PENGARUH NILAI TAKSIRAN EMAS TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENGGUNAKAN PRODUK GADAI DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA.

(1)

DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

SKRIPSI

Oleh : FITRIYA WATI NIM : C04213023

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

iv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Pegadaian Syariah adalah badan usaha milik negara yang berperan dalam bidang keuangan syariah yang fokus pada sistem gadai syariah. Nilai taksiran emas menjadi tolak ukur nasabah untuk memilih menggadaikan perhiasan emasnya di suatu lembaga gadai syariah. Secara umum faktor-faktor yang memutuskan nasabah untuk menggunakan jasa gadai syariah tidak lain karena tingginya nilai taksiran emas yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu. Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan apakah terdapat pengaruh nilai taksiran emas terhadap keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan sampel sebanyak 50 nasabah gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner dan wawancara. Alat analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, dan analisis regresi sederhana dengan uji t pada program SPSS.

Dari regresi sederhana didapat hasil Y= 6,070 + 0,651X. Kemudian dari hasil

analisis determinasi diperoleh koefisien determinasi yaitu Adjusted R2 (R Square) sebesar

0,323 yang memiliki arti bahwa pengaruh variabel nilai taksiran emas (X) terhadap keputusan nasabah (Y) adalah sebesar 32,3% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini sebesar 67,8%. Dari hasil pengujian t menunjukkan bahwa variabel nilai taksiran emas (X) nilai t hitung sebesar 4,938 > nilai t tabel 2,011 dan nilai p = 0,000 < 0,05

maka menyatakan H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan

antara nilai taksiran emas terhadap keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.

Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk lebih mengeksplor faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variabel keputusan nasabah selain variabel nilai taksiran emas yang telah dipaparkan oleh peneliti, serta dalam penelitian ini tidak mewakili seluruh karakter nasabah gadai karena nasabah gadai di Pegadaian Syariah tidak semua nasabah muslim adapun nasabah non-muslim yang menggunakan jasa gadai syariah di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar lebih dapat menyempurnakan penelitian ini.


(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM i

PERNYATAAN KEASLIAN ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

PENGESAHAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TRANSLITERASI

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 7

D. Kegunaan Hasil Penelitian 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9

A. Landasan Teori 9

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan 26


(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

D. Hipotesis 31

BAB III METODE PENELITIAN 33

A. Jenis Penelitian 33

B. Waktu dan Tempat Penelitian 33 C. Populasi dan Sampel Penelitian 34

D. Variabel Penelitian 36

E. Definisi Operasional 38

F. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas Data 39

G. Data dan Sumber Data 43

1. Jenis Data 43

2. Sumber Data 44

H. Teknik Pengumpulan Data 44

I. Teknik Analisis Data 46

BAB IV HASIL PENELITIAN 48

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 48 B. Deskripsi Umum Subjek Penelitian 56

C. Analisis Data 64

BAB V PEMBAHASAN 73

BAB VI PENUTUP 79

A. Kesimpulan 79


(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR PUSTAKA 82


(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Tabel STL Emas Perhiasan 53

4.2 Tabel STL Emas Logam Mulia 54

4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 56 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia 57 4.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan 59 4.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan 60 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Nilai Taksiran Emas 61 4.8 Tanggapan Rsponden Terhadap Variabel Keputusan Nasabah 63 4.9 Hasil Uji Validitas Nilai Taksiran Emas 65 4.10 Uji Validitas Variabel Keputusan Nasabah 65

4.11 Uji Reliabilitas 66

4.12 Persamaan Regresi 69

4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana 70


(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Keputusan Pembelian 18

2.2 Proses Pembelian Model Lima Tahap 20

2.3 Skema Operasional Gadai Syariah 25

2.4 Kerangka Konseptual 31

4.1 Aplikasi Gadai Syariah di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya 53 4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 57 4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia 58 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan 59 4.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan 60


(12)

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari alat tukar menukar yang bernama uang. Uang sangatlah berperan penting bagi perekonomian manusia sehari-hari sebagai alat untuk membeli atau membayar berbagai kebutuhannya. Bagi mereka yang memiliki barang berharga, akan tetapi mengalami kesulitan dalam pendanaannya maka alternatif yang mereka gunakan yakni menjualnya atau menjaminkan barang berharganya, sehingga jumlah uang yang mereka inginkan dapat terpenuhi.

Semakin berkembangnya permintaan masyarakat untuk memperoleh pinjaman uang secara praktis dan cepat dan kian diterimanya jasa gadai di indonesia. Masyarakat mulai banyak memanfaatkan jasa gadai sebagai alternatif dalam menyelesaikan masalah keuangannya. Dalam Islam praktik gadai sangatlah dianjurkan, sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam kitabNya sebagai berikut:


(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ْلَ ق ٌِِآ ُهَنِإَف اَهْمُتْكَي ْنَمَو َةَداَهَشلا ْاوُمُتْكَت َاَو ُهَبَر َه ِقَتَ يْلَو ُهَتَ ناَمَأ َنُُِْؤا يِذَلا

ُهُب

ُهَو

ٌميِلَع َنوُلَمْعَ ت اَِِ

Artinya :

jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. 2 Al Baqarah 283)1

Ayat ini menjelaskan bahwa diperbolehkan meminjam hendaknya memberikan jaminan kepada yang berpiutang. Fungsi jaminan, utamanya adalah untuk menjaga kepercayaan bersama, antara pihak yang berhutang dengan pihak yang memberikan hutang.

Dewasa ini, 90% masyarakat di Surabaya lebih memilih menggadaikan perhiasan dan emasnya sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan dananya tanpa rasa canggung datang ke kantor pegadaian syariah terdekat.2 Masyarakat yang ingin menggadaikan perhiasan emas

tentunya memilih usaha gadai yang mempunyai nilai taksiran emas yang tinggi. Guna untuk memperoleh jumlah pinjaman yang tinggi pula.

1 Muhammad Taufiq, Aplikasi Al-Quran In MS.-Word with Multiple Language, Ver. 1.3. 2 http://ekonomibisnis.suarasurabaya.net/new/2014/136895-90%25-Masyarakat-di-Surabaya-Pilih-Gadaikan-Perhiasan-dan-Emas, diakses pada tanggal 20 November 2016


(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Nilai taksiran emas dapat menjadi tolak ukur nasabah untuk

memilih menggadaikan perhiasan emasnya di suatu lembaga gadai syariah.3 Sehingga beberapa lembaga keuangan yang berfokus pada usaha

gadai memiliki ketetapan nilai taksiran emas tersendiri sebagai bentuk promosi mereka dalam menarik nasabah yang akan menggunakan jasa gadainya.

Saat ini, usaha gadai mulai diminati oleh berbagai kalangan masyarakat dalam memulai bisnisnya. Ditunjukkan banyaknya lembaga perbankan yang menawarkan gadai emas syariah di kota Surabaya seperti BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Jatim Syariah, BSM (Bank Syariah Mandiri), hal ini ditunjukkan pada Undang-Undang Perbankan Syariah Pasal 19 ayat 1 huruf q tentang diperbolehkannya perbankan syariah melakukan kegiatan usaha syariah seperti gadai emas.4

Dan mulai maraknya lembaga keuangan yang menawarkan pinjaman pada masyarakat ternyata tetap membuat tren penggunaan layanan pegadaian itu tinggi.5 Dengan adanya persaingan seperti ini, maka lembaga usaha

gadai lainnya melakukan beragam cara dan inovasi dalam produk gadai yang mereka hasilkan, khususnnya pada nilai taksiran emas yang ditetapkan oleh lembaga-lembaga lainnya. Hal seperti ini sangatlah digunakan bagi lembaga gadai tentunya, karena semakin banyak nasabah

3Damanhur dan Leni Darwina, “Pengaruh Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman terhadap Laba

Bersih pada Perum Perum Pegadaian Syari’ah Kota lhokseumawe”, Jurnal Aplikasi Manajemeni,

No.2, Vol. 4 (Maret 2011), 500.

4 Indonesia, Undang-Undang tentang Perbankan Syariah. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008. 5 http://ekonomibisnis.suarasurabaya.net/new/2014/136895-90%25-Masyarakat-di-Surabaya-Pilih-Gadaikan-Perhiasan-dan-Emas, diakses pada tanggal 20 November 2016


(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang melakukan gadai maka akan menambah omset bagi lembaga

tersebut khususnya pada Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.6

Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya adalah perusahaan milik negara yang berperan dalam bidang keuangan syariah yang fokus pada sistem gadai syariah. Dengan membangun citra sebagai sebuah lembaga keuangan yang profesional dengan mengusung motto:

“Mengatasi masalah tanpa masalah”. Demikian pula kalangan

nasabahnya, tidak terlepas dari golongan ekonomi menengah ke bawah tapi telah menjangkau pula kalangan ekonomi atas. Secara umum lembaga pegadaian syariah ini di maksudkan sebagai suatu lembaga yang memfasilitasi warga untuk dapat memperoleh pinjaman dengan praktis dan cepat. Pegadaian syariah tidak menekankan pada prinsip bunga dari barang yang digadaikan. Namun Pegadaian Syariah memperoleh keuntungan dari barang gadai sesuai yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), yaitu memberdayakan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan. Dalam prinsip pegadaian syariah biaya dihitung dari nilai taksiran barang bukan dari jumlah pinjaman, dan nilai taksiran yang diberikan oleh Pegadaian Syariah yakni 92-95% dari nilai taksiran emas.7 Berbeda dengan pegadaian konvensional, yakni biaya yang dibayar

sejumlah dari yang dipinjamkan.

6 Zainuddin, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta:Sinar Grafika, 2008, cet.1), 8.

7 Data diperoleh dari hasil observasi langsung dengan berbagai media promosi seperti brosur/flyer


(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Alasan penulis tertarik menggunakan objek penelitian di

Pegadaian Syariah Cabang Blauran adalah nilai taksiran emas yang diberikan oleh Pegadaian Syariah berkisar 92-95% dari nilai taksiran. Sedangkan nilai taksiran yang diberikan oleh PT. Titipan Emas pada Unit Solusi Tunai yakni ≥ 100% dari nilai taksiran.8 Menurut teori mengenai manajemen pemasaran jasa menjelaskan bahwa jika nilai taksirannya tinggi, maka mampu mendorong nasabah untuk melakukan transaksi gadainya di lembaga tersebut.9

Meski pada nyatanya terdapat lembaga gadai swasta yang memberikan nilai taksiran lebih besar daripada nilai taksiran yang diberikan Pegadaian Syariah, namun jumlah nasabah aktif gadai di Pegadaian Syariah jauh lebih besar dibandingkan Unit Solusi Tunai yang memberikan taksiran lebih tinggi. Dibuktikan dengan adanya data jumlah nasabah aktif gadai di Pegadaian Syariah antara bulan September 2016 sebesar 4.618 nasabah gadai dan jumlah nasabah aktif gadai di Unit Solusi Tunai berjumlah 209 orang.

Dalam permasalahan ini terdapat celah antara nilai taksiran yang tinggi maka mampu mendorong nasabah untuk menggunakan jasa gadai di lembaga tersebut, namun berbeda dengan di Pegadaian Syariah meski terdapat lembaga gadai swasta yang memberikan nilai taksiran tinggi

8 Data diperoleh dari hasil observasi langsung dengan berbagai media promosi seperti brosur/flyer

yang ada.

9 Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta: Salemba Empat, 2009),


(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id akan tetapi minat nasabah untuk menggadaikan emasnya di Pegadaian

Syariah sangatlah banyak.

Hal ini muncul ketertarikan dari penulis untuk mengetahui tanggapan dari nasabah yang menggadaikan emas di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya, apakah nilai taksiran emas berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam menggadaikan ataukah nilai taksiran emas tidak berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam menggadaikan emas di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.

Dengan penjabaran di atas mengenai pengaruh nilai taksiran emas di Pegadaian Syariah Cabang Blauran, menurut pengamatan awal memang ada potensi untuk terjadi masalah, antara nilai taksiran emas dengan keputusan nasabah yang menggadaikan emas. Dengan subjek penelitian ini adalah nasabah gadai emas di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Nilai

Taksiran Emas Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Menggunakan

Produk Gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.”

B. Rumusan Masalah

Dari pokok permasalahan di atas penulis mengidentifikasikan masalah, sehingga dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana nilai taksiran emas di PT. Pegadaian Syariah?


(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Apakah nilai taksiran emas berpengaruh terhadap keputusan

nasabah dalam menggunakan poduk gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya?

C. Tujuan Penilitian

Dari rumusan masalah di atas memiliki berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui nilai taksiran emas di PT. Pegadaian Syariah. 2. Untuk menganalisis nilai taksiran emas berpengaruh atau tidak

terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang akan disusun ini diharap dapat memberikan manfaat, meliputi:

1. Bagi Akademisi

Diharap penelitian ini menjadi referensi bagi akademisi selanjutnya, untuk dijadikan rujukan dalam mengembangkan pengetahuan pada lembaga keuangan islam non bank dan lebih utamanya bagi mahasiswa Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya untuk memperluas intelektual dan pemahaman terhadap gadai syariah.


(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Kegunaan Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang gadai syariah dan perhitungan nilai taksiran serta hal-hal yang mempengaruhi keputusan pembelian nasabah yang sesuai dengan konsep ekonomi syariah.

3. Kegunaan Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi terhadap usaha gadai lainnya dalam menentukan nilai taksiran emas yang sesuai syariah guna meningkatkan profitabilitas perusahaan tersebut.


(20)

9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Nilai Taksiran Dalam Prespektif Islam a. Pengertian Nilai Taksiran

Nilai taksiran adalah nilai/harga perkiraan tertentu yang akan dijadikan jaminan yang didasarkan pada harga jadi, pasar dan peraturan yang berlaku pada masa tertentu. Dalam menentukan nilai taksiran tidak boleh melebihi dari harga pasar atau nilai taksiran tidak boleh rendah dari harga pasar.1

Menurut Rambat Lupiyoadi nilai taksiran yang tinggi mampu mendorong keputusan nasabah menggunakan jasa pegadaian. Nasabah akan merespon positif apabila nilai yang dihasilkan dari produk atau jasa mampu memenuhi manfaat bagi kebutuhannya.2

Nilai taksiran yang digunakan merupakan acuan pencairan dana yang diberikan untuk mengurangi resiko dikemudian hari. Dikhawatirkan apabila terdapat nasabah yang tidak dapat melunasi pinjaman atau hanya membayar jasa simpanan, maka pegadaian syariah melakukan pelelangan terhadap barang jaminan tersebut.

1 Damanhur, Pengaruh Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman Terhadap Laba Bersih Pada Perum Pegadaian Syariah Kota Lhokseumawe, Volume 9 Nomor 2 (Maret, 2011), 501.


(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Apabila ada kelebihan antara nilai penjualan dengan pokok pinjaman,

jasa simpanan, dan pajak maka kelebihan tersebut merupakan hak nasabah. Dan nasabah diberikan kesempatan mengambil kelebihan tersebut dalam jangka waktu satu tahun. Jika nasabah tidak mengambil sampai habisnya jangka waktu pengambilan, maka kelebihan dana tersebut akan di serahkan kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai dana ZIS.3

Sebelum menentukan nilai taksiran, penaksir harus terlebih dahulu mengetahui berapa tingkat kadar karat emas yang akan dijaminkan. Dalam kandungan emas memiliki berbagai jumlah kadar karat dari 24 karat sampai 18 karat. Semakin tinggi jumlah kadar karat yang dimiliki maka semakin tinggi pula harganya. Menurut Standart Nasional Indonesia (SNI) No: SNI 13-3487-2005:4

1) 24 K 99,00% - 99,99% 2) 23 K 94,80% - 98,89% 3) 22 K 90,60% - 94,79% 4) 21 K 86,50% - 90,59% 5) 20 K 82,30% - 86,49% 6) 19 K 78,20% - 82,29% 7) 18 K 75,40% - 78,19%

Standart kadar karat pada perhiasan pada umumnya berkisar pada 18 K – 22 K. Hal ini dimaksudkan supaya perhiasan emas tak

3 Nurul Huda, dkk., Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), 281


(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id gampang rusak, sebab emas murni mempunyai tingkat kelenturan

yang tinggi. Emas murni sebenarnya mudah patah atau rusak, maka dibutuhkan logam lain untuk memperkuat.

Terdapat beberapa teknik pengujian yang dilakukan oleh penaksir untuk mengetahui kadar emas tersebut. Tujuan menguji emas adalah untuk memastikan suatu barang benar-benar emas, selanjutnya jika telah diyakini bahwa barang tersebut adalah emas maka perlu diketahui berapa kemurnian emasnya. Kemurnian ini disebut juga kadar karatase, dalam bahasa sederhana disebut karat. Berikut tiga teknik dalam pengujian emas:5

1) Pengujian Sederhana

Pengujian ini dilakukan tanpa alat ukur atau alat bantu lain. Penaksir emas biasanya memakai beberapa ciri fisik yang dijadikan acuan antara lain berat jenis (merasa berat benda dan membandingkan dengan ukurannya), warna dan baunya sangat dipengaruhi jenis dan kadar logam campuran pada emas.

2) Pengujian Kimia

Pengujian ini dilakukan menggunakan alat bantu berupa bahan kimia, bahan yang dimaksud yakni H2SO4 dan NaOH.

Berikut prosedur dalam pengujian kimia:

a) Barang uji emas digoreskan beberapa kali ke batu hitam RX.

5Jezias Dhioka Bromm, “Tanggung Jawab penaksir Akibat Salah Taksiran Objek Gadai Dalam


(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b) Sebagian goresan pada batu di teteskan larutan H2SO4 dan

akan terjadi reaksi kimia, tunggu beberapa detik kemudian dikeringkan dengan kapas. Maka terdapat kemungkinan yang terjadi pada warna goresan, yakni:

(1) Hilang sama sekali, maka barang dinyatakan bukan emas. (2) Sedikit pudar, maka barang dinyatakan emas berkadar di

bawah 16 karat.

(3) Warna tetap sama, maka dinyatakan emas berkadar di atas 16 karat.

c) Selanjutnya, pada goresan emas sisi lainnya diteteskan larutan NaOH, dan terdapat tiga reaksi kimia yang terjadi pada warna goresan:

(1) Pudar sekali, maka kadar emas di bawah 23 karat, di atas 16 karat.

(2) Sedikit pudar, maka kadar emas berkisar 23 karat atau 22 karat.

(3) Warna tetap sama, maka emas tersebut berkadar 24 karat (emas murni).

3) Pengujian Fisika

Pengujian ini adalah pengujian dengan menerapkan ilmu-ilmu fisika. Yaitu dengan mengukur berat jenis barang uji. Alat bantu yang dipakai adalah timbangan emas digital (timbangan ini


(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id memilki ketelitian yang cukup tinggi), segelas air serta benang

(tali rafia yang disobek tipis, dipilih karena tidak menyerap air). Berikut prosedur pengujian fisika untuk mengetahui kadar karat emas:

a) Emas ditimbang. Sebagai contoh emas tersebut ditimbang hasilnya 10 gr. Hasilnya disebut dengan berat kering.

b) Kemudian segelas air diletakkan di atas timbangan, karena angka pada timbangan berubah maka perlu direset dengan menekan tombol sehingga angka menjadi nol kembali.

c) Emas uji diikat benang plastik kemudian dimasukkan ke dalam air di atas timbangan, diamkan sampai angka pada timbangan stabil.

d) Selanjutnya menghitung massa jenis yaitu berat kering/berat basah.

e) Kadar karatase emas diketahui dengan mencocokkan massa jenis emas uji dengan tabel massa jenis karatase.

b. Pedoman Dasar Penaksiran

Dalam prespektif hukum ekonomi islam pedomaan dasar penaksiran yang digunakan agar penaksiran atas suatu barang dapat sesuai dengan nilai sebenarnya. Pedoman penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis barangnya. Terdapat 2 kategori taksiran barang jaminan yaitu:


(25)

(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1) Taksiran Wajar

Taksiran wajar merupakan taksiran yang sesuai dengan hasil perhitungan dari ketentuan penaksiran yang telah ditetapkan atau dapat dikatakan tidak ada biaya penyimpanan.

2) Taksiran Tinggi

Taksiran tinggi adalah taksiran yang melebihi dari kriteria atau batas toleransi dari taksiran wajar karena kesengajaan penaksir untuk memenuhi loyalitas nasabah. Kriteria barang jaminan taksiran tinggi adalah:

a) Untuk golongan A/B disebut taksiran tinggi jika perbedaan taksiran mencapai 16% -20%.

b) Untuk golongan C/D disebut taksiran tinggi jika perbedaan taksiran mencapai 11%-15%.6

c. Simulasi Perhitungan Nilai Taksiran Emas dan Perhitungan Pemberian Pinjaman

Dalam penentuannya penaksir memiliki hal pertama yang dilakukan oleh penaksir emas adalah menentukan nilai taksiran, berikut rumusnya:7

6Iwan Setiawan, “Penerapan gadai Emas Pada Bank Syariah Prespektif Hukum Ekonomi Islam”, Al-Daulah: Jurnal Hukum Dan Perundangan Islam, No.1 Vol. 6 (April 2016), 193.

7Muhammad, Hadi, Sholikul, Pegadaian Syariah, (Jakarta:Salemba Diniyah, 2003), 250.

Nilai taksiran = Tabel Harga STL Emas x Berat Emas


(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Setelah nilai taksiran diketahui langkah selanjutnya adalah

menentukan nilai pembiyaan dengan rumus:8

Menurut rumus perhitungan taksiran di atas maka dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Nasabah N memiliki emas seberat 1 gram dengan tingkat karatase 20 karat. N ingin menggadaikan emas tersebut. standart harga di lembaga gadai yang dipilih sebesar Rp. 483.237. Pembiayaan yang dapat diperoleh nasabah N adalah sebagai berikut:

1) Perhitungan pemberian pembiayaan

Nilai taksiran = Tabel Harga STL x Berat Emas = 483.237 x 1 gram

= Rp. 483.237,-

2) Pembiayaan yang didapatkan nasabah

Nilai pembiayaan = Taksiran x prosentase sesuai nilai taksiran yang diberikan

= Rp. 483.237 x 95% = Rp. 459.075,-

Jadi berdasarkan perhitungan nilai taksiran dan nilai pembiayaan yang akan diterima nasabah sebesar Rp. 459.075,- setelah dilakukan pembualatan angka.

8 Ibid., 251.

Nilai pembiayaan = Taksiran x prosentase sesuai pinjaman nasabah


(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Teori Keputusan Nasabah

a. Pengertian Keputusan Nasabah

Menurut Kotler, keputusan nasabah adalah proses pengambilan keputusan yang dilakukan nasabah sebelum mengambil suatu produk. Pengambilan keputusan nasabah ditentukan berdasarkan persepsi konsumen tentang produk tersebut.9

Menurut Swastha dan Irawan, keputusan nasabah adalah pemahaman nasabah tentang keinginan dari kebutuhan akan suatu produk dengan menilai sumber-sumber yang ada dengan menetapkan tujuan pembelian serta mengidentifikasi alternatif sehingga pengambilan keputusan untuk membeli yang disertai dengan perilaku setelah melakukan pembelian.10

Keputusan nasabah dalam mengambil produk adalah suatu tindakan memilih satu alternatif dari serangkaian alternatif yang ada. Keputusan nasabah dalam mengambil adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pengambilan produk, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia alternatif lainnya.11 Berdasarkan pendapat ini, maka

dapat disimpulkan bahwa keputusan nasabah adalah suatu proses

9 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2005),

208.

10 Supranto, Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran (Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis),

(Jakarta: Mitra wacana Media, 2011), 211.

11 Griffin, J., Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan,


(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang dilakukan nasabah pada saat mengambil produk tertentu,

kemudian nasabah memilih satu alternatif dari beberapa alternatif yang ada.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah, diantaranya:

1) Sikap orang lain

Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang, pengurangan alternatif tersebut akan bergantung pada dua hal yaitu:

a) Intensif sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai nasabah.

b) Motivasi nasabah untuk mengikuti keinginan orang lain. Karena semakin besar sikap negatif orang lain, maka akan semakin besar pula nasabah akan mengubah keputusan pembeliannya. Sebaiknya, persepsi seseorang terhadap suatu produk akan meningkat jika seseorang juga menyukai produk yang dia inginkan.12

2) Situasi yang tidak terduga

Situasi seperti ini yang dapat muncul dan mengubah niat keputusan pembelian nasabah, keputusan nasabah untuk menunda atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Resiko yang dirasakan

12 Wahyu Mariaji, Pengaruh Perilaku konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Compact Dizc (CD) di Surabaya, Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8, (2014), 3.


(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id nasabah sangatlah berbeda-beda menurut besarnya uang yang

dipertaruhkan, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Untuk mengurangi resiko-resiko tersebut, maka konsumen mengembangkan rutinitas tertentu seperti penghindaran keputusan, pengumpulan informasi dari teman-teman dan perferensi atas merek dalam negeri. Dalam konteks ini pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan adanya resiko dalam diri nasabah dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi resiko yang dirasakan.13

Berikut bagan yang menjelaskan tentang alur keputusan pembelian.

Gambar 2.1 Keputusan Pembelian14

Perilaku setelah pembelian nasabah merupakan tahap proses keputusan pembelian nasabah melakukan tindakan lebih lanjut, setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan nasabah akan produk tersebut. Yang menentukan nasabah puas atau tidak puas terhadap pembelian

13 Ibid., 4

14 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 357.

Evaluasi alternatif

Niat pembelian

Sikap orang lain

Situasi yang tidak

terduga

KEPUTUSAN PEMBELIAN


(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja

produk yang dirasakan. Jika produk jauh dibawah harapan nasabah, maka nasabah akan merasa kecewa, dan sebaliknya jika produk memenuhi harapan nasabah, maka nasabah akan merasa puas dan senang.15

b. Tahap – Tahap Proses Pengambilan Keputusan

Suatu perusahaan yang bagus adalah perusahaan yang melakukan riset atas produk yang mereka miliki melalui proses pengambilan keputusan nasabahnya. Mereka melakukan riset tentang kapan nasabah pertama kali mengenal produk tersebut, serta seperti apa yang menjadi keyakinan nasabah akan produk tersebut, seberapa besar mereka terlibat dengan produk yang bersangkutan, bagaimana nasabah melakukan pemilihan merek (lembaga), dan seberapa puas nasabah atas produk tersebut setelah melakukan proses pembelian.

Terdapat metode yang menggambarkan tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan, sebagai berikut:


(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Gambar 2.2 Proses Pembelian Model Lima Tahap16

Gambar 2.2 menunjukkan sebuah model tahapan proses pembelian dalam pengambilan keputusan. Nasabah dalam proses ini melewati lima tahap, yakni: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Namun, urutan itu tidak berlaku, terutama atas pembelian dengan keterlibatan yang rendah. Seperti konsumen yang membeli produk pasta gigi yang biasa digunakannya langsung mulai dari kebutuhan akan pasta gigi yang menuju keputusan pembelian. Namun penulis menggunakan Gambar 2.2 karena model tahap tersebut mencangkup selruh cakupan

16 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2005),

210.

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alernatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pascapembelian


(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pertimbangan yang muncul saat nasabah mengahadapi pembelian

produk baru dengan keterlibatan yang tinggi.17

c. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemecahan Masalah

Pengambilan keputusan sebagai pemecahan masalah berfokus pada tujuan nasabah untuk memenuhi apa yang mereka inginkan.18 Seorang nasabah memersepsikan suatu masalah karena

konsekuensi terhadap keinginan atau kenutuhannya belum tercapai seperti contoh: saya sangat kekurangan dana/uang untuk membayar uang sekolah anak saya, maka saya ingin menggadaikan perhiasan emas saya untuk membayar kekurangannya. Nasabah mengambil keputusan mengenai perilaku yang akan ditunjukkan demi meraih berbagai tujuan mereka, dengan demikian pengambilan keputusan nasabah merupakan proses penyelesaian masalah yang terarah pada tujuan.

Penyelesaian masalah nasabah adalah suatu aliran timbal balik yang berkesinambungan diantara faktor lingkungan, proses kognitif dan afektif, serta tindakan perilaku.19 Dalam hal ini

proses pembelian atau penggunaan suatu produk dimulai saat nasabah mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan

17Ibid., 211.

18Doni Hariadi, Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen pada Produk Project Microvision”, Jurnal Ilmu dan Riset manajemen, Vol. 1 No. 1, (Januari,2013), 6.


(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tersebut dapat disimpulkan oleh rangsangan faktor internal

maupun eksternal: 1) Faktor Internal

Hal pertama yang dilakukan nasabah, sesuai dengan kebutuhan umum seseorang dalam membutuhkan dana menjadi alasan utama yang timbul adanya kebutuhan.20

2) Faktor Eksternal

Kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal. Yang tertarik akan promosi yang diberikan oleh lembaga untuk melakukan akad gadai syariah dengan nilai taksiran yang tinggi.21

Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan terentu. Dengan mengambil informasi ke berbagai nasabah, peneliti mengidentifikasi rangsangan apa yang dapat membangkitkan nasabah dalam mengambil suatu keputusan pembelian produk, untuk mengembangkan startegi pemasaran yang memicu keputusan pembelian nasabah.

20 Ibid., 344

21 Yazid Afandi, Fiqih Muamalah dan Implementasi dalam Lembaga Keuangan Syariah,


(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3. Teori Gadai Syariah

a. Pengertian Gadai Syariah

Gadai dalam fiqh disebut Rahn, yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara’ artinya menyerahkan sejumlah harta

yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan.22

Menurut Muhammad Syafi’i Antonio, gadai syariah

(Rahn) adalah menahan salah satu harta miik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan hutang atau gadai.23

Dalam buku lain juga didefinisikan bahwa rahn adalah menahan suatu dengan hak yang memungkinkan pengambilan manfaat darinya atau menjadikan sesuatu yang bernilai ekonomis

pada pandangan syari’ah sebagai kepercayaan atas hutang secara keseluruhan atau sebagian dari barang tersebut.24

22 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press Anggota IKAPI, 2005), 13

23Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dan Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 128.


(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Konsep pada pegadaian syariah harus mengacu pada

syariah islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Adapun landasan yang digunakan yakni:

Q.S. 2 Al Baqarah 28

ِّدَؤُ يْلَ ف ًاضْعَ ب مُكُضْعَ ب َنِمَأ ْنِإَف ٌةَضوُبْقَم ٌناَِرَف ًابِتاَك ْاوُدََِ َََْو ٍرَفَس ىٰلَع ْمُتنُك نِإَو

ْلَ ق ٌِِآ ُهَنِإَف اَهْمُتْكَي ْنَمَو َةَداَهَشلا ْاوُمُتْكَت َاَو ُهَبَر َه ِقَتَ يْلَو ُهَتَ ناَمَأ َنُُِْؤا يِذَلا

ُهُب

ٌميِلَع َنوُلَمْعَ ت اَِِ ُهَو

Artinya:

jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.25

Gadai Syariah (Ar-Rahn) adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya dan barang yang ditahan memiliki nilai ekonomis atau barang berharga seperti perhiasan emas. Dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali


(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id seluruh piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn

adalah semacam jaminan hutang atau gadai.26

b. Mekanisme Gadai Emas Dalam Konsep Ekonomi Islam

Mekanisme pegadaian syariah (rahn) cukup mudah dipahami. Adapun melalui akad rahn nasabah memberikan barang jaminan dan selanjutnya pihak pegadaian akan menyimpan barang jaminan ditempat yang sudah disediakan. Jangka waktu penyimpanan barang dan pinjaman ditetapkan maksimum empat bulan dari hari transaksi tersebut. Dalam hal ini pihak pegadaian diperbolehkan untuk mengenakan biaya sewa kepada pihak nasabah dengan jumlah sesuai kesepakatan bersama sehingga pihak pegadaian mendapatkan keuntungan dari biaya sewa tempat dan bukan bunga dari besarnya uang yang dipinjamkan.

Gambar 2.3 Skema operasional gadai syariah27

2. Pemberian utang

Akad transaksi

Penyerahan marhun

26 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskripsi dan Ilustrasi, cetakan kedua

(Yogyakarta: Ekonisis,2012), 55.

27 Nur lailah, Lembaga Keuangan Islam Non Bank, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013),

34.

Marhun Bih (Hutang)

Murtahin

(Pegadaian) Rahn

Marhun (Barang)


(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id B. Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelusuran yang dilakukan terhadap penelitian tentang

“Pengaruh Nilai Taksian Emas Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan Produk Gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya”,

berikut penelitian sebelumnya yang membahas mengenai nilai taksiran dan gadai emas, yaitu:

1. Penelitian yang ditulis oleh Yalisma Dewi, dari UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Nilai Taksiran,

Promosi, Dan Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan Jasa Pembiayaan Gadai Emas Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank

BNI Syariah Cabang Kusuma Negara, Yogyakarta)”, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor nilai taksiran, promosi, dan pelayanan secara bersama-sama pengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah. Hasil pengujian parsial menyimpulkan bahwa faktor nilai taksiran dan pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah. Sedangkan faktor promosi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan nasabah pengguna jasa pembiayaan gadai emas syariah di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Kusuma Negara, Yogyakarta.

Dalam penelitian ini perbedaannya terletak pada variabel yang digunakan oleh penulis yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, sehingga analisis yang digunakan oleh penulis juga berbeda dan


(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id lembaga yang diteliti oleh penulis sebelumnya merupakan lembaga

perbankan yang respondennya tidak sama dengan responden lembaga keuangan syariah jika dlihat dari segi karakteristiknya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Samsul Arifin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun

2013 dengan judul “Pengaruh Faktor Nilai Taksiran, Biaya-Biaya dan Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan Produk

Emas Tunai Hebat (ETH) di Solusi Tunai Cabang Krian Sidoarjo”.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk mengatahui pengaruh faktor nilai taksiran, biaya-biaya dan pelayanan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan nasabah menggunakan produk Emas Tunai Hebat (ETH) di solusi tunai cabang krian sidoarjo. Hasil pengujian parsial menyimpulkan bahwa dari ketiga faktor tersebut, variabel biaya-biaya yang memiliki nilai signifikan kurang dari 5%(sig=0,008), merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan nasabah menggunakan produk Emas Tunai Hebat (ETH) di solusi tunai cabang krian sidoarjo.

Perbedaannya penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan, lokasi penelitian, dan terletak pada rumusan masalah yang digunakan, karena pada penelitian ini belum dijelaskan tentang perhitungan dalam menetapkan nilai taksiran emas pada produk gadai emas. Maka yang akan dilakukan penulis selanjutnya adalah


(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menjelaskan tentang pedoman PT. Pegadaian Syariah dalam

menetapkan nilai taksiran untuk menentukan jumlah taksiran yang akan diberikan kepada nasabah yang akan melakukan pembiayaan gadai emas syariah.

3. Penelitian selanjutnya ditulis oleh Leni Darwina, dari Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh NAD pada tahun 2008, dengan

judul “Pengaruh Jumlah Taksiran Dan Uang Pinjaman Terhadap Laba

Bersih Pada Perum Pegadaian Syariah Kota Lhokseumawe”. Hasil

yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara pengujian hipotesis secara parsial terbukti bahwa jumlah taksiran tidak mempengaruhi laba bersih, hal ini sesuai dengan perolehan nilai t –hitung sebesar 0,601 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t-tabel yaitu sebesar 2,1604 dan tingkat signifikasi 0,558. Sedangkan uang pinjaman berpengaruh signifikan terhaap laba bersih pada Perum

Pegadaian Syari’ah Kota Lhokseumawe dengan nilai t-hitung sebesar 10,437 dan tingkat signifikansi 0,000.

Perbedaan penelitian ini terletak pada segi variabel (X) yang berganda dan variabel terikat (Y) nya menggunakan laba bersih, sedangkan penulis selanjutnya menggunakan variabel keputusan nasabah. Dalam penelitian sebelumnya jumlah taksiran yang dimaksud belum terspesikasi, sedangkan penulis menggunakan penelitian terhadap pengaruh nilai taksiran emas yang lebih spesifikasi produk taksirannya.


(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Penelitian yang ditulis oleh Nita Ainul Khasanah, dari Fakultas

Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2014. Dengan judul

“Pengaruh Promosi, Harga Taksiran Barang, dan Prosedur Pencairan

Pinjaman Terhadap Minat Nasabah Non Muslim dalam pemilihan Produk Gadai Emas di PT. Bank BRI Syariah KCP Gateway-Waru.”

Hasil dari analisis penelitian menunjukkan bahwa faktor promosi, harga taksiran barang, dan prosedur pencairan pinjaman memiliki pengaruh positif dan signifikan pada α 5% terhadap minat nasabah non-muslim dalam pemilihan produk gadai emas di PT. Bank BRI Syariah setelah data itu di identifikasi outlier. Dengan demikian, dari ketiga faktor tersebut, faktor prosedur pencairan pinjaman merupakan faktor yang paling utama atau dominan dalam mempengaruhi minat nasabah non-muslim dalam pemilihan produk Gadai Emas di PT. Bank BRI Syariah KCP gateway-Waru.

Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel (X) yakni dalam peneliian ini penulis sebelumnya menggunakan variabel promosi, harga taksiran barang, dan prosedur pencairan pinjaman. Dan variabel (Y) yang digunakan yakni minat nasabah non-muslim, sedangkan penulis selanjutnya menggunakan penelitian dengan variabel (X) nilai taksiran emas dan variabel (Y) keputusan nasabah menggunakan produk gadai syariah.

5. Penelitian yang ditulis oleh Mas ‘adatin dari UIN Sunan Ampel


(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id (ujrah) dan Denda Keterlambatan Pelunasan Produk Gadai Emas

Terhadap Kepuasan Nasabah Gadai Emas di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Kas Guluk-Guuk Kabupaten Sumenep.” Hasil dari analisis

penelitian ini menunjukkan bahwa biaya penitipan (ujrah) dan denda keterlambatan pelunasan produk gadai emas berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kepuasan nasabah gadai emas. Secara simultan, diketahui dengan perolehan nilai signifikasi pada pengujian uji f adalah 0,000 < 0,05 dan juga diketahui dari perolehan fhitung

25.595 > ftabel 3.13. Sedangkan secara parsial diketahui bahwa nilai

signifikan pada X1 adalah 0.005 dan X2 0.001, dimana keduanya < 0.05 dan juga pada perolehan thitung pada X1 2.938 dan X2 3.518 >

ttabel 1.996.

Perbedaan pada penilitian ini terletak pada variabel (X) dan variabel (Y) yang digunakan serta lokasi penelitian yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis sebelumnya menganalisis masalah tentang biaya penitipan (ujrah) dan denda keterlambatan pelunasan produk gadai emas yang berpengaruh kepada kepuasan nasabah di lembaga yang diteliti. Dalam penelitian selanjutnya penulis tidak menganalisis variabel yang digunakan oleh penulis sebelumya yakni menganalisis pengaruh dari nilai taksiran emas terhadap keputusan nasabah.


(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id C. Kerangka Konseptual

Nilai taksiran adalah penentuan harga taksiran emas yang akan digadaikan nasabah untuk mendapatkan dana pinjaman. Dalam menentukan nilai taksiran tidak boleh melebihi dari harga pasar atau nilai taksiran tidak boleh rendah dari harga pasar. Pegadaian Syariah mempunyai pedoman tersendiri terhadap Harga Dasar taksiran Emas (HDE) sebagai simulasi perhitungan pembiayaan yang akan didapatkan oleh nasabah.

Keputusan nasabah adalah tahap akhir yang dilakukan oleh nasabah untuk menggunakan produk gadai syariah atas adanya pengaruh variabel nilai taksiran emas pada produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Baluran Surabaya.

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan langkah dalam penelittian setelah penulis mengemukakan kerangka berfikir. Hipotesis adalah Perumusan kesimpulan atau jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang akan dibuktikan dengan data empiris.28 Berdasarkan tinjauan pustaka dan

28 Hendri Tanjung, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata Publishing, 2013),

97.

Nilai Taksiran Emas (X)

Keputusan Nasabah (Y)


(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara nilai taksiran emas

terhadap keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.

H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara nilai taksiran emas terhadap

keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.


(45)

33

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menganalisis pengaruh nilai taksiran emas terhadap keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya. Data diperoleh menggunakan kuesioner kepada nasabah yang menggunakan produk gadai emas serta melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Pendekatan ini berangkat dari data yang diproses menjadi informasi dan membuktikan teori, sehingga dapat menjadi barang berharga dalam pengambilan keputusan. Pemrosesan data mentah menjadi informasi yang bermanfaat, inilah yang dimaksud dengan analisis kuantitatif.1

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada :

Waktu : 13 September-12 Oktober 2016

Tempat penelitian : Pegadaian Syariah CPS Blauran yang berlokasi di Jalan Blauran No. 74-76 Surabaya Jawa Timur.


(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek

yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu penelitian.3 Populasi dalam

penelitian ini adalah nasabah yang menggadaikan emas pada bulan September tahun 2016 di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya sebesar 4.618 nasabah aktif.4 Dari data tersebut populasi

masyarakat Surabaya yang menggadaikan emas di Pegadaian Syariah CPS Blauran Surabaya perharinya adalah ± 500 pelanggan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan kita teliti tersebut.5 Pengambilan

sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dapat menemukan

2 Benny Kurniawan, Metodologi Penelitian, (Tangerang: Jelajah Nusa, 2012), 59.

3 Muhammad, Meodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada, 2008),

161.

4 Data didapat dari Laporan Portofolio Bulan September 2016


(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id karakteristik tersebut pada elemen populasi.6 Teknik pengambilan

sampel yang digunakan oleh peneliti adalah Purposive Sampling. Purposive sampling adalah teknik nonprobability sampling yang mencangkup responden, subjek atau elemen yang dipilih karena karakteristik atau kualitas tertentu, dan mengabaikan mereka yang tidak memenuhi kriteria yang ditentukan. Purposive sampling atau sampel terpilih sering pula disebut dengan judgemental sampling yang didefinisikan sebagai tipe penarikan sampel nonprobabilitas yang mana unit yang hendak diamati atau diteliti dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti, dalam hal unit yang mana dianggap paling bermanfaat dan representatif.7

Penulis memilih kategori responden nasabah gadai dengan kriteria nasabah gadai emas di Pegadaian Syariah untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini, karena memiliki sangkut paut erat dengan ciri-ciri yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Menurut Gay dan Diehl, ukuran sampel penelitian dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu:

a. Penelitian deskriptif, jumlah sampel minimum adalah 10% dari populasi.

b. Penelitian korelasi, jumlah sampel minimum adalah 30 subjek. c. Penelitian kausal perbandingan, jumlah sampel minimum adalah

30 subjek per group.

6 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2012), 147.


(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id d. Penelitian eksperimental, jumlah sampel minimum adalah 15

subjek per group.8

Diketahui populasi dalam penelitian ini sebanyak ±500 nasabah gadai perharinya, karena penilitian ini merupakan jenis penelitian korelasi yang jumlah sampel minimumnya adalah 30 subjek, maka penulis mengambil 10% dari jumlah sampel yakni sebanyak 50 nasabah yang dianggap cukup memadai untuk memperoleh data penelitian yang mencerminkan (representatif) keadaan populasi.9 Data

50 nasabah dari sampel purposif tersebut dianggap sudah bisa menggambarkan atau menjawab apa yang menjadi tujuan dan permasalahan penelitian.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dapat diperoleh informasi segala hal yang dapat ditarik kesimpulannya.10 Menurut Arikunto “variabel adalah

objek penelitian, atau segala hal yang menjadi fokus perhatian dari penelitian.11

Variabel penelitian ini akan membahas mengenai nilai taksiran emas serta keputusan nasabah dalam menggunakan produk gadai di

8 Morissan, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: Kencana, 2014), 143. 9 Ibid., 144.

10 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2006), 77.

11 Arikunto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), (Jakarta: PT. Rineka


(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pegadaian Syariah CPS Blauran Surabaya. Variabel penelitian ini

menggunakan variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen (variabel terikat).12 Sedangkan variabel dependen (variabel

terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.13 Sering kali variabel ini disebut sebagai variabel

output, kriteria, dan konsekuen.

Dari penjelasan di atas, maka variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen (variabel bebas)

Dalam peneltian ini yang dimaksud variabel independen adalah nilai taksiran emas (X) yang dapat mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya keputusan nasabah (Y) dalam menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.

2. Variabel dependen (variabel terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan nasabah (Y) yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya nilai taksiran emas (Y) di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.

12 Sugiyono, Statistika Untuk…, 81. 13 Ibid., 81.


(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id E. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu veriabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut.

Untuk lebih menspesifikkan penelitian agar dapat mengukur konstruk atau variabel tersebut, maka peneliti akan memberikan beberapa penjelasan mengenai masalah yang akan dibahas, diantaranya :

1. Nilai taksiran emas (X)

Nilai taksiran berkaitan tentang menaksir emas yang akan digadaikan pihak nasabah kepada pihak Pegadaian Syariah untuk mendapatkan dana pinjaman.

Berikut indikator-indikator yang digunakan dalam pembuatan kuesioner :

a. Pengetahuan b. Informasi c. Keyakinan

2. Keputusan Nasabah (Y)

Keputusan nasabah berarti proses yang dilakukan nasabah pada saat menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya berdasarkan nilai taksiran emas.

Berikut indikator-indikator yang digunakan dalam pembuatan kuesioner :


(51)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Evaluasi alternatif

b. Kepercayaan

c. Penyelesaian masalah

F. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti.14

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengatahui tinggi rendah validitas suatu

kuesionenr dihitung dengan menggunakan metode Person’s

Product Moment Correlation, yaitu dengan menghitung korelasi antara skor item pertanyaan dengan skor total. Dalam penelitian ini perhitungan validitas item dianalisis dengan menggunakan komputer program SPSS.

Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan critical value pada nilai rtabel dengan taraf signifikan 0.05 (5%) pada jumlah sampel

yang ada. Apabila hasil perhitungan korelasi produk moment lebih besar dari critical value, maka instrumen ini dinyatakan valid.


(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sebaliknya, apabila skor item kurang dari critical value maka

instrumen ini dinyatakan tidak valid.15

Berdasarkan hasil uji validitas didapat pada variabel Nilai Taksiran Emas (X) dan variabel Keputusan Nasabah (Y) menunjukkan bahwa masing-masing item pertanyaan memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,279) sehingga dapat dikatakan bahwa

masing-masing item pertanyaan dapat dikatakan valid yaitu mampu mengukur variabel nilai taksiran emas dan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan.16 Reliabilitas juga didefinisikan sebagai alat

untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari pengubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban responden terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.17 Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat

stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.18 Pengukuran yang

memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat

15 Husein Umar, Research Methode in Finance and Banking, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2000), 127.

16 Supranto, Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah Untuk Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi,

(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012), 63.

17 Benny Kurniawan, Metodologi Penelitian, (Tangerang: Jelajah Nusa, 2012), 58. 18 Ibid., 59.


(53)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menghasilkan data yang reliabel. Reliabilitas dalam penelitian ini

diukur dengan teknik Cronbach Alpha. Teknik ini digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan

“benar” atau “salah” maupun “ya” atau “tidak” melainkan digunakan

untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku.19

Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan rumus Cronbach Alpha, berikut rumusnya:

Dimana :

r = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = jumlah varian butir

σt2 = varians total

Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Croanbach Alpha.20 Menurut Umar, pengambilan keputusan

untuk uji reliabilitas sebagai berikut:

a. Croanbach Alpha 0,6 = reliabilitas buruk b. Croanbach Alpha 0,6 – 0,79 = reliabilitas diterima c. Croanbach Alpha 0,8 = reliabilitas baik21

19 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian…, 163. 20 Husein Umar, Research Methode in…., 135.


(54)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Instrumen untuk mengukur masing-masing variabel dikatakan

reliabel jika memiliki Croanbach Alpha > 0,60.22

Berdasarkan hasil uji reliabilitas didapat dua output dari variabel Nilai Taksiran Emas (X) dan vriabel Keputusan Nasabah (Y) masing-masing variabel memiliki nilai > 0,60. Maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian ini dikatakan reliabel.

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita memilki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametik (statistik inferensial).23 Tingkat kenormalan data sangat

dibutuhkan, karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap mewakili populasi. Cara mendeteksinya dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik normal P-P P-Plot of Regression Standardized Residual sebagai dasar dalam pengambilan keputusannya, jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal.24

Dari hasil grafik dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka residual pada model regresi terdistribusi secara normal.

22 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, (Semarang: Badan

Penerbit UNDIP, 2005), 41-45.

23 Supranto, Statistik: teori dan aplikasi, (Jakarta: Erlangga, 2008), 94.

24 Dwi Priyanto, Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Mediakom, 2013),


(55)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id G. Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Berikut penjelasannya :

a. Data primer, adalah data yang bersumber dari data kuesioner. Data primer ini diperoleh dari responden secara langsung yakni bagi nasabah yang menggadaikan emas di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya dengan cara mengisi lembar kuesioner yang diberikan oleh peniliti dengan seputar pertanyaan mengenai pengaruh nilai taksiran emas terhadap keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.

b. Data sekunder, data ini bersumber dari data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau literatur misalnya dokumentasi perusahaan, buku-buku atau pustaka yang berhubungan dengan topik bahasan, jurnal, internet, dan sebagainya.25

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut:

25 Dermawan Wibisono, Riset Bisnis Bagi Praktisi dan Akademi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


(56)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Sumber data primer, adalah data yang diperoleh dari responden

melalui kuesioner, observasi, dan hasil wawancara peneliti dengan narasumber di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.26

b. Sumber data sekunder, adalah sumber data yang diperoleh dari dokumentasi perusahaan, laporan portofolio produk perusahaan, dan data yang dipublikasikan oleh pihak atau instasi yang terkait dan langsung dimanfaatkan oleh peneliti, seperti brosur, company profil Pegadaian Syariah.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.27

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dngan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan dapat bersifat tertutup, yaitu alternatif jawaban telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Dalam penelitian ini data yang diperoleh berdasarkan skala likert untuk merumuskan sejumlah pernyataan mengenai suatu topik tertentu, dan

26


(57)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id responden diminta memilih apakah ia sangat setuju, sejutuju, cukup

setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.28 Kuesioner ini dibagikan

kepada nasabah yang menggunakan produk gadai emas di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya dengan memberikan beberapa pertanyaan seputar gadai syariah.

2. Observasi

Observasi (pengamatan) adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.29 Dalam penelitian ini penulis melakukan

pengamatan langsung di Pegadaian Syariah mengenai kegiatan operasional nilai taksiran emas dalam produk gadai syariah.

3. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung antara orang seorang atau beberapa orang yang diwawancarai.30 Pencarian data dengan teknik ini dapat dilakukan

dengan Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pimpinan cabang dan karyawan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.

28 Morrisan, Metodologi Penelitian….,88. 29 Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian…., 83. 30 Muhammad, Metodologi Penelitian…., 151.


(58)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id I. Teknik Analisis Data

Data yang dkumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode:

1. Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen.31 Analisis regresi linier sederhana

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel (X) nilai taksiran terhadap variabel (Y) keputusan nasabah.

Persamaan regresi untuk regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:

Y = a + bX Dimana :

Y = Nilai prediksi variabel dependen a = Konstanta, yaitu nilai Y jika X= 0

b = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X X = Variabel independen

2. Hipotesis (Uji t)

Pengujian t statistik adalah pengujian terhadap masing-masing variabel independen Uji t (coefficient) akan dapat menunjukkan


(59)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pengaruh masing-masing variabel indipenden terhadap variabel

dependen. Pengujian ini dilakukan menggunakan tingkat signifikasi 0,05. Dan dari hasil pengujian t membandingkan nilai thitung dengan

ttabel apabila thitung > ttabel H0 ditolak dan menerima H1 dengan

signifikasi 0,05 (5%), maka indikator bebas berpengaruh signifikan terhadap indikator terkait, begitu sebaliknya apabila thitung < ttabel H0

diterima dan menerima H1 dengan signifikasi 0,05 (5%), maka

indikator bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap indikator terikat.

Dalam pengolahan uji t statistik bertujuan melihat seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen (nilai taksiran emas) terhadap variabel dependen (keputusan nasabah).


(60)

48

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya adalah perusahaan milik negara yang berperan dalam bidang keuangan syariah yang fokus pada sistem gadai syariah. Selain itu, semakin populernya praktik bisnis Ekonomi Syari’ah dan mempunyai peluang yang cerah untuk dikembangkan. Berdasarkan hal tersebut, pihak pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan untuk melegitimasi secara hukum positif pelaksanaan praktik bisnis sesuai dengan Syari’ah yang termasuk gadai Syari’ah.1 Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1990 yang menerangkan bahwa misi yang diemban oleh Pegadaian Syariah adalah untuk mencegah praktik riba.

Pada tahun 2000 konsep Bank Syariah mulai marak. Saat itu, Bank Muamalat Indonesia (BMI) menawarkan kerjasama dan membantu segi pembiayaan dan pengembangan. Karena Bank muamalat Indonesia sendiri masih belum mempunyai manajemen skill dalam bidang ahli menaksir barang yang digadaikan, adapun pegadaian sudah mempunyai ahli penaksir barang akan tetapi dananya


(61)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sangat terbatas. Maka dari itu perlu adanya kerjasama antara

pegadaian dengan bank dengan prinsip bagi hasil.

Pada tahun 2003 didirikan lembaga keuangan yang menurut konsep Islam, yakni Pegadaian Syariah dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah. Lahirnya Pegadaian Syariah berawal dari hadirnya fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 mengenai bunga Bank bahwa “Untuk wilayah yang sudah ada kantor jaringan lembaga keuangan Syariah dan mudah dijangkau, tidak dibolehkan melakukan transaksi yang didasarkan kepada perhitungan bunga.”2 Dan misi itu tidak berubah hingga diterbitkanya Peraturan Pemerintah No.103 tahun 2000 yang dijadikan sebagai landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian hingga sekarang.3

Peresmian pegadaian syariah Blauran Surabaya ini didirikan dan diresmikan oleh Direktur Utama Kanwil perum pegadaian Surabaya Bpk Deddy Kusdedy, SE. pada tanggal 1 April 2006. Cabang pegadaian syari’ah Blauran Surabaya, ini juga merupakan cabang dari kantor wilayah perum pegadaian yang terletak di Jl. Dinoyo No. 79 Surabaya. Diharapkan dengan hadirnya pegadaian syariah Blauran yang menawarkan solusi pendanaan yang cepat, praktis, dan menentramkan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya jasa dalam bentuk pinjaman yang berbasis pada syariah.

2 Ibid., 8. 3 Ibid., 9


(62)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Visi Misi dan Motto Pegadaian Syariah

Visi :

Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai syariah yang selalu menjadi Market Leader yang terbaik untuk masyarakat menengah ke bawah.

Misi :

a. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman, dan selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. b. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang

memberikan kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.

c. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan.4

Motto :

Mengatasi masalah tanpa masalah, Pegadaian Syariah memberikan kemudahan dalam mengatasi masalah kita dengan cepat dan mudah. Kebutuhan akan uang tunai terkadang menjadi kesulitan bagi masyarakat dalam memperoleh pinjaman. Pegadaian Syariah


(63)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id memfasilitasi warga untuk dapat memperoleh pinjaman tersebut

dengan praktis dan cepat dengan menjaminkan sebagian harta yang dimiliki.

3. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Baluran Surabaya

PIMPINAN CABANG SYARIAH Achmad Zainuddin, S.E

BISNIS EMAS SYARIAH*

BISNIS RAHN* PENGELOLA

UPC/UPK SYARIAH

PENAKSIR SYARIAH Nurul Laeliyani

KASIR SYARIAH Fita Andriati Silvia Pitaloka, A.md PENGELOLA MARHUN

Achmad Tuffarich, S.Si

SEKRETARIAT

PENYIMPANAN BARANG RAHN


(1)

79

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari pengaruh nilai taksiran emas terhadap keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran adalah sebagai berikut:

1. Pegadaian Syariah dalam memberikan nilai taksiran emas memiliki prosentase golongan A, B, C, dan D berdasarkan pinjaman nasabah yakni prosentase yang diterapkan mulai dari 92%-95% dari nilai taksiran emas. Pegadaian Syariah memberikan harga dasar taksiran dan prosentasenya dengan menyesuaikan apabila harga emas tersebut turun atau naik maka tidak mempengaruhi prosentase dari nilai taksiran tersebut dan tidak mempengaruhi pula terhadap harga jual barang yang dijaminkan, harga jual ini mengantisipasi untuk mengurangi resiko dikemudian hari apabila nasabah tidak dapat melunasi pinjaman tersebut. Apabila ada kelebihan antara nilai penjualan dengan pokok pinjaman, jasa simpanan, dan pajak maka kelebihan tersebut merupakan hak nasabah. Hal ini yang diterapkan Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya dalam upaya menarik nasabah untuk menggunakan produk gadai syariah di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.


(2)

80

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Nilai taksiran emas berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah

menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya, ini dibuktikan dari koefisien regresi yang menunjukkan nilai positif dan nilai signifikasinya < 0,05 yaitu sebesar 0,000 maka menyatakan H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara nilai taksiran emas terhadap keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya. Sedangkan hasil penelitian koefisien determinasi Adjusted R2 (R Square) sebesar 0,323 yang memiliki arti bahwa pengaruh variabel nilai taksiran emas (X) terhadap keputusan nasabah (Y) adalah sebesar 32,3% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini sebesar 67,8%. Kecilnya prosentase pengaruh variabel nilai taksiran terhadap keputusan nasabah dikarenakan nilai taksiran emas bukan menjadi faktor utama nasabah dalam menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya, keputusan nasabah ini dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian seperti kebutuhan dana mendesak, keamanan, dan kelegalitasan lembaga yang menjadi faktor utama nasabah dalam memutuskan untuk menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.

B. Saran


(3)

81

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. PT. Pegadaian Syariah dapat lebih meningkatkan nilai taksiran emas dari

segi harga dasar taksiran dan prosentase taksiran emas yang digunakan sebagai patokan nilai taksiran, karena persaingan dalam usaha gadai semakin marak dan ketat, maka dari itu Pegadaian Syariah lebih meningkatkan nilai taksiran emas sebagai strategi promosi untuk menarik dan meningkatkan nasabah yang menggunakan produk gadai syariah di Pegadaian syariah Cabang Blauran Surabaya.

2. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk lebih mengeksplor faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variabel keputusan nasabah selain variabel nilai taksiran emas yang telah dipaparkan oleh peneliti, serta dalam penelitian ini tidak mewakili seluruh karakter nasabah gadai karena nasabah gadai di Pegadaian Syariah tidak semua nasabah muslim adapun nasabah non-muslim yang menggunakan jasa gadai syariah di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar lebih dapat menyempurnakan penelitian ini.

3. Untuk Lembaga Keuangan Syariah (LKS), semoga hasil dari penelitian ini bisa menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan jasa keuangan syariah yang diminati masyarakat.


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Yazid. Fiqih Muamalah dan Implementasi dalam Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Logung Printika, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Damanhur. “Pengaruh Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman terhadap Laba Bersih

pada Perum Pegadaian Syari’ah Kota lhokseumawe”, Jurnal Aplikasi

Manajemeni, No.2, Vol. 4, Maret, 2011.

Danang Sunyoto, Praktik SPSS untuk Kasus, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011) Dhioka Bromm, Jezias. “Tanggung Jawab penaksir Akibat Salah Taksiran Objek

Gadai Dalam Pemberian kredit di Pegadaian (Persero) Denpasar”, Jurnal Ilmu,

No. 8 Vol.3, 2014.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2005.

Hadi Sholikul, Muhammad. Pegadaian Syariah. Jakarta: Salemba Diniyah, 2003. Hariadi, Doni. “Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Project Microvision”, Jurnal Ilmu dan Riset manajemen, Vol. 1 No. 1, Januari, 2013.

Huda, Nurul dkk.. Lembaga Keuangan Islam. Jakarta: Kencana, 2010.

Indonesia, Undang-Undang tentang Perbankan Syariah. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pres, 2012.

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2005.

Kuncoro, Mudrajad. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001. Kurniawan, Benny. Metodologi Penelitian. Tangerang: Jelajah Nusa, 2012.


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Lupiyoad, Rambat dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba,

2008.

Mariaji, Wahyu. “Pengaruh Perilaku konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

Compact Dizc (CD) di Surabaya”, Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, Vol. 3 No.

8, 2014.

Muhammad. Meodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada, 2008.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana, 2012. Nugroho. Perilaku Konsumen. Jakarta: Prenada Media Group, 2008.

Nur lailah. Lembaga Keuangan Islam Non Bank. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013.

Priyanto, Dwi. Mandiri Belajar Analisi Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom, 2013.

Rosalifa Jihad, Rachmasari. “Implementasi Gadai Emas Secara Syariah di Bank Syariah dalam Prespektif Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/17/PBI/2008

Tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, “Jurnal Ilmiah, No. 2,

Vol. 4, Maret, 2013.

Setiawan, Iwan. “Penerapan gadai Emas Pada Bank Syariah Prespektif Hukum

Ekonomi Islam”, Al-Daulah: Jurnal Hukum Dan Perundangan Islam, No.1 Vol.

6, April, 2016.

Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor SNI 13-3487-2005 Tentang Kadar Karat Emas

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisa, 2003. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2006.

Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Supranto. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran (Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis). Jakarta: Mitra wacana Media, 2011.


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Supranto. Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah Untuk Menyusun Skripsi, Tesis dan

Disertasi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012.

Tanjung, Hendri. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Gramata Publishing, 2013.

Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset, 2000.

Umar, Husein. Research Methode in Finance and Banking. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Wibisono, Dermawan. Riset Bisnis Bagi Praktisi dan Akademi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Zainuddin. Hukum Gadai Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Samsul Arifin, “Pengaruh Faktor Nilai Taksiran, Biaya-Biaya dan Pelayanan

Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan produk Emas tunai Hebat (ETH)

di Solusi tunai Cabang krian Sidoarjo” (Skripsi-UIN Sunan Ampel Surabaya,

2013)

http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/biaya_administrasi.aspx, diakses pada tanggal 13 Oktober 2016.

http://ekonomibisnis.suarasurabaya.net/new/2014/136895-90%25-Masyarakat-di-Surabaya-Pilih-Gadaikan-Perhiasan-dan-Emas, diakses pada 20 November

2016