Ketahanan Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceum Cav) Setelah Diinduksi Dengan Sinar Uv Terhadap Colletotrichum sp.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terung belanda mempunyai aspek fungsional yang tinggi sebagai antioksidan
karena mengandung vitamin A, C, E dan B6 (Kumalaningsih & Suprayogi, 2006).
Terung belanda juga mengandung mineral penting seperti potassium, fosfor dan
magnesium berguna menjaga dan memelihara kesehatan. Terung belanda
dimanfaatkan untuk pembuatan sirup, jus, selai hiasan es krim dan acar
(Zeladmin, 2012).
Pentingnya peranan terung belanda untuk dikomsumsi maka produksinya
harus ditingkatkan. Tanaman ini dapat diserang berbagai jamur seperti Fusarium
sp., Colletotrichum sp. dan lain-lain. Sementara itu, tanaman yang tumbuh di
Berastagi sebagian besar terserang penyakit terutama antraknosa yang disebabkan
oleh Colletotrichum sp. Jamur ini sangat berbahaya karena dapat menyerang daun
menyebabkan nekrosis. Jamur ini juga menyerang buah mentah dan tinggal
dorman selama 3 bulan. Tanaman terung belanda seragam dan rentan terhadap
penyakit tersebut sehingga perlu mutan untuk memperoleh tanaman yang tahan.
Tanaman mutan diperoleh dengan induksi UV.
Keberhasilan induksi mutasi pada tanaman tergantung jenis mutagen, konsentrasi
mutagen, lama perlakuan mutagen, umur dan organ yang diperlakukan (Yanti,
2011). Mutagen fisik adalah berbagai tipe radiasi (contoh sinar-X, gamma,
ultraviolet) (Nasir, 2002). Sinar UV dapat menyebabkan terbentuknya ikatan
kovalen antara dua molekul timin yang menghasilkan dimer timin. Sinar UV ini
mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap kelangsungan dan keefektifan
transformasi DNA dari suatu spesies (Setiawan, 2012). Terganggunya aktivitas
Universitas Sumatera Utara
2
DNA berakibat pada perubahan pada kromosom dan sintesis protein terganggu.
Supriharti et al. (2007) menyatakan penyusunan kromosom dilakukan berdasarkan
ukuran dan tipe/bentuknya disebut kariotipe. Ginting (2010) menyatakan
peningkatan energi lampu UV sampai 60 watt seiring dengan peningkatan waktu
penyinaran sampai 4 jam menyebabkan penurunan tinggi tanaman.
Elimasni (2010 Laporan Penelitian) menyatakan secara in vitro telah
dilakukan penelitian pengaruh UV terhadap aktivitas peroksidase dan polifenol
oksidase menggunakan daya UV 10, 20, 30 watt dan lama penyinaran UV 30, 60,
90 detik. Aktivitas enzim PO tertinggi terdapat pada perlakuan U1T3 dan U2T2.
Sedangkan aktivitas enzim PPO tertinggi terdapat pada perlakuan U2T3. Agrios
(2005) dan Purnama (2009) menyatakan induksi mutasi dan patogen pada
tanaman dapat meningkatkan aktivitas peroksidase dan polifenol oksidase. Enzim
ini berperan dalam ketahanan pada tanaman. Pada tanaman yang tahan terjadi
peningkatan aktivitas peroksidase dan polifenol oksidase. Oleh karena itu, perlu
dilakukan induksi UV untuk mengetahui aktivitas peroksidase dan polifenol
oksidase terung belanda yang tahan terhadap Colletotrichum sp.
1.2 Permasalahan
Terung belanda mempunyai banyak manfaat karena kandungan nutrisinya
yang tinggi, namun perhatian terhadap kualitas dan kuantitasnya masih kurang.
Sampai saat ini sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas terung belanda misalnya dengan menggunakan kolkisin dan
UV namun belum didapat mutan yang tahan terhadap Colletotrichum sp. Oleh
karena itu, peneliti mencoba dengan menginduksi biji terung belanda dengan UV
untuk mendapatkan mutan yang tahan terhadap penyakit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui kariotipe dan pertumbuhan terung belanda (Solanum
betaceum Cav) setelah diinduksi UV.
b. Untuk mengetahui aktivitas enzim PO dan PPO terung belanda (Solanum
betaceum Cav) mutan yang tahan terhadap Colletotrichum sp.
1.4 Hipotesis
a. Perbedaan daya dan lama penyinaran lampu UV berpengaruh terhadap
kariotipe dan pertumbuhan terung belanda.
b. Inokulasi filtrat Colletotrichum sp. berpengaruh terhadap intensitas serangan,
aktivitas enzim PO dan PPO.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Dengan penelitian ini
diharapkan
memperoleh
terung belanda
yang
mempunyai kualitas dan kuantitas yang lebih baik.
b. Sebagai informasi awal untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terung belanda mempunyai aspek fungsional yang tinggi sebagai antioksidan
karena mengandung vitamin A, C, E dan B6 (Kumalaningsih & Suprayogi, 2006).
Terung belanda juga mengandung mineral penting seperti potassium, fosfor dan
magnesium berguna menjaga dan memelihara kesehatan. Terung belanda
dimanfaatkan untuk pembuatan sirup, jus, selai hiasan es krim dan acar
(Zeladmin, 2012).
Pentingnya peranan terung belanda untuk dikomsumsi maka produksinya
harus ditingkatkan. Tanaman ini dapat diserang berbagai jamur seperti Fusarium
sp., Colletotrichum sp. dan lain-lain. Sementara itu, tanaman yang tumbuh di
Berastagi sebagian besar terserang penyakit terutama antraknosa yang disebabkan
oleh Colletotrichum sp. Jamur ini sangat berbahaya karena dapat menyerang daun
menyebabkan nekrosis. Jamur ini juga menyerang buah mentah dan tinggal
dorman selama 3 bulan. Tanaman terung belanda seragam dan rentan terhadap
penyakit tersebut sehingga perlu mutan untuk memperoleh tanaman yang tahan.
Tanaman mutan diperoleh dengan induksi UV.
Keberhasilan induksi mutasi pada tanaman tergantung jenis mutagen, konsentrasi
mutagen, lama perlakuan mutagen, umur dan organ yang diperlakukan (Yanti,
2011). Mutagen fisik adalah berbagai tipe radiasi (contoh sinar-X, gamma,
ultraviolet) (Nasir, 2002). Sinar UV dapat menyebabkan terbentuknya ikatan
kovalen antara dua molekul timin yang menghasilkan dimer timin. Sinar UV ini
mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap kelangsungan dan keefektifan
transformasi DNA dari suatu spesies (Setiawan, 2012). Terganggunya aktivitas
Universitas Sumatera Utara
2
DNA berakibat pada perubahan pada kromosom dan sintesis protein terganggu.
Supriharti et al. (2007) menyatakan penyusunan kromosom dilakukan berdasarkan
ukuran dan tipe/bentuknya disebut kariotipe. Ginting (2010) menyatakan
peningkatan energi lampu UV sampai 60 watt seiring dengan peningkatan waktu
penyinaran sampai 4 jam menyebabkan penurunan tinggi tanaman.
Elimasni (2010 Laporan Penelitian) menyatakan secara in vitro telah
dilakukan penelitian pengaruh UV terhadap aktivitas peroksidase dan polifenol
oksidase menggunakan daya UV 10, 20, 30 watt dan lama penyinaran UV 30, 60,
90 detik. Aktivitas enzim PO tertinggi terdapat pada perlakuan U1T3 dan U2T2.
Sedangkan aktivitas enzim PPO tertinggi terdapat pada perlakuan U2T3. Agrios
(2005) dan Purnama (2009) menyatakan induksi mutasi dan patogen pada
tanaman dapat meningkatkan aktivitas peroksidase dan polifenol oksidase. Enzim
ini berperan dalam ketahanan pada tanaman. Pada tanaman yang tahan terjadi
peningkatan aktivitas peroksidase dan polifenol oksidase. Oleh karena itu, perlu
dilakukan induksi UV untuk mengetahui aktivitas peroksidase dan polifenol
oksidase terung belanda yang tahan terhadap Colletotrichum sp.
1.2 Permasalahan
Terung belanda mempunyai banyak manfaat karena kandungan nutrisinya
yang tinggi, namun perhatian terhadap kualitas dan kuantitasnya masih kurang.
Sampai saat ini sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas terung belanda misalnya dengan menggunakan kolkisin dan
UV namun belum didapat mutan yang tahan terhadap Colletotrichum sp. Oleh
karena itu, peneliti mencoba dengan menginduksi biji terung belanda dengan UV
untuk mendapatkan mutan yang tahan terhadap penyakit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui kariotipe dan pertumbuhan terung belanda (Solanum
betaceum Cav) setelah diinduksi UV.
b. Untuk mengetahui aktivitas enzim PO dan PPO terung belanda (Solanum
betaceum Cav) mutan yang tahan terhadap Colletotrichum sp.
1.4 Hipotesis
a. Perbedaan daya dan lama penyinaran lampu UV berpengaruh terhadap
kariotipe dan pertumbuhan terung belanda.
b. Inokulasi filtrat Colletotrichum sp. berpengaruh terhadap intensitas serangan,
aktivitas enzim PO dan PPO.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Dengan penelitian ini
diharapkan
memperoleh
terung belanda
yang
mempunyai kualitas dan kuantitas yang lebih baik.
b. Sebagai informasi awal untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara