UJI SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU SRIKAYA (Annona squamosa L.) Uji Sitotoksik Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Kulit Kayu Srikaya (Annona squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

UJI SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL
KULIT KAYU SRIKAYA (Annona squamosa L.)
TERHADAP SEL T47D

SKRIPSI

Oleh:
HEFI RACHMAYANTI
K100 080 117

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

2

UJI SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU
SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP SEL T47D
CYTOTOXIC ACTIVITY OF NONPOLAR FRACTION OF ETHANOLIC
EXTRACT OF SUGAR APPLE (Annona squamosa L.) STEM BARK
AGAINST T47D CELL

Hefi Rachmayanti, Haryoto, dan Peni Indrayudha
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Tromos I, Pabelan Kartasura Surakarta 57102
Email: rachmayantihefi@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tanaman srikaya adalah salah satu tanaman dengan khasiat sebagai antikanker.
Aktivitas antikanker ini telah dibuktikan pada bagian daun dan biji kecuali bagian kulit
kayu. Kandungan alkaloid pada biji dan batang telah dibuktikan memiliki aktivitas
kanker, terutama pada fraksi kloroform. Kandungan alkaloid juga ditemukan pada
bagian batang, namun penelitian terhadap aktivitas kanker belum dilakukan. Sehingga
penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi sitotoksik bagian kulit batang fraksi
nonpolar berdasarkan nilai IC50.
Sampel uji didapatkan melalui proses ektraksi menggunakan metode maserasi
dan fraksinasi KCV (Kromatografi Cair Vakum). Selanjutnya, uji sitotoksik dengan
metode MTT (3-(4,5 dimetilltiazol-2-il),2,5-difenil tetrazolium bromide) pada lima seri
konsentrasi (250, 150, 100, 50 dan 25 µg/mL) fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu
srikaya terhadap sel T47D. Uji aktivitas dilakukan dengan melihat persentase sel hidup
setelah perlakuan, kemudian dihitung nilai IC50nya. Fraksi yang digunakan melalui uji
kualitatif menggunakan KLT (Kromatografi Lapis Tipis) untuk melihat profil senyawa

yang terkandung dalam fraksi tersebut.
Hasil uji aktivitas menunjukkan nilai IC50 fraksi nonpolar ekstrak etanol srikaya
sebesar 74,665 µg/mL terhadap sel T47D. Berdasarkan hasil tersebut fraksi dinyatakan
poten sebagai agen antikanker. Profil kromatografi menunjukkan fraksi mengandung
senyawa alkaloid, flavonoid dan polifenol.
Kata kunci: uji sitotoksik, sel T47D, fraksi nonpolar, Annona squamosa L.

ABSTRACT
Sugar apple is one of many kind plant which has cytotoxic activity. Cytotoxic
activity have been performed on leaves and seed except on stem bark. Alkaloid which
was isolated from leaves and seed of sugar aplle showed cytotoxic activity, particularly
on cloroform fraction. Stem bark of sugar apple has been found alkaloid, but cytotoxic
activity was unclear. This experiment has a purpose to determine cytotoxic activity of
nonpolar fraction of sugar aplle bark with IC50.
Sample for experiment got from extraction process with maceration method and
VLC (Vacuum Liquid Chromatograhpy). Cytotoxic activity showed by MTT (3-(4,5
1

dimetilltiazol-2-il),2,5-difenil tetrazolium bromide) assay on five variation
concentration (250, 150, 100, 50 and 25 µg/mL) nonpolar fraction ethanolic extract

from sugar apple bark on T47 cell. Activity showed by cell life percent after treatment
and calculation IC50 value. Phytochemical screening on fraction tes by TLC (Thin Layer
Chromatography) for observed chemical contain profile from that fraction.
The result showed that IC50 value for nonpolar fraction ethanolic extract of
sugar apple bark is 74,665 µg/mL on T47 cell. Nonpolar fraction ethanolic extract of
sugar aplle bark potential for anticancer agent. Phytochemical screening showed that
nonpolar fraction contain poliphenol, alkaloid and flavonoid.
Keyword: cytotoxic activity, T47D cell, nonpolar fraction, Annona squamosa
PENDAHULUAN
Kanker payudara adalah penyebab kematian akibat kanker paling besar bagi
perempuan berusia 18 hingga 54 tahun, dan penyebab kematian paling besar bagi
perempuan berusia antara 45 hingga 50 tahun (Lee, 2008). Beberapa metode
pengobatan kanker payudara menimbulkan efek samping yang cukup membahayakan
bagi penderita. Metode radiasi lokal untuk terapi kanker payudara dapat mengurangi
resiko kematian sebanyak 13,2% tetapi dapat meningkatkan resiko kematian akibat
penyakit lain, terutama penyakit jantung sebanyak 21,2% (Lee, 2008). Selain itu,
beberapa hasil kajian ilmiah juga menyebutkan bahwa salah satu obat kanker payudara
seperti tamoxifen masih diragukan keefektifannya (Mitchell, 1999 cit Lee, 2008). Di
samping itu pengobatan kanker payudara dengan agen kemoterapi doxorubicin, dapat
menimbulkan resistensi sel kanker yang mengakibatkan kegagalan terapi kanker

payudara (Kumala, 2012; Davis et al., 2003; Tyagi et al., 2004 dan Notarbartolo et al.,
2005).
Penggunaan senyawa alam khususnya tanaman untuk dijadikan sebagai obat
kanker payudara yang efektif dan aman telah banyak dikaji oleh para peneliti. Tanaman
yang berpotensi sebagai antikanker salah satunya adalah srikaya. Tanaman ini berasal
dari kelompok famili yang sama dengan sirsak yakni telah diketahui memiliki efek
sebagai antikanker. Selain itu, srikaya memiliki kandungan alkaloid yang banyak
digunakan sebagai agen antikanker. Pemanfaatan tanaman ini hanya sebatas pada buah
dan daunnya saja, bagian lain dari pohon tersebut belum dimanfaatkan dengan baik
terutama kulit kayunya.
Telah dibuktikan bahwa bagian-bagian pada pohon srikaya memiliki aktivitas
antikanker. Dari penelitian sebelumnya oleh beberapa ahli didapatkan hasil bahwa

2

tanaman Annona muricata Famili Annonaceae terbukti mempunyai aktivitas sitotoksik.
Djajanegara (2009) yang menyatakan bahwa daun srikaya (Annona squamosa L.)
mempunyai potensi sebagai bahan alami antikanker, hasil penelitian tersebut
menunjukkan ekstrak etanol 70% dan fraksi kloroform daun srikaya memiliki aktivitas
sitotoksik terhadap sel Hela dengan nilai LC50 sebesar 7,6948 µg/mL untuk ekstrak

etanol dan 4,5467 µg/mL untuk fraksi kloroform.
Annona muricata dan Annona squamosa mempunyai marga yang sama maka
diperkirakan memiliki zat kandungan yang mirip, sehingga dalam penelitian ini dipilih
tanaman Annona squamosa Linn dengan tujuan untuk mengetahui apakah kulit kayu
srikaya memiliki aktivitas sitotoksik seperti Annona muricata dengan melihat nilai IC50anya. Mengingat adanya berbagai jenis golongan senyawa yang terkandung di
dalamnya, maka perlu dilakukan upaya

pemisahan berdasarkan kepolarannya

(nonpolar, semipolar, dan polar) serta mengidentifikasi kandungan senyawa pada fraksi
tersebut melalui kromatografi lapis tipis untuk. Fraksi nonpolar memiliki potensi
aktivitas farmakologi yang cukup banyak. Sedangkan penggunaan kulit batang
disebabkan, sejauh ini belum ada penelitian terkait aktivitas farmakologik dari kulit
batang tanaman srikaya. Penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan bagian-bagian
tanaman srikaya lainnya seperti buah, bunga, daun dan biji (Pardhasaradhi, 2004) yang
menunjukkan adanya aktivitas antikanker.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat
a. Peralatan dalam pembuatan serbuk: kain hitam, pisau, gunting, ayakan, oven dan

blender.
b. Peralatan yang digunakan dalam ekstraksi dan fraksinasi : kipas angin, timbangan,
peralatan gelas, penangas air, rotary evaporator (Laborota), corong buchner, dan
compressor.
c. Peralatan dalam uji sitotoksik : tangki nitrogen cair, mikroskop fase kontras
(Olympus), sentrifuge (PLC 03), inkubator CO2 Jacketed Incubator (Binder), ELISA
reader (BioTek), hemositometer (Neubauer), tabung konikal steril (IWAKI), tissue
culture flask (IWAKI), Laminar Air flow (ESCO), pH meter (Merck), microplate 96
sumuran (IWAKI), mikropipet (Soccorex), vortex (Thermolyne), timbangan elektrik

3

(Sartorius), filter, pipet pasteur, yellow tip, blue tip, white tip, kamera digital
(Cannon).
d. Peralatan dalam uji kualitatif kandungan senyawa secara kromatografi lapis tipis:
corong, lampu UV, pipa kapiler, chamber elusi, dan alat-alat gelas.
Bahan
a. Bahan uji : sampel yang akan digunakan dalam penelitian adalah fraksi nonpolar
kulit kayu srikaya (Annona squamosa L.) yang diperoleh dari Nilasari, Pabelan,
Kartasura.

b. Bahan untuk ekstraksi dan fraksinasi : aseton, silika G60 (Merck), silika gel GF254,
pelat alumunium berlapis silika gel GF254, etanol, n-heksan, etil asetat, aquades.
c. Bahan untuk uji sitotoksik : Sel T47D yang diperoleh dari Laboratorium Parasitologi
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, RPMI 1640 (Gibco), FBS 10%,
Antibiotik Penisilin-streptomisin 2% dan fungizone 0,5%, akuades, natrium
bikarbonat, aquabidest, PBS (Phosphate Buffer Saline), larutan MTT (3-(4,5
dimetilltiazol-2-il),2,5-difenil tetrazolium bromide) dalam PBS 20%, SDS 10%
(Sigma), HCl 0,1N, DMSO 100%.
d. Bahan untuk uji kualitatif secara KLT: aseton, pelat silika gel GF254 (fase diam), fase
gerak yang digunakan heksan, etil asetat, pereaksi semprot yang digunakan FeCl3
(deteksi polifenol), sitroborat (deteksi flavonoid), dan dragendorff (deteksi alkaloid).
Jalannya Penelitian:
Pembuatan Ekstrak dan Fraksinasi
Simplisia ditimbang (2394,20 g) dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96%
sebanyak 7,5 kali simplisia dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya, disimpan
selama 24 jam sambil sesekali diaduk. Kemudian ekstrak disaring menggunakan corong
Buchner. Filtrat etanol yang didapatkan dipekatkan dengan menggunakan penangas air
sehingga diperoleh ekstrak kental kulit batang srikaya.
Ekstrak kering yang telah didapatkan, kemudian dilarutkan dengan aseton.
Ekstrak yang digunakan untuk satu kali proses KCV (Kromatografi Cair Vakum) adalah

sebanyak 25 g dan diimpregnasi dengan silika impreg G60 (30-70 mesh) sebanyak 2 kali
berat sampel (50 g). Kemudian sampel yang terimpregnasi dimasukkan ke dalam kolom
kromatografi cair vakum, dan dielusi dengan pelarut dengan tingkat kepolaran semakin
naik yaitu n-heksana:etilasetat (9:1), n-heksana:etilasetat (8:2), n-heksana:etilasetat
(7:3), n-heksana:etil asetat (6:4) dan etanol. Masing-masing fraksi ditampung sebanyak

4

50mL dan ditotolkan pada lempeng KLT silika GF254 untuk penggabungan. Fraksifraksi yang menampakkan noda dengan pola pemisahan yang sama digabungkan dan
dikeringkan, sehingga diperoleh beberapa fraksi yaitu fraksi nonpolar, semipolar, dan
polar.
Identifikasi Kandungan Senyawa Kimia
Selanjutnya fraksi nonpolar yang didapatkan diidentifikasi kandungan kimianya
dengan metode kromatografi. Fase diam yang digunakan adalah silika Gel GF254 dengan
fase gerak n-heksan:etil asetat (9.5;0,5). Kromatogram diamati bercaknya pada sinar
UV254 nm dan UV366 nm. Kemudian bercak dideteksi dengan pereaksi semprot FeCl3,
sitroborat, dan Dragendorff.
Uji Sitotoksik
Uji sitotoksik dilakukan dengan metode MTT. Suspensi sel dalam medium
lengkap sebanyak 100µL (kepadatan 10.000 sel/sumuran) dimasukkan ke dalam plate

96 dan plate diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator CO2 5%. Akhir inkubasi,
medium pada masing-masing sumuran dibuang, kemudian ditambahkan medium baru
dan sampel 100µL dalam tiap sumuran yang berbeda sehingga diperoleh kadar akhir
sampel dengan variasi kadar tertentu (sampel: 250, 150, 100, 50, 25 µg/mL).
Selanjutnya plate diinkubasi dalam inkubator CO2 5% selama 24 jam pada suhu 37oC.
Pada akhir inkubasi, medium pada masing-masing sumuran dibuang, dicuci dengan
PBS sebanyak 100 µL, kemudian ditambahkan 100 µL MTT 5 mg/mL dalam PBS.
Plate diinkubasi lagi selama 4 jam pada suhu 37oC. Sel hidup akan bereaksi dengan
MTT (3-(4,5-dimetil thiazol-2il)-2,5-difeniltetrazoliumbromid) membentuk formazan
yang berwarna ungu. Reaksi pembentukan formazan dihentikan dengan larutan SDS
(Sodium dodecyl Sulphate) 10% dalam HCl 0,01N, lalu diinkubasi selama semalam
pada suhu kamar. Pada akhir masa inkubasi serapan dibaca dengan ELISA reader pada
panjang gelombang 550 nm.
Analisis Data
Persentase sel hidup dihitung dari data absorbansi sel kemudian dibuat kurva
hubungan log konsentrasi versus nilai % sel hidup dan dihitung harga IC50nya. Data %
sel hidup dihitung dengan menggunakan rumus:

Setelah didapatkan persen sel hidup, dibuat regresi linier antara log konsentrasi
sediaan uji versus persen sel hidup, hingga didapatkan persamaan y = bx + a. Nilai IC50

didapatkan dari anti log x pada persamaan sebelumnya.
5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi tanaman menunjukkan bahwa tanaman yang diteliti merupakan
Annona squamosa L. sesuai dengan ciri-ciri yang didapatkan.

Kulit batang yang

digunakan diambil dari satu daerah yang sama. Hal ini dilakukan untuk memberikan
batasan pada tanaman, sebab lingkungan yang berbeda akan memberikan kandungan
senyawa berbeda sekalipun masih dalam satu spesies.
Kulit batang diambil dengan menguliti batang pohon srikaya yang telah kokoh
dan tidak sampai pada pada bagian dalam yang sudah mengeras (berupa batang yang
keras) dan diekstraksi. Maserasi dilakukan setelah simpilisia dikeringkan (2,5 kg) dan
diperoleh ekstrak etanol kental sebanyak 295,55 gram dengan rendemen sebesar
12,34%. Ekstrak yang didapatkan selanjutnya digunakan untuk fraksinasi dan uji
aktivitas sitotoksik. Ekstrak difraksinasi menggunakan n-heksan, etil asetat dan etanol.
Fraksinasi dilakukan 3 kali untuk mendapatkan rendemen yang mencukupi kebutuhan
uji aktivitas sitotoksik. Hasil fraksinasi diuji kualitatif dengan KLT (Kromatografi

Lapis Tipis) menggunakan eluen n-heksan:etil asetat (7:3). Selanjutnya dilakukan
deteksi bercak dengan sinar UV 254 nm.
Hasil 3 kali fraksinasi tersebut dikelompokkan sebagai berikut :
Fraksinasi (I) : A (1,2,3,4,5); D (6); G (7,8); J (9,10,11); M (12,13,14); P (15,16)
Fraksinasi (II) : B (1,2); E (3); H (4,5,6,7,8,9,10); K (11); N (12,13,14,15); Q (16)
Fraksinasi (III) : C (1,2,3,4,5); F (6); I (7,8,9,10); L (11,12); O (13,14,15); R (16)
Pengelompokkan tersebut menghasilkan 18 fraksi (A-R). Ke-18 fraksi dielusi
dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak n-heksan:etil asetat (8:2).

Gambar 1. Profil KLT hasil fraksinasi menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak nheksan:etil aseat (8:2), dilihat pada UV 254: a. Hasil Fraksinasi I, b. Hasil Fraksinasi II, c. Hasil
Fraksinasi III

6

Berdasarkan tingkat kepolarannya, delapan belas fraksi tersebut diklasifikasikan
menjadi tiga, yakni fraksi polar, semipolar dan nonpolar. Pada sistem KLT ini fase diam
lebih bersifat polar dibanding fase gerak, sehingga analit yang tertahan pada fase diam
dikategorikan fraksi polar. Sedangkan analit yang ikut terelusi fase gerak dikategorikan
fraksi nonpolar. Fraksi A diklasifikasikan sebagai fraksi non polar dengan rendemen
1,0073g, fraksi B dikategorikan fraksi semi polar sebanyak 4,6007g, fraksi C
dikategorikan fraksi polar sebanyak 2,1047g, dengan rendemen berturut-turut sebesar
0,341%, 1,557%, 0,712%.
Identifikasi senyawa pada fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu srikaya
(Annona squamosa L.) dilakukan menggunakan KLT (Tabel 1).

Fase gerak yang

digunakan merupakan perbandingan n-heksan:etil asetat yakni 9,5:0,5.
Tabel 1. Hasil deteksi senyawa kimia pada fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu srikaya
menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak nheksan:etil asetat (9,5;0,5)
Bercak

Rf

1
2
3
4
5
6
7

0,025
0,10
0,15
0,288
0,363
0,69
0,78

Sebelum Disemprot
Reagen
UV 366
UV 254
M
P
M
P
B
P
B
P
BM
BK
MC
P

Keterangan:
AB
: Abu-abu
B
: Biru
BK
: Biru Kekuningan
BM
: Biru Muda

M
MC
P
-

Dragendorf

FeCl3

Sitroborat

UV 366
MC

Sinar Tampak
AB
-

UV 366
BK
-

: Merah
: Merah Coklat
: Pemadaman
: Tidak ada bercak

Deteksi hasil KLT dilakukan dengan pereaksi semprot. Pereaksi semprot yang
digunakan yakni FeCl3 untuk deteksi polifenol, Sitroborat untuk deteksi senyawa
flavonoid dan Dragendorff untuk deteksi senyawa alkaloid (Wagner et al., 1984).
Preparasi sampel dilakukan dengan melarutkan fraksi pada dimetil sulfoksida
(DMSO) yakni pada kadar 250 µg/mL dengan DMSO 0,3%. Penggunaan DMSO
dikarenakan mampu melarutkan ion organik dan anorganik (Fessenden & Fessenden,
1994). Pada penelitian terdahulu penggunaan DMSO sampai konsentrasi 1,67% v/v
tidak mempengaruhi viabilitas sel T47D (Maryati, 2005).
Sampel selanjutnya di-treatment larutan uji dengan 5 konsentrasi. Dalam
memudahkan pengamatan digunakan reagen MTT (3-(4,5-dimethiltiazol-2-yl)-2,5—
diphenil tetrazolium bromide). Enzim dehidrogenase pada mitokondria sel akan
7

mengubah MTT berwarna kuning yang larut air menjadi bentuk formazan berwarna
ungu yang tidak larut air. Intensitas warna ungu tersebut menyatakan banyaknya sel
aktif yang hidup, sebab enzim mitokondria pada sel aktif memetabolisme garam
tetrazolium sehingga terjadi pemutusan cincin tetrazolium oleh enzim dehidrogenase
yang menyebabkan tetrazolium berubah menjadi formazan (Mostmann, 1983 cit
Rohman, 2008). Sehingga, semakin berwarna ungu maka semakin banyak sel yang
masih hidup. Setelah inkubasi selama 4 jam dari penambahan MTT, reaksi dihentikan
dengan SDS (Sodium Dodecyl Sulphate) 10%. Penambahan SDS sebagai larutan
stopper dengan cara mendenaturasi protein menjadi unit polipeptida dan membentuk
kompleks SDS-polipeptida.
Absorbansi yang didapatkan dijadikan acuan untuk menghitung persentase sel
hidup. Tabel 2 menggambarkan persentase jumlah sel yang hidup setelah perlakuan
dengan fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu srikaya (Annona squamosa L.).
Peningkatan konsentrasi berbanding terbalik dengan jumlah sel yang semakin menurun,
kecuali pada konsentrasi 50 µg/mL. Hal ini dapat disebabkan kesalahan pada saat
pemipetan baik saat pengambilan sel ataupun sampel uji.
Tabel 2. Persentase sel T47D yang hidup setelah perlakuan dengan fraksi nonpolar ekstrak etanol
kulit kayu srikaya (Annona squamosa L.), kenaikan konsentrasi memperlihatkan penurunan
persentase sel hidup, kecuali pada konsentrasi 50 µg/mL
konsentrasi
(µg/mL)
250
150
100
50
25

log
2,398
2,176
2,000
1,699
1,398

Absorbansi
0,108
0,113
0,159
0,913
0,998

0,111
0,108
0,147
1,008
0,974

0,12
0,123
0,203
1,003
0,928

% sel hidup
-0,796
-0,199
5,291
95,285
105,431

-0,438
-0,796
3,859
106,624
102,566

0,637
0,995
10,543
106,027
97,076

rata2 % sel
hidup
-0,199
0,000
6,565
102,646
101,691

Berdasarkan perhitungan nilai IC50 fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu
srikaya (Annona squamosa L.) adalah 74,989 µg/mL. Suatu ekstrak dapat dikatakan
memiliki efek sitotoksik terhadap sel apabila memilki IC50 < 100µg/mL (Andriyani,
2010). Maka dapat dikatakan bahwa fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit kayu srikaya
(Annona squamosa L.) poten sebagai antikanker terhadap sel T47D. Tabel 5
memperlihatkan perbandingan potensi ketoksikan terhadap sel T47D terkait tanaman
srikaya.

8

Rata-rata persen sel hidup

Y=-126x+286,2
R2=0,820

Log konsentrasi

Gambar 4. Grafik hubungan antara log konsentrasi versus persentase sel hidup setelah pemberian
fraksi, peningkatan konsentrasi (log konsentrasi) menyebabkan penurunan persentase sel hidup

Jika membandingkan dengan bagian tanaman lain, potensi ketoksikan pada kulit
kayu srikaya lebih besar dibandingkan pada bagian daun tanaman srikaya, namun tidak
lebih besar dari bagian biji. Berdasarkan hasil fraksinasi, fraksi nonpolar ekstrak etanol
kulit kayu srikaya (Annona squamosa L.) lebih poten dari ekstraknya, namun tidak lebih
besar potensi dari fraksi semipolar dan polar. Jika melihat dari kandungannya, potensi
ketoksikan dipengaruhi oleh kandungan alkaloid pada masing-masing bagian tanaman.
Tabel 3. Aktivitas Sitotoksik Bagian-bagian Tanaman Srikaya serta Kandungan Kiminya
Bagian Tanaman
Srikaya

Kulit Batang

Daun

Bagian Ekstrak yang
Digunakan

Nilai IC50
(µg/mL)

Ekstrak Etanol

237, 317

Fraksi Polar
Fraksi Semipolar

43,524
70,77

Fraksi Nonpolar

74,989

Ekstrak Etanol

144,44

Fraksi Polar

110,30

Fraksi Semipolar

184,4941

Fraksi Nonpolar

204,039

Ekstrak Etanol

62,80

Fraksi Polar

23,24

Fraksi Semipolar

74,72

Fraksi Nonpolar

4954,77

Biji

Kandungan Senyawa
Alkaloid, flavonoid,
polifenol
Flavonoid, alkaloid
Flavonoid, alkaloid
Flavonoid, alkaloid,
polifenol
Flavonoid, alkaloid,
polifenol
Flavonoid, alkaloid,
polifenol
Alkaloid, flavonoid
Alkaloid, flavonoid,
polifenol
Flavonoid, alkaloid,
polifenol
Flavonoid, alkaloid,
polifenol
Flavonoid, alkaloid,
polifenol
Alkaloid, flavonoid,
polifenol

Penelitian oleh
Rahayu, 2012
Umma, 2012
Muflihah, 2012
Rachmayanti,
2012
Zulfania, 2012
Meiningrum, 2012
Nugroho, 2012
Christanto, 2012
Erlinaningrum,
2012
Pujayanthi, 2012
Prasetyo, 2012
Negara, 2012

Berdasarkan penelitian Ahmad (2007) bagian daun dan kulit kayu tumbuhan
srikaya memiliki sumber alkaloid yang kaya akan aporphine. Alkaloid golongan ini
yang menunjukkan aktivitas antikanker yakni oksopurpurin yang diekstrasi dari ekstrak

9

etanol (Annonaceae). Sedangkan pada penelitian lain bagian daun dan biji Annona
squamosa memiliki alkaloid mayor liriodenine dan oxoananlobine (Lebrini, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian lain sperti pada Tabel 5 bagian biji memiliki aktivitas
paling besar terutama pada fraksi polar. Jika membandingkan dengan hasil penelitian
lain, maka senyawa alkaloid bukan senyawa utama penentu aktivitas antikanker
melainkan senyawa asetogenin (Yang et al., 2008). Maka kandungan alkaloid pada
masing-masing bagian tanaman srikaya bukanlah senyawa utama penetu aktivitas
sitotoksik.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan :
1.

Fraksi nonpolar ekstrak kulit batang srikaya (Annona squamosa L.) mempunyai
aktivitas sitotoksik terhadap sel T47D dengan nilai IC50 sebesar 74,989 µg/mL.

2.

Golongan senyawa kimia yang terkandung dalam fraksi polar ekstrak etanol kulit
batang srikaya adalah polifenol, alkaloid dan flavonoid.

SARAN
1. Perlu dilakukan identifikasi senyawa aktif dari fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit
batang srikaya (Annona squamosa L.) untuk dapat mengetahui identitas dari
senyawa aktif yang mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap sel T47D.
2.

Perlu dilakukan uji in vivo pada hewan yang telah diinduksi kanker untuk
membuktikan aktivitas antikanker dari fraksi nonpolar ekstrak etanol kulit batang
srikaya (Annona squamosa L.).

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S. A., 2007, Ilmu Kimia dan Kegunaan Tumbuh-tumbuhan Obat Indonesia, 4344, 63-64 ITB Press, Bandung.
Andriyani, R. & Udin, Z., 2010, Studi Potensi Ekstrak Brucea Javanica sebagai Bioaktif
Antikanker Payudara terhadap Sel T47D, JKTI, Vol. 12, No. 1, Juni 2010,
hal. 8-14.
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia V, Depkes RI, Jakarta.
Christanto, A., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Daun Srikaya
(Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.
10

Davis, J. M., Novalonic, P. M., Weinstein-Oppenheimer, C. R., Steelman, L. S., Wei,
H., Konopleva, M., Blagonskonny, M. V., and McCubrey, J. A., 2003, Raf-1
and Bcl-2 Induce Distintc and Common Pathways That Contribute to Breast
Cancer Drug Resistence, Clinical Cancer Research, Vol. 9, 1161-1170.
Djajanegara, R. & Wahyudi, P., 2009, Pemakaian Sel Hela dalam Uji Sitotoksik Fraksi
Kloroform dan Etanol Ekstrak Daun Annona squamosa, Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia, Vol. 7, No. 1, April 2009, hal. 7-11.
Erlinaningrum, M., 2012, Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Biji Srikaya (Annona
squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.
Jennie, R. I., & Meiyanto, E., 2007, Ko-kemoterapi ekstrak etanolik daun sambung
nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) dan Doxorubicin pada sel kanker
payudara, Majalah Farmasi Indonesia, 18(2), 82-87.
Laughlin, M. C. J. L., 1991, Crown Gall Tumours on Potato Discs and Brine Shrimp
Lethaly: Two Simple Bioassays for Higher Plant Screening and Fraction,
Methdos in Plant Biochemistry, 6, 8-10.
Lebrini, M., Robert, F. & Roos, C., 2010, Inhibition Effect of Alkaloids Extract from
Annona squamosa Plant on the Corrosion of C28 Steel in Normal
Hydrochlori Acid Medium, International Journal of Electrochemical Science,
5, 1698-1712.
Lee, J. R., Zava, D. & Hopkins V., 2008, Kanker Payudara, Perpustakaan Nasional RI,
Jakarta.
Markham, K.R., 1982, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung.

Meiningrum, I., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Polar Ekstrak Etanol Daun Srikaya
(Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.
Melannisa, R., 2004, Pengaruh PVG-1 Pada Sel Kanker Payudara T47D yang Diinduksi
17β-estradiol: Kajian Antiproliferasi, Pemacuan Apoptosis, dan
Antiangiogenesis, Tesis, Program pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
Muflihah, C., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol Kulit Batang
Srikaya (Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas
Farmasi, Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.
Negara, W. P. P., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Biji
Srikaya (Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas
Farmasi, Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.
11

Nugroho, I. S., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol Daun
Srikaya (Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas
Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Notarbartolo, M., Poma, P., Perri, D., Dusonchet, L., Cervello, M., and Alessandro, N.,
2005, Antitumor Effects of Curcumin, Alone or in Combination with
Cisplatin or Doxorubicin, on Human Hepatic Cancer Cells. Analys of Their
Possible Relationship to Changes in NF-kB Activation Levels and in IAP
Gene Expression, Cancer Letter, 224, 53-65.
Pardhasaradhi, 2004, Antitumour Activity of Annona squamosa seed Extract is Trough
The Generation of Free Radicals and Induction of Apoptosis, Indian Journal
of Biochemistry and Biophysics, Vol. 41, 167-172.
Prasetyo, D. N., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol Biji
Srikaya (Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas
Farmasi, Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.
Pujayanthi, Y. R., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Polar Ekstrak Etanol Biji Srikaya
(Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.
Rahayu, W. Y., 2012, Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Kulit Batang Srikaya
(Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.
Rahayu, R., Chairul., Harapini, M., 1993, Penelitian Fitokimia dan Efek Antimikrobial
Ekstrak Srikaya terhadap Pertumbuhan Escherichian coli, Seminar Hasil
Litbang SDH.
Rohman, K., 2008, Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Kultur Akar Ceplukan (Physalis
angulata L.) yang ditumbuhkan pada media Murashige-Skoog dengan
Pengurangan Konsentrasi Fosfat terhadap Sel Myeloma, Skripsi, Fakultas
Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Steenis V., 1981, Flora untuk Sekolah di Indonesia, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Steenis V., 2005, Flora untuk Sekolah di Indonesia, PT Pradya Paramita, Jakarta.
Tyagi, A. K., Agarwal, C., Chan, D. C. F., and Agarwal, R., 2004, Synergistic Anticancer effects of silibinin with conventional cytotoxic agent doxorubicin,
ciplastin and carboplatin againts human breast carcinoma MCF-7 and MDAMB468 cells, Oncology Reports, 11, 493-499.
Umma, C., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Polar Ekstrak Etanol Kulit Batang Srikaya
(Annona squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.

12

Voight, R., 1986, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh Soedani
Noerono, Edisi V, hal.197-199, Penerbit PT. Alex Media, Komesindo
Kelompok Gramedia, Jakarta.
Wagner, H., Bladt, S., and Zgainski, E. M., 1984, Plant Drug Analisys: A Thin Layer
Chromatography Atlas, diterjemahkan oleh Th. A. Scott, Springer-Verlag,
Berlin.
Yang, H., Li, Z., Chen, J. & Wang, M., 2008, Two New Cytotoxic Acetogenins from
Annona squamosa, Journal of Asian Natural Products Research, Vol. 11, No.
3, 250-256.
Zulfania, E., 2012, Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Srikaya (Annona
squamosa Linn.) terhadap Sel T47D, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammdiyah Surakarta, Surakarta.

13

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SRIKAYA (Annona squamosa L.) Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Kulit Batang Srikaya (Annona Squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

0 0 13

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SRIKAYA (Annona squamosa L.) Aktivitas Sitotoksik Fraksi Polar Ekstrak Etanol Kulit Batang Srikaya (Annona Squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

0 0 13

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa Linn.) Aktivitas Sitotoksik Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Daun Srikaya (Annona Squamosa Linn.) Terhadap Sel T47D.

0 1 13

UJI SITOTOKSIK FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP Uji Sitotoksik Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol Kulit Batang Srikaya (Annona Squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

0 0 13

PENDAHULUAN Uji Sitotoksik Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol Kulit Batang Srikaya (Annona Squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

0 0 11

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL BIJI SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP Aktivitas Sitotoksik Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Biji Srikaya (Annona Squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

2 6 14

PENDAHULUAN Aktivitas Sitotoksik Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Biji Srikaya (Annona Squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

0 3 8

UJI SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU SRIKAYA (Annona squamosa L.) Uji Sitotoksik Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Kulit Kayu Srikaya (Annona squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

0 1 12

PENDAHULUAN Uji Sitotoksik Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Kulit Kayu Srikaya (Annona squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

0 1 10

DAFTAR PUSTAKA Uji Sitotoksik Fraksi Nonpolar Ekstrak Etanol Kulit Kayu Srikaya (Annona squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

0 1 5