Muhammad Syafi’I Antonio Bank Syariah dari Teori ke Praktik.,106.
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Pelaksanaan akad Mura>bahah pada Lembaga Keuangan
Syariah ini adalah pihak Lembaga Keuangan Syariah bertindak
sebagai penjual dan nasabah bertindak sebagai pembeli.
Adapun mekanismeakad Mura>b ahah pada Lembaga Keuangan
Syariah adalah sebagai berikut :
a. Lembaga Keuangan Syariah bertindak sebagai pihak
penyedia dana dalam transaksi akad Mura>bahah dengan
nasabah.
b. Lembaga Keuangan Syariah dapat membiayai sebagian
atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati
sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan nasabah.
c. Lembaga Keuangan Syariah wajib menyediakan dana
untuk merealisasikan penyediaan barang yang telah dipesan
oleh nasabah.
d. Lembaga Keuangan Syariah dapat memberikan potongan
dalam besaran yang wajar namun tidak disebutkan dalam
awal perjanjian.18

B. Wadi^’ah
1. Pengertian Wadi^’ah
Dalam fiqih Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal
dengan prinsip wadi’ah. sedangkan pengertian wadi’ah adalah
18

Andri Soemitra,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2009),
79.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib