KARAKTERISTIK MORFOLOGI, UJI KANDUNGAN VITAMIN C DAN ANTOSIANN PADA TANAMAN TERUNG BELANDA (SOLANUM BETACEUM CAV.) DI SUMATERA UTARA.

KARAKTERISTIK MORFOLOGI, UJI KANDUNGAN VITAMIN C
DAN ANTOSIANIN PADA TANAMAN TERUNG BELANDA
(Solanum betaceum Cav.) DI SUMATERA UTARA

Oleh :

Verawati Purba
NIM.4103220047
Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan.
Skripsi dengan judul “Karakteristik Morfologi, Uji Kandungan Vitamin C
dan Antosianin pada Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceum Cav.) di
Sumatera Utara” disusun untuk memperoleh gelar sarjana, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini antara lain Ibu Dra.Mariaty Sipayung, M.Si selaku Pembimbing skripsi
yang telah banyak memberi bimbingan, pengarahan, serta dukungan bagi penulis.
Kepada Ibu Dr. Tumiur Gultom, SP, MP, Ibu Dr.Fauziyah Harahap, M.Si, dan Ibu
Dra.Cicik Suryani, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan
kritik dan saran yang berguna dalam penyusunan skripsi ini.
Kepada Bapak Drs.H.Tri Harsono, M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi
FMIPA UNIMED, Bapak Drs.Lazuardi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Biologi

FMIPA UNIMED, Ibu Dra.Melva Silitonga, MS, selaku ketua Prodi Biologi
FMIPA UNIMED, Bapak Prof.Dr.Herbert Sipahutar, MS, M.Sc selaku
pembimbing Akademik yang telah memmberikan nasehat dan bimbingan selama
masa perkuliahan dan Kepada Bapak Prof.Drs.Motlan,M.Sc.Ph.D Dekan FMIPA
dan staf-stafnya.
Teristimewa buat keluarga Penulis yang dicintai dan disayangi yaitu,
Ayahanda Mangamar Purba S.Pd dan Ibunda Tercinta Risma Situmeang S.Pd
yang selalu memberikan doa, motivasi dan dukungan setiap saat kepada penulis,
begitu juga kepada abang ( Agus Purba, Bernad Purba) dan Adik-adik penulis
(Supriadi H Purba, Dwi Putri Juliana Purba, Hotmaida Suryani H Purba) yang

v

vi

selalu menjadi semangat bagipenulis dan seluruh Keluarga Besar Op.Agus Purba
yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, terima kasih untuk doa dan
dukungannya selama ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Jeperdin Simanjuntak dan
sahabat-sahabat penulis yang memotivasi selama ini (Uly C Sitompul, Tini

Rosalia Gultom, Meyta R Ginting, Sartika Siregar, Susi Yanti Sinaga, Elen
Elisabeth Panggabean, Siti N butar-butar,Enjelia Siregar, serta abang Jannes
Lumban toruan dan Alfonsus Sitindaon) yang selama ini selalu menyemangati
penulis dan selalu bersama melewati suka duka selama 4 tahunini.Tidak lupa juga
kepada anak-anak kimia ND 2010, terkhusus buat Yeni yosevine Sirait, Dwika
Raja Purba, Jetro Simbolon yang selama penelitian skripsi ini banyak membantu
dan memberikan solusi terbaik buat penulis. Serta buat kakak pengajar di study
Aplus (Kak Marlina Siregar, Kak Ernita Sihotang, Kak Linda, kak kiki, kak elsa,
kak renta) juga teman seperjuangan (Koko joni, elisa, desi) yang selama
penyusunan skripsi ini ikut membantu dengan pengertian yang luar biasa.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini,
namun penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun dari pembaca demi semppurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bisa
bermanfaat dalam memperkaya khasanah dan ilmu pengetahuan
Medan,

Juli 2014

Verawati Purba


vi

iii

KARAKTERISTIK MORFOLOGI, UJI KANDUNGAN VITAMIN C
DAN ANTOSIANN PADA TANAMAN TERUNG BELANDA
(Solanum betaceum Cav.) DI SUMATERA UTARA
Verawati Purba (4103220047)

ABSTRAK
Terung Belanda merupakan tanaman yang tergolong kedalam kelas terungterungan (Solanaceae). Morfologi Terung Belanda perlu dipelajari untuk mengetahui
lebih lanjut tentang manfaat yang bisa berguna bagi manusia selain menjadi makanan
dan minuman. Vitamin C yang terdapat dalam buah Terung Belanda ini sangat
penting untuk kesehatan. Dari hasil penelitian ini kandungan kadar vitamin C pada
Buah Terung belanda yang d uji dengan titrasi iodometri adalah 0,924 gram
(Simalungun dan Karo) dan 0,704 (Humbahas)
Berkembangnya industri pengolahan pangan dan terbatasnya jumlah dan mutu
zat pewarna alami menyebabkan penggunaan zat warna sintetis meningkat. Sejak
ditemukannya zat pewarna sintetik penggunaan pigmen se bagai zat warna alami
semakin menurun, meskipun kebe radaannya tidak menghilang sama sekali. Oleh

karena itu penggunaan pewarna alami perlu ditingkatkan kembali, salah satunya
dengan memanfaatkan kulit Terung Belanda. Penelitian dilakukan dengan ekstraksi
kulit buah Terung Belanda menggunakan pelarut metanol selama 24 jam. Senyawa
non polar dihilangkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana. Ekstrak
metanol yang diperoleh difraksinasi dengan Kromatografi Lapis Tipis Kresgel G 60 F
254 dengan eluen fase atas n-butanol: asam asetat: air, 4:1:5 (v/v). Jika pemisahan
belum optimal dibuat variasi perbandingan volumenya. Fraksinasi dilakukan dengan
KLT preparatif dan setiap fraksi yang diperoleh dilarutkan dalam metanol.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan senyawa
antosianin pada Kulit buah Terung Belanda memiliki Rf atau nilai retensi 0,40 yang
mendekati dengan teori yaitu 0,38.
Kata kunci : Terung Belanda, Vitamin C, Antosianin, Ekstrak Metanol, Kromatografi
Lapis Tipis

iv

CHARACTERISTIC MORPHOLOGY, VITAMIN C CONTENT TEST AND
THE CROP TAMARILLO ANTOSIANIN (Solanum betaceum Cav.)
THE NORTH SUMATRA
Verawati Purba (4103220047)

ABSTRACT
Tamarillo is a plant that belongs to the Dutch into the class-terungan eggplant
(Solanaceae). Morphology Eggplant Dutch have learned to know more about the
benefits that could be useful for people other than the food and drink. Vitamin C is
found in fruits, Tamarillo is very important for health. From the results of this study
the content of vitamin C in fruit eggplant dutch d test with titration iodometry is
0.924
grams
(Launching
and
Karo)
and
0.704
(Humbahas)
Development of food processing industry and the limited amount and quality of
natural coloring substances cause increased use of synthetic dyestuffs. Since the
discovery of synthetic dyes substance use pigment se kinds of natural dyestuffs is
declining, despite proper authorization radaannya not disappear altogether. Therefore,
the use of natural dyes need to be increased again, one of them by using the skin of
the aubergine Netherlands. Research done by the skin of eggplant Dutch extraction

using methanol for 24 hours. Non-polar compounds were removed by solvent
extraction using n-hexane. Methanol extracts obtained fractionated by thin layer
chromatography Kresgel G 60 F 254 with eluent phase of n-butanol: acetic acid:
water, 4:1:5 (v / v). If separation is not yet optimal comparison made variations
volume. Fractionation performed by preparative TLC and each fraction was dissolved
in methanol. Based on our results we can conclude that the content of anthocyanin
compounds in the skin of the tamarillo has Rf 0.40 retention value of 0.38 that is
close to the theoretical.
Keywords: Tamarillo, Vitamin C, Anthocyanins, Methanol Extracts, Thin Layer
Chromatography

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran


Halaman
i
ii
iii
v
vii
ix
x
xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Batasan Masalah
1.3. Rumusan Masalah
1.4.Tujuan Masalah
1.5.Manfaat Penelitian

1
4

4
4
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Terung Belanda
2.1.1. Klasifikasi Terung Belanda
2.2. Manfaat Terung Belanda
2.3. Syarat Tumbuh
2.4. Kandungan Buah Terung Belanda
2.5. Vitamin C
2.5.1. Metabolisme Vitamin C
2.5.2. Kegunaan Vitamin C
2.6. Antosianin
2.6.1. Sifat Fisika Kimia Antosianin
2.6.2. Warna dan Stabilitas Antosiani
2.6.3. Proses Ekstraksi Senyawa Antosianin
2.6.4. Identifikasi Senyawa Antosianin dengan KLT

5

8
8
9
10
12
12
13
15
15
15
18
19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Alat dan Bahan
3.3.1. Alat

3.3.2. Bahan
3.4. Teknik Pengambilan Sampel
3.5. Prosedur Kerja
3.5.1. Penentuan Kadar Vitamin C
3.5.2. Isolasi Senyawa Antosiani
3.6. Parameter yang Diamati
3.7. Analisis Data

22
22
22
22
22
22
22
23
23
23
24
25
25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Umum Wilayah Kabupaten
4.1.1. Kondisi Umum Wilayah Kabupaten Kabupaten Simalungun
4.1.2. Kondisi Umum Wilayah Kabupaten Kabupaten Humbahas
4.1.3. Kondisi Umum Wilayah Kabupaten Kabupaten Karo
4.2. Deskripsi Parameter Morfologi yang Diamati
4.2.1. Parameter Daun

27
27
27
28
28
28

4.2.2. Parameter Bunga
4.2.3. Parameter Buah
4.2.4. Parameter Biji
4.3. Karakter Morfologi dari Terung Belanda
4.3.1. Deskripsi Morfologi Terung Belanda per Kabupaten
4.4. Analisis Ragam Untuk Parameter yang diamati per Kabupaten
4.4.1 Analisis Ragam Panjang Daun, lebar daun, dan diametar batang
Terung Belanda per Kabupaten
4.4.2. Analisis Parameter bobot buah (g) dan diamater buah (cm)
4.5. Hasil Penentuan kadar Vitamin C
4.6. Hasil Uji Antosianin pada setiap Sanpel
4.6.1. Identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis
4.7. Hasil Analisis Korelasi

29
30
31
31
33
33
33
34
35
37
37
38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

39
40

DAFTAR PUSTAKA

41

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kandungan Gizi Terung Belanda
Tabel 4.1. Deskripsi Morfologi Terung Belanda per Pohon
Tabel 4.2. Rerata parameter panjang daun, lebar daun, dan diameter
Batang
Tabel 4.3. Analisis bobot buah dan diameter buah
Tabel 4.4. Hasil pengamatan kadar Vitamin C dari setiap Kabupaten
Tabel 4.5. Penentuan Eluen dengan Kromatografi Lapis Tipis terhadap
Setiap sampel per Kabupaten
Tabel 4.6. Hubungan antara karakter buah dengan Kadar Antosianin Buah

Halaman
11
32
33
34
35
37
39

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Terung Belanda
Gambar 2.2. Struktur Vitamin C
Gambar 2.3. Biosisntesis Antosianin
Gambar 4.1. Bentuk Daun dari Setiap Kabupaten
Gambar 4.2. Bentuk Bunga dari Setiap Kabupaten
Gambar 4.3. Bentuk Buah dari Setiap Kabupaten
Gambar 4.4. Bentuk dan Warna Biji Terung Belanda
Gambar 4.5. Perbandingan Tinggi Batang Terung Belanda
Dari ketiga Lokasi Penelitian
Gambar 4.6. Perbandingan Bobot Buah dan Diameter Buah
Dari setiap Wilayah Penelitian

Halaman
8
13
16
29
29
30
31
34
35

42

DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1, (2012), http://padangekspres.co.id/up/berita/16012012121937a.jpg
Anonim 2, (2009), http://library.usu.ac.id
Anonim 3, (2012), cara memperbaiki kulit, kompas
Anonimous, (2011), Mengenal Lebih Dekat Buah Terung Belanda.
http://bisnisukm.com/mengenal-lebih-dekat-buah-terong-belanda.html
Anonim, (2005). Terung Belanda. Http://id.wikipedia.org/wiki/terung-belanda
halaman ini terakhir diubah pada 29 april 2014.
Anonim
6,
(2009),
Profil
Kabupaten
Simalungun,
http://www.depkes.go.id/download/profil/kab%20simalungun%2008.pdf
(diakses pada tanggal 29 april 2014.
Anonim 7, (2013), Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika, Daerah
Kabupaten Simalungun dan Sekitarnya, Medan, Sumatera Utara.
Andarwulan., N. Koswara, S., (1992), Kimia Vitamin. Jakarta: Penerbit CV
Rajawali.
Arisandi, Y. (2001). Studi Tentang Pengaruh Kopigmentasi Terhadap Stabilitas
Antosianin dari Kulit Buah Anggur (Alphonso lavalle) Skripsi Tidak
Diterbitkan. Malang: Fakultas MIPA Unibraw.
Astawan, M. Andreas, L. K, (1997),
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Khasiat Warna-Warni Makanan. PT

Belitz, H.D. and W. Grosch. (1999). Food Chemistry, 2nd Edition. Germany:
Springer.
Brian, S.F. et al. (1989). Vogel’s Texbook of Practical Organic Chemistry, 5th ed.
England: Longmans Group UK.
Bryan.
(2001).
Thin
Layer
Chromatography.
http://www.chem.vt.edu/chemed/sep/tlc/tlc.html. Diakses tanggal 01 Juli
2008.
Departemen Kesehatan Sosial, (2001), Daftar Komposisi Bahan Makanan.Bhitara
Karya Aksara
Firdaus, (2011), Teknik Dalam Laboratorium Kimia Organik, Laporan Hibah
Penulisan Buku Ajar, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Hasanuddin.

43

Fennema, O.R. (1996). Food Chemistry, Thrid Edition. New York: Marcel
DekkerInc.
Guenther, E. (1987). Minyak Atsiri I. Terjemahan Ketaren, S.. Jakarta: UI-Press.
Gomez, K. A. dan A. A. Gomez. (1995). Prosedur Statistik untuk Penelitian
Pertanian. Edisi ke-2 (diterjemahkan oleh Justika Baharsjah dan
EndangSjamsudin). Universitas Indonesia Press. 698 hal.
Harbone, J. B., (1996), Metode Fitokimi, Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan, Terbitan ke-2, Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang
Soediro, ITB, Bandung.
Hidayat dan Saati. (2006). Membuat Pewarna Alami: Cara Sehat dan Aman
Membuat
Pewarna
Makanan
dari
Bahan
Alami.
Surabaya:
TrubusAgrisarana.
Jackman, R. L. dan J.L Smith.,(1996),Anthocyanin and Betalain. Di dalam
Hendry,G.A.P. dan J.D. Houghton (eds). Natural Food Colorants, Second
EditionCapman and Hall. London
Kumalaningsih. (2006). Antioksidan Alami. Surabaya : Trubus Agrisarana.
Kumalaningsih. (2006). Antioksidan alami Terung Belanda (Tamarillo). Surabaya
: Trubus Agrisarana
Kumalaningsih, S., Suprayogi., (2006),Tamarillo (Terung Belanda). Surabaya
:Trubus Agrisarana.
Madison. (1995). Thin Layer Chromatography. http://www.chemguide.co.uk/
analysis/chromatography/thinlayer.html. Diakses tanggal 01 Juli 2008.

Markham, K.R., (1988).Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Penerbit ITB,
Bandung.
Morton, J.F., (1987), Tree tomato http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/tr
ee_tomato.html(diaskes 10 februari 2010).
Niendyah, H.( 2004). Efektivitas Jenis Pelarut dan Bentuk Pigmen Antosianin
Bunga Kana (canna coccinea mill.) Serta Aplikasinya pada Produk Pangan
Skripsi.Universitas
Brawijaya
Malang.
http://digilib.ti.itb.ac.id/go.php?id=jiptumm-gdl-s1-2004-niendyahag-1533.
Diakses tanggal 27 Juni 2008.

44

Nugrahan. ( 2007). Ekstraksi Antosianin dari Buah Kiara Payung (Filicum
decipiens) dengan Menggunakan Pelarut yang Diasamkan (Kajian jenis
Pelarut dan Lama Ekstraksi).Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas
Teknologi Pertanian Unibraw.
Padmawinata, K., (1995), Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit ITB,
Bandung.
Poedjiadi, A., 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Sari, P.,( 2008),Antosianin Terung Belanda. Staf Pengajar Jurusan Teknologi
HasilPertanian,
Fakultas
Teknologi
Pertanian,
Universitas
Jemberhttp://www.foodreview.biz/login/preview.php?view&id=55742.
Santoso.(2006). Antioksidan. Yogyakarta : Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Gaja Mada.
Sastrohamidjojo, H., (1996), Sintesis Bahan Alam, Gajah Mada University press,
Yogyakarta.

Sediaoetama, (2000). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi jilid I. Jakarta :
CV rajawali
Socaciu, C. 2007. Food Colorants: Chemical and Functional Properties. London:
CRCPress
Soebagio, Budiasih, E., Ibnu, M.S., Widarti, H.R. dan Munzil. (2005). Kimia
Analitik II. Malang: UM Press.

Tanuwijaya, V. (2007). Ekstraksi Antosianin Buah Genjret (Anredera scanden)
Kajian Perbandingan Bahan: Pelarut dan Konsentrasi Asam Sitrat.Skripsi
Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Teknologi Hasil Pertanian

Wijayadi, F, (2007), Formulasi Selai Lembaran Buah Terung Belanda
(Cyphomandra betacea Sendt.).(Skripsi) Fakultas farmasi, Universitas
Padjadjaran).
Wrolstad, R. 2001. The Possible Health Benefits of Anthocyanin Pigments and
Polyphenolics.http://lpi.oregonstate.edu/ss01/anthocyanin.html.
Diakses
tanggal 07 April 2008.

ii

RIWAYAT HIDUP
Verawati Purba dilahirkan di Garoga Kabupaten Tapanuli Utara pada
tanggal 24 mei 1991. Ayah bernama Mangamar Purba S.Pd, dan Ibu bernama
Risma Situmeang,S.Pd. dan merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Pada
tahun 1997, penulis masuk sekolah di SD Negeri 173215 kecamatan Garogadan
lulus pada tahun 2003, penulis kemudian melanjutkan sekolah ke SMP Swasta
Santa Maria Tarutung dan lulus pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah ke
SMA Swasta Santa Maria Tarutung dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2010, penulis diterima menjadi mahasiswa di Program studi
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan (UNIMED) melalui Jalur SNMPTN saat itu. Penulis pernah melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Pengendalian dan Pembinaan
Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Medan selama kurang lebih 2 bulan
Selama perkuliahan penulis mengikuti organisasi Ikatan Keluarga Besar
Biologi (IKBKB) dan menjabat sebagai Bendahara Badan Pengurus Harian (BPH)
selama 2 periode. Penulis dinyatakan lulus pada tahun 2014

ii