1. LAPORAN KEGIATAN BUKU BESAR 2015

(1)

Sambutan Rektor Universitas Sumatera Utara

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam Sejahtera bagi kita semua,

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, Kegiatan Pertemuan Tahunan XVII Forum Rektor Indonesia (FRI) dan Konvensi Kampus XI di Kampus USU Medan 23-25 Januari 2015 telah

selesai dilaksanakan dengan baik. Kegiatan ini telah menghasilkan capaian yang memuaskan seperti yang diharapkan. Dalam acara Pertemuan Tahunan XVII ini telah menerima pertanggungjawaban Pengurus FRI periode 2014 dan berhasil memilih Ketua FRI untuk periode 2016.

Selain itu, dalam rangka Konvensi Kampus XI yang mengangkat tema tentang

Menegakkan Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Kepulauan menuju Negara Maritim Bermartabat telah menghasilkan kesepakatan para Rektor Indonesia dalam bentuk Rumusan Konvensi yang siap disampaikan kepada pihak-pihak legislatif, eksekutif dan para pemangku kepentingan yang lain.

Pada Kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya terhadap kelancaran seluruh kegiatan FRI tahun 2015, khususnya kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Menteri PPN/Ketua Bappenas, Dirjen Dikti, Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Walikota Medan, Danlantamal I, serta para pemangku kepentingan dan sponsor lainnya.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada para Rektor yang telah bersedia menjadi pembicara, dan seluruh Rektor PTN dan PTS yang telah hadir. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dari civitas akademika Universitas Sumatera Utara. Semoga seluruh kerja kita akan bernilai ibadah di mata Allah subhanahu wata’alla.

Medan, Februari 2015


(2)

REKOMENDASI DAN PROGRAM KERJA FRI 2015

REKOMENDASI

Konvensi XI dan Temu Tahunan XVII Forum Rektor Indonesia

Universitas Sumatera Utara, Medan 23 - 25 Januari 2015

Tahun 2015 merupakan tahun yang strategis bagi pembangunan Indonesia. Tahun ini merupakan penerapan pertama dari RPJMN 2015-2019 yang diturunkan dari visi misi

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla Nawa Cita yang mencanangkan

kembali pentingnya pembangunan sektor kemaritiman. Penegasan kembali terhadap pentingnya sektor kemaritiman merupakan upaya mengembalikan semangat Indonesia sebagai bangsa bahari yang sudah tersemai sejak cukup lama, namun agak terlupakan. Berkaitan dengan itu, maka Forum Rektor Indonesia merekomendasikan hal-hal sebagai:

Pertama, sudah sejak lama entitas bangsa Indonesia diyakini sebagai bagian dari peradaban maritim. Budaya maritim sebenarnya telah meletakkan pondasi bangsa ini sebagai bangsa kosmopolit dan lentur terhadap masuknya beragam peradaban luar. Namun sudah cukup lama entitas sebagai bangsa maritim dan lautan sudah mulai terlupakan, sebaliknya selama ini paradigma pembangunan Indonesia cenderung

mengacu kepada budaya daratan . Oleh sebab itu, kini saatnya spirit kemaritiman

dikembalikan dalam rangka mendukung terwujudnya bangsa yang jaya dan maju.

Kedua, Indonesia sebagai negara maritim pada hakekatnya adalah negara industri yang maju dengan kemampuan perdagangan laut yang tidak tertandingi. Kemampuan maritim ini pernah dicontohkan oleh kerajaan Sriwijaya, Tidore, Ternate, Demak, dan Majapahit di masa lalu, dimana penguasaan terhadap samudra telah menjadikan perdagangan lintas bangsa yang maju sehingga transaksi komoditi yang bernilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu konektivitas antara wilayah (tol laut) adalah kebijakan yang tepat karena hal tersebut dapat mendorong pertumbuhan industri galangan kapal, pelabuhan, transportasi laut, mineral lepas pantai, dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial kota-kota pantai yang dilintasi alur pelayaran dengan rute tetap maupun pelayaran rakyat.


(3)

Ketiga, untuk mempercepat proses internalisasi dan aplikasi budaya maritim perlu segera dirumuskan kurikulum pendidikan kemaritiman dalam civic education di pendidikan tingkat dasar dan menengah, serta meningkatkan kecintaan tanah air mahasiswa yang berbasis kemaritiman.

Keempat, kehadiran negara diperlukan dalam menyuburkan pluralitas bangsa dan harus dikelola untuk mewujudkan bangsa yang besar agar menjadi kokoh menapaki masa depannya.

Kelima, penerapan otonomi daerah dirasakan belum menghasilkan penguatan demokrasi lokal. Partisipasi rakyat di permukaan tampak menggeliat, tetapi sesungguhnya masih lebih merupakan mobilisasi dari patronase politik yang kian menguat di daerah. Tidak dipungkiri di beberapa daerah telah melahirkan pemimpin yang merakyat, berkarakter dan visioner, tetapi ke depan diperlukan ruang yang lebih besar lagi untuk menghasilkan pemimpin yang otentik di aras lokal yang lebih baik.

Keenam, pertikaian elit politik yang sedang terjadi akhir-akhir ini sungguh telah menggelisahkan masyarakat luas. Oleh karena itu FRI meminta kepada semua masyarakat untuk mencermati peristiwa ini dengan obyektif, dan diharapkan kepada elit politik supaya memperhatikan dengan sungguh-sungguh tentang pentingnya persatuan karena tanpa kesatuan elit politik, dikhawatirkan akan memicu ketidakstabilan politik yang berakibat kepada kemunduran demokrasi dan rakyat akan menjadi korban.

Ketujuh, pertikaian elit yang sedang berlangsung pada saat ini harus segera dihentikan dan diminta kembali ke cita-cita pendiri bangsa yaitu membawa bangsa yang maju, sejahtera, dan bermartabat. Untuk itu Presiden diharapkan segera membentuk tim khusus yang independen untuk membantu memecahkan masalah tersebut.

Medan, 24 Januari 2015

Prof. Dr. Laode M. Kamaluddin Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS


(4)

Program Kerja

Forum Rektor Indonesia 2015

1. Menyelenggarakan dan mendorong PT untuk dapat melakukan kajian-kajian akademik, riset serta pengembangan tentang kemaritiman antar perguruan tinggi dan kementerian koordinator kemaritiman.

2. FRI akan menggagas pendirian kajian kemaritiman di perguruan tinggi di Indonesia antara lain melalui Indian Ocean Academic Forum (IOAF) sejak tahun 2013. Pendirian Forum juga ditujukan untuk program prioritas; (1) keselamatan dan keamanan maritim, (2) perdagangan dan investasi, (3) manajemen perikanan, (4) penanggulangan bencana, (5) kerjasama akademik dan ristek, dan (6) surveillance di bidang maritim untuk safety, security, dan environmental protection (7) turisme dan pertukaran budaya.

3. Mendorong PT untuk mengimplementasikan kerjasama FRI dengan Apindo yang merupakan perwujudan kerjasama antara perguruan tinggi, perusahaan dan pemerintah dalam mewujudkan Triple Helix Connection dan media sosial melalui kegiatan:

a. Membentuk kelompok kerja nasional implementasi kerjasama triple helix dan media sosial yang terdiri dari Kementerian Ristek Dikti, Apindo, dan FRI. b. Mendorong PT menyelenggarakan magang kerja dengan perusahaan.

c. Melakukan penelitian (R & D) yang dibutuhkan di dunia industri

d. Spin off hasil-hasil riset PT bersama perusahaan-perusahaan dan dunia usaha.

4. Bekerjasama dengan DPD, MPR, Bappenas, dan pihak-pihak terkait mewujudkan GBHN.


(5)

LAPORAN KEGIATAN

I. LATAR BELAKANG

Bangsa Indonesia dengan karakteristik sosial budaya kemaritiman, bukanlah merupakan fenomena baru. Fakta sejarah menunjukan bahwa fenomena kehidupan kemaritiman, pelayaran dan perikanan beserta kelembagaan formal dan informal yang menyertainya merupakan kontinuitas dari proses perkembangan kemaritiman Indonesia sejak zaman Sriwijaya dan Majapahit (nusantara). Keperkasaan dan kejayaan nenek moyang kita di laut haruslah menjadi penyemangat generasi sekarang dan yang akan datang. Sejarah maritim memiliki korelasi yang kuat dengan sejarah Indonesia. Sebab wilayah Indonesia dahulu berkembang dari sektor kemaritiman. Mayoritas kerajaan di Nusantara yang bercorak maritim menunjukkan bahwa kehidupan leluhur kita amat tergantung pada sektor bahari. Baik dalam hal pelayaran antar pulau, pemanfaatan sumber daya alam laut, hingga perdagangan melalui jalur laut dengan pedagang dari daerah lain maupun pedagang dari manca negara.

Bentuk implementasinya masa kini, bukan hanya sekedar berlayar, tetapi bagaimana bangsa Indonesia dengan luas wilayahnya dua per tiga adalah lautan dapat dimanfaatkan demi kesejahteraan pembangunan bangsa. Maritim dalam arti luas mungkin saja dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai kepentingan dengan laut sebagai hamparan air asin yang sangat luas yang menutupi permukaan bumi. Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.

Geoffrey Till dalam bukunya, Seapower, menyatakan bahwa maritim ada kalanya dimaksudkan hanya berhubungan dengan angkatan laut, kadang-kadang diartikan juga sebagai angkatan laut dalam hubungannya dengan kekuatan darat dan udara, kadang-kadang diartikan pula sebagai angkatan laut dalam konteks yang lebih luas yaitu dalam kaitannya dengan semua kegiatan yang berhubungan dengan komersial dan penggunaan nonmiliter terhadap laut. Bahkan, kadang-kadang istilah maritim diartikan

sebagai meliputi ketiga aspek di atas. Maritime sendiri diartikan sebagai: connected with the sea, especially in relation to seafaring commercial or military activity atau living or found in or near the sea atau bordering on the sea . Lebih jauh Geoffrey Till


(6)

mengendalikan dan memanfaatkan laut, tetapi juga merupakan kapasitas untuk memengaruhi tingkah laku pihak lain atau sesuatu yang dikerjakan orang di laut atau dari laut. Pengertian ini mendefinisikan seapower dalam terminologi hasil, tujuan, bukan cara.

Dilihat dari kepentingan nasional, memandang laut dalam konteks posisi geografi adalah geopolitik yang perlu dikembangkan. Hanya dengan mendefinisikan kelautan secara tepat (baca: maritim), kita dapat merintis jalan untuk turut mengambil keuntungan dari volume perdagangan dunia yang melewati laut Indonesia, yang konon mencapai angka fantastis yaitu US$ 1.500 triliun dan akan bertambah pada masa yang akan datang.

Dilihat dari perspektif ketahanan Nasional bahwa pengembangan kekuatan nasional untuk menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi kelangsungan hidup bangsa harus dilakukan secara integral dengan dimensi pembangunan di sektor kelautan. Lingkungan laut atau maritim mempunyai lima dimensi yang saling berhubungan meliputi: Pertama Dimensi ekonomi. Penggunaan laut sebagai media perhubungan, transportasi dan perdagangan telah dimanfaatkan sejak dahulu hinga sekarang, dan hampir 99,5 % pergerakan roda perekonomian di dunia adalah melewati jalur laut, volume muatan meningkat delapan kali sejak tahun 1945 dan kecenderungan semakin meningkat sampai sekarang. Telah diyakini bahwa perdagangan lewat laut yang terpadat adalah melalui Selat Malaka atau melalui jalur alternatif ALKI I, II, III. Kedua, Dimensi Politik dimana perubahan dimensi politik dari lingkungan maritim berkembang sangat tajam semenjak tahun 1970-an. Bagi sejumlah besar Negara pantai, khususnya bagi dunia ketiga, perairan yang berbatasan dengan pantai memberikan prospek satu-satunya untuk perluasan. Tuntutan kedaulatan sering merupakan tindakan politik untuk mendapatkan konsekuensi ekonomi daripada sekedar perhitungan jangka panjang tentang untung dan ruginya. Perselisihan atas perbatasan laut seringkali lebih dimotivasi oleh simbol politik dari perhitungan biaya dan manfaatnya. Ketiga, Dimensi Hukum. Basis dimensi hukum dalam lingkungan maritim adalah Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982). Kecenderungan dari penekanan hukum di laut sekarang lebih banyak difokuskan pada masalah lingkungan hal mana dapat berakibat pembatasan gerakan kapal dan mengurangi hak Negara bendera, disamping itu ada kebutuhan untuk penertiban lebih


(7)

efektif atas rezim yang ada khususnya yang berhubungan masalah perikanan dan perdagangan narkoba secara illegal, Keempat Dimensi Militer. Di laut dimensi militer selalu berkembang mengikuti perkembangan teknologi, sehingga profesionalisme Angkatan Laut suatu Negara selalu dikaitkan dengan penguasaan dan penggunaan teknologi yang mutakhir. Filosofi Angkatan Laut adalah "senjata yang diawaki", berbeda dengan filosofi "manusia yang dipersenjatai". Kelima, Dimensi Fisik yaitu pemahaman terhadap lingkungan fisik menyeluruh dimana kekuatan maritim akan beroperasi sangat penting, seperti kondisi geografi, hidro oseanografi. Daerah Operasi kekuatan maritim mulai dari perairan dalam laut bebas (Blue Waters) ke perairan yang lebih dangkal (Green Waters) sampai ke perairan pedalaman, muara dan sungai (Brown Waters). Corong strategis berbatasan atau dimiliki oleh negara-negara pantai yang berdekatan. Seperti selat Malaka, dimiliki oleh Indonesia, Malaysia dan Singapura. Oleh karena itu konsep "Joint Security" akan mudah diterima dan diterapkan di antara negara-negara pantai tersebut.

Dari berbagai dimensi tersebut diatas apabila disinergikan secara baik maka akan dapat menciptakan suatu kekuatan laut yang tangguh (seapower), dimana parameternya mengarah pada tiga elemen operasional yaitu unsur kekuatan militer (fighting instruments), penggerak roda perekonomian di laut (merchant shipping) dan pangkalan atau pelabuhan (bases).

Tahun 2014 merupakan tahun bahari, dimana sektor kemaritiman menjadi sektor utama dalam pembangunan nasional hal ini terlihat dengan kebijakan Presiden Joko Widodo dengan adanya Menko Kemaritiman serta nomenklatur Menteri Kelautan dan Perikanan. Pekerjaan besar ini harus di dukung oleh semua komponen masyarakat Indonesia untuk menjadikan Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia. Sektor kelautan dan perikanan merupakan sektor yang belum terkelola dengan optimal karena masih terfokus pada sektor pertanian dan industri. Melalui agenda pertemuan Forum Rektor Indonesia sebagai kaum intelektual setidaknya dapat memberikan kajian, pemikiran dan agenda aksi yang jelas terhadap pembangunan Nasional terutama dalam bidang kemaritiman agar potensi kelautan dapat dibangun dan dirancang berdasarkan kedaulatan rakyat.


(8)

Oleh sebab itu, Forum Rektor Indonesia merasa ikut serta dan berperan untuk memberikan kontribusi terbaiknya pada negara dan bangsa melalui penyelenggaraan Konvensi Kampus XI dan Temu Tahunan XVII Forum Rektor Indonesia Tahun 2015 dengan mengangkat Tema Besar Menegakkan Kedaulatan Negara dalam Pendekatan Ekonomi, Hukum dan Lingkungan untuk Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia”. Konvensi Kampus dan Temu Tahunan FRI tersebut akan digelar pada tanggal 23 s.d. 25 Januari 2015 di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Pertemuan ini akan dihadiri oleh 1.000 perguruan tinggi dari berbagai universitas, politeknik dan sekolah tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dalam pembangunan di sektor kemaritiman demi masa depan kelautan Indonesia.

II. TEMA

Tema kegiatan FRI ini adalah Menegakkan Kedaulatan Indonesia sebagai Negara

Kepulauan menuju Negara Maritim Bermartabat .

III. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan FRI adalah sebagai wadah kumpulan bagi seluruh rektor di Indonesia yang diharapkan mampu memberi masukan kepada pemerintah demi suksesnya pembangunan nasional.

Tujuan kegiatan FRI untuk membuka wawasan dan pemikiran intelektual yang bersifat kritis dan kelaboratif sehingga menghasilkan kontribusi positif untuk pengembangan bangsa melalui pendekatan ekonomi, hukum dan lingkungan kemaritiman yang mampu menegakkan kedaulatan Negara sebagai poros maritim dunia, dan sekaligus sebagai wadah untuk melakukan konsolidasi organisasi Forum Rektor Indonesia di tahun 2015.


(9)

IV. AGENDA KEGIATAN

WAKTU KEGIATAN

Jumat, 23 Januari

2015

HARI PERTAMA

Peserta tiba di KNIA dan Menuju Medan 11.00 - 17.00 Peserta chek in di hotel masing-masing

13.30 – 14.00 Dewan Pertimbangan dijemput oleh Bus USU dari Hotel Tiara Medan

14.00 – 15.00 Rapat Dewan Pertimbangan FRI

Setelah rapat Dewan Pertimbangan kembali ke Hotel Tiara Medan

Biro Rektor USU

18.35 Waktu Sholat Magrib di Medan

19.00 - 19.30 Peserta Menuju Gedung Auditorium USU Bus USU

19.30 – 19.35 Pembukaan oleh MC Auditorium

USU/Pelataran Auditorium USU 19.35 – 19.45 Tarian Selamat Datang Lembaga Kesenian

USU 19.45 – 20.00 Sambutan Selamat Datang oleh Gubernur Sumut : H. Gatot

Pujonugroho, ST, M.Si

20.00 -20.30 Jamuan Makan malam dan hiburan Bank Sumut 20.30 – 21.00 Revolusi Mental Menunjang Indonesia Emas

Oleh Dr.HC Ary Ginanjar Agustian

21.00 – 21.30 Peserta Kembali ke Hotel masing-masing Bus USU Sabtu,

24 Januari 2015

HARI KEDUA

06.30 – 07.30 Makan pagi di hotel masing-masing

07.30 – 08.30 Menuju Ke Auditorium USU Bus USU 08.30 - 09.00 Registrasi Peserta dan Registrasi untuk memilih komisi.

Peserta setelah mendaftar menuju Auditorium USU

Selasar Biro Rektor USU 09.00 - 09.10 Gordang Sembilan

Tamu VVIP berjalan dari Biro Rektor USU menuju Gedung Auditorium

09.10 - 09.15 Pembukaan Oleh MC Dr. Thyrhaya Zein, MA

Auditorium USU 09.15 - 09.20 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Sorta Manurung 09.20 - 09.25 Pembacaan Do’a

Ust. Tagor Muda Lubis, MA

09.25 - 09.35 Sambutan Selamat Datang Rektor USU Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), Sp.A(K)

09.35 - 09.45 Sambutan Ketua Forum Rektor Indonesia Periode 2014 Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS

09.45 - 09.55 Sambutan dan Membuka Acara Menristek DIKTI : Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, M.Si, Ph.D, Akt.

Diwakili Oleh Dirjen Dikti


(10)

09.55-10.25 Pembicara Kunci

Menko Bidang Kemaritiman:

Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc 10.25 – 10.55 Pembicara Kunci

Menteri PPN/Kepala BAPPENAS : Dr. Drs. Andrinof Achir Chaniago, M.Si

10.55 – 11.00 Penyerahan plakat dan ulos kepada Pembicara Kunci Oleh Gubernur Sumut dan Rektor

USU 11.00 - 12.00 Panel Diskusi dengan Tema: Menegakkan Kedaulatan

Indonesia Sebagai Negara Kepulauan Menuju Negara Maritim

yang Bermartabat

Moderator: Prof. Dr. Ir. Sumono, MS Mantan KSAL RI:

Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio Rektor Institut Pertanian Bogor: Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc Rektor Tanri Abeng University:

Dr. Tanri Abeng, MBA

12.00 – 12.05 Penyerahan plakat dan ulos kepada Pembicara Panel Diskusi Oleh Ketua Dewan Pertimbang FRI 12.05 - 13.30 Shalat dan Makan Siang

(Setelah selesai Shalat dan Makan Siang peserta berjalan menuju Biro Rektor)

13.30 - 14.30 PANEL KOMISI:

(Lihat pengumuman ruangan, Coffee Break disediakan di Lt.1)

Biro Rektor USU

1.Komisi Ekonomi dan Lingkungan: Rektor UNDIP: Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D

Rektor UNPATTI: Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si. Rektor UNSRI: Prof. Dr. Hj. Badia Perizade, MBA

Penanggung Jawab: Prof. Dr. Syaad Afifuddin S, SE,

M.Ec 2.Komisi Hukum:

Rektor UNPAD: Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA

Rektor UNKHAIR (TERNATE): Dr. Gufran Ali Ibrahim, MS Rektor UNIVERSITAS INDONESIA: Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met

Penanggung Jawab: Dr. Edi Ikhsan, SH,

MA

3.Komisi Keamanan:

Rektor UNHAN: Laksamana Madya TNI Dr. Desi Albert Mamahit, M.Sc

Rektor HANG TUAH SURABAYA: Laksamana Muda TNI (Purn) Ir. Sudirman, SIP, SE, MAP

Rektor ITS: Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA

Penanggung Jawab: Dr. Budi Agustono,

MS

14.30 – 14.45 Peserta berjalan kembali ke Auditorium USU Auditorium USU 14.45 – 15.30 Pleno Komisi (Laporan oleh perwakilan setiap Komisi)

15.30 -16.00 Sholat dan Coffee Break

16.00 - 16.30 Pleno Pertanggungjawaban Pengurus FRI Periode 2014 Dewan Pertimbangan FRI 16.30 - 16.45 Serah Terima Jabatan Ketua FRI 2014 Prof. Dr. Ravik Karsidi,

MS

kepada Ketua FRI 2015


(11)

16.45 – 17.15 Pemilihan dan Pengesahan Ketua FRI Periode 2016 beserta Ketua Dewan Pertimbangan FRI

17.15 - 17.45 Program Kerja FRI, Pembacaan Deklarasi oleh Ketua FRI Periode 2015, dan Konferensi Pers

17.45 – 18.00 Kata Sambutan Ketua FRI 2016 sekaligus menutup Konvensi Kampus X dan Temu Tahunan XVII

18.00 – 19.00 Sholat Maghrib

19.00 - 19.30 Makan Malam (Pelataran

Auditorium) 19.30 – 19.45 Sambutan Walikota Medan:

Drs. H. T. Dzulmi Eldin S, M.Si 19.45 – 21.00 Ramah Tamah dan Hiburan

21.00 – 21.30 Kembali ke Hotel dan Istirahat Bus USU Minggu,

25 Januari 2015

HARI KETIGA

07.30 - 08.30 Penjemputan peserta ke hotel masing-masing (City Tour Kota Medan)

08.30 - 09.00 Persiapan City Tour Panitia

09.00 - 11.30 City Tour - Istana Maimon, Mesjid Raya dan Rahmad Galeri 11.30 - 13.00 Kembali ke hotel dan check-out

V. PENUTUP

Demikian laporan Kegiatan Konvensi Kampus XI dan Temu Tahunan XVII Forum Rektor Indonesia Tahun 2015, semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Kepada semua pihak yang turut membantu dan mendukung penyelenggaraan kegiatan ini diucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2015 Panitia Pelaksana Kegiatan


(1)

mengendalikan dan memanfaatkan laut, tetapi juga merupakan kapasitas untuk memengaruhi tingkah laku pihak lain atau sesuatu yang dikerjakan orang di laut atau dari laut. Pengertian ini mendefinisikan seapower dalam terminologi hasil, tujuan, bukan cara.

Dilihat dari kepentingan nasional, memandang laut dalam konteks posisi geografi adalah geopolitik yang perlu dikembangkan. Hanya dengan mendefinisikan kelautan secara tepat (baca: maritim), kita dapat merintis jalan untuk turut mengambil keuntungan dari volume perdagangan dunia yang melewati laut Indonesia, yang konon mencapai angka fantastis yaitu US$ 1.500 triliun dan akan bertambah pada masa yang akan datang.

Dilihat dari perspektif ketahanan Nasional bahwa pengembangan kekuatan nasional untuk menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi kelangsungan hidup bangsa harus dilakukan secara integral dengan dimensi pembangunan di sektor kelautan. Lingkungan laut atau maritim mempunyai lima dimensi yang saling berhubungan meliputi: Pertama Dimensi ekonomi. Penggunaan laut sebagai media perhubungan, transportasi dan perdagangan telah dimanfaatkan sejak dahulu hinga sekarang, dan hampir 99,5 % pergerakan roda perekonomian di dunia adalah melewati jalur laut, volume muatan meningkat delapan kali sejak tahun 1945 dan kecenderungan semakin meningkat sampai sekarang. Telah diyakini bahwa perdagangan lewat laut yang terpadat adalah melalui Selat Malaka atau melalui jalur alternatif ALKI I, II, III. Kedua, Dimensi Politik dimana perubahan dimensi politik dari lingkungan maritim berkembang sangat tajam semenjak tahun 1970-an. Bagi sejumlah besar Negara pantai, khususnya bagi dunia ketiga, perairan yang berbatasan dengan pantai memberikan prospek satu-satunya untuk perluasan. Tuntutan kedaulatan sering merupakan tindakan politik untuk mendapatkan konsekuensi ekonomi daripada sekedar perhitungan jangka panjang tentang untung dan ruginya. Perselisihan atas perbatasan laut seringkali lebih dimotivasi oleh simbol politik dari perhitungan biaya dan manfaatnya. Ketiga, Dimensi Hukum. Basis dimensi hukum dalam lingkungan maritim adalah Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982). Kecenderungan dari penekanan hukum di laut sekarang lebih banyak difokuskan pada masalah lingkungan hal mana dapat berakibat pembatasan gerakan kapal dan mengurangi hak Negara bendera, disamping itu ada kebutuhan untuk penertiban lebih


(2)

efektif atas rezim yang ada khususnya yang berhubungan masalah perikanan dan perdagangan narkoba secara illegal, Keempat Dimensi Militer. Di laut dimensi militer selalu berkembang mengikuti perkembangan teknologi, sehingga profesionalisme Angkatan Laut suatu Negara selalu dikaitkan dengan penguasaan dan penggunaan teknologi yang mutakhir. Filosofi Angkatan Laut adalah "senjata yang diawaki", berbeda dengan filosofi "manusia yang dipersenjatai". Kelima, Dimensi Fisik yaitu pemahaman terhadap lingkungan fisik menyeluruh dimana kekuatan maritim akan beroperasi sangat penting, seperti kondisi geografi, hidro oseanografi. Daerah Operasi kekuatan maritim mulai dari perairan dalam laut bebas (Blue Waters) ke perairan yang lebih dangkal (Green Waters) sampai ke perairan pedalaman, muara dan sungai (Brown Waters). Corong strategis berbatasan atau dimiliki oleh negara-negara pantai yang berdekatan. Seperti selat Malaka, dimiliki oleh Indonesia, Malaysia dan Singapura. Oleh karena itu konsep "Joint Security" akan mudah diterima dan diterapkan di antara negara-negara pantai tersebut.

Dari berbagai dimensi tersebut diatas apabila disinergikan secara baik maka akan dapat menciptakan suatu kekuatan laut yang tangguh (seapower), dimana parameternya mengarah pada tiga elemen operasional yaitu unsur kekuatan militer (fighting instruments), penggerak roda perekonomian di laut (merchant shipping) dan pangkalan atau pelabuhan (bases).

Tahun 2014 merupakan tahun bahari, dimana sektor kemaritiman menjadi sektor utama dalam pembangunan nasional hal ini terlihat dengan kebijakan Presiden Joko Widodo dengan adanya Menko Kemaritiman serta nomenklatur Menteri Kelautan dan Perikanan. Pekerjaan besar ini harus di dukung oleh semua komponen masyarakat Indonesia untuk menjadikan Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia. Sektor kelautan dan perikanan merupakan sektor yang belum terkelola dengan optimal karena masih terfokus pada sektor pertanian dan industri. Melalui agenda pertemuan Forum Rektor Indonesia sebagai kaum intelektual setidaknya dapat memberikan kajian, pemikiran dan agenda aksi yang jelas terhadap pembangunan Nasional terutama dalam bidang kemaritiman agar potensi kelautan dapat dibangun dan dirancang berdasarkan kedaulatan rakyat.


(3)

Oleh sebab itu, Forum Rektor Indonesia merasa ikut serta dan berperan untuk memberikan kontribusi terbaiknya pada negara dan bangsa melalui penyelenggaraan

Konvensi Kampus XI dan Temu Tahunan XVII Forum Rektor Indonesia Tahun 2015

dengan mengangkat Tema Besar Menegakkan Kedaulatan Negara dalam Pendekatan Ekonomi, Hukum dan Lingkungan untuk Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia”. Konvensi Kampus dan Temu Tahunan FRI tersebut akan digelar pada tanggal 23 s.d. 25 Januari 2015 di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Pertemuan ini akan dihadiri oleh 1.000 perguruan tinggi dari berbagai universitas, politeknik dan sekolah tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dalam pembangunan di sektor kemaritiman demi masa depan kelautan Indonesia.

II. TEMA

Tema kegiatan FRI ini adalah Menegakkan Kedaulatan Indonesia sebagai Negara

Kepulauan menuju Negara Maritim Bermartabat .

III. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan FRI adalah sebagai wadah kumpulan bagi seluruh rektor di Indonesia yang diharapkan mampu memberi masukan kepada pemerintah demi suksesnya pembangunan nasional.

Tujuan kegiatan FRI untuk membuka wawasan dan pemikiran intelektual yang bersifat kritis dan kelaboratif sehingga menghasilkan kontribusi positif untuk pengembangan bangsa melalui pendekatan ekonomi, hukum dan lingkungan kemaritiman yang mampu menegakkan kedaulatan Negara sebagai poros maritim dunia, dan sekaligus sebagai wadah untuk melakukan konsolidasi organisasi Forum Rektor Indonesia di tahun 2015.


(4)

IV. AGENDA KEGIATAN

WAKTU KEGIATAN

Jumat, 23 Januari

2015

HARI PERTAMA

Peserta tiba di KNIA dan Menuju Medan 11.00 - 17.00 Peserta chek in di hotel masing-masing

13.30 – 14.00 Dewan Pertimbangan dijemput oleh Bus USU dari Hotel Tiara Medan

14.00 – 15.00 Rapat Dewan Pertimbangan FRI

Setelah rapat Dewan Pertimbangan kembali ke Hotel Tiara Medan

Biro Rektor USU

18.35 Waktu Sholat Magrib di Medan

19.00 - 19.30 Peserta Menuju Gedung Auditorium USU Bus USU

19.30 – 19.35 Pembukaan oleh MC Auditorium

USU/Pelataran Auditorium USU 19.35 – 19.45 Tarian Selamat Datang Lembaga Kesenian

USU 19.45 – 20.00 Sambutan Selamat Datang oleh Gubernur Sumut : H. Gatot

Pujonugroho, ST, M.Si

20.00 -20.30 Jamuan Makan malam dan hiburan Bank Sumut 20.30 – 21.00 Revolusi Mental Menunjang Indonesia Emas

Oleh Dr.HC Ary Ginanjar Agustian

21.00 – 21.30 Peserta Kembali ke Hotel masing-masing Bus USU Sabtu,

24 Januari 2015

HARI KEDUA

06.30 – 07.30 Makan pagi di hotel masing-masing

07.30 – 08.30 Menuju Ke Auditorium USU Bus USU 08.30 - 09.00 Registrasi Peserta dan Registrasi untuk memilih komisi.

Peserta setelah mendaftar menuju Auditorium USU

Selasar Biro Rektor USU 09.00 - 09.10 Gordang Sembilan

Tamu VVIP berjalan dari Biro Rektor USU menuju Gedung Auditorium

09.10 - 09.15 Pembukaan Oleh MC Dr. Thyrhaya Zein, MA

Auditorium USU 09.15 - 09.20 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Sorta Manurung 09.20 - 09.25 Pembacaan Do’a

Ust. Tagor Muda Lubis, MA

09.25 - 09.35 Sambutan Selamat Datang Rektor USU Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), Sp.A(K)

09.35 - 09.45 Sambutan Ketua Forum Rektor Indonesia Periode 2014 Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS

09.45 - 09.55 Sambutan dan Membuka Acara Menristek DIKTI : Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, M.Si, Ph.D, Akt.

Diwakili Oleh Dirjen Dikti


(5)

09.55-10.25 Pembicara Kunci

Menko Bidang Kemaritiman:

Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc 10.25 – 10.55 Pembicara Kunci

Menteri PPN/Kepala BAPPENAS : Dr. Drs. Andrinof Achir Chaniago, M.Si

10.55 – 11.00 Penyerahan plakat dan ulos kepada Pembicara Kunci Oleh Gubernur Sumut dan Rektor

USU 11.00 - 12.00 Panel Diskusi dengan Tema: Menegakkan Kedaulatan

Indonesia Sebagai Negara Kepulauan Menuju Negara Maritim yang Bermartabat

Moderator: Prof. Dr. Ir. Sumono, MS Mantan KSAL RI:

Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio Rektor Institut Pertanian Bogor: Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc Rektor Tanri Abeng University:

Dr. Tanri Abeng, MBA

12.00 – 12.05 Penyerahan plakat dan ulos kepada Pembicara Panel Diskusi Oleh Ketua Dewan Pertimbang FRI 12.05 - 13.30 Shalat dan Makan Siang

(Setelah selesai Shalat dan Makan Siang peserta berjalan menuju Biro Rektor)

13.30 - 14.30 PANEL KOMISI:

(Lihat pengumuman ruangan, Coffee Break disediakan di Lt.1)

Biro Rektor USU

1.Komisi Ekonomi dan Lingkungan: Rektor UNDIP: Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D

Rektor UNPATTI: Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si. Rektor UNSRI: Prof. Dr. Hj. Badia Perizade, MBA

Penanggung Jawab: Prof. Dr. Syaad Afifuddin S, SE,

M.Ec 2.Komisi Hukum:

Rektor UNPAD: Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA

Rektor UNKHAIR (TERNATE): Dr. Gufran Ali Ibrahim, MS Rektor UNIVERSITAS INDONESIA: Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met

Penanggung Jawab: Dr. Edi Ikhsan, SH,

MA

3.Komisi Keamanan:

Rektor UNHAN: Laksamana Madya TNI Dr. Desi Albert Mamahit, M.Sc

Rektor HANG TUAH SURABAYA: Laksamana Muda TNI (Purn) Ir. Sudirman, SIP, SE, MAP

Rektor ITS: Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA

Penanggung Jawab: Dr. Budi Agustono,

MS

14.30 – 14.45 Peserta berjalan kembali ke Auditorium USU Auditorium USU 14.45 – 15.30 Pleno Komisi (Laporan oleh perwakilan setiap Komisi)

15.30 -16.00 Sholat dan Coffee Break

16.00 - 16.30 Pleno Pertanggungjawaban Pengurus FRI Periode 2014 Dewan Pertimbangan FRI 16.30 - 16.45 Serah Terima Jabatan Ketua FRI 2014 Prof. Dr. Ravik Karsidi,

MS

kepada Ketua FRI 2015


(6)

16.45 – 17.15 Pemilihan dan Pengesahan Ketua FRI Periode 2016 beserta Ketua Dewan Pertimbangan FRI

17.15 - 17.45 Program Kerja FRI, Pembacaan Deklarasi oleh Ketua FRI Periode 2015, dan Konferensi Pers

17.45 – 18.00 Kata Sambutan Ketua FRI 2016 sekaligus menutup Konvensi Kampus X dan Temu Tahunan XVII

18.00 – 19.00 Sholat Maghrib

19.00 - 19.30 Makan Malam (Pelataran

Auditorium) 19.30 – 19.45 Sambutan Walikota Medan:

Drs. H. T. Dzulmi Eldin S, M.Si 19.45 – 21.00 Ramah Tamah dan Hiburan

21.00 – 21.30 Kembali ke Hotel dan Istirahat Bus USU Minggu,

25 Januari 2015

HARI KETIGA

07.30 - 08.30 Penjemputan peserta ke hotel masing-masing (City Tour Kota Medan)

08.30 - 09.00 Persiapan City Tour Panitia

09.00 - 11.30 City Tour - Istana Maimon, Mesjid Raya dan Rahmad Galeri 11.30 - 13.00 Kembali ke hotel dan check-out

V. PENUTUP

Demikian laporan Kegiatan Konvensi Kampus XI dan Temu Tahunan XVII Forum Rektor Indonesia Tahun 2015, semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Kepada semua pihak yang turut membantu dan mendukung penyelenggaraan kegiatan ini diucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2015 Panitia Pelaksana Kegiatan