Materi Diklat BP3IP SISTEM NAVIGASI ELEKTRONIK BAB II A

BAB II
TOP DAL
PENDAHULUAN
Di bab ini akan dibahas mengenai alat navigasi biasa yang
umumnya di kapal digunakan untuk mengukur kecepatan kapal, yang
disebut Topdal.
Tujuan kami menyusun keterangan mengenai Topdal adalah agar para
pembaca umumnya dan para Taruna pada khususnya dapat mengenai
dan mengerti tentang Topdal.
Sehingga setelah selesai mempelajari bagian ini para pembaca maupun
para Taruna dapat
1. Menjelaskan ruang lingkup penggunaan Topdal pada umumnya di
kapal
2. Mendemonstrasikan cara membaca dan mengoreksi Topdal secara
tepat.
3. Menjelaskan cara perawatan Topdal di kapal Topdal adalah suatu alat
untuk mengetahui kecepatan kapal.
Kecepatan kapal penting sekali untuk diketahui oleh Nakhoda atau para
Mualimnya. Dengan diketahuinya kecepatan kapal maka dapat :
1. Memperkirakan lamanya pelayaran, sehingga dapat direncanakan sat
tiba di pelabuhan.

2. Saat tertentu yang diinginkan agar tiba pada suatu tempat pada siang
hari, pagi hari atau malam hari.
3. Bagi kapal-kapal tenaga, kapal yang digerakkan dengan mesin, dapat
memperkirakan banyaknya penggunaan bahan bakar, banyaknya
perbekalan yang dibutuhkan dan juga banyaknya air yang dibutuhkan.

Pada masa kini banyak kapal mendapatkan kecepatan kapalnya tidak
hanya menggunakan Topdal, tetapi juga dengan cara sebagai berikut :
Rumus: s = v x t
s adalah jarak yang ditempuh kapal didapat dari dua posisi yang diketahui.
v adalah kecepatan kapal untuk menempuh jarak s tersebut
t adalah waktu kapal untuk menempuh jarak tadi
apabila jarak (s) dan waktunya (t) dapat diketahui dengan pengukuran,
maka kecepatan kapal (v) dapat dihitung dengan rumus tersebut.
1. Menggunakan jarak dari dua posisi yang diketahui
Misalnya pada posisi I jam 09.00 dan posisi II pada jam 10.00
ditempuh jarak 12 mil, kecepatan kapal, dapat dihitung
Pos. I : 09.00 Pos II : 10.00
Gambar : Lintasan kapal
Jarak kapal + 12 mil

Waktunya + 50 menit
Jadi kecepatan kapal + 12 knot
Posisi I dan Posisi II kapal dapat diketahui dari :
a. Baringan benda-benda di darat, misalnya Pulau, Tanjung, Mercu Suar,
Gunung-gunung dan sebagainya.
b. Baringan-baringan Radio dari stasiun radio di pantai.
c. Perhitungan benda-benda angkasa.
2. Menggunakan benda-benda yang terapung
Untuk maksud ini paling sedikit diperlukan dua orang petugas,
meskipun juga mungkin dilakukan oleh seseorang.
Seorang petugas ditempatkan di haluan untuk melemparkan benda
yang terapung (potongan kayu) ke arah jauh di depan haluan. Saat

potongan kau melintang dicatat waktunya dan seorang petugas yang
diburitan juga mencatatnya pada saat potongan kayu melintas di
buritan.
Selisih penunjukan waktu yang dicatat di depan dan diburitan.
Sedangkan jarak (d) adalah jarak antara posisi petugas di depan dan
di buritan. Sehingga kecepatan kapal dapat dihitung.


Perhitungan tersebut di atas juga dapat dilakukan sebagai berikut:
Pada saat kayu melintang terhadap petugas di haluan, petugas
tersebut menyerukan "Ya", dan petugas kedua yang berada di buritan
menjalankan stop watchnya. Jadi dengan demikian dapat ditentukan
sekaligus jarak yang kayu secara relatif = panjang itu dan ditempuh
dalam waktu yang ditunjukkan oleh stop watch tadi.
Misalkan : (Panjang kapal jarak) = 40 meter antara melintangnya kayu
di haluan buritan = 10 detik, maka :
S

= VXt

40 m = v x 10 detik
V

= 40 roldetik = 4 meter / detik 80

Jadi kecepatan
1852
± 8 mil/jam = 8 Knot

1 jam 3600 detik
1 mil 1852 meter

4 x 3600

3. Menggunakan perum berat dengan dikombinasikan dalil pythagores,
untuk maksud ini juga dibutuhkan dua petugas, seorang sebagai juru
perum dan yang lainnya memegang stop watch.

Gambar : mengukur kecepatan kapal dengan perum tangan
Dalam kedudukan I, dari titik "A" = bordes di kapal dilemparkan perum
sejauh mungkin ke depan, sementara berlayar maju. Pada saat juru
perum merasa bahwa batu sudah berada tegak Tunis di bawahnya. Yaitu
pada kedudukan 11, is berseru "YA". Pada saat yang bersamaan dibaca
merkah yang ada di tangannya dan petugas yang kedua menjalankan
stop watchnya. Kapal tetap berjalan maju dan tali perum terns diulur (di
area).
Pada kedudukan III merkah perum yang ditentukan sudah di tangan, juru
perum meneriakan "YA " sekali lagi agar petugas yang kedua dapat
memastikan stop watchnya.

Menurut dalil pythagores maka :
BC' = CD' — BD'
BC = CD' — BD
BC merupakan jarak yang dilakukan kapal dari posisi II sampai
posisi III, sehingga dengan ketentuan rumus :
s= v x t maka v (kecepatan) kapal dapat diperoleh