PENERAPAN PENDEKATAN BELAJAR CATUR ASRAMA MELALUI TAKSONOMI TRI KAYA PARISUDHA DALAM PKN: Studi Quasi Experiment Terhadap Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMA Negeri Di Kota Singaraja.
i
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
PENERAPAN PENDEKATAN BELAJAR CATUR ASRAMA MELALUI TAKSONOMI TRI KAYA PARISUDHA DALAM PKN
(Studi Quasi Experiment Terhadap Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMA Negeri Di Kota Singaraja)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh
I WAYAN BUDIARTA, S.Pd 1103889
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
ii
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
PENERAPAN PENDEKATAN BELAJAR CATUR ASRAMA MELALUI TAKSONOMI TRI KAYA PARISUDHA DALAM PKN
(Studi Quasi Experiment Terhadap Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMA Negeri Di Kota Singaraja)
Oleh
I WAYAN BUDIARTA, S.Pd
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah
Pascasarjana UPI
© I Wayan Budiarta 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
iii
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING;
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd.
NIP. 19630820198803 1 001 NIP. 19570408198403 1 003
PENGUJI;
PENGUJI I PENGUJI II
Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar, S.H,M.Pd Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si
NIP. 195302111978031002 NIP. 196203161988031003
MENGETAHUI;
Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001
(4)
iv
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taksonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN (Studi Quasi Experiment Terhadap Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMA Negeri Di Kota Singaraja)” ini sepenuhnya adalah karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya juga tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.
Bandung, 23 Juli 2013 Yang membuat pernyataan,
I Wayan Budiarta, S.Pd Nim. 1103998
(5)
v
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ide Sang Hyang Widhi
Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas asungkerta waranugraha-Nya dan anugrah
yang tak ternilai begitu besarnya, maka tesis yang berjudul “Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taksonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN (Studi Quasi Experiment Terhadap Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMA Negeri Di Kota Singaraja)” dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Penelitian ini berawal dari keyakinan peneliti bahwa agama, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan pendidikan yang merupakan bagian dari peradaban manusia adalah bersifat kontinum; bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan budaya masyarakat yang bersumber dari nilai-nilai ajaran agamanya. PKn dalam hal ini juga dipengaruhi oleh society’s prevailing worldview and values”. Hal ini dapat dipahami bahwa PKn tidak bisa dilepaskan dari konteks dan proses sosial budaya masyarakat yang melingkupinya, termasuk nilai-nilai agama yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini meyakini bahwa kearifan lokal (local genius) pandangan masyarakat Bali tentang belajar sebagai Yadnya atau ibadah yang diterapkan melalui “pendekatan belajar Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha” dapat membentuk
“manusia Bali yang seutuhnya” warga negara yang baik dan cerdas secara
intelektual, emosional, sosial maupun spiritual dalam setiap dimensi hakikat hidupannya, holistik-humanis-religius mampu think globally, act locally, and commit
nationally.
Semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pembaca, khususnya mereka yang tertarik dalam mengkaji bidang keilmuan PKn. Lebih khusus semoga tulisan ini bisa menambah khasanah keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung, 23 Juli 2013 I Wayan Budiarta, S.Pd Nim. 1103998
(6)
vi
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) Bandung.
Secara khusus penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang dengan kebijakannya sehingga penulis dapat menempuh pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Prof. H. Didi Suryadi, M.Ed. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI), yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan di SPs UPI Bandung.
3. Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, sekaligus Pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan studi tepat waktu.
4. Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd sebagai Pembimbing II yang telah memberikan arahan, motivasi dan sumbangsih berharga dalam penulisan tesis ini. 5. Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar, S.H,M.Pd dan Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si selaku penguji tesis ini yang telah memberikan arahan, motivasi dan sumbangsih serta koreksian yang sangat berharga dalam penulisan tesis ini. 6. Dr. Prayoga Bestari, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik saya yang telah
dengan sabar memberikan masukan dan saran selama dalam proses penulisan Tesis ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI yang telah memberikan pencerahan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
(7)
vii
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
8. Kepala Sekolah, Guru, Pegawai, serta Para Siswa di SMA Negeri 1 Singaraja, SMA Negeri 2 Singaraja, SMA Negeri 3 Singaraja, SMA Negeri 4 Singaraja yang telah membantu dalam proses penelitian ini.
9. Seluruh mahasiswa Pascasarjan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan angkatan 2011 yang telah menjadi sahabat selama suka dan duka selama perkuliahan.
10. Kepada Orang Tua kandung Bapak dan Ibu tercinta, Bapak dan Ibu angkat tercinta, saudara-saudara, para sahabat, terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
Akhir kata, semoga Tuhan (Ide Sang Hyang Widhi Wasa) senantiasa
memberikan berkat dan rahmat yang berlimpah atas segala amal baik kita.
Bandung, 23 Juli 2013
I Wayan Budiarta, S.Pd Nim. 1103889
(8)
vii
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
PENERAPAN PENDEKATAN BELAJAR CATUR ASRAMA MELALUI TAKSONOMI TRI KAYA PARISUDHA DALAM PKN
(Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMA Negeri Di Kota Singaraja)
ABSTRAK Oleh
I Wayan Budiarta, S.Pd
Penelitian ini berawal dari keresahan peneliti tentang kecenderungan pembelajaran PKn di Bali yang masih diwarnai oleh pembelajaran yang dikuasai oleh ideologi kapitalis yang cenderung rasional-empiris-materialistis dan telah menunjukan gejala sekulerisasi yang memisahkan antara urusan agama dengan urusan negara atau urusan agama dengan ilmu pengetahuan sehingga roh pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal sosial-budaya (lokal
genius) dan nilai-nilai moral yang suci semakin kering dalam PKn. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pada peningkatan kompetensi kewarganegaraan siswa dengan menggunakan pendekatan belajar
Catur Asrama melalui taksonomi Tri Kaya Parisudha dibandingkan dengan
menggunakan pendekatan belajar konvesional. Penelitian ini mengambil lokasi di SMA negeri di kota Singaraja dengan metode penelitian kuasi eksperimen menggunakan disain “Nonequevalent Control Goup Desain. Sampel penelitian
berjumlah 8 kelas yang dipilih dengan teknik random sampling berjumlah 233 orang siswa. Pengumpulan data utama penelitian ini menggunakan tes objektif pilihan ganda untuk mengukur pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), inventori nilai kewarganegaraan untuk mengukur sikap kewarganegaraan (civic
disposition), dan format peneilaian diri tingkah laku kewarganegaraan untuk
mengukur keterampilan kewarganegaraan (civic skill), kemudian data hasil belajar PKn dianalisis dengan menggunakan multivariate analysis of variance (MANOVA). Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada peningkaan kompetensi kewarganegaraan baik dalam hal pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap kewarganegaraan (civic
disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skills) siswa SMA Negeri
Di Kota Singaraja dengan menggunakan pendekatan belajar Catur Asrama melalui taksonomi Tri Kaya Parisudha dibandingkan dengan penggunaan pendekatan belajar PKn secara konvensional baik secara bersama-sama mauapun secara parsial. Rekomendasi yang dapat diberikan yakni kepada para guru PKn SMA di kota Singaraja disarankan agar menerapkan pendekatan belajar Catur
Asrama melalui taksonomi Tri Kaya Parisudha untuk meningkatkan kompetensi
kewarganegaraan siswa; dan kepada masyarakat Bali, dengan pendekatan belajar
Catur Asrama melalui taksonomi Tri Kaya Parisudha dapat dipergunakan sebagai
cara untuk mempertahankan kearifan lokal masyarakat Bali, khususnya kearifan-kearifan lokal masyarakat Bali dalam bidang pendidikan dan pembelajaran.
(9)
viii
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
IMPLEMENTATION CATUR ASRAMA APPROACH THROUGH TRI KAYA PARISUDHA TAXONOMY ON CIVIC EDUCATION LEARNING
(Quasi Experiment on Students Civic Competences High School in Singaraja)
ABSTRACT By
I Wayan Budiarata, S.Pd
This study is originated from concerns of researcher about the tendency civics education in Bali which is still affected by the capitalism ideology that tends to rational-empirical-materialistic and show the symptoms of secularization that separates between religion and state affairs or religious affairs to science so that the spirit education based on the values of socio-cultural (local genius) and the moral values in civic education. This study determines significant effects on increasing students' civic competence using Catur Asrama approach through the Tri Kaya Parisudha taxonomy, compared with the conventional learning approaches. This study took place on the high school in the Singaraja city using quasi-experimental research method with Nonequivalent Control Design Group. 8 grade samples were selected by random sampling technique with 233 students. Data collection of this study using a multiple-choice test to measure civic knowledge, inventory civic value to measure civic disposition, and behavioral self-assessment format to measure the civic skills, then the data results civics study were analyzed using multivariate analysis of variance (MANOVA). The results of this study indicate that there is a significant effect on increasing civic competence in terms of civic knowledge, civic disposition, and civic skills on high school students in Singaraja city using Catur Asrama approach through the Tri
Kaya Parisudha taxonomy, compared with the conventional learning approaches.
Recommendations can be given to the high school civics teacher in the Singaraja city to apply the Catur Asrama approach through the Tri Kaya Parisudha taxonomy to increase students' civic competence, and to the society of Bali can be used as a way to maintain indigenous people of Bali, especially local genius Balinese in education and learning.
(10)
viii
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………. i
HALAMAN PENGESAHAN ……… ii
HALAMAN PERNYATAAN……….. iii
KATA PENGANTAR………. iv
UCAPAN TERIMA KASIH……… v
ABSTRAK……… vii
ABSTRACT………. vii
DAFTAR ISI……… ix
DAFTAR TABEL ……… xii
DAFTAR GAMBAR.……….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Penelitian………. 1
B Identifikasi dan Perumusan Masalah …..………. 8
C Tujuan Penelitian………... 10
D Manfaat Penelitian……… 11
F Struktur Organisasi Tesis……….. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan Di Indonesia ………. 13
1. Hakekat, Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan…….. 13
2. Kompetensi Kewarganegaraan……… 16
3. Komponen Utama Civic Competence……… 18
B Pembelajaran PKn Berbasis Kearifan Lokal ……… 21
1. Pengertian Kearifan Lokal ……….. 21
2. Pembelajaran PKn Berbasis Kearifan Lokal ………..………. 24
C Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taksonomi Tri Kaya Parisudha………. 26
1. Landasan Filosofis Pendekatan Belajar Catur Asrama……… 26
2. Proses Manusia Belajar Sebagai Yadnya………. 31
3. Taksonomi Tri Kaya Parisudha………... 33
4. Pendekatan Belajar Catur Asrama Dalam PKn……….. 36
1 Belajar PKn melalui Fase Belajar Brahmacari……… 37
2 Belajar PKn melalui Fase Belajar Grehastha……….. 39
3 Belajar PKn melalui Fase Belajar Wanaprasta………... 39
(11)
ix
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN 5. Sintak Pembelajaran Catur Asrama Melalui Taksonomi Tri Kaya
Parisudha……… 41
D Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Yang Masih Relevan………... 44
E Kerangka Berpikir……… 48
F Hipotesis……….. 49
BAB III METODE PENELITIAN A Lokasi dan Subjek Penelitian………... 50
B Desain dan Metode Penelitian………... 51
C Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional………. 52
1 Variabel Bebas (X)………. 53
2 Variabel Terikat (Y)………... 54
D Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian………. 55
1 Tes Pengetahuan Kewarganegaran……… 55
2 Inventori Nilai Kewarganegaraan………. 55
3 Format Evaluasi Diri Tingkah Laku Kewarganegaraan………. 56
E Proses Pengembangan Instrumen Penelitian………. 56
1 Uji Kualitas Instrumen Penelitian……….. 56
2 Proses Pengujian Kualitas Alat Ukur (Uji Intrumen)………. 59
a. Uji Validitas Isi ……….. 59
1. Tes Onjektif Pilihan Ganda………... 59
2. Inventori Nilai……….. 59
3. Format Penilaian Diri……… 60
b. Uji Empiris (Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian) 62 1). Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Tes Objektif Pilihan Ganda………. 62 a). Validitas Butir Soal………. 62
(1). Tingkat Kesukaran Butir Soal ………. 63
(2). Daya Beda Tes………. 64
(3). Uji Efektifitas Pengecoh (Distraktor)…….. 65
(4). Menghitung Homogenitas Butir Soal 66 b). Reliabilitas Instrumen………. 66
2). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument (Tes Inventori Nilai dan Pormat Penilaian Diri)………. 67
c. Hasil Uji Coba Instrumen……….. 68
F Prosedur Pelaksanaan Penelitian……….. 70
1 Tahap Persiapan………. 70
2 Tahap Pelaksanaan Eksperimen (Treatment)………. 71
3 Tahap Penilaian atau Evaluasi……… 72
(12)
x
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
1 Uji Persyaratan Analisis……….. 72
2 Uji Hipotesis Penelitian 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Deskripsi Hasil Temuan Penelitian……… 74
1. Tingkat Kompetensi Kewarganegaraan Siswa dalam Hal Pengetahuan, Orientasi Nilai, Keterampilan Secara Keseluruhan .. 74
a. Tingkat Pengetahuan Kewarganegaraan Siswa Secara Keseluruhan... 75
b. Tingkat Orientasi Nilai Kewarganegaraan Siswa Secara Keseluruhan………. 77
c. Tingkat Keterampilan Kewarganegaraan Siswa Secara Keseluruhan………. 78
2. Perbandingan Hasil Belajar Kewarganegaraan Siswa Antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol……… 79
A Tingkat Pengetahuan Kewarganegaraan Siswa……….. 79
B Tingkat Orientasi Nilai Kewarganegaraan Siswa……… 82
C Keterampilan Kewarganegaraan Siswa……….. 85
B Pengujian Hipotesis Penelitian………. 88
1. Uji Prasyarat Analisis……….. 88
a). Uji Normalitas Sebaran Data 88 b). Uji Korelasi Antar Variabel Terikat……… 90
c). Uji Homogenitas Matrik Varian dan Uji Homogenitas Varian Data Antar Kelompok………. 91
2. Pengujian Hipotesis Penelitian.………. 93
a. Pengujian Hipotesis Nihil Pertama………. 95
b. Pengujian Hipotesis Nihil (Ho) Kedua, Ketiga, dan Keempat 97 c. Uji Hipotesis Secara Spesifik……….. 99
1). Grand Mean………. 99
2). Estimates……….. 99
3). Pairwise Comparisons……….. 100
4). Pengujian Hipotesis Nihil Kedua, Ketiga, dan Keempat dengan Uji Hipotesis Secara Parsial Menggunakan ANOVA……….. 101 a). Multivariate Tests………. 101
b). Univariate Tests……… 102
C Pembahasan Hasil Penelitian……… 103
1 Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan Siswa dengan Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taksonomi Tri Kaya Parisudha ………. 103
(13)
xi
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama melalui Taksonomi
Tri Kaya Parisudha ……….. 113
3 Peningkatan Sikap Kewarganegaraan Siswa Dengan Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taksonomi Tri Kaya Parisudha ………. 118
4 Peningkaan Keterampilan Kewarganegaraan Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taksonomi Tri Kaya Parisudha ……… 119
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A KesimpulanPenelitian………. 123
B Rekomendasi………. 124
DAFTAR PUSTAKA………. 126
LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 131
Riwayat Hidup... 229
(14)
xii
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
DATAR TABEL
Tabel. 2.1 Klasifikasi Indikator-Indikator Penilaian Kompetensi
Berdasarkan Konsep Tri Kaya Parisudha……….. 37
Tabel. 2.2 Sintak Pembelajaran Catur Asrama Menggunakan Taksonomi Tri Kaya Parisuda………. 42
Tabel. 2.3 Penjabaran Sintak Pembelajaran Catur Asrama Menggunakan Taxonomi Tri Kaya Parisudha………... 43
Tabel. 3.1 Daftar Populasi dan Sampel……… 51
Tabel. 3.2 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen Menggunakan “Nonequevalent Control Goup Desain…..……… 52
Tabel. 3.3 Rekapitulasi Pengujian Tes Kognitif Pilihan Ganda……… 60
Tabel. 3.4 Tabulasi Silang (2 x 2) Tes Objektif Pilihan Ganda……….. 60
Tabel. 3.5 Rekapitulasi Pengujian Invetori Nilai……… 60
Tabel. 3.6 Tabulasi Silang (2 x 2) Inventori Nilai………... 61
Tabel. 3.7 Rekapitulasi Pengujian Format Penilaian Diri……… 61
Tabel. 3.8 Tabulasi Silang (2 x 2) Format Penilaian Diri……… 61
Tabel. 3. 9 Kriteria Penilaian Korelasi……….. 63
Tabel. 3.10 Tabulasi Hasil Uji Empiris Instrumen Penelitian…………... 69
Tabel. 3.11 Tabel Treatmen………... 71
Tabel. 4.1 Tingkat Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Dalam Hal Pengetahuan, Orientasi Nilai, Keterampilan Secara Keseluruhan……… 75
Tabel. 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kewargaegaraan Siswa Secara Keseluruhan………. 76
Tabel. 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Orientasi Nilai Kewarganegaraan Siswa Secara Keseluruhan……… 77
Tabel. 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Keterampilan Kewarganegaraan Siswa Secara Keseluruhan……… 78
Tabel. 4.5 Data Deskriptif Perbandingan Hasil Belajar Kewarganegaraan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 79 Tabel. 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Pengetahuan Kewarganegaraan Siswa Kelas Eksperimen……….. 80
Tabel. 4.7 Disdribusi Frekuensi Kategori Nilai Pengetahuan Kewarganegaraan Siswa Kelas Kontrol………. 81
Tabel. 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Orientasi Nilai Kewarganegaraan Siswa Kelas Eksperimen……….. 82 Tabel. 4.9 Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Orientasi Nilai
(15)
xiii
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
Kewarganegaraan Siswa Kelas Kontrol………. 84
Tabel. 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Keterampilan Kewarganegaraan Siswa Kelas Eksperimen……….. 85
Tabel. 4.11 Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Keterampilan Kewarganegaraan Siswa Kelas Kontrol……… 87
Tabel. 4.12 Perbandingan Data Tingkat Pengetahuan, Orientasi Nilai, dan Keterampilan Kewarganegaraan Siswa Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol……… 88
Tabel. 4.13 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 89 Tabel. 4.14 Korelasi antar Variable Pada Kelompok Kelas Eksperimen dan Kelompok Kelas Kontrol……… 90
Tabel. 4.15 Box's Test of Equality of Covariance Matrices………. 92
Tabel. 4.16 Levene's Test of Equality of Error Variances……… 92
Tabel. 4.17 Hasil Analisis Data dengan Menggunakan MANOVA (Multivariate Analysis of Varians)……… 95
Tabel. 4.18 Hasil Pengujian Hipotesis Nihil (Ho) Kedua, Ketiga, dan Keempat dengan Uji Hipotesis Secara Parsial menggunakan Tests of Between-Subjects Effects……… 97
Tabel. 4.19 Koefisien Adjusted R Squared……….. 98
Tabel. 4.20 Grand Mean……… 99
Tabel 4.21 Estimasi……….. 99
Tabel. 4.22 Pairwise Comparisons……… 100
Tabel. 4.23 Multivariat Tests……… 101
Tabel. 4.24 Univariate Tests………. 102
Tabel. 4.25 Persentase Perbandingan Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kewarganegaraan Siswa Antara Kelas Ekspesimen dengan Kelas Kontrol……… 114
Tabel. 4.26. Persentase Perbandingan Distribusi Frekuensi Tingkat Orientasi Nilai Kewarganegaraan Siswa antara Kelas Ekspesimen dengan Kelas Kontrol……… 118
Tabel. 4.27 Persentase Perbandingan Distribusi Frekuensi Tingkat Keterampilan Kewarganegaraan Siswa antara Kelas Ekspesimen dengan Kelas Kontrol……… 122
(16)
xiv
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 2.1 Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia…….. 13 Gambar. 2.2 Gambaran Kompetensi Kewarganegaraan yang Utuh……… 17 Gambar. 2.3 Hubungan Proses Belajar antara Badan Jasmani, Indra,
Pikiran, Budhi, dan Atman dalam Membangun Pengetahuan
Suci Manusia………... 27
Gambar. 2.4 Proses Manusia Belajar Sebagai Yadnya……… 31
Gambar. 2.5 Kerangka Berpikir Penelitian……….. 48
Gambar. 3.1 Paradingma Hubungan Penelitian Kuasi Eksperimen……… 54 Gambar. 3.2 Proses Pengujian Kualitas Intrumen……….. 58 Gambar. 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
Kewarganegaraan Siswa Secara Keseluruhan……… 76 Gambar. 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Tingkat Orientasi Nilai
Kewarganegaraan Siswa Secara Keseluruhan……… 77 Gambar. 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Tingkat Keterampilan
Kewargaegaraan Siswa Secara Keseluruhan………. 78 Gambar. 4.4 Grafik Disdribusi Frekuensi Kategori Nilai Pengetahuan
Kewarganegaraan Siswa Kelas Eksperimen……….. 80 Gambar. 4.5 Grafik Disdribusi Frekuensi Kategori Nilai Pengetahuan
Kewarganegaraan Siswa Kelas Kontrol………. 81
Gambar. 4.6 Garafik Disdribusi Frekuensi Kategori Nilai Pengetahuan
Kewarganegaraan Siswa Kelas Eksperimen……….. 83 Gambar. 4. 7 Garafik Disdribusi Frekuensi Kategori Nilai Orientasi Nilai
Kewarganegaraan Siswa Kelas Kontrol……… 84
Gamabr. 4.8 Grafik Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Keterampilan
Kewarganegaraan Siswa Kelas Eksperimen……….. 86 Gambar 4.9 Garafik Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Keterampilan
(17)
xv
I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 02 Hand Out Materi Ajar Pendidikan Kewarganegaraan Lampiran 03 Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
Lampiran 04 Kisi-Kisi Intrumen Penelitian Lampiran 05 Uji Validitas Construct Instrumen Lampiran 06 Instrumen Penelitian
Lampiran 06 Hasil Uji Empiris Instrumen Penelitian Lampiran 07 Dokumentasi
Riwayat Hidup
(18)
1 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Di Indonesia, hampir semua kalangan sepakat dan telah menjadi pengetahuan umum, khususnya dikalangan akademisi PKn, bahwa “tujuan dari PKn (civic education dan citizenship education) adalah untuk membentuk warga negara yang baik dan cerdas (to be smart and good citizenship)” (Cogan, 1999: 4; Wahab dan Sapriya, 2011: 10). Kemudian Soemantri (2001: 279) menyatakan bahwa tujuan umum pelajaran PKn ialah mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang baik, yang dapat dilukiskan dengan warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis, dan Pancasila sejati. Sedangkan menurut Sapriya (2001), tujuan PKn adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Menurut Maftuh dan Sapriya (2005: 30), bahwa tujuan negara mengembangkan PKn, agar setiap warga negara menjadi warga negara yang baik (to be good citizens), yakni warga negara yang memiliki kecerdasan (civic intelligence) baik intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab (civic responsibility); dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa PKn merupakan conditio zine qua non dalam pendidikan nasional Indonesia. Keniscayaan PKn sebagai usaha mempersiapkan dan pembentukan warga negara yang baik dan cerdas ini dapat dibuktikan dari komitmen pemerintah, para akademisi, dan praktisi PKn yang tertuang di dalam dokumen formal kenegaraan baik secara prosedural maupun secara praksisnya. Di samping itu, di dalam paradigma baru PKn yang telah dikonsepsikan dan dikembangkan oleh para akademisi dan praktisi PKn, hakekat, visi, misi serta tujuan PKn dapat membuktikan betapa pentingnya PKn bagi masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
(19)
2 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN Seperti yang telah dijelaskan oleh Winataputra (2001: 288-335) dalam desertasinya dan Sukadi (2010: 2) pada hasil penelitiannya, bahwa hakikat PKn dalam paradigma barunya adalah sebagai berikut:
Pertama, PKn adalah program pendidikan yang diberikan pada setiap
jenjang pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dalam konteks pendidikan formal maupun non-formal di Indonesia.
Kedua, PKn adalah bidang kajian ilmiah bersifat multidimensi yang
mengintegrasikan fungsi pendidikan politik dan pemerintahan; pendidikan hukum dan norma-noram; pendidikan nilai, moral, dan budi pekerti; pendidikan ideologi; dan pendidikan sosial pada umumnya. Ketiga, PKn adalah program aksi sosio-kultural kemasyarakatan yakni sebagai pendidikan partisipasi aktif warga negara dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Winataputra (2001: 294-297) juga menjelaskan bahwa PKn mengemban visi sebagai berikut:
Pertama, PKn mengemban visi sebagai program pendidikan tentang,
melalui, dan untuk kewarganegaraan (education about, through, and for
citizenship). Kedua, PKn juga diharapkan dapat menjadi wahana
pendidikan demokrasi yang mampu menciptakan dan mewujudkan belajar demokrasi, dalam demokrasi, dan untuk demokrasi (learning democrasy,
in democrasy, and for democrasy) bagi setiap insan warga masyarakat dan
warga negara. Ketga, visi PKn seperti ini diarahkan dalam usaha menciptakan dan mewujudkan visinya sebagai pendidikan untuk membangun karakter bangsa (nation and character building).
Hal ini memberikan penjelasan kepada kita, bahwa pentingnya PKn di Indonesia yakni untuk mewujudkan warga negaranya agar mampu “berpikir glogal, bertindak lokal, dan komit terhadap bangsa dan negaranya (think globally, act
locally, and commit nationally)” (Somantri, 2001; Wahab, 2001; Winataputra, 2001; Sukadi 2010; Wahab dan Sapriya, 2011).
Berdasarkan uraian hakikat dan visi PKn di atas, Winataputra (2001: 288-335) dan Sukadi (2010: 6) menjelaskan, bahwa PKn memiliki misi
sosio-paedagogis, sosio-akademis, dan sosio-kultural” yakni sebagai berikut:
Dengan misi sosio-paedagogis PKn berkewajiban memberdayakan peserta didik melalui proses-proses pendidikan, pengajaran, dan pelatihan untuk memiliki tujuh kecakapan kewarganegaraan yang meliputi: civic
knowlidge, civic disposition, civic skills, civic confidece, civic commitment, civic competence, dan civic culture yang terintegrasi dalam
(20)
3 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN kemampuan berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai insan warga negara Indonesia yang berkarakter dan demokratis. Dengan misi sosio-akademis PKn haruslah dapat berfungsi bagi peserta didik untuk bersama-sama secara akademis mengembangkan kehidupan kewarganegaraan dan berdemokrasi yang lebih baik melalui berbagai kegiatan berpikir dan inkuiri reflektif terhadap berbagai masalah kewaganegaraan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. PKn dalam hal ini hendanya dapat menjadi sarana rekonstruksi sosial atau melakukan rekayasa sosial bagi pendidik dan peserta didik dalam menerapkan prinsip berpikir dan penelitian ilmiah terutama menciptakan dan mengembangkan kehidupan kewarganegaraan yang demokratis dan berkarakter yang lebih baik sesuai tahap-tahap perkembangan berpikir sosial, emosional, dan moral peserta didik. Dengan misi sosio-kultural, akhirnya, PKn haruslah dapat berfungsi bagi pendidik dan peserta didik untuk secara bersama-sama mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Di sini PKn harus dapat menjadi wahana partisipasi sosial politik kewarganegaraan bagi pendidik dan peserta didik kepada kepentingan bersama sebagai warganegara dalam kehidupan demokratis menuju tujuan nasional negara Indonesia yang selalu mengarah kepada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia yang lebih baik berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.
Jika hakekat dan visi PKn di atas dapat menjadi pedoman yang riil dan dapat merealisasikan misi dan tugas-tugas PKn, tentu tidaklah begitu mustahil untuk dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan PKn sebagai wahana pendidikan kewarganegaraan dan sebagai wahana pendidikan demokrasi. Dalam hal ini, tujuan PKn adalah membangun dan memberdayakan warga negara yang baik dan cerdas (good and smart citizenship), dalam artian: cerdas, beriman dan bertaqwa, bermoral dan berbudi pekerti luhur, demokratis, bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang kuat, serta partisipatif dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam bahasa pendidikan, PKn adalah wahana pendidikan dalam rangka nation and character building yang memungkinkan setiap warga negara memiliki kecakapan-kecakapan dan kompetensi kewarganegaraan yang utuh dan powerful; menjadi warga negara yang baik dan cerdas (to be smart and good
citizenship) yang meliputi: civic knowlidge, civic disposition, civic skills, civic confidece, civic commitment, civic competence; yang secara utuh dapat digunakan
untuk mewujudkan budaya kewarganegaraan (civic culture) yang bermoral dan bermartabat (humanis, holistik, dan religius) (Sukadi, 2010: 6).
(21)
4 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN Namun sayang, tujuan mulia di atas tidak diiring oleh rialitas pembelajaran dan hasil belajar PKn yang utuh dan powerful. Pembelajaran PKn yang umum dilakukan di sekolah kurang mengitergrasikan seluruh potensi dan dimensi kecerdasan manusia (intelektual, emosional, personal, sosial, moral, dan spiritual). Sedangkan secara subsatnsial, negara keasatuan republik Indonesia membutuhkan warga negara yang memiliki kompetensi yang utuh dan terintegrasi ke dalam semua kompetensi kewarganegaraannya. Sukadi (2010: 4) menjelaskan kecendrungan pembelajaran PKn di Bali yang menunjukan dominasi dan hegemoni praktik pendidikan nasional yang cenderung mengabaikan nilai-nilai holistik-humanis-religius, karena dikuasai oleh ideologi pasar kapitalisme yang cenderung menekankan pada cara pandang rasionalisme-empirsme atau
rasionalitis-materialistis, sehingga roh pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai
moral dan spiritual yang suci kian waktu cenderung menampakkan gejala sekulerisasi. Seperti yang diistilahkan oleh Kaelan (2003: 10) “…di sini dunia pendidikan nasional kita seperti dunia negara sekuler yang cenderung
memisahkan antara kepentingan ideologi agama dan ideologi ilmu pengetahuan”.
Sejalan dengan pemikiran di atas, upaya mengembangkan praktik pembelajaran PKn di sekolah juga perlu dilakukan melalui pemikiran yang lebih
holistik-humanis-religius dan terintegrasi. Dilihat dari visinya, pembelajaran PKn
ke depan tidaklah cukup membangun warganegara yang demokratis dan rasional saja seperti yang dilakukan di negara-negara barat. Pembelajaran PKn juga perlu mengembangkan visi beriman, bermutu, dan berbudaya sekaligus. Begitu pula dengan misinya, pembelajaran PKn tidaklah cukup mewujudkan misi
paedagogis saja, melainkan juga secara terintegrasi perlu mewujudkan misi sosio-akademis, sosio-kultural, dan sosio-religius (Sukadi, 2010).
Namun rialitanya, karakteristik pembelajaran PKn di Bali secara umum jika dilihat pada praktik pembelajaran yang ada di sekolah masih diwarnai oleh hal-hal berikut. Pertama, pembelajaran PKn masih dikuasai oleh ideologi pasar kapitalis yang cenderung rasional-empiris-materialistis yang menunjukkan telah terjadinya gejala sekulerisasi yang memisahkan antara urusan agama dengan negara atau urusan agama dengan ilmu pengetahuan sehingga akhirnya yang
(22)
5 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN terjadi adalah roh pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai sosial-budaya (lokal
genius) dengan nilai-nilai moral yang suci (spiritual-religious) itu semakin kering
dalam dunia pendidikan (Sukadi, 2010: 6).
Kedua, metode, media, materi, sumber, dan evaluasi yang tergambar dari
RPP dan silabus PKn kering dengan sentuhan nilai-nilai spritual-religius. Ketiga, dalam proses dan upaya pencapaian hasil belajar lebih cenderung meningkatkan kecerdasan intelektual yang rasionalistik-empiris-materialistik; terlihat dari aktivitas belajar di kelas yang cenderung hanya melibatkan aktivitas fisik dan kognisi tingkat rendah yang kering aktivitas mental yang berdimensi moralitas-spirituaalitas-religius. Keempat, materi-materi pembelajaran PKn yang diberikan dan dipelajari oleh siswa hanya fokus mempelajarai bagaimana hubungan warganegara dengan negara yang berpola barat sekuler; memisahkan antara urusan negara dengan urusan agama. Kurang sekali sentuhan nilai-nilai holistik-humanis-religius yang bersumber dari kearifan lokal; budaya spiritual-religius masyarakat (Sukadi, 2010: 6). Kelima, pernyataan di atas didukung oleh beberapa hasil temuan penelitian bahwa pembelajaran PKn secara umum dilakukan pada sekolah-sekolah di Bali masih menggunakan pendekatan belajar yang konvensional dan mengabaikan aktifitas spiritual religius (Lasmawan: 2002: 4; Kertih, 2005: 86; dan Sukadi, 2010: 8)
Dilihat dari upaya inovasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam praktik pembelajaran PKn di sekolah, seperti yang diungkapkan oleh Djahiri (dalam Sukadi, 2010: 3):
Sebetulnya sudah dikembangkan dan digunakan model-model pembelajaran PKn seperti: project citizen, cooperative learning, value
clarification, value analysis, contextual teaching and learning, juriprudential inquqiry, portopolio based learning, problem-based learning, simulation, role playing, advanced organizer, social inquiry, discovery learning, dan sejenisnya. Sayangnya inovasi yang dilakukan
para pakar tidak terjamin kontinuitasnya oleh guru. Hal ini dinilai oleh sebagian para guru karena kurang berbasis pada pengembangan kearifan budaya lokal masyarakatnya. Inovasi yang dilakukan para pakar membuat guru asing dengan dunia profesi yang digelutinya sehari-hari dalam lingkungan sosial budaya masyarakatnya.
(23)
6 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN Kemudian Lasmawan (2002: 4) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
karakteristik pembelajaran seperti di atas juga disebabkan karena “model
pembelajaran yang dianut oleh guru didasarkan atas asumsi tersembunyi bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah suatu pengetahuan yang bisa dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa (one way method) sehingga model
pembelajaran konvensional masih tetap diterapkan”.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran dan kenyataan inilah yang memberikan ispirasi bagi peneliti untuk melakukan studi kuasi eksperimen terhadap peningkatan kompetensi kewarganegaraan siswa SMA Negeri di kota Singaraja dengan penerapan pendekatan pembelajaran Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha”. Penelitian ini mengintergrasikan pendekatan pembelajaran PKn dengan kearifan lokal (local genius) berbasis pada nilai-nilai spiritual ajaran agama Hindu di Bali dengan tujuan untuk meningkatkan kompoetensi kewarganegaraan siswa atau tercapainya hasil belajar kewarganegaraan siswa yang untuh, yakni menjadi warga negara yang baik dan cerdas (to be smart and
good citizenship) yang terintegrasi dalam civic knowlidge, civic disposition, civic skills, civic confidece, civic commitment, civic competence; yang secara utuh
dapat digunakan untuk mewujudkan budaya kewarganegaraan (civic culture) yang beriman, bertaqwa, bermoral, bermartabat, dan cerdas intelektual secara personal maupun sosial (humanis, holistik, dan religius).
Pendekatan belajar ini diterapkan pada pembelajaran PKn karena peneliti berkeyakinan bahwa agama, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan pendidikan yang merupakan bagian dari peradaban manusia adalah bersifat kontinum. Keyakinan ini tidak terlepas dari adagiumnya Albert Einstein yang menyatakan “science without religion is lame, religion without science is blind” (Jammer, 1999: 11) yang maknanya adalah ilmu pengetahuan tanpa dilandasi oleh agama itu akan buta dan agama tanpa didukung oleh ilmu pengetahuan itu akan lumpuh. Begitu juga Giroux (1981: 26) dan Young Pai (1990: 3) menyatakan
bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan budaya masyarakatnya, pendidikan juga dipengaruhi oleh society’s prevailing worldview and values”.
(24)
7 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN dari peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari konteks dan proses sosial budaya masyarakat yang melingkupinya, termasuk nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Artinya, pendidikan dalam upayanya membentuk perilaku, menanamkan pengetahuan, proses berpikir, nilai-nilai, cara belajar, keterampilan kognitif dan sosial yang esensial, serta nilai-nilai kebenaran akan ditentukan juga oleh bagaimana pandangan masyarakatnya tentang dunia dan nilai-nilainya.
Subagia dan Wiratma (2005: 5); dan Sukadi (2010: 2) juga memberikan penguatan bahwa “hubungan yang erat antara pendidikan dengan budaya spiritual yang bersumber dari nilai-nilai ajaran agama masih sangat diyakini oleh sebagian
besar masyarakat kita di dalam usaha mewujudkan tujuan pendidikannya”
termasuk tujuan PKn itu sendiri. Tujuan PKn ini disinergikan dengan nilai-nilai sosial budaya spiritual berbasis ajaran nilai-nilai agama, bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia sebagai warga negara yang seutuhnya dalam artian baik dan cerdas (good and smart) secara intelektual, emosional, sosial maupun spiritual dalam setiap dimensi hakekat kehidupannya (mahluk
mono-dualistis dan mono-pluralistis yang holistik, humanis, dan religius) dan tidak
mecabut generasi penerusnya dari akar budayanya sendiri.
Secara substansi, penelitian ini meyakini bahwa paradigma kearifan lokal (local genius) pandangan masyarakat Bali tentang belajar sebagai Yadnya atau ibadah yang diimplementasikan melalui penerapan pendekatan belajar Catur
Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha dapat membentuk “manusia Bali yang seutuhnya” warga negara yang baik dan cerdas (smart and good citizenship) secara intelektual, emosional, sosial maupun spiritual dalam setiap
dimensi hakikat kehidupannya (mahluk mono-dualistis dan mono-pluralistis; holistik-humanis-religius) yang mampu think globally, act locally, and commit
nationally seperti yang telah dikonsepsikan oleh para akademisi dan praktisi PKn
(25)
8 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang penelitian di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dalam mewujudkan hakekat, visi, misi, dan tujuan PKn, terutama dalam hal pembelajaran PKn yang semestinya dilakukan dalam dunia persekolahan untuk pencapaian kompetensi kewarganegaraan siswa yang utuh dan terintegrasi, yakni sebagai berikut;
1. Secara prosedural, PKn memiliki hakikat yang ideal, namum hakikat ini tidak dibarengi oleh pengimplementasian PKn yang sesuai dengan hakikat visi, misi, dan tujuan PKn yang telah digariskan kepadanya.
2. Pemebelajaran PKn secara umum masih diwarnai oleh dominasi dan hegemoni praktik pendidikan nasional yang cenderung mengabaikan nilai-nilai holistik-humanis-religius, yang dikuasai oleh ideologi pasar kapitalisme yang cenderung menekankan pada cara pandang
rasionalisme-empirsme, sehingga roh pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai moral
spiritual yang suci kian waktu cenderung menampakkan gejala sekulerisasi.
3. Upaya mengembangkan praktik pembelajaran PKn di sekolah juga perlu dilakukan melalui pemikiran yang lebih holistik-humanis-religius dan terintegrasi.
4. PKn ke depan tidaklah cukup membangun warganegara yang demokratis dan rasional saja seperti yang dilakukan di negara-negara barat. Namun PKn juga perlu mengembangkan visi beriman, bermutu, dan berbudaya sekaligus.
5. PKn tidaklah cukup mewujudkan misi sosio-paedagogis saja, melainkan juga secara terintegrasi perlu mewujudkan misi akademis,
sosio-kultural, dan sosio-religius.
6. Karakteristik pembelajaran PKn di Bali secara umum, masih diwarnai oleh pembelajaran yang masih dikuasai oleh ideologi pasar kapitalis yang cenderung rasional-empiris-materialistis yang menunjukan telah terjadinya gejala sekulerisasi yang memisahkan antara urusan agama dengan negara atau urusan agama dengan ilmu pengetahuan sehingga roh pendidikan
(26)
9 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN yang berlandaskan nilai sosial-budaya (lokal genius) dengan nilai-nilai moral yang suci semakin kering dalam PKn.
7. Metode, media, materi, sumber, dan evaluasi yang tergambar dari RPP dan silabus PKn kering dengan sentuhan nilai-nilai spritual-religius
8. Dalam proses dan upaya pencapaian hasil belajar lebih cenderung meningkatkan kecerdasan intelektual yang rasionalistik-empiris-materialistik; terlihat dari aktivitas belajar di kelas yang cenderung hanya melibatkan aktivitas fisik dan kognisi tingkat rendah yang kering aktivitas mental yang berdimensi moralitas-spiritualitas.
9. Materi-materi pembelajaran PKn yang diberikan dan dipelajari oleh siswa hanya fokus mempelajarai bagaimana hubungan warganegara dengan negara yang berpola barat sekuler; kurang sekali sentuhan nilai-nilai
holistik-humanis-religius yang bersumber dari kearifan lokal; budaya
spiritual masyarakat Hindu Bali.
10. Pembelajaran PKn secara umum dilakukan pada sekolah-sekolah di Bali masih menggunakan pendekatan belajar yang konvensional. Hal ini dikarenkan oleh asumsi tersembunyi guru, bahwa PKn adalah suatu pengetahuan yang bisa dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa (one way method) sehingga model pembelajaran konvensional masih tetap diterapkan.
Berdasarkan identifikasi masalah penelitian inilah yang memberikan ispirasi kepada peneliti untuk melakukan studi kuasi eksperimen terhadap peningkatan kompetensi kewarganegaraan siswa SMA Negeri di kota Singaraja dengan penerapan pendekatan pembelajaran Catur Asrama melalui taxonomi Tri
Kaya Parisudha” dengan fukus permasalahan penelitian sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan pada peningkaan kompetensi kewarganegaraan siswa dengan penerapan pendekatan belajar Catur
Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha dibandingkan dengan
(27)
10 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan pada peningkaan pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge) siswa dengan penerapan pendekatan belajar Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha dibandingkan dengan penerapan pendekatan belajar PKn konvesional?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan pada peningkaan sikap kewarganegaraan (civic disposition) siswa dengan penerapan pendekatan belajar Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha dibandingkan dengan penerapan pendekatan belajar konvesional?
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan pada peningkaan keterampilan kewarganegaraan (civic skills) siswa dengan menggunakan pendekatan belajar Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha dibandingkan dengan penerapan pendekatan belajar PKn konvesional?
C. Tujuan Penelitian
Dari deskripsi latar belakang masalah di atas dapatlah difokuskan tujuan penelitian kuasi ekspeimen ini adalah sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan pada peningkaan kompetensi kewarganegaraan siswa dengan penerapan pendekatan belajar
Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha dibandingkan dengan
penerapan pendekatan belajar PKn konvesional?
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan pada peningkaan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) siswa dengan penerapan pendekatan belajar Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha dibandingkan dengan penerapan pendekatan belajar PKn konvesional?
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan pada peningkaan sikap kewarganegaraan (civic disposition) siswa dengan penerapan pendekatan belajar Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha dibandingkan dengan penerapan pendekatan belajar PKn konvesional?
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan pada peningkaan keterampilan kewarganegaraan (civic skills) siswa dengan penerapan
(28)
11 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN pendekatan belajar Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha dibandingkan dengan penerapan pendekatan belajar PKn konvesional?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif, baik secara teoritis maupun praktis dalam Pendidikan Kewarganegaraan, terutama untuk tujuan kontianuitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di dalam usaha peningkatkan kompetensi kewarganegaraan yang utuh, powerful, multi dimensi, dan terintegrasi. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang positif sebagai;
1. Upaya mengembangkan konsep baru tentang inovasi pembelajaran PKn untuk meningkatkan kompetensi kewarganegaraan siswa SMA.
2. Bentuk integrasi kearifan lokal masyarakat Hindu Bali dalam dunia pendidikan sekaligus sebagai usaha pelestarian terhadap simpul-simpul budaya lokal masyarakat Bali berbasis ajaran Hindu dalam gerakan politik identitas masyarakat Bali yakni dengan gerakan Ajeg Balinya.
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif kepada;
1. Guru PKn, bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam inovasi pembelajaran PKn yang kontekstual.
2. Siswa, bahwa hasil penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan potensi dirinya untuk meningkatkan kompetensi kewarganegaraannya terutama dalam hal mengintergrasikan kemampuan siswa dalam mengembangkan aspek rasionalitas dan kemampuan spiritualnya .
3. Peneliti, sebagai upaya untuk memahami, memecahkan masalah, dan kontinuitas dalam inovasi pembelajaran PKn.
4. Peneliti lainya yang sejenis, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu pedoman atau bahan kerangka pemikiran di dalam mengkaji persoalan yang sejenis dalam penelitiannya
(29)
12 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
F. Struktur Organisasi Tesis
Penelitian ini diawali dengan penulisan Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, serta mencantumkan struktur organisasi tesis. Kemudian dilanjutkan dengan Bab II Kajian Pustaka, pada bagian ini dideskripsikan landasan teori dari variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini sebagai grand teory yang dipergunakan penulis di dalam membahas, menjelaskan, dan menganalisis permasalahan yang sedang dikaji, kemudian mencantumkan juga hasil-hasil penelitian terdahulu yang masih relevan sebagai acuan di dalam kontinuitas dan signifikasi dari penelitian ini untuk membentuk kerangka berpikir penelitian dan menyusun hipotesis penelian.
Bagian ketiga dari struktur tesis ini yakni Bab III Metode Penelitian yang memuat lokasi dan subjek (populasi dan sampel) penelitian, desain penelitian dan metode penelitiaan, definisi oprasional, instrument penelitian, proses pengembangan intrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data penelitian. Selanjutnya Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yakni yang memuat prosedur pelaksanaan eksperimen, deskripsi hasil temuan penelitian, pengujian hipoesis penelitian, dan dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian. Organisisasi terakhir penelitian ini yakni Bab V Kesimpulan dan Saran dari prnrltian ini.
(30)
50 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri di kota Singaraja pada kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 dengan alasan Singaraja adalah masyarakat yang multikultur dan multi-etnik yang paling pleksibel dengan perubahan. Waktu penelitian yakni pada semester genap (semester 2) tahun ajaran 2013/2014, kurang lebih selama 3 bulan (dari bulan Pebruari s/d April) pada hari efektif persekolahan.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri di kota Singaraja-Bali tahun ajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel penelitiannya adalah sejumlah dua kelas di kelas X di setiap SMA Negeri yang ada di wilayah kota Singaraja dengan menggunakan tekhik “Random Sampling dan yang dirandom adalah kelasnya; artinya memberikan kesempatan
yang sama kepada setiap kelas untuk dijadikan sample penelitian namun setelah dilakukan proses twining (Sugiyono, 2010). Proses twining (kembaran) ini penting dilakukan dengan alasan karena penelitian yang dilakukan ini bukanlah penelitian eksperimen murni tetapi menggunakan penelitian quasi eksperimen
“Nonequevalent Control Goup Desain”. Tujuan dari proses twining ini adalah
untuk memberikan asumsi bahwa karakteristik populasi penelitian yang akan dijadikan sample penelitian dalam keadaan setara atau sama, sehingga setelah itu bisa dilanjutkan pada proses pemilihan sampel secara random untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2010).
Prosedur penentuan populasi dan sample penelitian menggunakan Uji
Homogenitas menggunakan analisis statistik ANOVA satu jalur (One-Way ANOVA) dan perhitungan statistiknya menggunakan bantuan program SPSS. 18 for Windows (analisis statistic terlampir).
(31)
51 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
Tabel. 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Daftar Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah
Kelas X
Jumlah Populasi
1 SMA Negeri 1 Singaraja 8 kelas 5 kelas X5, X3, X7, X4, X6
2 SMA Negeri 2 Singaraja 7 kelas 4 kelas X6, X3, X4, X5
3 SMA Negeri 3 Singaraja 9 kelas 5 kelas X5, X7, X1, X2, X4
4 SMA Negeri 4 Singaraja 9 kelas 5 kelas X9, X2, X7, X1, X8
Jumlah Total Populasi 33 kelas 19 kelas
Sumber: diolah oleh peneliti (2012)
Setelah dilakukan penetuan popolasi (uji homogenitas populasi) setelah itu dilakukan tehnik random dalam penentuan kelompok sample menggunakan teknik random sampling bertingkat. Mula-mula dipilih 2 kelas secara acak masing-masing sekolah, sehingga didapatkan 2 kelopok sample.kemudian 2 kelompok ini dirandom untuk menentukan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontral.
Daftar Sample Penelitian
No Nama Sekolah Kelas Kelas
Kontrol
Kelas Esperimen
1 SMA Negeri 1 Singaraja X (2 kelas) X6 X5
2 SMA Negeri 2 Singaraja X (2 kelas) X3 X4
3 SMA Negeri 3 Singaraja X (2 kelas) X2 X1
4 SMA Negeri 4 Singaraja X (2 kelas) X8 X2
Jumlah Total Sampel 8 kelas 4
kelas 117 siswa
4 kelas 116 siswa 233 siswa
Sumber: diolah oleh peneliti (2012)
B. Desain dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan alasan tidak semua karakteristik dan kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat seperti halnya dalam penelitian eksperimen murni (true experiment). Desain yang digunakan melibatkan dua kelompok kelas, yakni: kelompok kelas yang
(32)
52 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN pertama sebagai kelas eksperimen mendapatkan perlakuan khusus dengan penerapan pendekatan belajar Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya
Parisudha, dan kelompok kelas yang kedua sebagai kelas control dengan
menggunakan metode konvensional.
Kuasi eksperimen ini menggunakan rancangan penelitian “Nonequevalent Control Goup Desain (Sugiyono, 2010). Eksperimen “Nonequevalent Control Goup Desain” di pormulasikan sebagai berikut;
Tabel 3.2 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen Menggunakan
“Nonequevalent Control Goup Desain”
KELOMPOK AWAL PERLAKUAN AKHIR
Eksperimen (R) O1 X O2
Kontrol (R) O3 - O4
Keterangan: R = Random
X = Perlakuan (pendekatan belajar Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha)
- = Tidak ada perlakuan
O1 = Kondisi Awal Kelas Esperimen
O2 = Kompetensi Kewarganegaraan (Civic Knowledge, Civic Despostion, Civic Skill) Kelas Esperimen Setelah Mendapatkan Perlakuan
O3 = Kondisi awal Kelas Kontrrol
O4 = Kompetensi Kewarganegaraan (Civic Knowledge, Civic Despostion, Civic Skill) Kelas Kontrol
C. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional
Sesuai dengan objek penelitian ini, maka ada dua variable utama yang dilibatkan pada penelitian ini, yakni variable pendekatan belajar sebagai variable bebas (X) dan kompetensi kewarganegaraan sebagai variable terikat (Y). Variabel terikat (Y) dalam hal ini dirinci lagi menjadi tiga dimensi variabel yang lebih spesifik, yakni (Y1) hasil belajar pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge); (Y2) hasil belajar sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan (civic disposition); dan (Y3) hasil belajar tingkah laku dan unjuk kerja kewagranegaraan
(33)
53 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
1. Variabel Bebas (X)
Pendekatan belajar Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha” dimaksudkan di sini adalah penerapan pendekatan belajar PKn secara sengaja dan terencana yang melibatkan siswa dalam berbagai aktifitas mengembangkan pengetahuan fisik, emosional, sosial, moral, dan spiritual yang menghasilkan seperangkat hasil belajar yang dapat di-yadnya-kan (diibadahkan) oleh siswa dengan langkah-langkah inti pembelajaran dalam empat siklus belajar (Catur
Asrama) brahmacari, grehasta, wanaprasta, dan bhiksuka yang dibingkai oleh
sistem kendali taxonomi Tri Kaya Parisudha sesuai dengan sintak pembelajaran di bawah ini.
Model belajar PKn secara konvensional dimaksudkan di sini adalah penerapan pembelajaran PKn yang secara konvensi sudah dilakukan di kelas PKn pada umumnya dengan penerapan menerapkan model pengajaran langsung oleh guru kepada siswa. Sintak pembelajaran yang dilakukan adalah: guru melakukan apersepsi, menyampaiakan tujuan pembelajaran, memberikan uraian materi pelajaran kepada siswa, memberikan umpan balik, dan membuat sismpulan hasil belajar.
Pertemuan Alokasi waktu
Jenis Kegiatan
Awal 10 menit 1. Masuk Kelas Mengucapkan Salam
2. Doa Bersama (Aktifitas Spiritual) aktifitas Tri Kaya Parisuda (Pengendalian Diri)
3. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 4. Apersepsi
5. Mengingatkan pelajaran pada minggu yang telah lewat. Inti 55 menit 6. Kegiatan Pembelajaran
a) Eksplorasi Fase Belajar Brahmacari b) Elaborasi Fase Belajar Grehasta c) Konfirmasi Fase Belajar Wanaprasta Penutup 25 menit 7. Pengamalan/ Ibadah/ Beryadnya (Fase Belajar Biksuka)
8. Menyimpulkan Hasil Belajar
9. Melakukan Doa Bersama “Bersyukur” Menutup
Pelajaran
(34)
54 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kompetensi kewarganegaraan yang mencakup deminsi civic knowledge, civic disposition, civic skill).
a) Hasil belajar pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) (Y1) adalah pengetahuan konseptual siswa ecara intelektual untuk memahami, menerapkan, menganalisis dan sintesis serta menilai aspek-aspek kewarganegaraan.
b) Hasil belajar nilai-nilai dan sikap kewaraganegaraan (civic disposition) (Y2) adalah keputusan siswa dan pilihan baik dan buruk dari setiap pernyataan yang mengandung muatan nilai-nilai tentang kewarganegaraan. c) Hasil belajar tingkah laku atau unjuk kerja kewarganegaraan (civic skill) (Y3) adalah perilaku yang ditunjukan siswa dalam perbuatan sehari-hari dalam mewujudkan nilai-nilai kewarganegaraan.
Hubungan variable dalam penelitian ini menggunakan paradigma ganda dengan 1 variabel independen dan 3 variabel dependen (Sugiyono, 2010: 45):
Gambar. 3.1 Paradingma Hubungan Penelitian Kuasi Eksperimen
Sumber: dipormulasikan dari Sugiyono. 2010. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D
(35)
55 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
Keterangan;
X = Pendekatan belajar Catur Asrama melalui taxonomi Tri Kaya Parisudha. Y1 = Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge)
Y2 = Nilai-nilai dan sikap Kewaraganegaraan (Civic Disposition) Y3 = Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill)
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Pengumpulan data utama adalah untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar atau kompetensi kewaganegaraan siswa yang dilakukan melalui pemeberian test objektif pilihan ganda tentang pengetahuan kewarganegaraan untuk mengukur pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) siswa SMA, inventori nilai kewarganegaraan untuk mengukur sikap kewarganegaraan (civic
disposition) siswa SMA, dan pemberian format peneilaian diri tentang tingkah
laku kewarganegaraan untuk mengukur keterampilan kewarganegaraan (civic
skills) siswa SMA (kisi-kisi instumen terlampir).
1). Tes Pengetahuan Kewarganegaran (Tes Objektif Pilihan Ganda)
Tes pengetahuan kewarganegaraan yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan sendiri oleh peneliti. Tes yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda dengan 5 pilihan A, B, C, D, E yang mengandung satu jawaban yang paling benar. Tes ini dikembangkan melalui prosedur: penyusunan kisi-kisi, pembuatan butir-butir soal, uji validitas ahli dan praktisi (uji Gregory), revisi, uji coba lapangan, analisis hasil uji coba lapangan, dan penulisan akhir.
2). Inventori Nilai Kewarganegaraan
Inventori nilai kewarganegaraan yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan sendiri oleh peneliti. Inventori yang dikembangkan dan digunakan adalah inventori nilai kewarganegaraan yang mengandung bermuatan nilai positif dan negative dengan 4 pilihan jawaban dari tidak baik, kurang baik, baik, hingga sangat baik. Respon siswa kemudian diberi skor sesuai dengan sifat pernyataannya. Untuk pernyataan positif maka respon tidak baik diberi sekor 1 dan seterusnya hingga respon sangat diberi sekor 4. Begitu sebaliknya untuk
(36)
56 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN pernyataan negartif. Inventori nilai ini dikembangkan melalui prosedur: penyusunan kisi-kisi, pembuatan butir-butir inventori, uji validitas ahli dan praktisi, revisi, uji coba lapangan, analisis hasil uji coba lapangan dan penulisan akhir.
3). Format Evaluasi Diri Tingkah Laku Kewarganegaraan
Fomat evaluasi diri tingkah laku kewarganegaraan yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan sendiri oleh peneliti. Format evaluasi diri yang dikembangkan dan digunakan adalah format yang mengandung pernyataan-pernyataan perbuatan nyata yang telah dilakukan siswa yang menunjukan keterampilan sosial kewarganegaraan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dengan 4 pilihan jawaban dari tidak pernah, kadang-kadang, sering, hingga selalu dilakukan. Respon siswa kemudian diberi sekor sesuai dengan intensitas perilaku yang muncul. Untuk setiap pernyataan, respon respon tidak pernah diberi sekor 1 dan seterusnya sampai espon selalu melakukan diberi sekor 4. Format evaluasi diri ini dikembangkan melalaui prosedur: penyusunan kisi-kisi, pembuatan butir-butirformat evaluasi diri, uji validitas ahli dan praktisi, revisi, uji coba lapangan, analisis hasil uji coba lapangan, dan penulisan akhir.
E. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Uji Kualitas Instrumen Penelitian
Sebelum instrumen digunakan di dalam penelitian, terlebih dahulu dilakan pengujian instrument baik dari segi konten maupun empirisnya. Tujuan dari pengujian instrument ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara empirik kualitas instrumen yang telah dibuat. Prosedur pengujian instrument dilaksanakan dengan melakukan uji validitas dan uji reliabiltas (Sugiyono, 2010: 125). Uji validitas adalah pengujian dengan tujuan menguji ketepatan dalam menggunakan suatu alat ukur. Uji validitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur atau instrumen yang dipergunakan dapat mengukur dengan cermat atau tidak, bila instrumen dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama hasil yang diperoleh konsisten, maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliable. Uji reliabilitas juga
(37)
57 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN menunjuk pada tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur (Sugiono, 2010: 125).
Prosedur awal untuk validasi instrument penelitian dilakukan dengan menentukan validasi isi tes penguasaan konsep dan validasi butir tes (uji
construct atau uji content atau uji judges atau uji ahli atau uji Gregory). Setelah
dilakukan validasi isi, instrument penelitian diuji secara empiris (uji coba lapangan) yakni meliputi: analisis butir berupa uji daya pembeda tes, uji indeks
kesukaran butir tes, uji efektifitas pengecoh tes, uji homogenitas dan kemudian
dilakukan uji reliabilitas tes. Di samping untuk memeriksa validasi isi uji instrument juga bertujuan untuk mendeskripsikan derajat estimasi yang mampu ditampilkan oleh masing-masing instrument (Sugiyono, 2010).
(38)
58 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
Gambar 3.2 Proses Pengujian Kualitas Intrumen
(39)
59 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
2. Proses Pengujian Kualitas Intrumen Penelitian a. Uji Validitas Isi
Berdasarkan gambar proses di atas, hal pertama yang dilakukan setelah pembuatan instrument adalah melakukan pengujian instrument oleh ahli atau disebut dengan uji Gregory atau uji Judges atau uji validitas isi atau uji konten. Koefisien validasi isi dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif oleh beberapa orang pakar (Gregory, 2000 dalam Koyan, 2000). Untuk menetukan koefisien validitas isi,hasil penialaian dari kedua pakar dimasukkan ke dalam tabulasi silang 2 X 2 yang terdiri dari kolom A, B, C, dan D. Kolom A adalah sel yang menunjukkan ketidaksetujuan kedua penilai. Kolom B dan C adalah sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara penilai pertama dan kedua (penilai pertama setuju penilai kedua tidak setuju, atau sebaliknya). Kolom D adalah sel yang menunjukkan persetujuan antara kedua penilai. Validitas isi adalah banyaknya butir soal pada kolom D dibagi dengan banyaknya butir soal kolom A + B + C + D. Setelah butir soal di divalidasi isi oleh 2 penilai, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan perhitungan menurut Gregory sebagai berikut.
Perhitungan validitas isi oleh 2 orang Ahli menggunakan rumus Validitas
Contruct sebagai berikut:
D
C
B
A
D
Vc
Keterangan:
Vc : Validasi Contruct
A : Kedua judges tidak setuju
B : Judges I setuju, Judges II tidak setuju C : Judges I tidak setuju, judges II setuju
D : Kedua Judges Setuju
Kriteria validasi isi:
0,80 – 1,00 : validasi isi sangat tinggi 0,60 – 0,79 : validasi isi tinggi 0,40 – 0,59 : validasi isi sedang 0,20 – 0,39 : validasi rendah
(40)
60 I Wayan Budiarta, 2013
Penerapan Pendekatan Belajar Catur Asrama Melalui Taxonomi Tri Kaya Parisudha Dalam PKN
1). Tes Objektif Pilihan Ganda
Tabel 3.3 Rekapitulasi Pengujian Tes Kognitif Pilihan Ganda
Judges I Judges II
Tidak Relevan (skor 1 – 2)
Relevan (skor 3 – 4)
Tidak Relevan (skor 1 – 2)
Relevan (skor 3 – 4) 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,40
31 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,40
Tabel. 3.4 Tabulasi Silang (2 x 2) Tes Objektif Pilihan Ganda Tabulasi Penilaian
dari Ahli
Judges I
Tidak Relevan (skor 1 – 2)
Relevan (skor 3 – 4)
Judges II
Tidak Relevan (skor 1 – 2)
(A) (0)
(B) (1) Relevan
(skor 3 – 4)
(C) (0)
(D) 39
=
= 0, 975
Dengan demikian dari hasil perhitungan Gregory diperoleh validasi isi 0, 975 berarti butir soal mempunyai validitas isi tinggi.
2). Inventori Nilai
Tabel 3.5 Rekapitulasi Pengujian Invetori Nilai
Judges I Judges II
Tidak Relevan (skor 1 – 2)
Relevan (skor 3 – 4)
Tidak Relevan (skor 1 – 2)
Relevan (skor 3 – 4) 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
1 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,
(1)
kompetensi kewarganegaraan siswa yang utuh dan terintegrasi yakni dalam hal pengetahuan kewarganegaraan, sikap kewarganegaraan, dan keterampilan kewarganegaraan.
Kedua, dalam pembelajaran PKn perlu adanya sosialisasi untuk dapat memahami dan menerapkan pendekatan belajar Catur Asrama melalui taksonomi
Tri Kaya Parisudha dalam rangka meningkatkan pengethauan kewarganegaraan
siswa untuk mendukung pencapaian kompetensi kewarganegaraan yang utuh dan terintegrasi dengan nilai-nilai ajaran agama Hindu (dharma, karma dan yadnya).
Ketiga, dalam pembelajaran PKn perlu adanya sosialisasi untuk dapat memahami dan menerapkan pendekatan belajar Catur Asrama melalui taksonomi
Tri Kaya Parisudha dalam rangka meningkatkan sikap kewarganegaraan siswa
untuk mendukung pencapaian kompetensi kewarganegaraan yang utuh dan terintegrasi dengan nilai-nilai ajaran agama Hindu (dharma, karma dan yadnya).
Keempat, dalam pembelajaran PKn perlu adanya sosialisasi untuk dapat memahami dan menerapkan pendekatan belajar Catur Asrama melalui taksonomi
Tri Kaya Parisudha dalam rangka meningkatkan keterampilan kewarganegaraan
siswa untuk memperkuat pencapaian kompetensi kewarganegaraan yang utuh dan terintegrasi dengan nilai-nilai ajaran agama Hindu (dharma, karma dan yadnya).
Kelima, bagi peneliti lainnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji hasil penelitian ini dengan mempertimbangkan sekala penelitian yang lebih besar dan perangkat dan prosedur penelitian yang lebih seseuai untuk memperkuat verifikasi hasil penelitian ini.
Keenam, pendekatan belajar PKn dengan pendekatan belajar Catur
Asrama melalui taksonomi Tri Kaya Parisudha dapat dipergunakan sebagai cara
untuk mempertahankan kearifan lokal masyarakat Bali, khususnya kearifan-kearifan lokal masyarakat Bali dalam bidang pendidikan dan pembelajaran dalam rangka mewujudkan warga negaranya mampu “berpikir glogal, bertindak lokal, dan komit terhadap bangsa dan negaranya (think globally, act locally, and commit
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1997).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Atmadja, Nengah Bawa (2010). Ajeg Bali: Gerakan, Identitas Kultural, dan Globalisasi. Yogyakarta: LKiS
Aryantha, Soethama. G. (2011). Jangan Mati di Bali: Tingkah Polah Negeri
Turis. Jakarta: PT Kompas Media Indonesia
BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP
Branson, Margaret. S. (1998). The Role of Civic Education. A Forthcoming
Education Policy Task Force Position Paper from the Communitarian Network. Calabasas: Center for Civic Education:
http://www.civiced.org
Capra. F. (1997). The Turning Poin (Titik Balik Peradaban; Sains, Masyarakat,
Dan Kebangkitan Kebudayaan). Yogyakarta: Jejak.
CCE. (2004). Kami Bangsa Indonesia. California: Centre for Civic Education. Cogan, J.J. (1999). Developing the Civic Society: The Role of Civic Education.
Bandung: CICED.
Cogan, J.J. and Derricot, Ray. (1998). Citizenship for the 21st Century: An International Perspective on Education. London: Kogan Page Lemited
Creswell, John W. (2008) Educational Research. Planing, Conducting, and
Evaluating Qualitative & Quantitative Approaches. London. Sage
Publications.
Creswell, John W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Darma Putra. I Nyoman. (2004). BALI Menuju Jagaditha: Aneka Persektif (editor I Noman Darma Putra). Denpasar: Pustaka Bali Post.
Depdiknas. (2004). Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (life
Skills) Pendidikan Non Formal. Jakarta: Depdiknas.
Djahiri. H. A. K. (2006). Esensi Pendidikan Nilai-Moral dan PKn di Era Globalisasi. Dalam Budimansyah dan S. Syam (ed). Pendidikan Nilai
(3)
Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab. PKn FPIPS. UPI.
Edward W. Minium, Bruce M. King, dan Gordon Berr (1993). Statistical
Reasoning In Psycolog and Education. Sage. London
Fakih, Mansour. .(2002). Idiologi dalam Pendidikan; Pengantar oleh Mansour Fakih. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Geriya. I. Wayan (2011). Tri Kaya Parisuda: Morality and Ethic in New Global
Culture Grand Bali Beach Bali dalam Bali World Culture Forum
2011. http://yayasankorpribali.org/artikel-dan-berita/71-bali-world-culture-forum-2011
Giroux. H. A. (1981). Ideology, Culture, and the Process of Schooling. Philadelphia: Temple University Press.
Gredler, Margaret E. Bell. (1986). Learning And Instruction Theory Into Practice
“Second Edition”. New York: Macmillan Publishing Company
Hermawan, Iwan. (2008). Kearifan Lokal Sunda Dalam Pendidikan (Kajian terhadap Akulturasi Nilai-nilai Tradisi Sunda dalam Pendidikan IPS di Sekolah dan Yayasan Atikan Sunda). Desertasi. SPS. UPI: Bandung
ICCS. (2009). Initial Findings from the IEA International Civic and Citizenship
Education Study. International Association for the Evaluation of
Educational Achievement: International Civic and Citizenship Education Study iccs@acer.edu.au.
Joyce, Bruce. et al. (2001). Models of Teaching “Eighth Editions”. Pustaka Pelajar
Jammer, Max. 1999. Einstein and Religion: Physics and Theology. Uneted Kingdom: Princeton University Press. (buku online: http://www.amazon.com).
Kaelan, H. (2003). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta; Paradigma.
Kebung, Konrad. (2011). Filsafat Berpikir Orang Timur (Indonesia, Cina, India). Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
Kerr, David. (1999). Citizenship Education: An International Comparison. England: National Foundation for Educational Research-NFER.
(4)
Koentjaraningrat. (2005). Pengantar Antropologi I. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
……….... (1985). Kebudayaan Mentalitas dan Pembngunan. Jakarta; PT
Gramedia
Lasmawan, I W. (2003). Pengembangan Model Pembelajaran IPS dengan
Pendekatan Sosial Budaya (Studi Pengembangan Pembelajaran IPS pada Sekolah Dasar di Bali). Laporan Penelitian. Singaraja: STKIP
Singaraja.
Maryati, Tuti. (2011). Ajeg Bali: Politik Identitas dan Implementasinya Pada
Berbagai Agen Sosialisasi Di Desa Pakraman Ubud, Gianyar, Bali.
(Desertasi). Sekolah Pascasarjana. Unipersitas Pendidikan Indonesia. 2011.
Murdiono, Mukhamad (2010). Strategi Pembelajaran Kewarganegaraan Berbasis
Kearifan Lokal (Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian
UNY). Lemlit UNY: Yogyakarta
Nyoman Sirtha dalam harian Bali Post dengan judul “Menggali Kearifan Lokal
untuk Ajeg Bali” (dalam Bali Post; http://www.balipos.co.id, diakses
4 juni 2013
Pai, Young. (1990). Cultural Foundations of Education. New York: Macmillan Publishing Company.
Redja Mudyahardjo (2001). Pengantar pendidikan (sebuah studi awal tentang
dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia). Raja Grafindo Persada: Jakarta
Sarna dan Sandi, Dwidja Warsa Nawa. (2004). Belajar danMengajar adalah
Yadnya (Pendekatan Spiritual dalam Pembelajaran Bernuansa Hindu). Singaraja: PHDI Kabupaten Buleleng dan Yayasan Mandara
Giri Singaraja.
Sabda, Syaifuddin. (2010). Paradigma Pendidikan Holistik (Sebuah Solusi atas
Permasalahan Paradigma Pendidikan Modern); http://tarbiyah-iainantasari.ac.id/artikel_detail.cfm.
Sapriya. (2001). Analisis Signifikasi “Content” PKn Persekolahan dalam Menghadapi Tuntutan Era Demokrasi dan Penegakan Hak Asasi Manusia. Jurnal Civicus (1) 57-72. Bandung. Jurusan PMPKN. UPI. Sapriya. (2007). Perspektif Pemikiran Pakar tentang Pendidikan
(5)
Sapriya & Maftuh Bunyamin (2005). Jurnal Civicus Pembelajaran PKn melalui
Pemetaan Konsep. Bandung.Jurusan PKn. FPIPS. UPI.
Sudarsono. (2008). Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta. Rineka Cipta.
Somantri, M. N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Posdakarya.
Soewardi, Herman. (2009). Roda Berputar Dunia Bergulir (Kondisi Baru Tentang
Timbul Tenggelamnya Sivilisasi). Bandung: Bakti Mandiri.
Soerpha, I W. (1995). Dharma Agama dan Dharma Negara dalam Realisasi
Kehidupan Masyarakat Bali. Dalam W. Supartha (ed). Dharma
Agama dan Dharma Negara. Denpasar: Bali Post.
Sri Srimad. A.C Bhaktivedanta Swami Prabhupada. (2005). Bagavawad-Gita
Menurut Aslinya. Hanuman Sakti, anggota IKAPI; The Bhaktivedanta Book Trust International
Soebadio, H. (1986). Kepribadian Budaya Bangasa” dalam Ayatrohaedi,
penyunting (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Hal. 18-25.
Sartini, Menggali Kearifan Lokal Nusantara, Sebuah Kajian Filsafati, Jurnal Filsafat, Agustus 2004, Jilid 37 No. 2, Universitas Gajahmada, Yogyakarta.
Sonny Keraf (2002). Etika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Subagia, I W. (2005) Pengembangan Model Siklus Belajar Berdasarkan
Potensi-potensi Kearifan Lokal Masyarakat Bali dalam Bidang Pendidikan (Studi Pengembangan Model Siklus Belajar Berbasis Budaya).
Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun Pertama. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha.
Subagia, I W dan I Gusti L. Wiratma (2008) Penerapan Model Siklus Belajar Berbasis Tri Premana Pada Pembelajaran Sains Di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Sugiyono. (2010). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukadi. (2006). Pendidikan IPS Sebagai Rekonstruksi Pengalaman Budaya
Berbasis Ideologi Tri Hitha Karana (Studi Etnografi tentang Pengaruh Masyarakat terhadap Program Pendidikan IPS pada SMU
(6)
Negeri 1 Ubud-Bali) . Desertasi. Bandug: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Sukadi. et al (2010). Rekonstruksi Pemikiran Belajar dan Pembelajaran PKN SD
Sebagai Yadnya dalam Rangka Perwujudan Dharma Agama dan Dharma Negara Berbasis Konstruktivisme. Laporan Penelitian
Hibah Bersaing Tahap II. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Sukardana. (2007). Tri Kaya Parisudha: Bahan Kajian Intuk Berpikir Baik,
Berkata Baik dan Berbuat Baik. Surabaya: Penerbit Paramita
Surabaya.
Suparno, R. Paul (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Percetakan Kanisius.
Tantra, D. K. (1995). Dharma Agama dan Dharma Negara Jangan Dipisahkan. Dalam W. Supartha (ed). Dharma Agama dan Dharma Negara. Denpasar: Bali Post.
Titib, I M. (1995). Dharma Agama dan Dharma Negara Menurut Kitab Suci
Veda. Dalam W. Supartha (ed). Dharma Agama dan Dharma Negara.
Denpasar: Bali Post.
Wahab, A Azis. (2001). Rekonstruksi Kurikulum PMPKN. Jurnal Civicus (1). Bandung. Jurusan PMPKN. UPI.
Wahab, A Azis & Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan
Kewarganegaraa. Bandung; Alpadeta.
Widja, I G. 2009. Pendidikan Sebagai Ideologi Budaya; Suatu Pengantar ke Arah
Pendidikan Kritis. Program Magister dan Doktor Kajian Budaya.
Universitas Udayana.
Winataputra, U.S. (2001). Jati diri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi (Suatu Kajian Konseptual dalam Konteks Pendidikan IPS). Disertasi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
William, F. O`neil .(2002). Idiologi-Idiologi Pendidikan; Pengantar oleh
Mansour Fakih. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
……… Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
……… Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang