prosiding pesat vol 6 2015 kowanda pasaribu

PROSIDING PESAT 2015
(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil)
Volume 6 – Oktober 2015

PENINGKATAN DAYA SAING BANGSA
MELALUI REVITALISASI PERADABAN

ISSN : 1858 – 2559

PENERBIT
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma

Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya 100 Pondok Cina
Depok, Jawa Barat 16424
Telp: +62-21-78881112 ext. 455
Fax: +62-21-7872829
Email: pesat@gunadarma.ac.id
Laman: http://penelitian.gunadarma.ac.id/pesat
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat


Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil)
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015

Vol. 6, Oktober 2015
ISSN: 1858-2559

EFEK HARI PEDAGANGAN TERHADAP TINGKAT
PENGEMBALIAN PASAR, SAHAM, VALUTA ASING DAN BURSA
ASING
Dionysia Kowanda1
Rowland Bismark Fernando Pasaribu2
1,2

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma
1
dion, 2rowland_pasaribu{@staff.gunadarma.ac.id}
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menguji secara empiris efek hari

perdagangan terhadap tingkat pengembalian instrument investasi di Indonesia periode 2005-2010.
Penelitian ini mengambil sampel 13 saham yang secara aktif diperdagangkan, 3 data indeks
(IHSG, ILQ45, dan JII) di Bursa Efek Indonesia, 3 valuta asing (USD, Euro, dan Yen), dan 3 bursa
saham asing (HSI, KOSPI, dan TSEC), teknik analisis yang digunakan adalah multiregresi dengan
menggunakan SPSS versi 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum hari perdagangan
tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi saham, valas, dan bursa
asing. Secara parsial fenomena Monday-effect terjadi hanya pada saham ELTY, MEDC, dan
SMCB; sementara Tuesday effect terjadi pada saham MEDC dan Thursday effect pada saham
SMCB.
Kata Kunci: Efisiensi Pasar, day of week effect, Monday Effect, valuta asing, bursa saham asing

PENDAHULUAN
Hipotesis Pasar efisien (selanjutnya
disingkat HPE) menunjukkan bahwa pada
setiap waktu tertentu harga sepenuhnya
merefleksikan semua informasi yang
tersedia di pasar saham tertentu. Jadi,
menurut HPE (bentuk lemah), tidak ada
investor
yang

dapat
memperoleh
keuntungan dalam memprediksi laba atas
saham hanya dengan menggunakan
informasi publik yang tersedia. Namun,
ada banyak bukti terhadap HPE di dunia
investasi nyata. Ada literatur yang luas
membahas perihal anomali di pasar
keuangan termasuk efek ukuran, efek
stock split, dan seasonals bulanan. Telah
diketahui juga bahwa memang terdapat
beberapa pola prediksi pada efek hari pada
tingkat
pengembalian
mingguan.
Fenomena bahwa tingkat pengembalian
pada hari Senin (penutupan pada hari
Jumat sampai dengan penutupan hari
Senin), rata-rata, lebih kecil dibanding
tingkat pengembalian pada hari lainnya

dalam seminggu dan biasanya memang
negatif, sering disebut sebagai efek hari

Kowanda dan Pasaribu, Efek Hari Perdagangan...

Senin (atau efek akhir pekan) dalam
literatur.
Reasoning penelitian efek hari
tertentu
secara
umum
adalah
ketidaksetujuan akan hipotesis pasar
efisien. Lematika yang diusung adalah
bahwa terdapat pola tertentu yang
berulang pada hari tertentu yang akan
memberikan imbal hasil optimal pada
investor. Pada perkembangannya terdapat
variasi perihal market timing yang
dianggap membentuk pola tersebut

(harian, Mingguan, Minggu tertentu,
bulanan, bulan tertentu). Inkonsistensi
hasil studi terdahulu secara umum
disebabkan oleh banyak determinan
diantaranya: klasifikasi pasar, kausalitas
atas peristiwa tertentu dan subjektivitas
Negara. Market-timing pada kategori
Negara misalnya, studinya Selvakumar
(2011) menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian hari Jumat adalah yang
tertinggi dibanding aktivitas hari trading
lainnya dalam seminggu. Hasil serupa
juga terjadi di Filipina, dimana tingkat
pengembalian pada hari Senin dan Selasa
juga lebih rendah dibanding hari Jumat
E-161

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil)
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015


(Almonte, 2005). Lebih lanjut, Chia,
Liew, dan Wafa, (2008) menyatakan
bahwa kecuali bursa Korea Selatan imbal
hasil hari Senin justru negative dibanding
hari Jumat pada bursa Singapura dan
Hongkong. Untuk bursa Pakistan, studi
Hussain, Hamid, Akash, dan Khan (2011)
justru menyimpulkan imbal hasil yang
positif terjadi pada hari Selasa. Hasil yang
hamper sama juga dinyatakan oleh
Almonte (2012) dan Al-Jafari (2011)
bahwa secara rata-rata, kecenderungan
imbal hasil lebih rendah pada Senin dan
lebih tinggi pada hari Selasa jika holding
dilakukan dari hari Kamis minggu
sebelumnya.
Bertolak belakang dengan studi
yang dilakukan Al-Jafari (2011) dan
Selvakumar (2011), penelitian lainnya
justru mendukung eksistensi efek bulan

tertentu dalam setahun. Zafar, Urooj, dan
Farooq, (2010) menyatakan bahwa imbal
hasil pada bulan Mei adalah negative jika
disbanding imbal hasil bulan Januari
untuk bursa saham Karachi. Di sisi lain,
pada bursa saham Australia, Marrett &
Worthington (2011) menyatakan bahwa
imbal hasil pada bulan April, Juli, dan
Desember adalah yang tertinggi dibanding
bulan-bulan lainnya. Sementara untuk
bursa saham Tunis, Wyème dan Olfa
(2011) berpendapat bahwa imbal hasil
pada bulan April adalah yang tertinggi
jika dibanding return bulanan lainnya.
Dengan demikian Sama dengan penelitian
terdahulu perihal effek harian dalam
seminggu,
beragam
studi
juga

menunjukkan hasil yang inkonklusif
perihal eksistensi efek bulan tertentu
dalam tahunan pada beragam bursa
saham.
Apa penjelasan untuk perbedaan
ekspektasi tingkat pengembalian setiap
hari dalam seminggu? Ada empat jenis
penjelasan mengenai hal ini. Pertama,
bahwa ini adalah artefak statistik yang
diperoleh dengan snooping-data. Sullivan,
Timmerman, dan White (2001 dalam Lari,
Mardani, dan Aghaeiboorkheili, 2013)
membuat kritik literatur efek kalender ini.
Mereka menerapkan prosedur statistik
yang mengontrol data-mining dalam
E-162

Vol. 6, Oktober 2015
ISSN: 1858-2559


pengujian untuk efek kalender. Mereka
menemukan bahwa efek Senin adalah jauh
lebih signifikan secara statistik dari
penelitian sebelumnya. Hasilnya diperoleh
pada DJIA selama periode 1896-1996.
Hansen, Lunde, dan Nason (2005) telah
meningkatkan penelitian tersebut. Kedua
makalah tersebut membandingkan hasil
yang diharapkan atau rasio Sharpe.
Kedua, penjelasan tersebut melibatkan
struktur mikro pasar, khususnya, masalah
tentang penyelesaian, dividen, dan pajak.
Misalnya, French (1980 dalam Lari,
Mardani, dan Aghaeiboorkheili, 2013)
mengusulkan hipotesis waktu kalender,
yang akan menunjukkan bahwa ekpektasi
pengembalian akan benar-benar lebih
besar selama akhir pekan (Jumat sampai
Senin) karena di antara tiga hari kalender
versus satu hari kalender untuk hari

lainnya dalam seminggu. Hipotesis ini
bertentangan dengan data. Lakonishok
dan Levi (1982 dalam Lari, Mardani, dan
Aghaeiboorkheili, 2013) menyarankan
bahwa ekspektasi tingkat pengembalian
harus berbeda setiap hari mengacu pada
masa settlement 5-hari, yang memiliki
efek
membuat
ekspektasi
tingkat
pengembalian lebih tinggi pada hari Jumat
dan lebih rendah pada hari Senin secara
relatif baik itu untuk perdagangan atau
model waktu kalender. Konsensus umum
tampaknya menyatakan bahwa data tidak
mendukung prediksi yang tepat dari
hipotesis mereka, (Pettengill, 2003 dalam
Lari, Mardani, dan Aghaeiboorkheili,
2013).

Penjelasan ketiga melibatkan tingkat
yang berbeda dari arus informasi mikro
dan makro. Pada dasarnya, rilis berita
buruk cenderung ditunda sampai akhir
pekan,. Steeley (2001) berpendapat bahwa
efek Senin di pasar saham Inggris terkait
dengan pola sistematis sampainya beritas
perihal
pasar
yang
luas
yang
berkonsentrasi antara Selasa dan Kamis.
Namun, sejumlah studi telah menyatakan
bahwa hal ini tidak menjelaskan efek
secara keseluruhan (Pettengill, 2003
dalam
Lari,
Mardani,
dan
Aghaeiboorkheili, 2013).

Kowanda dan Pasaribu, Efek Hari Perdagangan...

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil)
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015

Vol. 6, Oktober 2015
ISSN: 1858-2559

hasil yang menunjukkan adanya day of the
Penjelasan keempat, pola diferensial
perdagangan berbagai pelaku pasar.
week effect, dimana return saham pada
Individu benar-benar sebagai penjual pada
hari perdagangan Senin lebih rendah
hari Senin, dan individu berperilaku
daripada return saham hari perdagangan
berbeda pada hari Senin dibandingkan
lainnya (Kiymaz et al., 2005; Basher, et
hari-hari lain dalam seminggu. Atau yang
al., 2006; Apolinario, Cáceres, Santana,
lain, bisa juga karena aktivitas short
Sales, and Caro, 2006;Abidin dan
selling - short seller menutup posisi
Mahmood, 2009; Sutheebanjard and
mereka pada hari Jumat karena sulit untuk
Premchaiswadi, 2010; Osazevbaru and
Oboreh, 2014)
memantau selama akhir pekan (mungkin
Penelitian day of the week effect di
sebagian besar dari mereka pergi
berlibur). Mereka menjual saham pada
Bursa Efek Indonesia menunjukkan hasil
hari Senin yang menyebabkan penurunan
yang bervariasi. Basher dan Sadorsky
harga. Terdapat beberapa penelitian yang
(2006) melakukan penelitian terhadap
saham-saham yang ada di BEJ dan
telah mendokumentasikan perilaku yang
berbeda dari individu pada hari Senin
menemukan bahwa terdapat day of the
week effect dimana return terendah terjadi
dibandingkan hari-hari lain. Misalnya,
Pettengill (1993 dalam Lari, Mardani, dan
di hari Selasa dan return tertinggi terjadi
Aghaeiboorkheili,
2013)
yang
pada hari Jumat selama periode penelitian.
Iramani (2006) menguji pengaruh hari
menemukan bahwa individu lebih
perdagangan terhadap return saham.
mungkin untuk berinvestasi dalam aset
Hasilnya menunjukkan hari perdagangan
berisiko ketika percobaan dilakukan pada
Selasa, Rabu dan Jumat mempunyai
hari Jumat daripada ketika mereka berada
pengaruh
terhadap
return
saham
di hari Senin. Terdapat berbagai
sedangkan hari perdagangan Senin dan
pandangan tentang pentingnya efek ini
Kamis tidak mempunyai pengaruh
dalam menjelaskan anomali pasar saham.
terhadap return saham selama periode
Akhirnya,
orang
lain
telah
penelitian. Hari perdagangan Senin terjadi
mempertanyakan besarnya pengaruh hari
return positif tetapi uji signifikansi yang
Senin dan apakah itu cukup besar untuk
menunjukkan return positif ini tidak
menghasilkan keuntungan berdasarkan
signifikan.
aturan sederhana perdagangan (French,
Cahyaningdyah (2005) menguji
1980 dalam Lari, Mardani, dan
pengaruh hari perdagangan terhadap
Aghaeiboorkheili, 2013).
return saham dengan menggunakan data
Penelitian ini akan menguji tentang
return 73 saham yang paling aktif di
Monday effect yang merupakan bagian
perdagangkan di BEJ, kriteria keaktifan
dari day of the week patern. Sejumlah
adalah berdasarkan frekuensi hari
penelitian menemukan adanya fenomena
perdagangan.
Hasil
penelitian
Monday effect (atau weekend effect)
menunjukkan adanya return terendah pada
menggunakan berbagai periode waktu dan
hari Senin (Monday effect) dan return
berbagai indeks return saham yang
tertinggi terjadi pada hari perdagangan
berbeda. Anomali ini tidak hanya terjadi
Jumat (weekend effect). Keragaman hasil
di pasar modal Amerika Serikat tapi juga
penelitian
dan
argumentasi
yang
di pasar modal negara-negara lain diluar
dikemukakan
mengenai
fenomena
Amerika Serikat serta anomali ini terjadi
Monday effect menjadikan fenomena ini
juga pada berbagai tipe sekuritas (Basher
tetap menarik untuk diteliti. Hal ini
& Sadorsky, 2006). Hasil penelitian
mendorong peneliti untuk melakukan
mengenai pola perubahan return saham di
penelitian tentang fenomena Monday
pasar modal memberi kesimpulan yang
effect di Bursa Efek Indonesia. Adapun
beragam (Hui, 2005; Keef, 2005; Cai et
tujuan penelitian ini adalah untuk
al., 2006). Penelitian di luar pasar modal
menganalisis dan menguji secara empiris
Amerika Serikat mendokumentasikan
Rt = α+β1M + β2T + β3W + β4Th + β5F + et ........(1)
Kowanda dan Pasaribu, Efek Hari Perdagangan...

E-163

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil)
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015

pengaruh hari perdagangan terhadap
return saham, return pasar dan sektoral
(IHSG, ILQ45, dan JII), return valuta
asing (USD, Euro, dan Yen), dan return
bursa saham asing (HSI, KOSPI, dan
TSEC) periode 2005-2010.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengambil sampel 13saham
yang secara aktif diperdagangkan dan 3
data indeks (IHSG, ILQ45, dan JII) di
Bursa Efek Indonesia, 3 valuta asing
(USD, Euro, dan Yen), dan 3 bursa saham
asing (HSI, KOSPI, dan TSEC). Sampel
diambil dengan menggunakan purposive
sampling, dengan kriteria pemilihan
sampel adalah saham yang selalu
tercantum di LQ45 selama periode 20052010. Sedangkan kriteria untuk valuta
asing adalah, valuta asing yang sering
digunakan dalam aktivitas ekonomi di
Indonesia
dan
likuid.
Sementara
pertimbangan untuk bursa saham asing
adalah pertimbangan geografis kontinen
yakni sama-sama di Asia. Saham yang
digunakan adalah saham-saham yang aktif
diperdagangkan di BEJ selama periode
pengujian. Kriteria ini diambil untuk
menghindari
bias
yang
mungkin
ditimbulkan oleh saham-saham tidur.
Sedangkan
kriteria
keaktifannya
berdasarkan frekuensi hari perdagangan
saham dalam setahun. Data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah
harga penutupan (closing price) untuk
setiap hari perdagangan pada instrument
saham, indeks pasar dan bursa asing .
Harga penutupan harian ini nantinya akan
menjadi dasar penghitungan return harian
masing-masing saham. Sementara untuk
valuta asing digunakan data kurs tengah
sebagai dasar perhitungan return. Untuk
menguji hipotesis yaitu pengaruh hari
perdagangan terhadap return saham,
model regresi yang digunakan dapat
dilihat pada rumus 1.
Rt adalah return saham pada hari t,
dan variabel dummy (M, T, W, Th, dan F)
menunjukkan hari perdagangan saham di
bursa yang di observasi, yaitu M untuk
Senin, T untuk Selasa, W untuk Rabu, Th
E-164

Vol. 6, Oktober 2015
ISSN: 1858-2559

untuk Kamis dan F untuk Jumat. Nilai
M=1 untuk return saham pada hari Senin
dan M=0 untuk return saham hari lainnya.
T=1 untuk return saham pada hari selasa
dan T=0 untuk return saham hari lainnya.
Demikian juga hal yang sama berlaku
untuk dummy W, Th dan F. Sedangkan
β1-β5 adalah koefisien regresi untuk
variabel dummy Senin sampai Jumat.
Koefisien regresi ini menunjukkan
besarnya rata-rata return saham pada
masing-masing
hari
perdagangan.
Pengujian pengaruh hari perdagangan
terhadap return saham harian dilakukan
dengan cara menguji koefisien regresi
masing-masing variabel hari perdagangan.
Hari perdagangan dikatakan berpengaruh
terhadap return saham jika koefisien
regresi variabel tersebut signifikan secara
statistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
tabel 1 diperoleh
beberapa informasi sebagai berikut:
tingkat pengembalian yang tertinggi masih
dihasilkan oleh instrument saham, dimana
yang tertinggi adalah saham AALI
(0,19%), ASII (0,16%), INDF (0,16%),
dan KLBF (0,16%). Sementara untuk
valas dan bursa asing masih memberikan
return yang lebih kecil (tidak sampai 0,1
persen/hari). Adagium high-return dan
high-risk juga diklarifikasi oleh data
tersebut. Dimana dalam hal ini instrument
saham di Bursa efek Indonesia
menjustifikasi pada beberapa saham,
misalnya saham AALI, BBNI, dan
SMCB. Secara umum mengacu pada
pertimbangan return-risk, berinvestasi di
bursa efek Indonesia masih lebih menarik
dibanding bursa asing lainnya (HSI,
KOSPI, dan TSEC), bahkan jika
dibandingkan instrument valuta asing
(USD, EUR, dan Yen).
Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil
bahwa secara umum hari perdagangan
tidak berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pengembalian seluruh instrument
investasi. Pada instrument saham,
fenomena monday effect (Fenomena
monday effect menyatakan bahwa return
Kowanda dan Pasaribu, Efek Hari Perdagangan...

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil)
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015

pada hari Senin cenderung menghasilkan
return yang negatif, sedangkan return
positif terjadi pada hari-hari selain Senin)
hanya terjadi pada beberapa saham, yakni
saham ELTY, MEDC, dan SMCB.
Sementara untuk saham ASII, BBCA, dan
BBNI, meski tingkat pengembalian pada
hari Senin adalah negatif, namun hari
perdagangan tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pengembalian. Demikian
juga halnya dengan valuta asing Euro dan
Yen. Temuan lainnya, terjadi Tuesday
effect pada saham MEDC dan Thursday
effect pada saham SMCB. Day of week
effect juga tampaknya belum terbukti
terjadi di bursa efek Indonesia selama
periode 2005-2010, jika mengacu pada
koefisien determinasi hari perdagangan
pada seluruh investasi (saham, pasar,
sektoral, valuta asing, dan bursa asing)
yang berkisar hanya 0,02%-1,26%. Hal ini
semakin diperjelas jika melihat pada
signifikansi simultan pada seluruh tingkat
pengembalian
instrumen
investasi.
Kecuali saham BNGA, BRPT, MEDC,
dan SMCB, seluruh hari perdagangan
secara simultan tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pengembalian
instrument investasi. Bahkan pada
beberapa bursa asing (lih. Tabel 3),
fenomena monday-effect ini tidak terjadi.
Berdasarkan pengujian hipotesis,
terbukti bahwa return saham harian di
Bursa Efek Indonesia khususnya untuk

hari Senin relatif tidak dapat diprediksi
dan
tidak
selalu
paling
rendah
dibandingkan dengan rata-rata return hari
lainnya, karena ternyata hanya beberapa
saham yang mencapai nilai negatif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
penelitian ini tidak terjadi anomali
monday Effect di BEI. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Prasetyo (2006), Sumiyana (2008),
dan Safaruddin (2011) dan menolak studi
yang dilakukan Ramadhani (2015),
Cahyaningdyah dan Witiastuti (2010),
Azlina
(2009),
Rita
(2009),
Cahyaningdyah (2005) dan Budileksmana
(2005) yang menyatakan bahwa terjadi
monday effect di Bursa Efek Indonesia.
Terjadinya return yang paling rendah
pada hari Senin (monday effect) di Bursa
Efek Indonesia dikarenakan mungkin
memang karena para investor menunda
melakukan pembelian saham di hari
Senin. Hal ini terjadi karena para investor
masih menentukan strategi dalam
bertransaksi
dengan
melakukan
pengkajian terlebih dahulu atas informasi
ataupun berita yang relevan yang biasanya
dikeluarkan oleh perusahaan pada hari
terakhir perdagangan, namun hal ini
bukanlah suatu pola kepastian terutama
bila mempertimbangkan hal-hal lainnya
seperti, risk profile investor, dan distribusi
informasi yang terjadi di bursa Indonesia.

Tabel 1. Tingkat Pengembalian dan Risiko
VARIABEL RETURN
RISK
VARIABEL RETURN
IHSG
0.10%
1.60%
KLBF
0.16%
AALI
0.19%
3.16%
MEDC
0.08%
ASII
0.16%
3.00%
SMCB
0.14%
BBCA
0.10%
2.76%
LQ-45
0.14%
BBNI
0.11%
3.07%
JII
0.15%
BBRI
0.14%
2.98%
USD
0.001%
BMRI
0.12%
2.99%
EUR
0.01%
ELTY
0.08%
4.81%
YEN
0.03%
GGRM
0.11%
2.91%
H.S.I
0.06%
INDF
0.16%
2.93%
KOSPI
0.06%
ISAT
0.02%
2.69%
TSEC
0.03%
Sumber: Hasil Olah Data

Kowanda dan Pasaribu, Efek Hari Perdagangan...

Vol. 6, Oktober 2015
ISSN: 1858-2559

RISK
3.06%
3.27%
3.37%
1.60%
1.68%
0.73%
0.81%
1.08%
1.83%
1.53%
1.39%

E-165

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil)
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015

Vol. 6, Oktober 2015
ISSN: 1858-2559

Tabel 2. Efek Hari Perdagangan pada Bursa Efek dan Valuta Asing
VARIABEL Constant
SENIN
SELASA KAMIS
JUMAT
Sig.F
.000
.001
.001
.002
.001 .800b
IHSG

Adj.R2
.001

Sig.t

.804

.527

.697

.217

.469

AALI

.002

.001

-.001

-.001

.001

.789b

.001

Sig.t
ASII

.265
.003

.755
-.003

.669
-.001

.579
-.001

.591
-.001

.862b

.001

Sig.t

.124

.280

.685

.670

.831

BBCA

.001

-.001

.000

.001

.000

.955b

.000

Sig.t
BBNI

.590
.000

.743
-.001

.883
.000

.641
.004

.943
.001

.307b

.003

Sig.t
BBRI

.864

.616

.881

.109

.813

.002

.000

-.001

-.002

-.002

.855b

.001

Sig.t
BMRI

.167
.001

.967
2.606E-05

.559
-.001

.522
.001

.377
-1.016E-05

.986b

.000

Sig.t

.482

.992

.789

.739

.997

ELTY

.002

-.008

.001

.001

.002

.084b

.006

Sig.t

.582
5.611E-05

.045
.002

.858
.001

.762
.002

.602
.001

.932b

.001

Sig.t

.973

.501

.676

.399

.745

INDF

.002

-.003

8.416E-05

.000

.000

.639b

.002

Sig.t
ISAT

.193
-.002

.211
.002

.972
.003

.921
.003

.932
.002

.621b

.002

Sig.t

.269

.481

.181

.157

.322

KLBF

.003

-.002

-.003

-.002

-.002

.827b

.001

Sig.t

.066
.004

.404
-.008

.236
-.007

.543
-.001

.515
.002

.001b

.013

Sig.t
SMCB

.056

.013
-.005

.602

.493

.005

.005
-.008

-.006

-.001

.032b

.007

Sig.t
LQ-45

.005
.001

.007
8.911E-05

.071
.001

.023
.001

.593
.001

.913b

.001

Sig.t

.368

.946

.498

.447

.599

JII

.001

.000

.002

.001

.001

.782b

.001

.429
-4.191E-05

.900
.000

.263
.000

.407
.000

.575
3.875E-05

.804b

.001

.921
.000

.703
-.001

.541
-.001

.564
.000

.949
.000

.365b

.003

.324
.001

.239
-.001

.146
-.002

.834
-.001

.807
-.001

.432b

.003

.057
Sig.t
Sumber: Hasil Olah Data

.313

.067

.442

.162

GGRM

MEDC

Sig.t
USD
Sig.t
EUR
Sig.t
YEN

E-166

Kowanda dan Pasaribu, Efek Hari Perdagangan...

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil)
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015

BURSA
Constant
SENIN
SELASA
KAMIS
JUMAT

Vol. 6, Oktober 2015
ISSN: 1858-2559

Tabel 3. Efek Hari Perdagangan Bursa Asing
H.S.I
KOSPI
TSEC
B
Sig.t
B
Sig.t
B
Sig.t
0.0005
.440
0.0005
.580
-0.0003
.734
0.0003
.189
0.0005
.687
0.0008
.510
0.0010
.654
-0.0005
.715
0.0003
.785
-0.0003
-.180
0.0013
.305
0.0017
.141
-0.0006
-.380
-0.0005
.673
0.0004
.754
b
b
b
.873
.585
.631

Sig.F
0.08%
Adj.R2
Sumber: Hasil Olah Data

Kondisi subjektif lainnya bisa jadi
merupakan kontribusi dari sisi psikologi
para investor itu sendiri yang tidak
menyukai hari Senin serta perilaku
overreaction dari para investor terhadap
suatu informasi yang buruk sehingga
langsung menjual sahamnya di hari Senin.
Hal tersebut yang mengakibatkan harga
saham di hari Senin akan jatuh
dikarenakan peningkatan supply yang
tidak diimbangi dengan peningkatan
demand.Dengan demikian tidak terjadinya
anomali monday effect di Bursa Efek
Indonesia selama periode penelitian ini
mengindikasikan
tidak
adanya
pelanggaran atas hipotesis pasar efisien
bentuk lemah karena return saham tetap
belum dapat diprediksi berdasarkan
pengaruh kalender tertentu. Oleh sebab itu
dapat disimpulkan bahwa Bursa Efek
Indonesia dan pasar uang (khususnya
valuta asing USD, EUR, dan Yen)
memang masih belum efisien selama
periode 2005-2010.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis dan menguji secara empiris
efek hari perdagangan terhadap tingkat
pengembalian instrument investasi di
Indonesia periode 2005-2010. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara
umum
hari
perdagangan
tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian investasi saham, valas, dan
bursa asing. Secara parsial fenomena
Monday-effect terjadi hanya pada saham
ELTY, MEDC, dan SMCB; sementara
Kowanda dan Pasaribu, Efek Hari Perdagangan...

0.19%

0.18%

tuesday effect terjadi pada saham MEDC
dan Thursday effect pada saham SMCB.
Kapasitas hari perdagangan dalam
menjelaskan variasi tingkat pengembalian
investasi di Indonesia adalah rendah dan
dengan demikian sangat riskan bila hal
ini dijadikan pertimbangan dalam
penyusunan strategi investasi.
Saran
Untuk penelitian selanjutnya agar
disarankan
menggunakan
periode
penelitian yang lebih lama dan jumlah
sampel yang lebih komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Shahida Nadia Zainal and Wan
Mansor Wan Mahmood. 2009. Day-ofthe-Week Effect on the Bursa Malaysia:
Further
evidence
from
robust
estimations. MPRA Paper No. 13326.
Al-Jafari, M.K. 2011. The Monthly Effect of
Stock Market Returns and the Global
Financial
Crisis:
Evidence
and
implications from Bahrain Bourse.
International Research Journal of
Finance and Economics, (78), 83-95.
Almonte, C.K.S. 2005. The Day-of-the-Week
Effect in the Philippine Stock Market
January 3, 2000 to July 23, 2004.
CBERD Working Paper No.10.
Almonte, Catherine Kalayaan S. 2012.
Calendar Effect in the Philippine Stock
Exchange. International Journal of
Information Technology and Business
Management, 3(1): 64-80.
Apolinario, Rosa María Cáceres., Santana,
Octavio Maroto,. Sales, Lourdes
Jordán., Caro, Alejandro Rodríguez.
2006. Day of the Week Effect on
European Stock Markets. International

E-167

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil)
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015

Research Journal of Finance and
Economics, Issue 2.
Azlina, Nur. 2009. Pengaruh Monday Effect
Terhadap Return Saham JII Di Bursa
Efek Indonesia. Pekbis Jurnal, 1(1):
Maret: 26-35.
Basher, S. A & P. Sadorsky. 2006. Day of The
Week Effect in Emerging Stock
Markets. Applied Economics Letters,
13(10): 621-628.
Budileksmana, Antariksa. 2005. Fenomena
The Monday Effect Di Bursa Efek
Jakarta. SNA VIII, September, Solo.
Cahyaningdyah, D. 2005. Analisis Pengaruh
Hari Perdagangan Terhadap Return
Saham: Pengujian Week-Four Effect
dan Rogalski effect di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
20(2).
Cahyaningdyah, Dwi dan Rini Setyo
Witiastuti. 2010. Analisis Monday
Effect dan Rogalski Effect Di Bursa
Efek
Jakarta.
Jurnal
Dinamika
Manajemen, 1(2): 154-168.
Cai, J., Li, Y & Qi, Y. 2006. The Day of The
Week Effect: New Evidence From The
Chinese Stock Markets. Chinese
Economy, 39(2): 71-88.
Chia, R.C., Liew, V.K., & Wafa, S.A.W.S.K.
2008. Day-of-the-week Effects in
Selected East Asian Stock Markets.
Economics Bulletin, 7(5): 1-8.
Hansen, P.R. Lunde, A., and J.M. Nason.
2005. Testing the Significance of
Calendar Effects. Working paper No.
2005-2, Federal Reserve Bank of
Atlanta.
Hui, T. 2005. Day of The Week Effect in US
and Asia-Pasific Stock Markets During
The Asia Financial Crisis: A Non
Parametric Approach. Omega, 33(3):
277-282.
Hussain, F., Hamid, K., Akash, R.S.I., &
Khan, M.I. 2011. Day of the Week
Effect and Stock Returns: (Evidence
from Karachi Stock ExchangePakistan). Far East Journal of
Psychology and Business, 3(1): 25-31.
Iramani, R. 2006. Studi Tentang Pengaruh
Hari Perdagangan terhadap Return
Saham Pada BEJ. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 32:1-8.
Keef, S & Roush, M. L. 2005. Day of The
Week Effect in The Pre-Holiday Return
of The Standard & Poor’s 500 Stock
Index. Applied Financial Economics,
15(2): 107-119.
E-168

Vol. 6, Oktober 2015
ISSN: 1858-2559

Lakonishok, J., & Levi, M. 2012. Weekend effects
on stock returns: a note. The Journal of
Finance, 37(3), 883-889.
Lari, Mansooreh Kazemi., Mardani, Abbas dan
Mohsen Aghaeiboorkheili. 2013. Asian Journal of
Finance and Accounting, (5)1.
Marrett, G. & Worthington, A. 2011. The Monthof-the-Year Effect in the Australian Stock
Market: A Short Technical Note on the
Market, Industry and Firm Size Impacts.
Australasian Accounting Business and
Finance Journal, 5(1): 117-123.
Osazevbaru, H.O. and Oboreh, J. 2014. The
“Monday Effect” in Nigerian Stock Market:
Evidence and Implication. J. of Social
Sciences and Public Policy, 6(1): 1-8.
Prasetyo, Hari. 2006. Analisis Pengaruh Hari
Perdagangan terhadap Return, Abnormal
Return dan Volatilitas Return Saham (Studi
Pada LQ45 Periode Januari-Desember
2005). Tesis. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Ramadhani, Ranita. 2015. Pengujian Anomali
Pasar Monday Effect, Weekend Effect,
Rogalski Effect, Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 3(2).
Rita, M. R. 2009. Pengaruh Hari Perdagangan
terhadap Return Saham: Pengujian Day of
The Week Effect, Week-Four Effect dan
Rogalski Effect di BEI. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis, XV(2): 121-134.
Rita, Maria Rio. 2009. Pengaruh Hari Perdagangan
terhadap Return Saham. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis, 15(2), September: 121-134.
Safaruddin. 2011. Pengujian Monday Effect Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 10(1): 9-17.
Selvakumar, D.S. 2011. Existence of Certain
Anomalies in Indian Stock Market.
International Conference on Economics
and Finance Research, IPEDR Vol. 4.
Sumiyana. 2008. Day of the Week dan Monday
Effect: Fenomena Yang Terbuktikan Tidak
Konsisten Di Pasar Modal Indonesia. Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan, 1(1), April:
1-30.
Sutheebanjard,
Phaisarn
and
Wichian
Premchaiswadi. 2010. Analysis of Calendar
Effects: Day-of-the-Week Effect on the
Stock Exchange of Thailand (SET).
International Journal of Trade, Economics
and Finance, 1(1), June: 57-62.
Wyème, B.M.D.F. & Olfa, C. (2011). Month of
the Year Effect: Existence and Behavioral
Explanation.
International
Research
Journal of Finance and Economics, (67):
72-81.
Zafar, N., Urooj, S.F., & Farooq, S.U. (2010).
Karachi Stock Exchange: Testing month of
the Year Effect. European Journal of
Economics, Finance and Administrative
Sciences,
(24):
20-28

Kowanda dan Pasaribu, Efek Hari Perdagangan...