Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa

SALINAN

BUPATI KEBUMEN
PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN
NOMOR 11 TAHUN 2016
TENTANG
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEBUMEN,
Menimbang

: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 ayat (2) UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Perangkat Desa;

Mengingat

: 1.
2.


3.

4.

5.

Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
1950
tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 1950 Nomor 42);
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten
Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;


2

6.

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5);


Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN
dan
BUPATI KEBUMEN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAN DAERAH TENTANG PENGANGKATAN
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA.

DAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Kebumen.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Kebumen.
4. Camat adalah pemimpin kecamatan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil
dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.

3

8.

9.

10.

11.

12.

13.
14.
15.
16.

17.

18.

Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang,

tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam
penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa,
dan unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang
diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan.
Pelaksana Tugas Perangkat Desa adalah seorang Perangkat Desa yang
diberikan surat perintah tugas oleh Kepala Desa untuk melaksanakan tugas
jabatan Perangkat Desa yang kosong.
Tim Pengangkatan Perangkat Desa adalah kelompok orang yang ditunjuk oleh
Kepala Desa untuk membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan penjaringan
dan penyaringan bakal calon Perangkat Desa.
Penjaringan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Desa untuk
mendapatkan bakal calon Perangkat Desa.
Penyaringan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Desa untuk
mendapatkan Calon Perangkat Desa.
Bakal Calon Perangkat Desa adalah orang yang akan mengikuti penjaringan
Calon Perangkat Desa.
Calon Perangkat Desa adalah Bakal Calon Perangkat Desa yang telah diseleksi
oleh Kepala Desa untuk dikonsultasikan kepada Camat guna mendapatkan

rekomendasi tertulis.
Mutasi adalah perpindahan dari satu jabatan Perangkat Desa ke jabatan
Perangkat Desa lain yang memiliki tingkat yang sama disertai tugas, tanggung
jawab dan wewenang pada jabatan yang baru.
Promosi adalah pemindahan dari satu jabatan Perangkat Desa ke jabatan
Perangkat Desa lain yang memiliki tingkatan lebih tinggi disertai tugas,
tanggung jawab dan wewenang pada jabatan yang baru.

BAB II
PENGANGKATAN PERANGKAT DESA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1) Perangkat Desa terdiri atas:
a. Sekretariat Desa yaitu Sekretaris Desa dan Kepala Urusan;
b. Pelaksana Kewilayahan yaitu Kepala Dusun atau dengan sebutan lainnya;
dan
c. Pelaksana Teknis yaitu Kepala Seksi.
(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan sebagai
unsur pembantu Kepala Desa.


4

Bagian Kedua
Persyaratan Pengangkatan
Pasal 3
(1)
(2)

(3)

(4)

Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa dari warga Desa yang telah
memenuhi persyaratan umum dan khusus.
Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a. Warga Negara Indonesia;
b. berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat;
c. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun;

dan
d. memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi.
Kelengkapan persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf d, terdiri atas:
a. foto kopi Kartu Tanda Penduduk;
b. Surat Pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat oleh
yang bersangkutan bermeterai Rp6000,00;
c. Surat Pernyataan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mempertahankan
dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Bhinneka Tunggal Ika, yang dibuat oleh yang bersangkutan bermeterai
Rp6000,00;
d. Ijazah pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir yang
dilegalisasi oleh pejabat berwenang atau surat pernyataan dari pejabat yang
berwenang;
e. Akte Kelahiran atau Surat Keterangan Kenal Lahir;
f. Surat Keterangan berbadan sehat dari Puskesmas atau dokter pemerintah;
g. Surat Permohonan menjadi Perangkat Desa yang dibuat oleh yang
bersangkutan bermeterai Rp6000,00; dan
h. Surat Pernyataan sanggup bertempat tinggal dan berdomisili di desa
setempat setelah dilantik.

Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a. bagi calon Kepala Dusun atau dengan sebutan lainnya bersedia bertempat
tinggal di wilayah kerjanya;
b. berkelakuan baik dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kepolisian; dan
c. mempunyai kemampuan mengoperasikan komputer.
Pasal 4

(1)
(2)

Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat menjadi Perangkat Desa harus
mendapatkan izin tertulis dari pejabat pembina kepegawaian.
Dalam hal Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpilih
dan diangkat menjadi Perangkat Desa, yang bersangkutan dibebaskan
sementara dari jabatannya selama menjadi Perangkat Desa tanpa kehilangan
hak sebagai Pegawai Negeri Sipil.

5

Bagian Ketiga
Mekanisme Pengangkatan
Pasal 5
(1)

Pengangkatan Perangkat Desa dilaksanakan dengan mekanisme sebagai
berikut:
a. Kepala Desa membentuk Tim yang terdiri dari seorang ketua, seorang
sekretaris dan anggota;
b. Tim sebagaimana dimaksud pada huruf a berjumlah ganjil, paling banyak
11 (sebelas) orang yang berasal dari unsur Perangkat Desa, lembaga
kemasyarakatan desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan unsur
perempuan;
c. Kepala Desa melakukan Penjaringan dan Penyaringan Calon Perangkat
Desa yang dilakukan oleh Tim;
d. pelaksanaan Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon Perangkat Desa
dilaksanakan paling lama 2 (dua) bulan setelah jabatan Perangkat Desa
kosong atau diberhentikan;
e. hasil Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon Perangkat Desa paling
sedikit 2 (dua) orang calon dikonsultasikan oleh Kepala Desa kepada
Camat;
f. Camat memberikan rekomendasi tertulis terhadap Calon Perangkat Desa
paling lama 7 (tujuh) hari kerja;
g. rekomendasi yang diberikan Camat berupa persetujuan atau penolakan
berdasarkan persyaratan yang ditentukan;
h. dalam hal Camat memberikan persetujuan, Kepala Desa menerbitkan
Keputusan Kepala Desa tentang Pengangkatan Perangkat Desa; dan
i. dalam hal rekomendasi Camat berisi penolakan, Kepala Desa melakukan
Penjaringan dan Penyaringan kembali Calon Perangkat Desa.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara pengangkatan Perangkat Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 6

(1)
(2)

Perangkat Desa sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji
menurut agamanya dan dilantik oleh Kepala Desa.
Susunan kata-kata sumpah/janji dimaksud adalah sebagai berikut: “Demi
Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi
kewajiban saya selaku Perangkat Desa dengan sebaik-baiknya, sejujurjujurnya dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan
dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara; dan bahwa saya akan
menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa,
Daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Bagian Keempat
Mutasi dan Promosi
Pasal 7

Guna mengefektifkan tugas dan fungsi Perangkat Desa, Kepala Desa berwenang
melaksanakan Mutasi dan Promosi Perangkat Desa.

6

Pasal 8
Perangkat Desa dapat dimutasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 apabila telah
menduduki jabatan paling sedikit 3 (tiga) tahun.
Pasal 9
(1) Perangkat Desa dapat dipromosikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
apabila telah menduduki jabatan paling sedikit 4 (empat) tahun.
(2) Penentuan pengisian jabatan melalui Promosi dilakukan setelah Kepala Desa
berkonsultasi dengan Camat.
(3) Hasil konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam
rekomendasi Camat.

BAB III
MASA TUGAS PERANGKAT DESA
Pasal 10
Masa tugas Perangkat Desa terhitung sejak tanggal pelantikan sampai dengan yang
bersangkutan berusia 60 (enam puluh) tahun.

BAB IV
KEWAJIBAN, TUGAS DAN LARANGAN PERANGKAT DESA
Bagian Kesatu
Kewajiban dan Tugas Perangkat Desa
Pasal 11
(1)
(2)

Perangkat Desa berkewajiban membantu Kepala Desa dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya.
Dalam melaksanakan kewajiban dan tugasnya Perangkat Desa harus bersikap
netral, tanpa memandang suku, agama, ras, golongan, dan politik serta
bertindak adil dan tidak mempersulit dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Bagian Kedua
Larangan Perangkat Desa
Pasal 12

(1)

Perangkat Desa dilarang:
a. merugikan kepentingan umum;
b. membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri, anggota keluarga,
pihak lain, dan/atau golongan tertentu;
c. menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau kewajibannya;
d. melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga dan/atau golongan
masyarakat tertentu;
e. melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat Desa;

7

f.

(2)

melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima uang, barang
dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan atau
tindakan yang akan dilakukannya;
g. menjadi pengurus partai politik;
h. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang;
i. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota BPD, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dan jabatan lain yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan;
j. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau
pemilihan kepala daerah;
k. melanggar sumpah/janji jabatan; dan
l. meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) hari kerja berturut-turut
tanpa alasan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Perangkat Desa yang akan mencalonkan diri sebagai pejabat Negara dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah harus mendapatkan izin dari Kepala
Desa dan yang bersangkutan diberhentikan sementara sebagai Perangkat
Desa.

BAB V
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
Bagian Kesatu
Pemberhentian
Pasal 13
(1) Perangkat Desa berhenti karena:
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; atau
c. diberhentikan.
(2) Perangkat Desa yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c karena:
a. telah berusia 60 (enam puluh) tahun;
b. berhalangan tetap;
c. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Perangkat Desa; dan/atau
d. melanggar larangan sebagai Perangkat Desa.
(3) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
wajib dikonsultasikan kepada Camat.
(4) Atas konsultasi Kepala Desa terhadap pemberhentian Perangkat Desa, Camat
memberikan Rekomendasi tertulis.
(5) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dan huruf b ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa dan disampaikan
kepada Camat paling lambat 14 (empat belas) hari setelah ditetapkan.
(6) Rekomendasi tertulis Camat sebagaimana dimaksud ayat (4) didasarkan pada
persyaratan pemberhentian Perangkat Desa.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara pemberhentian Perangkat Desa
diatur dengan Peraturan Bupati.

8

Bagian Kedua
Pemberhentian Sementara
Pasal 14
(1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Kepala Desa setelah
berkonsultasi dengan Camat.
(2) Pemberhentian sementara Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
karena:
a. ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan;
b. dinyatakan sebagai terdakwa yang diancam dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun berdasarkan register perkara di pengadilan; dan
c. tertangkap tangan dan ditahan.
(3) Apabila Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c diputus bebas atau tidak terbukti
bersalah oleh Pengadilan dan telah berkekuatan hukum tetap, maka
dikembalikan kepada jabatan semula.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberhentian sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VI
KEKOSONGAN JABATAN PERANGKAT DESA
Pasal 15
(1)

(2)

(3)

Dalam hal terjadi kekosongan jabatan, tugas Perangkat Desa yang kosong
dilaksanakan oleh Pelaksana Tugas Perangkat Desa yang memiliki posisi
jabatan dari unsur yang sama.
Pelaksana Tugas Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Kepala Desa dengan Surat Perintah Tugas yang tembusannya
disampaikan kepada Bupati melalui Camat paling lambat 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal surat penugasan.
Pengisian jabatan Perangkat Desa yang kosong paling lambat 2 (dua) bulan
sejak Perangkat Desa yang bersangkutan berhenti.

BAB VII
UNSUR STAF PERANGKAT DESA
Pasal 16
(1)
(2)
(3)
(4)

Kepala Desa dapat mengangkat unsur staf Perangkat Desa.
Unsur staf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas membantu Kepala
Urusan, Kepala Seksi, dan Kepala Dusun.
Pengangkatan unsur staf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan keuangan desa.
Ketentuan lebih lanjut mengenai unsur staf sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

9

BAB VIII
PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR DESA
Pasal 17
(1) Perangkat Desa dan staf Perangkat Desa yang telah diangkat dengan
keputusan Kepala Desa wajib mengikuti pelatihan awal masa tugas dan
program-program pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten, dan Pemerintah Desa.
(2) Biaya pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa, dan sumber dana lain yang sah sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB IX
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 18
(1) Perangkat Desa yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 dan/atau melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan dan/atau teguran
tertulis.
(2) Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat
dilanjutkan dengan pemberhentian.
(3) Perangkat Desa dinyatakan tidak melaksanakan kewajiban dan/atau
melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan hasil
pemeriksaan Pejabat yang berwenang.
Pasal 19
(1)
(2)
(3)

Teguran tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), diberikan
oleh Kepala Desa berupa teguran pertama, teguran kedua dan teguran ketiga.
Jangka waktu teguran pertama, teguran kedua dan teguran ketiga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 1 (satu) bulan.
Penyampaian teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Perangkat Desa yang bersangkutan dan/atau keluarganya.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
(1) Perangkat Desa yang diangkat sebelum ditetapkan Peraturan Daerah ini tetap
melaksanakan tugas sampai habis masa tugas berdasarkan surat keputusan
pengangkatannya.
(2) Perangkat Desa yang karena penataan struktur organisasi dan tata kerja tidak
mendapat jabatan ditetapkan sebagai staf Perangkat Desa dan tetap berstatus
sebagai Perangkat Desa.
(3) Sekretaris dan staf sekretariat Badan Perwakilan Desa yang secara nyata masih
aktif dan melaksanakan tugas diangkat menjadi staf Perangkat Desa tetapi
tidak berstatus sebagai Perangkat Desa.

10

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten
Kebumen Nomor 7 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Tahun
2007 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 6)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 22
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen.

Ditetapkan di Kebumen
pada tanggal 28 November 2016
BUPATI KEBUMEN,
ttd.
MOHAMMAD YAHYA FUAD
Diundangkan di Kebumen
pada tanggal 28 November 2016
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KEBUMEN,
ttd.
ADI PANDOYO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2016 NOMOR 11
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM
SETDA KABUPATEN KEBUMEN,
ttd.
AMIN RAHMANURRASJID, S.H., M.H
Pembina Tingkat I
NIP. 19720723 199803 1 006

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN, PROVINSI JAWA TENGAH:(11/2016)

11

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN
NOMOR 11 TAHUN 2016
TENTANG
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

I.

UMUM
Dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa maka tata cara pencalonan, pengangkatan dan pemberhentian Perangkat
Desa sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen
Nomor 7 Tahun 2007 perlu ditinjau kembali.
Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di atas, maka perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Perangkat Desa.

II.

PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan ijazah adalah berupa fotokopi ijazah
pendidikan tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir yang
dilegalisasi oleh pejabat berwenang.
Yang dimaksud dengan surat pernyataan dari pejabat yang berwenang
adalah surat pernyataan yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang sebagai pengganti ijazah yang hilang/rusak.

12

Huruf e
Yang dimaksud dengan akte kelahiran adalah berupa fotokopi akte
kelahiran yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang atau surat
keterangan kenal lahir yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Yang dimaksud dengan “sanggup bertempat tinggal dan berdomisili di
desa setempat setelah dilantik” adalah dalam jangka waktu paling
lama 30 hari setelah pelantikan, Perangkat Desa harus berdomisili di
desa setempat yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau
keterangan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Yang dimaksud pejabat pembina kepegawaian adalah Bupati atau pejabat
yang ditunjuk.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan tim adalah tim yang dibentuk oleh Kepala
Desa yang berjumlah paling banyak 11 (sebelas) orang terdiri atas
unsur Perangkat Desa, kelembagaan Desa, perempuan, dan tokoh
masyarakat yang bertugas membantu proses penjaringan dan
penyaringan Bakal Calon Perangkat Desa menjadi Calon Perangkat
Desa yang akan dikonsultasikan kepada Camat untuk mendapatkan
rekomendasi tertulis.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.

13

Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud merugikan kepentingan umum yaitu melakukan
kegiatan-kegiatan yang merugikan kepentingan Negara, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan masyarakat atau melalaikan
tugas dan kewajibannya.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Yang dimaksud meresahkan adalah tindakan meresahkan masyarakat
misalnya melakukan kegiatan keramaian yang mengganggu
kepentingan masyarakat, melakukan penghasutan, teror, tindakan
anarkis, tindakan asusila dan lainnya.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.

14

Pasal 15
Ayat (1)
Yang dimaksud unsur jabatan yang sama adalah apabila terjadi
kekosongan jabatan Kepala Urusan maka pelaksana tugas berasal dari
Kepala urusan lain, jika kekosongan jabatan adalah Kepala Seksi maka
pelaksana tugas berasal dari Kepala Seksi lain, dan jika kekosongan
jabatan Kepala Dusun maka pelaksana tugas berasal dari Kepala Dusun
lain.
Untuk kekosongan jabatan Sekretaris Desa pelaksana tugas berasal dari
sekretariat Desa.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud tetap berstatus sebagai Perangkat Desa adalah tetap
mendapatkan haknya sebagai Perangkat Desa.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 130