kurikulum pkn di sd pertemuan 3







Etimologi (asal kata) berasal dari bahasa latin
“Curere” berarti “berlari”
Berikutnya lahir istilah “curicle” yang berarti
“kereta dua yang ditarik oleh dua ekor kuda”
Setelah itu baru lahir istilah “curriculum”
yang berarti “mata pelajaran yang harus
dilatihkan” (course of study or training)
Secara tradisional kurikulum dapat diartikan
“sejumlah mata pelajaran yang disajikan oleh
sekolah kepada siswa untuk memperoleh
ijazah, kenaikan kelas atau tingkat”.






Kurikulum diartikan segala sesuatu
kegiatan yang
dipertanggungjawabkan oleh
lembaga pendidikan dan diberikan
kepada siswa dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan.
Cakupannya lebih luas (tidak hanya
menyampaikan sederet mata
pelajaran saja)

Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu






Kurikulum sebagai ide (kurikulum
sebagai buah pikiran para
ahli/pengembang kurikulum)
Kurikulum sebagai rencana tertulis
(kurikulum sebagai pegangan
guru, yang berisi: materi/bahan
minimal secara nasional, sehingga
guru masih ada kesempatan untuk
mengembangkan)





Kurikulum sebagai kegiatan (merupakan
hasil terjemahan guru (operasional)
tentang kurikulum di lapangan

berdasarkan pada kurikulum sebagai ide
atau sebagai rencana tertulis). Faktor
kemampuan (pengalaman) dan sarana
sekolah cukup menentukan.
Kurikulum sebagai hasil belajar (berupa
pengetahuan, keterampilan, sikap, dsb.
Baik yang bersifat sementara ataupun
tetap.








Pencapaian tujuan pendidikan (tujuan
nasional, tujuan institusional, tujuan
kurikuler, tujuan instruksional)
Bagi anak (memperoleh sejumlah

pengetahuan/pengalaman)
Bagi guru (pedoman: mengorganisasikan
belajar anak dan untuk evaluasi belajar
anak)
Bagi orang tua murid (agar orang tua
turut membantu usaha sekolah dalam
memajukan putar-putrinya)









Bagi kepala sekolah, pengurus yayasan
(sebagai organisator, supervisor,
koordinator, dan dinamisator sekolah)
kurikulum berfungsi sebagai pedoman:

Mengadakan supervisi
Menciptakan situasi yang harmonis
Memberikan bantuan
Mengembangkan kurikulum lebih lanjut
Mengembangkan evaluasi kegiatan
belajar mengajar





Bagi sekolah tingkat atasnya:
(Untuk pemeliharaan keseimbangan
proses pendidikan/kesinambungan yang
tepat/tidak tumpang tindih)
Bagi masyarakat dan pemakai lulusan
(menarik perhatian dan simpati agar
masyarakat dan pemakai lulusan sekolah
ikut memberikan bantuannya dan dapat
memberikan saran serta kritik yang

membangun untuk pengembangan
sekolah).



Landasan yaitu nilai, tradisi,
kepercayaan, dan hal-hal lain yang
berpengaruh terhadap pendidikan
siswa di sekolah
Landasan Filosofis
Landasan Psikologis
Landasan Sosiologis
Landasan Historis
Landasan Yuridis





Pancasila merupakan dasar

negara di samping sebagai
falsafah negara, sebagai ideologi
negara, dan sebagai tata nilai
bangsa Indonesia.
Sistem nilai yang terkandung
dalam Pancasila menjadi
landasan dalam pengembangan
kurikulum di sekolah.





Kurikulum disusun untuk
menumbuhkembangkan siswa melalui
proses pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik
dan jiwa siswa.
Landasan psikologis terkait dengan:
bagaimana siswa belajar, faktor-faktor

apa yang mempengaruhi dalam proses
pembelajaran, teori-teori pembelajaran
mana yang sesuai dengan kebutuhan
siswa dan tuntutan kurikulum.







Sekolah didirikan tidak lepas hubungan
dengan masyarakat/lingkungan sosial di
suatu negara.
Sekolah diharapkan mengembangkan,
mewariskan nilai-nilai luhur, normanorma kehidupan, dan kebudayaan
kepada generasi muda untuk melahirkan
masyarakat yang
berkualitas/berkemampuan tinggi.
Produk sekolah harus memiliki

kompetensi yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat.







Pengembangan kurikulum dari waktu ke
waktu senantiasa melandaskan pada
evaluasi pelaksanaan kuriklum sebelumnya.
Sisi kelemahan, kendala, dan sisi baik suatu
kurikulum dijadikan sebagai acuan yang
berharga untuk pengembangan kurikulum
berikutnya.
Misal kurikulum 1968 ke kurikulum 1975 ke
kurikulum 1994 ke kurikulum 2004 ke
kurikulum 2006 dan seterusnya …






Pada dasarnya kurikulum merupakan
produk yuridis yang ditetapkan
melalui Kepmendiknas RI.
Pengembangan kurikulum di NKRI:
UUD 1945, peraturan perundangundangan (UU Sisdiknas, UU Otonomi
Daerah, SK dari Mendiknas, SK Dirjen
Dikti, Perda, dsb.






Prinsip Relevansi (relevan dengan
tuntutan/kebutuhan siswa,
perkembangan zaman, tuntutan dunia

kerja)
Prinsip Efektivitas (sejauh mana tujuan
pembelajaran dapat dikuasai siswa)
Prinsip Efisiensi (terkait dengan persoalan
tenaga, dana, sarana yang digunakan
apakah sepadan dengan hasil pencapaian
tujuan yang ditetapkan)





Prinsip Kontinuitas (kurikulum di setiap
jenjang pendidikan saling berkaitan atau
saling terpadu dalam suatu mata
pelajaran maupun dengan mata pelajaran
yang lain)
Prinsip belajar sambil melakukan (materi
pelajaran akan mudah dipahami dan
dikuasai apabalia setelah diterangkan
secara teoritis dilanjutkan dengan aplikasi
melakukan latihan/percobaan dalam
kaitannya kehidupan di masyarakat)









Prinsip menemukan (pembelajaran yang
sesuai dengan era informasi sekarang tidak
lagi menempatkan guru sebagai sumber
belajar utama dan pertama)
Prinsip Pemecahan Masalah (kehidupan
semakin kompleks, semakin banyak masalah
yang harus dipecahkan)
Prinsip Latar Belakang (latar belakang sosial,
budaya, keluarga, adat istiadat, penguasaan
bahan, minat, tingkat kecerdasan siswa)
Prinsip Perbedaan Individu (guru sebaiknya
memperhatikan perbedaan individu siswa)







Dari mudah ke sukar (sesuai dengan
perkembangan anak)
Dari sederhana ke rumit (melalui
pembiasaan, latihan atau keteladanan
akan terbiasa hal-hal yang sifatnya
sederhana)
Dari kongkrit ke abstrak (siswa SD lebih
mudah menerima hal-hal yang kongkrit)
Dari lingkungan terdekat sampai yang
luas (lingkungan keluarga ke lingkungan
masyarakat





Mata pelajaran adalah unit
organisasi Kompetensi Dasar
yang terkecil.
Organisasi Kompetensi Dasar
dilakukan melalui pendekatan
terintegrasi.





Di kelas IV, V, dan VI nama mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
Ilmu Pengetahuan Sosial tercantum
dalam Struktur Kurikulum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing.
Untuk proses pembelajaran,
Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan
Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial,
sebagaimana Kompetensi Dasar mata
pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam
berbagai tema.



Substansi muatan lokal termasuk
bahasa daerah diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Sedangkan substansi muatan
lokal yang berkenaan dengan olahraga
serta permainan daerah diintegrasikan
ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.



Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan
membangun landasan bagi
berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang:
› beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur;

› berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan

inovatif;
› sehat, mandiri, dan percaya diri;
dan
› toleran, peka sosial, demokratis,
dan bertanggung jawab





Struktur kurikulum adalah juga
merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem
belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran.
Struktur kurikulum adalah juga
gambaran mengenai penerapan prinsip
kurikulum mengenai posisi seorang
peserta didik dalam menyelesaikan
pembelajaran di suatu satuan atau
jenjang pendidikan.





Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang
tercantum di dalam struktur kurikulum
diatas, terdapat pula kegiatan
ekstrakurikuler SD/MI antara lain Pramuka
(Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan
Palang Merah Remaja.
Mata pelajaran Kelompok A adalah
kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat.



Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri
atas mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan adalah
kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat
dan dilengkapi dengan konten lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah






Beban belajar dinyatakan dalam jam
belajar setiap minggu untuk masa
belajar selama satu semester. Beban
belajar di SD/MI kelas I, II, dan III
masing-masing 30, 32, 34
Untuk kelas IV, V, dan VI masingmasing 36 jam setiap minggu.
Durasi jam belajar SD/MI adalah 35
menit.





Dengan adanya tambahan jam belajar
ini dan pengurangan jumlah
Kompetensi Dasar, guru memiliki
keleluasaan waktu untuk
mengembangkan proses pembelajaran
yang berorientasi siswa aktif.
Selain itu bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan
penilaian proses dan hasil belajar.







Beban belajar di kelas I, II, III, IV, dan V
dalam satu semester paling sedikit 18
minggu, dan paling banyak 20 minggu.
Beban belajar di kelas VI pada
semester ganjil paling sedikit 18
minggu, dan paling banyak 20 minggu.
Sementara itu untuk kelas VI di
semester genap paling sedikit 14
minggu, dan paling banyak 16 minggu.





Kompetensi Inti merupakan terjemahan
atau operasionalisasi Standar Kompetensi
Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus
dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu.
Gambaran mengenai kompetensi utama
yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.



Kompetensi Inti dirancang dalam
empat kelompok yang saling terkait
yaitu:
 Kompetensi Inti 1 (sikap spiritual)
 Kompetensi Inti 2 (sikap sosial)
 Kompetensi Inti 3 (pengetahuan)
 Kompetensi Inti 4 (keterampilan)



Kompetensi yang berkenaan dengan
sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pada waktu
peserta didik belajar tentang
pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan
penerapan pengetahuan (Kompetensi
Inti 4).




Kompetensi dasar dirumuskan untuk
mencapai kompetensi inti.
Ada empat kelompok kompetensi
dasar, yaitu:
› Kelompok 1

: kelompok kompetensi
dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1.
› Kelompok 2
: kelompok kompetensi
dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2

› Kelompok 3

: kelompok kompetensi
dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3
› Kelompok 4
: kelompok kompetensi
dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4







Sudah siapkah anda menjadi guru SD
yang profesional?
Sudah siapkah anda mengembangkan
kurikulum yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam pembelajaran?
Apa yang sudah anda lakukan untuk
semua itu?
Mulailah berbuat sejak detik ini …