PROGRAM KUNJUNGAN INDUSTRI SEBAGAI MODEL CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR) PT PETROKIMIA GRESIK.

(1)

Penelitian Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) dalam

bidang Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh: ARIANI B56211102

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI 2015


(2)

it'.atr

*r:

:.::irrahim

]["mu ru:.l.-,:: i:rngan di bawah ini, saya:

{urur:u

:.{RIANI

qhih,l

:856211102 ;l*rr'

,il

: Ilmu Komunikasi

: San'unggaling III RT 24 RW 05 Taman- Sepanjang

'r,,lri*- - :'-.t k.rn den gan sesungguhnya bahwa :

'':'rsi

initidak pernah diknmpulkan kepada lembaga pendidikan tinggi manapun untuk

-:::aparkan gelar Akademik apapun

-

rr.r'.lsi ini adalah benar-benar hasii karya saya secara mandiri dan bukan merupakan

::;i1 plagiasi atas karya orarrg lain

:

{rabila di kemuditrn ada terbul<ti atau dapat dibuktikan skripsi ini sebagai hasil plagiasi,

*1a akan bersedia menanggung segala konsekuensi hukum yang terjadi.

Surabaya, Yang Menyatakan,

ARIANII


(3)

: B56211102

:

Ilmu Komunikasi

: Proses Kunjungan Industri Sebagai Model corporctte Social Respon,sibitity

(CSR) PT Petrokimia Gresik

Skripsi ini telah diperiksa dan disetu jui untLrk diujikan

Surabaya, o2

joLt

2otS Dosen Pernbimbing,


(4)

/ldln*,tAb

Dr. AIi Nurdin. S.Ae.M.Si.

NIP. I 9710602199803 I 00r

l\

Penguji tl

eY

Prof. Dr. H. Aswadi, M.Ae.

NrP. 19600412 I 994031001

Penguji

III

Drs. Yoyon Mudiiono. M.Si.

NIP. I 95409071 982031003

IV

il3192032001

kmah Hadiati Salisah. S. Ip NIP. I 9730

lt

41999032004


(5)

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses program kunjungan industry sebagai model CSR PT Petrokimia Gresik dan mengetahui apa kelebihan serta kelemahan kunjungan industry sebagai model CSR dalam PT Petrokimia Gresik.

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi yang sebenarnya tentang bagaimanakah CSR perusahaan yang telah dilakukan. Penelitian ini bersifat deskriptif yang pada dasarnya merupakan jenis riset yang memiliki tujuan utama untuk menggambarkan suatu CSR di perusahaan PT Petrokimia Gresik. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar (tidak berupa angka-angka) yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumen resmi lainnya yang kemudian dibandingkan dengan literatur. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertama proses kunjungan industri di jadikan sebagai model Corporate Social Responbility (CSR) PT Petrokimia Gresik masyarakat dan kalangan bisnis seharusnya merupakan hubungan yang bersifatsimbiosis mutualisme.Yakni saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat, sebagai motivasi untuk pembayaran pajak dengan bentuk lain yang menguntungkan yakni dengan memiliki CSR tidak perlu membayar pajak sebesar 100%. Kedua, kelebihan dan kelemahan kunjungan industri sebagai model CSR dalam PT Petrokimia Gresik bahwa kunjungan industri sebagai bentuk pemberdayaan kemasyarakatan adalah salah bentuk supaya masyarakat sekitar terpenuhi kebutuhannya dan supaya masyarakat bisa sejahtera dengan adanya program kunjungan industri. Proses pembelajaran dalam kunjungan industri inti dari kegiatan pemberdayaan yang bertujuan untuk mewujudkan perubahan adalah terwujudnya masyarakat mandiri yang terus menerus melakukan perubahan.


(6)

vii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB I : PENDAHULUAN... A. Latar Belakang penelitian ... 1

B. Fokus penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 6

F. Definisi Konsep ... 7

G. Kerangka Pikir Penelitian ... 9

H. Metode Penelitian ... 11

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 11

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 12

3. Jenis dan Sumber Data ... 13

4. Tahap-tahap Penelitian ... 14

5. Teknik Pengumpulan Data ... 16

6. Teknik Analisis Data ... 17

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 17

8. Sistematika Pembahasan ... 18

BAB II : KUNJUNGAN INDUSTRI SEBAGAI CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY A. Kunjungan Industri dan Corporate Social Responbility (CSR) ... 19

1. Kunjungan Industri ... 19

a. Pengertian Kunjungan Industri ... 19

b. Manfaat Kunjungan Industri ... 20

c. Kunjungan indutri sebagai Pemberdayaan Proses Perubahan ... 20

d. Kunjungan industri sebagai proses pemberdayaan dan proses pembelajaran ... 27


(7)

viii

e. Model Corporate Social Responbility (CSR) ... 38

f. Strategi Implementasi Corporate Social Responbility (CSR) ... 38

g. CSR Sebagai Bentuk Pemberdayaan Masyarakat oleh Perusahaan ... 39

B. CSR dalam Perspektif Teori ... 40

1. Teori Motivasi Harapan ... 40

BAB III : PENYAJIAN DATA DATA TENTANG PENELITIAN KUNJUNGAN INDUSTRI SEBAGAI MODEL CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)PT PETROKIMIA GRESIK A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 43

1. Gambaran Umum PT Petrokimia Gresik ... 43

a. Profil PT.Petrokimia Gresik... 43

b. Visi dan Misi PT Petrokimia Gresik ... 44

c. Produk yang di hasilkan PT Petrokimiaa Gresik ... 45

d. Struktur Organisasi PT Petrokimia Gresik ... 47

e. Nilai-nilai dasar perusahan ... 48

f. Logo dan arti PT Petrokimia Gresik ... 48

g. Fasilitas penunjang PT. Petrokimia Gresik ... 49

h. Beberapa Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan ... 51

B. Deskripsi Data Penelitian ... 52

1. Informan Penelitian ... 52

2. Proses Terjadinya Kunjungan Industri Sebagai Model CSR ... 53

3. Kelebihan dan kelemahan kunjungan industri sebagai model ... 55

a. Pengaruh penggunaan media dalam Perusahaan ... 57

BAB IV : ANALISIS DATA TENTANG KUNJUNGAN INDUSTRI SEBAGAI MODEL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILTY A. Temuan Penelitian ... 60

1. Proses Kunjungan Industri di jadikan sebagai model Corporate Social Responbility (CSR) PT Petrokimia Gresik ... 65 a. Mengoptimalisasi Sumber Daya Perusahaan Dalam Program


(8)

ix

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 82 B. Rekomendasi ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN


(9)

x

Tabel 2.1Kepentingan Stakeholders dalam Pelaksanaan Program CSR ... 35

Produk pupuk PT Petrokimia Gresik 3.0 ... 45

Produk non-pupuk PT Petrokimia Gresik 3.1... 46

Struktur kepengurusan 3.2 ... 47

Logo PT Petrokimia Gresik ... 48

Anak Perusahaan PT Petrokimia Gresik 3.3... 51

Tahapan dan Paradigma 4.0... 63


(10)

1

Corporate Social Responsibility (CSR) yang dicetuskan di Amerika Serikat pada tahun 1930-an pada awalnya adalah usaha untuk melindungi buruh dan pegawai dari penindasan yang dilakukan perusahaan. Saat ini banyak definisi yang menjelaskan makna Corporate Social Responsibility

(CSR), yang juga terus berubah seiring berjalannya waktu. CSR antara lain didefinisikan sebagai komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis, untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.1

Corporate social responsibility (CSR) merupakan cara yang ditempuh oleh perusahaan untuk membangun citra dan nama baik perusahaan dimata masyarakat. Jadi Corporate social responsibility (CSR) adalah serangkaian bentuk kegiatan mensejahterakan masyarakat yang memiliki komponen penting bagi eksistensi jangka panjang perusahaan, karena menunjukan wajah bisnis sebenarnya pada masyarakat luas terutama masyarakat lokal di sekitar lokasi bisnis mereka.2Corporate social responsibility (CSR) telah diatur

1

https://antoniuspatianom.wordpress.com/2009/07/19/ corporate-social-responsibility-dan-community-develop

2


(11)

dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai kewajiban setiap perusahaan untuk memberikan CSR.

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis. Jika kita berbicara tentang tanggung jawab sosial perusahaan, maksudnya adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi suatu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Hal itu bisa terjadi dengan dua cara yaitu cara positif dan negatif. Secara positif, perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa keuntungan ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau salah satu kelompok di dalamnya. contohnya perusahaan PT Petrokimia Gresik yang memiliki CSR salah satunya adalah dengan mengadakan program kunjungan industri bagi siapa saja yang ingin mengetahui sejarah dasar dari perusahaan dan ingin terjun ke dunia industri.

Program atau kegiatan seperti itu hanya untuk menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat yang ingin mengetahui perusahaan. Tujuannya semata-mata sosial dan sama sekali tidak ada maksud ekonomi. Secara negatif, perusahaan bisa menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, yang sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis tetapi akan merugikan masyarakat atau sebagian masyarakat. Kegiatan-kegiatan itu bisa membawa keuntungan ekonomis tapi perusahaan mempunyai alasan untuk tidak melakukannya. Jika membedakan tanggung jawab sosial dalam arti


(12)

positif dan dalam arti negatif, langsung menjadi jelas konsekuensinya dalam rangka etika.

Sekarang, seiring dengan makin kompleksnya kepemilikan sebuah usaha, konsep CSR menjadi meluas maknanya, salah satunya adalah niat baik dan komitmen dari perusahaan untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat, keberlanjutan pengembangan masyarakat dan ekonomi lokal sehingga memberikan kontribusi juga terhadap keberlanjutan perusahaan. Program tersebut dilakukan dengan membangun hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal (masyarakat), dan lingkungan secara luas.

Pengembangan model CSR mengalami pergeseran dari perspektif

stakeholder ke perspektif stakeholder, artinya kehadiran perusahaan harus dilihat dan untuk mereka yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan, dalam hal ini tidak hanya pemilik bisnis saja akan tetapi diperluas dalam kelompok yang lebih lebar. Namun demikian tentunya tingkat kepentingan setiap stakeholder akan berbeda, mulai dari karyawan, pemerintah, dan tamu dari kunjungan industri sampai dengan media yang secara tidak langsung berhubungan dengan perusahaan.

Corporate social responbility (CSR) bukan sekedar usaha mendapatkan izin sosial dari masyarakat untuk mengamankan operasional perusahaan atau untuk mengurangi kerugian lingkungan dari aktivitas usahanya, tetapi lebih jauh CSR adalah upaya untuk meningkatkan kualitas


(13)

hidup dari stakeholder (sesuai dengan prioritasnya). Dengan demikian, peduli terhadap akibat sosial, mengatasi kerugian lingkungan sebagai akibat dari aktivitas usaha, ijin sosial dari masyarakat menjadi bagian kecil dari usaha untuk meningkatkan kualitas hidup tersebut. Stakeholder yang dirumuskan pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yakni kemakmuran. Perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas.

Ada berbagai penafsiran tentang CSR dalam kaitan aktivitas atau perilaku suatu perusahaan, namun yang paling banyak diterima saat ini adalah pendapat bahwa yang disebut CSR adalah yang sifatnya melebihi (beyond) laba. Perusahaan tidak dapat membangun suatu masyarakat yang makmur, tanpa bisnis yang menguntungkan. Namun, di sisi lain, juga tidak bisa menumbuhkan suatu ekonomi yang kompetitif di perusahaan.

PT Petrokimia memliki progam yaitu kunjungan industri merupakan salah satu bentuk CSR perusahaan di mana perusahaan menerima tamu dari berbagai macam tingkat pendidikan dari tingkat sekolah menengah atas sampai lanjutan. Latar belakang diadakanya kunjungan industri ini agar siswa siswi, peserta dan mahasiswa bisa mengenal dunia kerja. Selain itu dapat mengetahui lebih jauh tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja , mesin – mesin industri yang lebih memadai, dll. diharapkan tidak menganggap


(14)

kunjungan industri sebagi rekreasi, tapi menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar dengan cara mendatangi industri secara langsung, dan melihat urutan – urutan proses kerja di industri tersebut.

B. Fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat fokus penelitian sebagaiberikut:

1. Bagaimana proses program kunjungan industri sebagai model CSR PT Petrokimia Gresik?

2. Apa kelebihan dan kelemahan kunjungan industri sebagai model CSR dalam PT Petrokimia Gresik ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus penelitian yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan program kunjungan industri sebagai model CSR PT Petrokimia Gresik.

2. Untuk mendeskripsikan kelebihan dan kelemahan kunjungan industri sebagai model CSR PT Petrokimia Gresik.


(15)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis

Bagi Pengembangan keilmuwan, penelitian ini wahana untuk mempertajam daya kritis dan nalar berfikir dalam ranah pengaplikasian CSR.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Fakultas Dakwah, khususnya bagi program studi Ilmu Komunikasi penelitian ini bisa dijadikan alternatif atau solusi dalam praktek CSR.

2. Bagi Institusi terkait dan masyarakat pada umumnya, penelitian ini sebagai wahana dan dalam upaya memahami praktek-praktek CSR yang dilakukan oleh stakeholder perusahaan-perusahaan, sehingga dalam materi CSR tidak hanya diketahui dari sisi teorinya saja, tetapi pemahaman dalam prakteknya.

E. Tinjauan PenelitianTerdahulu

Sebagai bahan acuan dari penelusuran yang terkait dengan tema yang diteliti, peneliti berupaya mencari referensi mengenai hasil penelitian yang dikaji oleh peneliti terdahulu sehingga dapat membantu peneliti dalam proses pengkajian tema yang diteliti. Peneliti mendapati perbedaan konteks pada penelitian sebelumnya yaitu: Penelitian yang dilakukan oleh Adnan Ilman Riawan Jurusan Teknik Industri yang judulnya “Jurnal Kunjungan Industri


(16)

PT ASTRA Industri Otomotif ” Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.3

Penelitian yang dilakukan oleh Adnan Ilman Riawan ini fokus pada Praktek atau plantour ke Industrinya langsung tanpa ada Pembekalan

Company Profilenya. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk membandingkan kegiatan CSR. Kesamaan dari penelitian ini adalah pembukaan, perkenalan, dan dilanjut dengan plantour (berkeliling mengunjungi pabrik/ industri) dan yang terakhir adalah penutupan. Perbedaan dari penelitian ini adalah aktivitas CSR yang dibandingkan adalah bentuk program kegiatan dan pelaksanaan kegiatan CSR tidak adanya company profile perusahaan dan materi dari kunjungan industri.

F. Definisi Konsep

a. Kunjungan Industri

Program ini adalah kegiatan dimana perusahaan menerima kedatangan tamu dari sekolah maupun universitas bahkan pejabat pemerintah untuk mengenal lebih jauh perusahaan PT Petrokimia Gresik. Industri dipilih untuk menambah pengalaman tentang dunia kerja. Tuntutan untuk aktif menggali informasi tentang kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia industri. Kunjungan industri

3

Penelitian ini telah dilakukan Adnan Ilman Riwan jurusan teknik industri dengan judul jurnal Kunjungan Industri PT ASTRA Industri Otomotif kuliah di Institut Teknologi Nasional


(17)

dilakukan untuk memberikan gambaran kepada semua siswa dan mahasiswa tentang industri dan proses produksi pupuk dibidang komunikasi. Bisa juga untuk membandingkan proses produksi di dunia kerja dengan ilmu yang diperoleh dari sekolah atau institusi.

b. Corporate Social Responbility (CSR)

Corporate Social Responbility (CSR) adalah tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan (stakeholder) , dan juga tanggung jawab perusahaan terhadap para pemegang saham (stakeholer). Sebenarnya hingga pada saat ini mengenai pengertian CSR masih beraneka ragam dan memiliki perbedaan definisi antara satu dengan yang lainnya. Secara global CSR adalah suatu komitmen perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasinonl perusahaan.

Corporate Social Responbility (CSR) berhubungan erat dengan “Pembangunan Berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.4

4

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan, diakses terakhir tanggal 10 Juni 2010.


(18)

Defenisi CSR menurut Edi Suharto, adalah “salah satu dari bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan (stakeholders)”.

CSR diarahkan baik ke dalam (internal) maupun keluar (eksternal)

perusahaan. Tanggung jawab internal (Internal Responsibilities) diarahkan kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas yang optimal dan pertumbuhan perusahaan, termasuk juga tanggung jawab yang diarahkan kepada karyawan terhadap kontribusi mereka kepada perusahaan berupa konpensasi yang adil dan dan peluang karir. Sedangkan tanggung jawab eksternal (Eksternal Responbility) berkaitan dengan peran serta perusahaan sebagai penyebar pajak dan penyedia lapangan kerja. Meningkatkan kesejahteraan dan kompetisi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi kepentingan generasi mendatang. Salah satu yang memiliki CSR adalah PT Petokimia Gresik, perusahaan ini miliki CSR yaitu kunjungan industri yang tujuannya adalah ingin mengembangkan bibit dini yang ingin terjun ke dunia perusahaan atau dunia industri.

G. Kerangka Pikir Penelitian

Vroom (1964) mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan jenis-jenis pilihan yang dibuat orang untuk mencapai suatu tujuan, alih-alih berdasarkan kebutuhan internal. Adapun bagan sebagai gambaran dari runtutan kunjungan industri yang terjadi dengan teori yang ada, seperti:


(19)

Tabel 1.0 Kerangka Pikir

Keterangan:

Setiap Perusahaan pastinya memiliki CSR yang dapat diunggulkan. PT Petrokimia Gresik dalam pengaplikasian CSRnya adalah dengan memberikan motivasi-motivasi. baik itu motivasi yang ditujukan untuk pihak internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan kepada pengaplikasian motivasi tersebut yang dikelola oleh perusahaan dalam bentuk kunjungan industri.

Dampak dari adanya program kunjungan industri ini adalah memberikan motivasi kepada para peserta kunjungan agar mereka bersemangat untuk belajar dan mengetahui semaksimal mungkin bagaimana cara kerja perusahaan, karena esensinya hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah juga sebagai gambaran perusahaan.

PT Petrokimia Gresik

Corporate Social Responbility (CSR)

Teori Harapan dan Motivasi


(20)

Dalam penelitian ini digunakan teori motivasi yang isinya merujuk pada kondisi dasar yang mendorong tindakan. 5 Motivasi merupakan suatu proses untuk menggiatkan motif – motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. 6

Dengan menggunakan teori tersebut maka diharapkan kunjungan industri di PT Petrokimia Gresik mampu memberikan motivasi bagi siapapun yang ingin berusaha dan mengetahui dunia industri atau perusahaan.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi yang sebenarnya tentang bagaimanakah CSR perusahaan yang telah dilakukan. Penelitian ini bersifat deskriptif yang pada dasarnya merupakan jenis riset yang memiliki tujuan utama untuk menggambarkan suatu CSR di perusahaan PT Petrokimia Gresik. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar (tidak berupa angka-angka) yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumen resmi lainnya yang kemudian dibandingkan dengan literatur. Dengan demikian penelitian ini akan

5

R. Wayne Pace, dkk. Komunikasi Organisasi; Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. 2013. Hlm. 119

6


(21)

menghasilkan sebuah gambaran mengenai kunjungan industri sebagai model CSR PT Petrokimia Gresik.

2.Subjek, Objek dan Lokasi Peneltian a. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan subjeknya yakni : 1. Pegawai dan karyawan PT Petrokimia Gresik

Wawancara mendalam dengan para narasumber dari para karyawan perusahaan yang terlibat langsung dengan kunjungan industri yang meliputi karyawan perusahaan, karyawan humas dan pemimpin perusahaan. Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi mengenai program kunjungan Industri PT Petrokimia Gresik.

Melalui wawancara mendalam, peneliti dapat mengembangkan pertanyaan yang terdapat dalam interview guide sesuai dengan perkembangan pandangan yang diutarakan oleh narasumber berkaitan dengan fokus yang hendak diteliti. Dengan demikian, narasumber dapat mengemukakan pemikirannya secara mendetail sehingga peneliti dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan terperinci.

b. Objek Penelitian

Yang menjadi objeknya yakni kajian dari ilmu komunikasi yang terkait aktivitas Corporate Social Responbility (CSR). Alasan pemilihan objek ini adalah peneliti ingin mengetahui kapabilitas kunjungan industri yang


(22)

baik sehingga bisa menjadi CSR dalam melayani masyarakat dan membentuk citra positif di masyarakat.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di kantor pusat PT Petrokimia Gresik yakni diJalan Jendral Ahmad Yani Gresik. hal ini dilakukan karena peneliti merasa bahwa perusahaan tersebut memiliki CSR kunjungan industri. Selain itu perusahaan tersebut juga dirasa tingkat keberhasilan memuaskan.

3. Jenis dan Sumber data a. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini di bagi dalam bentuk kata-kata dan tindakan serta sumber yang tertulis.7 Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif. data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka, untuk membacanya harus dijabarkan secara rinci dan jelas agar bisa menarik kesimpulan.

jenis data ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Disini yang termasuk sumber data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan berkaitan dengan objec reseacrh8. jenis data dibedakan atas sumber data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah objek yang diobservasi langsung di lapangan dan para informan yang

7

Lexy J.Moleong,metodologi pendiikan kualitatif(Bandung:Remaja Rosdakarya,2002),122

8


(23)

diwawancarai. Dengan kata lain, data primer adalah data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian, melalui proses wawancara dengan Informan.

Jenis data sekunder berupa dokumentasi dan arsip-arsip resmi yang dapat mendukung hasil penelitian. Data sekunder diperoleh dari sejumlah tempat, kantor, dan lembaga. Data sekunder ini sangat berharga bagi peneliti guna lebih memahami lebih mendalam tentang permasalahan yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan sumber data sekunder berasal dari bahan bacaan yang berupa dokumen-dokumen seperti buku atau dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan dalam melengakapi data primer.9

c. Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan karyawan dan atasan PT Petrokimia Gresik, sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen resmi perusahaan, baik berupa file-file gambar dan sebagainya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Sebagaimana pada umumnya dalam mengumpulkan sebuah data penelitian membutuhkan beberapa metode yang harus dilakukan, karena metode merupakan salah satu cara yang harus ditempuh dalam rangka untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal. Adapun teknik pengumpulan

9


(24)

data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data kualitatif adalah sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Metode Observasi yaitu mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis dan terjun langsung terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.10Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan keadaan lokasi dan kondisi subyek dan obyek penelitian serta untuk mengetahui upaya-upaya dan kunjungan industri subyek peneliti.

b. Metode Wawancara /Interview

Metode Wawancara/interview yaitu sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh data dan informasi dari yang diwawancarai.11 Dengan metode ini peneliti mengumpulkan data yang dilakukan melalui proses tanya jawab secara langsung untuk mendapatkan informasi atau keterangan yang berhubungan dengan tema. Wawancara ini akan dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Setelah itu peneliti akan mengumpulkan dan mengklasifikasikan data yang diperoleh, sehingga peneliti akan melakukan wawancara berkali-kali dengan subyek dalam penelitian ini.

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Mahasatya, 1998), hlm. 145

11


(25)

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data historis yang berisi data sosial dan fakta dokumentasi, peneliti mengumpulkan data visual berupa foto-foto/gambar dan sebagainya yang dianggap berhubungan dengan kegiatan kunjungan industri.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.12 Pendekatan ini bertujuan untuk menjelaskan dengan menyederhanakan data. Setelah peneliti melihat dokumentasi dan melakukan wawancara serta observasi yang dilengkapi dengan data/dokumentasi maka langkah selanjutnya adalah menganalisa dan menginterpretasikan data dengan literatur.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data jenis induktif yaitu dengan mengumpulkan beberapa catatan-catatan kecil dari obyek penelitian untuk kemudian disimpulkan dan disajikan dalam bentuk deskriptif.

6. Teknik Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif demi kesahihan dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah terkumpul. Teknik kesahihan data adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Hal ini merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang


(26)

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.13

Melalui teknik pemeriksaan ini, penulis menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teori, dimana data yang yang telah dikumpulkan kemudian dikaitkan dengan teori-teori dari terlaksananya kunjungan industri, diyakini fakta, data, dan informasi yang didapat dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi persyaratan kesahihan dan keandalan. Kemudian Pemeriksaan melalui sumber dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dan wawancara dengan informan. 7. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini memiliki sistematika pembahasan, yang dapat dipakai untuk memudahkan peneliti dalam mengurutkan pembahasan yang hendak dikaji, serta memberikan gambaran yang lebih jelas.

Pada penelitian ini, sistematika pembahasan dalam penelitian ini dengan menggunakan lima bab yang diuraikan menjadi beberapa sub bab. guna memberi pembahasan dalam menganalisa studi “Program Kunjungan Industri sebagai Model Corporate Social Responbility (CSR) di PT Petrokimia Gresik” penelitian ini, diperlukannya sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, dimana bab pertama dari peneliti ini yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti,

13


(27)

untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Maka dari itu di dalam bab pendahuluan terdapat latar belakang fenomena permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat permasalahan,kajian hasil terdahulu, definisi konsep metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : Kerangka Teoritis, dimana bab ini memuat serangkaian sub-sub bahasan tentang kajian teoritis objek kajian yang dikaji. Adapun bagian-bagian berisi: Kajian Pustaka dan Kajian Teori.

BAB III : Penyajian Data, dimana bab ini berisi tentang data-data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti ketika berada di lapangan. Adapun bagian-bagiannya berisi ; deskripsi subjek dan lokasi penelitian dan deskripsi data penelitian.

BAB IV: Analisis Data, dimana bab ini mengulas atau menganalisis data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Adapun bagian-bagiannya berisi : Temuan Penelitian dan Konfirmasi Temuan dengan teori.

BAB V : Penutup , dimana bagian ini memuat : Simpulan dan Rekomendsi (saran)


(28)

19 1. Kunjungan Industri

a. Pengertian Kunjungan Industri

Program kunjungan industri ini merupakan salah satu program pendidikan yang berusaha membentuk generasi masa depan untuk mengenal budaya industri (industrial culture), melaksanakan disiplin kerja sekaligus mengenal industri manufaktur. Pihak yang mengikuti kegiatan kunjungan industri memiliki kemampuan analitik dan rekayasa yang kreatif, inovatif, dan mandiri, memiliki integritas kepribadian dan keilmuan yang tinggi serta memiliki motivasi untuk mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

b. Manfaat Kunjungan Industri

Manfaat dari kunjungan Industri adalah dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas dalam dunia kerja pupuk dan petani, melihat secara langsung cara kerja produksi, mendapat gambaran saat akan bekerja di industri.

c. Kunjungan industri sebagai pemberdayaan proses perubahan Selaras dengan perkembangan peradaban manusia, telah terjadi perubahan-perubahan di dalam kehidupan manusia, baik yang bersifat alami atau disebabkan oleh perubahan-perubahan


(29)

yang lingkungan fisik maupun perubahan-perubahan yang terjadi akibat ulah atau perilaku manusia di dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai akibat dari terjadinya perubahan-perubahan tersebut, kebutuhan-kebutuhan manusia juga semakin berubah, baik dalam ragam, jumlah dan bentuk kebutuhannya. pada masyarakat yang masih “sederhana” mereka hanya membutuhkan tiga macam kebutuhan pokok yang berupa pangan/makanan, sandang/pakaian dan papan atau pemukinan atau tempat tinggal. Tetapi, dengan semakin berkembangnya peradaban (pengetahuan, keinginan, aspirasi atatu harapan teknologi yang digunakan dll), kebutuhan pokok itu terus berubah dan bertambah, seperti pendidikan, kesehatan, rekreasi, transportasi dll. Bahkan kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak hanya menyangkut kebutuhan fisik, tetapi meningkat lagi termasuk kebutuhan nonfisik, seperti spiritual, kebebasan, keadilan, gaya hidup (life style) dan lainnya.

Dari jumlahnya, juga terjadi perubahan kebutuhan pangan, misalnya, telah terjadi perubahan dari yang semula mengutamakan jumlahnya, ke arah pengurangan jumlah kepada yang lebih mengutamakan mutunya. Kebutuhan pakaian juga mengalami perubahan dari yang mengutamakan mutu bahan (kekuatan) daripada jumlahnya, ke arah yang lebih mengutamakan keragaman fungsinya ( pakaian sehari-hari) pakaian kerja, pakaian pesta, dll). Demikian juga tentang perumahan, yang semula lebih


(30)

mengutamakan luasan atau volume bangunan, ke arah “minimalis” sesuai dengan fungsinya.

Di samping itu, perubahan-perubahan yang terjadi juga tidak hanya sekedar dalam ragam dan jumlah, tetapi juga bentuk dan kualitasnya. Untuk pangan, akhir-akhir ini terjadi perubahan dalam penyajian dan mutu bahan (pangan vegetarian, fast food, pangan organik, dll). Perubahan kebutuhan terhadap pakaian telah mengalami perubahan-perubahan rancang (desain, mode) sesuai dengan tempat dan waktu penggunaaannya, serta kualitas atau mutu bahan baku yang diperlukan maupun cara/teknologi yang di perlukan untuk membuat pakaian tersebut. Demikian pula mengenai perumahan yang tidak lagi “patuh” dengan arsitektur tradisional, namun bisa ke arah arsitektur dan negara lain (seperti Eropa, Mediteran, Jepang, dll)1.

Terkait dengan perubahan-perubahan tersebut, Lippit dkk (1985) mengemukakan bahwa perubahan-perubahan yang disebabkan oleh perilaku manusia itu, pada dasanya disebabkan oleh dua hal, yaitu :

1. Adanya keinginan manusia untuk selalu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang semakin berubah dan keinginan mereka untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi: sumber daya dan

1


(31)

lingkungan disekelilingnya melalui penerapan ilmu pengetahuan yang dikuasainya.

2. Adanya atau lebih diketemukanya inovasi-inovasi yang memberikan peluang atau menumbuhkan aspirasi-aspirasi baru bagi setiap manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan atau memperbaiki kesejahteraan hidupnya, tanpa harus menggangu lingkungan aslinya.

Kedua alasan seperti itulah yang sering kali menumbuhkan motivasi pada diri seseorang dan masyarakat/bangsa untuk melakukan upaya-upaya tertentu yang mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan. Sebab jika dia tetap tinggal diam, akan menjadi orang terbelakang atau ketinggalan.

Sehubungan dengan terjadinya perubahan-perubahan kebutuhan tersebut, Dahama dan Bhatnagar (1980) mengemukakan faktor-faktor pendorong terjadinya perubahan, yang meliputi :2

1. Adanya keinginan manusia untuk selalu melakukan “modifikasi” kebutuhan-kebutuhannya, baik untuk menghadapi masalah-masalah jangka pendek maupun jangka panjang. Selaras dengan itu, setiap individu atau masyarakat juga terus-menerus melakukan koreksi-koreksi terhadap cara atau upaya serta teknologi yang harus

2


(32)

diterapkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan “baru” tersebut.

2. Terjadinya persaingan-persaingan antarindividu atau masyarakat yang senantiasa ingin memenuhi dan hal ini hanya dapat diperoleh melalui upaya-upaya perubahan dengan mengeksploitasi atatu memodifikasi sumber daya (fisik dan nonfisik) yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di lingkungannya.

3. Terjadinya kerusakan-kerusakan lingkungan fisik dan kelembagaan sebagai akibat persaingan antarindividu atau antarmasyarakat yang saling bersaing untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menghadapi keadaan dunia dan perubahan zaman seperti itu, setiap individu dan masyarakat sebenarnya dapat memilih untuk menunggu terjadinya perubahan yang bersifat alami berupa gerakan-gerakan alami menuju kepada keseimbangan dan keselarasan “baru”, ataukah secara aktif (melalui upaya sendiri atau bersama-sama lingkungan sosialnya) melakukan upaya-upaya khusus untuk mengantisipasi terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Jika memilih alternatif yang pertama, dengan relatif tidak atau sedikit melakukan pengorbanan sumber daya, dia/mereka harus mau menghadapi resiko “ketinggalan zaman” sebagaimana


(33)

telah dikemukakan di atas. Sebaliknya, jika memilih alternatif yang kedua, dia/mereka harus siap untuk bersaing dan memenangkan persaingan dengan sesamanya. dimana persaingan antarmanusia itu pada hakikatnya senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan menikmati kehidupan yang serba kecukupan (baik fisik dan nonfisik) untuk memperbaiki kesejahteraannya.

Dengan kata lain, untuk mengantisipasi terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya, setiap warga masyarakat (secara individual bersama-sama dengan warga masyarakat yang lain) harus secara aktif merancang kegiatan-kegiatan yang tertuju pada perubahan yang lebih cepat dibanding perubahan yang akan berlangsung secara alami. Hal ini berguna untuk bisa menuju kepada kondisi keseimbangan baru yang tidak alami tetapi berdasarkan upaya manusia melalui kegiatan-kegiatan “pembangunan” atau “perubahan yang terencana”

Perubahan terencana, pada hakikatnya merupakan suatu proses yang dinamis, yang di rencanakan oleh seseorang yang (secara individual atau yang tergabung dalam suatu lembaga-lembaga sosial). Artinya, perubahan tersebut memang menuntut dinamika masyarakat untuk mengantisipasi keadaan-keadaan di masa mendatang (yang diduga akan mengalami perubahan) melalui pengumpulan data (baik yang aktual maupun yang potensial) dan menganalisisnya, untuk kemudian merancang suatu tujuan dan cara


(34)

mencapai tujuan-tujuan yang digunakan di mendatang. Oleh sebab itu, perubahan terencana selalu menuntut adanya perencanaan, pelaksanaan kegiatan yang direncanakan dan evaluasi terhadap pelaksanaan serta hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.

Terkait dengan perubahan terencana, proses perubahan sering kali terkendala oleh keterbatasan masyarakat sebagai pelaku utama perubahan, tidak saja keterbatasan sumber daya yang berupa modal, tetapi juga keterbatasan pengetahuan dan keterampilan, keterbatasan peralatan atau teknologi yang digunakan dan sering kali juga keterbatasan wawasan yang sangat menentukan semangat untuk melakukan perubahan.

Perubahan-perubahan itu hanya akan terwujud jika dilaksanakan oleh individu-individu atau sekelompok orang yang memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan tertentu yang dapat diandalkan serta sering kali juga memerlukan kelembagaan tertentu. karena itu, perubahan terencana memerlukan pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu melakukan perubahan.

Pemberdayaan sebagai proses perubahan, memerlukan inovasi berupa ide-ide, produk, gagasan, metode, peralatan atau teknologi. dalam praktiknya, inovasi tersebut sering kali harus berasal atau didatangkan dari luar. Tetapi, inovasi juga dapat dikembangkan melalui kajian, pengakuan atau pengembangan


(35)

terhadap kebiasaan maupun nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal atau kearifan tradisional (indigenuous technologi.)

Di samping itu, pemberdayaan sebagai proses perubahan mensyaratkan fasilitator yang kompeten dan memiliki intregitas tinggi terhadap perbaikan mutu hidup masyarakat yang akan difasilitasi. Fasilitator ini dapat terdiri dari aparat pemerintahan (PNS), aktifis LSM, atau tokoh masyarakat/warga setempat.

Untuk itu, pemberdayaan juga memerlukan fasilitator yang berperan atau bertindak sebagai agen perubahan (agent of change)

yang berkewajiban untuk memotivasi, memfasilitasi dan melakukan advokasi demi mewujudkan perubahan-perubahan yang di perlukan.

Pengalaman menunjukkan bahwa ketidakberdayaan masyarakat itu terjadi karena perilaku birokrasi bersama politisi dan pelaku bisnis menempatkan masyarakat sebagai subordinat mereka. Oleh karena itu, pemberdayaan harus mampu mengubah perilaku elit masyarakat (birokrat, politisi, dan pelaku bisnis) yang kehadirannya bukan sebagai “penguasa”, melainkan lebih menempatkan diri sebagai fasilitator dan supervisor.

Di samping itu, keberhasilan pemberdayaan sebagai proses perubahan mensyaratkan dukungan politik yang memberikan legatimasi terhadap gagasan dan proses perubahan. Oleh sebab itu, setiap upaya pemberdayaan tidak cukup hanya bertujuan untuk


(36)

mengubah perilaku dan meningkatkan pendapat (income generating), tetapi harus selalu memiliki nilai politik dan nilai bisnis, sebab politisi memerlukan biaya perjuangan dan pelaku bisnis selalu memerlukan dukungan politik.

Dalam hubungan ini, peran akademis sangat diperlukan guna melakukan fungsi edukasi dan advokasi. Selain itu, peran media juga sangat diperlukan guna melakukan fungsi komunikasi dan diseminasi inovasi.

d. Kunjungan industri sebagai proses pemberdayaan dan proses pembelajaran

Secara teoritis, perubahan terencana yang dilaksanakan melalui pemberdayaan dapat dilakukan dengan melakukan pemaksaan, ancaman, rujukan atau pendidikan. perubahan melalui pemaksaan atau ancaman, memang dapat terwujud dalam waktu yang relatif cepat sesuai dengan yang diharapkan. Tetapi, perubahan seperti itu hanya dapat terus bertahan manakala pemaksaan atau ancaman dapat terus dijaga keberlanjutannya. Jika kekuatan atau pengancaman mengendur, maka keadaan yang sudah berlangsung akan segera terhenti dan kembali seperti sedia kala, seperti sebelum dilakukan perubahan.

Perubahaan yang dilakukan melalui bujukan atau pemberian insentif tertentu juga dapat berlangsung cepat, secepat pemaksaan atau ancaman. Tetapi perubahaan yang berlangsung


(37)

melalui bujukan dalam waktu panjang justru akan menciptakan ketergantungan, karena bujukan atau pemberian insentif akan mematikan keswadayaan masyarakat. Sebaliknya, perubahaan melalui proses pendidikan sering kali berlangsung lambat. Tetapi efek perubahan yang terjadi akan berlangsung lama dan bertumbuh.

Oleh sebab itu, inti dari kegiatan pemberdayaan yang bertujuan untuk mewujudkan perubahan adalah terwujudnya masyarakat mandiri yang terus menerus melakukan perubahan. Dengan kata lain, pemberdayaan harus didesain sebagai atau dengan kata lain, dalam upaya pemberdayaan, harus terkandung upaya-upaya pembelajaran atau penyelengaraan pelatihan. Dalam kaitan ini, keberhasilan pemberdayaan tidak diukur dari seberapa banyak ajaran yang disampaikan, tetapi seberapa jauh terjadi “kebersamaan yang dialogis” artinya mampu menumbuhkan kesadaran (sikap), pengetahuan dan keterampilan “baru” yang mampu mengubah perilaku kelompok sasarannya ke arah kegiatan dan kehidupan yang lebih menyejahterkan setiap individu, keluarga dan masyarakatnya. Jadi, pendidikan dalam pemberdayaan adalah bersama.

Dalam pemberdayaan bukanlah proses “menggurui”, melainkan menumbuhkan semangat belajar bersama yang mandiri dan partisipatif. Oleh karena itu, keberhasilan pemberdayaan bukan


(38)

diukur dari berapa banyak transfer pengetahuan, keterampilan atau perubahan perilaku; tetapi seberapa jauh terjadi dialog, diskusi dan pertukaran pengalaman (sharring). Oleh karena itu, antara fasilitator dan peserta sebagai penerima manfaat, kedudukannya serta sebab saling membutuhkan dan saling menghormati. Di sini, fasilitator tidak harus lebih pintar atau pejabat yang lebih berkuasa, tetapi dapat berasal dari orang biasa yang memilliki kelebihan atau pengalaman yang layak dibagikan.

Pemberdayaan sebagai proses pembelajaran harus berbasis dan mengacu kepada kebutuhan masyarakat untuk mengoptimalkan potensi dan sumber daya msyarakat serta diusahakan guna sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat yang diberdayakan.3

1. Corporate Social Responbility (CSR)

a. Pengertian Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui praktik bisnis. Namun itu bukan amal tetapi itu adalah strategi bisnis inti dari sebuah organisasi. menyatakan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan (Stakeholder).

Stakeholder disini merupakan orang atau kelompok yang dapat

3


(39)

mempengaruhi atau dipengaruhi oleh keputusan, kebijakan maupun operasi perusahaan. Ada 2 macam, yakni:

a. Inside stakeholder, terdiri atas pemegang saham (Stockholders), para manajer (managers), karyawan (employees)

b. Outside stakeholder, pelanggan (customers), pemasok (suppliers), pemerintah (Government), masyarakat lokal (local Communities) dan masyarakat secara umum (General public).4

Pengertian CSR menurut Steiner dalam Headrik yaitu “CSR adalah tanggung jawab dari suatu korporasi untuk menghasilkan kekayaan dengan cara-cara yang tidak membahayakan, melindungi atau meningkatkan aset-aset sosial (societal assets).5

Dari sekian banyak definisi CSR, salah satu yang menggambarkan CSR di Indonesia adalah definisi Suharto yang menyatakan bahwa CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk membangun sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan. Dari definisi tersebut, dapat dilihat bahwa salah satu aspek yang dalam pelaksanaan CSR adalah komitmen berkelanjutan dalam mensejahterakan komunitas lokal masyarakat sekitar.

4

Ibid., Totok Mardikanto. hlm. 130-131.

5


(40)

Dalam perkembangannya tiga stakeholder inti diharapkan mendukung penuh kegiatan Corporate Social Responsibility ini diantaranya yaitu: perusahaan, pemerintah, dan masyarakat. Dalam implementasi program-program Corporate Social Responsibility

(CSR) diharapkan ketiga elemen tersebut saling berinteraksi dan mendukung, karenanya dibutuhkan partisipasi aktif masing-masing

stakeholder agar dapat bersinergi, untuk mewujudkan dialog secara komperhensif. Dengan partisipasi aktif dari para stakeholder

diharapkan pengambilan keputusan, menjalankan keputusan, dan pertanggungjawaban dari pelaksanaan CSR akan diemban secara bersama.6

b. Manfaat CSR (Corporate Social ResponsibilIty) bagi perusahaan 1. Mendongkrak dan mempertahankan reputasi serta citra merek

perusahaan

2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial, mereduksi resiko bisnis perusahaan

3. Melebarkan akses sumber daya bagi operasi sosial 4. Membuka peluang pasar yang lebih luas.

5. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah

6. Memperbaiki hubungan dengan regulator 7. Meningkatkan produktivitas karyawan

6


(41)

8. Peluang mendapatkan penghargaan.

Mengemukakan beberapa manfaat CSR bagi perusahaan sebagai berikut:

1.Meningkatkan citra perusahaan. Dengan melakukan kegiatan CSR konsumen dapat lebih mengenal perusahaan sebagai perusahaan yang selalu melakukan kegiatan baik bagi masyarakat

2.Memperkuat “Brand” perusahaan. Melalui kegiatan memberikan produk knowledge kepada konsumen dengan cara membagikan produk secara gratis. sehingga meningkatkan posisi brand perusahaan

3.Mengembangkan kerjasama dengan para pemangku kepentingan

4.Dapat membuka relasi dengan pemangku kepentingan

5.Membedakan perusahaan dengan pesaingnya, karena perusahaan mampu menonjolkan keunggulan kompratifnya. 6.Menghasilkan inovasi dan pembelajaran.

c. Fungsi Corporate Social Responbility (CSR)

Corporate Social Responbility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap lingkungan /sosial sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu


(42)

bermacam-macam mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan msyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat yang berada disekitar perusahaan tersebut berada.

d. Motif Corporate Social Responbility (CSR)

Selain manfaat yang telah diuraikan sebelumnya, tidak ada satu perusahaan pun yang menjalankan CSR tanpa memiliki motivasi. Karena bagaimanapun tujuan perusahaan melaksanakan CSR terkait erat dengan motivasi yang dimiliki. Wibisono menyatakan bahwa sulit untuk menentukan benefit perusahaan yang menerapkan CSR, karena tidak ada yang dapat menjamin bahwa bila perusahaan yang telah mengimplementasikan CSR dengan baik akan mendapat kepastian benefit-nya.7 Oleh karena itu terdapat beberapa motif dilaksanakanya CSR, diantaranya:

7


(43)

Tabel 2.0

Motif Perusahaan dalam Menjalankan Program CSR Motif Keamanan Motif memenuhi kewajiban

kontraktual

Komitmen Moral

 Program dilakukansetelahada tuntutanmasyarakat yang biasanya diwujudkan melaluidemonstrasi

 Program tidak

dilakukansetelahkontrakditand atangani.Kecendrungannya program dilakukan ketika kebebasan masyarakat sipil semakin besar pasca desentralisasi

Pertanggungjawaban program CSR kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

Propaganda kegiatan CSR melalui media massa.

 Wacana CSR

 Propagand a kegiatan CSR melakukan media massa

Sumber : Mulyadi (2003, hal 4)

Pada umumnya perusahaan di Indonesia menjalankan CSR atas dasar memenuhi kewajiban kontraktual, dalam hal ini mematuhi peraturan baik yang dibuat oleh pemerintah pusat maupun daerah. Secara normatif, idealnya tanpa adanya protes dan kewajiban kontraktual, perusahaan seharusnya berusaha memberdayakan masyarakat lokal dan meningkatkan kesejahteraan. Ide mengenai konsep CSR juga dilandasi pemikiran demikian.8 Secara filantropis

perusahaan seharusnya mendistribusikan keuntungan setelah mereka memanfaatkan resources di lokasi dimana masyarakat berada.

Hal ini adalah kewajiban moral, namun motif yang didasarkan pada komitmen moral tersebut masih sebatas wacana dan belum

8

Kotler, Philip and Lee, Nancy. Corporate Social Responsibility, (John Willer & Sons Inc, 2007). hlm.43.


(44)

terlihat nyata. Mulyadi dalam tulisan yang berjudul Pengelolaan program Corporate Social Responsibilty: pendekatan, keberpihakan, dan keberlanjutannya. Membagi stakeholders

berdasarkan kepentingannya.

Tabel 2.1

Kepentingan Stakeholders dalam Pelaksanaan Program CSR Perusahaan Pemerintah daerah LSM Masyarakat

 Keamanan fasilitas produksi  Kewajiban kontrak Mendukung pembangunan daerah  Mengontrol

 Menjadi mitra kerja perusahaan  Penerima program yang diberdayak an

Sumber : Mulyadi (2003, hal 5)

Dalam konteks hubungan kemitraan antara pemerintah dengan perusahaan, pemerintah daerah mengharapkan agar program-program CSR bisa membantu menyelesaikan permasalahan sosial, seperti masalah pengangguran, kemiskinan, masalah pendidikan, kesehatan, perumahan. Selain itu menyelesaikan masalah lingkungan yang dihadapi pemerintah daerah. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan swasta dituntut untuk membantu pemerintah daerah untuk mendukung program pembangunan regional yang diimplementasikannya.

Pemerintah yang menjadi penanggungjawab utama dalam mensejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan tidak akan menanggung beban tersebut jika dilakukan sendiri, melainkan membutuhkan partisipasi, salah satunya yang paling potensial


(45)

adalah dari perusahaan, agar akselerasi pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat bisa tercapai.

e. Model Corporate Social Responbility (CSR)

Prince of woles International Bussiness Forum, menyampaikan bahwa ada lima pilar aktivitas yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam menjalankan CSR; 9

1. Building Human Capital, secara internal perusahaan dituntut untuk menciptakan SDM yang handal. Adapun secara eksternal perusahaan dituntut untuk melalukan pemberdayaan masyarakat

2. Strenghening Economies, memeberdayakan ekonomi sekitar.

3. Assesing Social Chesion, menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitarnya agar tidak menimbulkan konflik. 4. Encouring Good Governance, perusahaan harus

menjalankan tata kelola bisnis dengan baik.

5. Protecting the environment, perusahaan harus berupaya keras menjaga kelestarian lingkungannya.

Pemahaman model Corporate Philantropy yang juga dapat digunakan untuk menjelaskan CSR sebagai sebuah keseluruhan, dalam hal tersebut terdapat empat model dalam CSR, yakni ;10

9

CSR; sebuah keharusan oleh Teguh Sri Pambudi Pusat Penyuluhan Sosial (PUSPENSOS), Investasi Sosial, La Tofi Enterpirise, Jakarta; 2005 hal 20

10

Mu’ a Nurya a, PhD Bada Pelatiha da pe ge a ga “osial (konsepsi dan strategi) hal 243-245


(46)

1. Neo-Classical/Corporate Productivity Model, mempresentasikan suatu pendekatan CSR sebagai sebuah komponen dari motivasi keuntungan menyeluruh. Pendekatan ini tujuan bisnis adalah membawa keuntungan kepada stakeholder, dan segala sesuatu seperti isu-isu tentang CSR yang mendetraksi tujuan utama bisnis harus dihindarkan. Aktivitas bertanggung jawab secara sosial seharusnya didorong kalau hal itu membawa keuntungan kepada perusahaan atau keuntungan langsung kepada pegawainya. Perusahaan yang mengadopsi model ini, sulit untuk menunjang kegiatan CSR.

2. Ethical/AltruisticModel perhatian pada hubungan timbal-balik antara perusahaan dengan komunitas.

3. Political Model keterlibatan penggunaan kebijakan CSR yang proaktif untuk mengimbangi keterlibatan pemerintah dan memungkinkan perusahaan melindungi kepentingan mereka dalam lingkungan kebijakan publik. Model ini berasumsi bahwa perusahaan mengambil langkah-langkah aktif dan terukur untuk menjamin bahwa mereka memutuskan bagaimana beroperasi dalam kepentingan terbaik

4. Stakeholder Model keseimbangan antara kompetisi permintaan dari berbagai ragam kelompok yang


(47)

mendukung perusahaan, termasuk castamer dan

shareholder. Model ini mengusulkan sebuah sistem konsultasi, komunikasi dan evaluasi dimana semua

stakeholder bukan hanya shareholder yang dipertimbangkan sebagai valued participants dalam mencapai kemakmuran perusahaan.

f. Strategi Implementasi Corporate Social Responbility (CSR)

CSR sering dianggap sebagai aktivitas yang kurang penting, akibatnya kegiatan ini sangat kurang berkembang. Kegiatan masih sebatas pada pemberian donasi atau sumbangan, tanpa efek yang berlanjut yang nantinya juga akan berdampak pada lingkungan ekonomi dan sosial dalam jangka waktu yang panjang, sebaliknya CSR jika diolah sedemikian rupa juga dapat dijadikan strategi bagi perusahaan, yang tidak saja bermanfaat bagi perusahaan tetapi juga bagi masyarakat dan pemerintah.

Oliver Laash mengemukakan beberapa strategi CSR yang secara akademis merupakan strategi bisnis, yaitu11:

a) Strategi keunggulan bersaing, menempatkan CSR untuk keunggulan bersaing.

b) Strategi sumber daya, yang berkaitan dengan pengolaan sumber daya perusahaan (seperti: kinerja lingkungan, prinsip prinsip etis, dan hubunganya dengan pemangku kepentingan)

11


(48)

c) Strategi stakeholders, yang berbasis pada strategi bisnis dan hubungan dengan stakeholders

Dipihak lain Jeremy Galbreath mengemukakan ada empat strategi CSR yang diacu, yaitu: pertama strategi pemegang saham, kedua strategi atruistik, ketiga strategi timbal balik dan keempat strategi kewarganegaraan.

Strategi pemegang saham yakni perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada masyarakat, yaitu tanggung jawab secara ekonomi. Strategi Atruistik memberikan sumbangan moneter untuk berbagai kelompok dan penyebab. Strategi timbal balik yakni dengan memberikan manfaat dalam bentuk keuangan dan lainya sebagai penghargaan nyata.

Terakhir strategi kewarganegaraan adalah mengidentifikasi dan dialog dengan para pemangku kepentingan sebagai bagian dari masukan perumusan strategi perusahaan. dengan demikian, strategi CSR secara khusus diarahkan pada Stakeholder individu, baik itu karyawan, pelanggan atau bahkan lingkungan.12

g. CSR sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat oleh perusahaan Mengawali percakapan tentang pemberdayaan masyarakat untuk CSR, barang kali pertanyaan awal yang layak disampaikan adalah mengapa pemberdayaan masyarakat untuk CSR? untuk menjawab pertanyaan tersebut, tidak ada yang salah jika kegiatan CSR

12


(49)

digunakan untuk kegiatan filantropi atau karitatif. sebab kedua kegiatan tersebut, dalam banyak kasus, masih banyak diperlukan, baik dilihat dari kepentingan masyarakat pemerintahan maupun korporasi. Hanya saja, jika CSR digunakan bagi kegiatan pemberdayaan masyarakat akan memberikan manfaat langsung dan dampak ganda (multiplier effect) yang lebih besar dan mampu secara bertahap mengembangkan kemandirian msyarakat untuk terlepas dari ketergantungannya kepada (belas kasihan) pemerintahan atau korporasi yang telah berbaik hati membantu masyarakat yang dalam kesusahan (pemberdayaan masyarakat)13 A. Corporate Social Responbility dalam Perpektif Teori

1. Teori Harapan dan Motivasi Teori Harapan

Vroom (1964) mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan jenis-jenis pilihan yang dibuat orang untuk mencapai suatu tujuan, alih-alih berdasarkan kebutuhan internal. Teori harapan (expectancy theory) memiliki tiga asumsi pokok:14

1. Setiap individu percaya bahwa bila ia berperilaku dengan cara tertentu dia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy).

2. Setiap hasil nilai mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi (valance). biasanya berasal dari

13

Ibid, Totok Mardikanto hal 117-118

14


(50)

kebutuhan internal, namun motivasi yang sebenarnya merupakan proses yang lebih rumit lagi. jadi dapat mendenifisikan valensi sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.

3.Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Hal ini disebut harapan usaha (effort expectancy).

Motivasi dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi bila dia percaya bahwa (1) suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu, (2) hasil tersebut punya nilai positif baginya, dan (3) hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang. Jadi, seseorang akan memilih, ketika ia melihat alternatif-alternatif, tingkat kinerja demikian yang memiliki kekuatan motivasional tertinggi yang berkaitan dengannya.

Motivasi dalam teori harapan adalah keputusan untuk mencurahkan usaha. Analisis Nadle dan Lawler (1976) atas teori harapan menyarankan beberapa cara tertentu yang memungkinkan manajer dan organisasi menangani urusan mereka untuk memperoleh motivasi maksimal dari pegawai:15

1. Pastikan jenis hasil atau ganjaran yang mempuyai nilai bagi pegawai.

15Nadle, Da id A., da Ed ard E La ler III, Moti atio : A Diag osti Approa h,

Harvard Business Review


(51)

2. Defisikan secara cermat, dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur, apa yang diinginkan dari pegawai.

3. Pastikan bahwa hasil tersebut dapat dicapai oleh pegawai. Bila seseorang merasa bahwa tingkat kinerja yang diharapkan lebih tinggi daripada yang dapat dia lakukakan, motivasi untuk melakukannya akan lebih rendah

4. Kaitkan hasil yang diinginkan dengan tingkat kinerja yang diinginkan.

5. Pastikan bahwa ganjaran cukup besar untuk memotivasi perilaku yang penting. Ganjaran yang sepele,menghasilkan usaha yang sepele juga.

6. Orang berkinerja tinggi harus menerima lebih banyak ganjaran yang diinginkan daripada orang yang berkinerja rendah. Temukanlah sebuah sistem ganjaran yang adil, bukan yang sama rata. Orang dan organisasi biasanya memperoleh apa yang sepatutnya mereka peroleh, bukan apa yang mereka inginkan.


(52)

43

BAB III PENYAJIAN DATA A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

1. Gambaran Umum PT Petrokimia Gresik a. Profil PT Petrokimia Gresik

PT Petrokimia Gresik merupakan anak Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Pupuk Indonesia

Holding Indonesia (PT PIHC) dalam lingkup koordinasi Departemen Perindustrian Dan Perdagangan. PT.Petrokimia Gresik merupakan Produsen pupuk Indonesia, yang pada awal berdirinya di sebut dengan proyek Petrokimia 1962. Kontrak pembangunannya ditanda tangani pada tanggal 10 agustus 1964, dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember 1964. Proyek ini di resmikan oleh presiden Soeharto pada tanggal 10 juli 1972 yang kemudian tanggal tersebut di tetapkan sebagai hari jadi PT.Petrokimia Gresik.

PT Petrokimia Gresik terdiri dari tiga unit produksi utama dan beberapa anak perusahaan patungan. Nama PETROKIMIA berasal dari kata "Petroleum chemical" disingkat menjadi

"Petrochemical", yaitu pabrik yang memproduksi bahan-bahan kimia yang dibuat dari minyak bumi dan gas.

PT Petrokimia Gresik menepati lahan seluas 450 hektar yang berlokasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pada tahun


(53)

2012, PT PETROKIMIA Gresik di percaya oleh pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 5,4 ton atau meningkat 1,6 juta ton dibandingkan tahun 2011. Hal itu menjadikan PT Petrokimia Gresik srbagai produsen pupuk yang memasok 50% kebutuhan pupuk bersubsidi nasional.

PT Petrokimia Gresik memiliki jenis produk beragam, baik produk pupuk maupun produk non pupuk. produk pupuk yang dimiliki perusahaan yaitu : PHONSKA, Superhos, Urea, ZA, Petroganik, TSP, SP-36, ZK, KCL, Ammonium Phospate, Petrobiofertil sedangkan produk nonpupuk berupa bahan-bahan kimia yang di produksi yaitu : Amoniak, Asam sulfat, Asam fosfat, Gypsum, Nitrogen, CO2 cair, Asam klorida, Kapur pertanian, Gypsum pertanian, Petroseed ( benih padi unggul). b. Visi dan Misi PT Petrokimia Gresik

1. Visi :

Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi, dan produknya paling diminati konsumen.

2. Misi :

a) Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada pangan.


(54)

b) Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan pengembangan usaha perusahaan.

c) Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional dan berperan aktif dalam

community development.

c. Produk yang dihasilkan PT Petrokimia Gresik

PT Petrokimia Gresik memiliki berbagai macam produk pupuk maupun non-pupuk. produk-produk yang dihasilkan PT Petrokimia Gresik sesuai dengan departemen produksinya, seperti tabel berikut1:

Tabel 3.0

produk pupuk PT Petrokimia Gresik

Pupuk Pabrik Kapasitas/tahun Tahun

beroprasi

Pupuk Urea 1 460.000 ton/tahun 1994

Pupuk Fosfat 1 500.000 ton/tahun 1979,

1983,

2009

Pupuk ZA 3 650.000 ton/tahun 1972,

1984,

1986

Pupuk NPK :

 Phonska I 1 460.000 ton/tahun 2000

1


(55)

 Phonska II & III

 Phonska IV

 NPK I

 NPK II

 NPK III & IV

 NPK Blending

2 1 1 1 2 1 1.280.000 ton/tahun 600.000 ton/tahun 70.000 ton/tahun 100.000 ton/tahun 200.000 ton/tahun 60.000 ton/tahun 2005, 2009 2011 2005 2008 2009 2003

Pupuk K2SO4 (ZK) 1 10.000 ton/tahun 2005

Pupuk Petroganik (2) 1 10.000 ton/tahun 2005

Jumlah pabrik/Kapasitas 16 4.400.000 ton/tahun

Selain menghasilkan dan memasarkan produk pupuk maupun non pupuk,3

Tabel 3.1

produk non-pupuk PT Petrokimia Gresik

Non Pupuk Pabrik Kapasitas/Th Tahun

Beroprai

Amoniak 1 445.000 ton/tahun 1994

Asam Sulfat (98% H2SO4) 1 570.000 ton/tahun 1985

Asam Fosfat (100% P2O5) 1 200.000 ton/tahun 1985

Cement Retarder 1 550.000 ton/tahun 1985

Aluminium Fluorida 1 12.600 ton/tahun 1985

Jumlah pabrik/Kapasitas 5 1.777.600 ton/tahun

TOTAL PABRIK /

KAPASITAS

21 6.177.600n/tahun

3


(56)

d. Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik

Jenis struktur organisasi pada PT. Petrokimia Gresik berbentuk fungsional. nama istilah jabatan untuk pemimpin unit sempat memiliki pergantian pada 1 Juli 2011, yaitu untuk jabatan:

1. Kepala Kompertemen berganti dengan sebutan General Manager.

2. Kepala Departemen berganti menjadi Manager

Tabel 3.2


(57)

e. Nilai-nilai dasar perusahaan

Dalam meningkatkan kinerja perusahaan secara optimal, seluruh komponen perusahaan menetapkan nilai-nilai dasar perusahaan yang dipakai sebagai dasar perusahaan, diantaranya:

1. Keselamatan dan kesehatan kerja, serta kelestarian lingkungan hidup.

2. Profesionalisme untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. 3. Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis.

4. Mengutamakan integritas diatas segala hal.

5. Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik.

f. Logo dan arti PT Petrokimia Gresik Logo PT Petrokimia Gresik

PT. Petrokimia Gresik memiliki logo berupa seekor kerbau berwarna kuning emas dan daun berwarna hijau lima dengan huruf PG yang di letakkan di tengah-tengahnya. logo PT Petrokimia Gresik memiliki arti:


(58)

1. Kerbau sebagai penghormatan kepada daerah kecamatan kebomas, kerbau juga melambangkan sikap yang suka bekerja keras, loyal, dan jujur. Selain itu kerbau adalah hewan yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai sahabat petani.

2. Warna kuning emas pada kerbau melambangkan keagungan.

3. Daun hijau berujung lima melambangkan kesuburan dan kesejahteraan.

4. Lima ujung daun melambangkan kelima sila dari pancasila.

5. Huruf PG berwarna putih singkatan dari PT. Petrokimia Gresik

6. Warna putih pada huruf PG melambangkan kesucian.

“Dengan hati yang bersih berdasarkan kelima sila

pancasila, PT. Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur untuk menuju keagungan bangsa”

g. Fasilitas penunjang PT. Petrokimia Gresik

PT. Petrokimia Gresik dikenal sebagai sebuah perusahaan pupuk terkemuka dikalangan masyarakat Indonesia. sebagai perusahaan pupuk BUMN terbesar di Indonesia, maka dalam


(59)

pelaksanaan yang mampu menunjang kegiatan perusahaannya agar dapat bejalan dengan mudah dan lancar. Beberapa fasilitas yang menunjang yang dimiliki PT. Petrokimia Gresik tersebut di antaranya adalah :

1. Dermaga

Dermaga bongkar muat mampu disandari kapal berbobot maksimal 60.000 ton, dengan fasilitas :

a) Continous ship unloader (CSU) kapasitas 1.000 ton/jam

b) Dua unit kangaroo crane, kapasitas 720 ton/jam. c) Ban berjalan dengan panjang keseluruhan 22 km. d) Fasilitas bongkar muat cair, kapasitas 60 ton/jam

NH3 dan 90 ton/jam H2SO4.

2. Unit Pembangkit Tenaga Listrik

a) Gas turbine generator, dengan kapasitas 33 MW b) Steam turbine generator, dengan kapasitas 20 MW c) Konversi energi batu bara, dengan kapasitas 25 MW 3. Unit Penjernihan Air

a) Gunung sari surabaya dengan kapasitas 720 m3/jam b) Babat dengan kapasitas 2.500 m3/jam.

c) Unit pengolahan limbah

d) Unit pengolahan limbah cair berkapasitas 240 m3/jam

e) Unit pengolahan/pengendali limbah gas. 4. Unit Pengelolahan Lingkungan.


(60)

h. Beberapa anak perusahaan dan perusahaan patungan

PT. Petrokimia Gresik juga mempunyai beberapa anak perusahaan dan perusahaan patungan, sebagai berikut:

Tabel 3.3

Anak Perusahaan PT Petrokimia Gresik Anak Perusahaan/

Perusahaan patungan Anak Perusahaan

Bidang Usaha Shre PG (%)

PT. Petrosida Industri bahan aktif pestisida :

Diazinon, MIPC, BPMC, Carbofuran

99,99

PT. Petrokimia kayaku Perusahaan Patungan

Industri formulasi pestisida : insektisida, herbisida, fungisida

60,00

PT. Kawasan Industri Gresik (PT.KIG)

Penyediaan lahan, sarana & prasara-na serta berbagai fasilitas yang di perlu-kan oleh industry

35,00

PT. Petronika Industri plasticizer berupa :

Di-Octhyl Phtalate (DOP)

20,00

PT. Petrocentral Industri bahan baku deterjen :

Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)

9,80

PT. Puspetindo Industri peralatan pabrik dengan tekno-logi tinggi berupa : pressure vesel, heat exchanger, tower, dll.

5,13

PT. Petrowidada Industri bahan baku plasticizer : Phtalic Anhydride (PA) & Maleic An- hydride (MA)


(61)

B. DESKRIPSI DATA PENELITIAN 1. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih Informan yang sesuai dengan fokus penelitian sebagai sumber data penelitian. Adapun Deskripsi mengenai Informan adalah sebagai berikut :

a. Bapak M. Syaiful Anshor, S.S (54 tahun) sebagai Staf Humas dan penanggung jawab Kunjungan Industri di PT Petrokimia Gresik

b. Ibu Erna (53 tahun) sebagai Staf Humas dan mengatur jalannya Kunjungan Industri PT Petrokimia Gresik

c. Pak Rahmat (52 tahun) bekerja sebagai CSR PT Petrokimia Gresik

d. Pak Ishak (53 tahun) bekerja sebagai Teknologi Web di PT Petrokimia Gresik

e. Pak Mualana (34 tahun) sebagai Guru di SMK N 1 Ngraho Bojonegoro

f. Andi Prasetya (16 tahun) sebagai Siswa SMK N 1 Ngraho Bojonegoro

2. Program Kunjungan Industri Sebagai model CSR PT Petrokimia Gresik.

Dalam kegiatan Kunjungan Industri ini perusahaan PT Petrokimia Gresik memiliki kesempatan untuk membuktikan bukan hanya sebagai perusahaan yang sangat peduli terhadap


(62)

dunia pendidikan terkait dengan pemberian informasi pengetahuan dasar bagi siswa/ mahasiswa sebagai bekal awal dalam upaya memahami dunia industri, namun perusahaan juga secara langsung dan stimulan dapat mengaplikasikan kegiatan

corporate social responbility (CSR) nya secara nyata melalui kesempatan bekerjasama dengan pihak institusi/perguruan dalam pemberian fasilitas bagi siswa maupun yang memerlukan sarana untuk melakukan praktek, magang bahkan perusahaan membuka kesempatan mereka untuk melakukan penelitian ataupun Tugas akhir/ skripsi. Adapun proses terjadinya kunjungan industri adalah:4

Proses terjadinya kegiatan kunjungan industri sebagai model CSR

1) Pengajuan proposal dari institusi pendidikan seiring kepentingan melakukan kunjungan industri di PT Petrokimia Gresik

2) Proses penyediaan waktu dan sarana yang di butuhkan untuk memenuhi permintaan kunjungan industri 3) Ada dua macam penanganan kunjungan industri 4) Bila terjadi persamaan waktu dengan perguruan lain

maka pihak perusahaan menghubungi untuk dapat di ubah jadwal kunjungan industri. bila tidak berbenturan dengan kunjungan industri lain maka proses akan mengarah dengan jawaban perusahaan

5) Pelaksanaan kunjungan industri di tentukan dengan memenuhi berbagai persyaratan/ketentuan perusahaan :

a. Kunjungan industri di laksanakan mulai jam 08.00 classroom di lanjutkan dengan plantour.

b. Kunjungan industri hanya boleh di lakukan mulai hari senin- kamis.

4

Hasil wawncara dengan Bapak syaiful Anshor, S.S sebagai staf humas perusahaan. Wawancara dilakukan pada hari senin, 14 April 2015 di ruang seroja PT Petrokimia Gresik pukul 08.00 WIB.


(63)

c. Batas maksimal jumlah kunjungan industri 80 orang terkait dengan kapasitas gedung penerimaan.

“penerimaan peserta kunjungan industri harus berdasarkan

prosedur yang ada di perusahaan, dan harus memenuhi persyaratan yang sudah di tetapkan oleh perusahaan”5 Berikut susunan acara yang ada di PT Petrokimia Gresik. Acara atau struktur kunjungan industri

1) Sambutan dari perusahaan kepada institusi yang berkunjung di PT Petrokimia Gresik

2) Sambutan dari institusi kepada perusahaan di PT Petrokimia Gresik

3) Memutar video company profile perusahaan kepada peserta kunjungan industri di PT Petrokimia Gresik 4) Memberikan materi tentang perusahaan PT Petrokimia

Gresik kepada peserta kunjungan industri.

5) Setelah memberikan materi di lanjutkan dengan sharring atau tanya jawab dari peserta kunjungan industri.

6) Setelah selesai classroom, selanjutnya perusahaan memberikan souvenir kepada pihak institusi dan pihak institusi memberikan kenang-kenangan kepada pihak perusahaan.

7) Yang TerakhirPenutupan mengajak plantour peserta kunjungan untuk mengetahui pabrik-pabrik di perusahaan PT Petrokimia Gresik.

”PT. Petrokimia Gresik merupakan suatu perusahan yang

berkaitan pada bidang pertanian mulai dari kebutuhan bibit, pupuk, dan lain sebagainya. Dengan adanya PT Petrokimia Gresik setidaknya memberikan sumbangsi kepada kalangan petani supaya hasil pertanian yang mereka lakukan akan mengalami peningkatan hasil yang di dukung dengan kualitas produk-produk yang mereka miliki tentunya dengan harga yang tidak merugikan pihak

petani”.6

Peserta kunjungan industri sangat tertarik untuk mengetahui kunjungan idustri sebagai berikut :7

5

Hasil wawncara dengan Bapak syaiful Anshor, S.S sebagai staf humas perusahaan. Wawancara dilakukan pada hari senin, 14 April 2015 di ruang seroja PT Petrokimia Gresik

6

Hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Anshor, S.S sebagai staf humas perusahaan. Wawancara dilakukan pada hari senin, 14 April 2015 di ruang seroja PT Petrokimia Gresik pukul 08.00 WIB.

7

Hasil wawancara dengan ibu Erna srbagai staf program kunjungan industri. Wawancara dilakukan pada hari senin, 14 april 2015 di ruang kerja.pukul 10.00


(64)

1. Efektifitas penyampain informasi yang sangat Educated People terhadap program PT Petrokimia Gresik yang membuat peserta kunjungan industri yang menjadikan dampak positif mereka motivasi untuk terjun kedunia Industri .

2. Program kunjungan Industri merupakan program wajib dunia pendidikan sehingga banyak ekspetasi yang dibawa masing-masing program perguruan tinggi untuk dapat terpenuhi didalam kunjungan industri.

3. Kunjungan industri sebagai alat penyebaran aplikasi perusahaan terhadap program CSR.

4. Daftar pertanyaan yang terstruktur dari perguruan sesuai dengan tingkat kebutuhan stakeholder.

5. Terciptanya dukungan Simbiosismutualisme antara peserta kunjungan industri dengan pihak perusahaan. 3. Kelebihan dan Kelemahan Kunjungan Industri sebagai

Model CSR dalam PT Petrokimia Gresik.

Perusahaan pasti akan memiliki kelebihan dalam melakukan program CSR di perusahaannya salah satunya adalah ingin mengembangkan program bagi semua dilapisan masyarakat. Hal ini dijelaskan oleh pihak CSR yang juga berperan penting dengan CSR di PT Petrokimia Gresik. pentingnya informasi ini seharusnya memang cepat untuk sampai ke pengunjung karena kita tahu pengunjung itu terdiri dari lapisan apa saja dari semua masyarakat termasuk dari anak-anak petani.

“Kegiatan CSR perusahaan yang senantiasa dari tahun ke tahun selalu di evaluasi demi tercapainnya hubungan yang seimbang dengan masyarakat. kalau berbicara CSR sebenarnya bukan pemenuhan materi saja tetapi juga memberikan Edukasi pengetahuan terutama yang terkait dengan lembaga pendidikan. melihat dari keberadaan CSR ini maka kebutuhan akan informasi juga sangat diperlukan. kunjungan industri ini merupakan bagian dari kegiatan CSR perusahaan karena masyarakat itu harus senantiasa diperbarui lagi tentang perusahaan ini sehingga


(65)

ketika mereka membicarakan tentang perusahaan mereka akan menjadi sebuah kesatuan. terkiat dengan kunjungan yang datang ini mahasiswa atau peserta kunjungan dari berbagai kalangan seluruh lapisan masyarakat ada yang berasal dari keluarga pegawai, petani dan distribtor dll, maka sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk memberikan informasi supaya ketika kita berbicara topik tentang PT Pertokimia Gresik itu yang menyangkut produk image atau corporate image akan tidak ada perbedaan lagi maka dari itu saya sangat mendukung kegiatan kunjungan industri ini demi tercapainya info yang seimbang ini salah satu cara perusahaan dengan masyarakat khususnya dengan lembaga pendidikan. serta mengharapkan dengan adanya kunjungan industri ini akan menjadi batu lompatan langkah awal dan tidak menutup kemungkinan kalau kunjungan ini pembuka hubungan lebih mendalam entah itu observasi, magang atau penelitian dengan lembaga atau institusi pendidikan tersebut, maka saya sangat mendukung dan mudah-mudahanan mereka puas karena sudah berkunjung di PT Petrokimia Gresik.8

Manfaat lainnya dari CSR yang diperoleh dalam mengikuti program kunjungan industri adalah:

“CSR merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan oleh perusahaan. Serta saya juga jelaskan bahwa tidak secara fisik tetapi juga secara Edukasi terlebih terkait dengan kunjungan industri, karena latar belakang peserta yang datang itu bisa jadi dari kalangan petani yang memiliki masalah yang belum terpecahkan terkait dengan jenis pupuk, harga dan perolehan pupuk. maka kita mengharapakan nantinya akan bisa menyampaikan informasi yang didapat dari kunjungan industri ini mampu untuk mewartakan atau menginformasikan dikalangan mereka sendiri yang bisa jadi dari kalangan petani dan mereka mampu menjelaskan apa yang didapat waktu Kunjungan Industri. jadi dari perusahaan dan peserta sama-sama memperoleh manfaat yang besar dari kegiatan kunjungan industri ini”. 9

8

Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat sebagai staf CSR PT Petrokimia Gresik. Wawancara dilakukan pada tanggal 8 agustus 2015 di ruang kerja pukul 09.00 wib.

9

Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat sebagai staf CSR PT Petrokimia Gresik. Wawancara dilakukan pada tanggal 8 agustus 2015 di ruang kerja pukul 09.00 wib.


(1)

90

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan, serta didasarkan pada analisis data penelitian tentang kunjungan industri sebagai CSR, maka dapat disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut:

1. Proses Kunjungan Industri di jadikan sebagai model Corporate Social Responbility (CSR) PT Petrokimia Gresik

a. masyarakat dan kalangan bisnis seharusnya merupakan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Yakni saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat, sehingga menjaga eksistensi bisnis mereka atau sustaining survival.

b. Sebagai motivasi untuk pembayaran pajak dengan bentuk lain yang menguntungkan yakni dengan memiliki CSR tidak perlu membayar pajak sebesar 100% (Tax reduction). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman Modal.

2. Kelebihan dan kelemahan Kunjungan Industri sebagai model CSR dalam PT Petrokimia Gresik


(2)

91

a. Kunjungan industri sebagai bentuk pemberdayaan kemasyarakatan adalah salah bentuk supaya masyarakat sekitar terpenuhi kebutuhannya dan supaya masyarakat bisa sejahtera dengan adanya program kunjungan industri. b. Proses Pembelajaran dalam Kunjungan Industri inti dari

kegiatan pemberdayaan yang bertujuan untuk mewujudkan perubahan adalah terwujudnya masyarakat mandiri yang terus menerus melakukan perubahan. Dengan kata lain, pemberdayaan harus didesain sebagai atau dengan kata lain, dalam upaya pemberdayan, harus terkandung upaya-upaya pembelajaran atau penyelengaraan pelatihan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka peneliti berharap semoga penelitian ini bermanfaat baik secara praktis maupun secara teoritis. Penelitian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan sebagai berikut:

1. Rekomendasi untuk PT Petrkomia Gresik dalam program CSR kunjungan industri

a. Meningkatkan intensitas kegiatan program penelitian partisipatif dan pemberdayaan terhadap masyarakat.


(3)

b. Meningkatkan intensitas monitoring dan controling secara berkala pada masyarakat.

c. Tetap menjalankan hubungan baik dengan media massa, baik media cetak dan elektronik untuk menyalurkan informasi kepada masyarakat secara luas mengenai perkembangan lingkungan yang terjadi pada saat ini.

d. Tetap memperluas jaringan stakeholders khususnya yang banyak memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan kampanye dan juga pemberdayaan kemasyarakatan.

2. Rekomendasi untuk peserta kunjugan industri dan Masyarakat a. Tetap mengikuti kegiatan pemberdayaan, pembinaan

ataupun pelatihan dari pemerintah ataupun program yang ada di .PT Petrkomia Gresik

b. Menciptakan inovasi baru terhadap pemberdayaan dan pembelajaran sehingga menciptakan peluang usaha baru di masyarakat sekitar.

c. Mengajak masyarakat lain untuk mengetahui bgaimana dunia kerja atau dunia perusahaan .

3. Rekomendasi untuk masyarakat luas

a. Mendukung program CSR yang memiliki unsur positif terhadap perubahan yang dilakukan oleh PT Petrokima Gresik.


(4)

93

b. Membantu dalam menyebarkan informasi berupa ajakan untuk turut serta dalam mensukseskan kegiatan kunjungan indutri dalam program CSR PT Petrokimia Gresik

4. Rekomendasi untuk peneliti

a. Diharapkan adanya penelurusan dan penelitian data lebih mendalam dengan cara observasi turut serta dalam kegiatan kunjungan industri yang dilakukan oleh program CSR PT Petrokimia Gresik. Peneliti diharapkan lebih komunikatif dalam menggali data pada subyek penelitian.

5. Rekomendasi untuk Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

a. Meningkatkan mutu fakultas dakwah dan ilmu komunikasi khususnya prodi ilmu komunikasi yang saat ini jurusan Ilmu Komunikasi sangat diminati oleh masyarakat luas. b. Meningkatkan fasilitas pendidikan yang diperlukan untuk

menunjang proses kegiatan perkuliahan oleh mahasiswa/i prodi ilmu komunikasi.


(5)

2009).

Lexy J. Moleong, 2006. Metode Penelitian Kualitatif ( Edisi Revisi ). Bandung: Remaja Rosda Karya

Lexy J.Moleong,metodologi pendiikan kualitatif(Bandung:Remaja Rosdakarya,2002)

Masri Singarimbun, dkk. , Metodologi Penelitian Survey, Cet I, (Jakarta: P3ES,1989)

Nasution,metode Research(jakarta:Bumi ksara,1996)

R.Wayne Pace, dkk. Komunikasi Organisasi; Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Mahasatya, 1998),

Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000) Taliziduhu Ndraha,Research Teori Metologi administrasi (jakarta:Bina aksara,1985) https://antoniuspatianom.wordpress.com/2009/07/19/corporate-social-responsibility-dan-community-develop

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan, diakses terakhir tanggal 10 Juni 2010.

Prof. Dr. Dwi Kartini, Corporate Social Responsibility, 2009, Refika Aditama


(6)