PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR STANDAR KOMPETENSI PENGOLAHAN SUHU TINGGI.

(1)

PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK

PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR STANDAR KOMPETENSI PENGOLAHAN SUHU TINGGI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh

Anja Wulan Sari NIM 1005182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Penerapan Penilaian Autentik pada Proses

dan Hasil Belajar Standar Kompetensi

Suhu Tinggi

Oleh Anja Wulan Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana diFakultas PendidikanTeknologi dan Kejuruan

© AnjaWulan Sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di kelas X TPHP SMKN 1 Cidaun selama 1 bulan pada mata pelajaran produktif kompetensi dasar penerapan proses sterilisasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran mengenai penerapan penilaian autentik dalam mengukur nilai pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa serta mengetahui penerapan penilaian autentik dalam mengukur proses dan hasil belajar siswa. Penelitian dilakukan menggunakan desain one case shot study

metode pre experiment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan penilaian autentik mampu mengukur proses dan hasil belajar dengan diterimanya hipotesis alternatif. Nilai akhir pada proses pembelajaran menggunakan penerapan penilaian autentik menyatakan bahwa terdapat 66,6% siswa dinyatakan lulus KKM dan 33,4% siswa belum lulus KKM (mata pelajaran produktif memiliki KKM 75). Simpulan dari penelitian ini adalah penilaian autentik mampu mengukur nilai kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik secara nyata yang memiliki nilai kriteria baik. Penilaian autentik mampu mengukur proses dan hasil belajar peserta didik berdasarkan penjabaran kompetensi dalam bentuk indikator yang jelas disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan. Pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan memperhitungkan nilai yang dicapai selama proses pembelajaran berlangsung.


(5)

Anja Wulan Sari, 2014

ABSTRACT

This research was conducted in class X TPHP SMK 1 Cidaun for 1 month on subjects productive application of basic competence sterilization process. The purpose of this study was to determine the description of the application of authentic assessment in measuring the value of the cognitive, affective, and psychomotor students and determine the application of authentic assessment to measure student learning processes and outcomes. The study was conducted using a design one shot case study pre-experiment design method. The result shows that the application of authentic assessment is able to measure the process and outcomes of learning with the receipt of a hypothesis alternative. The final value in the learning process using the application of authentic assessment on the learning process and results suggest that there are 66.6% of students passed the standard and 33.4% of it does not passed (productive subjects have the passing grade 75). The conclusion of this study shows that authentic assesment be able to measure the value of cognitive, affective, and psychomotor by the learners who have a significant good criterion value. Authentic assesment also be able to measure the student learning process and the outcomes based on the translation of competence in the form of clear indicators depend on the learning methods used. Achievement of student learning outcomes is obtained by calculating the value achieved during the learning process.

Key word: Authentic assesment, outcomes of learning, sterilization process,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Penilaian Proses Belajar ... 6

B. Penilaian Hasil Belajar ... 7

C. Penilaian Autentik ... 7

1. Langkah-Langkah Penilaian Autentik ... 9

2. Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik ... 10

D. Karakteristik Standar Kompetensi Pengolahan Suhu Tinggi ... 12

E. Hipotesis ... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 14

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 14

B. Desain Penelitian ... 14

C. Metode Penelitian ... 14

D. Prosedur Penelitian ... 15

E. Instrumen Penelitian ... 16

F. Validitas dan Reliabilitas Tes ... 17


(7)

Anja Wulan Sari, 2014

1. Analisa Data Non Tes... 21

2. Analisa Data Kuantitatif ... 21

a. Uji Normalitas ... 22

b. Uji Hipotesis ... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

A. Analisis Data ... 24

1. Uji Normalitas ... 24

2. Uji Hipotesis ... 24

B. Penerapan Penilaian Autentik Mengukur Nilai Kognitif, Afektif dan Psikomotor ... 25

C. Penilaian Autentik Mengukur Proses dan Hasil Belajar ... 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Intrepetasi nilai r ... 17

Tabel 3.2 Hasil uji validitas soal... 18

Tabel 3.3 Kriteria tingkat kesukaran soal ... 18

Tabel 3.4 Hasil uji kesukaran soal ... 19

Tabel 3.5 Kriteria daya beda ... 19

Tabel 3.6 Hasil uji daya beda soal ... 20

Tabel 3.7 Klasifikasi perhitungan presentase ... 21

Tabel 4.1 Hasil uji normalitas ... 24

Tabel 4.2 Hasil pengujian hipotesis Kolmogrov-Smirnov ... 25

Tabel 4.3 Nilai rata-rata aspek penilaian desain proyek ... 25

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi penilaian desain proyek ... 26

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi nilai post test... 27

Tabel 4.6 Nilai rata-rata komponen afektif peserta didik ... 27

Tabel 4.7 Nilai rata-rata aspek penilaian unjuk kerja ... 30

Tabel 4.8 Distribusifrekuensi penilaian unjuk kerja ... 31

Tabel 4.9 Rekapitulaisi komponen penilaian autentik ... 33


(9)

Anja Wulan Sari, 2014

LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 40

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Peneiltian (RPP) ... 41

Lampiran 3. Lembar Penilaian Diri ... 47

Lampiran 4. Lembar Penilaian Antar Teman ... 50

Lampiran 5. Kisi-kisi Penilaian Sikap Peserta Didik ... 53

Lampiran 6. Lembar Observasi Sikap Peserta Didik ... 54

Lampiran 7. Lembar Penilaian Proyek ... 58

Lampiran 8. Lembar Kerja Praktikum ... 60

Lampiran 9. Lembar Penilaian Unjuk Kerja ... 62

Lampiran 10. Kisi-kisi Soal Post Test... 64

Lampiran 11. Soal Post Test ... 65

Lampiran 12. Analisis Instrumen Soal ... 69

Lampiran 13. Hasil Perhitungan Penilaian ... 77

Lampiran 14. Uji Normalitas ... 88

Lampiran 15. Uji Kolmogorov Smirnov ... 89

Lampiran 16. Tabel Nilai Kritis Kolmogorov Smirnov ... 91


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki peranan besar dalam memediasi dan mengakomodasi usaha peningkatan kemampuan berpikir dan keterampilan peserta didik menuju perubahan perilaku yang positif. Proses pembelajaran diharapkan mampu menggerakkan peserta didik untuk mengoptimalkan sumber daya yang telah dimilikinya, sehingga mampu menemukan pengetahuan atau informasi baru yang dapat diterapkan dalam kondisi nyata.

Proses pembelajaran merupakan segala aktivitas yang dilakukan untuk mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Inti dari pembelajaran itu sendiri adalah penyampaian materi pembelajaran secara interaktif antara guru dan siswa dengan menggunakan metode, model, dan media pembelajaran yang sesuai materi agar tercapainya tujuan pembelajaran. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan dilakukannya evaluasi dari hasil belajar.

Evaluasi hasil belajar adalah penilaian terhadap kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan pembelajaran. Pencapaian perkembangan peserta didik, perlu diukur baik posisi peserta didik sebagai individu maupun

kelompok. Pencapaian belajar peserta didik dapat diukur dengan dua cara: 1) diukur dengan mengetahui tingkat ketercapaian standar yang ditentukan dan 2)

melalui tugas yang diselesaikan peserta didik secara tuntas. Mengukur pencapaian hasil belajar dapat dilakukan menggunakan pengukuran kualitatif yang menghasilkan data kuantitatif seperti tes tertulis, lisan dan pengukuran kualitatif yang menghasilkan deskripsi tentang subjek atau objek yang diukur. Evaluasi hasil belajar harus mampu mengukur kemampuan peserta didik dalam 3 ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Fenomenanya, sekarang evaluasi pembelajaran siswa hanya dilihat dari penilaian hasil belajar peserta didik dengan teknik tes tertulis. Peserta didik yang memiliki nilai tes tulis yang tinggi dikatakan sudah mencapai kompetensi minimal. Tes tertulis sendiri memiliki beberapa kelemahan diantaranya


(11)

2

Anja Wulan Sari, 2014

tes tertulis umumnya hanya memiliki jawaban tunggal, tes tertulis biasanya fokus pada nilai akhir, tidak melihat proses siswa menemukan jawabannya, dan umumnya tes tertulis tidak mampu mengukur semua aspek belajar. Salah satu penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur semua aspek belajar adalah penilaian autentik.

Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung dan setelah usai. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan hasil perbaikan. Instrumen penilaian pada penilaian autentik dibuat agar mampu mengukur kognitif, afektif dan psikomotor yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, serta penerapan atas pengetahuan yang sudah dimiliki.

Kurikulum 2013 wajib menggunakan penilaian autentik terhadap proses dan hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Kurikulum 2013 siswa tidak lagi menjadi objek dari pendidikan, justru menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Standar penilaian pada Kurikulum 2013 ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya, karena tujuan dari Kurikulum 2013 ini adalah mendorong siswa aktif dalam tiap materi pembelajaran sehinggga komponen penilaian dalam kurikulum ini lebih banyak lagi, seperti penilaian terhadap proses dan hasil observasi siswa, kemampuan siswa menalar, sampai kemampuan peserta didik berkomunikasi.

Berdasarkan pengamatan peneliti, situasi belajar pada mata pelajaran produktif di kelas X Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) di SMK N 1 Cidaun sudah cukup aktif. Namun, keaktifan pada proses belajar tidak berbanding lurus dengan pencapaian hasil belajar yang memuaskan. Hasil observasi peneliti terhadap hasil belajar siswa menyatakan hanya terdapat 36% siswa yang dinyatakan tuntas dalam kompetensi dasar menerapkan pengolahan blanching. Proporsionalnya, penilaian kognitif yang bagus merupakan indikator siswa


(12)

3

memiliki kemampuan afektif dan psikomotor yang baik. Namun, hal ini tidak menjamin, karena jika penilaian hanya dilakukan pada hasil akhir pembelajaran tanpa melihat prosesnya, maka banyak faktor yang bisa menyebabkan hasil belajar siswa lebih bagus dibanding saat proses belajar atau sebaliknya. Oleh sebab itu, penilaian pada hasil belajar saja tidak mencerminkan baik atau buruknya proses pembelajaran.

Mata pelajaran produktif adalah pembelajaran kejuruan yang merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Salah satu standar kompetensi dalam mata pelajaran produktif adalah penerapan pengolahan dengan suhu tinggi. Standar kompetensi ini menuntut siswa mampu menjelaskan dan menerapkan dengan baik dan benar saat mempraktikkan pengolahan dengan suhu tinggi. Seperti yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya bahwa hasil belajar siswa memiliki kemungkinan berbanding terbalik dengan proses belajar atau sebaliknya. Oleh karena itu, diperlukan penilaian secara keseluruhan terhadap proses dan hasil belajar siswa agar ketiga ranah dalam pembelajaran dapat terukur dan dapat dijadikan nilai akhir untuk mengetahui kemampuan siswa atas kompetensi yang telah dicapainya.

Salah satu faktor penentu hasil belajar siswa adalah metode yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran. Siswa tidak hanya menerima pengetahuan atas materi yang diberikan, tapi siswa pun dituntut memiliki keterampilan dan mampu menerapkan pengetahuan dalam semua aspek pembelajaran. Hal ini sejalan dengan tujuan pada Kurikulum 2013 yakni kompotensi lulusan memiliki keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Saat ini, SMKN 1 Cidaun belum menggunakan Kurikulum 2013. Proses penilaian pembelajarannya masih terfokus pada penilaian hasil akhir sehingga belum terdapat penilaian pembelajaran secara menyeluruh. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Penerapan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar Standar Kompetensi Pengolahan Suhu Tinggi”.


(13)

4

Anja Wulan Sari, 2014

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka terdapat masalah yang teridentifikasi, yaitu:

1. Penilaian dengan teknik tes tertulis terhadap hasil belajar siswa hanya mampu menilai ranah kognitif

2. Kondisi belajar kelas X TPHP SMK N 1 Cidaun terbilang aktif, tetapi pada pencapaian hasil belajar masih kurang memuaskan

3. Penilaian pada hasil akhir pembelajaran, tidak mencerminkan proses pembelajaran yang baik atau buruk

4. SMK N 1 Cidaun belum menerapkan penerapan autentik sehingga evaluasi pembelajaran hanya terfokus dari hasil belajar.

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang ditinjau dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka ruang lingkup permasalahan hanya akan dibatasi pada:

1. Penilaian autentik dilakukan di kelas X TPHP di SMK N 1 Cidaun pada Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014

2. Penilaian autentik diujikan pada mata pelajaran produktif, standar kompetensi pengolahan suhu tinggi pada kompetensi dasar menerapkan proses pengolahan sterilisasi

3. Penelitian dilakukan secara one case shot study.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penilaian autentik dapat mengukur nilai pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor?

2. Bagaimana penerapan penilaian autentik dapat mengukur proses dan hasil belajar siswa?


(14)

5

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran mengenai penerapan penilaian autentik dalam mengukur nilai pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa

2. Mengetahui penerapan penilaian autentik dalam mengukur proses dan hasil belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari tujuan yang dikemukakan diatas, maka setelah penelitian ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan pengalaman pada siswa dalam melakukan penilaian refleksi diri selama proses belajar

2. Memberikan gambaran umum tentang penerapan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar dalam mengukur proses dan hasil belajar

3. Memberikan masukan kepada praktisi pendidikan khususnya bagi guru pengajar, jika hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan penilaian autentik dapat mengukur nilai hasil belajar siswa dalam 3 ranah, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.


(15)

Anja Wulan Sari, 2014

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK N 1 Cidaun. Lokasi ini merupakan lokasi kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Selama kegiatan PPL, dilakukan observasi tentang penerapan penilaiain autentik. Hasil observasi menyatakan SMK N 1 Cidaun belum melakukan penilaian autentik dalam proses dan hasil belajarnya, sehingga lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian.

Subjek penelitian adalah siswa SMK N 1 Cidaun kelas X TPHP Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 25 orang dengan jumlah siswa perempuan 16 orang dan siswa laki-laki 9 orang. Selama penelitian, 1 orang siswa perempuan tidak masuk sekoah, sehingga hanya 24 orang siswa yang menjadi subjek penelitian.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one case shot study.

Desain ini peneliti mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh (Arikunto, 2013). Pola desain one case shot study adalah:

X O Keterangan:

X = perlakuan O = post test

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan metode pre experimental design. Pre experimental design sering kali dipandang sebagai eksperimen tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut dengan quasi experiment atau eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu, dilakukan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh suatu tindakan bila dibandingkan dengan tindakan lain dengan


(16)

15

pengontrolan variabelnya sesuai dengan kondisi yang ada (Arikunto, 2013).

D. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi pendahulu yaitu observasi saat proses pembelajaran dan melakukan studi pustaka mengenai teori terkait.

b. Membuat rencana peaksanaan pembelajaran (RPP) kompetensi dasar menerapkan proses sterilisasi (Lampiran 2).

c. Membuat instrumen penelitian yang berupa lembar observasi sikap dan keterampilan, lembar penilaian diri, penilaian antar teman, penilaian proyek, dan penilaian unjuk kerja.

d. Validasi dan revisi instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP, yakni pembelajaran teori, praktikum, dan tugas terstruktur.

b. Melakukan penilaian terhadap siswa mengenai penilaian proses dan hasil belajar.

c. Memberikan tes hasil belajar pada peserta didik. 3. Tahap Akhir

a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian yang diperoleh dari lembar observasi sikap dan keterampilan, lembar penilaian diri peserta didik, penilaian diri antar teman, penilaian proyek dan penilaian kinerja.

b. Mendeskripsikan data hasil penelitian. c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian.


(17)

16

Anja Wulan Sari, 2014

E. Instrumen Penelitian 1. Lembar Penilaian Diri

Lembar penilaian diri merupakan instrumen penilaian non tes yang diisi oleh diri peserta didik. Lembar penilaian diri berisi tentang penilaian terhadap kompetensi afektif/sikap, kognitif/pengetahuan, dan psikomotor/keterampilan. Lembar penilaian diri peserta didik diberikan setiap akhir pertemuan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik (Lampiran 3).

2. Lembar Penilaian Antar Peserta Didik

Lembar penilaian peserta didik pada prinsipnya sama seperti lembar penilian diri peserta didik. Namun, dalam lembar penilaian antar peserta didik, siswa diminta untuk menilai teman sebangkunya atas kemampuan yang sudah dicapai oleh temannya (Lampiran 4).

3. Lembar Observasi Sikap Peserta Didik

Lembar penilaian sikap peserta didik digunakan untuk menilai sikap peserta didik selama mengikuti pelajaran. Lembar observasi sikap peserta didik diisi oleh observer selama penelitian berlangsung. Sikap peserta didik dinilai dalam instrumen penilaian diri, penilaian antar teman, dan penilaian observasi sikap (Lampiran 6).

4. Lembar Penilaian Desain Proyek

Lembar penilaian desain proyek merupakan instrumen non tes yang dilakukan untuk menilai tugas makalahyang diberikan kepada peserta didik. Lembar penilaian peserta didik ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan presentasi (Lampiran 7).

5. Lembar Penilaian Unjuk Kerja

Lembar penilaian unjuk kerja ini merupakan instrumen penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam proses menghasilkan produk berdasarkan bekal kemampuan yang sudah dimiliki. Lembar penilaian unjuk kerja meliputi penilaian pada tahap persiapan, pelaksanaan, hasil dan sikap kerja (Lampiran 9).

6. Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yangdiberikan dalam bentuk tulisan. Tes tulis yang digunakan adalah tes dalam bentuk soal pilihan ganda. Tes tertulis merupakan


(18)

17

soal post test yang diujikan setelah semua materi ajar pada kompetensi dasar penerapan proses sterilisasi selesai disampiakan (Lampiran 11).

F. Validitas dan Realibilitas Tes 1. Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2013). Pengujian validitas instrumen dengan uji validitas butir soal. Untuk menguji validitas butir soal instrumen, maka harus dihitung korelasinya, yaitu menggunakan rumus korelasi

product moment dengan angka kasar sebagai berikut (Arikunto, 2013):

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden

X = Jumlah jawaban butir soal yang benar Y = Jumlah total

Untuk mengetahui tinggi, sedang, atau rendahnya validitas instrumen, nilai koefisien diinterpretasikan dengan klasifikasipada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Intrepretasi nilai r Rentang r Kriteria Korelasi 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 Cukup

0,41 – 0,60 Agak Rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah (Sumber: Arikunto,2013)

Uji validitas dilakukan pada instrumen tes tulis pilihan ganda yang berjumlah 24 soal. Harga r product moment dengan jumlah responden 23 orang adalah 0,413. Berdasarkan hal tersebut, jumlah soal yang dinyatakan valid adalah 14 butir (Lampiran 12A). Tabel 3.2 berikut merupakan kriteria hasil uji validitas butir soal pilihan ganda:


(19)

18

Anja Wulan Sari, 2014

Tabel 3.2 Hasil uji validitas butir soal pilihan ganda No. Kriteria Korelasi No. Soal

1 Sangat Tinggi -

2 Cukup 1, 2, 6, 8, 12, 18

3 Agak Rendah 3, 5, 13, 14, 16, 17, 21

4 Rendah 4, 7, 11, 15, 19, 23

5 Sangat Rendah 9, 10, 20, 22, 24

Berdasarkan hasil uji validitas, terdapat 6 soal yang memiliki validitas cukup, 7 soal agak rendah, 6 soal rendah, dan 5 soal sangat rendah. Butir soal yang dipakai untuk soal post test adalah butir soalyang memiliki validitas cukup, dan agak rendah yang berjumlah 13 butir soal, serta merevisi 6 butir soal dengan kriteria rendah dan 1 butir soal yang berkriteria sangat rendah.

a) Kesukaran Soal

Pengujian tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui suatu soal baik atau tidak. Tingkat kesukaran (P) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Untuk menentukan taraf kesukaran setiap item tes, digunakan rumus (Arikunto, 2007):

JS B P Keterangan:

P = Tingkat kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes

Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal diketahui dengan mengkonsultasikan nilai P pada Tabel 3.3 kriteria tingkat kesukaran berikut ini:

Tabel 3.3 Kriteria tingkat kesukaran

Rentang P Kriteria

0,71 – 1,00 Mudah

0,31 – 0,70 Sedang

0,00 – 0,30 Sukar

(Sumber: Arikunto, 2007)

Uji kesukaran soal dilakukan pada instrumen tes tulis pilihan ganda yang berjumlah 24 soal. Soal pilihan ganda diuji cobakan pada 23 responden (Lampiran 12C). Tabel 3.4 merupakan hasil uji kesukaran soal pilihan ganda:


(20)

19

Tabel 3.4 Hasil uji kesukaran soal pilihan ganda

No Kriteria No. Soal

1 Mudah 1, 15, 16, 19

2 Sedang 2, 3, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 20, 21 3 Sukar 4, 5, 8,9, 10, 22, 23, 24

b) Daya Beda Soal

Daya pembeda soal yang dimaksud adalah untuk mengetahui sejauhmana soal dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan yang berkemampuan rendah dilihat dari dapat atau tidaknya mengerjakan soal. Daya pembeda untuk setiap butir soal dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut: B A B B A A P P J B J B

D    Keterangan:

D = Daya pembeda

BA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

JA = Jumlah siswa kelompok atas

JB = Jumlah siswa kelompok bawah

PA = Proporsi jawaban benar kelompok atas

PB = Proporsi jawaban benar kelompok bawah

Daya pembeda untuk setiap butir soal diketahui dengan mengkonsultasikan nilai pada Tabel 3.5 kriteria daya pembeda berikut ini:

Tabel 3.5 Kriteria daya pembeda

Rentang D Kriteria

0,71 – 1,00 Baik sekali

0,41 – 0,70 Baik

0,21 – 0,40 Cukup

0,00 – 0,20 Jelek

< 0,00 Tidak baik

(Sumber: Arikunto, 2007)

Perhitungan daya beda soal dilakukan pada instrumen tes tulis pilihan ganda yang berjumlah 24 soal. Soal pilihan ganda diuji cobakan pada 23 responden (Lampiran 12D). Tabel 3.6 merupakan hasil perhitungan daya beda soal pilihan ganda:


(21)

20

Anja Wulan Sari, 2014

Tabel 3.6 Hasil uji kesukaran soal pilihan ganda

No Kriteria No. Soal

1 Baik sekali -

2 Baik 1, 2, 6, 8, 12, 14, 17, 18, 21

3 Cukup 3, 7, 13, 15, 16, 23

4 Jelek 4, 5, 9, 11, 19, 20

5 Tidak baik 9, 10, 22, 24

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumul data karena instrumen sudah baik (Arikunto, 2013). Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Sperman-Brown dengan teknik belah dua awal akhir terhadap 24 butir soal. Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:

a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal nomor genap sebagai belahan kedua.

b. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua menggunakan rumus korelasi product moment.

c. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Sperman-Brown

(Arikunto, 2013), yaitu:

) 1 ( . 2 2 1 2 1 2 1 2 1 11 r r r   Keterangan: 11

r = Reliabilitas instrument

2 1 2 1

r = rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antar dua belah instrumen

Besarnya koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan dengan melihat tabel nilai r product moment (Tabel 3.1). Berdasarkan uji reliabilitas terhadap butir soal yang diujikan kepada 23 responden, butir soal yang diujikan memiliki kriteria reliabilitas tinggi yakni r11 (0,683) > r product moment (0,413)


(22)

21

G. Analisis Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Data yang diperoleh dengan teknik tersebut dikumpulkan secara bertahap pada setiap pelaksanaan pembelajaran kemudian dianalisis.

1. Analisis Data Non Tes

Data non tes meliputi penilaian peserta didik, penilaian antar peserta didik, lembar observasi sikap peserta didik, penilaian proyek, dan penilian unjuk kerja. Setiap penilaian non tes, penilaian dilakukan dengan mengisi skor dengan skala penilaian 1 – 4 pada kolom yang sudah disediakan dengan rubrik yang tercantum pada masing-masing penilaian. Nilai dari masing-masing penilaian non tes dilakukan dengan cara:

x 100% Keterangan:

N = nilai jawaban

R = skor mentah yg diperoleh SM = skor maksimum ideal 100 = bilangan tetap

Tabel 3.7 Klasifikasi perhitungan presentase Besar presentase Interpretasi

86-100 Sangat baik

76-85 Baik

60-75 Cukup baik

55-59 Kurang

NP<54 Kurang sekali

(Sumber: Purwanto, 2010)

2. Analisa Data Kuantitatif

Uji statistik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan pengujian hipotesis. Apabila data yang dianalisis berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Apabila data yang dianalisis berdistribusi tidak normal pengujian hipotesis dilakukan dengan non parametrik.


(23)

22

Anja Wulan Sari, 2014

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi data yng dimiliki normal atau tidak. Penelitian ini, untuk menguji normalitas sampel penelitian digunakan rumus Chi-Kuadrat. Tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013), sebagai berikut:

1) Menentukan rentang skor (r) r = skor maksimum-skor minimum 2) Menetukan banyak kelas interval (k)

k=1+3,3 log n

3) Menentukan panjang kelas interval (p) p =

4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi 5) Menghitung nilai chi kuadrat (χ2)

χ2

= ∑

Keterangan: χ2 = Chi kuadrat

Fo = frekuensi yang dicari Fi = frekuensi yang diharapkan 6) Menarik kesimpulan

Jika χ2 hitung <χtabel maka data normal dan pengujian hipotesis menggunakan rumus parametrik.

Jika χ2 hitung <χtabel, maka data tidak normal pengujian hipotesis menggunakan rumus non parametrik.

b. Uji Hipotesis Non Parametrik

Uji hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji non parametrik metode Kolmogorov-Smirnov (Sugiono, 2010). Adapun cara pengujian adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan hipotesis

Ho = Penerapan penilaian autentik tidak mampu mengukur proses dan hasi belajar pada standar kompetensi suhu tinggi


(24)

23

pada standar kompetensi suhu tinggi 2) Menghitung statistik uji

 

n f X x

n

i i i

1

Keterangan:

Xt = nilai tengah dari kelas distribusi

̅ = βnilai rata rata

3) Menenukan nilai probabilitas eksponensial F(X) = 1 – 2 –x/β

S(X) =

4) Mengitung Dhitung

Dhitung = maksimum |F(X) – S(X)|

5) Membandingkan dengan D tabel pada taraf siginikan  0,05

6) Membuat kesimpulan

Membandingkan antara hasil perhitungan D hitungdengan D tabel .

Jika D hitung < D tabel maka H0 diterima, Ha ditolak.

Jika D hitung > D tabel maka H0 ditolak, Ha diterima.


(25)

Anja Wulan Sari, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Penilaian autentik mampu mengukur nilai kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik secara nyata yang memiliki nilai kriteria baik.

2. Penilaian autentik mampu mengukur proses dan hasil belajar peserta didik berdasarkan penjabaran kompetensi dalam bentuk indikator yang jelas dan disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan. Pencapaian hasil belajar diperhitungan dari nilai yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung.

B. SARAN

1. Perlu perencanaan waktu yang baik dalam penerapan penilaian autentik dari setiap pertemuan

2. Perlu dilakukan validasi terhadap instrumen penilaian non tes dalam penelitian ini karena instrumen penilaian non tes baru sebatas direvisi oleh guru mata pelajaran.

3. Penilaian autentik menuntut guru harus kreatif dan inovatif dalam menggunakan metode, model, dan media guna menyampaikan pembelajaran.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Depdiknas. (2006). Model Penilaian Kelas. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Gagne, Robert M. (1987). Instructional Technology Foundation. New Jersey. Prentice-Hall Inc.

Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Jihad, A. & Haris, A. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Persindo.

Kemendikbud. (2013). Model Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik.

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Depok: Rajawali Pers.

Kurinasih, I. & Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Mustamin, S. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penilaian Assesmen Kinerja. [Online]. Tersedia di:

http://ejurnal.uin- alauddin.ac.id/artikel/03%20Meningkatkan%20Hasil%20Belajar%20-%20St%20Hasmiah%20Mustamin.pdf. Diakses pada 7 Maret 2014.

Purwanto, N. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rustaman, Y.N. (2014). Penilaian Autentik dan Penerapannya dalam Pendidikan Sains. FPMIPA dan Pasca Sarjana Upi. [Online]. Tersedia di:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231197 9032-NURYANI_RUSTAMAN/PENILAIAN_OTENTIK_Sgr%2706.pdf. Diakses pada 8 Maret 2014.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito. Sudrajat, A. (2008). Hasil Belajar. [Online]. Tersedia di:

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-hasil-belajar.pdf. Diakses pada 9 Maret 2014


(27)

Anja Wulan Sari, 2014

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Sutrisno, H.(2004). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi.

Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY.(2003). Pedoman Penilaian Psikomotorik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Universitas Pendidikan Indonesia, (2013). “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”.


(1)

21

G. Analisis Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Data yang diperoleh dengan teknik tersebut dikumpulkan secara bertahap pada setiap pelaksanaan pembelajaran kemudian dianalisis.

1. Analisis Data Non Tes

Data non tes meliputi penilaian peserta didik, penilaian antar peserta didik, lembar observasi sikap peserta didik, penilaian proyek, dan penilian unjuk kerja. Setiap penilaian non tes, penilaian dilakukan dengan mengisi skor dengan skala penilaian 1 – 4 pada kolom yang sudah disediakan dengan rubrik yang tercantum pada masing-masing penilaian. Nilai dari masing-masing penilaian non tes dilakukan dengan cara:

x 100% Keterangan:

N = nilai jawaban

R = skor mentah yg diperoleh SM = skor maksimum ideal 100 = bilangan tetap

Tabel 3.7 Klasifikasi perhitungan presentase Besar presentase Interpretasi

86-100 Sangat baik

76-85 Baik

60-75 Cukup baik

55-59 Kurang

NP<54 Kurang sekali

(Sumber: Purwanto, 2010)

2. Analisa Data Kuantitatif

Uji statistik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan pengujian hipotesis. Apabila data yang dianalisis berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Apabila data yang dianalisis berdistribusi tidak normal pengujian hipotesis dilakukan dengan non parametrik.


(2)

22

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi data yng dimiliki normal atau tidak. Penelitian ini, untuk menguji normalitas sampel penelitian digunakan rumus Chi-Kuadrat. Tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013), sebagai berikut:

1) Menentukan rentang skor (r) r = skor maksimum-skor minimum 2) Menetukan banyak kelas interval (k)

k=1+3,3 log n

3) Menentukan panjang kelas interval (p) p =

4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi 5) Menghitung nilai chi kuadrat (χ2)

χ2

= ∑

Keterangan: χ2 = Chi kuadrat

Fo = frekuensi yang dicari Fi = frekuensi yang diharapkan 6) Menarik kesimpulan

Jika χ2 hitung <χtabel maka data normal dan pengujian hipotesis menggunakan rumus parametrik.

Jika χ2 hitung <χtabel, maka data tidak normal pengujian hipotesis menggunakan rumus non parametrik.

b. Uji Hipotesis Non Parametrik

Uji hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji non parametrik metode Kolmogorov-Smirnov (Sugiono, 2010). Adapun cara pengujian adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan hipotesis

Ho = Penerapan penilaian autentik tidak mampu mengukur proses dan hasi belajar pada standar kompetensi suhu tinggi


(3)

23

pada standar kompetensi suhu tinggi 2) Menghitung statistik uji

  

n f X x

n

i i i

1

Keterangan:

Xt = nilai tengah dari kelas distribusi

̅ = βnilai rata rata

3) Menenukan nilai probabilitas eksponensial F(X) = 1 – 2 –x/β

S(X) =

4) Mengitung Dhitung

Dhitung = maksimum |F(X) – S(X)|

5) Membandingkan dengan D tabel pada taraf siginikan  0,05

6) Membuat kesimpulan

Membandingkan antara hasil perhitungan D hitungdengan D tabel .

Jika D hitung < D tabel maka H0 diterima, Ha ditolak.

Jika D hitung > D tabel maka H0 ditolak, Ha diterima.


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Penilaian autentik mampu mengukur nilai kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik secara nyata yang memiliki nilai kriteria baik.

2. Penilaian autentik mampu mengukur proses dan hasil belajar peserta didik berdasarkan penjabaran kompetensi dalam bentuk indikator yang jelas dan disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan. Pencapaian hasil belajar diperhitungan dari nilai yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung.

B. SARAN

1. Perlu perencanaan waktu yang baik dalam penerapan penilaian autentik dari setiap pertemuan

2. Perlu dilakukan validasi terhadap instrumen penilaian non tes dalam penelitian ini karena instrumen penilaian non tes baru sebatas direvisi oleh guru mata pelajaran.

3. Penilaian autentik menuntut guru harus kreatif dan inovatif dalam menggunakan metode, model, dan media guna menyampaikan pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Depdiknas. (2006). Model Penilaian Kelas. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Gagne, Robert M. (1987). Instructional Technology Foundation. New Jersey. Prentice-Hall Inc.

Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Jihad, A. & Haris, A. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Persindo.

Kemendikbud. (2013). Model Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik.

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Depok: Rajawali Pers.

Kurinasih, I. & Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Mustamin, S. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penilaian Assesmen Kinerja. [Online]. Tersedia di:

http://ejurnal.uin- alauddin.ac.id/artikel/03%20Meningkatkan%20Hasil%20Belajar%20-%20St%20Hasmiah%20Mustamin.pdf. Diakses pada 7 Maret 2014. Purwanto, N. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Rustaman, Y.N. (2014). Penilaian Autentik dan Penerapannya dalam Pendidikan Sains. FPMIPA dan Pasca Sarjana Upi. [Online]. Tersedia di:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231197 9032-NURYANI_RUSTAMAN/PENILAIAN_OTENTIK_Sgr%2706.pdf. Diakses pada 8 Maret 2014.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito. Sudrajat, A. (2008). Hasil Belajar. [Online]. Tersedia di:

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-hasil-belajar.pdf. Diakses pada 9 Maret 2014


(6)

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Sutrisno, H.(2004). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi.

Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY.(2003). Pedoman Penilaian Psikomotorik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Universitas Pendidikan Indonesia, (2013). “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”. Bandung: Univesity Press UPI.