executive summary neraca mineral 2014 2

(1)

EXECUTIVE SUMMARY

PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA MINERAL

STATUS 2014

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN GEOLOGI

PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

2014


(2)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,yaitu melaksanakan penelitian, penyelidikan serta pengelolaan dan pelayanan di bidang sumber daya geologi, Pusat Sumber Daya Geologi melakukan kegiatan pemutakhiran data dan neraca sumber daya mineral. Data dan neraca sumber daya mineral ini dapat membantu pemerintah dalam menetapkan rencana wilayah pertambangan juga sebagai panduan strategis kegiatan pertambangan dan kebijakan kegiatan industri hilir lainnya berbasis mineral di Indonesia. Sehingga dalam kegiatan pemutakhiran neraca sumber daya mineral ini diperlukan keakuratan data yang telah diinventarisasi, baik data primer yang bersumber dari kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi maupun kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan pemberian ijin usaha pertambangan diberikan kepada pemerintah daerah yang berimplikasi kepada data laporan kegiatan usaha pertambangan juga seharusnya berada di pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten sesuai dengan kewenangannya yang sampai saat ini berjumlah hampir 3000 IUP Mineral yang sudah clean and clear (C & C). Dari jumlah IUP tersebut setengahnya merupakan IUP Operasi Produksi yang seharusnya sudah mempunyai data sumber daya dan cadangan dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan cakupan wilayah yang cukup luas, maka data sumber daya dan cadangan neraca mineral yang terdiri dari dari data IUP, data KK dan data dari Pusat Sumber Daya Geologi akan semakin akurat.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan pemutakhiran data dan neraca sumber daya mineral ini adalah untuk menghimpun seluruh data hasil penyelidikan mineral yang masih berupa data hardcopy atau analog menjadi suatu sistem penyimpanan data digital (bank data) sehingga menjadi suatu database potensi sumber daya mineral nasional yang fleksibel, efisien dan sistematis serta selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi. Penerapan data dan neraca sumber daya mineral menggunakan teknologi GIS (Geographical Information System) sehingga data dan informasi yang dikelola dapat disajikan secara cepat dalam bentuk digital (softcopy) maupun cetakan (hardcopy) kepada berbagai


(3)

pengguna baik di dalam atau di luar lingkungan kerja Pusat Sumber Daya Geologi.

Sedangkan tujuan dari kegiatan pemutakhiran data dan neraca sumber daya mineral ini adalah tersedianya data potensi sumber daya mineral dan neraca mineral yang akurat, mutakhir dan mudah diakses, sehingga dapat dijadikan acuan dasar bagi daerah otonom untuk kepentingan pembangunan daerah dan nasional.

1.3. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan tim pemutakhiran data dan neraca mineral ini dilakukan berdasarkan hasil kegiatan penyelidikan komoditi-komoditi mineral logam dan bukan logam yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi, dinas-dinas di pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten yang terkait dengan kegiatan pertambangan, badan usaha milik negara dan swasta pertambangan.

Dalam pelaksanaan kegiatan pemutakhiran data dan neraca sumber daya mineral logam dan bukan logam metoda pekerjaannya mencakup beberapa tahapan yang dapat dibagi dan diuraikan sebagai berikut:

1. Inventarisasi data dan informasi mengenai mineral logam dan bukan logam sebagai langkah awal dalam mencari dan mengelompokkan data, baik dari laporan penyelidikan, buku, data dari instansi terkait dan perusahaan swasta serta informasi lainnya yang diperoleh dari situs-situs website terkait.

2. Pengisian formulir yang telah ditentukan sesuai dengan standar penyusunan data neraca sumber daya mineral.

3. Pengolahan data tekstual dan data spasial

4. Integrasi data tekstual dan data spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).

5. Melakukan verifikasi data

6. Penghitungan neraca sumber daya dan cadangan mineral

7. Pembuatan Sistem Informasi Geografis untuk melakukan pengolahan data dan informasi yang telah diinventarisasi


(4)

1.4.

Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral

Nilai angka neraca didapat dari nilai sumber daya dan cadangan serta data produksi atau eksplorasi yang didapat dari perusahaan atau instansi terkait yang menanganinya dalam kurun waktu tertentu. Neraca sumber daya mineral adalah alat evaluasi sumber daya mineral, yang menyajikan cadangan awal, perubahan atau pemanfaatan.

Klasifikasi sumber daya mineral berdasarkan tingkat penyelidikannya, terbagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu hipotetik, tereka, tertunjuk dan terukur. Sedangkan klasifikasi cadangan mineral terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu terkira dan terbukti (SNI 130-5014-1998).

1.

Sumber daya mineral hipotetik (Hypothetical Mineral Resource)

adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap Survai Tinjau

2.

Sumber daya mineral tereka (Inferred Mineral Resource)

adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksi

3. Sumber daya mineral tertunjuk (Indicated Mineral Resource)

adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum

4. Sumber daya mineral terukur (Measured Mineral Resources)

adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Rinci

5. Cadangan mineral terkira (Probable Reserve)

adalah sumber daya mineral terunjuk dan sebagian sumber daya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomi

6. Cadangan mineral terbukti (Proved Reserve)

Adalah sumber daya mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.


(5)

1.5.

Pengertian Umum

Berikut adalah beberapa pengertian dan istilah yang digunakan dalam penghitungan neraca sumber daya mineral :

Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.

Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.

Keterdapatan Mineral (Mineral Occurrence), adalah suatu indikasi pemineralan (mineralization) yang dinilai untuk dieksplorasi lebih jauh. Istilah keterdapatan mineral tidak ada hubungannya dengan ukuran volume/tonase atau kadar/kualitas, dengan demikian bukan bagian dari suatu Sumber Daya Mineral.

Endapan Mineral (Mineral Deposit) adalah longgokan (akumulasi) bahan tambang berupa mineral atau batuan yang terdapat di kerak bumi yang terbentuk oleh proses geologi tertentu, dan dapat bernilai ekonomi.Pada nilai sumber daya mineral terdapat klasifikasi berdasarkan tingkat penyelidikan, klasifikasi ini didasarkan pada tingkat penyelikan serta dikaitkan dengan tahapan eksplorasi yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui nilai sumber daya yang layak dan tidak layak. Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan mineral adalah suatu proses pengumpulan, penyaringan dan pengolahan data serta informasi dari suatu endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan mineral yang berdasarkan kriteria keyakinan geologi dan kelayakan tambang.

Tahap Eksplorasi (Exploration Stages) adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut: Survai Tinjau, Prospeksi, Eksplorasi Umum dan Eksplorasi Rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi pemineralan (mineralization), menentukan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan


(6)

kualitas dari pada suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan dilakukannya investasi.

Survei Tinjau (Reconnaissance) adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional, diantaranya pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan metoda tidak langsung lainnya, dan inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Perkiraan kuantitas sebaiknya hanya dilakukan apabila datanya cukup tersedia atau ada kemiripan dengan endapan lain yang mempunyai kondisi geologi yang sama.

Prospeksi (Prospecting) adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah yang mengandung endapan mineral yang potensial. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan dan metoda yang tidak langsung seperti studi geokimia dan geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan mungkin juga dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi suatu endapan mineral yang akan menjadi target eksplorasi selanjutnya. Estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpretasi data geologi, geokimia dan geofisika.

Eksplorasi Umum (General Exploration) adalah tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar, membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas berdasarkan metoda penyelidikan tak langsung. Tujuannya adalah untuk menentukan gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya dapat digunakan untuk menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci diperlukan.

Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) adalah tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral


(7)

yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Jarak pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas serta ciri-ciri yang lain dari endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji pengolahan dari pencontoan ruah (bulk sampling) mungkin diperlukan.

Kelompok Mineral Logam dan Mineral Bukan Logam

Mineral logam terdiri dari 4 (empat) kelompok, yaitu kelompok logam dasar, logam mulia, logam besi dan paduan besi serta logam ringan dan logam langka, sedangkan Mineral bukan logam juga terdiri dari 4 (empat) kelompok, yaitu kelompok bahan bangunan, mineral industri, bahan keramik dan batu mulia. (SNI 13-50414-1998)

Logam dasar, Adalah kelompok komoditas mineral logam yang terdiri dari air raksa, seng, tembaga, timah dan timbal.

Logam mulia, Adalah kelompok komoditas logam yang terdiri dari logam emas, perak, dan platina.

Logam besi dan panduan besi, Adalah kelompok komoditas logam yang terdiri dari logam besi, kobal, kromit, mangan, molibdenum, nikel, titan, wolfram dan vanadium.

Logam ringan dan logam langka, Adalah kelompok komoditas logam yang terdiri dari logam aluminium, bauksit, berilium, litium, magnesium, kadmium, gallium, indium, tantalum-niobium, ytrium, zirconium, torium, uranium dan logam tanah jarang.

Bahan Bangunan, Adalah segala bahan yang terdapat di alam, baik yang berbentuk padat, cair dan gas dengan kandungan mineral dan unsur kimia tertentu serta mempunyai nilai ekonomis bila dilakukan penggalian sesuai dengan teknologi yang tersedia (SNI 13 6606 2001). Komoditi yang termasuk pada kelompok bahan bangunan adalah andesit, basal, batusabak, dasit, diabas, diorit, gabro peridotit, granit, granodiorit, marmer, peridotit, sirtu dan tras. (PP No. 27/1980 dan SNI 19-6728.4-2002)

Mineral Industri, adalah mineral-mineral bukan logam yang langsung digunakan secara utuh oleh berbagai industri tanpa terlebih dahulu dilakukan ekstraksi terhadap unsur-unsur logamnya seperti dilakukan


(8)

terhadap mineral logam tersedia (SNI 13 6606 2001). Bahan ini dipakai terutama sebagai bahan mentah dalam industri pupuk, kertas, plastik, cat, peternakan, pertanian, kosmestik, farmasi dan kimia. Komoditi yang termasuk pada kelompok mineral industri adalah barit, batuan kalium, batuapung, batugamping, batukuarsa, belerang, bentonit, diatomea, dolomit, fosfat, gipsum, kalsit, gipsum, kalsit, kuarsit, oker, pasir kuarsa, serpentin, talk, travertin, ultrabasa, yodium, zeolit dan zirkon. (PP No. 27/1980 dan SNI 19-6728.4-2002)

Bahan Keramik, Adalah kelompok komoditi mineral bukan logam dan batuan, anorganik yang berbentuk padat. Komoditi yang termasuk pada bahan keramik adalah ball/bond clay, felspar, kaolin, lempung, magnesit, obsidian, perlit, pirofilit, toseki dan trakhit. (PP No. 27/1980 dan SNI 19-6728.4-2002)

Batu Mulia dan Batu Hias, Adalah kelompok komoditi mineral bukan logam, komoditi yang termasuk pada kelompok batu mulia adalah ametis, batu hias, intan, jasper, kalsedon, oniks, opal, prehnit, topaz, koral, garnet dan rijang. (UU no 4 tahun 2009). Bahan ini dipakai terutama dalam industri perhiasan dan kerajinan


(9)

2. HASIL PEKERJAAN

2.1. Rekapitulasi Basis Data Mineral Tahun 2000

Tahun 2014

2.1.1. Rekapitulasi Basis Data Mineral Logam Tahun 2000 – Tahun 2014

Kegiatan pemutakhiran basis data sumber daya mineral telah dilakukan mulai dari tahun 2000 hingga sekarang, hal ini dilakukan untuk menginventarisasi database mineral logam dalam satu Sistem Informasi Geografis (SIG). Laporan yang telah masuk pada basis data sumber daya mineral Pusat Sumber Daya Geologi sampai dengan tahun 2014 adalah sebanyak 474 laporan, sedangkan jumlah titik keterdapatan komoditi sebanyak 1321 titik, berikut rincian jumlah laporan dan titik keterdapatan komoditi mineral logam yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1. Tabel Jumlah Laporan dan Titik Komoditi Database Sumber Daya Mineral Logam Tahun 2000 – 2014

NO TAHUN JUMLAH LAPORAN JUMLAH TITIK

1 Tahun 2000 54 270

2 Tahun 2001 41 400

3 Tahun 2002 51 101

4 Tahun 2003 52 91

5 Tahun 2004 52 98

6 Tahun 2005 52 96

7 Tahun 2006 50 96

8 Tahun 2007 26 35

9 Tahun 2008 25 39

10 Tahun 2009 15 23

11 Tahun 2010 15 27

12 Tahun 2011 12 16

13 Tahun 2012 12 20

14 Tahun 2013 12 15

15 Tahun 2014 13 14


(10)

2.1.2. Rekapitulasi Basis Data Mineral Bukan Logam Tahun 2000 – Tahun 2014

Sedangkan rekapitulasi basis data mineral bukan logam dan batuan yang telah dilakukan mulai tahun 2000 hingga sekarang, laporan penyelidikan mineral bukan logam dan batuan yang telah masuk ke dalam basis data mineral Pusat Sumber Daya Geologi adalah sebanyak 518 laporan dengan jumlah titik keterdapatan komoditi sebanyak 5622 titik. Berikut rincian jumlah laporan dan titik keterdapatan mineral bukan logam dan batuan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 2.2. Tabel Jumlah Laporan dan Titik Komoditi Database Sumber Daya Mineral Bukan Logam Tahun 2000 – 2014

NO TAHUN JUMLAH

LAPORAN

JUMLAH TITIK

1 Tahun 2000 107 764

2 Tahun 2001 50 251

3 Tahun 2002 50 496

4 Tahun 2003 50 341

5 Tahun 2004 50 418

6 Tahun 2005 50 413

7 Tahun 2006 53 363

8 Tahun 2007 25 954

9 Tahun 2008 25 863

10 Tahun 2009 15 93

11 Tahun 2010 15 114

12 Tahun 2011 7 125

13 Tahun 2012 7 130

14 Tahun 2013 9 199

15 Tahun 2014 5 98

JUMLAH 518 laporan 5622 titik

2.2. Basis Data Mineral Tahun 2013

2.2.1. Basis Data Mineral Logam Tahun 2014

Basis Data mineral logam tahun 2013 didapat dari 13 (dua belas) laporan yang merupakan laporan penyelidikan yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi, rincian judul laporan dapat dilihat pada Tabel 3.3.


(11)

Tabel 2.3. Daftar Judul Laporan Basis Data Mineral Logam

NO JUDUL LAPORAN TAHUN

1 Prospeksi Mineral Logam Di Kabupaten Kepulauan

Anambas Provinsi Kepulauan Riau

2013

2 Prospeksi Mineral Logam Di Daerah ErbatasanMalaysia Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat

2013

3 Eksplorasi Umum Mineral Logam Mangan di Kabupaten

Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogayakarta

2013

4 Eksplorasi Umum Mineral Logam Di Pulau Obi

Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara

2013

5 Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Luwu Timur

Provinsi Sulawesi Selatan

2013

6 Inventarisasi Mineral Di Kabupaten Natuna

Provinsi Kepulauan Riau

2013

7 Prospeksi Mineral Logam Di Daerah Ransiki Kabupaten

Manokwari Selatan Provinsi Papua Barat

2013

8 Inventarisasi Mineral Logam Di Kabupaten Seram Bagian

Barat Provinsi Maluku

2013

9 Eksplorasi Umum Mineral Bauksit Di Kabupaten Sintang

Dan Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat

2013

10 Eksplorasi Umum Logam Mulia Di Kabupaten Sumbawa

Provinsi Nusa Tenggara Barat

2013

11 Inventarisasi Mineral Logam di Kabupaten Tambrauw

Provinsi Papua Barat

2013

12 Penyelidikan Umum Mineral Logam di Kabupaten Tanah

Datar Provinsi Sumatera Barat

2013

13 Prospeksi Mineral Logam Di Kabupaten Timor Tengah

Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur

2013

Dari laporan-laporan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam formulir basis data mineral logam, sehingga format basis data dari setiap laporan yang berbeda menjadi seragam, formulir basis data mineral logam tersebut terlampir pada lampiran C1. Dari seluruh laporan-laporan penyelidikan tersebut diperoleh sebanyak 14 (empat belas) titik lokasi prospek mineral logam yang tersebar di 13 (tiga belas) blok wilayah penyelidikan.


(12)

2.2.2. Basis Data Mineral Bukan Logam dan Batuan Tahun 2014

Basis Data mineral logam tahun 2014 didapat dari 5 (lima) laporan yang merupakan laporan penyelidikan yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi, rincian judul laporan dapat dilihat pada tabel Tabel 3.4

Tabel 2.4. Daftar Judul Laporan Database Mineral Bukan Logam dan Batuan

NO JUDUL LAPORAN TAHUN

1 Inventarisasi Mineral Bukan Logam Di Kabupaten

Halmahera Utara dan Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

2013

2 Eksplorasi Umum Endapan Zeolit Di Kabupaten Ende,

Provinsi Nusa Tenggara Timur

2013 3 Inventarisasi Mineral Bukan Logam Kabupaten Poliwali

Mandar dan Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat

2013

4 Laporan Eksplorasi Umum Endapan Felspar di Kabupaten

Bungo, Provinsi Jambi

2013

5 Laporan Prospeksi Endapan Zirkon di Kabupaten Sintang,

Provinsi Kalimantan Barat

2013

Dari laporan-laporan telah dimasukkan ke dalam formulir basis data mineral bukan logam dan batuan, sehingga format basis data dari setiap laporan yang berbeda akan menjadi seragam. Formulir basis data mineral logam dan batuan terlampir pada lampiran D1. Dari laporan-laporan penyelidikan tersebut tersebut diperoleh sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) titik lokasi prospek mineral bukan logam dan batuan yang tersebar di 12 (dua belas) blok wilayah penyelidikan.


(13)

2.3. Neraca Mineral Tahun 2

014

2.3.1. Neraca Mineral Logam Tahun 2014

Dari seluruh data mineral logam yang telah diinventarisasi, untuk memudahkan pembagian jenisnya, komoditi-komoditi mineral logam tersebut dikelompokkan. Berdasarkan SNI 13-50414 tahun 1998 Mineral Logam terdiri dari 4 kelompok, yaitu :

1.

Kelompok Logam Dasar,

Terdiri dari komoditi tembaga, timbal, seng, timah, dan air raksa.

2.

Kelompok Logam Besi dan Paduan Besi,

Terdiri dari komoditi besi, kobal, kromit, mangan, molibdenum, nikel, dan titan

3.

Kelompok Logam Mulia,

Terdiri dari komoditi emas, perak dan platina

4.

Kelompok Logam Ringan dan Langka,

Terdiri dari komoditi bauksit, monasit dan xenotim

Pengusahaan bahan galian mineral logam mempunyai ciri yang sangat berbeda dengan pengusahaan mineral bukan logam. Pengusahaannya dapat dilaksanakan dengan memerlukan padat modal, teknologi canggih serta derajat resiko yang relatif tinggi. Berkembangnya berbagai industri logam dan meningkatnya pembangunan fisik di berbagai sektor menyebabkan kebutuhan bahan galian logam terus meningkat baik sebagai bahan baku utama maupun penunjang terutama pengembangan infrastruktur dan industri berbasis logam.

Ringkasan hasil inventarisasi data komoditi mineral logam tersebut terlampir pada tabel 3.5. yang merupakan hasil rekapitulasi untuk potensi mineral logam strategis. Data produksi mineral logam di Indonesia hingga tahun 2014 terlampir pada tabel 3.6. Setelah melakukan inventarisasi dan rekapitulasi potensi sumber daya dan cadangan mineral logam, juga terdapat data produksi mineral logam maka akan didapat nilai neraca sumber daya dan cadangan mineral logam di Indonesia untuk tahun 2014, tabel neraca sumber daya dan cadangan tersebut terlampir pada tabel 3.8


(14)

Tabel 3.5. Tabel Mineral Logam Strategis Tahun 2013

NO KOMODITI TOTAL SUMBER DAYA TON) TOTAL CADANGAN (TON)

BIJIH

LOGAM

BIJIH

LOGAM

1

Emas Primer

8.357.714.559,00 7.454,98 2.807.161.814,13 2.575,22

2

Bauksit

1.347.638.206,68

648.479.376,64

585.721.415,00

239.598.060,26

3

Nikel

3.711.588.997,00

54.449.501,35

1.155.234.951,40

21.378.312,61

4

Tembaga

18.284.523.144,94 108.698.062,96

2.719.650.376,80

25.603.197,33

5

Besi

712.464.366,32

401.771.218,67

65.579.511,00

39.825.354,30

6

Pasir Besi

2.121.476.550,10

443.732.971,69

173.810.612,00

25.412.652,63

7

Mangan

15.557.048,77

6.305.298,42

4.429.029,00

2.834.916,25

8

Seng

670.658.336,00

7.487.775,86

19.864.090,90

2.274.982,50

9

Timah

3.945.572.597,87

2.349.989,64

1.322.471.947,00

281.956,00

10

Xenotim

23.165.947,00

326,00

0,00

0,00

11

Monasit

1.569.312.847,40

25.920,80

0,00

2.715,00

12

Perak

14.468.642.881,00

837.949,53

15.114.023.114,43

1.949.989,05


(15)

Tabel 3.6. Realisasi Produksi dan Pemasaran Mineral Logam Tahun 2014

No Komoditas Satuan

Produksi

Prakiraan Ekspor 2014

Prakiraan Domestik 2014 s/d November

2014

Prognosis Tahun 2014

Kontrak Karya

1 Konsentrat Tembaga Ton 1.149.428 1.844.203 753.478 924.118

2 Emas Kg 53.659 69.361 45.964 21.178

3 Perak Kg 185.327 226.989 166.319 43.845

4 Granit Ton 1.391.997 1.570.287 1.511.086 55.233

5 Ni+Co in matte Ton 69.085 80.474 78.490 0

IUP OP, IUP OPK O/M & IUI

1 Konsentrat Timbal dan Seng Ton 3.328 3.631 3.631 0

2 Bijih Bauksit Ton 2.828.228 2.828.228 2.828.228 0

3 Bijih Besi dan Pasir Besi Ton 1.154.231 1.154.231 1.154.231 0

4 Bijih Nikel Ton 3.865.572 3.865.572 3.865.572 0

5 Konsentrat Besi & Pasir Besi Ton 1.661.421 1.812.459 1.812.459 0

6 Anode Slime Ton 1.193 1.301 1.301 0

7 Timah Ton 18.616 24.821 18.412 0

8 Katoda Tembaga Ton 97.042 105.864 105.864 0

9 Feronikel (TNi) Ton 11.782 15.709 15.388 0

10 Nickel Pig Iron (NPI) Ton 47.825 52.173 52.173 0

11 Pig Iron Ton 176.980 193.069 193.069 0


(16)

Catatan :

- Data didapatkan dari Laporan Survey (LS) Januari sampai November 2014 dan laporan perusahaan KK

- Produksi diasumsikan sama dengan penjualan untuk Perusahaan IUP berdasarkan Laporan Surveyor (LS)

- Emas & Perak berasal dari Kontrak Karya

- Ferronickel berasal dari PT. Antam - Logam Timah dari PT. Timah.


(17)

Pada tahun ini terdapat beberapa kenaikan besaran sumber daya dan cadangan beberapa jenis komoditas mineral logam yang cukup signifikan; hal ini sebagai hasil kegiatan inventarisasi data, verifikasi data, temuan baru dari hasil kegiatan eksplorasi perusahaan maupun Pusat Sumber Daya Geologi dan perubahan status dari sumber daya menjadi cadangan. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan sumber daya diantaranya logam emas, bijih tembaga, bauksit, bijih nikel, mangan, konsentrat pasir besi, bijih seng dan timah, kenaikan nilai sumber daya komoditi-komoditi tersebut dapat terlihat pada gambar 3.1 yang menunjukkan kenaikan statistik sumber daya dan cadangannya.

Gambar 3.1. Statistik Kenaikan Sumber Daya dan Cadangan Logam Emas Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

Gambar 3.2. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bijih Tembaga Tahun 2010 s.d. Tahun 2014


(18)

Gambar 3.3. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bauksit Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

Gambar 3.4. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Nikel Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

Gambar 3.5. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Mangan Tahun 2010 s.d. Tahun 2014


(19)

Gambar 3.6. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Konsentrat Pasir Besi Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

Gambar 3.7. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bijih Seng Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

Gambar 3.8. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bijih Timah Tahun 2010 s.d. Tahun 2014


(20)

Gambar 3.9. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bijih Besi Primer Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

3.3.2. Neraca Mineral Bukan Logam dan Batuan Tahun 2014

Mineral bukan logam atau bahan galian industri adalah bahan galian diluar mineral logam, radioaktif, minyak, gas bumi dan batubara yang umumnya mempunyai kegunaan langsung untuk berbagai industri tanpa banyak memerlukan proses pengolahan yang rumit. Dalam PP No. 27/1980 mengenai penggolongan bahan galian maka mineral bukan logam ini termasuk bahan galian golongan C.

Pengusahaan bahan galian industri mempunyai beberapa ciri yang sangat berbeda dengan pengusahaan bahan galian lainnya, umumnya dapat dilaksanakan dengan modal relatif kecil, teknologi sederhana serta derajat resiko yang relatif rendah. Berkembangnya berbagai industri dan meningkatnya pembangunan fisik diberbagai sektor menyebabkan kebutuhan bahan galian industri terus meningkat baik sebagai bahan baku utama maupun penunjang terutama pengembangan infrastruktur.

Secara garis besar bahan galian bukan logam dapat dikelompokkan menurut penggunaannya yaitu sebagai berikut:

1. Kelompok Mineral Industri, yang terdiri dari barit, batuan kalium, batu apung, batugamping, belerang, bentonit, diatomea, dolomit, fosfat, gipsum, kalsit, kuarsit, oker, pasir kuarsa, pasir zirkon, serpertin, talk, travertin, ultrabasa, yodium dan zeolit.


(21)

2. Kelompok Bahan Keramik, yang terdiri dari ball/bond clay, felspar, kaolin, lempung, obsidion, perlit, pirofilit, toseki dan trakhit

3. Kelompok Bahan Bangunan, yang terdiri dari andesit, basal, batu asbak, dasit, granit, granodiorit, marmer, peridotit, sirtu dan tras

4. Kelompok Batu Mulia, yang terdiri dari ametis, batu hias, intan, jasper, kalsedon, oniks, opal dan rijang

Berdasarkan data Neraca Sumberdaya Mineral Tahun Anggaran 2014 terdapat 3.192 lokasi komoditi yang tersebar di seluruh Indonesia (kecuali Provinsi DKI Jaya) dengan jumlah komoditi 54 jenis. Setelah dilakukan pemutakhiran data berdasarkan data dari berbagai sumber, seperti :

1. Neraca Tahun 2013

2. Laporan pelaksanaan kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi, Tahun Anggaran 2013

3. melakukan pemutakhiran database mineral bukan logam tahun 2013,

Maka didapat 98 (sembilan puluh delapan) titik lokasi baru komoditi mineral bukan logam di Indonesia, dengan jumlah komoditi 15 (lima belas) jenis pada beberapa kabupaten. Sehingga untuk tahun 2013 pemutakhiran neraca mineral bukan logam didapat jumlah lokasi sebanyak 3192 titik komoditi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah komoditi 56 jenis, terdapat tiga komoditi baru yaitu Batu Ormanen, Batuan Ultrabasa dan Batuhias.

Gambar 3.10. Peta Lokasi Baru Mineral Bukan Logam dan Batuan Hasil Pemutakhiran Tahun 2014


(22)

Data produksi mineral bukan logam dan batuan unggulan sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3.9, data produksi dari tahun 2007 sampai tahun 2014 didapat dari Kajian Bahan Galian Industri (Tekmira) yang sumbernya berasal dari BPS.Setelah melakukan inventarisasi dan rekapitulasi potensi sumber daya dan cadangan mineral bukan logam, juga terdapat data produksi mineral bukan logam untuk beberapa komoditi unggulan, maka akan didapat nilai neraca sumber daya dan cadangan mineral bukan logam di Indonesia untuk tahun 2013, tabel neraca sumber daya dan cadangan tersebut terlampir pada tabel 3.10.

Pada tahun ini, untuk komoditi mineral bukan logam juga terdapat beberapa perubahan besaran sumber daya dan cadangan mineral bukan logam yang cukup signifikan; hal ini sebagai hasil verifikasi data, temuan baru dari hasil kegiatan eksplorasi dan perubahan status dari sumber daya menjadi cadangan. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan sumber daya diantaranya batugamping, dolomit, marmer, lempung dan kaolin. Kenaikan nilai sumber daya komoditi-komoditi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.11 dan Gambar 3.12 yang menunjukkan kenaikan statistik sumber daya dan cadangannya.


(23)

Tabel 3.9. Tabel Produksi Mineral Bukan Logam s.d. Tahun 2014

KOMODITI s/d 2007 2008 2.009 2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL

PRODUKSI

1 Zeolit 235.098 33.821 35.978 0 0 0 0 0 304.897

2 Pasir kuarsa 26.315.002 2.796.300 2.853.100 0 0 0 0 0 31.964.402

3 Kaolin 2.009.856 257.471 274.686 0 0 0 0 0 2.542.013

4 Bentonit 1.472.843 164.099 168.860 0 0 0 0 0 1.805.802

5 Lempung 190.150.509 4.620.000 6.133.400 6.133.400 6.133.400 6.133.400 7.728.000 7.728.000 234.760.109

6 Felspar 924.176 20.208 20.619 0 0 0 0 0 965.003

7 Marmer 708.816 70.250 71.676 0 0 0 0 0 850.742

8 Batugamping 395.398.288 23.100.000 30.667.000 30.667.000 30.667.000 30.667.000 38.640.000 38.640.000 618.446.288

9 Granit 83.152.758 8.190.500 8.233.000 0 0 0 0 0 99.576.258

10 Dolomit 2.421.604 147.526 145.091 0 0 0 0 0 2.714.221

Sumber/Keterangan :

Produksi s/d 2001 = Buletin Statistik Komoditi Mineral Indonesia No 28 Produksi batugamping dan lempung berdasarkan asumsi produksi semen


(24)

Tabel 3.11. Tabel Neraca Sumberdaya Mineral Bukan Logam Tahun 2014

NAMA KOMODITI

SUMBERDAYA

JUMLAH SUMBER DAYA (TON)

PRODUKSI (TON)

SUMBER DAYA (TON) (Awal Thn 2015) Hipotetik Tereka Terunjuk Terukur

1 2 3 4 5 6

No

1 Zeolit 242337163 113.100.000 49.908.000 27.000.000 432.345.163 304.897 432.040.266 2 Pasir kuarsa 18.119.350.500 167.957.000 619.788.000 117.614.000 19.120.859.500 31.964.402 19.088.895.098 3 Kaolin 909.147.300 51.530.000 97.149.200 12.189.064 1.070.015.564 2.542.013 1.067.473.551 4 Bentonit 457.394.000 108.263.520 58.249.000 0 623.906.520 1.805.802 622.100.718 5 Lempung 88.657.591.350 8.294.385.000 810.800.700 200.119.586 97.962.896.636 234.760.109 97.728.136.527 6 Felspar 5.250.210.286 4.102.431.000 402.914.000 1.500.000 9.757.055.286 965.003 9.756.090.283 7 Marmer 105.744.109.000 1.811.887.000 555.420.000 428.526.230 108.539.942.230 850.742 108.539.091.488 8 Batugamping 535.827.896.800 94.544.305.000 7.141.260.750 2.297.258.867,00 639.810.721.417 618.446.288 639.192.275.129 9 Granit 60.176.627.000 4.023.597.000 592.708.000 0 64.792.932.000 99.576.258 64.693.355.742 10 Dolomit 2.171.021.000 163.800.000 4.837.106.000 0 7.171.927.000 2.714.221 7.169.212.779


(25)

Gambar 3.7. Statistik komoditi pasir kuarsa, lempung, felspar, marmer, batugamping, dan granit, tahun 2006 – 2014

Gambar 3.8. Statistik komoditi zeolit, kaolin, bentonit, dan dolomite, tahun 2006 – 2014

0 100.000.000.000 200.000.000.000 300.000.000.000 400.000.000.000 500.000.000.000 600.000.000.000 700.000.000.000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Pasir kuarsa Lempung Felspar Marmer Batugamping Granit


(1)

Gambar 3.9. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bijih Besi Primer Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

3.3.2. Neraca Mineral Bukan Logam dan Batuan Tahun 2014

Mineral bukan logam atau bahan galian industri adalah bahan galian diluar mineral logam, radioaktif, minyak, gas bumi dan batubara yang umumnya mempunyai kegunaan langsung untuk berbagai industri tanpa banyak memerlukan proses pengolahan yang rumit. Dalam PP No. 27/1980 mengenai penggolongan bahan galian maka mineral bukan logam ini termasuk bahan galian golongan C.

Pengusahaan bahan galian industri mempunyai beberapa ciri yang sangat berbeda dengan pengusahaan bahan galian lainnya, umumnya dapat dilaksanakan dengan modal relatif kecil, teknologi sederhana serta derajat resiko yang relatif rendah. Berkembangnya berbagai industri dan meningkatnya pembangunan fisik diberbagai sektor menyebabkan kebutuhan bahan galian industri terus meningkat baik sebagai bahan baku utama maupun penunjang terutama pengembangan infrastruktur.

Secara garis besar bahan galian bukan logam dapat dikelompokkan menurut penggunaannya yaitu sebagai berikut:

1. Kelompok Mineral Industri, yang terdiri dari barit, batuan kalium, batu apung, batugamping, belerang, bentonit, diatomea, dolomit, fosfat, gipsum, kalsit, kuarsit, oker, pasir kuarsa, pasir zirkon, serpertin, talk, travertin, ultrabasa, yodium dan zeolit.


(2)

Executive Sumary Neraca Sumber Daya Mineral Tahun 2014

21

2. Kelompok Bahan Keramik, yang terdiri dari ball/bond clay, felspar, kaolin, lempung, obsidion, perlit, pirofilit, toseki dan trakhit

3. Kelompok Bahan Bangunan, yang terdiri dari andesit, basal, batu asbak, dasit, granit, granodiorit, marmer, peridotit, sirtu dan tras

4. Kelompok Batu Mulia, yang terdiri dari ametis, batu hias, intan, jasper, kalsedon, oniks, opal dan rijang

Berdasarkan data Neraca Sumberdaya Mineral Tahun Anggaran 2014 terdapat 3.192 lokasi komoditi yang tersebar di seluruh Indonesia (kecuali Provinsi DKI Jaya) dengan jumlah komoditi 54 jenis. Setelah dilakukan pemutakhiran data berdasarkan data dari berbagai sumber, seperti :

1. Neraca Tahun 2013

2. Laporan pelaksanaan kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi, Tahun Anggaran 2013

3. melakukan pemutakhiran database mineral bukan logam tahun 2013,

Maka didapat 98 (sembilan puluh delapan) titik lokasi baru komoditi mineral bukan logam di Indonesia, dengan jumlah komoditi 15 (lima belas) jenis pada beberapa kabupaten. Sehingga untuk tahun 2013 pemutakhiran neraca mineral bukan logam didapat jumlah lokasi sebanyak 3192 titik komoditi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah komoditi 56 jenis, terdapat tiga komoditi baru yaitu Batu Ormanen, Batuan Ultrabasa dan Batuhias.

Gambar 3.10. Peta Lokasi Baru Mineral Bukan Logam dan Batuan Hasil Pemutakhiran Tahun 2014


(3)

Data produksi mineral bukan logam dan batuan unggulan sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3.9, data produksi dari tahun 2007 sampai tahun 2014 didapat dari Kajian Bahan Galian Industri (Tekmira) yang sumbernya berasal dari BPS.Setelah melakukan inventarisasi dan rekapitulasi potensi sumber daya dan cadangan mineral bukan logam, juga terdapat data produksi mineral bukan logam untuk beberapa komoditi unggulan, maka akan didapat nilai neraca sumber daya dan cadangan mineral bukan logam di Indonesia untuk tahun 2013, tabel neraca sumber daya dan cadangan tersebut terlampir pada tabel 3.10.

Pada tahun ini, untuk komoditi mineral bukan logam juga terdapat beberapa perubahan besaran sumber daya dan cadangan mineral bukan logam yang cukup signifikan; hal ini sebagai hasil verifikasi data, temuan baru dari hasil kegiatan eksplorasi dan perubahan status dari sumber daya menjadi cadangan. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan sumber daya diantaranya batugamping, dolomit, marmer, lempung dan kaolin. Kenaikan nilai sumber daya komoditi-komoditi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.11 dan Gambar 3.12 yang menunjukkan kenaikan statistik sumber daya dan cadangannya.


(4)

Executive Sumary Neraca Sumber Daya Mineral Tahun 2014

23

Tabel 3.9. Tabel Produksi Mineral Bukan Logam s.d. Tahun 2014

KOMODITI s/d 2007 2008 2.009 2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL

PRODUKSI

1 Zeolit 235.098 33.821 35.978 0 0 0 0 0 304.897

2 Pasir kuarsa 26.315.002 2.796.300 2.853.100 0 0 0 0 0 31.964.402

3 Kaolin 2.009.856 257.471 274.686 0 0 0 0 0 2.542.013

4 Bentonit 1.472.843 164.099 168.860 0 0 0 0 0 1.805.802

5 Lempung 190.150.509 4.620.000 6.133.400 6.133.400 6.133.400 6.133.400 7.728.000 7.728.000 234.760.109

6 Felspar 924.176 20.208 20.619 0 0 0 0 0 965.003

7 Marmer 708.816 70.250 71.676 0 0 0 0 0 850.742

8 Batugamping 395.398.288 23.100.000 30.667.000 30.667.000 30.667.000 30.667.000 38.640.000 38.640.000 618.446.288

9 Granit 83.152.758 8.190.500 8.233.000 0 0 0 0 0 99.576.258

10 Dolomit 2.421.604 147.526 145.091 0 0 0 0 0 2.714.221

Sumber/Keterangan :

Produksi s/d 2001 = Buletin Statistik Komoditi Mineral Indonesia No 28 Produksi batugamping dan lempung berdasarkan asumsi produksi semen


(5)

Tabel 3.11. Tabel Neraca Sumberdaya Mineral Bukan Logam Tahun 2014

NAMA KOMODITI

SUMBERDAYA

JUMLAH SUMBER DAYA (TON)

PRODUKSI (TON)

SUMBER DAYA (TON) (Awal Thn 2015) Hipotetik Tereka Terunjuk Terukur

1 2 3 4 5 6

No

1 Zeolit 242337163 113.100.000 49.908.000 27.000.000 432.345.163 304.897 432.040.266 2 Pasir kuarsa 18.119.350.500 167.957.000 619.788.000 117.614.000 19.120.859.500 31.964.402 19.088.895.098 3 Kaolin 909.147.300 51.530.000 97.149.200 12.189.064 1.070.015.564 2.542.013 1.067.473.551 4 Bentonit 457.394.000 108.263.520 58.249.000 0 623.906.520 1.805.802 622.100.718 5 Lempung 88.657.591.350 8.294.385.000 810.800.700 200.119.586 97.962.896.636 234.760.109 97.728.136.527 6 Felspar 5.250.210.286 4.102.431.000 402.914.000 1.500.000 9.757.055.286 965.003 9.756.090.283 7 Marmer 105.744.109.000 1.811.887.000 555.420.000 428.526.230 108.539.942.230 850.742 108.539.091.488 8 Batugamping 535.827.896.800 94.544.305.000 7.141.260.750 2.297.258.867,00 639.810.721.417 618.446.288 639.192.275.129 9 Granit 60.176.627.000 4.023.597.000 592.708.000 0 64.792.932.000 99.576.258 64.693.355.742 10 Dolomit 2.171.021.000 163.800.000 4.837.106.000 0 7.171.927.000 2.714.221 7.169.212.779


(6)

Executive Sumary Neraca Sumber Daya Mineral Tahun 2014

25

Gambar 3.7. Statistik komoditi pasir kuarsa, lempung, felspar, marmer, batugamping, dan granit, tahun 2006 – 2014

Gambar 3.8. Statistik komoditi zeolit, kaolin, bentonit, dan dolomite, tahun 2006 – 2014

0 100.000.000.000 200.000.000.000 300.000.000.000 400.000.000.000 500.000.000.000 600.000.000.000 700.000.000.000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Pasir kuarsa Lempung Felspar Marmer Batugamping Granit