Materi Diklat BP3IP SISTEM NAVIGASI ELEKTRONIK BAB VII A
BAB VII
SEXTANT
PENDAHULUAN
Di dalam bab ini akan dibahas mengenai alat navigasi biasa yang
umumnya hanya digunakan di kapal, untuk mengukur tinggi benda
angkasa bagi penentuan posisi di samudera, yaitu Sextant.
Tujuan kami menyusun keterangan mengenai sextant adalah agar para
pembaca umumnya, dan para taruna pada khususnya dapat mengenai
dan mengerti tentang sextan.
Sehingga setelah selesai mempelajari bab ini para pembaca maupun para
taruna dapat :
1. Menjelaskan ruang lingkup penggunaan sextant pada umumnya di
kapal
2. Mendemonstrasikan cara membaca dan mengoreksi sextant secara
tepat
3. Menjelaskan cara perawatan sextant di kapal
Sextant adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur sudut antara
dua garis yang ditarik dari dua titik dari seorang pengamat.
Besarnya susut yang diukur sama dengan dua kali sudut yang terbaca
pada pembidang busur. Sextant telah digunakan orang sejak 200 tahun
yang lalu tentang salah index dari sextant telah tertera pada kotak tempat
pesawatnya sendiri, faktor kemampuan pemakaianpun mempengaruhi
juga. Sextant dibuat berdasarkan azaz : bahwa, apabila seberkas cahaya
yang dipantulkan dua kali pada sebuah bidang yang sama oleh dua buah
cermin. Besarnya sudut yang dibentuk oleh arah berkas yang pertama
dengan arah berkas yang terbentuk oleh kedua cermin tersebut. Pada
gambar dapat kita lihat pantulan cahaya tersebut dan dipantulkan pada
cermin kecil, oleh cermin kecil dipantulkan cahaya dapat terlihat pada
teropong yang ditujukan pada horizon dari prinsip ini didapatkan sudut
yang diukur, adalah sama dengan dua k sudut pada pembilang busur.
Keterangan gambar
S = sinar datang
B = cermin besar
X = cermin kecil
T = Teropong
Bb = normal cermin B
Kk = normal cermin K
< T = tinggi sudut benda angkasa
< A = derajat yang terbaca pada busur sextant
C = titik potong kedua normal cermin
Dari prinsip tersebut bahwa :
z- T = a z- A
Bukti : dari prinsip BCK
B 2 = C + z- KI
2 z- B2 = 2 z- C – 2 z- KI
Per I
Dari segitiga BTK
Atau: Z- BI + B2 = z- KI + Z-K2 + /- KI z- 2 z- B2 = 2 KI + /- I (Pers. 11 )
Per I
Dari segitiga BTK :
Atau
SEXTANT
PENDAHULUAN
Di dalam bab ini akan dibahas mengenai alat navigasi biasa yang
umumnya hanya digunakan di kapal, untuk mengukur tinggi benda
angkasa bagi penentuan posisi di samudera, yaitu Sextant.
Tujuan kami menyusun keterangan mengenai sextant adalah agar para
pembaca umumnya, dan para taruna pada khususnya dapat mengenai
dan mengerti tentang sextan.
Sehingga setelah selesai mempelajari bab ini para pembaca maupun para
taruna dapat :
1. Menjelaskan ruang lingkup penggunaan sextant pada umumnya di
kapal
2. Mendemonstrasikan cara membaca dan mengoreksi sextant secara
tepat
3. Menjelaskan cara perawatan sextant di kapal
Sextant adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur sudut antara
dua garis yang ditarik dari dua titik dari seorang pengamat.
Besarnya susut yang diukur sama dengan dua kali sudut yang terbaca
pada pembidang busur. Sextant telah digunakan orang sejak 200 tahun
yang lalu tentang salah index dari sextant telah tertera pada kotak tempat
pesawatnya sendiri, faktor kemampuan pemakaianpun mempengaruhi
juga. Sextant dibuat berdasarkan azaz : bahwa, apabila seberkas cahaya
yang dipantulkan dua kali pada sebuah bidang yang sama oleh dua buah
cermin. Besarnya sudut yang dibentuk oleh arah berkas yang pertama
dengan arah berkas yang terbentuk oleh kedua cermin tersebut. Pada
gambar dapat kita lihat pantulan cahaya tersebut dan dipantulkan pada
cermin kecil, oleh cermin kecil dipantulkan cahaya dapat terlihat pada
teropong yang ditujukan pada horizon dari prinsip ini didapatkan sudut
yang diukur, adalah sama dengan dua k sudut pada pembilang busur.
Keterangan gambar
S = sinar datang
B = cermin besar
X = cermin kecil
T = Teropong
Bb = normal cermin B
Kk = normal cermin K
< T = tinggi sudut benda angkasa
< A = derajat yang terbaca pada busur sextant
C = titik potong kedua normal cermin
Dari prinsip tersebut bahwa :
z- T = a z- A
Bukti : dari prinsip BCK
B 2 = C + z- KI
2 z- B2 = 2 z- C – 2 z- KI
Per I
Dari segitiga BTK
Atau: Z- BI + B2 = z- KI + Z-K2 + /- KI z- 2 z- B2 = 2 KI + /- I (Pers. 11 )
Per I
Dari segitiga BTK :
Atau