PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MENGGUNAKAN MEDIA BOTOL BLOOD STREAM MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V MI DARUN NAJAH SIDOARJO.

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MENGGUNAKAN MEDIA BOTOL BLOOD STREAM MATA PELAJARAN IPA

SISWA KELAS V MI DARUN NAJAH SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

SYIFA’UL UMMAH NIM. D97212110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Syifa’ul Ummah, Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah

Manusia Menggunakan Media Botol Blood Stream Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Darun Najah Sidoarjo

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya tingkat pemahaman siswa kelas V pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi sistem peredaran darah manusia dikarenakan guru dalam menyampaikan materi masih menggunakan metode ceramah dan penugasan. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik dan belum bisa mengaktifkan siswa. Sehingga siswa sulit dalam memahami pembelajaran yang mengakibatkan tingkat pemahaman siswa rendah. Maka perlu diterapkannya media pembelajaran yang meransang kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi secara utuh, salah satunya dengan penerapan media botol blood stream.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pengunaan media botol blood stream dalam pembelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas V di MI Darun Najah Sidoarjo, (2) Mengetahui peningkatan pemahaman materi sistem peredaran darah manusia melalui pengunaan media botol blood stream mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di MI Darun Najah Sidoarjo.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Model PTK yang digunakan yaitu Kurt Lewin, dimana satu siklus terdiri dari empat tahapan, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Adapun data yang diperoleh dianalisis menggunakan dua cara, yaitu: data kualitatif dianalisis secara deskriptif sedangkan data kuantitatif dianalisis menggunakan rumus statistik sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan media botol blood stream berjalan dengan baik dan mengalami perbaikan-perbaikan pada setiap siklusnya. Terbukti dari hasil observasi dapat dilihat aktivitas siswa mengalami peningkatan dari 67,5 pada siklus I menjadi 90 pada siklus II. Sedangkan aktivitas guru pada siklus I sebesar 65,38 mengalami peningkatan menjadi 87,5 pada siklu II, (2) Pemahaman siswa meningkat dari rata-rata siswa pada pra siklus 71,15 menjadi 76,92 pada siklus I kemudian menjadi 85,76 pada siklus II yang secara klasikal sudah memenuhi kriteria indikator kinerja sebesar 85. Begitu pula dengan ketuntasan belajar siswa dari 35,89% pada pra siklus menjadi 46,15% pada siklus I kemudian pada siklus II menjadi 82,05%.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tindakan yang Dipilih ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 6


(8)

F. Manfaat atau Signifikansi Penelitian ... 8

G.Definisi Operasional ... 9

H.Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 12

A.Pemahaman ... 12

1. Pengertian Pemahaman ... 12

2. Tingkatan-tingkatan dalam Pemahaman ... 13

3. Jenis Pemahaman ... 14

4. Evaluasi Pemahaman ... 17

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 22

B.Media Botol Blood Stream ... 27

1. Pengantar Media ... 27

2. Media Botol Blood Stream ... 32

3. Kekurangan dan Kelebihan Media Botol Blood Stream ... 36

C.Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 36

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 36

2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 37

3. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 38

4. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 38

5. Sistem Peredaran Darah Manusia... 40

D.Peningkatan Pemahaman Siswa Mata Pelajaran IPA Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Melalui Media Botol Blood Stream ... 46

BAB III : METODE DAN RENCANA PENELITIAN ... 48

A.Metode Penelitian ... 48

B.Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 50

C.Variabel yang Diselidiki ... 51

D.Rencana Tindakan ... 52


(9)

F. Analisis Data ... 69

G.Indikator Kinerja ... 72

H.Tim Peneliti dan Tugasnya ... 73

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75

A.Hasil Penelitian ... 75

1. Hasil Penelitian Kegiatan Pra Tindakan/Pra Siklus ... 75

2. Hasil Penelitian Tindakan/Siklus ... 77

B. Pembahasan ... 88

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 95

A.Kesimpulan ... 95

B.Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar dengan belajar IPA. IPA juga merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan memiliki sifat ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan pemahaman untuk mengembangkan kompetensi siswa agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA merupakan suatu wahana untuk mengembangkan siswa berpikir rasional dan ilmiah. Pembelajaran IPA dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitar. Siswa wajib untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam terutama siswa Sekolah Dasar.

Pelajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Guru diharuskan menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan


(11)

2

menggunakan metode, media atau alat peraga dan strategi belajar yang tepat. Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan selain dengan penggunaan metode dan strategi yang tepat, guru juga harus mampu memahami karakteristik siswa dan memberikan rangsangan kepada siswa agar bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa SD, ide-ide dan konsep-konsep harus disederhanakan sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi atau sudah pernah dialami. Siswa mendapatkan pengetahuan melalui praktik, meneliti secara langsung, dan bereksperimen terhadap objek-objek yang akan dipelajari, sehingga pembelajaran akan lebih bermanfaat dan efektif.

Guru mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan metode yang bervariasi, pendekatan pembelajaran yang tepat, dan media pembelajaran yang relevan dengan materi IPA yang akan diajarkan. Siswa belajar IPA dengan mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga siswa akan merasa tertarik dan dapat memperkuat kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor serta tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat tercapai. Bentuk program pendidikan IPA di Sekolah Dasar kini menempatkan siswa sebagai pembangun pengetahuan dari pengalamannya sendiri, baik melalui pengalaman mengerjakan sesuatu maupun berfikir. Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapakan adanya partisipasi


(12)

3

aktif dari seluruh siswa. Kegiatan belajar berpusat pada siswa, sedangkan guru sebagai motivator dan fasilitator, sehingga suasana kelas lebih hidup.

Berdasarkan observasi yang dilaksanakan peneliti di MI Darun Najah Klopo Sepuluh, Sukodono-Sidoarjo, menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang materi sistem peredaran darah masih rendah. Hal ini disebabkan karena rendahnya kemampuan siswa dalam menjelaskan proses peredaran darah manusia dan mengidentifikasi organ-organ dalam sistem peredaran darah, sehingga tidak semua siswa dapat mencapai KKM. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru IPA kelas V, dengan nilai yang diperoleh dari ke 39 siswa hanya 14 siswa yang mencapai KKM, sedangkan 25 siswa lainnya mendapat nilai dibawah KKM. Jika diprosentasikan, siswa kelas V MI Darun Najah Sidoarjo yang tidak tuntas KKM sebesar 64,10%.1

Terdapat beberapa alasan mengapa banyak siswa yang tidak tuntas KKM dalam mata pelajaran IPA. Salah satu alasannya yaitu siswa kurang memahami materi sistem peredaran darah, dan alasan mengapa siswa tidak memahami materi yaitu salah satunya karena media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik dan belum bisa mengaktifkan siswa. Itu artinya guru kurang kreatif dalam membuat media pembelajaran sehingga menyebabkan kegiatan pembelajaran berlangsung tidak efektif.

1

Hasil wawancara dengan Ibu Siti Lailatul Rizkiyah guru Mata Pelajaran IPA pada tanggal 5 Oktober 2015


(13)

4

Media pembelajaran itu sendiri merupakan alat pemusat perhatian. Jika guru mampu memusatkan perhatian siswa pada materi yang sedang diajarkan, maka proses pembelajaran akan berhasil. Namun perhatian mempunyai sifat sukar dikendalikan dalam waktu lama (difficult to switch off). Karena itu, perlu digunakan berbagai alat dan teknik untuk mengendalikan atau mengarahkan perhatian. Alat pengendali perhatian yang paling utama adalah media seperti gambar, ilustrasi, bagan warna warni, audio, video, alat peraga, penegas visual, penegas verbal, kecerahan, bentuk yang aneh, dll.2

Oleh karena itu, dalam meningkatkan pemahaman siswa, perlu diterapkan media pembelajaran yang menarik, kreatif dan aktif. Salah satunya adalah media pembelajaran yang berbasis visual3, yaitu objek atau benda tiruan dalam hal ini botol blood stream. Media ini dinilai sangat efektif dalam merangsang daya ingat serta pemahaman anak sehingga siswa dapat dengan mudah melihat, memahami dan mengingat serta menjelaskan kembali materi apa yang sudah diajarkan. Dengan demikian, siswa tidak akan terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan membosankan. Sehingga kegiatan pembelajaran IPA akan menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan dinantikan oleh setiap siswa.

2

Abdul Gafur, Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam Perencanaan

Pelaksanaan Pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm.19-20

3


(14)

5

Atas dasar permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melalukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul sebagai berikut: “Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Menggunakan Media Botol Blood Stream Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V MI Darun Najah Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Masalah mendasar dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan media botol blood stream pada materi sistem peredaran

darah manusia mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Darun Najah Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi peredaran darah manusia dengan

menggunakan media blood stream mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Darun Najah Sidoarjo?

C. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tindakan yang dipilih oleh peneliti adalah diterapkannya media botol blood stream untuk meningkatkan pemahaman materi sistem peredaran darah manusia mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Darun Najah Sidoarjo.


(15)

6

Dengan diterapkannya media botol blood stream tersebut siswa

diharapkan dapat menjelaskan sistem peredaran darah manusia dan mengidentifikasi organ dalam peredaran darah manusia secara lisan maupun secara tulis.

Penggunaan media botol blood stream ini tepat sekali digunakan dalam pembelajaran IPA, khususnya dalam meningkatkan pemahaman siswa. Karena

dengan menggunakan media botol blood stream, siswa akan lebih mudah

memahami suatu pesan/informasi yang ada pada media botol blood stream tersebut. Melalui media botol blood stream ini pula siswa juga dapat memperkuat daya ingatnya tentang materi sistem peredaran darah manusia.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dengan mengunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis susun di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui pengunaan media botol blood stream dalam pembelajaran

IPA materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas V di MI Darun Najah Sidoarjo.


(16)

7

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi sistem peredaran darah manusia melalui pengunaan media botol blood stream mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di MI Darun Najah Sidoarjo.

E. Lingkup Penelitian

1. Subjek yang diteliti difokuskan pada siswa kelas V MI Darun Najah Sidoarjo semester ganjil tahun ajaran 2015-2016.

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran IPA kelas V semester ganjil materi sistem peredaran darah manusia dengan menggunakan media botol blood stream.

3. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi organ peredaran darah manusia

Indikator : - Mengidentifikasi organ peredaran darah manusia

beserta cara kerjanya.

- Menjelaskan aktivitas yang terjadi dalam sistem peredaran darah manusia.


(17)

8

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga

Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari penggunaan media botol blood stream dalam proses belajar mengajar IPA, serta penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan memberikan kontribusi untuk lembaga atau institusi yang terkait.

2. Bagi Guru

Agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara efisien dan menciptakan suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.

3. Bagi Siswa

Siswa agar lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru, merasa senang dan dapat aktif dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA. 4. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan peniliti dalam menggunakan media botol blood stream dalam pembelajaran IPA khususnya materi tentang sistem peredaran darah manusia.


(18)

9

G. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Peningkatan Pemahamam Materi Sistem

Peredaran Darah Manusia Menggunakan Media Botol Blood Stream Mata

Pelajaran IPA Siswa Kelas V MI Darun Najah Sidoarjo”

1. Pemahaman

Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini adalah upaya untuk menambah nilai kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi organ peredaran darah manusia dan menjelaskan sistem peredaran darah manusia.

2. Mata Pelajaran IPA

Mata pelajaran IPA adalah suatu mata pelajaran yang diajarkan disemua jenjang pendidikan formal. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.


(19)

10

3. Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

Yaitu materi pelajaran IPA kelas V SD/MI Bab 3 tentang Darah yang meliputi organ peredaran darah dan sistem peredaran darah. Hal ini sesuai dengan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA 1.4 yaitu “Mengidentifikasi organ peredaran darah manusia”.

4. Media botol blood stream

Adalah alat peraga yang dimodifikasi atau yang berupa benda tiruan, dengan bentuk yang sengaja dirubah dari aslinya, seperti jantung yang dirubah atau diganti dengan botol, pembuluh nadi dirubah atau diganti dengan selang.

Dengan demikian, maksud dari judul ini adalah meningkatkan pemahaman siswa untuk mengidentifikasi organ peredaran darah dan menjelaskan sistem peredaran darah.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan selengkapnya dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang meliputi: (a) Latar Belakang Masalah, (b) Rumusan Masalah, (c) Tindakan yang dipilih, (d) Tujuan Penelitian, (e) Lingkup Penelitian, (f) Manfaat Penelitian, (g) Definisi Operasional, (h) Sistematika Pembahasan.


(20)

11

BAB II : Kajian Teori, yang meliputi: (a) Pemahaman, (b) Media Botol Blood Stream, (c) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), (d) Peningkatan Pemahaman SIswa Mata pelajaran IPA Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Melalui Media Botol Blood Sream.

BAB III : Metode dan Rencana Penelitian, yang meliputi: (a) Metode Penelitian, (b) Setting dan Subjek Penelitian, (c) Variabel yang diselidiki, (d) Rencana Tindakan, (e) Data dan Teknik Pengumpulan Data, (f) Analisis Data, (g) Indikator Kinerja, (h) Tim Peneliti dan Tugasnya.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang meliputi: (a) Hasil Penelitian per Siklus, (b) Pembahasan Hasil Temuan Tindakan.


(21)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Beberapa pengertian tentang pemahaman telah diungkapkan oleh para ahli, menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan oleh guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.4

Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.5

4

Nana Sudjana. Penilaian hasil proses belajar mengajar, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1995),

hlm. 24

5

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT. Remaja


(22)

13

Di dalam ranah kognitif menunjukkan tingkatan-tingkatan kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Dapat dikatakan bahwa pemahaman tingkatannya lebih tinggi dari sekedar pengetahuan. Definisi pemahaman menurut Anas Sudijono adalah "kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.6

2. Tingkatan-tingkatan dalam Pemahaman.

Pemahaman merupakan salah satu patokan kompetensi yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran, setiap individu siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami apa yang ida pelajari. Ada yang mampu memahami materi secara menyeluruh dan ada pula yang sama sekali tidak dapat mengambil makna dari apa yang telah dia pelajari, sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Untuk itulah terdapat tingkatan-tingkatan dalam memahami.

Kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat kepekaan dan derajat penyerapan materi dapat dijabarkan kedalam tiga tingkatan, yaitu:7

6 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996),

cet. ke-4, hlm. 50

7


(23)

14

a. Menerjemahkan

Pengertian menerjemahkan bisa diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.

b. Menafsirkan

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang diperoleh berikutnya, serta membedakan yang pokok dan tidak pokok dalam pembahasan.

c. Mengekstrapolasi

Ekstrapolasi menurut kemampuan intelektual yang lebih tinggi karena seorang dituntut untuk bisa melihat sesuatu dibalik yang tertulis. Membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

3. Jenis Pemahaman

Ada empat jenis pemahaman yang sering diketahui dari berbagai sumber referensi yaitu:


(24)

15

a. Pemahaman literal

Menurut Syafi’i dalam Samsu Somadyo (2011) menyatakan bahwa8, pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini diperoleh dengan memahami arti kata, kaliamt dan paragraf dalam konteks bacaan. Untuk membangun pemahaman literal ini dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan arahan dengan beberapa kata tanya, yaitu siapa, apa, kapan, bagaimana, dan mengapa.

Senada dengan pendapat diatas, Burns mengatakan bahwa pemahaman literal adalah pemahaman yang difokuskan pada bagian-bagian yang langsung tertulis pada bacaan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

b. Pemahaman interpretatif

Menurut Syafi’i dalam Samsu Somadyo (2011) mengatakan bahwa9 pemahaman interpretatif adalah pemahaman terhadap apa yang dimaksud oleh penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini meliputi kegiatan-kegiatan penalaran sebagai berikut:

1) Menarik kesimpulan 2) Mebuat generalisasi

3) Memahami hubungan sebab akibat

8

Samsu Somadyo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011),

hlm. 20

9


(25)

16

4) Membuat perbandingan-perbandingan

5) Menumukan hubungan baru antara fakta yang disebut dalam bacaan. c. Pemahaman kritis

Menurut Syafi’i dalam Samsu Somadyo (2011)10 menyatakan bahwa pemahaman kritis adalah pemahaman yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pemahaman interpretatif. Proses pemahaman kritis melampaui pemahaman interpretatif, artinya dalam pemahaman interpretatif, penalaran yang dilakukan masih berada dalam lingkup memahami apa yang dikemukakan oleh penulis. Sedangkan dalam pemehaman kritis, disamping memahami apa yang ditulis juga memberikan reaksi secara personal berupa pertimbangan-pertimbangan penilaian terhadap kualitas, ketepatan, dan ketelitian, serta masuk akal.

d. Pemahaman kreatif

Safi’i mengatakan bahwa pemahaman kreatif adalah pemahaman yang paling tinggi tingkatannya. Dalam proses pemahaman kreatif ini pertama-tama harus memahami bacaan secara literal, kemudian mencoba menginterprestasikan dan memberikan reaksinya berupa penialaian, selanjutnya mengembangkan pemikiran-pemikirannya sendiri untuk memberntuk gagasan baru, mengembangkan wawasan baru, pendekatan

10

Samsu Somadyo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011),


(26)

17

baru, serta pola pikir , kemudian secara kreatif menciptakan sesuatu baik yang bersifat konseptual maupun praktis.11

4. Evaluasi Pemahaman

Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat siswa belajar, tentu menuntut adanya kegiatan evaluasi. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam mecapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. penilaian pada proses menjadi seyogyanya diprioritaskan oleh seorang guru. Agar penilaian tidak hanya nerorientasi pada hasil, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang diklarifikasikan menjadi tiga ranah-ranah yaitu:12

a. Ranah kognitif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. b. Ranah Afektif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan

dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. c. Ranah Psikomotor, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin

Pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl mengenalkan kerangka konsep kemampuan berfikir yang dinamakan

11 Ibid, hlm. 21-23

12


(27)

18

Taxonomy Bloom. Tujuan pendidikan oleh Bloom dibagi menjadi tiga

domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif,

afektif dan psikomotorik.13 a. Ranah Kognitif

Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi yang meliputi 6 tingkatan antara lain:

1) Pengetahuan (knowledge)

Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari,

2) Pemahaman (Comprehension)

Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan memahami materi tertentu.

3) Penerapan (Aplication)

Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata atau kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru.

13

http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/766_1-TaksonomiBloomRetno-ok-mima.pdf


(28)

19

4) Analisa ( Analysis)

Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom tentang ranah (domain) kognitif. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya.

5) Sintesis (Synthesis)

Level kelima adalah sintesis yang dimaknai sebagai kemampuan untuk memproduksi.

6) Evaluasi (Evaluation)

Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah evaluasi. Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai ‘manfaat’ suatu benda/hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas.

b. Ranah Afektif

Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks :

1) Penerimaan (Receiving)

Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat


(29)

20

hasil belajar terendah dalam domain afektif. Dan kemampuan untuk menunjukkan atensi dan penghargaan terhadap orang lain.

2) Responsive (Responding)

Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik. Kemampuan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera bereaksi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian.

3) Nilai yang dianut (Value)

Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan

4) Organisasi (Organization)

Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.

5) Karakterisasi (characterization)

Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan.


(30)

21

c. Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit.

1) Peniruan

Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.

2) Manipulasi

Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti

pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.


(31)

22

Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.

4) Artikulasi

Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.

5) Pengalamiahan

Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Pencapaian terhadap tujuan instruksional khusus (TIK) merupakan tolak ukur awal dari keberhasilan suatu pembelajaran. Secara prosedural, siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar ketika mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan, baik melalui tes-tes yang diberikan guru secara langsung dengan tanya jawab atau melalui tes sumatif dan tes formatif yang diadakan oleh lembaga pendidikan dengan baik. Kategori baik ini dilihat dengan tingkat ketercapaian KKM. Untuk itu pasti terdapat hal-hal yang melatarbelakangi keberhasilan belajar siswa.


(32)

23

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru sekaligus mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini tujuan yang dimaksud adalah pembuatan Tujuan Intruksional Khusus (TIK) oleh guru yang berpedoman pada Tujuan Instruksional Umum (TIU). Penulisan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini dinilai sangat penting dalam proses belajar mengajar, dengan alasan:14

1) Membatasi tugas dan menghilangkan segala kekaburan dan kesulitan di dalam pembelajaran.

2) Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian yang tepat dalam menetapkan kualitas dan efektifitas pengalaman belajar siswa.

3) Dapat membantu guru dalam menentukan strategi yang optimal untuk keberhasilan belajar.

14


(33)

24

4) Berfungsi sebagai rangkuman pelajaran yang akan diberikan sekaligus pedoman awal dalam belajar.

b. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan pada peserta didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Di dalam satu kelas peserta didik satu berbeda dengan lainnya, untuk itu setiap individu berbeda pula keberhasilan belajarnya.

Dalam keadaan yang demikian ini seorang guru dituntut untuk memberikan suatu pendekatan atau belajar yang sesuai dengan keadaan peserta didik, sehingga semua peserta didik akan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.15

c. Peserta didik

Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah untuk belajar bersama guru dan teman sebayanya. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda, bakat, minat, dan potensi yang berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas pasti terdiri dari peserta didik yang bervariasi karakteristik dan kepribadiannya.

Hal ini berakibat pada berbeda pula cara penyerapan materi atau tingkat pemahaman setiap peserta didik. Dengan demikian dapat diketahui

15

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,


(34)

25

bahwa peserta didik adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar skaligus hasil belajar atau pemahaman peserta didik.16

d. Kegiatan pengajaran

Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi anatara guru dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran ini merujuk pada proses pembelajaran yang diciptakan guru dan sangat dipengaruhi oleh bagaimana keterampilan guru dalam mengolah kelas. Komponen-komponen tersebut meliputi; pemilihan strategi pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar, pembawaan guru, dan sarana prasarana pendukung. Kesemuanya itu akan sangat menentukan kualitas belajar siswa. Di mana hal-hal tersebut jika dipilih dan digunakan secara tepat, maka akan menciptakan suasana belajar yang PAKEMI (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan dan Inovatif).

e. Suasana evaluasi

Keadaan kelas yang tenang, aman, dan disiplin juga berpengaruh terhadap tingkat pemahaman peserta didik pada materi (soal) ujian yang sedang mereka kerjakan. Hal itu berkaitan dengan konsentrasi dan kenyamanan siswa. Mempengaruhi bagaimana siswa memahami soal

16

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,


(35)

26

berarti pula mempengaruhi jawaban yang diberikan siswa. Jika hasil belajar siswa tinggi, maka tingkat keberhasilan proses belajar mengajar akan tinggi pula.

f. Bahan dan alat evaluasi

Bahan dan alat evaluasi adalah salah satu komponen yang terdapat dalam kurikulum yang diguanakan untuk mengukur pemahaman siswa. Alat evaluasi meliputi cara-cara dalam menyajikan bahan evaluasi, misalnya dengan memberikan butir soal bentuk benar-salah (true-false),

pilihan ganda (multiple-choice), menjodohkan (matching), melengkapi

(completation), dan essay. Dalam penggunaannya, guru tidak harus

memilih hanya satu alat evaluasi tetapi bisa menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi.

Penguasaan secara penuh (pemahaman) siswa tergantung pula pada bahan evaluasi atau soal yang diberikan guru kepada siswa. Jika siswa telah mampu mengerjakan atau menjawab bahan evaluasi dengan baik, maka siswa dapat dikatakan paham terhadap materi yang telah diberikan.

Faktor lain yang mempengaruhi pemahaman atau keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut:


(36)

27

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) meliputi: keadaan panca indra yang sehat tidak mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau perkembangan yang tidak sempurna.

2) Faktor psikologi, meliputi: keintelektualan (kecerdasan), minat, bakat, dan potensi prestasi yang dimiliki.

3) Faktor pematangan fisik atau psikis. b. Faktor eksternal (dari luar diri)

1) Faktor sosial meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kelompok, dan lingkungan masyarakat.

2) Faktor budaya meliputi: adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik meliputi: fasilitas rumah dan sekolah. 4) Faktor lingkungan spiritual (keagamaan).

B. Media Botol Blood Stream 1. Pengantar Media

a. Pengertian media pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

“tengah, perantara, atau pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah

wasail atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.17

17 Azhar Arsyad,


(37)

28

Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.18

Schramm mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.19

Dari beberapa pengertian media pembelajaran di atas, dapat dirumuskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

b. Tujuan penggunaan media pembelajaran

Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima informasi. Dengan demikian informasi akan lebih cepat dan mudah untuk diproses oleh peserta didik tanpa harus melalui proses yang panjang yang akan menjadikannya jenuh.

Terkait dengan proses pembelajaran IPA , dimana peserta didik akan dibekali atau belajar kemampuan menghafal dengan cara membaca secara berulang kali atau terus menerus untuk memperoleh kemampuan tersebut.

18 Fathurrohman,

Teknologi dan Media Pembelajaran, (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2008), hlm.

42

19 Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Kementerian Agama


(38)

29

Padahal berlatih berkesinambungan adalah hal yang membosankan, sehingga penggunaan media dalam proses pembelajaran IPA sangat membantu untuk tetap menjaga gairah belajar siswa.

c. Manfaat media pembelajaran

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar siswa antara lain:20

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik

3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga

4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru tetapi juga aktivitas lain.

d. Klasifikasi media pembelajaran

Klasifikasi berbagai jenis media perlu dipelajari agar dapat memilih media dengan tepat. Dari segi fungsinya yaitu sebagai alat bantu mengajar atau sebagai media yang digunakan untuk belajar sendiri tanpa bantuan guru.

20 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset, 2007),


(39)

30

Tabel 2.1

Klasifikasi Media Pembelajaran

No Kelompok Media Media Pembelajaran Alat Bantu Pengajaran

1. Audio (suara) -Audio tape -Telepon

-Intercom 2. Bahan cetak

(termasuk gambar/foto) -Teks Terprogram -Manual -Modul -Buku -Pedoman/petunjuk -Hand out -Papan tulis -Grafik -Transparansi -Peta -Globe 3. Gambar mati yang

diproyeksikan

-Slide, film strip (bisa disertasi

narasi/penjelasan)

-Slide

-Transparansi -Film strip 4. Audio-cetak

(kombinasi 1 dan 2)

-Lembaran kerja disertai tape -Peta/diagram disertai narasi -Lembaran kerja disertai tape -Peta/diagram disertai narasi 5. Audio visual yang

diproyeksikan

-Film strip diberi narasi -Sound-slide

-

6. Gambar bergerak -Film tanpa suara -Film tanpa suara 7. Gambar/ film

bersuara

-Film bersuara -Video-tape

-Audio-vision (video disertai alat peraga

-Film bersua video tape


(40)

31

benda nyata

8. Objek/benda -Benda nyata

-Model/tiruan benda

-Specimen -Benda nyata -Model/tiruan benda

9. Hubungan antar pribadi dan pengalaman langsung

(guru,teman,sejawat)

- -Permainan

-Simulasi -Kunjungan lapangan -Diskusi kelompok

10. Komputer Komputer Alat Bantu

Ajar (CAI) Internet Web Course Tool (WBCT)

-Komputer multimedia

e. Kriteria pemilihan media pembelajaran

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain:21

21


(41)

32

1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

2) Media yang dipilih hendaknya sesuai dengan materi yang akan disampaikan

3) Media yang dipilih hendaknya sesuai dengan kondisi audien (siswa)

4) Media yang dipilih hendaknya sesuai dengan ketersediaannya di sekolah

5) Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan pada siswa secara tepat dan berhasil guna

6) Biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

2. Media Botol Blood Stream

a. Pengertian media botol blood stream

Media botol blood stream yaitu media pembelajaran yang terdiri dari

beberapa botol yang dirangkai menyerupai organ peredaran darah manusia. Botol-botol ini berisi air yang diumpamakan darah yang mengalir seperti peredaran darah manusia.

Penyajian dengan menggunakan media botol blood stream sangat

menguntungkan untuk memberikan informasi visual karena siswa dapat dengan mudah mengetahui proses peredaran darah yang terjadi di dalam tubuhnya bukan hanya berkhayal namun ada gambaran jelasnya.


(42)

33

b. Alat-alat untuk membuat media botol blood stream

Alat-alat yang digunakan untuk membuat media botol blood stream,

yaitu:22

Bahan:

1) 6 botol plastik, terdiri dari 1 botol paru-paru (kana dan kiri), 4 botol jantung (serambi kanan dan kiri serta bilik kanan dan kiri), dan 1 botol jaringan tubuh

2) Selang pembuluh darah kurang lebih 3 meter. 3) 2 buah bolpoin pegas (bekas)

4) Papan triplek 40 x 60 cm 5) Pewarna merah secukupnya 6) 2 buah gotri kecil

Alat:

1) Pisau cutter

2) Solder

3) Lem silicon Rubber 4) Lem Alteco

5) Lem Castol 7) Busa karet

22


(43)

34

c. Langkah-langkah pembuatan

1) Siapkan alat-alat yang dibutuhkan.

2) Botol dilubangi bagian atas dan bawah menggunakan solder sesuai diameter selang

3) Siapkan triplek, lalu atur posisi 6 buah botol tersebut sesuai dengan gambar (terlampir)

4) Potong busa karet sebanyak 6 bagian sesuai ukuran. Rekatkan semua busa karet pada triplek menggunakan lem castol, lalu rekatkan semua botol pada busa karet (sebagai tumpuan)

5) Untuk membuat katub, potong bolpoin dan ambil isinya, sisakan pegas dan dudukannya. Masukkan gotri hingga gotri terkunci oleh per dan ujung ulir bolpoin. Sehingga gotri dan per akan selalu bergerak untuk membuka dan menutup ketika mendapat tekanan

6) Sambungkan botol satu dengan botol yang lain dengan selang. Alur penyambungan selang terdapat pada gambar (terlampir). Tambahkan

lem alteco di penyambung selang jika terasa longgar

7) Pasang katub dari bolpoin di antara bilik dan serambi, seperti gambar

(terlampir)

8) Pastikan setiap sambungan benar-benar kedap udara dengan menambahkan lem silicon rubber di sekitar sambungan selang


(44)

35

10)Campurkan air dengan pewarna merah, lalu masukkan air (darah) tersebut ke alat melalui bagian “paru-paru” atau “tubuh”

d. Cara kerja alat

1) Pada saat bilik kiri jantung ditekan, air akan mengalir dari bilik kiri ke seluruh tubuh melalui pembuluh nadi, kemudian menuju ke serambi kanan melalui pembuluh balik. Pada saat ditekan, air dari bilik kiri tidak bisa kembali/bercampur ke serambi kiri, pada saat ditekan katub akan menutup dan pada saat dilepas air akan turun dari serambi ke bilik kiri.

2) Hal yang sama terjadi jika bilik kanan ditekan. Air akan mengalir dari bilik kanan ke paru-paru melalui pembuluh nadi paru-paru. Kemudian menuju serambi kiri melalui pembuluh balik paru-paru. Pada saat bilik kanan ditekan, air dari bilik kanan tidak bisa kembali/bercampur ke serambi kiri. Karena fungsi kerja katub.

3) Dalam alat ini, ketika salah satu bilik ditekan akan terjadi simulasi proses peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan seluruh tubuh. Seluruh botol terhubung dengan selang (sebagai pembuluh darah) dan katub bekerja dalam waktu bersamaan meskipun hanya satu bilik yang ditekan. Sehingga air (darah) bersirkulasi layaknya sistem peredaran darah manusia.


(45)

36

3. Kelebihan dan kekurangan media botol blood stream a. Kelebihan

1) Lebih menarik perhatian siswa.

2) Siswa tidak mudah bosan sehingga dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

3) Media botol blood stream yang telah digunakan dapat disimpan

dengan baik, dan dapat dipakai lagi berulang-ulang. 4) Dapat mempermudah mengingat suatu materi pelajaran. 5) Dapat diletakkan dimana saja sehingga dapat dilihat kembali. 6) Dapat digunakan di dalam ruangan atau luar ruangan.

7) Menghemat waktu guru untuk tidak menulis di papan tulis. 8) Sesuai untuk pembelajaran dalam kelas besar.

b. Kekurangan

1) Membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih untuk mempersiapkan media dalam melaksanakan pembelajaran.

2) Terbatasnya keahlian dalam membuat media pembelajaran tersebut.

C. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa Inggris “science”. Kata “science


(46)

37

sendiri berasal dari kata dalam bahasa latin “scientia” yang berarti saya tahu.

“science” terdiri dari sosial sciences (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan natural science (Ilmu Pengetahuan Alam). Namun, dalam perkembangannya science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja, walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan pembahasan sains yang salah kaprah dan berarti natural science.

IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indra maupun yang tidak dapat diamati dengan indra. IPA adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati.

IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan percobaan serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.23

2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk

23


(47)

38

menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset) pada umumnya yang lazim disebut metode ilmiah.24

3. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.25

4. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:

24 Ibid, hlm. 137

25


(48)

39

a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa b. Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah

c. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi

d. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Merujuk pada hakikat IPA sebagaimana dijelaskan di atas, maka nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain sebagai berikut:26

a. Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah.

b. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat percobaan untuk memecahkan masalah.

c. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan.

Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu, yaitu:

a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap

b. Menanamkan sikap hidup ilmiah

26 Trianto,


(49)

40

c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan

d. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya

e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.

5. Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

a. Organ Peredaran Darah Manusia dan Cara Kerjanya 1) Jantung

Sebenarnya, jantung termasuk pembuluh darah, tetapi mempunyai fungsi khusus. Fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, jantung mengalami perubahan bentuk, disesuaikan dengan fungsi khususnya tersebut.27

Jantung manusia berjumlah satu buah. Ukurannya sebesar kepalan tangan orang yang bersangkutan dan berbentuk kerucut terbalik. Pada orang dewasa, berat jantung kurang lebih 300 g. Jantung terletak di rongga dada agak ke kiri.

Jantung manusia terdiri atas empat ruang yang terpisah secara sempurna, yaitu dua serambi (kiri dan kanan) dan dua bilik (kiri dan kanan). Serambi adalah ruang untuk menerima dan menampung darah

27


(50)

41

yang masuk ke dalam jantung. Bilik adalah ruang untuk menampung darah yang akan dipompakan ke seluruh tubuh.

Bagian jantung yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh adalah bilik. Bilik mempunyai dinding yang tebal. Serambi berfungsi memompa darah masuk ke bilik. Dinding serambi lebih tipis dari pada dinding bilik.

Untuk menjaga agar aliran darah hanya bergerak ke satu arah, maka di antara bilik dan serambi terdapat klep (katup). Katup tersebut dapat mencegah darah kembali lagi ke serambi bila telah masuk ke dalam bilik.

Gambar 1 Bagian-Bagian Jantung

Ruang jantung sebelah kiri terisi darah yang mengandung oksigen (darah bersih). Ruang jantung sebelah kanan terisi darah yang mengandung karbondioksida (darah kotor). Darah bersih yang ada di dalam bilik kiri, dipompa menuju ke seluruh tubuh. Setelah terjadi pertukaran zat di jaringan tubuh, darah kembali ke jantung dan masuk


(51)

42

ke dalam serambi kanan. Pertukaran zat di sini adalah oksigen dan zat makanan diberikan ke jaringan, sedangkan karbondioksida dan zat-zat sisa diambil. Selanjutnya, darah di dalam serambi kanan dipompa ke dalam bilik kanan. Darah yang ada di dalam bilik kanan kemudian dipompa ke paru-paru. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas. Oksigen diambil, sedangkan karbondioksida dan zat sisa (misalnya, air) dikeluarkan.

Darah yang keluar dari paru-paru menjadi berisi banyak oksigen. Darah tersebut kemudian kembali ke jantung, masuk ke dalam serambi kiri, lalu dipompakan ke dalam bilik kiri. Begitu seterusnya.

Cara Kerja Jantung, sebagai berikut:

a) Serambi mengembang, darah dari pembuluh balik terisap masuk ke dalam serambi

b) Serambi menguncup, bilik mengembang, darah dari serambi dipompa masuk ke dalam bilik. Darah yang ada di dalam serambi tidak dapat kembali ke dalam pembuluh balik karena adanya klep pada pembuluh balik. Hal inilah yang menyebabkan arah aliran darah selalu menuju ke bilik.

c) Bilik menguncup, darah tidak dapat kembali ke serambi karena adanya klep di antara serambi dan bilik. Darah hanya mengalir ke dalam pembuluh nadi, dan seterusnya.


(52)

43

2) Pembuluh Darah

Pembuluh darah adalah saluran pengaliran darah. Berdasarkan aliran darahnya, pembuluh darah dibedakan menjadi dua, yaitu pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena). Arteri memiliki arah aliran darah dari jantung, sedangkan vena memiliki arah aliran darah menuju ke jantung.28

Arteri selalu berdenyut karena menerima dan meneruskan denyut jantung. Oleh karena itu, jumlah denyut jantung per menit dapat dihitung dengan mengukur jumlah denyut arteri (denyut nadi) permenit. Berdasarkan ukurannya, arteri dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Berturut-turut dari yang terbesar sampai yang terkecil, yaitu aorta, arteriol, dan kapiler. Sementara itu, vena dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Berturut-turut dari yang terkecil sampai yang terbesar, yaitu venula dan vena cava. Ukuran venula hampir sama dengan kapiler. Arteri dan vena memiliki perbedaan seperti ditunjukkan pada tabel berikut!

28


(53)

44

Tabel 2.2

Perbedaan antara Arteri dengan Vena

No Arteri Vena

1. Terletak jauh dari permukaan kulit Terletak dekat permukaan kulit sehingga tampak dari luar

2 Dindingnya tebal, kuat, dan elastis Dinding pembuluh tipis dan tidak elastis

3 Arah aliran darah dari jantung Arah aliran darah menuju ke jantung 4 Berdenyut seirama dengan denyut

jantung

Tidak berdenyut 5 Klep hanya satu, yaitu di pangkal

arteri di dekat jantung

Terdapat klep di sepanjang vena 6 Umumnya, berisi darah yang banyak

mengandung O2, kecuali arteri paru-paru

Umumnya, berisi darah yang banyak mengandung CO2, kecuali vena paru-paru

7 Bila terputus, darah memancar dan berbuih, darah berwarna merah muda

Bila terputus, darah mengalir meleleh, darah berwarna gelap

b. Sistem Peredaran Darah Manusia

Peredaran darah manusia disebut peredaran darah tertutup. Dikatakan demikian, karena darah dalam tubuh manusia selalu beredar di dalam pembuluh darah. Peredaran darah adalah pergerakan darah ke seluruh tubuh. Peredaran darah kita ada dua macam, yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.29

29


(54)

45

Jantung Paru-paru Jantung

Jantung Seluruh Tubuh Jantung (Selain paru-paru)

1) Peredaran Darah Kecil

Dalam peredaran darah kecil, darah dari bilik kanan jantung dipompa keluar menuju ke paru-paru untuk melepaskan CO2. Di dalam paru-paru, darah tersebut lalu mengangkut O2. Darah yang mengangkut O2 itu selanjutnya dipompa menuju serambi kiri lalu ke bilik kiri jantung.

2) Peredaran Darah Besar

Dalam peredaran darah besar, darah dari bilik kiri jantung dipompa ke seluruh tubuh (selain paru-paru) untuk melepaskan O2 ke sel-sel seluruh tubuh. Setelah melepas O2, darah dipompa kembali ke serambi

kanan lalu ke bilik kanan jantung sambil mengangkut CO2. Alat atau organ tubuh yang berperan penting dalam proses peredaran darah adalah jantung dan pembuluh darah. Jantung-Seluruh tubuh-Jantung (selain paru-paru)


(55)

46

D. Peningkatan Pemahaman Siswa Mata Pelajaran IPA Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Melalui Media Botol Blood Stream

Peningkatan pemahaman siswa materi sistem peredaran darah manusia mata pelajaran IPA menggunakan media botol blood stream merupakan sebuah

usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa. Dimana siswa diberikan sebuah media yang menuntut siswa untuk aktif dan disajikan menyenangkan. Pembelajaran di kelas dianggap efektif apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai. Efektif saat pembelajaran berlangsung berarti perhatian siswa hanya tertuju pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan, salah satu caranya adalah dengan menyesuaikan karakteristik peserta didik. Anak usia SD/MI cenderung lebih menyukai pembelajaran yang berbau permainan dan sesuatu yang bersifat unik. Terutama untuk mata pelajaran yang dianggap sulit seperti IPA materi sistem peredaran darah.

Salah satu media untuk materi sistem peredarandarah manusia kelas V SD/MI adalah media botol blood stream. Media ini disajikan dengan menarik dan

dianggap unik. Untuk itu, media ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa sehingga informasi yang akan disampaikan dapat diserap dengan baik dan pemahaman siswa terhadap materi samakin meningkat. Jika pemahaman siswa meningkat maka akan berpengaruh baik pada hasil belajarnya.


(56)

47

Penelitian terdahulu yang membahas penerapan media botol blood stream dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan oleh Fransina TH. Nomleni dan James E. Merukh mahasiswa Universitas Kristen Artha Wacana Kupang pada tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga dari Bahan Bekas tentang Sistem Peredaran Darah pada Manusia Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Kota Kupang Tahun Ajaran 2014/2015”. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelas yang pembelajarannya tidak menggunakan media alat peraga (kelas kontrol MIA 4) jumlah siswa yang mencapai KKM ≥70 berjumlah 11 orang siswa atau 33%, sedangkan yang tidak mencapai KKM berjumlah 20 orang siswa atau 67%. Pada kelas yang diajarkan dengan bantuan alat peraga tentang sistem peredaran darah (kelas eksperimen XI MIA 3) jumlah siswa yang mencapai KKM ≥70 mencapai 31 orang siswa atau 100 %.


(57)

48

BAB III

METODE DAN RENCANA PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang berjudul: “Peningkatan Pemahaman Materi Sistem

Peredaran Darah Manusia Menggunakan Media Botol Blood Stream Mata

Pelajaran IPA Kelas V MI Darun Najah Klopo Sepuluh, Sukodono-Sidoarjo” ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bermakna penelitian yang didesain untuk membantu guru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelasnya. Informasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan yang bijak tentang metode atau media yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran demi peningkatan profesionalisme guru, prestasi siswa, kelas, sekolah secara keseluruhan.

Penelitian Tindakan Kelas ini memadukan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa.30 Penelitian kualitatif juga merupakan

penelitian yang menghasilkan data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tantang suasana pembelajaran. Data ini berupa

30


(58)

49

lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan aktivitas guru, wawancara pada beberapa siswa dan guru kolaborasi. Termasuk penelitian kualitatif karena peneliti sendiri yang menjadi instrumen utama, terjun ke lapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui pengamatan dan wawancara. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan model Kurt Lewin. Yang menyatakan bahwa satu siklus terdiri dari empat

langkah pokok yaitu:31

1. Planning (perencanaan)

2. Acting (tindakan)

3. Observing (observasi)

4. Reflecting (refleksi)

31 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD,SLB, TK, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2009), hlm. 21


(59)

50

Gambar 2 Siklus PTK Menurut Kurt Lewin

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, dan subjek penelitian.

a. Tempat penelitian

Tempat penelitian atau lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Darun Najah Sidoarjo.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu tanggal 20 April 2016 dan 3 Mei 2016. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender

SIKLUS I

SIKLUS II

Observasi

Refleksi

Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Perencanaan Tindakan Ulang Observasi

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan


(60)

51

akademik Madrasah, karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

c. Siklus PTK

Penelitian ini direncanakan menggunakan dua siklus, setiap siklus

dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan

(action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Melalui

kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan pemahaman siswa materi

sistem peredaran darah pada mata pelajaran IPA dengan media botol blood

stream.

2. Subjek penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Darun Najah Sidoarjo tahun ajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa sebanyak 39 siswa, yang terdiri dari 26 siswa laki-laki dan 13 siswi perempuan.

C. Variable yang Diteliti

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab pemasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Variabel Input: Siswa kelas V MI Darun Najah Sidoarjo.


(61)

52

3. Variabel Output: Peningkatan pemahaman mata pelajaran IPA materi sistem

peredaran darah manusia.

D. Rencana Tindakan

Model penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah modal Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas

empat langkah pokok yaitu: (1) Perencanaan (Planning), (2) Tindakan (Action),

(3) Pengamatan (Observation), dan (4) Refleksi (Reflection).

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan berupa:

1. Rencana tindakan

Dalam tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan perencanaan antara lain sebagai berikut:

a. Persiapan pelaksanaan PTK

Dalam hal ini peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi untuk melaksanakan penelitian tindakan.

b. Persiapan partisipan

Memberikan simulasi kepada guru tentang penyelenggaraan dan melakukan konsolidasi dengan guru tentang cara melakukan penelitian dan job description. Persiapannya meliputi:

1) Menyusun instrumen dan scenario penelitian


(62)

53

3) Menyiapkan lembar observasi dan berbagai instrument pengumpulan

data yang akan digunakan dalam penelitian

4) Menyiapkan media dan sumber belajar yang digunakan dalam

penelitian

5) Menyiapkan alat evaluasi

2. Pelaksanaan

Penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin dan direncanakan menggunakan dua siklus. Pada masing-masing siklus terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan tindakan

c. Pengamatan atau observasi

d. Refleksi

Secara umum, berikut adalah table pokok-pokok rencana tindakan pada tiap siklus yang akan dilaksanakan oleh peneliti:

Siklus I

1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus I berdasarkan identifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah.


(63)

54

a. Menyusun RPP

b. Membuat jadwal kunjungan kelas

c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas

d. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran

e. Menyiapkan instrumen penilaian

f. Menyiapkan lembar kerja siswa

g. Mengembangkan format observasi

2. Pelaksanaan Tindakan

Jabaran tindakan yang akan dilaksanakan, skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan ditetapkan. Pelaksanaan tindakan juga merupakan tahap implementasi tindakan dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan, artinya tindakan yang dilaksanakan relevan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

Pada siklus I, penggunaan media botol blood stream

diimplementasikan paada kegiatan inti, yaitu:

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru secara singkat terkait materi.

b. Siswa melihat dan memperhatikan guru saat guru memberikan

contoh/simulasi tentang peredaran darah yang terjadi pada manusia


(64)

55

c. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Kemudian masing-masing

kelompok mendapat LKS untuk menjelaskan dalam bentuk tulisan mengenai prosesnya dan organ-organ di dalamnya.

d. Masing-masing kelompok mempresentasi hasil kerjanya.

e. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran

3. Observasi

Peneliti merekam berbagai peristiwa yang sesuai dengan fokus masalah dan mengambil foto kondisi siswa dan berbagai peristiwa yang terjadi.

Pada tahap pengamatan ini hal-hal yang diperhatikan yaitu sebagai berikut:

a. Situasi kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media botol

blood stream.

b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

c. Kekompakan siswa dalam bekerja kelompok.

d. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan

dengan darah.

4. Refleksi

Pada tahap pengamatan ini hal-hal yang diperhatikan yaitu sebagai berikut:


(65)

56

a. Mencatat kendala yang terjadi selama penerapan media pembelajaran

botol blood stream.

b. Melakukan diskusi dengan guru kolabolator untuk mengevaluasi

tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi efisiensi dan waktu dari setiap macam tindakan.

c. Melakukan dengan tindakan perbaikan sesuai hal evaluasi untuk

dilakukan siklus berikutnya.

d. Evaluasi tindakan pada siklus I

Siklus II

Perencanaan pada siklus II merupakan perbaikan berdasarkan identifikasi masalah pada pembelajaran siklus I. Kegiatan dalam siklus II yaitu:

1. Perencanaan

a. Memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.

b. Merancang media dan skenario kegiatan belajar mengajar dengan

menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c. Membuat alat dan pedoman observasi untuk menegetahui kinerja

peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan dan menetapkan indikator ketercapaian serta menyusun instrumen pengumpulan data.


(66)

57

d. Penyusunan evaluasi belajar peserta didik.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Siswa menyimak penjelasan guru terkait materi.

b. Siswa dibagi menjadi 19 kelompok, kemudian perwakilan kelompok

mempraktikkan penggunaan/penerapan media dibantu guru (praktik penggunaan media per 2 kelompok).

c. Masing-masing kelompok mengerjakan LK dari guru untuk

menjelaskan dalam bentuk tulisan mengenai prosesnya dan organ-organ di dalamnya.

d. Masing-masing kelompok mempresentasi hasil kerjanya.

e. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.

3. Observasi

Peneliti merekam berbagai peristiwa yang sesuai dengan fokus masalah dan mengambil foto kondisi siswa dan berbagai peristiwa yang terjadi terkait fokus penelitian. Peneliti juga meneliti apakah ada peningkatan pemahaman setelah perbaikan dari kegiatan pembelajaran.

4. Refleksi

Keberhasilan dari observasi dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang tidak memahami materi sesuai dengan indikator yang ditetapkan peneliti.


(67)

58

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam PTK adalah sebagai berikut:

a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang pemahaman siswa pada materi darah selama proses pembelajaran.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi media botol blood

stream dan peningkatan pemahaman siswa pada materi darah selama

proses pembelajaran

c. Teman sejawat/kolaborator

Teman sejawat/kolabolator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komperhensif, baik dari siswa maupun guru.

2. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, tes, non tes dan dokumentasi. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini.

a. Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun, seberapa


(68)

59

proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Dengan observasi, diharapkan gejala ketidakberhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut. Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini meliputi:

1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan media

botol blood stream (instrumen lembar observasi guru terlampir)

2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan media

botol blood stream (instrumen lembar observasi siswa terlampir)

Aspek yang diamati untuk diberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dalam kelompok meliputi:

1) Bertanggungjawab

Bertanggungjawab sangat penting dalam pembelajaran. Sikap bertanggungjawab ini dapat melatih siswa untuk menunjukkan keseriusan belajar terhadap suatu materi pembelajaran.

2) Kerjasama dengan anggota kelompok

Kerjasama yang baik atau kekompakan dalam setiap anggota kelompok sangat membantu terciptanya rasa antusias pada pembelajaran yang dilakukan.


(69)

60

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.32 Teknik

ini digunakan untuk memperoleh data tentang kendala siswa dalam belajar, hasil belajar siswa, media yang digunakan guru dalam pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah panduan wawancara. (Format panduan wawancara terlampir)

c. Tes

Tes hasil belajar belajar digunakan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan pemahaman siswa dalam materi darah dengan melihat nilai yang diperoleh siswa. Tes tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan media

botol blood stream.

Tes yang dimaksud adalah tes tulis. Tes tersebut akan dijadikan sebagai acuan tambahan untuk mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok diskusi untuk menyelesaikan tugas. Skor tes ini juga dijadikan penentu peningkatan pemahaman siswa dalam materi sistem perdaran darah, sehingga dapat mengetahui tingkat prestasi dan keaktifan siswa

32 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial


(70)

61

terhadap materi pelajaran IPA dengan menggunakan media botol blood

stream.

Instrumen yang digunakan adalah butir-butir soal tes peningkatan pemahaman mata pelajaran IPA. Adapun kisi-kisinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Mata Pelajaran : IPA Bentuk soal : Uraian

Kelas/Semester : V/I Jumlah soal : 5 butir

No Aspek yang Hendak Diukur

Indikator Bentuk

Penilaian

Teknik Penilaian

Instrumen Penilaian

1. Mengidentifikasi  Siswa dapat

mengidentifikasi organ dalam sistem

peredaran darah manusia beserta cara kerjanya.

Uraian Tes Tulis Butir Soal

(2 butir)

2. Menjelaskan  Siswa dapat

menjelaskan aktifitas yang terjadi pada organ dalam sistem peredaran darah manusia.

Uraian Tes Tulis Butir Soal


(71)

62

 Siswa dapat

menjelaskan sistem peredaran darah manusia.

Uraian Tes Tulis Butir Soal


(72)

63

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Siklus I

Mata Pelajaran : IPA Bentuk soal : Uraian

Kelas/Semester : V/I Jumlah soal : 5 butir

No Indikator Kompetensi

Indikator Butir Soal

Butir Soal Ranah Kunci

1. Mengidentifikasi

organ dalam sistem peredaran darah manusia beserta cara kerjanya.  Menuliskan organ dalam peredaran darah pada manusia.

1. Sebutkan organ dalam

sistem peredaran darah manusia!

C2  Jantung, terdiri dari serambi kanan dan serambi kiri,

bilik kanan dan bilik kiri.

 Pembuluh darah, terdiri dari arteri dan vena.

Kriteria Skor:

Skor 5: apabila siswa hanya menyebutkan organ dalam

peredaran darah manusia secara umum (jantung dan pembuluh darah saja).

Skor 10: apabila siswa menyebutkan organ dalam

peredaran darah kurang lengkap (misal: serambi kanan dan serambi kiri, bilik kanan dan bilik kiri,arteri dan vena).


(73)

64

Skor 15: apabila siswa menyebutkan organ dalam

peredaran darah secara lengkap sesuai kunci.

 Menuliskan

bagaiamana cara kerja organ dalam

peredaran darah manusia.

2. Jelaskan bagaimana

cara kerja jantung dalam sistem peredaran darah manusia!

C2 Cara kerja jantung, sebagai berikut:

a. Serambi mengembang, darah dari pembuluh balik

terisap masuk ke dalam serambi.

b. Serambi menguncup, bilik mengembang, darah dari

serambi dipompa masuk ke dalam bilik.

c. Bilik menguncup, darah tidak dapat kembali ke serambi

karena adanya klep di antara serambi dan bilik. Darah hanya mengalir ke dalam pembuluh nadi, dan seterusnya.

Kriteria Skor:

Skor 5: apabila siswa hanya menuliskan kurang dari 3 point

dan tidak lengkap


(74)

65

lengkap.

Skor 15: apabila siswa hanya menuliskan 1 point dengan

lengkap.

Skor 20: apabila siswa menuliskan 2 point dengan lengkap. Skor 25: apabila siswa menuliskan 3 point dengan lengkap.

2. Menjelaskan

aktivitas yang terjadi pada organ dalam sistem peredaran darah manusia.

 Menjelaskan

aktivitas yang terjadi pada jantung

3. Jelaskan 3 aktivitas

yang terjadi pada jantung!

C2  Pemompahan darah bersih di bilik kiri ke seluruh tubuh.

 Pertukaran zat, yaitu O2 dan zat makanan diberikan ke

jaringan, sedangkan CO2 dan zat-zat sisa diambil.

 Pemompahan darah di dalam serambi kanan ke dalam

bilik kanan kemudian dipompa ke paru-paru.

 Di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas. O2 diambil,

sedangkan CO2 dan zat sisa (misalnya, air) dikeluarkan.

 Darah yang keluar dari paru-paru yang banyak

mengandung O2 kemudian kembali ke jantung dan

masuk ke serambi kiri.

Kriteria Skor:


(75)

66

redaksi kalimat yang lengkap dan tepat.

Skor 10: apabila siswa menuliskan 2 aktivitas dengan

redaksi kalimat yang lengkap dan tepat.

Skor 15: apabila siswa menuliskan 3 aktivitas, namun

redaksi kalimatnya kurang lengkap dan kurang tepat.

Skor 20: apabila siswa menuliskan 3 aktivitas yang terjadi

pada jantung dengan redaksi kalimat yang lengkap dan tepat.


(1)

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang peningkatan pemahaman mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia menggunakan media botol blood stream pada siswa kelas V MI Darun Najah Sidoarjo, peneliti dapat mengambil kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang telah diajukan yakni sebagai berikut:

1. Penggunaan media botol blood stream pada siswa kelas V MI Darun Najah Sidoarjo telah dilaksanakan dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Terlihat dari hasil observasi aktivitas siswa, diperoleh prosentase sebesar 67,5 pada siklus I dan meningkat menjadi 90 pada siklus II. Sedangkan hasil observasi aktivitas guru diperoleh prosentase 65,38 pada siklus I dan meningkat menjadi 87,5 pada siklus II.

2. Terdapat peningkatan pemahaman pada materi sistem peredaran darah manusia mata pelajaran IPA kelas V MI Darun Najah Sidoarjo melalui penggunaan media botol blood stream. Nilai rata-rata kelas siswa meningkat dari pra siklus 71,15 menjadi 76,92 pada siklus I dan 85,76 pada siklus II.


(2)

96

dengan jumlah siswa tuntas yaitu 14 dari 39 siswa menjadi 46,15% (kurang) pada siklus I dengan jumlah siswa tuntas yaitu 18 dari 39 siswa dan siklus II sebesar 82,05% (sangat baik) dengan jumlah siswa tuntas yaitu 32 dari 39 siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, bahwa dengan menggunakan media botol blood stream cocok digunakan pada pembelajaranIPA materi sitem peredaran darah manusia, dapat meningkatkan pemahaman siswa. Oleh sebab itu, peneliti menyarankan, hendaknya guru sering menggunakan media dalam proses belajar mengajar terutama mata pelajaran IPA. Agar siswa dapat memahami materi saat proses belajar mengajar. Sehingga pemahaman siswa dapat meningkat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafur. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Ombak Anas Sudijono. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada

Arief Sadiman. 1984. Media Pendidikan. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada

Asnawir dan Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers Azhar Arsyad. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Dedy Mulyana. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Rosdakarya

Dimiyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jendral Pendidikan Islam,

Kementerian Agama Republik Indonesia. 2011 Materi Peningkatan Guru Pendidikan Agama Islam

Fathurrohman. 2008. Teknologi dan Media Pembelajaran. Surabaya: Dakwah Digital Press

Ivor K Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV Rajawali Pers

Lexy J.Meleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset

Ngalim Purwanto. 1997. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


(4)

Priyono dan Titik Sayekti. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Surakarta: Grahadi

Samsu Somadyo. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara

Wowo, Sunaryo K. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD,SLB, TK, Bandung:

CV. Yrama Widya

http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/766_1-TaksonomiBloomRetno-ok-mima.pdf diakses tanggal 07 April 2015


(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Syifa’ul Ummah

NIM : D97212110

Program Studi : PGMI

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Surabaya, 10 Juni 2016 Yang Membuat Pernyataan

Syifa’ul Ummah


(6)

RIWAYAT HIDUP

Syifa’ul Ummah dilahirkan di Sidoarjo pada tanggal 28 Mei 1994, anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Bapak Lasikan dan Ibu Faridah. Pendidikan Dasar telah ditempuh di MINU Durung Bedug dan tamat pada tahun 2006. Lalu melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di MTs.NU Durung Bedug selesai tahun 2009 dan diteruskan ke tingkat Sekolah Menengah Atas di MAN Sidoarjo dan lulus pada tahun 2012. Setelah itu melanjutkan pendidikannya di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.


Dokumen yang terkait

Visualisasi Sistem Peredaran Darah Manusia Pada Mata Pelajaran IPA-BIOLOGI Kelas XI.

0 3 5

PENGEMBANGAN MEDIA ELECTRIC BLOOD PADA PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA UNTUK Pengembangan Media Electric Blood pada Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Manusia untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.

0 5 11

PENGEMBANGAN MEDIA ELECTRIC BLOOD PADA PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIAUNTUK Pengembangan Media Electric Blood pada Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Manusia untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.

0 3 17

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI DAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V

0 0 14

Pengembangan media pembelajaran berbasis Microsoft Powerpoint mata pelajaran IPA materi Peredaran Darah Manusia untuk siswa kelas V SD Kanisisus Jetisdepok.

0 1 266

Pengembangan media kartu domino modifikasi mata pelajaran IPA materi alat peredaran darah pada manusia kelas V SD Negeri Condongcatur.

0 0 2

Pengembangan media pembelajaran berbasis Microsoft Powerpoint mata pelajaran IPA materi Peredaran Darah Manusia untuk siswa kelas V SD Kanisisus Jetisdepok

0 12 264

PENERAPAN STRATEGI TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SUMBER ENERGI PANAS MATA PELAJARAN IPA KELAS II-B MI DARUN NAJAH SIDOARJO.

0 0 101

Peningkatan pemahaman mata pelajaran IPS materi masalah sosial di daerahnya melalui metode cooperative integrated reading and composition (CIRC) pada siswa kelas IV MI Darun Najah Kajeksan Tulangan Sidoarjo.

0 0 106

Peningkatan pemahaman materi alat pencernaan manusia mata pelajaran IPA melalui model Word Square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

0 1 110