S SEJ 1001450 Chapter5

116

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dari
penelitian yang telah dilakukan dan saran yang ditujukan kepada berbagai pihak
berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai berdasarkan dari hasil pengamatan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada siklus I, II, III, dan IV pada pembelajaran
sejarah dikelas XI IIS 4 SMA Negeri 25 Bandung mengenai peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah dengan penerapan metode
permainan simulasi. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka diperoleh
beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Pertama, perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah dengan penerapkan
metode permainan simulasi di kelas XI IIS 4 SMA Negeri 25 Bandung meliputi: guru
sebagai peneliti berkolaborasi dengan guru mitra sebagai pengajar yang sudah
berpengalaman, guru mitra juga dapat memberi masukan kepada guru sebagai
peneliti. Pada perencanaan awal di tiap siklusnya peneliti menentukan topik, tujuan,
media, dan komponen pembelajaran lainnya pembelajaran yang akan digunakan
ketika pelaksanaan tindakan penelitian. Topik tersebut dirancang dalam draft

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kemudian dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing. RPP tersebut tersusun secara detail dan variatif disetiap
siklusnya. RPP yang akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing kemudian
didiskusikan bersama guru mitra. Diskusi tersebut berkaitan dengan mekanisme
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru dan peneliti rencana

pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan siswa dan diterapkan dalam setiap
pelaksanaan tindakan, mempersiapkan materi pembelajaran, mempersiapkan media
pembelajaran yang dapat menarik perhatian serta akan menimbulkan antusias dalam
proses pembelajaran. Peneliti mempersiapkan permaian simulasi yang menarik agar
Sarah Windika, 2015
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan
Penerapan Metode Permainan Simulasi
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

117

siswa mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses

pembelajara.
Kedua, berkaitan dengan pertanyaan penelitian yang kedua dapat disimpulkan
bahwa cara guru dalam melaksanakan pembelajaran pada setiap siklusnya hampir
sama,

pada

awal

pembelajaran

guru

selalu

mengecek

kehadiran

siswa,


mengemukakan tujuan pembelajaran, dan mengingatkan kembali pembelajaran
sebelumnya. Ketika kondisi kelas telah kondusif untuk belajar, guru menjelaskan
materi pembelajaran. Seusai menjelaskan materi pembelajaran guru menerapkan
metode permainan simulasi. Guru selalu mengapresiasikan siswa dengan memberikan
pujian dan penghargaan berupa poin penilaian tambahan bagi siswa yang bertanya
atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh temannya. Guru membahas jawaban
dari pertanyaan yang muncul pada saat pembelajaran.
Ketiga, dari hasil data yang dipaparkan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa
metode permainan simulasi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
secara bertahap pada setiap siklusnya setelah diterapkannya metode permainan
simulasi. Peningkatan yang signifikan dapat ditujukan melalui kemampuan berpikir
kritis siswa yang berkembang dari siklus I kemampuan berpikir kritis siswa masih
dalam kategori cukup, namun pada pelaksanaan tindakan selanjutnya yaitu siklus II,
III, dan IV mengalami peningkatan yang masuk dalam kategori baik sehingga pada
siklus terakhir atau siklus IV kemampuan berpikir siswa sudah terlihat lebih baik.
Kesimpulan ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru
mitra dengan menggunakan instrument penelitian. Hal ini terbukti dari hasil lembar
observasi pada saat proses pembelajaran, keaktifan siswa pada saat berpikir kritis dan
menyelesaikan permainan simulasi, serta respon siswa yang baik, yang pada umunya

menunjukan

ketertarikan

atau

antusias

pada

proses

pembelajaran

dengan

menggunakan metode permainan simulasi. Penerapan metode permainan simulasi
dalam pembelajaran sejarah tidak hanya meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa yang memang menjadi fokus penelitian, ternyata penerapan metode permainan
simulasi ini dapat memberikan dampak yang lain yakni, dalam hal keaktifan siswa

Sarah Windika, 2015
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan
Penerapan Metode Permainan Simulasi
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

118

dan minat belajar terhadap pembelajaran sejarah, siswa menjadi lebih tertarik dan
lebih fokus dalam pembelajaran sejarah. Hal ini terlihat dari data hasil pengolahan
lembar observasi terkait dengan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
keterlibatan dan keaktifan siswa menunjukan peningkatan dari setiap siklusnya.
Pada siklus pertama sampai siklus keempat respon siswa dalam penialain diri
terkait dengan pendapat siswa terhadap metode permainan simulasi dalam
pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 4 menunjukan bahwa metode tersebut dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, pembelajaran sejarah
dengan menggunakan metode permainan simulasi menjadi lebih menyenangkan,
siswa lebih berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa jadi lebih
fokus dan antusias.
Keempat, dalam penerapan metode permainan simulasi sebagai upaya
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswad dalam pembelajaran sejarah

memang menemui beberapa kendala. Kendala yang dialami sebagian besar
disebabkan karena keterbatasan waktu untuk menyelesaikan jalannya permainan
dan materi pelajaran lebih mendalam, siswa yang mulanya belum memahami apa itu
metode permainan simulasi yang menuntut untuk mampu berpikir kritis, dan ketika
pembelajaran yang menerapkan metode permaina simulasi ini membutuhkan waktu
yang panjang dan maksimal. Namun kendala-kendala tersebut dapat diatasi melalui
upaya-upaya perbaikan yaitu dengan cara guru selalu memotivasi siswa agar
siswanya berkompetisi dalam menyelesaikan lembar kerja siswa dan mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya, dan Siswa harus dibiasakan dengan
pembelajaran yang aktif (student center), perlu rencana pembelajaran yang matang
agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, guru harus selalu memberi motivasi
kepada siswa agar mereka antusias dalam membaca materi pembelajaran, guru
harus membuat media semenarik mungkin agar siswa lebih antusias dalam proses
pembelajaran dan guru harus menyediakan sumber-sumber yang relevan untuk
menunjang dalam proses pembelajaran.

Sarah Windika, 2015
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan
Penerapan Metode Permainan Simulasi
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu


119

B. Saran
Berdasarkan hasil temuan, terdapat beberapa saran yang ingin penelitian
sampaikan kepada berbagai pihak yang berhubungan dengan penelitian ini. Saran
tersebut diharapkan dapat membuat pembelajaran sejarah lebih baik dan lebih efektif,
sebagai upaya untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran sejarah yang
dilaksanakan di sekolah. Beberapa hal yang menjadi bahan rekomendasi adalah
sebagai berikut:
1.

Bagi sekolah, agar proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih baik, maka
hendaknya sekolah, memberikan kebebasan yang bertanggung jawab kepada
guru untuk berekspresi secara kreatif dan inovatif dalam menentukan metode
pembelajaran yang akan diterapkan di kelas dan proses pembelajaran agar lebih
berkualitas.

2.


Bagi guru, penerapan metode permainan simulasi yang divariasikan ini dapat
dijadikan suatu alternatif solusi untuk menghadapi masalah pembelajaran sejarah
yang ada dikelas. Guru harus senantiasa membimbing dan memfasilitasi siswa
agar lebih dominan aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus memperjelas
aturan dari metode ini, sehingga siswa lebih paham ketika melakukannya.

3.

Bagi siswa, melalui metode permainan simulasi dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah. Sehingga, pembelajaran yang
dialami lebih variasi dan pembelajaran menyenangkan.

4.

Bagi peneliti, untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan metode
permainan simulasi disarankan untuk membuat variasi metode permainan
simulasi yang berbeda dengan penelitian ini agar pembelajaran lebih
menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Namun
dalam hal ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan
penelitian ini. Maka peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya, materi harus

lebih dikuasai oleh guru, membuat pertanyaan semenarik mungkin agar siswa
lebih termotivasi.

Sarah Windika, 2015
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan
Penerapan Metode Permainan Simulasi
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu