T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsistensi Pengaturan Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan terhadap HAM di Indonesia T2 BAB IV

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip HAM internasionalal mendasarkan prinsipnondiskriminasi
terhadap perempuan dan memposisikan perempuan sederajat dengan lakilaki, sehingga perempuan juga memiliki hak yang Sama dengan laki-laki
dalam hal perlindungan terhadap Hak kesehatan. Hak kesehatan
perempuan yang spesial yaitu Hak akan fungsi melanjutkan keturunan
atau hak atas Kesehatan Fungsi reproduksi yang antara lain, Hak atas
informasi seksual, hak atas Kesehatan reproduksi, hak atas kehidupan
seksualitas yang sehat, hak atas pelayanan kesehatan dan hak abortus,

Berdasarkan hasil penelitian penulis menemukan bahwa ketentuan
hukum yang tersebar dalam berbagai peraturan Peraturan PerundangUndangan yang mengatur hak kesehatan reproduksi perempuan di
Indonesia belum sepenuhnya konsisten dengan HAM Internasional.

85

86

Ketentuan yang sudah atau setidaknya konsisten dengan HAM

Internasional adalah meliputi:

Dalam bidang kesehatan pada dasarnya ketentuan-ketentuan
didalamnya telah memuat bentuk-bentuk perlindungan Hak atas kesehatan
reproduksi perempuan sebagaimana kaidahnya diatur dalam instrument
hukum internasionl yaitu diantaranya: hak atas informasi dan edukais
seksual, hak atas kesehatan reproduksi, hak atas kehidupan seksual yang
sehat, hak atas pelayanan kesehatan dan hak abortus.

Konsistensi dalam bidang kewarga negaraan adalah pembatasan
umur bagi seorang perempuan untuk bisa melangsungkan pernikahan
sebelum mencapai kedewasaan yang dalam hal ini telah berumur enam
belas tahun.Ketentuan ini berusaha melindungi perempuan untuk tidak
hamil sebelum waktunya sehingga dalam bidang kesehatan dapat
diargumentasikan sebagai bentuk atas perlindungan atas fungsi reproduksi.

Bidang berikutnya yang telah konsisten adalah dalam bidang
ketenaga kerjaan dimana pengaturannya memberikan perlindungan
kesehatan fungsi reproduksi bagi perempuan yang bekerja bentuk
perlindungan yang konsisten yaitu: dijaminnya hak atas kesehatan fungsi


87

reproduksi dengan penempatan serta jenis pekerjaan yang aman wanita
yang sedang hamil, pemberian cuti kehamilan, cuti keguguran dan cuti
haid, yang mana jaminan-jaminan tersebut telah konsisten dengan
instrument hukum international.

Sedangkan ketentuan hak reproduksi perempuan yang masih belum
konsisten dengan HAM Internasional adalah meliputi:

Walaupun di atas telah dikemukakan bahwa dalam bidang kesehatan
telah

memiliki

konsisten

akan


tetapi

penulis

juga

menemukan

inkosnsitensi dalam hal bentuk perlindungan yang dibatasi bagi
perempuan. Perempuan baru mendapat perhatian kalau ia sudah menjadi
isteri, itu pun tidak secara jelas menjamin apakah seorang isteri
mempunyai hak untuk menentukan apakah ia siap hamil atau tidak. Dalam
hal ini perempuan masih berlum dianggap sebagai individu yang memiliki
eksistensinya sendiri, tetapi individu yang eksistensinya akan diakui
tergantung pada laki-laki yaitu setelah ia menikah dengan laki-laki maka
dari itu dapat dikatakan bahwa hal ini bertentangan dengan prinsip HAM
yaitu Hak Non-Diskriminasi.

88


B. Saran
Saran penulis kedepannya adalah bagi para legislator untuk melihat
dengan jeli hak-hak kesehatan perempuan terutama hak atas kesehatan
reproduksinya untuk diberikan perhatian penting dan dapat dijamin dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan kedepannya.