DINAMIKA MULTIKULTURALISME KANADA (1968-2006).

(1)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DINAMIKA MULTIKULTURALISME KANADA (1968-2006)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

OLEH HEIDY DEVIANI

0800134

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2012


(2)

Halaman Hak Cipta

Dinamika Multikulturalisme Kanada

(1968-2006)

Oleh Heidy Deviani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Heidy Deviani 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

DINAMIKA MULTIKULTURALISME KANADA (1968-2006)

Oleh: Heidy Deviani

0800134

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198403 1 003

Pembimbing II

Moch. Eryk Kamsory, S.Pd NIP. 19690430 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198403 1 003


(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)” berisi mengenai dinamika kehidupan masyarakat multikultural di Kanada pada tahun 1968-2006 yang dimulai dari latar belakang terciptanya multikulturalisme serta perkembangannya di Kanada, tanggapan masyarakat internasional, dan dampaknya bagi masyarakat internasional. Masalah utama yang dibahas dalam skripsi ini adalah adalah “Bagaimana dinamika kehidupan masyarakat multikultural di Kanada pada tahun 1968-2006”. Masalah utama tersebut kemudian dibagi menjadi empat pertanyaan penelitian, yaitu (1) Bagaimana latar belakang Multikulturalisme di Kanada?; (2) Bagaimana tanggapan masyarakat dunia barat terhadap multikulturalisme di Kanada?; (3) Bagaimana perkembangan multikulturalisme di Kanada dalam kurun waktu 1968-2006?; (4) Bagaimana dampak multikulturalisme di Kanada bagi dunia barat?;

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode historis dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: (1) Memilih topik yang sesuai; (2) Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik. Dalam hal ini, penulis mencari dan mengumpulkan data-data terkait dengan multikulturalisme dengan menggunakan studi literatur atau studi kepustakaan; (3) Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditentukan ketika penelitian sedang berlangsung.; (4) Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (melalui kritik sumber). Kritik dilakukan terhadap semua sumber yang dihimpun peneliti tentang multikulturalisme untuk memperoleh data yang relevan; (5) Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya. Catatan hasil penelitian disusun dalam sebuah sistematika baku yang berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI 2011; dan (6) Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin. Sedangkan untuk pengumpulan data penulis melakukan teknik studi literatur yaitu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan kajian penulis.

Berdasarkan hasil penelitian didapat beberapa kesimpulan. Pertama, multikulturalisme Kanada terbentuk oleh kehadiran imigran dengan beragam latar belakang etnis dan budaya yang datang dari berbagai belahan dunia melalui tahapan yang berbeda dan tahapan migrasi yang paling subtansial adalah tahapan yang terjadi setelah Perang Dunia ke II. Kedua, multikulturalisme Kanada tidak berjalan tanpa hambatan karena masyarakatnya memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai multikulturalisme itu sendiri. Bahkan masyarakat dunia terutama dari kalangan liberal egalitarian dan rasionalis menganggap multikulturalisme bertentangan dengan paham liberalisme. Ketiga, kebijakan multikulturalisme yang diperkenalkan pada tahun 1971 merupakan kebijakan yang bertujuan untuk mengakomodasi keragaman masyarakatnya sebagai akibat dari perselisihan antara dua etnis dominan di Kanada, yaitu Inggris dan Perancis. Dan keempat, multikulturalisme Kanada tidak hanya berdampak bagi Kanada


(5)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research due to the claims of the success of multiculturalism by Canada which a pioneer of the emerging policy of multiculturalism in the world. This study uses historical methods with a major problem to be addressed is "How do the dynamics of a multicultural society in Canada in 1968-2006?”. Multiculturalism which is formed in Canada cannot be separated from the presence of immigrants in this country. They came from different countries all over the world to Canada with the purpose of seeking a better life. The presence of these immigrants made Canada a country that has a lot of ethnic and cultural diversity. These waves of immigration, particularly the one which occurred after World War II have made Canada a multicultural country in the world. However, Canada multiculturalism does not run without obstacles at all as the people have different views about multiculturalism itself. Even the world community, especially those from the liberal egalitarian and rationalists considers multiculturalism is against the ideology of liberalism. To accommodate the diversity of the community, Canadian federal government introduced multiculturalism policy in 1971. This policy, which was introduced by Prime Minister Pierre Elliot Trudeau, is expected to be able to make the public more tolerant and have mutual respect for differences among each ethnic groups so an integrated nation can be created.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Penjelasan Judul ... 6

1.6.Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Ruang Lingkup Multikulturalisme ... 10

2.1.1. Pengertian Multikulturalisme ... 10

2.1.2. Karakteristik Multikulturalisme ... 16

2.1.3. Manfaat Multikulturalisme ... 18

2.2. Teori Yang Relevan Dengan Penelitian ... 19

2.2.1. Horace Kallen ... 19

2.2.2. James A. Banks ... 20

2.2.3. Bill Martin ... 23

2.2.4. Martin J. Beck Matustik ... 24

2.2.5. Judith M. Green ... 25

2.2.6. Konsep Ras dan Etnis ... 26

2.2.7. Konsep Pluralisme ... 27

2.2.8. Konsep Kebudayaan ... 28

2.2.6. Konsep Budaya Dominan ... 29

2.3. Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 51

3.1. Pendekatan ... 51

3.2. Metode Penelitian ... 55


(7)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KANADA (1968-2006) ... 74

4.1. Latar Belakang Multikulturalisme Di Kanada ... 74

4.2.Tanggapan Dunia Barat Terhadap Multikulturalisme Di Kanada... 82

4.3. Perkembangan Masyarakat Multikultural Di Kanada (1968-2006) ... 88

4.4. Dampak Multikulturalisme Kanada ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 119

5.1. Keimpulan ... 119

5.2. Rekomendasi ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 124

LAMPIRAN ... 129 RIWAYAT HIDUP


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kanada merupakan salah satu negara multikultur yang memiliki lebih dari 200 kelompok etnis hidup bersama, dan lebih dari 40 kebudayaan terwakili di dalam media etnis di Kanada, bahkan imigrasi pun menyumbang lebih dari 50 persen pertumbuhan penduduk. Banyaknya ras dan etnis yang terdapat di Kanada mengharuskan pemerintah negara ini untuk dapat mengakomodasi rakyatnya agar tercipta suatu keadaan masyarakat yang saling menghargai dan menghormati. Salah satu kebijakan yang pada saat itu dikeluarkan adalah kebijakan mengenai multikulturalisme yang kemudian disahkan oleh pemerintah federal pada tahun 1971 (Statistics Canada, 1983: 60-61).

Kanada menjadi pionir sebagai negara pertama yang memperkenalkan dan menerapkan kebijakan multikulturalisme pada tahun 1971 pada komunitas internasional (Stein et al., 2007:1-2). Dengan melakukan hal itu, Kanada menegaskan dan menegakkan nilai dan harkat martabat warga negaranya, tanpa pandang bulu latar belakang bahasa, asal-muasal kesukuan, kedaerahan, maupun ikatan keagamaan mereka. Dalam kurun waktu 70-an, paham multikulturalisme yang berkembang di Kanada ini kemudian berlanjut di Amerika Serikat, Australia, dan Inggris.


(9)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Multikultural merupakan konsep yang menggambarkan usaha untuk memahami berbagai kelompok budaya, kelompok ras dan apresiasi dari kebudayaan yang berbeda-beda dalam pergaulan yang acapkali mengakibatkan ketegangan dan konflik antaretnis (Liliweri, 2009:114). Keragaman etnis dan budaya, seperti yang telah diungkapkan Liliweri, biasanya rentan akan terjadinya konflik, tetapi tidak demikian halnya dengan Kanada yang menjadikan multikulturalisme sebagai sebuah kebijakan pemerintah yang formal, dan kebijakan multikulturalisme ini diklaim sebagai keberhasilan terbesar pemerintah (Reitz et. al., 2009:1). Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apa-apa saja indikator yang menyatakan bahwa kebijakan multikulturalisme merupakan keberhasilan terbesar pemerintah, karena jika memang kebijakan multikultralisme ini merupakan keberhasilan terbesar pemerintah, lantas mengapa terdapat gesekan masyarakat, terutama antara Inggris dan Perancis yang merupakan dua etnis terbesar di Kanada (Reitz et. al., 2009:129).

Dalam mengakomodasi kehidupan masyarakat yang beraneka ragam, pemerintah kemudian mengadopsi konsep mosaik budaya. Konsep ini menggambarkan keanekaragaman kelompok etnis yang hidup berdampingan di Kanada dimana masyarakat dapat menyesuaikan diri diantara perbedaan etnis-budaya dan masing-masing keunikan dari budaya yang berbeda ini memberikan kontribusi ke Kanada. Konsep mosaik budaya ini kemudian dijadikan sebagai kontrol sosial masyarakat Kanada (Cameron, 2004:49-50).


(10)

Kebijakan multikulturalisme Kanada ini kemudian diikuti dengan pembentukan lembaga-lembaga multikultural seperti yang terjadi pada tahun 1973 yaitu pembentukan The Canadian Consultative Council on Multiculturalism yang kemudian berganti nama menjadi The Canadian Multiculturalism Council, selain itu kebijakan multikulturalisme juga mengalami modifikasi menjadi the charter of rights and freedoms pada tahun 1982, diikuti juga dengan pembentukan House of Commons Committe pada tahun 1985, bahkan hingga ditetapkannya tanggal 27 Juni 2002 sebagai Hari Multikulturalisme Kanada. Dan pada tingkat internasional, Kanada menerima Konvensi tentang Perlindungan dan Promosi Keanekaragaman Ekspresi Budaya dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization pada 23 November 2005. Namun, upaya yang dilakukan pemerintah Kanada dalam mengatur multikulturalisme ini tidak serta merta luput dari reaksi masyarakat Kanada bahkan juga mengundang reaksi dari dunia internasional untuk menolak multikulturalisme. Hal inilah yang kemudian membuat penulis ingin mengkaji lebih jauh mengenai multikulturalisme dan bagaimana pemerintah Kanada mengatasi berbagai reaksi yang muncul dari masyarakat.

Kehidupan masyarakat yang heterogen merupakan sebuah ciri khas tersendiri bagi negara Kanada. Berbagai etnis dan ras dari berbagai negara datang dan tinggal di negara ini. Banyaknya etnis dengan berbagai latar belakang budaya berbeda yang tinggal di negara ini membuat hubungan antaretnis di lingkungan masyarakatnya juga turut berubah. Hubungan yang


(11)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terjalin dari interaksi sosial antaretnis ini nantinya akan menggambarkan apakah keberagaman etnis dengan berbagai budaya yang berbeda yang ada di Kanada akan terus membawa kesatuan atau bahkan nantinya akan membawa perpecahan bagi negara ini. Hal-hal yang telah disampaikan oleh penulis diatas kemudian dijadikan dasar oleh penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai multikulturalisme dalam kehidupan masyarakat Kanada. Dengan demikian penulis memilih untuk mengangkat judul: “Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok-pokok pikiran diatas, terdapat beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan pokoknya adalah “Bagaimana dinamika kehidupan masyarakat multikultural di Kanada pada tahun 1968-2006?”

Sementara untuk membatasi kajian penelitian ini, maka diajukan beberapa pertanyaan sekaligus sebagai rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu:

1. Bagaimana latar belakang Multikulturalisme di Kanada?

2. Bagaimana tanggapan masyarakat dunia barat terhadap multikulturalisme di Kanada?

3. Bagaimana perkembangan multikulturalisme di Kanada dalam kurun waktu 1968-2006?


(12)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi latar belakang terciptanya Multikulturalisme di Kanada. 2. Mengidentifikasi tanggapan masyarakat dunia barat terhadap

multikulturalisme di Kanada.

3. Memperoleh gambaran tentang perkembangan multikulturalisme di Kanada dalam kurun waktu 1968-2006.

4. Mengidentifikasi dampak multikulturalisme di Kanada bagi dunia barat.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Menjadi sumber bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai multikulturalisme bagi lembaga UPI pada umumnya dan khususnya untuk Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, nilai-nilai yang terkandung dalam multikulturalisme dapat dijadikan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya agar membentuk kepribadian setiap mahasiswa hingga lebih dapat memahami realita sosial yang ada di masyarakat.

2. Memperkaya penulisan mengenai sejarah Amerika pada umumnya dan khususnya multikulturalisme di Kanada di Jurusan Pendidikan Sejarah. 3. Mengajarkan tentang toleransi dan menghargai perbedaan diantara


(13)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.5. Penjelasan Judul

1. Dinamika

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dinamika diartikan sebagai gerak (Depdiknas, 2007:265). Gerak yang dimaksud dalam penulisan ini adalah gerak masyarakat secara terus-menerus yang pada akhirnya menimbulkan perubahan di kehidupan masyarakat Kanada.

2. Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut. A. Rifai Harahap (2007), mengutip M. Atho’ Muzhar menyebutkan bahwa multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut. Multikulturalisme mulai dijadikan kebijakan resmi di negara berbahasa-Inggris (English-speaking countries), yang dimulai di Kanada pada tahun 1971 (http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme).


(14)

3. Kanada

Kanada yang merupakan salah satu Negara dengan jumlah kultur penduduk yang paling banyak ini lahir dari pertemuan antara penduduk asli dan penduduk yang berasal dari dua bangsa Eropa, yaitu Prancis dan Inggris. Kanada terus tumbuh seiring dengan terus mengalirnya gelombang imigran dari semua belahan dunia untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Kanada menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan kebijakan multikulturalisme pada tahun 1971.

4. Tahun 1968-2006

Tahun 1968 merupakan awal masa pemerintahan yang dipegang oleh Perdana Menteri Pierre Elliot Trudeau. Pemerintahan Trudeau dipilih sebagai batas awal tahun kajian karena pada masa inilah kebijakan mengenai multikulturalisme disahkan oleh pemerintah federal Kanada. Sedangkan tahun 2006 merupakan akhir masa pemerintahan yang dipegang oleh Paul Martin. Pemerintahan Paul Martin dipilih sebagai batas akhir tahun kajian karena pada masa inilah pemerintah Kanada menetapkan Hari Multikulturalisme Kanada, bahkan Kanada menerima Konvensi tentang Perlindungan dan Promosi Keanekaragaman Ekspresi Budaya dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.


(15)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan karya ilmiah yang akan dilakukan oleh penulis sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2011 adalah:

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan mengenai bagaimana kehidupan masyarakat multikultural di Kanada dari tahun 1968-2006. Untuk memperinci dan membatasi permasalahan agar tidak melebar maka dicantumkan rumusan dan batasan masalah sehingga dapat dikaji secara khusus dalam penulisan ini. Pada akhir dari bab ini akan dimuat tentang metode dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis, juga sistematika penulisan yang akan menjadi kerangka dan pedoman penulisan karya ilmiah ini.

Bab II Tinjauan Pustaka. Dalam bab ini dipaparkan mengenai sumber-sumber buku dan sumber lainnya yang digunakan sebagai referensi yang dianggap relevan. Dijelaskan pula tentang beberapa kajian dan penelitian terdahulu mengenai multikulturalisme di Kanada.

Bab III Metodologi Penelitian. Dalam bab ini diuraikan mengenai serangkaian kegiatan serta cara-cara yang ditempuh dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber yang relevan dengan permasalahan yang sedang dikaji oleh penulis. Adapun metode yang digunakan adalah metode historis dan teknik yang digunakan adalah studi literatur.

Bab IV Masyarakat Multikultural Di Kanada. Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan mengenai dinamika kehidupan masyarakat


(16)

multikultural di Kanada pada tahun 1968-2006 dimulai dari latar belakang terciptanya multikulturalisme serta perkembangannya di Kanada, tanggapan masyarakat internasional, dan dampaknya bagi masyarakat internasional. Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana masyarakat Kanada dapat hidup berdampingan ditengah kultur yang beraneka ragam.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini merupakan bab terakhir dari rangkaian penulisan karya ilmiah yang berisi tentang kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam batasan masalah serta saran yang dapat digunakan bagi para pembaca agar lebih baik dalam penulisan selanjutnya.


(17)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III secara umum merupakan pemaparan mengenai metodologi yang penulis gunakan dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan kajian multikulturalisme dan kehidupan sosial masyarakatnya. Dalam bab ini akan dibahas secara rinci mengenai pendekatan, metode penelitian, dan juga teknik penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini.

3.1. Pendekatan

Penulisan skripsi ini dilakukan dengan memakai pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Sugiyono (2010:14) menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif digunakan pada kondisi yang alamiah, oleh karena itu pendekatan ini sering disebut juga dengan pendekatan naturalistik. Hal senada juga diungkapkan Creswell yang menyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitan dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Cresswell, 1998:15). Dengan menggunakan pendekatan ini, penulis mencoba menyelidiki suatu fenomena sosial mengenai masyarakat multikultural.


(18)

Menurut Miles & Huberman (1994: 8-12) bahwa analisis data kuallitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Pertama, reduksi Data. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Selama pengumpulan data berlangsung, tahapan reduksi selanjutnya adalah membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, membuat memo. Reduksi data/transfoemasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan akhr lengkap tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dalam tahap pertama ini, penulis mengumpulkan data melalui studi literatur yang diikuti dengan membuat ringkasan berdasarkan topik-topik yang akan dibahas dalam penulisan ini. Data yang dikumpulkan mencakup pengertian, ruang lingkup, dan manfaat multikulturalisme, latar belakang multikulturalisme, tanggapan measyarakat dunia terhadap multikulturalisme, perkembangan multikulturalisme dari tahun 1968 hingga 2006, serta dampak multikulturalisme bagi dunia internasional. Selanjutnya data yang telah didapat kemudian dipilih untuk dimasukkan dalam topik yang telah ditentukan.


(19)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kedua, penyajian data. Miles & Huberman membatasi suatu penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

Ketiga, menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.


(20)

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan(Afriyani, 2009:1).

Untuk mengkaji mengenai kehidupan mayarakat multikultural di Kanada, penulis juga menggunakan pendekatan dengan menggunakan bantuan dari berbagai disiplin ilmu yang serumpun (ilmu-ilmu sosial) yang dikenal dengan pendekatan interdisipliner. Penulis menggunakan konsep-konsep dari ilmu sosial seperti sosiologi dan antropologi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penulis dalam menganalisis terhadap materi kajian skripsi ini. Konsep-konsep yang digunakan diantaranya adalah pluralisme (konsep yang digunakan untuk menggambarkan kebebasan dalam masyarakat yang majemuk untuk mengembangkan kebudayaannya), dan budaya dominan (konsep yang digunakan untuk menggambarkan budaya yang menonjol dalam sebuah masyarakat, dalam hal ini yang dibicarakan adalah dua etnis besar di Kanada yaitu Inggris dan Perancis).


(21)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan multikulturalisme di Kanada ini adalah metode sejarah. Menurut Louis Gottschalk (2006:39), metode sejarah digunakan sebagai proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan pada masa lampau. Di dalamnya termasuk metode menggali sumber, memberikan penilaian, mengartikan, serta menafsirkan fakta-fakta masa lampau untuk kemudian dapat dianalisis dan ditarik sebuah kesimpulan mengenai peristiwa tersebut. Dengan menggunakan metode sejarah ini, penulis berusaha untuk merekonstruksi dan menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, terutama mengenai hubungan antaretnis yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di Kanada.

Dalam metode sejarah, terdapat beberapa tahap yang perlu dilakukan penulis ketika akan mengadakan penelitian. Tahap metode sejarah yang dikemukakan oleh Helius Sjamsuddin (2007:17-155) terdiri dari beberapa langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap heuristik yaitu mencari dan mengumpulkan data dari sumber-sumber sejarah yang relevan dengan penelitian. Sumber-sumber-sumber yang diperoleh sebagian besar terdiri dari buku-buku, artikel, dan jurnal baik yang diperoleh penulis dari perpustakaan maupun dari internet. Pada tahap ini penulis mengumpulkan data mengenai perkembangan multikulturalisme Kanada pada tahun 1968-2006.

2. Tahap kritik sumber, yaitu penyaringan secara kritis terhadap sumber-sumber yang telah dikumpulkan terutama terhadap sumber-sumber primer atau


(22)

sumber pertama. Kritik sumber dilakukan untuk memperoleh fakta yang menjadi pilihan dan dapat dipercaya kebenarannya. Proses kritik sumber memudahkan penulis untuk mengetahui apakah sumber-sumber yang diperoleh relevan atau tidak dengan permasalahan yang dikaji. Tahap ini terbagi dua bagian, yaitu kritik eksternal dan kritik internal.

3. Tahap interpretasi yaitu menafsirkan keterangan sumber-sumber sejarah. Dalam hal ini penulis memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta yang diperoleh selama melakukan penelitian dengan cara menghubungkan fakta yang satu dengan fakta lain yang saling berkaitan. Semua fakta yang telah terangkum ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Tahap historiografi. Tahap ini merupakan hasil dari semua penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Di sini penulis diharuskan untuk menulis cerita sejarah berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya. Pada tahap ini penulis berusaha memberikan sebuah bentuk laporan penelitian penulisan sejarah yang berjudul “Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)” sehingga menjadi sebuah satu kesatuan sejarah yang utuh.

Wood Gray (Sjamsuddin, 2007:89-90) menambahkan ada enam langkah dalam metode historis, yaitu:

1. Memilih topik yang sesuai. Dalam penelitian ini, penulis memilih topik tentang multikulturalisme.


(23)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik. Dalam hal ini, penulis mencari dan mengumpulkan data-data terkait dengan multikulturalisme dengan menggunakan studi literatur atau studi kepustakaan.

3. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditentukan ketika penelitian sedang berlangsung.

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (melalui kritik sumber). Kritik dilakukan terhadap semua sumber yang dihimpun peneliti tentang multikulturalisme untuk memperoleh data yang relevan.

5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya. Catatan hasil penelitian disusun dalam sebuah sistematika baku yang berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI 2011.

6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.

3.3.1. Memilih Topik Yang Sesuai

Tahap ini adalah tahap awal dimana penulis terlebih dahulu menentukan tema yang akan diajukan untuk nantinya dijadikan sebagai bahan penulisan skripsi kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS). Awal ketertarikan penulis


(24)

mengkaji masalah multikulturalisme di Kanada bermula pada saat penulis mengikuti mata kuliah Sejarah Amerika yang merupakan bagian dari perkuliahan Sejarah Peradaban Barat. Pada saat ada tugas kelompok berupa penulisan makalah untuk membahas mengenai salah satu negara di benua Amerika, kelompok penulis mendapatkan bagian untuk membahas negara-negara yang ada di benua Amerika bagian utara, dan negara yang dipilih oleh kelompok penulis adalah Kanada. Dalam makalah tersebut, kelompok penulis membahas mengenai pernikahan sesama jenis di Kanada. Penulis sendiri mendapat bagian untuk fokus membahas mengenai kehidupan agama yang nantinya akan mempengaruhi pernikahan sesama jenis di Kanada hingga masyarakat disana bisa menerima hal tersebut.

Hasil pengerjaan tugas tersebut membuat penulis merasa tertarik untuk membahas lebih dalam lagi mengenai masalah hubungan antar masyarakat di Kanada. Pertanyaan awal penulis adalah mengapa Kanada yang merupakan negara yang tidak memiliki agama resmi dan memiliki etnis yang beraneka ragam dapat hidup saling menghargai, bahkan dapat menerima masyarakat yang menikah dengan sesama jenis di lingkungan sekitar mereka? Dari pertanyaan tersebut penulis kemudian mencoba untuk mencari literatur mengenai sejarah Kanada. Hasil pencarian yang pada akhirnya membuat penulis memilih untuk membahas mengenai multikulturalisme di Kanada adalah Kanada merupakan negara yang berhasil dengan kebijakan mulitikulturalnya. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah aspek multikultural merupakan aspek yang membentuk masyarakat Kanada menjadi masyarakat yang saling menghargai dan saling menghormati?


(25)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari ide tersebut penulis terus mencari sumber-sumber literatur yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat Kanada, khususnya mengenai multikulturalisme masyarakatnya.

Penulis merasa yakin untuk menulis permasalahan multikulturalisme di Kanada, namun sebelum diajukan ke Tim Pertimbangan Penulis Skripsi (TPPS), penulis terlebih dahulu mengkonsultasikan judul dengan dosen mata kuliah Sejarah Amerika, Bapak Eryk kamsori, S.Pd. Setelah dikonsultasikan, penulis lalu mengajukan judul ke-TPPS yaitu “Multikulturalime di Kanada pada masa Pemerintahan Perdana Menteri Pierre Elliot Trudeau (1968-1979)”. Pengajuan

judul skripsi ke Tim Pertimbangan Penulis Skripsi (TPPS) dilakukan pada pertengahan Januari 2012, yang kemudian ditindaklanjuti dengan penyusunan proposal penelitian. Adapun isi dari proposal tersebut antara lain:

 Judul

 Latar Belakang Masalah  Rumusan dan Batasan Masalah  Tujuan Penelitian

 Manfaat Penelitian

 Metode dan Teknik Penelitian  Tinjauan Pustaka

 Sistematika Penulisan  Daftar Pustaka

Tahap Selanjutmya penulis membuat rancangan penelitian yang disusun dalam bentuk proposal skripi. Proposal penelitian yang sudah disusun kemudian


(26)

diserahkan kepada Tim Pertimbangan Penulis Skripsi (TPPS). Pada tahapan ini, ada beberapa bagian pada proposal yang diperbaiki dan disesuaikan dengan kriteria penulisan karya ilmiah. Setelah proposal disetujui, penulis mengajukan proposal tersebut untuk mengikuti seminar proposal skripsi. Penulis kemudian mengikuti seminar proposal yang dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2012 di Ruang kelas 05 Jurusan Pendidikan Sejarah, lantai 4 Gedung FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia. Hasil dari seminar proposal skripsi tersebut diantaranya adalah perubahan redaksi kata pada judul dari “Multikulturalime di Kanada pada masa Pemerinthan Perdana Menteri Pierre Elliot Trudeau (1968-1979)” menjadi “Dinamika Mosaik Multikulturalisme Kanada (1968-1979)”, selain itu juga penulis mendapatkan saran untuk menambahkan keunikan multikulturalisme Kanada pada rumusan masalah, dan penambahan sumber rujukan.

Tahap selanjutnya adalah bimbingan. Proses dalam penulisan skripsi ini dilaksanakan dengan dosen pembimbing I dan pembimbing II. Berdasarkan surat penunjukkan pembimbing skripsi yang telah dikeluarkan oleh Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS), penyusunan skripsi ini penulis dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd sebagai pembimbing I dan Bapak Moch. Eryk Kamsori, S.Pd sebagai pembimbing II.

Proses bimbingan dilakukan untuk mendapatkan masukan-masukan yang sangat berarti dari pembimbing dalam penulisan skripsi. Konsultasi dilakukan setelah sebelumnya penulis menghubungi pembimbing dan kemudian dibuat kesepakatan jadwal pertemuan antara penulis dan pembimbing. Dalam proses bimbingan, judul skripsi yang semula “Dinamika Mosaik Multikulturalisme


(27)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kanada (1968-1979)” kembali mendapat penyesuaian dari pembimbing menjadi “Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)”.

3.3.2. Mengusut Semua Evidensi (Bukti) Yang Relevan Dengan Topik

Tahap ini adalah tahap dimana penulis mencari dan mengumpulkan data-data terkait dengan multikulturalisme dengan menggunakan studi literatur atau studi kepustakaan atau sering disebut dengan tahap heuristik. Tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis dalam memulai sebuah penulisan skripsi ini. Pada tahap ini penulis mencari sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang akan dibahas. Sebagian besar sumber yang digunakan adalah sumber tertulis berupa buku. Pada proses pencarian sumber, penulis mengunjugi beberapa perpustakaan, seperti perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, perpustakaan Museum Konferensi Asia Afrika, dan perpustakaan Batu Api di Jatinangor. Namun dari hasil pencarian ke beberapa perpustakaan tersebut, penulis tidak menemukan buku sumber. Penulis kemudian mencari informasi ke Kedutaan Besar Pemerintah Kanada di Indonesia. Dari pihak kedutaan, penulis memperoleh informasi mengenai sumber-sumber multikulturalisme Kanada yang bisa penulis dapatkan di McGhill Canadian Resource Centre yang berada di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta Selatan.

Sumber buku penulis peroleh sebagian besar dari perpustakaan McGhill Canadian Resource Centre yang berada di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Selatan, seperti buku Canadian Democracy


(28)

5th Ed. karya Stephen Brooks, buku Multicultural Citizenship: A Liberal Theory of Minority karya Will Kymlicka, buku Race and Ethnicity in Canada karya Vic Satwezich dan Nikolas Liodakis, buku Understanding Diversity: Ethnicity and Race in the Canadian Context karya Wsevolod W. Isajiw, buku Race and Ethnicity 2nd Ed karya Leo Driedger, buku Ethnicity, Politics, and Public Policy: Case Studies in Canadian Diversity karya Harold Troper dan Morton Weinfeld, buku Ethnic Relation in Canada karya Raymond Breton, buku Understanding Social Inequality karya Julie mcMullin, dan buku Multiculturalism and Immigration in Canada karya Elspeth Cameron.

Sumber buku juga penulis peroleh dari situs online library.nu.com yang berwujud electronic book (ebook). Situs online library.nu.com merupakan sebuah situs online yang menyediakan berbagai ebook berbahasa asing. Dari situs ini, penulis memperoleh beberapa buku, diantaranya Multiculturalism and Social Cohesion: Potentials and Challenges of Diversity karya Jeffrey G. Reitz, dkk. dan buku The History Of Canada (second ed.) karya Scott W. See. Sumber disertasi yang ditulis oleh Dadang Supardan dengan judul History Learning On The Approach Of Multicultural And Local, National, Global History Perspective For National Integration: A Quasi-Experimental Study On Senior High School Student in Bandung City juga penulis jadikan sumber dalam penulisan skripsi ini.

Selain buku-buku yang sudah disebutkan sebelumnya, penulis juga mendapatkan jurnal tambahan dari dosen pembimbing II skripsi yaitu Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial (JPIS) No. 19 Tahun XI edisi Juli-Desember 2002 yang ditulis oleh Dadang Supardan dengan judul “Keberhasilan Kebijakan


(29)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Multikulturalisme Kanada dan Tantangannya: Studi Hak Azasi Manusia dalam Perspektif Global”. Beberapa jurnal juga penulis dapatkan secara online dari internet seperti Etnovisi: Jurnal Antropologi Sosial Budaya Volume 1 No.2 edisi Oktober 2005 yang ditulis oleh Usman Pelly dengan judul “Pengukuran Intnsitas Konflik Dalam Masyarakat” dan Etnovisi: Jurnal Antropologi Sosial Budaya Volume II No.1 edisi April 2006 yang ditulis oleh Irwan Abdullah dengan judul “Majemuk Tantangan Multikulturalisme Dalam Pembangunan”. Beberapa buku milik penulis juga digunakan dalam penelitian ini diantaranya buku Rethinking Multiculturalism: Keberagaman Budaya dan Teori Politik karya Bhiku Parekh, Dasar-Dasar komunikasi Antarbudaya karya Alo Liliweri dan Canada Handbook

dari Statistic Canada.

3.3.3. Membuat Catatan Yang Dianggap Penting Dan Relevan

Tahap ini merupakan tahap dimana penulis membuat catatan-catatan yang diperoleh dari hasil pengumpulan sumber baik berupa buku, jurnal, maupun artikel-artikel yang penulis dapatkan dari internet yang kemudian penulis tuangkan dalam bentuk tulisan.

Catatan-catatan yang penulis peroleh dari hasil pengumpulan sumber terutama mengacu pada rumusan masalah yang sebelumnya telah penulis rumuskan yaitu mengenai latar belakang multikulturalisme di Kanada, pandangan awal masyarakat dunia terhadap multikulturalisme di Kanada, perkembangan multikulturalisme di Kanada, serta dampak multikulturalisme di Kanada terhadap masyarakat dunia yang dikaji mulai dari tahun 1968-2006.


(30)

3.3.4. Mengevaluasi Secara Kritis Evidensi Yang Telah Dikumpulkan

Setelah melakukan pengumpulan sumber, selanjutnya penulis melakukan tahapan kritik sumber. Pada tahap ini penulis melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang diperoleh, baik sumber-sumber utama maupun sumber-sumber penunjang lainnya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta yang nantinya dibutuhkan dalam materi penulisan skripsi.

Tahap kritik sumber ini terbagi atas dua bagian. Pertama kritik eksternal dan kedua kritik internal. Kritik pertama yang dilakukan adalah kritik eksternal. Kritik eksternal merupakan upaya melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007: 132). Dengan kritik eksternal penulis dapat menilai dari aspek luarnya sebelum melihat isi dari sumber tersebut. Dengan melakukan kritik eksternal diharapkan dapat meminimalisasi subjektivitas dari sumber-sumber yang didapat.

Kritik pertama dilakukan terhadap fisik dari buku itu sendiri. Fisik yang dimaksud disini adalah melihat dari tahun terbit buku, apakah buku yang digunakan adalah buku-buku yang terbit pada saat peristiwa sedang berlangsung atau buku-buku yang terbit diluar rentang waktu peristiwa yang dikaji. Dengan melihat hal tersebut, buku-buku yang penulis gunakan adalah buku-buku yang terbit diluar rentang waktu yang telah ditentukan. Dalam penulisan skripsi ini, buku-buku seperti Multiculturalism and Immigration in Canada, Race and Ethnicity in Canada, dan The History Of Canada (second ed.) dapat dikategorikan kedalam sumber sekunder.


(31)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kritik eksternal juga penulis lakukan untuk kategori jurnal elektronik. Penulis melakukan kritik dari aspek latar belakang penulis untuk melihat keotentitasannya sehubungan dengan tema penulisan skripsi ini dan tahun diterbitkannya buku tersebut karena semakin kekiniian maka akan semakin baik digunakan sebagai sumber. Kritik terhadap penulis dari jurnal yang dijadikan sebagai sumber dilakukan untuk melihat asal usul latar belakang penulis tersebut. Hal ini dilakukan semata-mata untuk meminimalisasi tingkat subjektivitas dalam penulisan skripsi ini. Contoh kritik eksternal penulis lakukan terhadap jurnal Etnovisi yang ditulis Usman Pelly dengan judul “Pengukuran Intensitas Konflik Dalam Masyarakat” dan jurnal Etnovisi yang ditulis oleh Irwan Abdullah dengan judul “Majemuk Tantangan Multikulturalisme Dalam Pembangunan”. Usman Pelly adalah seorang Guru Besar Antropologi di Universitas Negeri Medan, sedangkan Irwan Abdullah adalah seorang Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Dengan melihat hal tersebut, maka tulisan-tulisan dalam jurnal elektronik ini dapat dipertanggungjawabkan.

Kritik ke dua adalah kritik internal. Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal. Kritik internal merupakan penilaian terhadap aspek “dalam”, yaitu isi dari sumber sejarah setelah sebelumnya disaring melalui kritik eksternal (Sjamsuddin, 2007: 143). Kritik internal merupakan kritik yang penulis gunakan untuk melihat isi dari sumber-sumber yang telah penulis peroleh. Untuk isi buku sendiri, walaupun buku-buku yang diperoleh terbit diluar rentang waktu yang telah ditentukan, namun isi dari buku-buku tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan masih relevan untuk digunakan dalam penulisan skripsi ini. Hal ini bisa


(32)

dibuktikan dengan penggunaan sumber-sumber primer dalam penulisan buku-buku tersebut. Pada tahap ini, isi buku-buku dinilai dengan membandingkan kesaksian-kesaksian didalam sumber dengan kesaksian-kesaksian-kesaksian-kesaksian dari sumber-sumber lain. Hal ini dilakukan untuk menguji kredibilitas sumber (Ismaun, 2005:50).

Kritik internal penulis lakukan dengan melihat perbandingan isi dari buku

Race and Ethnicity: Finding Identities and Equalities Second Edition Karya Leo Driedger dan isi dari buku Multiculturalism and Immigration in Canada karya Elspeth Cameron. Driedger dalam buku menjelaskan bahwa keragaman etnis dan budaya di Kanada tidak terlepas dari kedatangan para imigran. Dari banyaknya gelombang imigrasi yang masuk ke Kanada, gelombang imigrasi yang terjadi setelah Perang Dunia II merupakan gelombang yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kelompok-kelompok etnis di Kanada. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Cameron bahwa fase setelah Perang Dunia II merupakan fase imigrasi besar-besaran yang menjadikan Kanada akhirnya memiliki banyak etnis dan budaya. Driedger dan Cameron menjelaskan bahwa para imigran yang datang ke Kanada merupakan para korban perang dan ketidakstabilan politik dan ekonomi dinegaranya yang mencari tempat untuk hidup yang lebih baik.

Kritik internal selanjutnya penulis gunakan untuk melihat isi dari buku „Race‟ and Ethnicity in Canada karya Vic Satzewich dan Nikolaos Liodakis dan buku yang ditulis oleh Scott W. See yang berjudul The History of Canada. Satzewich dan Liodakis mengungkapkan bahwa kebijakan multikulturalisme tercipta karena adanya peran elit politik yang melihat beragamnya etnis dan budaya di Kanada. Dengan adanya kebijakan ini pemerintah berharap mampu


(33)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengakomodasi rakyatnya demi terciptanya persatuan nasional. Buku ini diperkuat oleh See yang juga menyatakan adanya peran pemerintah dalam munculnya kebijakan multikulturalisme. Menurut See, selain untuk mengakomodasi kepentingan kelompok etnis, kebijakan multikulturalisme juga diperkenalkan untuk meredam potensi konflik yang terjadi antarkelompok etnis, terutama antara dua etnis besar di Kanada, yaitu Inggris dan Perancis.

Kritik internal selanjutnya penulis lakukan pada buku Understanding Diversity: Ethnicity and Race In The Canadian Context karya Wsevolod W. Isajiw dan buku karya Raymond Breton yang berjudul Ethnic Relations in Canada untuk melihat tentang kebijakan multikulturalisme. Isajiw menjelaskan bahwa kebijakan multikulturalisme yang diperkenalkan oleh Perdana Menteri Pierre Elliot Trudeau pada tahun 1971 merupakan respon dari suatu keadaan masyarakat yang heterogen. Hal ini bertujuan agar seluruh kelompok etnis di Kanada dapat ikut berpartisipasi dalam rangka membangun negara dan demi terciptanya persatuan nasional. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Breton bahwa kebijakan multikulturalisme merupakan kelanjutan dari adat kebiasaan masyarakat Kanada. Menurut kedua penulis, pemerintah akan membantu setiap kelompok etnis terutama dalam hal penguasaan minimal satu bahasa resmi di Kanada.

Hasil dari kritik eksternal dan internal menurut penulis merupakan data yang valid. Kemudian data-data inilah yang akan penulis jadikan sebagai bahan bagi penulisan skripsi.


(34)

3.3.5. Menyusun Hasil-Hasil Penelitian

Tahap ini penulis melakukan pengkajian fakta yang memiliki relevansi dengan peristiwa yang disesuaikan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Dari hal ini, penulis memperoleh gambaran bahwa multikulturalisme yang terbentuk di Kanada tidak terlepas dari kehadiran imigran di negara ini. Imigran dari berbagai negara di seluruh penjuru dunia datang ke Kanada bertujuan untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Kehadiran imigran ini membuat Kanada menjadi negara yang memiliki banyak etnis dan kebudayaan yang beraneka ragam. Gelombang-gelombang imigrasi inilah, khususnya gelombang imigrasi yang terjadi setelah Perang Dunia II yang membuat Kanada menjadi salah satu negara multikultural di dunia.

Penulis juga melakukan interpretasi terhadap kebijakan multikulturalisme yang dikeluarkan oleh pemerintah federal Kanada pada tahun 1971. Lahirnya kebijakan multikulltralisme ini tentu saja tidak terlepas dari peranan para elit politik. Kebijakan yang diperkenalkan oleh Perdana Menteri Pierre Elliot Trudeau ini dilatarbelakangi karena melihat keragaman etnis dan budaya di Kanada. Kebijakan ini diharapkan dapat membuat masyarakat memiliki toleransi dan saling menghargai perbedaan diantara setiap kelompok etnis hingga dapat menciptakan sebuah integrasi bangsa. Adanya kebijakan multikulturalisme ini membuat kelompok-kelompok etnis minoritas menjadi lebih diakui keberadaannya, hal ini membantu mengurangi masalah diskriminasi dan kecemburuan antaretnis.


(35)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konsep mosaik sendiri memiliki arti untuk menggambarkan campuran kelompok etnis, bahasa dan budaya yang hidup berdampingan di masyarakat Kanada dimana masing-masing etnis akan memberikan kontribusinya. Konsep mosaik ini kemudian berkembang di Kanada dengan melihat keragaman etnis dengan ketrampilannya yang berkontribusi dalam kegiatan perekonomian dan politik. Konsep mosaik inilah yang lebih dikenal dengan nama mosaik vertikal, seperti yang tertera dalam bukunya John Porter yang berjudul The Vertical Mosaic (Brooks, 2007:558).

Masyarakat Kanada yang hidup dalam keragaman etnis budaya memiliki modal sosial yang dapat membuat mereka hidup berdampingan dan meredam masalah-masalah etnis. Modal sosial yang dipegang oleh masyarakat Kanada adalah mengakui setiap kelompok etnis sehingga tiap-tiap kelompok etnis merasa dihargai dan dihormati, jika terjadi masalah antaretnis maka masyarakat mengutamakan negosiasi untuk menyelesaikannya.

3.3.6. Menyajikan Dan Mengkomunikasikannya Kepada Para Pembaca

Tahap ini merupakan tahap menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin atau dikenal dengan nama historiografi. Historiografi berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu yang disebut sejarah. Karena sejarah sebagai pengetahuan tentang masa lalu maka gambaran sejarah diperoleh melalui suatu penelitian menganai kenyataan masa lalu dengan metode ilmiah yang khas


(36)

(Ismaun, 2005:28). Historiografi merupakan tahap akhir dalam prosedur penelitian. Historiografi merupakan puncak suatu prosedur penelitian sejarah setelah melakukan tahap heurisitik, kritik, dan interpretasi. Seluruh hasil penelitian kemudian dituangkan dalam bentuk laporan penelitian. Hasil penelitian tersebut kemudian disusun menjadi sebuah karya tulis ilmiah berupa skripsi yang sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah yang berlaku di lingkungan pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis berupaya untuk menyusun skripsi ini dengan menganalisis secara menyeluruh terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan dinamika multikulturalisme di Kanada dalam rentang tahun 1968-2006.

Laporan penelitian ini disusun dalam lima bab terdiri atas pendahuluan (berisi latar belakang masalah yang menguraikan mengenai bagaimana kehidupan masyarakat multikultural di Kanada dalam rentang tahun 1968-2006), tinjauan pustaka (berisi sumber-sumber buku dan sumber lainnya yang digunakan sebagai referensi yang dianggap relevan dengan kajian skripsi), metodologi penelitian (berisi serangkaian kegiatan serta cara-cara yang ditempuh dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber yang relevan dengan permasalahan yang sedang dikaji oleh penulis), pembahasan (berisi deskripsi mengenai dinamika kehidupan masyarakat multikultural di Kanada pada tahun 1968-2006), dan terakhir kesimpulan dan saran (berisi tentang kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam batasan masalah serta saran yang dapat digunakan bagi para pembaca agar lebih baik dalam penulisan selanjutnya). Selain itu, ada pula beberapa tambahan, seperti kata pengantar, abstrak, daftar pustaka


(37)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta lampiran-lampiran. Semua hal tersebut disajikan dalam satu laporan utuh yang kemudian disebut sebagai skripsi dengan judul “Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)”.

3.3. Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi kepustakaan atau studi literatur. Studi literatur ini biasa dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mencari dasar pijakan atau pondasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka berpikir dan menentukan dugaan sementara atau sering juga disebut dengan hipotesis penelitian, sehingga para peneliti dapat mengerti, melokasikan, mengorganisasikan dan kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Studi literatur ini biasanya dilakukan sesudah topik penelitian dan rumusan permasalahan ditentukan. Jenis sumber literatur yang digunakan biasanya adalah jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah yang belum dipublikasikan, nara sumber, surat surat keputusan dan lain-lain (Sukardi, 2003:33-35).

Tulisan yang dimuat dalam Patrick Power Library Saint Mary‟s

University (http://www.smu.ca/administration/library/litrev.html.) menjelaskan bahwa studi literatur merupakan survei dan pembahasan literatur pada bidang tertentu dari suatu penelitian. Studi ini merupakan gambaran singkat dari apa yang telah dipelajari, argumentasi, dan ditetapkan tentang suatu topik, dan biasanya diorganisasikan secara kronologis atau tematis. Studi literatur ditulis untuk


(38)

menyoroti argumen spesifik dan ide dalam suatu bidang studi. Dengan menyoroti argumen ini, seorang peneliti berusaha untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari di lapangan, dan juga di mana kelemahan, kesenjangan, atau daerah yang memerlukan studi lebih lanjut. Tinjauan tersebut harus juga menunjukkan kepada pembaca mengapa penelitian peneliti berguna, perlu, penting, dan valid. Dalam pembuatan studi literatur perlu dipertimbangkan mengapa dan untuk siapa tulisan tersebut dibuat. Sebagai contoh, sebagian besar studi literatur dituliskan sebagai suatu bab dari skripsi, tesis atau disertasi, dimana pembaca ingin ditunjukkan bagaimana penelitian itu penting dan orisinil. Menyoroti kesenjangan dalam pengetahuan yang akan peneliti isi dengan penelitian sangatlah penting karena seorang peneliti perlu menyakinkan pembaca bahwa ada peluang pada bidang studi tersebut. Ada dua struktur atau cara mengorganisasikan studi literatur yang dijelaskan dalam tulisan ini, yaitu:

1. Kronologi

Pada struktur ini, seorang peneliti akan mengelompokkan dan mendiskusikan sumber-sumber publikasi sesuai urutan kemunculannya, menyoroti perubahan dalam penelitian di bidang ini dan topik secara spesik dari waktu ke waktu. 2. Tematik

Dalam struktur ini, seorang peneliti akan mengelompokkan dan mendiskusikan sumber-sumber sesuai tema atau topiknya. Cara ini lebih kuat secara pengorganisasian, dan membantu menahan keinginan peneliti dalam merangkum sumber-sumber pustaka. Dengan mengelompokkan tema atau


(39)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

topik penelitian bersama, seorang peneliti dapat menunjukkan jenis topik yang penting dalam penelitian.

Jenis sumber literatur yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini terbatas pada buku-buku sumber, surat kabar, hasil seminar, dan artikel-artikel yang dikelompokkan secara tematik. Buku-buku sumber yang relevan sebagian besar penulis peroleh dari perpustakaan utama Universitas Islam Syarif Hidayatullah yang ada di Jakarta Selatan. Sedangkan untuk surat kabar, hasil seminar, dan artikel-artikel diperoleh secara online dari mengakses internet. Sumber literatur yang penulis peroleh dibagi berdasarkan tema yang mencakup tentang pengertian multikulturalisme, latar belakang multikulturalisme di Kanada, reaksi masyarakat dunia terhadap multikulturalisme, perkembangan multikulturalisme, serta dampak multikulturalisme itu sendiri baik bagi Kanada maupun masyarakat dunia.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul “Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)”. Kesimpulan tersebut

merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikemukakan oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Dalam bab ini juga akan memuat rekomendasi yang dapat digunakan oleh para pembaca.

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi yang berjudul “Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)” adalah sebagai berikut: Pertama, multikulturalisme Kanada terbentuk oleh kehadiran imigran dengan beragam latar belakang etnis dan budaya yang datang dari berbagai belahan dunia melalui tahapan yang berbeda dan tahapan migrasi yang paling subtansial adalah tahapan yang terjadi setelah Perang Dunia ke II. Multikulturalisme di Kanada juga tidak terlepas dari peranan pemerintah yang menciptakan konsep multikulturalisme dan menjadikannya kebijakan serta memproklamirkan Kanada sebagai negara pertama yang menganut model multikulturalisme sebagai kebijakan nasional. Multikulturalisme Kanada dikatakan berhasil karena mampu melindungi hak-hak warga negaranya sehingga dapat meredam masalah-masalah yang terjadi antara setiap etnis dan menjadi model percontohan bagi negara-negara lain.


(41)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kedua, dalam perkembangannya, multikulturalisme Kanada tidak berjalan tanpa hambatan. Banyak perselisihan yang terjadi dalam masyarakatnya karena memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai multikulturalisme itu sendiri. Bahkan masyarakat dunia terutama dari kalangan liberal egalitarian dan rasionalis menganggap multikulturalisme bertentangan dengan paham liberalisme yang mengabaikan perbedaan budaya dan moral, namun beda halnya dengan liberalisme yang menurut Kymlicka mengajarkan rasa hormat atas kebudayaan dan multikulturalisme memainkan peran vital dalam perkembangan kehidupan.

Ketiga, kebijakan multikulturalisme yang diperkenalkan pada tahun 1971 oleh pemerintah Kanada merupakan kebijakan yang bertujuan untuk mengakomodasi keragaman masyarakatnya sebagai akibat dari perselisihan antara dua etnis dominan di Kanada, yaitu Inggris dan Perancis. Pada awalnya kebijakan ini hanya menangani perselisihan antara kedua etnis tersebut, namun pada akhirnya kebijakan ini tidak hanya dibuat untuk etnis Inggris dan Perancis, tetapi juga untuk etnis-etnis minoritas lainnya di Kanada. Kebijakan multikulturalisme mengalami beberapa kali modifikasi. Kebijakan Multikulturalisme ditegaskan sebagai prinsip dalam Piagam Hak dan Kebebasan pada tahun 1982, dan dilanjutan dengan mensahkan Undang-Undang Multikulturalisme pada tahun 1988. Kebijakan ini yang membuat Kanada menjadi negara pertama di dunia yang menegakkan hukum multikulturalisme. Dalam menangani konflik yang terjadi pada masyarakat multikultural, Kanada memiliki hal yang dijadikan sebagai prinsip dasar masyarakatnya yaitu negosiasi dan memberi pengakuan terhadap semua etnis yang ada di Kanada. Dan dampak adanya multikulturalisme bagi


(42)

masyarakat Kanada adalah:(a) Diakuinya etnis-etnis minoritas beserta budayanya sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di Kanada.(b) Menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati antar etnis dan budaya di Kanada. (c) Mendatangkan devisa bagi negara karena banyak orang dari berbagai negara ingin melihat keunikan budaya Kanada. Tak hanya wisatawan, bahkan dengan kemultikulturalannya, Kanada menjadi negara yang diminati pebisnis untuk berinvetasi, dan hal ini akan membantu pemasukan bagi Kanada.

Keempat, dampak adanya multikulturalisme bagi masyarakat dunia adalah para pebisnis dunia akan meningkatkan hubungan dagang dan hubungan diplomatik dengan memanfaatkan komposisi masyarakat yang multikultural. Selain dari prospek perekonomian, Kanada dengan kebijakan multikulturalisme yang diresmikan pada tahun 1971 ini menjadi pionir dan kebijakan ini kemudian diadopsi oleh sebagian besar anggota Uni Eropa sebagai kebijakan resmi dan sebagai konsensus sosial di antara elit politik. Seperti yang telah disebutkan oleh Wiloso dalam artikelnya yang berjudul Multikulturalisme Dalam Perspektif Antropologi (2011) menjelaskan bahwa kebijakan multikulturalisme yang dilakukan oleh pemerintah Kanada tersebut dapat dipandang sebagai peristiwa yang sangat fundamental bagi siapapun yang mendambakan terwujudnya cita-cita demokrasi, yang mesti mempertahankan keyakinan bahwa semua warga negara berkedudukan setara


(43)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2.Rekomendasi

Pertama, untuk lembaga UPI, tulisan ini dapat dijadikan sumber bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai multikulturalisme. Untuk Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, nilai-nilai yang terkandung dalam multikulturalisme dapat dijadikan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya agar membentuk kepribadian setiap mahasiswa hingga lebih dapat memahami realita sosial yang ada di masyarakat. Untuk jurusan Pendidikan Sejarah, tulisan ini dapat memperkaya penulisan dan sumber bacaan mengenai sejarah Amerika pada umumnya dan khususnya mengenai multikulturalisme di Kanada serta dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam multikulturalisme ini.

Kedua, untuk sekolah-sekolah, dengan menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam multikulturalisme pada pembelajaran sejarah kontekstual maupun sejarah lokal yang diharapkan mampu menanamkan sikap bertoleransi pada siswa.

Ketiga, kepada seluruh masyarakat, untuk menjaga hubungan antar etnis seperti yang ada di Indonesia,maka kita harus memiliki sikap untuk saling mengerti, saling menghargai, dan saling menghormati antara satu sama lain di setiap aspek kehidupan masyarakat. Dalam menyikapi perbedaan hingga, kita tidak harus menanggapi dengan kekerasan hingga menimbulkan konflik yang lebih besar, kita cukup duduk bersama untuk mencari solusi apa yang sesuai dan berkomitmen penuh atas solusi yang telah disepakati bersama.


(44)

Keempat, kepada pemerintah, dalam menangani masalah disintegrasi bangsa, peranan pemerintah sangat menentukan untuk menyelesaikan masalah ini. Ketegasan pemerintah untuk melakukan negosiasi terhadap daerah-daerah yang ingin melepaskan diri karena adanya ketakutan ataupun kecemburuan sosial sangat diperlukan. Jika pemerintah mengabulkan keinginan daerah tersebut untuk keluar dari negara kesatuan maka yang dikhawatirkan adalah munculnya fenomena serupa dimana daerah-daerah lain juga ingin melepaskan diri dari negara. Selain itu, sikap adil terhadap seluruh daerah akan membantu mengurangi masalah yang seperti ini karena setiap etnis yang ada di berbagai daerah di Indonesia akan merasa diakui dalam masyarakat dan mereka memiliki hak yang sama dalam negara tanpa harus dibeda-bedakan.


(45)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Breton, R. (2005). Ethnic Relation in Canada. Montreal: McGill University Press. Brooks, S. (2007). Canadian Democracy (fifth ed.). Ontario: Oxford University

Press.

Cameron, E. (1997). Canadian Culture: An Introductory Reader. Toronto: Canadian Scholars Press.

Cameron, E. (2004). Multiculturalism and Immigration in Canada. Toronto: Canadian Scholars Press.

Depdiknas. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia (3th ed.). Jakarta: Balai Pustaka.

Driedger, L. (2003). Race and Ethnicity (second ed.). Ontario: Oxford University Press.

Gottschalk, L. (2006). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Herimanto dan Winarno. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Isajiw, W.W. (1999). Understanding Diversity: Ethnicity and Race in the Canadian Context. Toronto: Thompson Educational Publishing Inc.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Kymlicka, W. (1995). Multiculturalism Citizenship: A Liberal Theory of Minority.

New York: Clarendon Press.

Liliweri, A. (2009). Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mackey, E. (2002). The House of Difference: Cultural Politics and National Identity in Canada. Toronto: University of toronto Press.


(46)

Modood, T. (2007). Multiculturalism: A Civic Idea. Cambridge: Polity Pres. Parekh, B. (2008). Rethinking Multiculturalism: Keberagaman Budaya dan Teori

Politik. Yogyakarta: Kanisius.

Pederson, P. (1999). Multiculturalism as a Fourth Force. New York: Taylor and Francis.

Satzewich, V. dan Liodakis, N. (2007). Race and Ethnicity in Canada. Ontario: Oxford University Press.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soekanto, S. (1985). Kamus Sosiologi (second ed.). Jakarta: CV. Rajawali.

Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Statistics Canada. (1983). Canada Handbook. Ottawa: Canadian Government Publishing Centre.

Stein, J. G. et al. (2007). Uneasy Partners: Multiculturalism and Rights in Canada. Ontario: Library and Archives Canada Cataloguing in Publication.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Supardan, D. (2008). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suyono, A. (1985). Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Troper, H. dan Weinfeld M. (1991). Ethnicity, Politics, and Public Policy: Case Studies in Canadian Diversity. Toronto: University of Toronto Press. Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.


(47)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber E-book:

Creswell, J.W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design. California: Sage Publications Inc.

Liliweri, A. (2005). Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara.

Miles, M. B., dan Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expended Sourcebook (2nd ed.). California: Sage Publishing Inc.

Reitz et. al. (2009). Multiculturalism and Social Cohesion: Potentials and Challenges of Diversity. ---: Springer.

See, S. W. (2011). The History Of Canada (second ed.). Amenia: Grey House Publishing.

Sumber Jurnal:

Rusmawati, R. (2009). “Undang Undang Laïcité (Sebuah Analisis terhadap Disahkannya Undang Undang Pelarangan Pemakaian Simbol-Simbol Keagamaan di Sekolah-sekolah Negeri Perancis)” Jurnal Kajian Wilayah Eropa. 5, (1), 132-138.

Supardan, D. (2002). “Keberhasilan Kebijakan Multikulturalisme Kanada dan

Tantangannya: Studi Hak Azasi Manusia dalam Perspektif Global”. Jurnal

Pendidikan Ilmu Sosial. 19, 32-44.

Sumber Disertasi:

Supardan, D. (2004). History Learning On The Approach Of Multicultural And Local, National, Global History Perspective For National Integration: A Quasi-Experimental Study On Senior High School Student in Bandung City. Disertasi Doktor pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(48)

Sumber Jurnal Online:

Abdullah, I. (2006). Tantangan Multikulturalisme Dalam Pembangunan. Dalam

Etnovisi: Jurnal Antropologi Sosial Budaya [online],Vol. 2 (1), halaman 11-18. Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15287/1/etv-apr2006-%20%282%29.pdf. [7 Agustus 2012]

Mifbakhuddin. (2011). Pendidikan Multikultural Pada Pendidikan Bahasa Dan Budaya. Dalam Jurnal Lensa [online], Vol. 1 (2), halaman 104-105. Tersedia: http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/lensa/article/view/181. [7 Agustus 2012]

Pelly,U. (2005). Pengukuran Intnsitas Konflik Dalam Masyarakat Majemuk. Dalam Etnovisi: Jurnal Antropologi Sosial Budaya [online], Vol 1 (2), halaman 53-56. Tersedia:

http://usupress.usu.ac.id/files/Etnovisi%20Vol_%201%20No_%202%20O ktober%202005.pdf. [5 Agustus 2012]

Sumber Artikel Internet:

Afriyani, I. (2009). Metode Penelitian kualitatif. [online]. Tersedia:

http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.pdf. [6 Agustus 2012]

Azra, A. (2007). Identitas dan Kritis Budaya, Membangun Multikulturalisme Indonesia. [online]. Tersedia:

http://www.kongresbud.budpar.go.id/58%20ayyumardi%20azra.htm. [23 Oktober 2012]

Dewing, M., dan Leman, M. (2006). Current Issue Review Canadian Multiculturalism. [online]. Tersedia:

http://www.parl.gc.ca/Content/LOP/ResearchPublications/prb0920-e.htm . [28 Oktober 2012]

Ibbitson, J. (2012). The Charter Proves To Be Canadas Gift To World. [online]. Tersedia: http://www.theglobeandmail.com/news/politics/the-charter-proves-to-be-canadas-gift-to-world/article4100561/. [2 Oktober 2012] Malik, H. (2011). Penelitian Kualitatif. [online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/penelitian-kualitatif/. [5 November 2012]


(49)

Heidy Deviani, 2013

Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Marjani, G. I. (2009). Multikulturalisme dan Pendidikan: Relevansi Pendidikan dalam Membangun Wacana Multikulturalisme di Indonesia. [online]. Tersedia:

http://dualmode.kemenag.go.id/acis10/file/dokumen/gustiyanaisya.pdf. [1 Oktober 2012]

Statistic Canada. (2011). Ethnic Diversity and Immigration. [online]. Tersedia: http://www.statcan.gc.ca/pub/11-402-x/2011000/chap/imm/tbl/tbl02-eng.htm. [2 Oktober 2012]

Wiloso, P.G. (2011). Multikulturalisme Dalam Perspektif Antropologi. [online]. Tersedia:

http://www.javanologi.info/main/themes/images/pdf/Multikulturalisme_Pa merdi.pdf. [7 Agustus 2012]

---. (2011). Multikulturalisme. [online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme. [9 Desember 2011] ---. (2012). Cultural Pluralism. [online]. Tersedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Cultural_pluralism. [5 Agustus 2012] ---. (---). Writing A Literature Review. [online]. Tersedia:


(1)

Keempat, kepada pemerintah, dalam menangani masalah disintegrasi bangsa, peranan pemerintah sangat menentukan untuk menyelesaikan masalah ini. Ketegasan pemerintah untuk melakukan negosiasi terhadap daerah-daerah yang ingin melepaskan diri karena adanya ketakutan ataupun kecemburuan sosial sangat diperlukan. Jika pemerintah mengabulkan keinginan daerah tersebut untuk keluar dari negara kesatuan maka yang dikhawatirkan adalah munculnya fenomena serupa dimana daerah-daerah lain juga ingin melepaskan diri dari negara. Selain itu, sikap adil terhadap seluruh daerah akan membantu mengurangi masalah yang seperti ini karena setiap etnis yang ada di berbagai daerah di Indonesia akan merasa diakui dalam masyarakat dan mereka memiliki hak yang sama dalam negara tanpa harus dibeda-bedakan.


(2)

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Breton, R. (2005). Ethnic Relation in Canada. Montreal: McGill University Press. Brooks, S. (2007). Canadian Democracy (fifth ed.). Ontario: Oxford University

Press.

Cameron, E. (1997). Canadian Culture: An Introductory Reader. Toronto: Canadian Scholars Press.

Cameron, E. (2004). Multiculturalism and Immigration in Canada. Toronto: Canadian Scholars Press.

Depdiknas. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia (3th ed.). Jakarta: Balai Pustaka.

Driedger, L. (2003). Race and Ethnicity (second ed.). Ontario: Oxford University Press.

Gottschalk, L. (2006). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Herimanto dan Winarno. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Isajiw, W.W. (1999). Understanding Diversity: Ethnicity and Race in the

Canadian Context. Toronto: Thompson Educational Publishing Inc.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Kymlicka, W. (1995). Multiculturalism Citizenship: A Liberal Theory of Minority.

New York: Clarendon Press.

Liliweri, A. (2009). Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mackey, E. (2002). The House of Difference: Cultural Politics and National


(3)

Modood, T. (2007). Multiculturalism: A Civic Idea. Cambridge: Polity Pres. Parekh, B. (2008). Rethinking Multiculturalism: Keberagaman Budaya dan Teori

Politik. Yogyakarta: Kanisius.

Pederson, P. (1999). Multiculturalism as a Fourth Force. New York: Taylor and Francis.

Satzewich, V. dan Liodakis, N. (2007). Race and Ethnicity in Canada. Ontario: Oxford University Press.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soekanto, S. (1985). Kamus Sosiologi (second ed.). Jakarta: CV. Rajawali.

Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Statistics Canada. (1983). Canada Handbook. Ottawa: Canadian Government Publishing Centre.

Stein, J. G. et al. (2007). Uneasy Partners: Multiculturalism and Rights in

Canada. Ontario: Library and Archives Canada Cataloguing in

Publication.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Supardan, D. (2008). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suyono, A. (1985). Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Troper, H. dan Weinfeld M. (1991). Ethnicity, Politics, and Public Policy: Case

Studies in Canadian Diversity. Toronto: University of Toronto Press.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(4)

Sumber E-book:

Creswell, J.W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design. California: Sage Publications Inc.

Liliweri, A. (2005). Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya

Masyarakat Multikultur. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara.

Miles, M. B., dan Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: An

Expended Sourcebook (2nd ed.). California: Sage Publishing Inc.

Reitz et. al. (2009). Multiculturalism and Social Cohesion: Potentials and

Challenges of Diversity. ---: Springer.

See, S. W. (2011). The History Of Canada (second ed.). Amenia: Grey House Publishing.

Sumber Jurnal:

Rusmawati, R. (2009). “Undang Undang Laïcité (Sebuah Analisis terhadap

Disahkannya Undang Undang Pelarangan Pemakaian Simbol-Simbol Keagamaan di Sekolah-sekolah Negeri Perancis)” Jurnal Kajian Wilayah

Eropa. 5, (1), 132-138.

Supardan, D. (2002). “Keberhasilan Kebijakan Multikulturalisme Kanada dan

Tantangannya: Studi Hak Azasi Manusia dalam Perspektif Global”. Jurnal

Pendidikan Ilmu Sosial. 19, 32-44.

Sumber Disertasi:

Supardan, D. (2004). History Learning On The Approach Of Multicultural And Local, National, Global History Perspective For National Integration: A Quasi-Experimental Study On Senior High School Student in Bandung


(5)

Sumber Jurnal Online:

Abdullah, I. (2006). Tantangan Multikulturalisme Dalam Pembangunan. Dalam

Etnovisi: Jurnal Antropologi Sosial Budaya [online],Vol. 2 (1), halaman

11-18. Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15287/1/etv-apr2006-%20%282%29.pdf. [7 Agustus 2012]

Mifbakhuddin. (2011). Pendidikan Multikultural Pada Pendidikan Bahasa Dan Budaya. Dalam Jurnal Lensa [online], Vol. 1 (2), halaman 104-105. Tersedia: http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/lensa/article/view/181. [7 Agustus 2012]

Pelly,U. (2005). Pengukuran Intnsitas Konflik Dalam Masyarakat Majemuk. Dalam Etnovisi: Jurnal Antropologi Sosial Budaya [online], Vol 1 (2), halaman 53-56. Tersedia:

http://usupress.usu.ac.id/files/Etnovisi%20Vol_%201%20No_%202%20O ktober%202005.pdf. [5 Agustus 2012]

Sumber Artikel Internet:

Afriyani, I. (2009). Metode Penelitian kualitatif. [online]. Tersedia:

http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.pdf. [6 Agustus 2012]

Azra, A. (2007). Identitas dan Kritis Budaya, Membangun Multikulturalisme

Indonesia. [online]. Tersedia:

http://www.kongresbud.budpar.go.id/58%20ayyumardi%20azra.htm. [23 Oktober 2012]

Dewing, M., dan Leman, M. (2006). Current Issue Review Canadian

Multiculturalism. [online]. Tersedia:

http://www.parl.gc.ca/Content/LOP/ResearchPublications/prb0920-e.htm . [28 Oktober 2012]

Ibbitson, J. (2012). The Charter Proves To Be Canadas Gift To World. [online]. Tersedia: http://www.theglobeandmail.com/news/politics/the-charter-proves-to-be-canadas-gift-to-world/article4100561/. [2 Oktober 2012] Malik, H. (2011). Penelitian Kualitatif. [online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/penelitian-kualitatif/. [5 November 2012]


(6)

Marjani, G. I. (2009). Multikulturalisme dan Pendidikan: Relevansi Pendidikan

dalam Membangun Wacana Multikulturalisme di Indonesia. [online].

Tersedia:

http://dualmode.kemenag.go.id/acis10/file/dokumen/gustiyanaisya.pdf. [1 Oktober 2012]

Statistic Canada. (2011). Ethnic Diversity and Immigration. [online]. Tersedia: http://www.statcan.gc.ca/pub/11-402-x/2011000/chap/imm/tbl/tbl02-eng.htm. [2 Oktober 2012]

Wiloso, P.G. (2011). Multikulturalisme Dalam Perspektif Antropologi. [online]. Tersedia:

http://www.javanologi.info/main/themes/images/pdf/Multikulturalisme_Pa merdi.pdf. [7 Agustus 2012]

---. (2011). Multikulturalisme. [online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme. [9 Desember 2011] ---. (2012). Cultural Pluralism. [online]. Tersedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Cultural_pluralism. [5 Agustus 2012] ---. (---). Writing A Literature Review. [online]. Tersedia: