PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN 060790 MEDAN AREA.

(1)

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

KELAS IV SDN 060790 MEDAN AREA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

FIRA ASTIKA WANHAR

NIM : 8136182018

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

FIRA ASTIKA WANHAR. Penggunaan Model Problem Based Learning

Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran

IPS Kelas IV SDN 060790 Medan Area. Tesis. Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran IPS materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat di kelas IV SDN 060790 Medan Area. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Instrument yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan hasil observasi pada setiap siklus. Subjek dalam penelitian sebanyak 30 siswa kelas IV SDN 060790 Medan Area. Data awal penelitian menggunakan nilai pretest yang menunjukkan rata-rata nilai 64,50. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I hasil observasi aktivitas siswa dengan 14 orang (46,66%) yang dikatakan aktif dari 30 orang siswa dan meningkat pada siklus II menjadi 25 orang siswa (83,33%). Dari hasil observasi aktivitas siswa telah memperlihatkan peningkatan pada siklus II dan menunjukkan telah terpenuhinya ketuntasan aktivitas secara klasikal sebesar 71,87%. Sedangkan pada hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, dimana dari rata-rata yang diperoleh dari post test siklus I yaitu 70,83 serta memiliki ketuntasan belajar siswa sebesar 53,33% (16 orang siswa) dan meningkat dihasil post test siklus II yaitu memperoleh nilai rata-rata sebesar 88,16 dan memiliki ketuntasan belajar siswa sebesar 93,33% (28 orang siswa). Hal ini membuktikan bahwa siklus selanjutnya tidak perlu dilakukan. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning telah terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa pada materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat di kelas IV SDN 060790 Medan Area.


(6)

ii

ABSTRACT

FIRA Astika wanhar. Usage Model Problem Based Learning and

Activity In Improving Student Results on Learning IPS SDN 060

790 Class IV Medan Area. Thesis. Graduate Program, State

University of Medan, 2015.

This study to determine the increased activity and student learning outcomes by using a model of Problem Based Learning in social studies learning materials social problems in the local environment in class IV SDN 060 790 Medan Area. This research is a classroom action research (PTK) is conducted in two cycles. Instrument is done in this study is based on the observation in each cycle. Subjects in the study were 30 students of class IV SDN 060 790 Medan Area. Preliminary data research use pretest value that indicates the average value of 64.50. The results showed in the first cycle the observation of student activity by 14 people (46.66%) are said to be active from 30 students and increased in the second cycle to 25 students (83.33%). From the observation of students have shown an increase in activity in the second cycle and shows have been fulfilled in classical completeness activity of 71.87%. While the learning outcomes of students also increased, where the average is obtained from the post-test cycle I is 70.83 and has a mastery learning students of 53.33% (16 students) and increased dihasil post test cycle II is to obtain value an average of 88.16 and has the students' mastery of 93.33% (28 students). This proves that the next cycle is not necessary. Therefore, the implementation of Problem Based Learning model of learning has been shown to enhance the activity and results of social studies students on material social problems in the local environment in class IV SDN 060 790 Medan Area.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis dengan judul Penggunaan Model Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas IV SDN 060790 Medan Area pada Materi Masalah-Masalah Sosial di Lingkungan Setempat.

Banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan tesis ini, oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dede Ruslan, M.Si., dan Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan meluangkan waktunya serta telah memberikan nasehat dan arahan kepada penulis selama penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan yang telah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan Pascasarjana (S-2).

3. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, , Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan izin penyusunan tesis ini.

4. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd, Asisten Direktur I Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan izin penyusunan tesis ini. 5. Bapak Dr. Deny Setiawan M.Si., selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar PPs

Universitas Negeri Medan yang banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis.


(8)

6. Bapak Dr. Sugiharto, M.Si., Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si., dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd., selaku penguji yang telah banyak memberi masukan dan saran demi perbaikan tesis ini.

7. Ibu Prof. Dr. Anita Yus M.Pd., selaku sekretaris Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis.

8. Abangnda Hizrah Saputra Harahap, S.Pd., selaku Pegawai Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu penulis sejak dalam perkuliahan hingga penyelesaian tesis.

9. Ibu Rohayani Lubis, S.Pd., selaku Kepala SDN 060790, Ibu Rina Mahrani Lubis, S.Pd. selaku Guru Kelas IV dan seluruh guru-guru, staff pegawai SDN 060790 Medan Area yang telah memberikan ijin waktu untuk melaksanakan penelitian dan bimbingannya yang bermanfaat bagi peneliti.

10.Kepada yang teristimewa kedua orangtua yang sangat saya hormati dan sayangi, Ibunda Rafidah, Ayahnda Filaili Wanhar dan suami Aa Saepul Rojak yang selalu memberikan do’a, motivasi, semangat hidup dalam meraih masa depan serta kecukupan dana hingga penulis selesai menyelesaikan penulisan tesis ini, dan yang saya sayangi adik Fiki Ganang Wanhar dan juga calon buah hati saya bersama sang suami.

11.Kepada sahabat-sahabat yang saling memberikan dorongan dalam rangka penulisan tesis ini yang pada khususnya Akmalun Nazli, M.Pd, Belladina Nasution,S.Pd, Eti Muliani, S.Pd, Nurlia Ginting, M.Pd, dan Soibatul Ritonga, S.Pd, dkk.


(9)

12.Teman-teman Sealmamater Prodi Dikdas 2013 Kelas B3, (Dinda Yarshal, M.Pd, Kak Metasya, Kak Delfi Hayati, Kak Rita Sibange-bange, Febry Fahreza, M.Pd, dkk) yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

13.Seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan Tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah membantu, memberikan masukan dan dukungan motivasinya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik atas bantuan dan bimbingan yang diberikan. dengan penuh harap kiranya tesis ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Amin

Medan, September 2015 Peneliti


(10)

vi

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 10

1.4 Rumusan Masalah ... 10

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 13

2.1 Kerangka Teoretis ... 13

2.1.1 Hakikat Aktivitas Belajar ... 13

2.1.2 Hakikat Hasil Belajar IPS... 18

2.1.3 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 24

2.1.4 Pembelajaran Model Problem Based Learning ... 28

2.2 Teori Yang Relevan ... 38

2.3 Penelitian Relevan ... 41

2.4 Kerangka Konseptual ... 43

2.5 Hipotesis Tindakan ... 46

BAB III : METODE PENELITIAN ... 48

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 48

3.2 Subjek Penelitian ... 48

3.3 Jenis Penelitian ... 49

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 49

3.5 Prosedur Penelitian ... 50

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 54


(11)

vii

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Deskripsi Hasil Siklus I ... 60

4.2 Deskripsi Hasil Siklus II ... 80

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 95

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 102

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Implikasi ... 105

5.3 Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Analisis Nilai Ulangan IPS Kelas IV SDN 060790

Medan Area ... 4

Tabel 2.1 Bentuk Dan Indikator Aktivitas Belajar Yang Akan Ditingkatkan ... 15

Tabel 2.2 Silabus Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV ... 26

Tabel 2.3 Peran Guru, Peserta Didik Dan Masalah Dalam Problem Based Learning ... 31

Tabel 2.4 Sintaks Atau Langkah-Langkah PBL ... 34

Tabel 3.1 Rencana Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993) ... 51

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Aktivitas Siswa ... 53

Tabel 3.3 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa ... 54

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar IPS ... 55

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan I ... 68

Tabel 4.2 Hasil Observasi Indikator Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan I ... 69

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan II ... 70

Tabel 4.4 Hasil Observasi Indikator Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan II ... 71

Tabel 4.5 Hasil Nilai Pretest Siswa Siklus I ... 72

Tabel 4.6 Hasil Nilai Post Test Siswa Siklus I ... 73

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan I ... 89

Tabel 4.8 Hasil Observasi Indikator Aktivitas Siswa Pada Siklus II Pertemuan II ... 91

Tabel 4.9 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 96


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ... 48

Gambar 3.2 Rencana Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993) ... 50

Gambar 4.1 Persentase Klasikal Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 97


(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rpp Siklus I ... 110

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 118

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 121

Lampiran 4 Rpp Siklus II ... 122

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 130

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 132

Lampiran 7 Soal Pre Test ... 134

Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Pre Test ... 136

Lampiran 9 Soal Post Test I ... 136

Lampiran 10 Kunci Jawaban Soal Post Test I ... 142

Lampiran 11 Soal Post Test II ... 143

Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Post Test II ... 148

Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan I ... 149

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan II.... 151

Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan I .... 153

Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan II ... 155

Lampiran 17 Daftar Nilai IPS Siswa Pre Test ... 157

Lampiran 18 Daftar Nilai IPS Siswa Post Test Siklus I ... 158

Lampiran 19 Daftar Nilai IPS Siswa Post Test Siklus II ... 159

Lampiran 20 Daftar Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS ... 160

Lampiran 21 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 161

Lampiran 22 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 162


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Kelancaran proses pendidikan ini ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga pendidik, kurikulum, sarana pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

Upaya meningkatkan mutu pendidikan dimulai dari sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal merupakan subsistem pendidikan nasional yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan potensi manusia dalam meningkatkan pembangunan nasional. Pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada dalam diri siswa, mengembangkan penggunaan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya suatu proses pembelajaran. Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan salah satu unsur yang sangat penting yang harus diperhatikan karena dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik tersebut maka tujuan pendidikan akan tercapai,


(16)

2

pengembangan kemampuan profesional guru untuk mengelola program pembelajaran yakni guru mempunyai strategi atau metode pembelajaran yang efektif di kelas dan mampu menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sehingga meningkatkan motivasi siswa dalam menjalani aktivitas belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.

Menurut Wulandari (dalamJumarni:2013):

Guru masih sering menggunakan metode konvensional yaitu penyampaian materi pelajaran dengan ceramah. Umumnya, pelajaran berpusat pada guru dan bahan pelajaran, dimana siswa dipandang sebagai orang yang belum mengetahui apapun tentang materi yang diajarkan padahal materi dapat dikaitkan dengan pengalaman siswa.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPS khususnya materi masalah-masalah sosial, jadi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu sosial yang mencakup banyak ilmu yang bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan pengetahuan, kesadaran dan sikap sebagai warga negara yang bertanggung jawab, menuntut pengelolaan pembelajaran secara dinamis dengan mendekatkan siswa kepada realitas objektif kehidupannya.

Pembelajaran bidang Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS dinilai tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan. Selama ini pengembangan kurikulum, materi, dan pembelajaran IPS pun belum mengacu pada maksud dan tujuan


(17)

3

pendidikan IPS yang dirumuskan para ahli. Para ahli pendidikan IPS menegaskan tujuan pembelajaran IPS itu agar peserta didik menjadi warga negara yang baik, mengembangkan kemampuan berpikir untuk dapat memahami menyikapi dan memecahkan masalah-masalah sosial, serta memahami dan melanjutkan kebudayaan bangsanya.

Dalam realitas pembelajaran IPS, persoalan manusia dan sosial kemanusian tak banyak disentuh. Bahkan, dalam proses pembelajaran, guru IPS dan siswa hanya melakukannya sekadar saja. Tak ada inovasi-inovasi pembelajaran yang konkret yang bisa membuat pendidikan IPS mencapai tujuan. Selama ini, pendidikan IPS dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, kurang variatif, dan berbagai keluhan lainnya. Hal ini disebabkan proses pembelajaran IPS, guru IPS kurang optimal baik di dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran IPS cenderung masih berpusat pada guru, berpusat pada buku, dan monomedia.

Kondisi saat observasi awal yang terjadi pada siswa Kelas IV SDN 060790 Medan Area menunjukkan bahwa kurang aktif dalam proses pembelajaran IPS, ini dilihat dari hasil wawancara dengan 5 siswa dari 30 siswa yang menunjukkan bahwa 2 orang di antaranya mengaku kesulitan memahami beberapa materi dalam pembelajaran IPS. Masalah lainnya, ketika pembelajaran banyak siswa yang kurang memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru bahkan mereka sering berbicara sendiri kepada temannya serta adanya beberapa anak yang kurang berkonsentrasi dengan materi yang diajarkan. Akibatnya ketika siswa diminta


(18)

4

untuk menjelaskan kembali atau menuliskan kesimpulan dari belajar itu tidak dapat mereka lakukan sehingga aktivitas yang mereka lakukan selama proses pembelajaran berlangsung dikelas itu belum tercapai secara maksimal.

Permasalahan yang muncul dari kondisi pembelajaran IPS tersebut, sebagian siswa menganggap mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami sehingga siswa cenderung merasa bosan, jenuh dan malas untuk belajar, siswa kurang termotivasi karena menganggap mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep yang luas dan juga karena banyak diantara siswa yang kurang mendapatkan motivasi dari orang tua karena latar belakang keluarga yang tidak lengkap atau juga perceraian orang tua. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya sehingga aktivitas siswa dalam kelas cenderung rendah sehingga berakibat pada hasil belajar yang rendah.Aktivitas belajar yang rendah di dalam kelas akan berdampak kepada hasil belajar siswa yang rendah pula.

Ketika peneliti mengkaji lebih lanjut permasalahan tersebut, peneliti menemukan keterkaitan permasalahan tersebut dengan model dan metode pembelajaran guru yang masih bersifat konvensional. Selain itu, hasil observasi awal juga menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS sehingga prestasi belajar sebagian siswa kurang memenuhi KKM yaitu minimal 70. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :


(19)

5

Tabel 1.1 Analisis Nilai Ulangan IPS Kelas IV SDN 060790 Medan Area

Tahun

Pelajaran KKM Jumlah Tuntas Tidak Tuntas

Siswa % Jumlah Siswa %

2012 Semester 1 65 11 36,66 19 63,33

2012 Semester 2 65 12 40,00 18 60,00

2013 Semester 1 70 10 33,33 20 66,66

2013 Semester 2 70 10 33,33 20 66,66

2014 Semester 1 70 8 26,66 22 73,33

2014 Semester 2 70 11 36,66 19 63,33

2015 Semester 1 70 9 30,00 11 36,66

Sumber: SDN 060790 Medan Area

Dari data tersebut dapat dilihat dengan jumlah 30 siswa, diperoleh pada ulangan harian pertama 11 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yang ditetapkan yaitu 65 atau sekitar 36,7%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 19 siswa atau sekitar 63,3%. Untuk nilai ulangan harian kedua mengalami penurunan jumlah siswa yang melebihi nilai KKM yaitu sebanyak 12 siswa atau setara dengan 30%, sedangkan pada siswa yang belum melebihi KKM sebanyak 18 siswa atau setara dengan 70%. Begitu juga dengan tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 masih mengalami penurunan belum ada siswa yang di atas 50% yang mencapai nilai KKM dalam pelajaran IPS. Berdasarkan data hasil belajar siswa tersebut dapat dinyatakan bahwa tingkat ketercapaian minimal dalam pembelajaran IPS siswa di kelas tersebut belum tercapai sesuai dengan yang diharapkan.Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran IPS selama ini masih belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari analisis masalah yang ada, peneliti menemukan beberapa faktor penyebab dari hasil belajar dan aktivitas siswa rendah yang dikaji dengan melihat


(20)

6

kondisi guru dan siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut antara lain yakni sebagai berikut :

1. Model dan metode pembelajaran guru yang masih bersifat konvensional.

2. Guru kurang mampu menarik perhatian siswa untuk bekerjasama dalam proses

pembelajaran.

3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS sehingga prestasi belajar sebagian

siswa kurang memenuhi KKM.

4. Siswa menganggap mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang sulit

dipahami sehingga siswa cenderung merasa bosan, jenuh dan malas untuk belajar.

5. Siswa kurang termotivasi karena menganggap mata pelajaran IPS

merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep yang luas.

6. Siswa yang kurang mendapatkan motivasi dari orang tua.

Jika dilihat dari analisis permasalahan yang ada di lapangan maka diperlukan model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran akan membuat siswa lebih menguasai materi dan diharapkan mampu meningkatkan hasil pembelajaran siswa khususnya pada materi masalah sosial. Dari berbagai macam model-model pembelajaran yang ada dalam proses belajar mengajar,

peneliti ingin meneliti pembelajaran saintifik dengan model Problem Based


(21)

7

Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa dalam proses pembelajaran, yaitu kebebasan untuk mengeksplorasi pengetahuan yang dimilikinya. Seperti yang dikatakan

Panen dalam Rusmono (2012: 74), dalam model Problem Based Learning siswa

diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah.

Proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based

Learning mencakup kegiatan kelompok dan perorangan. Sebagaimana pendapat

berikut, Problem Based Learning mencakup (1) kegiatan kelompok, yaitu

membaca kasus; menentukan masalah mana yang paling relevan dengan tujuan pembelajaran; membuat rumusan masalah; membuat hipotesis; mengidentifikasi sumber informasi, diskusi, dan pembagian tugas; dan melaporkan, mendiskusikan penyelesaian masalah yang mungkin, melaporkan kemajuan yang dicapai setiap anggota kelompok, serta presentasi di kelas; (2) kegiatan perorangan, yaitu siswa melakukan kegiatan membaca berbagai sumber, meneliti, dan penyampaian temuan; dan (3) kegiatan di kelas, yaitu mempresentasikan laporan, dan diskusi antara kelompok di bawah bimbingan guru (Rusmono 2012: 78).

Model pembelajaran ini berpusat pada siswa dan memberikan banyak manfaat kepada siswa, baik manfaat yang diperoleh secara kelompok maupun individu. Manfaat yang diperoleh secara kelompok diantaranya siswa akan belajar bagaimana cara membangun tim yang baik, siswa juga akan belajar mengenai


(22)

8

bersosialisasi dengan teman kelompoknya. Sedangkan manfaat individu yaitu siswa menjadi lebih ingat dan memahami materi yang dipelajarinya, meningkatkan fokus siswa pada pengetahuan yang relevan dengan materi pelajaran, dan akan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.

Penelitian Tindakan Kelas mengenai model Problem Based Learning juga

dilakukan oleh Fanny Vidhayanti Nasution pada tahun 2012 yang berjudul “Penerapan model PBL untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SD Mutiara Harapan Lawang”. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar pada siklus I ke Siklus II. Pada tahun 2010 Ejen Jenal Mutaqin melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas III SD N Karangmulya 02 Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Pokok Bahasan Pecahan melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning)”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan model Problem Based

Learning dapat meningkatkan partisipasi dan kemampuan siswa kelas 3 SD Negeri Karangmulya 02 Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan pecahan sederhana.

Jika dilihat dari beberapa rujukan hasil penelitian yang menggunakan model PBL di atas maka peneliti ingin menerapkan model PBL tersebut di sekolah SDN 060790 Medan Area karena melalui model pembelajaran ini siswa akan dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan aktivitas belajar mereka di kelas seperti dalam aktivitas mendengarkan, melihat suatu pengamatan, mencari informasi, menemukan masalah, menemukan alternative pemecahan


(23)

9

masalah, menulis atau mencatat dari hasil pengamatan, membuat ringkasan dari materi yang sudah dipelajari, dan mempresentasikan hasil kerja dari suatu pengamatan selain itu melalui model ini dapat dilihat tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dan sangat tepat digunakan dalam pembelajaran IPS materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat, apalagi sebelumnya

guru belum pernah menerapkan model Problem Based Learning di kelas.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang aktivitas dan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan

saintifik model Problem Based Learning pada pembelajaran IPS materi

masalah-masalah sosial di lingkungan setempat di kelas IV SDN 060790 Medan Area

dengan judul penelitian “Penggunaan Model Problem Based Learning Dalam

Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas IV SDN 060790 Medan Area pada Materi Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Aktivitas belajar IPS siswa masih rendah seperti dalam bertanya,

mengeluarkan pendapat dan mendengarkan masih kurang dalam proses pembelajaran.

2. Masih rendahnya hasil belajar kemampuan intelektual dan nilai sikap siswa.


(24)

10

4. Siswa kurang termotivasi karena menganggap mata pelajaran IPS

merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep yang luas.

5. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan faktor – faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar yang telah diuraikan di atas, terdapat faktor yang lebih domain terhadap aktivitas dan hasil belajar IPS siswa yakni rasa ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran IPS, salah satu usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah

dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam

menyampaikan pelajaran IPS. Penelitian ini dibatasi pada materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat di siswa kelas IV SDN 060790 Medan Area.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan model PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat siswa kelas IV SDN 060790 Medan Area ?


(25)

11

2. Apakah penggunaan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat di siswa kelas IV SDN 060790 Medan Area ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dengan menggunakan model

PBL pada pembelajaran IPS materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat pada siswa kelas IV SDN 060790 Medan Area.

2. Untuk mengetahui besar peningkatan hasil belajar pada pada pembelajaran

IPS materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat dengan menggunakan model PBL oleh siswa kelas IV SDN 060790 Medan Area.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna secara teoretis dan praktis.

Manfaat teoretis penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat di dunia pendidikan, sebagai

bahan masukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang relevan dengan permasalahan yang ada.

2. Bagi penelitian lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan menambah wawasan mengenai pengaruh model PBL terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(26)

12

Manfaat Praktis penelitian ini adalah :

1. Bagi guru sebagai bahan masukan kepada guru untuk meningkatkan dan

membangun aktivitas belajar siswa agar tercapai hasil belajar dengan optimal.

2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan mengenai

pentingnya aktivis dan hasil belajar terhadap proses pembelajaran.

3. Bagi kepala sekolah dan guru hasil penelitian diharapkan dapat menjadi

bahan informasi bahwa dengan menggunakan model PBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(27)

104

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan yang berkaitan dengan penerapan model PBL (Problem Based Learning) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS sebagai berikut:

1. Melalui model PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 060790 Medan Area pada pelajaran IPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil observasi siklus I yaitu siswa yang aktif dalam pembelajaran 46,66% (14 siswa). Kemudian pada siklus II sebesar 86,66% (26 siswa). Jadi dapat disimpulkan pada siklus II mengalami peningkatan dengan kategori aktif.

2. Melalui model PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 060790 Medan Area pada pelajaran IPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil tes pre test dengan nilai rata-rata skor siswa sebesar 64,50 dengan perincian jumlah siswa yang tuntas dalam belajar 8 siswa (26,66%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam belajar 22 siswa (73,33%). Kemudian pada hasil nilai post test siklus I meningkat sebesar 26,67% yaitu dengan nilai rata-rata skor siswa sebesar 70,83 dengan perincian jumlah siswa yang tuntas dalam belajar 16 siswa (53,33%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam belajar 14 siswa (46,66%). Dan setelah


(28)

105

itu pada hasil nilai post test siklus II juga lebih meningkat menjadi 40% yaitu dengan nilai rata-rata skor siswa sebesar 88,16 dengan perincian jumlah siswa yang tuntas dalam belajar 28 siswa (93,33%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam belajar 2 siswa (6,66%). Hal ini terbukti pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

5.2 Implikasi

Hasil yang diperoleh melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adanya peningkatan hasil belajar melalui penggunaan model problem based learning, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain pembelajaran model problem based learning adalah :

1. Penggunaan model pembelajaran problem based learning membawa dampak positif pada hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPS materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat.

2. Model problem based learning pada pembelajaran IPS sangat penting untuk diterapkan agar dapat memacu minat, perhatian, partisipasi, presentasi dan motivasi siswa dalam belajar IPS.

3. Model problem based learning dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman pemahaman dan penguasaan materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat.

4. Pada proses pembelajaran dengan model problem based learning perlu dilengkapi lembar aktivitas siswa yang dirancang dengan baik.


(29)

106

5. Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari, dalam hal ini masalah-masalah sosial di lingkungan setempat.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, diharapkan agar dapat memilih dan menentukan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan model PBL (Problem Based Learning) dan menguasai dengan benar langkah-langkah model PBL (Problem Based Learning) agar siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Lebih terbiasa, terlatih dan terampil memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa dan menjadikan belajar siswa lebih menyenangkan dan bermakna sehingga pada akhirnya dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Bagi Kepala Sekolah

Disarankan untuk mengikutsertakan para guru dalam seminar, workshop atau pelatihan-pelatihan sehingga guru dapat meningkatkan profesionalnya dalam menunjang efektivitas dan efisiensi pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas. Dengan mengikutsertakan guru dalam seminar maupun pelatihan tentu akan memberi pengalaman bagi guru untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan dalam mengembangkan model pembelajaran.


(30)

107

3. Bagi Siswa

Siswa diharapkan untuk dikondisikan agar terbiasa dalam menerima materi pelajaran, yaitu dengan mempelajari materi yang akan diajarkan dan menyiapkan perlengkapan dan sumber belajar, kemudian selalu perhatian, semangat dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak takut untuk bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang masih kurang dimengerti, berani mengungkapkan idea tau pendapat, saling menghargai pendapat orang lain sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang baik.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap agar dapat melakukan penelitian yang sama untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini penting agar diperoleh hasil penelitian yang lebih menyeluruh tentang penerapan model PBL (Problem Based Learning), sehingga dapat bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(31)

108

DAFTAR PUSTAKA

Barrows, H.S. 1996. “Problem-Based Learning In Medicine And Beyond: A Brief

Overview” Dalam Bringing Problem-Based Learning to Higher Education: Theory and Practice (hal 3-12). San Francisco: Jossey-Bass.

Caron. P & Gely. R. 2004. Taking Back The Law School Classroom Using Technology To Foster Student Learning. Journal of Legal Education, Vol..54 No. 04-06.

Delisle, R. 1997. How to Use Problem_Based Learning In the Classroom. Alexandria, Virginia USA: ASCD.

Dhar. 1996. Teori Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dimyati dan Mudjono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djahiri, A. K. 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT, Bandung: Granesia.

Djahiri, A. K. 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT, Bandung: Granesia.

Djamarah, S dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, S. B, 2008. Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Gijselaers, W.H. 1996. “Connecting Problem-Based Practices With Educational

Theory.” Dalam Bringing Problem-Based Learning To Higher Education: Theory and Practice (hal 13-21). San Francisco: Jossey-Bass.

Nur, M. 2011. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: PSMS Unesa. Oemar, H. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara R.W. Pasaribu, P. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan: Unimed Press.

Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


(32)

109

Setiawan, D. 2013. Buku Ajar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Medan.Unimed Press.

Soemanto, W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Sugiarso dan Mustaji. 2005. Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik Penerapan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Surabaya

Tim Sertifikasi Unesa. 2010. Modul Pembelajaran Inovatif. Surabaya: PLPG Unesa.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model pembelajaran inovatif dan progresif. Jakarta : Kencana.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan yang berkaitan dengan penerapan model PBL (Problem Based Learning) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS sebagai berikut:

1. Melalui model PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 060790 Medan Area pada pelajaran IPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil observasi siklus I yaitu siswa yang aktif dalam pembelajaran 46,66% (14 siswa). Kemudian pada siklus II sebesar 86,66% (26 siswa). Jadi dapat disimpulkan pada siklus II mengalami peningkatan dengan kategori aktif.

2. Melalui model PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 060790 Medan Area pada pelajaran IPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil tes pre test dengan nilai rata-rata skor siswa sebesar 64,50 dengan perincian jumlah siswa yang tuntas dalam belajar 8 siswa (26,66%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam belajar 22 siswa (73,33%). Kemudian pada hasil nilai post test siklus I meningkat sebesar 26,67% yaitu dengan nilai rata-rata skor siswa sebesar 70,83 dengan perincian jumlah siswa yang tuntas dalam belajar 16 siswa (53,33%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam belajar 14 siswa (46,66%). Dan setelah


(2)

itu pada hasil nilai post test siklus II juga lebih meningkat menjadi 40% yaitu dengan nilai rata-rata skor siswa sebesar 88,16 dengan perincian jumlah siswa yang tuntas dalam belajar 28 siswa (93,33%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam belajar 2 siswa (6,66%). Hal ini terbukti pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

5.2 Implikasi

Hasil yang diperoleh melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adanya peningkatan hasil belajar melalui penggunaan model problem based learning, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain pembelajaran model

problem based learning adalah :

1. Penggunaan model pembelajaran problem based learning membawa dampak positif pada hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPS materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat.

2. Model problem based learning pada pembelajaran IPS sangat penting untuk diterapkan agar dapat memacu minat, perhatian, partisipasi, presentasi dan motivasi siswa dalam belajar IPS.

3. Model problem based learning dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman pemahaman dan penguasaan materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat.

4. Pada proses pembelajaran dengan model problem based learning perlu dilengkapi lembar aktivitas siswa yang dirancang dengan baik.


(3)

5. Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari, dalam hal ini masalah-masalah sosial di lingkungan setempat.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, diharapkan agar dapat memilih dan menentukan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan model PBL (Problem Based Learning) dan menguasai dengan benar langkah-langkah model PBL (Problem Based Learning) agar siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Lebih terbiasa, terlatih dan terampil memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa dan menjadikan belajar siswa lebih menyenangkan dan bermakna sehingga pada akhirnya dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Bagi Kepala Sekolah

Disarankan untuk mengikutsertakan para guru dalam seminar, workshop atau pelatihan-pelatihan sehingga guru dapat meningkatkan profesionalnya dalam menunjang efektivitas dan efisiensi pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas. Dengan mengikutsertakan guru dalam seminar maupun pelatihan tentu akan memberi pengalaman bagi guru untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan dalam mengembangkan model pembelajaran.


(4)

3. Bagi Siswa

Siswa diharapkan untuk dikondisikan agar terbiasa dalam menerima materi pelajaran, yaitu dengan mempelajari materi yang akan diajarkan dan menyiapkan perlengkapan dan sumber belajar, kemudian selalu perhatian, semangat dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak takut untuk bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang masih kurang dimengerti, berani mengungkapkan idea tau pendapat, saling menghargai pendapat orang lain sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang baik.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap agar dapat melakukan penelitian yang sama untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini penting agar diperoleh hasil penelitian yang lebih menyeluruh tentang penerapan model PBL (Problem

Based Learning), sehingga dapat bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun

sebagai reformasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Barrows, H.S. 1996. “Problem-Based Learning In Medicine And Beyond: A Brief Overview” Dalam Bringing Problem-Based Learning to Higher Education:

Theory and Practice (hal 3-12). San Francisco: Jossey-Bass.

Caron. P & Gely. R. 2004. Taking Back The Law School Classroom Using Technology To Foster Student Learning. Journal of Legal Education,

Vol..54 No. 04-06.

Delisle, R. 1997. How to Use Problem_Based Learning In the Classroom. Alexandria, Virginia USA: ASCD.

Dhar. 1996. Teori Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dimyati dan Mudjono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djahiri, A. K. 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games

dalam VCT, Bandung: Granesia.

Djahiri, A. K. 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games

dalam VCT, Bandung: Granesia.

Djamarah, S dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, S. B, 2008. Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Gijselaers, W.H. 1996. “Connecting Problem-Based Practices With Educational Theory.” Dalam Bringing Problem-Based Learning To Higher Education:

Theory and Practice (hal 13-21). San Francisco: Jossey-Bass.

Nur, M. 2011. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: PSMS Unesa. Oemar, H. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara R.W. Pasaribu, P. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan: Unimed Press.

Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


(6)

Setiawan, D. 2013. Buku Ajar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Medan.Unimed Press.

Soemanto, W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Sugiarso dan Mustaji. 2005. Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik Penerapan

dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Surabaya

Tim Sertifikasi Unesa. 2010. Modul Pembelajaran Inovatif. Surabaya: PLPG Unesa.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model pembelajaran inovatif dan progresif. Jakarta : Kencana.