Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perkembangan Kelembagaan Leasing di Indonesia T2 322014010 BAB IV

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.

Kesimpulan
Demikian Perkembangan yang terjadi dalam kelembagaan

leasing dari sebelum tahun 1973 sampai sekarang ini. Dilihat dalam
periodesasinya dapat diketahui bahwa telah mengalami perkembangan
/perubahan yang cukup pesat. Yang periode nya memiliki tujuan untuk
menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi dengan dana yang
dibutuhkan oleh masyarakat yang akan mendatang. Sehingga sumber
dana pembangunan makin meningkat dari periode-periode sebelumnya.
Ada beberapa periode, yang mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Hal ini bersamaan dengan pesatnya perkembangan perusahaan
yang semakin mengalami peningkatan dalam beberapa periode.
Pada periode I Pengaturan leasing hanya hadir untuk mengatur
ketentuan tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia.
Kegiatan usahanya diarahkan dan digunakan untuk kebijakan
pemerintah dalam bidang pembangunan perekonomian dalam bentuk
menjalankan kegiatan leasing melalui perizinan usaha leasing. jumlah

permodalan dasar masih kecil dan pelaksanaan pendirinya di kuas akan
kepada Menteri Keuangan.
Dalam periode II lembaga pembiayaannya mengatur untuk
pengurangan beban administrasi bagi pengusaha kena pajak. Bidang
usaha, batasan, pengawasan pembinaan, permodalan (modal setor),

81

82

kegiatan sewa guna usaha, dan bentuk hukumnya. Dalam permodalan
jumlah modal setor nya lebih besar di bandingkan dengan periode I.
Dalam Periode III peranan lembaga pembiayaan sebagai salah
satu sumber pembiayaan pembangunan perlu lebih di tingkatkan.
Bentuk hukum, bidang usaha, batasan, permodalan, kegiatan sewa guna
usaha, lampiran ijin menteri merger, konsolidasi, akuisisi dan kantor
cabang. Dalam permodalan pun lebih besar dari periode sebelumnya.
Dan yang berbeda periode ini dan sebelumnya menjelaskan tentang
lampiran ijin menteri, merger, konsolidasi, akuisisi dan kantor cabang
yang tidak ada dalam periode sebelumnya.

Dalam Periode IV semakin terlihat perkembangannya. Dimana
memiliki tujuan mendukung kegiatan dunia usaha yang semakin
berkembang pesat. Bentuk hukum, bidang usaha, batasan, permodalan,
kegiatan sewa guna usaha, lampiran ijin menteri, merger, konsolidasi,
akuisisi dan lembaga pembiayaan syariah. Jumlah modal setornya pun
semakin lebih besar di bandingkan dengan periode sebelumnya. Dan
masuknya lembaga pembiayaan syariah dalam rangka memberikan
kerangka hukum yang memadai terhadap sumber pendanaan bagi
perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
Dalam Periode V cukup terlihat jelas mengalami pergeseran di
bandingkan

dengan

periode

sebelumnya.

Tujuan


periode

ini

meningkatkan peran perusahaan pembiayaan dalam pembangunan
nasional. Bentuk hukum, bidang usaha, batasan, pengawasan dan
pembinaan, permodalan (modal setor), kegiatan sewa guna usaha,
lampiran ijin menteri, merger, konsultasi, akuisisi, dan kantor cabang.

83

Periode ini modal setoran lebih besar dibandingkan dengan periodeperiode sebelumnya dan kegiatan usahanya mulai berkembang.

B.

Saran
Perkembangan kelembagaan leasing dari tahun 1973 sampai

sekarang belum memadai. Karena banyak pergesaran-pergesaran atau
perubahan yang sosok kelembagaanya yang kurang memberikan

kontribusi yang baik bagi pengusaha-pengusaha. Pemerintah harus
lebih giat mensosialisasi setiap perubahan peraturan yang dibuat,
khususnya dalam hal perusahaan pembiayaan infrastruktur karena pada
kenyataanya masyarakat masih banyak yang kurang mengetahui
tentang peraturan mengenai Lembaga Pembiayaan. Dengan hal ini pada
masa mendatang perlu dipikirkan pembentukan peraturan perundangundangan yang khusus mengatur tentang leasing. Jadi, dengan adanya
undang-undang tersebut akan menjamin kepastian hukum para pihak
dalam melakukan kontrak berdasarkan prinsip leasing.