PEMANFAATAN SUMBER DAYA PENDIDIKAN YANG ADA DI MASYARAKAT DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN DI KOTAMADYA CIREBON: Fokus Studi pada Hubungan Kelembagaan MI dengan Masyarakat.

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PENDIDIKAN
YANG ADA DI MASYARAKAT

DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PROGRAM WAJIB BELAJAR
PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN
DI KOTAMADYA CIREBON

( Fokus Studi pada Hubungan Kelembagaan MI dengan Masyarakat)

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

NUR AEDI
NIM : 9696008

PROGRAM PASCASARJANA


INSTITUT KEGLIRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1999

Disetujui dan disahkan untuk
mengikuti ujian tahap II

Pembimbing I,

UJ)~^JfJ
Prof.f. Dr. ft.
H. Engkoswara, M.Ed.

Pembimbing II,

Prof. Dr. Supandi

ABSTRAK


Nur Aedi, Pemanfaatan Sumber Daya Pendidikan yang ada di
Masyarakat dalam Rangka Pengembangkan Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun di Kotamadya Cirebon ( Fokus study pada

hubungan kelembagaan MI dengan masyarakat ), studi ini dilakukan
telaah atas hubungan lembaga Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang ada di
Kotamadya Cirebon dengan Masyarakat dalam rangka memanfaatkan
potensi dan Sumber daya pendidikan yang ada di Masyarakat guna
terdptanya program pengembangan wajib belajar pendidikan dasar
secara menyeluruh dan merata khususnya di Kotamadya Cirebon,
melalui hubungan strategis, maka akan tertanam keyakinan pada
masyarakat dengan kehadiran lembaga Madrasah Ibtidaiyah dan
masyarakat akan merasakan buah dan manfaat dari keberadaan lembaga
tersebut yang dijembatani melalui anak didik dari masyarakat yang di
didik pada lembaga Madrasah Ibtidaiyah.
Studi ini dilakukan dengan menggunakan methode kualititatif,
yang berupa interaksi dan refleksi masyarakat terhadap lembaga yang
diperoleh langsung melalui wawancara, questioner dan studi
dokumentasL


Fokus penelitian ini menitikberatkan pada hubungan lembaga
madrasah ibtidaiyah swasta dengan masyarakat, dengan mengambil
sampel seluruh dari Madrasah swasta dengan populasi sebanyak lima
belas Madrasah swasta yang ada di Kotamadya Cirebon, dengan subyek
penelitian adalah ; Kepala Sekolah, Alumnus, Orang tua murid,
Pimpinan instansi terkait (pemerintah) dan yayasan.
Permasalahan yang muricul pada penelitian ini adalah kekurang
efektifan dan keserasian dalam hubungan struktural antara lembaga
Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakatnya, terutama mengenai

masukan-masukan yang diterima oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah
yang kesemuanya datang dari masyarakat, output atau keluaran
Madrasah Ibtidaiyah bagi masyarakat, metode yang dipergunakan dalam
menyampaikan pesan dan hubungan antara pihak lembaga Madrasah
Ibtidaiyah dengan pihak instansi pemerintah dan terakhir hasil yang
diperoleh dari hubungan keduanya (lembaga dengan masyarakat).
Temuan yang diperoleh di lapangan membuktikan bahwa

pengelolaan hubungan struktural antara pihak lembaga dengan
masyarakatnya belum terleks&na sebagaimana mestinya, dimana


perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program belum dilakukan
dengan baik, sebab kurangnya tenaga profesional yang menangani
bidang tersebut sehingga kendala yang muncul adalah: pertama, lembaga
kurang dapat memanfaatkan potensi dan masukan yang datang dari
masyarakat secara sempurna, padahal daya dukung masyarakat akan
tercipta secara penuh apabila lembaga dapat membuktikan kinerjanya
dalam mengelola hubungan keduanya, dengan menanamkan
keteladanan melalui anak didik yang ada pada lembaga Madrasah
Ibtidaiyah masyarakat akan semakin percaya keberadaan lembaga
sebagai salah satu lembaga sosial yang menjadi andalan masyarakat
Kedua, demikian halnya dengan alumnus yang menjadi suatu
kebanggaan bagi masyarakatnya, dengan mengaplikasikan displin ilmu
yang diterima selama belajar pada bangku sekolah dasar dengan disiplin
ilmu keagamaan yang diutamakan, maka masyarakat akan memandang
keberhasilan lembaga dalam mendidik anak-anaknya ketika mereka
hadir dan dapat diterima di masyarakat dengan segala disipilin ilmu yang
mereka miliki.

ketiga, metode penyampaian pesan dari lembaga tergantung kepada

pengelola lembaga itu sendiri, dalam hal ini adininistrator Madrasah
Ibtidaiyah yang semakin dituntut untuk dapat menyelaraskan tuntutan
yang datang dari masyarakat sekitar, denga melalui visL misi dan
kebijakan yang dibuatnya masyarakat mengharap sepenuhnya dapat
diterima sebagai suatu komunikasi yang akan menghubungkan pihak
masyarakat dengan lembaga yang dikelolanya.
Keempat, hubungan dengan instansi terkait terutama dengan pihak
pemerintah bagi suatu lembaga pendidikan merupakan hubungan arus
atas dalam rangka mendapat dukungan penuh dari pemerintah, dengan
terciptanya hubungan yang hrmonis antara pihak Madrasah Ibtidaiyah
dengan pihak pemerintah, maka akan memungkinkan program
terlaksana dan mendapat dukungan secara penuh.
Kelima, hasil penelitian membuktikan bahwa lembaga Madrasah
Ibtidaiyah yang kesemuanya terpusat pada adnninistrator lembaga belum
mampu memanfaatkan potensi sumber daya pendidikan yang ada pada
masyarakat secara optimal, terbukti komunikasi yang dilakukan oleh

pihak lembaga belum terlaksana secara profesional, hal ini salah satu
kendalanya adalah kurang tepatnya media yang dipergunakan oleh
pihak lembaga dalam menyampaikan pesan terhadap masyarakat baik

pesan tertulis ataupun pesan lisan, sehingga masalah yang muncuk
masyarakat belum bisa menerima informasi secara utuh dan menyeluruh,

pada gilirannya pelaksanaan dan pengembangan program wajib belajar
pendidikan dasar 9tahun mengalami hambatan yang cukup berarti.

Penelitian ini membuktikan bahwa pada prinsipnya suatu kebijakan yang

diberlakukan pada seseorang atau suatu kelompok masyarakat
kesemuanya akan kembali kepada siapa pembuat kebijakan tersebut
Admnistrator lembaga Madrasah Ibtidaiyah sebagai seorang pembuat

kebijakan harus mampu memahami type dan karakteristik masyarakat
yang ada di sekelilingnya, sebab ketika kebijakan itu diterima oleh
masyarakat di sekeklilingnya, maka akan memudahkan bagi lembaga
dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat dimana lembaga
berada.

DAFTAR


LSI

Halaman

ABSTRAK

i

PENGHARAGAAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH

iv

DAFTAR TABEL

vi

BAB I.

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

1

B. Masalah

15

1. Identifikasi Masalah

15

2. Pertanyaan Penelitian

19

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

BAB II


20

1. Tujuan Umum

20

2. Manfaat Penelitian

22

D. Asumsi-asumsi Tentang Masyarakat

22

E. Kerangka Acuan Penelitian

24

F. Kerangka Pemikiran


26

LANDASAN TEORITK

A. Organisa-i Sebagai Suatu Sistem

29

B. Organisasi Pendidikan

35

C. Madrasah Ibtidaivah Sebagai Suatu Organisasi
Pendidikan

D. Produktivitas Madrasah Ibtidaivah

42

43


E. Madiasali Ibtidaivah dan Pemberdayaan Masya rakat

F. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
1. Pemberdavaan Masyarakat

49

53
54

2. Sasaran-sasaran Pemberdayaan

68

3. Masyarakat Sebagai Sumber Daya Pendidikan

69

G. Pemberdayaan dalam Lingkup Administrasi Pen
didikan

H. Aplikasi Landasan Teori dalam Penelitian
BABffl

BAB IV

^

75

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

80

B. Subyek Penelitian
C. Pengumpulan Data
D. Pengolahan dan Analisis Data

81
82
84

E. Validitas Temuan Penelitian

85

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian
1. Input Madrasah Ibtidaiyah dari Masyarakat
2. Jenis dan Sumber Masukan Dari Masyarakat ...

87
87
95

3. Pola Perintisan Wajib Belajar Pendidikan Dasar

9 tahun di Madiasali Ibtidaiyah

96

4. Perbandingan Madrasah Ibtidaiyah dengan Lem

baga Pendidikan Lainnya

98

5. Motivasi Masyarakat Masuk ke Lembaga Madw

sah Ibtidaiyah

6. Output Madrasah Ibtidaiyah Bagi Masyarakat ..

10°

102

7. Methode Penyampaian Pesan Terhadap Masya
rakat

*09

8. Hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan Instan
si Terkait

B. Pembahasan Penelitian

1. input Madrasah Ibtidaiyah dari Masyarakat ..

n3

H7

117

2. Jenis dan Sumber Masukan

117

3. Pola Perintisan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
9 tahun di Madrasah Ibtidaiyah

118

4. Perbandingan Madrasah Ibtidaiyah dengan Lem

baga Pendidikan Lainnya

119

5. Motivasi Masyarakat Masuk Kelembaga Madra

sah Ibtidaiyah

6. Output Madrasah Ibtidaiyah Bagi Masyarakat...

119

119

7. Methode Penyampaian Pesan terhadap Masyara
kat

120

8. Hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan Instasi
Terkait

BAB V

121

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

131

B. Implikasi Hasil Penelitian

136

C. Rekomendasi

139

DAFTAR PUTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB

I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan bidang pendidikan merupakan salah satu bagian

pembangunan Nasional, yang lingkupnya antara lain meliputi peningkatan segi
kuantitas dan kualitas pendidikan.

Kualitas sendiri dapat diartikan salah satunya dengan melalui pembenahan

dan kelengkapan sarana juga fasilitas pendidikan, sedangkan peningkatan dalam

segi kuantitas pendidikan, yaitu memotivasi agar masyarakat sadar dan ingin
memperoleh pendidikan setinggi mungkin, sehingga diharapkan penduduk
Indonesia akan mencapai taraf pendidikan yang setinggi-tingginya. Demikian

halnya dengan segi kuantitas pendidikan beserta peningkatan mutu didalamnya,
sehingga lazim dikatakan bahwa "semakin tinggi taraf pendidikan seseorang,

maka semakin tinggi pula tarafproduktifitasnya «, dengan kata lain produktifitas

yang baik tidak akan muncul dengan sendirinya, tetapi akan lahir melalui proses

pendidikan yang dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna (Human Capital,
Gary S. Becker, 1967,4).

Pembangunan pendidikan yang berorientasi kepada segi kuantitas telah
lama melalui jenjang pelita I sampai dengan pelita berikutnya, yang salah satu

tendensinya ; untuk memenuhi masyarakat Indonesia dalam hak dan

kewajibannya, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945, yaitu
bahwa "Tiap-tiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pengajaran"
(Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1).

Pada sisi yang lain peningkatan segi mutu pendidikan ditujukan untuk
memenuhi perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan serta teknologi.
Perkembangan pembangunan dalam bidang pendidikan memiliki peran

serta fungsi yang sangat strategis dalam rangka menghadapi tantangan dimasa kini
dan masa mendatang, sehingga dapatlah dikatakan bahwa maju mundurnya suatu

bangsa salah satunya ditentukan oleh masyarakatnya, sehingga fungsi utama bagi

peningkatan sumber daya manusia adalah dengan peningkatan pendidikan bagi
warga dan masyarakat Indonesia.

Perhatian terhadap bidang pendidikan merupakan salah satu pemberdayaan

masyarakat yang harus dilaksanakan juga dipelihara dengan tujuan seperti yang
diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945, yaitu untuk -mencerdaskan

kehidupan bangsa, (Pedoman Pelaksanaan Wajib Belajar, Pemda Tingkat I Jawa
Barat, 1997,10).

Dalam Undang-undang No.2 tahun 1989 mengenai sistem pendidikan

nasional, yaitu pada pasal ke-14, menyebutkan : bahwa warga negara yang sudah
berusia 6 tahun, berhak untuk mengikuti pendidikan, dan yang 7 tahun, wajib

mengikuti pendidikan dasar atau yang sederajat sampai tamat (UUSPN, 13).

Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang dilaksanakan selama
sembilan tahun ; diselenggarakan enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di
sekolah lanjutan tingkat pertama dan yang sederajat (Sarahan, Buletin Bulanan E
tahun 1977,11). Dengan demikian, maka kewajiban bagi setiap warga negara

ketika sudah mencapai usia enam tahun sampai tujuh tahun, maka dinyatakan
berhak dan wajib mengikuti bahkan sampai menamatkan pendidikan 9 tahun,
sehingga apabila seseorang sudah menamatkan jenjang tersebut, maka anak
bersangkutan berhak untuk menyandang tamatan pendidikan dasar.
Pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar merupakan perwujudan dari

pada Undang-undang Dasar 1945, GBHN, juga Undang-undang No.2 tahun 1989,
serta Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990, yang sebelumnya dicanangkan

pada tanggal 2 Mei 1984, bagi anak-anak usia 7 tahun sampai dengan 12 tahun.
Berdasarkan kemajuan yang telah dicapai, maka tanggal 2 Mei 1948,

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dicanangkan
keberhasilannya dalam 15 tahun kedepan. Sehingga pada keputusan semula,

pendidikan dasar bagi anak Indonesia dianggap akan tuntas apabila sudah
mencapai 15 tahun sejak pencanangannya.

Akan tetapi pengesahan tersebut dicanangkan lagi pada tahun berikutnya

pada awal 22 Mei 1996 mengupayakan agar mempersingkat jangka waktu
penuntasannya, sehingga dengan kebijakan tersebut, penuntasan Wajar menjadi 10

tahun sejak ditetapkannya keputusan tersebut, berarti bahwa paling lambat pada
tahun 2003 awal, masyarakat Indonesia sudah mengenyam dan menamatkan

pendidikan dasar, dan pada tahun 2003 nanti Program Pendidikan Dasar 9 tahun
dianggap tuntas secara optimal.

Sasaran utama program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun adalah
menumbuh kembangkan aspirasi pendidikan bagi orang tua dan anak didik, untuk

memasuki pendidikan dasar, sehingga dengan demikian, maka pengertian wajib
belajar semakin membuat kita sadar akan pentingnya pendidikan, sebab arti
penting belajar bagi masyarakat Indonesia, belum seperti negara-negara

yang menganggap bahwa

Universal Basic Education, yakni

maju

terbukanya

kesempatan secara luas bagi masyarakat atau peserta didik untuk memasuki

pendidikan dasar, sehingga disinilah letak peran penting dari pada administrasi
pendidikan untuk mengadakan pembenahan sistem dari pada pendidikan di negara
berkembang seperti Indonesia.
Administrasi pendidikan merupakan salah satu yang mempelajari penataan
sumber daya manusia, kurikulum, atau sumber belajar dan fasilitas untuk

mencapai hasil pendidikan yang telah disepakati, sehingga tujuan tersebut dapat

dicapai secara optimal dan tercipta susunan dengan baik dalam proses
pencapaian, (Engkoswara, 1987, 42), lebih lanjut Engkoswara mengemukakan

bahwa "administrasi pendidikan pada dasarnya adalah suatu media untuk

mencapai tujuan pendidikan secara produktifyaitu efektifdan efesien".

Hal yang senada diungkapkan pula kriteria keberhasilan administrasi

pendidikan adalah produktivitas pendidikan, yang kesemuanya dapat dilihat pada
prestasi atau efektifitas dan susunan atau efesiensi.

Pada pendapat lain diungkapkan bahwa "Productivity is a combination of
evectivines related to performance, effeciency to resource utilization, (Paul
Mail, 1987,7).

Dengan adanya inpres nomor 1 tahun 1994, tentang pelaksanaan Program

Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang merupakan perkembangan dari
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 6 Tahun, salah satu dampak yang dirasakan
semakin banyak jumlah peserta didik yang wajib mengikuti pendidikan dasar 9

tahun padahal wajib belajar 6 tahun pun masih dirasakan banyak yang belum
menamatkannya.

Salah satu negara yang sedang berkembang Indonesia, berusaha untuk

meningkatkan pemerataan pendidikan, sejak repelita ke I sampai repelita
berikutnya berusaha keras untuk terciptanya pemerataan pendidikan dan keadilan
untuk memperoleh kesempatan penuh dalam dunia pendidikan, khususnya
pendidikan dasar.

Wajib belajar pendidikan 9tahun dicanangkan semenjak awal pelita ke IV,
dimana hal ini merupakan upaya untuk mencapai pemerataan pendidikan dasar.

Ada beberapa alasan yang melatar belakangi lahimya Program Wajib

Belajar Pendidikan Dasar 9Tahun, diantaranya yang tercantum di dalam buku
pedoman wajib belajar pendidikan dasar untuk Jawa Barat tertuiis :
a. Lebih dari 80 %tenaga kerja Indonesia hanya berpendidikan sekolah dasar,

termasuk tidak pernah mengikuti pendidikan dasar, hal seperti itu jauh
dibandingkan dengan beberapa negara maju di Asean.

b. Dari segi ekonomi, pendidikan dasar 9tahun merupakan salah satu jalan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang salah satunya dapat
diberikan nilai-nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi bangsa.

c. Pendidikan merupakan Investasi Insani (Jhon Vaizey, The Economic of
Education, 1987,23), oleh sebab itu wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
diterapkan secara adil dan merata.

d. Tenaga kerja yang dianggap sebagai pemegang kapitalis, hal ini tercermin dari

pengetahuan, keterampilan, sikap dan juga produktivitas kerja, dan hal ini
salah satunya bisa terwujud dengan lewat jalur pendidikan (Human Capital ;
Gary S.Becker, 1987,32).

e. Dari segi peserta didik, peningkatan usia wajib belajar pendidikan dasar 9

tahun dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan, sehingga pada gilirannya tarap kehidupan peserta didik semakin

terangkat dengan harapan harkat dan martabat mereka akan semakin dihargai
di muka publik.

Sejak dicanangkannya Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9Tahun,

yaitu pada tanggal 21 Mei 1984, pemerintah optimis akan keberhasilannya dalam
program tersebut sebab salah satu bukti menunjukan bahwa pendapatan perkapita
masyarakat Indonesia telah meningkat sebesar 80 %atau US$ 80 pada tahun
1970 dan menjadi US$ 620 pada tahun berikutnya tahun 1984.

Sementara dalam prakteknya, kenyataan membuktikan bahwa jumlah
peserta didik yang masuk dalam kategori wajib belajar enam tahunpun masih

banyak yang belum menyelesaikan jenjang tersebut, karena salah satunya ialah
hambatan ekonomi keluarga orang tuanya yang re.latif rendah, terbukti secara

absolut baik lulusan SD maupun siswa baru kelas I SLTP menunjukan kenaikan

yang berarti, namun prosentase angka kelanjutannya hampir tidak beranjak. Data
tahun terakhir tersebut menunjukan bahwa 75,09 %dari anak yang termasuk

sekolah dasar dapat menyelesaikan studinya hingga kelas VI (lulus), dan hanya
45,24 %saja dari mereka yang lulus dapat melajutkan ke SLTP, pada tahun 1969

hal yang sama menunjukan bahwa mereka lulus dan hanya sekitar 40,00 %saja

dari mereka yang lulus dan mengenyam pendidikan di tingkat SLTP (Britton,
1969;186), keadaan tersebut menunjukan bahwa upaya mengurangi

drop out

pada tingkat SD selama ini dapat dinilai "berhasil", tetapi upaya meningkatkan
angka melanjutkan belum memperlihatkan hasil memuaskan.
Sebagai gambaran hasil perolehan dan kemajuan program wajib belajar

pendidikan dasar 9 tahun sejak dimulai perintisan sampai dengan tahun
1996/1997, dipropinsi Jawa Barat menggunakan salah satu tolak ukur

keberhasilan, yaitu dengan angka partisipasi penduduk 13 tahun sampai 15 tahun
di SLTP/sederajat, yang dikenal dengan angka partisipasi kasar (APK) dan angka
partisipasi mumi (APM) atau yang lazim disebut dengan GER dan NER.
Penelitian terdahulu membuktikan bahwa perkembangan usia anak 12

tahun dan 13 tahun sampai 15 tahun dalam waktu kurun 1993/1994 sampai

dengan tahun 1996 sampai 1997, rata-rata pertumbuhan anak usia 7-12 tahun
pada tingkat nasional 3,9, tingkat propinsi 9,07 %, tingkat Kodya 0,10.
Memperlihatkan kondisi tersebut Propinsi Jawa Barat dalam pertumbuhan

penduduk yang berusia 7-12 tahun dan 13-15 tahun melebihi tingkat nasional,

akan tetapi untuk tingkat Kotamadya Cirebon posisi dari pertumbuhan baik
terhadap propinsi, maupun tingkat nasional masih relatif kecil.

Penyelenggraan pendidikan dasar dituntut mampu mengelolah dan bahkan

mengembangkan segala potensi yang ada, baik potensi alam maupun potensi

sumber daya manusia itu sendiri, yang semuanya dapat dilakukan dengan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Dalam UUSPN No.2 tahun 1989 dijelaskan bahwa penyelenggaraan
pendidikan merupakan tangling jawab bersama antara pemerintah, masyarakat
dan orang tua, oleh karena sebab itu, untuk mengatur dan mengejawantahkan
tanggung jawab di maksud maka diterbitkanlah PP No. 39 tahun 1992 mengenai
peran serta masyarakat, yang selajutnya dikatakan "masyarakat berfungsi dan

bertanggung jawab untuk memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan
tnengembangkan pendidikan nasionaV (UUSPN). Pada pasal ke-3 dikatakan,

bahwa peran serta masyarakat bertujuan mendayagunakan kemampuan yang ada
pada masyarakat untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Hal diatas dengan tanggung jawab utama dari seorang administrator , yaitu
untuk

melaksanakan

sistem yang

produktif,

jadi

administrator

harus

mendayagunakan segala sumber daya yang ada seoptimal mungkin dalam
mencapai tujuan dari sistem tersebut, juga untuk mendayagunakan informasi

tentang

kinerja yang

sedang

dan telah

dilakukan untuk

meningkatkan

penyelenggaraan operasional yang berkesinambungan.

Sistem pendidikan dan linglkungan sekitamya berintegrasi secara tetap,

oleh karena itu disebut sistem terbuka. Jadi sitem terbuka merupakan sistem yang
dipengaruhi oleh sitem lain, baik berfungsi secara atau sebagai input atau output,

10

analisis input dan output khususnya berguna pada sistem sosial yang komplek
yang disebut organisasi.
Organisasi yang produktif adalah organisasi yang seimbang antara input
dan otput dapat dinyatakan dalam

persamaan yang disebut dengan fungsi

produksi. (Moekizat, 1971,47).

Konsep produksi sebaiknya dalam literatur administrasi pendidikan,
beberapa tujuan, antara lain :

1. Menekankan pada bahwa banyakl cara untuk memproduksi pendidikan.
2. Fungsi

produksi

memberikan

dasar

secara

matematis

untuk

model

pengambilan keputusan.

Fungsi produksi digunakan sebagai dasar untuk menguji tiga tipe yang

berbeda mengenai hubungan input-otput dari sudut pandang penggunaannya yaitu
administrator, psikologis dan ekonomis.

Masalah utama dari analisis sistem tersebut adalah untuk menentukan

secara alamiah pengaruh pencapaian dari sekolah dan latar belakang siswa.

Ada tiga jenis untuk memudahkan pentingnya analisa terhadap lingkungan bagi
pendidikan antara lain, dikutip dari buku ( The Productive School, J. Alan
Thomas; 1971,17-19).

11

1. Model Aditif

Environmental Effect

Output
School Effect

Menurut model ini, pengaruh sekolah dan lingkungan terpisah, tetapi bersifat
aditif.

2. Model Sistem Terbuka

Environmental Effect

Environmental Effect

"* Output

Menurut model ini, lingkungan secara alamiah mempengaruhi input sistem
sekolah.

3. Model Interaktif

School Effect

Output
Enverionmental Effect

12

Menurut

model

ini,

interaksi

timbal

balik

antara

sekolah

dan

lingkungannya mempengaruhi kualitas output. Model ini cocok sebagai alat untuk
memperjelas tetapi sangat kompleks.

Salah satu lembaga pendidikan yang dianggap merupakan hasil peran serta
masyarakat terutama kepedulian akan pendidikan.

Merujuk pada pasal 2 peraturan pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang

peran serta masyarakat dalam sistem pendidikan nasional, maka peran serta
masyarakat berfungsi dalam mengembangkan pendidkan nasional.
Dalam mengejawantahkan peran serta masyarakat guna mengembangkan

pendidikan nasional, maka diperlukan adanya pengembangan hubungan antara
lembaga pendidikan dasar dengan masyarakat.

Otong Situsna menggaris bawahi pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat
antara lain .

a. Untuk mengembangkan pemahaman tentang maksud dan saran-saran dari
sekolah.

b. Untuk menilai program sekolah dalam kata-kata kebutuhan-kebutuhan yang
terpenuhi.

13

c. Untuk mempersatukan orang tua murid dengan guru-guru dalam memenuhi
kebutuhan anak didik.

d. Untuk mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sekolah
dalam era pembangunan.

e. Untuk memberitahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah.

f. Untuk mengarahkan bantuan dan dukungan bagi pemeliharaan dan peningkatan
program sekolah.

Melihat kondisi diatas, maka terdapat hubungan yang intim sekali antara

lembaga pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan dengan masyarakat di
mana lembaga tersebut tumbuh dan berkembang. Guna terlaksananya hubungan
masyarakat dengan pendidikan maka perlu adanya komunikasi, komunikasi

berarti adanya hubungan timbal balik antara sekolah sebagai lembaga pendidik,

dengan masyarakat, hubungan yang hal harmonis dari keduanya dapat ditunjukan
melalui :

1. Adanya saling pengertian antara organisasi dengan pihak luar.
2. Adanya kegiatan membantu karena mengetahui peranan masing-masing.

14

3. Adanya kerja sama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa ikut
bertanggung jawab atas suksesnya usaha pihak lain, (Hadari Nawawi,
1988,74).

Madrasah Ibtidaiyah salah satu lembaga pendidikan dasar dituntut untuk
semakin tanggap atas kemajuan yang sedang di alami oleh lingkungan dan

masyarakat sekitar, sehingga komunikasi yang terjalin dengan baik akan

menghasilkan tujuan utamanya guna menggali dan mengembangkan potensi
sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat guna mengembangkan program
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Sumber daya pendidikan yang dapat digali dari masyarakat dirumuskan
oleh Tim Dosen MKDK Administrasi Pendidikan ( 1991;111) sebagai berikut:

a. Sumber manusia

b. Sumber sosial

c. Sumber kebudayaan dan agama

d. Sumber lingkungan fisik

e. Sumber materi dan keuangan

Mengacu kepada buku "The Productive School ", seharusnya keterlibatan

masyarakat dalam hal pendidikan termasuk lembaga pendidikan dasar semestinya

15

timbul secara ilmiah sedangkan tugas administrator adalah bagai mana
mengelolah dan memanage timbulnya kesadaran tersebut guna menggali sumber
daya yang ada di masyarakat tersebut dalam rangka mengembangkan program
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Mengacu kepada rangkaian permasalahan serta landasan teori menganai

administrasi pendidikan, seharusnya Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga

pendidikan dasar mampu mengembangkan programnya guna menggali serta
memanfaatkan sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat dengan mengarah
kepada pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, tetapi
pada kenyataannya lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah belum mampu

memberdayakan sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat secara optimal
, selajutnya isu sentral permasalahan dalam penulisan ini adalah bagaimanakah
lembaga Madrasah Ibtidaiyah mampu menggali dan memanfaatkan potensi
sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat dalam mengembangkan program
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

B. Masalah

1. IdentifUiusi Masalah

Penenelitian ini akan memfokuskan perhatian pada masalah bagaimana

lembaga pendidikan mampu mengembangkan serta menggali potensi sumber daya

16

yang ada di masyarakat, hal ini menjadi tanggung jawab bersama baik oleh
pengurus yayasan ataupun kepala sekolah sebagai administrator, selain itu pula,
tugas administrator berkewajiban untuk melakukan perubahan-perubahan atau
pembaharuan sehingga melalui pengembangan sekolah dengan masyarakat akan
tercapai tujuan program pengembangan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Perubahan yang dibawa oleh lembaga pendidikan diatas, sejalan dengan apa

yang diungkapkan oleh Levy yang mengatakan bahwa jika negara-negara yang
sedang berkembang ingin membuat suatu kebijakan yang efektif untuk
mengurangi angka dan tidak normalnya ataupun tingkat drop out dan untuk
meningkatkan efesiensi sistem sekolah, maka harus memahami faktor sosial
ekonomi yang mempengaruhinya, dengan demikian, maka fokus kajian ini
berbicara sekitar tiga faktor utama, yaitu : sosial, ekonomi dan pendidikan.
Beberapa isu permasalahan yang dapat diangkat dibawah ini merupakan

permasalahan yang diangkat dengan adanya pencanangan program wajib belajar
pendidikan 9 tahun, diantaranya :

1. Rendalmya ekonomi masyarakat, hal ini akan mempengaruhi pendidikan baik

langsung ataupun tidak langsung.

17

2. GN-OTA merupakan salah satu gerakan yang ikut mendukung bidang
pendidikan dasar belum mampu membawa aspirasi masyarakat, sehingga
keberadaan lembaga itu sendiri belum diketahui banyak oleh publik.
3. Dengan adanya perencanaan wajib belajar pendidikan 9 tahun, maka makin
bertambah pula anak yang

termasuk kedalam usia sekolah yang belum

mampu menamatkan pendidikan dasar, sehingga dengan adanya pencanangan
wajib belajar 9 tahun, maka semakin bertambah pula anak yang drop out dan

tidak mampu melangkah kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Lembaga Madrasah Ibtidaiyah dalam hal ini dituntut untuk mencari bentuk

hubungan yang ideal antar sekolah sebagai lembaga dengan masyarakat sebagai
lingkungannya dimana sekolah tersebut berada, Made Pidarta (1986 :372-3737)
mengemukakan bentuk-bentuk hubungan tersebut sebagai berikut:
a Aktivitas siswa / kelas atau tingkat kelas

b Aktivitas guru, beberapa guru, atau guru bidang studi
c

Media masa

d Kunjungan orang tua ke sekolah

e Pertemuan dengan kelompok masyarakat yang menaruh perhatian kepada
pendidikan disekolah

18

Adapun untuk menjalin hubungan tersebut dapat terjadi melalui :
a Kepala sekolah

b

Guru

c

Siswa

d

BP-3

e

Alumni

f

Mass media

g Organisasi Kemasyarakatan

h Kegiatan non sekolah

Kegiatan - kegiatan diatas akan mempengaruhi hunbungan atau jalinan
informasi yang diperoleh dari masyarakat, juga informasi yang disampaikan oleh
sekolah untuk masyarakat rkan mempengaruhi terhadap penggalian dan
pengembangan potensi sumber daya pendidikan di masyarakat yang dilakukan
oleh kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga pendidikan dasar untuk
mengembangkan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Berdasarkan permasalahan diatas,

maka masalah tersebut

dapat

diungkapkan dalam sebuah pertanyaan yaitu " Sejauh manakah kelembagaan

19

Madrasah Ibtidaiyah memanfaatkan potensi sumber daya pendidikan yang
ada di masyarakat ?

2. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dikemukakan beberapa pertanyaan

yang ingin diperoleh jawabannya melalui penelitian yang akan dilaksanakan
sebagai berikut:

a

Apakah yang menjadi dasar dan tujuan adanya hubungan yang baik antara
lembaga pendidikan dasar dengan masyarakat ?

b Bagaimanakah proses pengelolaan hubungan dengan masyarakat yang
dilakukan oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah ?

c Bagaimanakah masukan-masukan dari masyrakat dapat berperan bagi
kemajuan Madrasah Ibtidaiyah ?

d Bagaimanakah bentuk dan kegiatan dari lulusan Madrasah Ibtidaiyah dapat
berperan serta aktif dalam pembangunan pendidikan di masyarakat ?

e Apa sajakah saluran komunikasi yang digunakan dalam proses pembinaan

hubungan antara masyarakat dengan kelembagaan

Madrasah Ibtidaiyah

?

serta methode manakah yang paling tepat untuk dilaksanakan ?

20

20

f Hambatan-hambatan apa sajakah yang dialami oleh pihak lembaga dalam
menyampaikan

pesan,

dan

menjalin

kerja

sama

dengan

pihak

masyarakat ?

g Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh pihak lembaga untuk
menyelesaikan permaslahan dan hambatan-hambatan yang ada ?

h Bagaimanakah tanggapan pihak masyarakat terhadap komunikasi yang
dilakukan oleh pihak lembaga ?

i

Bagaimanakah hubungan antara kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan
Instansi terkait ?

j

Bagaimanakah hasil yang diperoleh dengan adanya komunikasi antara pihak
lembaga dengan masyarakat dalam rangka peningkatan keefektifan hubungan
tersebut ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini diarahkan untuk dapat menjawab pertanyaan pertama
yakni " sejauh manakah keefektifan antara pihak lembaga Madrsah Ibtidaiyah

dengan masyarakat, dan bagaimanakah impilkasinya terhadap peningkatan

21

kinerja kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dalam memanfaatkanpotensi sumber
daya manusia yang ada di masyarakat".

Penelitian ini mencoba mengaplikasikan teori tentang pengembangan

program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan jalan mengungkapkan
sejauh manakah keefektifan hubungan antara kelembagaan Madrsah Ibtidaiyah
dengan masyarakat.
b. Tujuan Khusus

Tujuan utama dalam penelitian ini untuk :

1. Mendeskripsikan tujuan dikembangkannya hubungan antara kelembagaan
Madrsah Ibtidaiyah dengan masyarakat.

2. Menganalisis saluran komunikasi yang dipergunakan pihak lembaga dalam
menjalin hubungannya dengan masyarakat.

3. Mendeskripsikan tanggapan masyarakat mengenai jalinan hubungan antara
kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakat.

4. Memperoleh data mengenai kinerja kelembagaan Madrsah Ibtidaiyah dalam
memberdayakan masyarakat guna tercapainya pola pengembangan program
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

LI

2. Manfaat penelitian

Penelitian ini secara teoritik bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan

dan jenjang setaraf yang lebih tinggi, juga perbaikan kearah pengelolaan sumber

daya masyarakat di dalam mengembangkan program wajib belajar, yang ada pada
gilirannya akan membuka kesadaran masyarakat bahwa pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah sehingga
program wajib belajar pendidikan 9 tahun akan terlaksana dengan baik khususnya
di Kotamadya Cirebon.

Secara praktek penelitian ini berguna bagi peneliti dalam mengembangkan

wawasan keilmuan mengenai hubungan kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan
pihak masyarakat.

Penelitian ini akan menjadi pegangan pokok bagi Administrator pendidikan

dasar dalam menjalin hubungannya dengan masyarakat dimana lembaga tersebut
berada, sebab pada gilirannya maju mundurnya suatu program pendidikan salah

satunya dapat diukur sejauh manakah lembaga tersebut dapat menjalin hubungan
yang harmonis dengan pihak masyarakat.
D. Asumsi-asumsi Tentang Masyarakat

Pertama, Kunci utama untuk memahami organisasi sebagai suatu sistem terbuka

adalah adanya pengakuan bahwa "organisasi itu berinteraksi dengan

23

lingkungannya, sehingga perubahan ataupun kebijakan yang dilakukan oleh

pihak

lembaga

manapun

harus

tetap

memperhatikan

keberadaan

lingkungannya ".

Kedua, Suatu organisasi dapat dikatakan sebagi pengembang mekanisme
pemantauan

dan umpan balik serta mengikuti lingkungan dengan cara

menghindari perubahan lingkungan dengan membuat penyesuain yang efektif bila
dibutuhkan.

Ketiga, Proses perubahan suatu organisasi dalam rangka mengadakan

penyesuaian dengan lingkungannya akan menghadapi tiga tahapan : Mengakui
adanya variasi di mana suatu organisasi berada, mengadakan seleksi dari variasi
yang paling penting lagi dan kinerja yang menopang kembali variasi yang
diseleksi.

Keempat, Organisasi bergantung pada lingkungannya sampai batas tertentu tetapi
kita tidak mengabaikan bahwa ada organisasi yang selalu bergantung pada

lingkungannya, oleh sebab itu efek lingkungan terhadap suatu organisasi
merupakan fungsi dari kerentaannya. Pavis Jacobs ; Dependenci and
vulnerability ; an exchange apprauch to the control of organijations, administrative
science quarterly, 1974,45).

24

E. Kerangka
Acuan Penelitian
•to'

Kerangka acuan penelitian merupakan landasan atau pola pikir yang
ditempuh dalam mengkaji permasalahan penelitian. Paradigma ini disusun
berdasarkan pada tinjauan terhadap efektifitas hubungan antara pihak lembaga

Madrasah Ibtidaiyah dengan lingkungan tersebut berada, hal tersebut ditinjau dari
beberapa sudut pandang antara lain ;

Pertama, dengan adanya pencanangan program wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun maka semakin bertambah jumlah anak usia sekolah yang drop out,

maka dengan adanya kebijakan pencanangan program tersebut, semakin
bertambah jumlah anak yang tidak dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang
lebih tinggi setaraf dengan SLTP.

kedua,

Madrasah Ibtidaiyah dalam susunan kepengurusan wajib belajar

pendidikan dasar 9 tahun berada dibawah komando Depdikbud, sehinggga

rangkaian kegiatan baik dari program ataupun pelaksanaan mengacu pada
program yang telah ditetapkan dan dibawah naungan / pengawasan Depdikbud,
walaupun hal ini menyulitkan dalam akurasi data.

25

Ketiga, GN-OTA sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam ikut

menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun kurang dapat
berperan secara optimal.

Keempat,

rangkaian

permasalahan

diatas,

meumbuhkan

peluang

bagi

kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dengan semakin meningkatkan kinerja guna
ikut serta dalam menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Kelima, komunikasi yang dilakukan antara kedua beiah pihak masyarakat sebagai
pendukung dan penyelenggara pendidikan dan institusi sebagai wadah atau arena

yang bergerak dalam melaksanakan program pendidikan secara berjenjang.
Keenam. dari ragam sumber daya pendidikan yang dapat digalai dari masyarakat

antara lain adalah ; manusia sebagai sumber; sumber sosial, kebudayaan dan
agama, lingkungan fisik dari keuangan atau material, dalam penelitian ini
dilakukan analisis terhadap pengembangan sumber daya manusia sebagai
pengelola kelembagaan Madrasah Ibtidaiyah dalam menjalin komunikasi dengan
masyarakat.

26

F. Kerangka Pemikiran
Wajar Dikdas 9 tahun

Masalah

Lembaga MI

Bagaimana memberdayakan masyarakat dan
memanfaatkan potensi sumber daya pendidikan
+ yang ada pada masyarakat guna pengembangan
program wajar Dikdas 9 tahun di Madrasah
Ibtidaiyah

Pembinaan hubungan MI
dengan masyarakat

Pola Komunikasi

Penarikan pemanfaatan sumber daya yang efektif

Madrasah ibtidaiyah yang berkualitas

27

Kerangka tersebut diatas menunjukkanbahwa program wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan karena tuntutan zaman dan
era yang semakin mendorong kita melakukan pembenahan dalam pendidikan
dasar, Madrasah Ibtidaiyah dalam hal ini sebagai salah satu lembaga pendidikan

dasar yang mengemban misi yang berat guna mengantarkan siswa kejenjang

pendidikan setaraf lebih tinggi diatasnya untuk dituntut memberdayakan
masyarakat, dengan harapan potensi serta sumber daya pendidikan yang ada
pada masyarakat tersebut dapat timbul secara alamiah, sehingga pengembangan

program wajib belajar pendidikan wajib belajar 9 tahun dapat terwujud.
Salah satu kendala yang dihadapi oleh Administrator pendidikan dasar

(kepala sekolah MI) adalah bagaimana memanfaatkan sumber daya pendidikan
yang ada dimasyarakat tersebut secara optimal, beberapa langkah yang ditempuh
oleh Administrator pendidikan antar lain menjalin hubungan anatar sekolah

dengan masyarakat yang langkah awalnya telah direncanakan dalam bentuk
program yang dilaksanakan dengan jalur komunikasi dan dilakukan pengawasan
dari kedua belah pihak guna terciptanya hubungan yang efektif.
Dari uraian diatas, maka hasil penelitian dapat tergambar secra umum

yang difokuskan kepada :

1. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa

28

2. Hubungan sekolah dengan alumni

3. Hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan lain (lembaga pemerintah dan
swasta)

4. Hubungan sekolah dengan yayasan

5. Hubungan sekolah dengan masyarakat

Hasil akhir dari penelitian ini, teifokus pada keefektifan kepala sekolah

Madrasah Ibtidaiyah sebagai Administrator dan supervisor dalam memanfaatkan
potensi sumber daya pendidikan yang ada dimasyarakat.

80

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A.

Metode penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan gambaran mengenai

hubungan-hubungan sekolah dasar dengan masyarakat dalam rangka
pengelolaan sumber daya pendidikan yang ada di masyarakat, dengan
mengacu kepada manajemen dan disiplin ilmu organisasi, maka

penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan peran serta masyarakat
berukut daya dukungnya terhadap keberhasilan program wajib belajar

pendidikan dasar 9 tahun. Penelitian ini difokuskan kepada pengelola

pendidikan yang dalam hal ini ; Kandekdikbud, kepala sekolali SD/Mt
swasta dan negeri dalam mengembangkan hubungannya dengan
masyarakat .

Metode neuelitiaii van? dipeivunakan di.dal.ain penehtian ini adalah

dengan metode kualitatif dengan menggunakan analisis sistematik, 3'aitu
iSpViiai' interaksi vam> dilakukan oleh pihak lembaga pendidikan terhadap

masvarakat guna memanfaaikan sumber daya pendidikan yang ada

diinasvaiakHt berikut daya dukung masyarakat

guna mendukung

keberhasilan dan pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar
9 tahun.

Melalui penelitian kuafHatil ini, uiaka peran soiia masyarakat diamati.
untuk memahami daya dukungnya terhadap program wajib belajar

pendidikan dasar 9 tahun.. dilain pihak maka sekolali sebagai lembaga

pendidikan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan program

wajib belajar terlebih. pengelola pendidikan memiliki tanggung jawab

81

untuk mengembangkan dua. potensi yang dominan yaitu daya dukung
masyarakat dan pelaksanaan

program lembaga

guna tercptanya

pengembangan program wajib belajar' pendididkan dasar 9 tahun di
k otan»ad y a Cirebon.

Karakteristik penelitian. kua.kitatif mi memiliki ciri natural setting
atau setting alami,. maka dalam hal mi penulis berinteraksi langsung

dengan situasi dengan situasi dengan kelompok masyarakat yang
diamati, hal ini berarti peneliti memperoleh data langsung dari sumber
penelitian, disamping itu penelitian ini berusaha untuk memahami daya
dukung

masyai'akat

mengungkapkan

terhadap

pendidikan

sasaraiisasaran yang

dasar

dilakukan

oleh

dan

juga

pengelola

pendidikan guna memaniaatakati sumber daya pendidikan yang ada di
masyarakat guna mengembangkan program wajib belajar pendidikan
dasar 9 lahun di kotamadya Cirebon,

B- Stibvek peiteliHan
Jfc.

Peinihhan subyek penelitian ini. dilakukan dengan teknik "purposive
sampling", yaitu meinilili dan menentukan beberapa sumber data yang
benar-benar menguasai masalah-masalah yang berhubungan dengan

pengembangan hubungan pendidikan dasar dengan. masyarakat dalam
ranvka oemanfaatan sumber dava pendidikan yang ada di. masyarakat

gmia terciptanya pengembangan program wajib belajar pendidikan dasar
9 tahun di kotaniadva (Cirebon.

Untuk keperluan diatas, maka dalam lial ini penults menentukaii

subyek penelitian terdiri dan; Kandepdikbud Kodya Cirebon, KepaJa
Sekolali Ml swasta dan negeri, Kakandepag Kodya Cirebon, dan tokoli
masvarakat.

Data Yang Diperlukan

Data yang diperlukan didalam penelitian mi tedapat dua vari.abet
data; data pertama yaitu mengenai daya dukung masyarakat terhadap
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, sedangkan data yang
kedua yaitu mengenai sasaran-sasaran yang dilakukan oleh pihak

pengelola. pendidikan guna memaiitaatkan sumber daya pendidikan
sumber daya yang ada pada masyarakat yang salah satu tujuan

pokoknya yaitu untuk mengembangkan program-program wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun di Kotamadya Cirebon.

('.'. Peng uni piilan Da (a
Teknik nengumpulan data dalam nenefiban im dilakukan dengan

nient'v,unakan am>ket, dokumentasi. dan wawancara

dimana ketiga

teknik tersebut satu dengan lainnya saling uieiidukung dan melengkapi

didalam memperoleh data yang diperlukan pene.iiti. terutama untuk
tneiens>kar>i data menyenai nernaniaaian somber daya nendioikan yanv:
*\d*

di

masvarakat

smna

mem»euibam>kan

nrovtv.ut

waijb

beiatar

pendidikan. dasar 9 tahun d! Kotamadya ( 'iivbon.
a. V\Jav**ant'at'a

Wawancara dilakukan

dengan

meilggunakan

jvdinnrt!!

yang

ierdanal didalam kisi-kisi r>eneiiiian. deiv-'an waw,-iiu ,riti mi maka akan

diperoleh data menpeuai nerummbanvan Imbunv'.an riend.idikau dasar

dengan masyarakat.

h, Aticket

Aiigket dipergunaka.it untuk melengkapi data mengenai respon

masyarakat dengan adanya program wajib belajar pendidikan dasar 9
tahun di. Kotamadya Cirebon.

c. Dokumentasi

Dokmnentasi dipergunakan untuk melengkapi infonnasi yang

diperoleh melalui wawancara dengan. angket., dengan data mi maka
diperoleh data

tertulis

mengenai

hubungan masyarakai

dengan

pendidikan; yaitu sejauhmana keterkaitan antara lembaga pendidikan
dem>a n masvarakat.
d, Pelaksanaan Penelitian

Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu ; tabap

orientasi, tahap eksplorasi, dan tahap pengecekan data,
Nasution menjelaskan mengenai taliapan berikut, (1.988, t-viM),
1. Orje.it last

Orientasi dilakukan para, survei dan pendekatan. kepaaa masyaiakat

yang menjadi tempat penelitian,.

dalam tahapan ini dilakukan

nenvempurnaan desain oenelitian dengan pembimhig.

Pada tahao ini dilakukan ^.vavi'ancara secara resmi dengan piiia.K lerkaii,

sepevli ; Kandepdikbnd Kodya Cirebon,. Kepala Sekoiab Mi dan tokoh
vnasyai aKai.

2j: Tahap kksphirasi

Pada taliap ini dilakukan pengnmpulan data mengenai pengeiotaan
]11iI>11iihrin masyarakai dengan lembaga pendidikan dasai' oien pengeiola
pendidikan sepeiti Vang diungkapkan diaias.

f-'ada tahapan ini dilakukan studi dokumeniasi atas berbaga! kegiata

n

yan? dilakukan oleh lembaga pendidikan yang berhn.binigan ciengaT
kevtaian masyaraKai.

3. Taha.r» Akmasi Data

84

Tahapan ini dilakukan dengan kegiatan pengecekan data dan infonnasi

yang dikumpulkan, hal ini dilakukan untuk meyakinkan agar hasil penelitian lebih
dapat dipercaya.
D, Pengolahan dan Analisis Data

Berdasarkan informasi yang telah dihimpun, maka dilakukan analisis dan

interpretasi, analisis data ini dilakukan dari mulainya penelitian sampai dengan

berakhirnya penelitian.Interpretasi dilakukan berdasarkan landasan teoritis yang
berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan.

Analisis data ini dilakukan dengan mengikuti prosedur seperti yang
diungkapkan oleh Miles dan Huberman (1992;16-20). Dan oleh Nasution

(1988;129-130). yaitu "reduksi data", display data serta mengambil kesimpulan .
adapun kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan melalui tahapn sebagai berikut:
1. Reduksi data, melakukan rangkuman data , proses pemilihan hal-hal

yang pokok dan difokuskan kepada hal-hal yang berkaitan dengan
masalah kelembagaan Madrasah Ibtidaiyali dalam menjalin hubungan
dengan masyarakat.

2. Display datajial ini dilakukan dengan jalan merangkum catatan-catatan

yang dihimpun di lapangan agar mempermudah daiam mengambil
kesimpulan yang akurat.

3. Mengambil kesimpulan, menarik suatu kesimpulan dari data tampak

dalam display data, sehingga data tersebut memeiliki arti yang

85

mendukung keberhasilan dalam penelitian serta mendapatkan hasil
penelitian yang akurat.
E. Validitas Temuan Penelitian

Tingkat kepercayan hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh tiga kriteria;
(a) kredibilitas (validitas internal), (b) transferabilitas (validitas eksternal),

(c)defendabilitas (reabilitas), dan konfinnabilitas (objektifitas),
(Nasution;l 988,124).
/. Kredibilitas

Kredibilitas untuk mengukur kebenaran dari data nara sumber. Untuk mencapai
hal tersebut penelitian dilakukan dengan :

a

Triangsulasi, mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dari
sumber lain, hasil dari serangkaian data dicek kebenarannya kepada nara
sumber yang dianggap kompeten.

b Pembicaraan dengan kolega, hal ini dilakukan dengan peneliti dengan
membahas catatan lapangan dengan kolega dan teman yang dianggap
memiliki kredibilitas dibidang penelitian.
c

Penggunaan bahan referensi,

2. Trtmsferahilitas

Hal ini dimaksudkan untuk menegcek sejauh mana hasil penelitian dapat
diterapkan atau digunakan didalam situasi lain (eksternal Validitas).
3. Defenbilitas dan Konfirmabilitas

86

Hal ini merupakan salah satu kebenaran dalam penelitian kualitatif yang
pengertiannya sejajar dengan reliabilitas dalam kuantitatif, yakni mengupas
konsistensi hasil penelitian.

Objektivitas dan kebenaran dapat dilakukan dengan cara "audit tri(d", yakni
melakukan pemeriksaaii secara ulang dan sekaligus melakukan konfirmasi

inenyakinkan kebenaran hasil penelitian, upaya yang dilakukan peneliti melalui :
a Data mentah melalui wawancara direkapitulasi dengan cermat.
b Menyeleksi data dengan menyusun secara sistematis.

c Membuat hasil sintesa data berupa penafsiran dan kesimpulan.
d Melaporkan hasil penelitian .

131

BAB

V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Merujik pada permasalahan inti yang ada pada penelitian ini,

terungkap bahwa hubungan antara lembaga Madrasah Ibtidaiyah

dengan masyarakat akan menentukan pencapaian hasil pengembangan
programwajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di Kotamadya Cirebon,
secara sfesifik hasilpenelitian ini diuraikan sebagai berikut:

Pertama, masukan yang diterima oleh lembaga Madrasah Ibtidaiyah
yang berasal dari masyarakat ikut menentukan arah dan kebijakan yang
dibuat

oleh

lembaga

Madrasah

Ibtidaiyah,

sehingga

dalam

mengaflikasikan program pengembangan wajib belajar pendidikan

dasar 9 tahun tidak terlepas dari bagai mana bentuk masukan yang
datang dari masyarakatnya, baik berupa tenaga, jasa dan harta yang
kesemuanya mendukung program lembaga dalam pengembangan
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Berdasarkan data statistik dengan data yang nampak dapat dipastikan
masyarakat yang berdomisili di Kotamadya Cirebon 90 %beragama

132

Islam sehingga memudahkan bagi lembaga dalam menjalin kerjasama
dengan masyarakat selain bantuan jasa, dan tenaga serta harta,
masyarakat bagi lembaga Madrasah Ibtidaiyah merupakan sumber
masukan yang sangat berarti, pada garis besarnya sumber masukan itu
dapat berasal dari lembaga keagamaan seperti Bazis, dan dukungan dari
pihak pesantren seperti pihak yayasan.

Kedua, ukuran keberhasilan luiusan Madrasah Ibtidaiyah, masyarakat
akan menilai sampai sejauh manakah alumnus dapat berkiprah di
masyarakat dimana alumnus berada, sehingga baik buruknya citra
luiusan Madrasah Ibtidaiyah, masyarakat akan menjadi juri tersendiri

bagi alumnus, dan masyarakat akan menilai sampai sejauh manakah
mereka beradaptasi dengan lingkungan, serta sampai sejauh manakah
mereka dapat menerapkan disiplin ilmu

agama yang mereka rrriliki

ketika di didik di lembaga Madrasah Ibtidaiyah ketika semua tuntutan
moral dari masyarakat sudah terpenuhi oleh pihak alumnus, maka

masyarakat akan semakin

bangga dan semakin tertarik untuk

menyekolahkan anaknya kelembaga pendidikan dasar di Madrasah
Ibtidaiyah.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan membuktikan dari sekian

banyak luiusan Madrasah Ibtidaiyah swasta yang tersebar di Kotamadya

133

Cirebon membuktikan bahwa hanya salah satu sekolah saja yang
membentuk organisasi Gerakan Cinta Almamater Madrasah Ibtidaiyah

yaitu Madrasah Salafiyah Kanggraksan Kotamadya Cirebon, yang
berhasil mebentuk organisasi Cinta Almamater Madrasah Ibtidaiyah,
yaitu

dengan

nama

Al-Ikhsan,

dengan

demikian

maka

akan

memudahkan memberi bantuan kepada anak yang tidak mampu untuk
sekolah kejenjang yang lebih tinggi yaitu SLTP dan sederajat
Ketiga, dalam menyampaikan pesan terhadap masyarakat lembaga
Madrasah Ibtidaiyah mengalami kesulitan yang disebabkan karena

kurangnya media informasi yang dipergunakan baik yang berhubungan
dengan madia cetak ataupun elektronik, sebab rata-rata masyarakat yang
menyekolahkan anaknya kelembaga Madrasah Ibtidaiyah berasal dari
keluarga yang menegah kebawah dan sedikit sekali yang berasal dari
golongan menengah keatas.
Lembaga

kesulitan

dalam

menyamapaikan

pesan

lewat

media

dikarenakan dana yang terbatas sehingga pada gilirannya pesan yang
mesti disampaikan kepada masyarakat disampaikan secara lisan kepada

siswa,

Dokumen yang terkait

Partisipasi Orang Tua dalam Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun

0 16 190

PERAN MUHAMMADIYAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI MASYARAKAT (Studi terhadap Ranting Muhammadiyah di Tegalombo Peran Muhammadiyah Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Masyarakat.

0 6 16

ANALISIS BELANJA PUBLIK PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN DAN KINERJA PELAYANAN Analisis Belanja Publik Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Kinerja Pelayanan Pendidikan di Kabupaten Boyolali.

0 0 14

PENDAHULUAN Analisis Belanja Publik Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Kinerja Pelayanan Pendidikan di Kabupaten Boyolali.

0 1 11

ANALISIS BELANJA PUBLIK PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN DAN KINERJA PELAYANAN Analisis Belanja Publik Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Kinerja Pelayanan Pendidikan di Kabupaten Boyolali.

0 0 17

PERENCANAAN STRATEGIK PENINGKATAN ANGKA MELANJUTKAN SEKOLAH LULUSAN SD/MI KE SLTP/MTs DALAM RANGKA PENUNTASAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN : Studi Kasus pada Program Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di Kabupaten Daerah Tingkat I

0 0 73

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PENDIDIKAN YANG ADA DI MASYARAKAT DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI : Fokus Telaah Pada Hubungan Masyarakat Universitas Advent Indonesia Bandung, Tahun 1993/1994.

0 1 75

PEMBERDAYAAN TIM KOORDINASI WAJAR DIKDAS DALAM MENINGKATKAN PERANSERTA MASYARAKAT PADA PENYELENGGARAAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN DI KOTAMADYA BANDUNG.

0 3 76

REAKTUALISASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA abstrak. 25gurubesar

0 2 24

Faktor-faktor yang Terkait dengan Rendahnya Pencapaian Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun

0 0 13