kompetensi guru seni budaya dalam meingplementasikan kurikulum 2013: studi tentang aspek perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran seni budaya di sekolah menengah pertama.

(1)

KOMPETENSI GURU SENI BUDAYA DALAM MEINGPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013

(Studi tentang Aspek Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

Oleh Anggis Nusantri

1005490

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

KOMPETENSI GURU SENI BUDAYA

DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

KURIKULUM 2013

(Studi tentang Aspek Perencanaan dan

Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya

di Sekolah Menengah Pertama)

Oleh Anggis Nusantri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Anggis Nusantri 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ANGGIS NUSANTRI

KOMPETENSI GURU SENI BUDAYA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013

(Studi tentang Aspek Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Heny Rohayani, M.Si.. NIP. 195901121985032001

Pembimbing II

Beben Barnas, S.Pd., M.Pd. NIP. 197112062001121001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen., M.Si. NIP. 195710181985032001


(4)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK. ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Penelitian. ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian . ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

1. Tujuan Umum . ... 7

2. Tujuan Khusus . ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

1. Teoritis . ... 8

2. Lembaga . ... 8

3. Praktis . ... 8


(5)

vii

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ... 12

A. Kurikulum 2013 ... 12

B. Kompetensi Guru ... 15

C. Perencanaan Pembelajaran ... 20

D. Konsep Pelaksanaan Pembelajaran ... 27

E. Hubungan Kurikulum dengan Kompetensi Guru dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran ... 30

F. Penelitian Sebelumnya ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 33

1. Lokasi Penelitian ... 33

2. Subjek Penelitian ... 33

B. Desain Penelitian ... 35

C. Metode Penelitian ... 36

D. Definisi Operasional ... 38

1. Kurikulum 2013 ... 38

2. Kompetensi Guru ... 38

3. Perencanaan Pembelajaran ... 38

4. Pelaksanaan Pembelajaran ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 41


(6)

viii

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

1. Tahap Awal ... 42

2. Tahap Pelaksanaan ... 43

3. Tahap Akhir ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian/Pemaparan Data ... 45

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45

2. Profil Guru Seni Budaya ... 47

3. Kompetensi Guru Seni Budaya dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Sasaran ... 50

a. Kompetensi Guru Seni Budaya dalam Merencanakan Pembelajaran ... 55

b. Kompetensi Guru Seni Budaya dalam Melaksanakan Pembelajaran ... 65

c. Relevansi antara Perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya ... 75

4. Upaya Guru Seni Budaya mengatasi Kesulitan dan Hambatan dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SMP Sasaran ... 87

B. Pembahasan Hasil Penelitian/Pembahasan Data ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 107


(7)

ix

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Sumber Buku ... 104

B. Daftar Unduhan ... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 111

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 215


(8)

Anggis Nusantri, 2014

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Kompetensi Guru Seni Budaya dalam

Mengimplementasikan Kurikulum 2013 (Studi tentang Aspek Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama)”. Permasalahan yang diangkat, yaitu : 1) Bagaimana kompetensi guru Seni Budaya dalam mengimplementasikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP sasaran?; 2) Bagaimana relevansi perencanaan dengan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan kurikulum 2013?; 3) Bagaimana upaya guru Seni Budaya mengatasi kesulitan dan hambatan dalam mengimplementasikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP sasaran? Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan dan menjelaskan masalah-masalah secara alamiah yang berkaitan dengan kompetensi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan Kurikulum 2013, relevansi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan Kurikulum 2013, serta upaya yang dilakukan guru Seni Budaya mengatasi kesulitan dan hambatan dalam mengimplementasikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP sasaran. Dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru Seni Budaya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran pada implementasi Kurikulum 2013, tampaknya belum terealisasi dengan maksimal sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 yang diharapkan sehingga perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran belum dapat dikatakan sepenuhnya relevan.

Kata kunci : Kompetensi Guru, Kurikulum 2013, Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran.


(9)

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This essay entitled " Cultural Arts teacher competence in implementing the Curriculum 2013 (studies on aspects of planning and implementation of learning Cultural Arts in secondary schools)”. Issues raised, namely : 1) How Cultural Arts teacher competence in implementing the planning and implementation of learning based on the Curriculum 2013 in secondary schools target?; 2) How relevant is the planning to the implementation of learning the Cultural Arts based on the Curriculum 2013?; 3) How Cultural Arts teacher efforts to overcome difficulties and obstacles in implementing the planning and implementation of learning based on the Curriculum 2013 in secondary schools target?. This research uses descriptive qualitative approach to describe and explain the problems associated with natural competence of teachers in planning and implementing of learning Cultural Art based on the Curriculum 2013, relevance of the planning and implementation of learning in Cultural Arts based on the Curriculum 2013, and the efforts of the Cultural Arts teachers overcome difficulties and obstacles in implementing the planning and implementation of learning based on the Curriculum 2013 in secondary schools target. It can be concluded that the Cultural Arts teacher competence in planning and implementing learning in the implementation of Curriculum 2013, seems to have been realized with the maximum in accordance with objectives in Curriculum 2013 are expected, and the planning and implementation of learning can not be said to be completely irrelevant.

Keyword : Teacher Competency, Curriculum 2013, Learning Plan, Implementation of Learning


(10)

Anggis Nusantri, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam menjalankan tugasnya guru memiliki beberapa acuan kompetensi yang harus dipenuhi, salah satunya adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar.

Kompetensi guru merujuk pada performance dan perbuatan rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu didalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan, senada dengan yang diungkapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dijelaskan bahwa: “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesioanalan”. Pernyataan di atas mengacu pada kemampuan guru melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan.

Kompetensi guru penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang pendidikan. Akan tetapi itu semua tidak akan tercapai apabila guru itu sendiri tidak berusaha untuk meningkatkan kompetensinya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ditjen Dikti P2TPK (2004, hlm. 9) tentang tugas dan fungsi guru dijabarkan:

Tugas dan fungsi guru sebagai pendidik: mengembangkan potensi/kemampuan dasar peserta didik, mengembangkan kepribadian peserta didik, memberikan keteladanan, serta menciptakan suasana pendidikan yang kondusif. Tugas dan fungsi guru sebagai pengajar: merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik, dan menilai proses dan hasil pembelajaran.

Guru sebagai pendidik dan pengajar tidak hanya menyampaikan materi atau mengajar saja dalam proses pembelajarannya, namun guru juga harus dapat mengembangkan ide-ide kreatifnya dengan nilai-nilai pendidikan dalam bentuk


(11)

2

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode atau model yang akan digunakan yang dituangkan dalam sebuah perencanaan dan dilaksanakan dalam sebuah kegiatan pembelajaran.

Berkaitan dengan penelitian ini, guru mata pelajaran seni budaya juga harus memiliki kompetensi dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran karena keduanya merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru terdapat empat kompetensi profesional guru yang menyangkut pada perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

(1) Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

(2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

(3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

(4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Kompetensi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran merupakan bagian penting dan perlu dipertimbangkan; idealnya untuk setiap kompetensi tiap guru mata pelajaran. Kompetensi dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran merupakan bagian dari beberapa kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, dan profesional. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa "Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran…". Kompetensi pedagogic merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi pengembangan kurikulum, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis (Mulyasa, 2008, hlm. 75).

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam memahami materi pembelajaran secara mendalam yang dapat membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional


(12)

3

Anggis Nusantri, 2014

Pendidikan. Secara lebih khusus, kompetensi profesional guru dalam mengembangkan kurikulum yang dijabarkan oleh Mulyasa (2008, hlm. 136) meliputi:

Pemahaman Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD), mengembangkan silabus, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik, menilai hasil belajar, menilai dan memperbaiki kurikulum sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemajuan zaman. Kurikulum, guru dan proses pembelajaran merupakan bagian yang tidak dapat terpisah dalam pendidikan. Kurikulum yang dituangkan dalam silabus merupakan langkah utama dalam penyusunan perencanaan program pembelajaran, namun kondisi sekolah, lingkungan, peserta didik dan guru juga merupakan hal penting yang tidak bisa diabaikan. Guru mentransfer makna dari kurikulum ke dalam proses pembelajaran melalui rencana pelaksanaan pembelajaran. Terkait hal ini, dapat dikatakan bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi yang baik dalam merencanakan pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Keterkaitan antara perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran merupakan paket tak terpisahkan karena pelaksanaan pembelajaran tidak akan berjalan baik dan maksimal tanpa adanya rencana pembelajaran sebelumnya, dan perencanaan pembelajaran tidak akan tersampaikan apabila tidak ada tindak lanjut berupa kegiatan pembelajaran; keduanya saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal senada juga dikemukakan oleh Cynthia dalam Mulyasa (2004 dikutip dari Majid 2012, hlm. 95) mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase persiapan mengajar ketika standar kompetensi dan kompetensi dasar serta metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya, tanpa persiapan mengajar, seorang guru akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya.

Hal ini juga harus terlihat pada implementasi Kurikulum 2013. Terlepas dari sistem kurikulum yang baru, guru harus mampu mencapai tujuan pembelajaran


(13)

4

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tercantum dalam Kurikulum 2013 (dalam hal ini KI dan KD), dengan melakukan fase persiapan, organisasi materi, begitupun analisa kebutuhan peserta didik dan kondisi sekolah.

Merujuk pada beberapa pernyataan tersebut di atas, upaya untuk mencapai tujuan pengajaran seni budaya secara maksimal selain factor guru dituntut menjadi pengajar dan pendidik yang berkompetensi tinggi baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran sebagai realisasi dari kurikulum, factor perubahan kurikulum juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian dari tujuan pendidikan. Evaluasi dari setiap perubahan kurikulum pada setiap jenjang dan satuan pendidikan yang masih abstrak berdampak pada pencapaian tujuan pendidikan. Kurikulum memang memegang peran penting dalam pendidikan akan tetapi kompetensi guru mata pelajaran khususnya seni budaya juga perlu diperhatikan terutama dalam pengaplikasian kurikulum yang baru ke dalam perencanaan pembelajaran dan direalisasikan dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya.

Namun demikian terdapat pro kontra dalam perkembangan implementasi kurikulum. Ada guru yang peka dan ada juga guru yang acuh tak acuh dalam menyikapi perubahan kurikulum. Hal senada juga diungkapkan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan, dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang kebijakan pengembangan profesi guru:

Hingga kini, baik fakta maupun persepsi, masih banyak kalangan yang meragukan kompetensi guru baik dalam bidang studi yang diajarkan maupun bidang lain yang mendukung terutama bidang didaktik dan metodik pembelajaran. Keraguan ini cukup beralasan karena didukung oleh hasil uji kompetensi yang menunjukkan masih banyak guru yang belum mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Uji kompetensi ini juga menunjukkan bahwa masih banyak guru yang tidak menguasai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Uji coba studi video terhadap sejumlah guru dibeberapa lokasi sempel melengkapi bukti keraguan itu. Kesimpulan lain yang cukup mengejutkan dari studi tersebut diantaranya adalah bahwa pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh ceramah satu arah dari guru dan sangat jarang terjadi tanya jawab. Ini mencerminkan betapa masih banyak guru yang tidak berusaha meningkatkan dan memutakhirkan profesionalismenya.


(14)

5

Anggis Nusantri, 2014

Keraguan dari pernyataan yang di ungkapkan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan, dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang realita kompetensi guru yang diperoleh dari hasil uji kompetensi semakin menguatkan keraguan tersebut. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang dilakukan setiap guru mata pelajaran mengenai penilaian terhadap Kurikulum 2013 pada format isian/masukan banyak guru memberikan masukan bagi Kurikulum 2013 untuk melakukan peninjauan kembali, ini menunjukan pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013 masih sangat kurang, kompetensinya untuk menjabarkan kurikulum dan mengaplikasikan di sekolah banyak mengalami kesulitan dan hambatan.

Masih banyaknya guru yang tidak menguasai kompetensi yang dipersyaratkan ditambah dengan kurangnya kemampuan untuk menggunakan TIK membawa dampak pada peserta didik yang hanya terbekali dengan kompetensi yang sudah usang akibatnya produk sistem pendidikan dan pembelajaran tidak siap terjun ke kehidupan nyata yang terus berubah. Kenyataan ini idealnya menjadi renungan terhadap sekolah-sekolah sebagai pilot project yang sudah menjadi sebuah kepercayaan untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut dengan baik. Menurut Majid (2012, hlm. 38) sekolah bertanggung jawab dalam pelaksanaan kurikulum yang mencakup: pengembangan kurikulum dalam bentuk silabus, perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.

Oleh karena itu, dalam sebuah proses keberhasilan penerapan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya: kemampuan guru dalam menentukan tujuan, memilih materi, media, metode, pendekatan dan evaluasi yang akan digunakan, dan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran; relevansi antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan komponen penting dalam keberhasilan sebuah kurikulum, sedangkan pelaksanaan pembelajaran merupakan cerminan nyata dari sebuah perencanaan pembelajaran. Berdasarkan kedua hal tersebut penelitian ini bermaksud melakukan studi tentang kompetensi guru Seni Budaya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Seni Budaya, sesuai dengan implementasi Kurikulum


(15)

6

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013 yang mana penilaian pembelajaran Seni Budaya dilihat dari proses (by

procces) pembelajaran bukan dari hasil (by product) pembelajaran, dengan

demikian proses pembelajaran yang diperoleh peserta didik merupakan gambaran dari kemampuan guru Seni Budaya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Seni Budaya di sekolah. Merujuk pada hal tersebut di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang kompetensi guru Seni Budaya berdasarkan implementasi Kurikulum 2013 yang secara spesifik kompetensinya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Seni Budaya di SMP sasaran.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan pemaparan di atas masalah-masalah yang ada diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kompetensi guru Seni Budaya dalam perencanaan pembelajaran dan pengaplikasiannya berupa pelaksanaan pembelajaran masih belum memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2. Pemahaman guru Seni Budaya terhadap Kurikulum 2013 masih kurang,

ditinjau dari isian Evaluasi Diri Sekolah (EDS) penilaian guru terhadap Kurikulum 2013.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi guru Seni Budaya dalam mengimplementasikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP sasaran?

a. Bagaimana kompetensi guru Seni Budaya dalam membuat perencanaan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan Kurikulum 2013?

b. Bagaimana kemampuan guru Seni Budaya dalam melaksanakan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan Kurikulum 2013?


(16)

7

Anggis Nusantri, 2014

c. Bagaimana relevansi perencanaan dengan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan kurikulum 2013?

2. Bagaimana upaya guru Seni Budaya mengatasi kesulitan dan hambatan dalam mengimplementasikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP sasaran?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah di atas tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi guru Seni Budaya dalam perencanaan pembelajaran dan pengaplikasiannya berupa pelaksanaan pembelajaran berdasarkan standar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk memperoleh data mengenai kompetensi guru Seni Budaya dalam mengimplementasikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP sasaran.

a. Untuk menginvestigasi kompetensi guru dalam membuat perencanaan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan Kurikulum 2013.

b. Untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan guru Seni Budaya dalam melaksanakan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan Kurikulum 2013.

c. Untuk memperoleh data mengenai relevansi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan Kurikulum 2013.

2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan guru Seni Budaya mengatasi kesulitan dan hambatan dalam mengimplementasikan


(17)

8

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP sasaran.

E. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan ataupun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada kajian literatur serta pengetahuan ilmiah mengenai kompetensi guru dalam aspek perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai rujukan untuk dilakukan penelitian yang lebih luas.

2. Lembaga

Bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan, juga acuan di sekolah sekaligus masukan mengenai kompetensi yang harus dimiliki seorang guru profesional khususnya guru pendidikan seni tari, dan kesiapannya dalam rangka menyongsong pelaksanaan pembelajaran.

3. Praktis a. Guru

Penelitian ini sebagai masukan dalam rangka mempersiapkan calon pengajar (guru) yang profesional, juga sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang seni budaya khususnya di SMP sasaran mengenai kompetensi guru dalam aspek perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran.

b. Siswa

Penelitian ini bisa dijadikan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan tentang kompetensi ideal yang harus dimiliki guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013.


(18)

9

Anggis Nusantri, 2014 c. Peneliti

Dapat menambah pengetahuan tentang kompetensi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta pengalamannya sebagai motivasi dan perbaikan mengajar bagi peneliti.

F. Struktur Organisasi Penelitian BAB I : PENDAHULUAN

Bab 1 berisi tentang uraian yang melatar belakangi penelitian yaitu dari hasil uji kompetensi guru yang menunjukkan masih banyak guru yang belum mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Identifikasi masalah penelitian, yaitu kompetensi guru Seni Budaya dalam perencanaan pembelajaran dan pengaplikasiannya berupa pelaksanaan pembelajaran masih belum memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Rumusan masalah penelitian, bagaimana kompetensi guru Seni Budaya dalam mengimplementasikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP sasaran, relevansi perencanaan dengan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan kurikulum 2013 di SMP sasaran, serta upaya guru Seni Budaya mengatasi kesulitan dan hambatan dalam mengimplementasikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP sasaran. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh data mengenai kompetensi guru Seni Budaya dalam mengimplementasikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP sasaran, relevansi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan Kurikulum 2013 dan untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan guru Seni Budaya mengatasi kesulitan dan hambatan dalam mengimplementasikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP sasaran. Manfaat dari penelitian dilakukan selain bagi peneliti sendiri juga bagi guru, peserta didik, kajian literature dan lembaga baik sekolah maupun jurusan Pendidikan Seni Tari. struktur organisasi yang berisi tentang uraian setiap bab dari bab 1 sampai bab terakhir yaitu bab 5.


(19)

10

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab 2 berisi tentang uraian kajian-kajian pustaka yang berhubungan dengan penelitian. Pada bab ini memiliki peran penting karena berisi tentang kajian teori yang mendukung penelitian dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, keterkaitan variabel-variabel penelitian yang dikaji, didukung dengan penelitian-penelitian terdahulu. Kurikulum 2013, menyangkut pada uji public kurikulum 2013, kompetensi guru Seni Budaya (merujuk pada kompetensi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu pada aspek kompetensi pedagogic dan profesional).

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab 3 berisi tentang desain penelitian berkaitan dengan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data dalam penelitiannya dari persiapan penelitian sampai pelaksanaan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian, serta profil sekolah sasaran dan profil partisipan yang diteliti diantaranya SMP Negeri 3 Cimahi (Ibu Deti dan Ibu Ririm), SMP Negeri 14 Bandung (Ibu Desy) dan SMP Negeri 29 Bandung (Ibu Lela). Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Definisi operasional penjabaran dari judul berdasarkan batasan-batasan penelitian yang digunakan. Instrument penelitian yang digunakan yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data terdiri dari studi pustaka, observasi langsung, wawancara, studi dokumentasi. Setelah data terkumpul dari data yang diperoleh selanjutnya dianalisis (analisis data).

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 4 berisi uraian yang terdiri dari hasil penelitian atau pemaparan data. Pada bab ini juga terdapat hasil data dari pedoman observasi dan respon peserta didik serta sebagai jawaban atas rumusan masalah, kemudian perencanaan pembelajaran Seni Budaya yang dilakukan oleh guru Seni Budaya di SMP sasaran, dan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya, serta relevansi, hambatan dan upaya yang dilakukan guru Seni Budaya dalam merencanakan dan


(20)

11

Anggis Nusantri, 2014

melaksanakan pembelajaran Seni Budaya selama empat kali pertemuan dimasing-masing sekolah sasaran. Selain hasil pemaparan data juga terdapat pembahasan atau analisis hasil penelitian, yaitu di dalamnya peneliti membahas kembali perencanaan, pelaksanaan, relevansinya, dan hambatan serta upaya yang dilakukan guru Seni Budaya dengan dikaitkan pada teori yang mendukung.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 merupakan bagian ahir dari sistematika penulisan skripsi yang terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya menunjukan kompetensi guru dalam mengimplementasikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya berdasarkan kurikulum 2013 belum maksimal sehingga dengan demikian keduanya belum sepenuhnya relevan. Sedangkan untuk saran yang ditulis ditunjukan untuk pihak sekolah, guru Seni Budaya dan kepada peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian selanjutnya.


(21)

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penilitian yang dipilih adalah SMP sasaran yang terletak di jalan KPAD Sriwijaya Cimahi (SMPN 3 Cimahi), jalan Lapangan Supratman No. 8 (SMPN 14 Bandung) dan Jalan Geger Arum No. 11a (SMPN 29 Bandung). Sekolah tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan dan kesesuaian dengan topik penelitian dan merupakan sekolah yang menjadi tempat

pailot implementasi Kurikulum 2013. Selain itu sekolah tersebut memiliki

reputasi yang baik sehingga peneliti berasumsi bahwa penelitian ini dapat merepresentasikan realita kompetensi guru dalam hal perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya.

2. Subyek Penelitian

Partisipan yang terlibat dengan penelitian ini adalah guru Seni Budaya di SMP sasaran sebagai subjek penelitian. Sekaitan dengan pemilihan subjek penelitian, lebih lanjut ditegaskan oleh Nasution (1996 dikutip dari Sulastri 2013, hlm. 41) yang mengemukakan bahwa metode kualitatif tidak menggunakan

random sampling atau acak dan tidak menggunakan populasi dan sample yang

banyak, samplenya biasanya sedikit dan dipilih.

Pemilihan narasumber untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat secara langsung dari narasumbernya sehingga dapat memberikan penguatan penelitian ini.Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman guru Seni Budaya dalam merencanakan pembelajaran dan kesesuaiannya dengan pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini aspek kompetensi guru yang akan ditelaah dalam penelitian diantaranya adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan, memilih materi, media, metode, pendekatan dan evaluasi yang akan digunakan, serta relevansi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Selain guru Seni Budaya, partisipan yang terlibat dalam penelitian


(22)

34

Anggis Nusantri, 2014

diantaranya kepala sekolah dan peserta didik sebagai sumber dan informan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman sekolah dalam implementasi Kurikulum 2013 serta proses pembelajaran Seni Budaya khususnya Seni Tari yang dialami peserta didik.


(23)

35

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Perencanaan Penelitian

1. Merencanakan dan mencari informasi dari berbagai subjek 2. Melakukan survey ke beberapa

sekolah yang ditunjuk sekolah sasaran penelitian

3. Membuat dan menyusun

proposal penelitian

4. Menyiapkan persyaratan

administrasi penelitian

Pelaksanaan Penelitian

1. Observasi ke lapangan 2. Membuat proposal

3. Mengumpulkan data penelitian 4. Pengolahan data

5. Analisis data

6. Membuat simpulan penelitian

Penyusunan Hasil Penelitian

1. Penyusunan Data

Penyusunan data dilakukan melalui tahap pengolahan dan analisis yang dihasilkan dari penelitian di lapangan dan melakukan proses bimbingan. Hal ini dilakukan agar laporan penelitian menjadi sistematis.

2. Pengetikan data

Pengetikan data dilakukan setelah semua data yang diperoleh selama penelitian terkumpul dan dilakukan secara sistematis melalui beberapa kali proses bimbingan


(24)

36

Anggis Nusantri, 2014

C. Metode Penelitian

Salah satu factor keberhasilan penelitian adalah metode yang digunakan peneliti di dalam melakukan berbagai kegiatan penelitian di lapangan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (1997, hlm. 150) bahwa metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dalam penelitiannya. Sedangkan metode menurut Alwasilah, A. C. (2012, hlm. 42) metode adalah cara untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam bukunya disebutkan ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab peneliti dalam merancang penelitian, meliputi: apa yang akan dilakukan peneliti dengan penelitiannya; data apa yang dicari dalam penelitiannya; pendekatan dan teknik apakah yang akan peneliti gunakan untuk mengumpulkan data; teknik apakah yang akan digunakan peneliti untuk menganalisis data. Dari keseluruhan pertanyaan yang disebutkan di atas merupakan metode atau cara peneliti untuk mendapatkan hasil investigasi penelitiannya.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kedudukan metode deskriptif kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi secara natural.Selain itu metode deskriptif kualitatif juga memaparkan atau mendeskripsikan masalah yang sedang diteliti.Penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Senada dengan yang diungkapkan oleh Nana S. dalam Sulastati (2008, hlm. 72).

Suatu bentuk penelitian yang paling dasar ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas,karakteristik, perubahan, hubungan kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.

… penelitian kualitatif lebih tertarik pada upaya menjelaskan dan memahamifenomena sosial sebagaiamana mereka (orang-orang di dunia ini, lebih khusus lagi responden penelitian) memahaminya. Alwasilah, A. C. 2012, hlm. 141).

maka dalam penelitian kualitatif dapat melatih orang untuk menjadi pewawancara atau pengamat yang terpercaya karena keotentikan dokumen dan bukti tertulis


(25)

37

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lainnya.sedangkan menurut Nasution (1996, dikutip dari Sulastri 2013, hlm. 42) bahwa :

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini.dengan kata lain penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan. Kompetensi guru dewasa ini menjadi masalah actual dalam mengimplementasikan kurikulum terutama kompetensinya dalam merencanakan :menentukan tujuan, memilih materi, media, metode, pendekatan dan evaluasi yang akan digunakan, serta relevansi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru terdapat empat kompetensi profesional guru yang menyangkut pada perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Keempat kompetensi di atas akan berdampak pada wawasan yang diterima peserta didik, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nuryani (2007) bahwa :

Dewasa ini, tampak bahwa guru kurang memperhatikan kompetensi profesional mereka, contohnya mereka cenderung lebih berperan sebagai

“pelatih tari” daripada pendidik tari profesional, pengembangan dan analisis

materi juga kurang diperhatikan, juga pemahaman komprehensif teori mereka cenderung kurang dikuasai yang berdampak pada terbatasnya pengembangan wawasan serta pola berpikir kritis dan analitisnya.

Sesuai dengan masalah di atas maka fokus penelitian yang akan diteliti adalah kompetensi guru Seni Budaya dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 (Studi tentang aspek perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya di SMP). Penelitian ini akan memerlukan pengamatan atau analisa yang menghasilkan deskriptif dari fakta-fakta berupa tulisan atau lisan dari partisipan yang terlibat.


(26)

38

Anggis Nusantri, 2014

D. Definisi Operasional

Untuk mengantisipasi sikap penafsiran makna istilah yang beragam, maka dalam hal ini perlu dijelaskan definisi variabel sesuai dengan operasional dari penelitian yang akan dilaksanakan.Mengenai definisi operasional penelitian dijelaskan oleh Surakhmad (1998, hlm. 36 dikutip dari Jaohari R. 2011, hlm. 7) :

Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya : tenaga, kecekatan, waktu, biaya,dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut, definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kurikulum 2013

Dimensi penelitian ini adalah pada implementasi Kurikulum 2013 sebagai pedoman pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional.Tema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi (Kemdikbud 2013).

2. Kompetensi Guru

Kompetensi yang akan di teliti adalah kompetensi guru Seni Budaya.

Kompetensi guru sebagai … descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful … kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti (Broke and Stone 1995).

3. Perencanaan pembelajaran

Kompetensi guru yang dianalisis adalah kompetensi guru Seni Budaya dalam perencanaan pembelajaran Seni Budaya. Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode


(27)

39

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengajaaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Majid 2012).

4. Pelaksanaan pembelajaran

Kompetensi guru yang dianalisis dari kompetensi perencanaan pembelajaran Seni Budaya, relevansinya dengan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya.Pelaksanaan pembelajaran adalah pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi, pendekatan, prinsip-prinsip dari metode pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang efisien dan efektif (Ali 1992).

Dari definisi operasional di atas, aspek kompetensi guru yang akan ditelaah dalam penelitian ini diantaranya adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan, memilih materi, media, metode, pendekatan dan evaluasi yang akan digunakan, serta relevansi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

a. Observasi ini sebagai langkah awal sebelum wawancara untuk melihat keadaan sekolah, observasi ini dilakukan dengan kunjungan ke SMP sasaran. Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi aktual dari partisipan yang terlibat (Cresswel, 2012, hlm. 213; Fraenkel, Wallen dan Hyun, 2012, hlm. 445; lihat juga Ari et.al., 2010). Dalam penelitian ini partisipan yang akan diobservasi adalah guru Seni Budaya dalam hal kompetensinya ketika merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kompetensi guru Seni Budaya dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta relevansinya dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Selain observasi kepada guru Seni Budaya, observasi juga dilakukan kepada peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui ketercapaian materi pembelajaran Seni Budaya yang diterima peserta didik selama proses


(28)

40

Anggis Nusantri, 2014

pembelajaran berlangsung. Ketika observasi peneliti berperan sebagai non partisipan observer yang berarti peneliti tidak terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (lihat Creswell, 2012 : ; Ary, et.al., 2010; Hatch, 2002; Franken, Wallen, dan Hyun, 2012 : ). Selama observasi peneliti membuat field note dan mengambil beberapa gambar terkait perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru Seni Budaya.

b. Wawancara digunakan untuk memperoleh pandangan partisipan terhadap kompetensi guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang mungkin tidak didapat dalam observasi (Alwasilah, 2002). Selain itu wawancara juga ditujukan untuk menggali lebih dalam keyakinan partisipan mengenai satu hal (Cresswell, 2012 ; Hatch, 2002). Wawancara dilakukan kepada guru Seni Budaya sebagai narasumber mengenai kompetensinya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Seni Budaya serta kesiapannya mengenai upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Wawancara dilakukan pada tahap awal dan akhir penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui upaya-upaya guru dalam mengatasi kesulitan selama proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya. Dalam penelitian ini fokus group interview digunakan dengan tujuan untuk mengorek informasi dan respon baik yang umum atau pun spesifik dari semua partisipan (lihat Creswell, 2012; Alwasilah, 2002).

c. Studi dokumentasi digunakan untuk membantu peneliti memahami topik sentral penelitian kualitatif (Cresswell, 2012) dalam hal ini kompetensi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Seni Budaya. Jenis dokumentasi yang diteliti kalender pendidikan, silabus, dan RPP. Teknik ini bertujuan agar peneliti dapat memperkuat temuan yang didapat pada observasi dan wawancara. Hal ini akan terbukti manakala kesesuaian penyusunan perencanaan pembelajaran dengan kurikulum yang diberlakukan disekolah tersebut dan dalam pelaksanaan


(29)

41

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajarannya sesuai atau tidak dengan RPP yang telah disusun sebelumnya oleh guru Seni Budaya serta materi pembelajaran tersampaikan atau tidak kepada peserta didik.

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Mengacu kepada Creswell (2012), data dianalisa melalui berbagai tahap sebagai berikut:

a. Data yang didapat dari observasi berupa field notes dituangkan dalam bentuk tulisan deskriptif terkait dengan topic utama penelitian ini.

b. Rekaman wawancara ditranskrip kedalam bentuk tulis untuk memudahkan peneliti mengelompokan pandangan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru Seni Budaya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. c. Setelah dokumen-dokumen berupa silabus, RPP, dan jurnal harian guru

dianalisa kesesuaiannya dengan kompetensi guru dan standar isi kurikulum 2013, hasilnya digunakan untuk mendukung gambaran atau visualisasi temuan kompetensi guru dari observasi dan wawancara.

Kompetensi guru dapat dilihat dari hasil ketiga analisa data tersebut. Kesesuaian dari hasil ketiga analisa tersebut (triangulasi) menjadi patokan utama peneliti menentukan kompetensi guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya.

Pada prinsipnya analisis data merupakan proses pengumpulan agar data yang diperoleh dapat ditafsirkan. Analisis data dilakukan sebelum, saat dan sesudah memasuki lapangan.Menyatakan bahwa analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian (Nasution 1988).

Data yang diperoleh dari lapangan harus segera dituangkan ke dalam bentuk tulisan dan dianalisis oleh peneliti untuk memperoleh analisis data pada akhir penelitian.Analisis data dengan mengolah data dengan beberapa upaya dari data yang telah terkumpul yang diperoleh dari observasi di lapangan.

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menentukan pola,


(30)

42

Anggis Nusantri, 2014

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Bogdan dan Biklen (1982, dikutip dari Sulastri 2008, hlm. 51) .

G. Langkah-langkah Penelitian 1. Tahap Awal

Tahap ini merupakan tahap awal sebelum penelitian, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah memilih permasalahan yang actual dan menarik untuk diteliti atas dasar penelitian terdahulu dengan kajian beberapa literatur, dan menentukan lokasi yang akan dijadikan sebagai objek penelitian, peneliti tertarik dan bermaksud untuk meneliti kompetensi guru seni budaya dalam mengimplementasikankurikulum 2013 (studi tentang aspek perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran seni budaya di SMP). Setelah judul ditentukan untuk melanjutkan tahap selanjutnya judul diajukan kepada Dewan Skripsi.

Setelah judul diserahkan kepada Dewan Skripsi dilanjutkan penyusunan proposal dengan studi pustaka ke beberapa media cetak, online, jurnal dan lain sebagainya sebagai bahan referensi terkait dengan tujuan penelitian. Dalam penyusunan proposal peneliti melakukan konsultasi dengan Pembimbing Akademik untuk mendapat arahan mengenai teknik operasional penelitian dan diserahkan pada Dewan Skripsi untuk diseminarkan.

Persiapan sebelum pelaksanaan penelitian dilakuakan peneliti harus memiliki surat perizinan penelitian demi kelancaran penelitian yang disusun oleh Universitas melalui fakultas, menghindari kesalah pahaman atau penafsiran masalah penelitian peneliti memfokuskan permasalahan yang akan diteliti.


(31)

43

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa langkah diantaranya; tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap menganalisis data dan tahap penyususnan laporan.

a. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan diantaranya:

1. Mencari keterangan yang akurat mengenai masalah yang akan diteliti 2. Menentukan masalah, judul penelitian, dan kerangka penelitian 3. Membuat proposal penelitian

4. Membuat surat ijin penelitian

b. Tahap Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data untuk menguji kebenaran informasi dan data yang diperoleh dengan cara pengecekan atas data yang sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan pengumpulan data seperti studi pustaka, wawancara dan studi dokumentasi, dengan melakukan pengamatan langsung tentang kompetensi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

c. Tahap Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan cara menyusun data yang diperoleh dari observasi di lapangan.

Mengolah data berarti menimbang, menyaring, mengatur dan mengklasifikasikan. Menimbang dan menyaring data itu ialah benar-benar memilih secara hati-hati data yang relevan, tepan dan berkaitan dengan masalah yang tengah diteliti. Mengatur dan mengklasifikasikan ialah menggolongkan, menyususn aturan tertentu. (Kartono K. 1990, hlm. 86 dikutip dari Sulastri 2008, hlm. 56).

Data yang telah diperoleh dari hasil observasi dipilih dan diklasifikasikan sesuai dengan masalah yang tengah diteliti yang ada pada rumusan masalah.

d. Tahap Menganalisis Data

Tahap analisis data dilakukan dengan beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Memriksa data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian di lapangan

dengan cara penyeleksian data serta mengklasifikasikan berdasarkan aspek permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian.


(32)

44

Anggis Nusantri, 2014

2. Data yang sudah terkumpul sesuai aspek permasalahan penelitian dianalisis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan.

3. Menarik kesimpulan dari hasil data yang telah dianalisis sesuai dengan data yang telah diperoleh.

3. Tahap Akhir

Setelah semua data dianalisis dan disusun berdasarkan permasalahan yang diperoleh, selanjutnya seluruh data dikumpulkan untuk dijadikan laporan deskripsi dengan berpedoman pada buku penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesi.Penyususnan penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan baik pembimbing I maupun pembimbing II.


(33)

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti, dapat diperoleh kesimpulan dari pembelajaran Seni Budaya dengan melihat kompetensi guru Seni Budaya dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 (studi aspek perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya di SMP sasaran). Sebagaimana diketahui bahwa kompetensi inti guru menyangkut pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu kompetensi pedagogic dan kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogic guru Seni Budaya dalam pembelajaran Seni Budaya di SMP sasaran meliputi penguasaan karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual, mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran Seni Budaya, menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran Seni Budaya, dan mengembangkan Kurikulum 2013 yang terkait dengan mata pelajaran Seni Budaya. Kompetensi profesional guru Seni Budaya dalam perencanaan pembelajaran Seni Budaya di SMP sasaran diantaranya memahami kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Seni Budaya, memahami tujuan pembelajaran Seni Budaya, memilih dan mengolah materi pembelajaran Seni Budaya sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Upaya guru mengatasi berbagai kesulitan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Seni Budaya dilakukan melalui diskusi dengan teman sejawat/satu profesi, sementara yang menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran Seni Budaya diantaranya keterlambatan buku ajar dan pemahaman guru Seni Budaya tentang Kurikulum 2013 yang berdampak pada kompetensi guru dalam mengkaitkan atau menghubungkan mata pelajaran Seni budaya dengan ilmu-ilmu yang relevan yang mendukung mata pelajaran Seni Budaya dengan kata lain kompetensi guru mengenai kedalaman ilmu tentang Seni Budaya dengan


(34)

ilmu-107

Anggis Nusantri, 2014

ilmu yang relevan yang dapat mendukung pembelajaran Seni Budaya. Selain kesulitan yang dialami guru Seni Budaya dalam implementasi Kurikulum 2013, kesulitan yang dialami peserta didik yaitu penggunaan media pembelajaran yang mengharapkan setiap peserta didik mempunyai laptop atau computer.

Pembelajaran Seni Budaya di kelas terutama optimalisasi pembelajaran

student centre mulai terlaksana dengan baik pada kurikulum ini. Dalam

pengembangan dan pemahaman Kurikulum 2013 guru berusaha melakukan berbagai upaya agar memahami dan mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran meskipun hasil yang diperoleh belum sepenuhnya berjalan maksimal.

B. Saran

Penelitian mengenai guru, terlebih aspek kompetensi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang diteliti belum banyak dilakukan, sehingga banyak yang belum terbahas yang akan sangat bermanfaat bagi penelitian sejenis dimasa yang akan datang. Berikut saran yang hendak dikemukakan berdasarkan hasil penelitian yang dapat dijadikan bahan telaah dan sumbangan pemikiran, sehingga tidak hanya dijadikan sebagai wacana atau bahan bacaan saja khususnya bagi pihak terkait.

Guru Seni Budaya diharapkan dapat meningkatkan kualitas diri dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, dengan memahami dan mampu menjabarkan Kurikulum 2013, ini dikarenakan agar tujuan dan kompetensi dasar guru dapat tercapai. Guru Seni Budaya diharapkan dapat lebih menggali potensi diri sebagai tenaga pendidik dan pengajar yang profesional, sehingga mampu memaksimalkan kompetensinya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sebagai guru yang profesional dan mempunyai daya saing dalam dunia pendidikan.


(35)

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Alma, B. (2009). GURU PROFESIONAL (Menguasai Metode dan Terampil

Mengajar). Bandung: ALFABETA, cv.

Ary, et.al., (2010). Introduction to Research in Education 8th Edition.

Belmont: WADSWORTH Cengage.

Creswell, J.W. (2012). Educational Research: Planning, Conducting and

Evaluating Quantitative and Qualitative Research 4th Edition. Boston:

Pearson.

Faturrohman, P. dan Suryana, A. (2012). GURU Profesional. Bandung: PT Refika Aditama.

Fraenkel, J.R., Wallen, N.E., Hyun, H.H. (2012). How to Design and

Evaluate Research in Education. New York: McGraw Hill.

Hatch, J.A. (2002). Doing Qualitative Research in Education Settings. New York: State University of New York Press.

Jaohari, R. (2011). DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN HARNESS

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWE (Study Eksperimen pada Atlet Futsal Anggota UKM Futsal Puteri Universitas Pendidikan Indonesia). Skripsi Sarjana S1 pada FPOK UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Kunandar. (2009). Guru Profesonal Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Skses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: RAJA

GRAFINDO PERSADA.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Badung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Ruhimat, T., dkk. (2012). KurikulumdanPembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(36)

109

Anggis Nusantri, 2014

Sidik, D. J. (2008). Kompetensi Guru Pendidikan Seni Tari dalam

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Seni Budaya pada Peserta didik Kelas VII di SMP Negeri 3 Lembang.

Skripsi Sarjana S1 pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sulastati. (2008). Analisis Pencapaian Kompetensi Dasar Pendidikan Seni

Tari Peserta didik Kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu. Skripsi Sarjana

S1 pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sulastri, A. R. (2013). Kompetensi Guru Seni Tari dalam Implementasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Mata Pelajaran Seni Budaya di Kelas VIII SMP Negeri 1 Gegerbitung. Skripsi Sarjana S1

pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Suryosubroto, B.(2002). Proses BelajarMengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesi. (2012). PEDOMAN PENULISAN KARYA

ILMIAH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.Bandung: UPI

Press.

Universitas Pendidikan Indonesi. (2013). PEDOMAN PENULISAN KARYA

ILMIAH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.Bandung: UPI

Press.

Usma, M. (2011). MENJADI GURU PROFESIONAL. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.


(37)

110

Anggis Nusantri, 2014

Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Daftar Unduhan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan, dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Kebijakan Pengembangan Profesi Guru: Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Tahun 2012.[Online], 15-16

halaman. Tersedia :

http://Materi-KPPG.pdf. [05 Februari 2013]

Kemendikbud. (2013 a). Uji Publik Kurikulum 2013: Penyederhanaan,

Tematik-Integratif. [online].

Tersedia: http://www.Downloads/Uji Publik Kurikulum 2013 Penyederhanaan, Tematik-Integratif _.htm [02 Desember 2013]

Kemendikbud. (2013 b). Struktur Kurikulum 2013. [online].

Tersedia: http://www. Downloads/Struktur Kurikulum 2013 _.htm [02 Desember 2013]

Kemendikbud. (2013 c). Keberhasilan Kurikulum 2013. [online].

Tersedia: http://www. Downloads/Keberhasilan Kurikulum 2013 _.htm [02 Desember 2013]

Nuryani, W. (2010). Profesionalitas Guru Seni Tari: Antara Harapan dan

Kenyatan.[Online], 2-6 halaman.

Tersedia:

http://PROFESIONALISMEGURU. Dok.2.pdf [16 Februari 2013] Permendiknas. (2013). Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

[online], 18-22 halaman.

Tersedia: http://Permen16-2007KompetensiGuru.pdf [16 Februari 2013] Tn. (2011). Pengertian Kegiatan Menurut Beberapa Ahli.[Online].

Tersedia: http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-kegiatan-menurutbeberapa.html [03 April2013]


(1)

44

2. Data yang sudah terkumpul sesuai aspek permasalahan penelitian

dianalisis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan.

3. Menarik kesimpulan dari hasil data yang telah dianalisis sesuai dengan data yang telah diperoleh.

3. Tahap Akhir

Setelah semua data dianalisis dan disusun berdasarkan permasalahan yang diperoleh, selanjutnya seluruh data dikumpulkan untuk dijadikan laporan deskripsi dengan berpedoman pada buku penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesi.Penyususnan penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan baik pembimbing I maupun pembimbing II.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti, dapat diperoleh kesimpulan dari pembelajaran Seni Budaya dengan melihat kompetensi guru Seni Budaya dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 (studi aspek perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya di SMP sasaran). Sebagaimana diketahui bahwa kompetensi inti guru menyangkut pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu kompetensi pedagogic dan kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogic guru Seni Budaya dalam pembelajaran Seni Budaya di SMP sasaran meliputi penguasaan karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual, mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran Seni Budaya, menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran Seni Budaya, dan mengembangkan Kurikulum 2013 yang terkait dengan mata pelajaran Seni Budaya. Kompetensi profesional guru Seni Budaya dalam perencanaan pembelajaran Seni Budaya di SMP sasaran diantaranya memahami kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Seni Budaya, memahami tujuan pembelajaran Seni Budaya, memilih dan mengolah materi pembelajaran Seni Budaya sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Upaya guru mengatasi berbagai kesulitan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Seni Budaya dilakukan melalui diskusi dengan teman sejawat/satu profesi, sementara yang menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran Seni Budaya diantaranya keterlambatan buku ajar dan pemahaman guru Seni Budaya tentang Kurikulum 2013 yang berdampak pada kompetensi guru dalam mengkaitkan atau menghubungkan mata pelajaran Seni budaya dengan ilmu-ilmu yang relevan yang mendukung mata pelajaran Seni Budaya dengan kata lain kompetensi guru mengenai kedalaman ilmu tentang Seni Budaya dengan


(3)

ilmu-107

ilmu yang relevan yang dapat mendukung pembelajaran Seni Budaya. Selain kesulitan yang dialami guru Seni Budaya dalam implementasi Kurikulum 2013, kesulitan yang dialami peserta didik yaitu penggunaan media pembelajaran yang mengharapkan setiap peserta didik mempunyai laptop atau computer.

Pembelajaran Seni Budaya di kelas terutama optimalisasi pembelajaran student centre mulai terlaksana dengan baik pada kurikulum ini. Dalam pengembangan dan pemahaman Kurikulum 2013 guru berusaha melakukan berbagai upaya agar memahami dan mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran meskipun hasil yang diperoleh belum sepenuhnya berjalan maksimal.

B. Saran

Penelitian mengenai guru, terlebih aspek kompetensi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang diteliti belum banyak dilakukan, sehingga banyak yang belum terbahas yang akan sangat bermanfaat bagi penelitian sejenis dimasa yang akan datang. Berikut saran yang hendak dikemukakan berdasarkan hasil penelitian yang dapat dijadikan bahan telaah dan sumbangan pemikiran, sehingga tidak hanya dijadikan sebagai wacana atau bahan bacaan saja khususnya bagi pihak terkait.

Guru Seni Budaya diharapkan dapat meningkatkan kualitas diri dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, dengan memahami dan mampu menjabarkan Kurikulum 2013, ini dikarenakan agar tujuan dan kompetensi dasar guru dapat tercapai. Guru Seni Budaya diharapkan dapat lebih menggali potensi diri sebagai tenaga pendidik dan pengajar yang profesional, sehingga mampu memaksimalkan kompetensinya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sebagai guru yang profesional dan mempunyai daya saing dalam dunia pendidikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Alma, B. (2009). GURU PROFESIONAL (Menguasai Metode dan Terampil Mengajar). Bandung: ALFABETA, cv.

Ary, et.al., (2010). Introduction to Research in Education 8th Edition. Belmont: WADSWORTH Cengage.

Creswell, J.W. (2012). Educational Research: Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitative Research 4th Edition. Boston: Pearson.

Faturrohman, P. dan Suryana, A. (2012). GURU Profesional. Bandung: PT Refika Aditama.

Fraenkel, J.R., Wallen, N.E., Hyun, H.H. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw Hill.

Hatch, J.A. (2002). Doing Qualitative Research in Education Settings. New York: State University of New York Press.

Jaohari, R. (2011). DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN HARNESS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWE (Study Eksperimen pada Atlet Futsal Anggota UKM Futsal Puteri Universitas Pendidikan Indonesia). Skripsi Sarjana S1 pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kunandar. (2009). Guru Profesonal Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Skses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: RAJA GRAFINDO PERSADA.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Badung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Ruhimat, T., dkk. (2012). KurikulumdanPembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(5)

109

Sidik, D. J. (2008). Kompetensi Guru Pendidikan Seni Tari dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Seni Budaya pada Peserta didik Kelas VII di SMP Negeri 3 Lembang. Skripsi Sarjana S1 pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sulastati. (2008). Analisis Pencapaian Kompetensi Dasar Pendidikan Seni Tari Peserta didik Kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu. Skripsi Sarjana S1 pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sulastri, A. R. (2013). Kompetensi Guru Seni Tari dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Mata Pelajaran Seni Budaya di Kelas VIII SMP Negeri 1 Gegerbitung. Skripsi Sarjana S1 pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Suryosubroto, B.(2002). Proses BelajarMengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesi. (2012). PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.Bandung: UPI Press.

Universitas Pendidikan Indonesi. (2013). PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.Bandung: UPI Press.

Usma, M. (2011). MENJADI GURU PROFESIONAL. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.


(6)

B. Daftar Unduhan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan, dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. (2012). Kebijakan Pengembangan Profesi Guru:

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Tahun 2012.[Online], 15-16 halaman.

Tersedia :

http://Materi-KPPG.pdf. [05 Februari 2013]

Kemendikbud. (2013 a). Uji Publik Kurikulum 2013: Penyederhanaan, Tematik-Integratif. [online].

Tersedia: http://www.Downloads/Uji Publik Kurikulum 2013

Penyederhanaan, Tematik-Integratif _.htm [02 Desember 2013] Kemendikbud. (2013 b). Struktur Kurikulum 2013. [online].

Tersedia: http://www. Downloads/Struktur Kurikulum 2013 _.htm [02

Desember 2013]

Kemendikbud. (2013 c). Keberhasilan Kurikulum 2013. [online].

Tersedia: http://www. Downloads/Keberhasilan Kurikulum 2013 _.htm

[02 Desember 2013]

Nuryani, W. (2010). Profesionalitas Guru Seni Tari: Antara Harapan dan Kenyatan.[Online], 2-6 halaman.

Tersedia:

http://PROFESIONALISMEGURU. Dok.2.pdf [16 Februari 2013] Permendiknas. (2013). Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

[online], 18-22 halaman.

Tersedia: http://Permen16-2007KompetensiGuru.pdf [16 Februari 2013] Tn. (2011). Pengertian Kegiatan Menurut Beberapa Ahli.[Online].

Tersedia: